Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

MANAJEMEN KEUANGAN AGRIBISNIS

“STRUKTUR MODAL “

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 12

NAMA : FAUZAN OKNANDES

NIM : 211000454201002

DOSEN PEMBIMBING :

DELSI AFRINI,S.P,M.Si

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MAHAPUTRA MUHAMMAD YAMIN

SOLOK

TP.2023
i

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah Swt,yang mana atas rahmat dan karuniannyalah
kita bisa berkumpul bersama pada hari ini,dan menyelesaikan makalah yang bertema
“STRUKTUR MODAL”

Pada kesempatan kali ini saya mengucapkan terimakasih yang sebesar besarnya kepada
dosen mata kuliah “MANAJEMEN KEUANGAN AGRIBISNIS”yang telah memberi tugas
kepada saya

Oleha karena itu, keterbatasan dan kemampuan saya,maka kritik dan saran yang membangun
senantiasa saya harapkan semoga makalah ini dapat berguna bagi teman teman sekalian

Solok,9 oktober 2023


ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................i

DAFTAR ISI.........................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................1

A. Latar belakang............................................................................................................1
B. Rumusan masalah......................................................................................................2
C. Tujuan........................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN......................................................................................................3

A. Struktur modal yang optimal.....................................................................................3


B. Pendekatan struktur modal konsep of capital (biaya modal).....................................5

BAB III PENUTUP..............................................................................................................9

A. Kesimpulan................................................................................................................9
B. Saran..........................................................................................................................9

DAFTRA PUSTAKA...........................................................................................................10
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Struktur modal merupakan hal yang penting dalam sebuah perusahaan dan menjadi salah
satu masalah yang sering disoroti. Hal ini tidak lain karena struktur modal menentukan
komposisi modal yang akan digunakan oleh perusahaan. Menurut Sansoethan & Suryono (2016)
struktur modal merupakan proporsi pembiayaan permanen perusahaan dengan dana yang didapat
dari kombinasi utang jangka panjang, modal saham biasa, modal saham preferen, serta
akumulasi laba ditahan. Sedangkan menurut Martono dan Harjito (2014) struktur modal dapat
diartikan sebagai perimbangan jumlah utang jangka panjang perusahaan, yang tercermin pada
perbandingan hutang jangka panjang terhadap modal sendiri. Jadi dapat disimpulkan bahwa
struktur modal adalah proporsi sumber modal yang digunakan untuk kegiatan operasional
perusahan.

Struktur modal dianggap sebagai masalah yang penting dalam perusahaan, karena baik
buruknya struktur modal akan mempunyai efek langsung terhadap posisi finansial perusahaan.
Sehingga disini perlu adanya analisis yang tepat terkait komposisi struktur modal yang akan
digunakan. Akankah modal internal dari penerbitan saham dan laba ditahan harus lebih banyak
dari hutang atau sebaliknya. Dimana keputusan yang diambil memiliki resiko masing-masing.
Ketika perusahaan terlalu banyak menggunakan modal sendiri dengan menerbitkan saham hal ini
berarti kepemilikan terhadap perusahaan tersebut akan semakin banyak tersebar pada investor,
sehingga laba yang didapat akan dibagi dengan jumlah yang lebih besar. Hal tersebut, akan
membuat laba per lembar saham yang akan dibagikan kepada investor semakin turun, padahal
laba per lembar saham menjadi salah satu ukuran yang dipertimbangkan investor dalam
mengevaluasi apakan perusahaan itu sehat atau tidak. Dan penurunan laba saham tidak dianggap
sebagai perkembangan yang baik bagi perusahaan oleh para investor.

Ketika perusahaan memutuskan untuk mengambil hutang guna mendukung operasional


perusahaan, maka bisa menekan biaya pajak yang harus dibayar ke pemerintah. Namun ketika
terlalu banyak hutang yang dimiliki sebuah perusahaan ini juga akan menimbulkan masalah.
Permasalahan tersebut diantaranya yaitu (1) meningkatkan resiko kebangkrutan. Ketika
kewajiban perusahaan lebih tinggi dari aset yang dimiliki hal ini akan meningkatkan resiko
kebangkrutan, karena perusahaan tidak mampu melunasi kewajiban jika usaha tersebut
dilikuidasi. (2) menurunnya penerimaan yang harus diterima para pemegang saham. Ketika
perusahaan mendapat laba, maka perusahaan akan mengutamakan untuk membayar kewajiban
pada kreditur. Ketika kuwajiban tersebut tinggi, maka prosentase EAT yang akan dibagi ke
pemegang saham akan semakin kecil. Oleh karenanya diperlukan pengambilan keputusan yang
tepat terkait struktur modal, yaitu dengan mengoptimalkan struktur modal.
2

Keputusan struktur modal dalam perusahaan merupakan hal yang penting pentingnya
struktur modal ini karena adanya pilihan kebutuhan antara memaksimalkan return atau
menimilkan biaya modal dengan kemampuan perusahaan dalam menghadapi lingkungan bisnis
yang kompetitif. Struktur modal perusahaan adalah kombinasi dari saham-saham yang berbeda
(saham biasa dan saham preferen) atau bauran seluruh sumber pendanaan jangka panjang
(ekuitas dan utang) yang digunakan perusahaan.

B. Rumusan masalah

1. Apakah Firm Size berpengaruh positif dan signifikan terhadap Financial

Leverage?

2. Apakah Growth berpengaruh positif dan signifikan terhadap Financial

Leverage?

3. Apakah Profitability berpengaruh negatif dan signifikan terhadap

Financial Leverage?

4. Apakah Business Risk berpengaruh negatif dan signifikan terhadap

Financial Leverage?

5. Apakah Tangible Assets berpengaruh positif dan signifikan terhadap

Financial Leverage?

C. Tujuan

Penelitian yang akan dilakukan ini bertujuan antara lain :

1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh positif dan signifikan Firm Size terhadap
Financial Leverage.
2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh positif dan signifikan Growth terhadap
Financial Leverage.
3. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh negatif dan signifikanProfitability terhadap
Financial Leverage.
4. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh negatif dan signifikan Business Risk terhadap
Financial Leverage.
5. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh positif dan signifikan Tangible Assets
terhadap Financial Leverage.
3

BAB II

PEMBAHASAN

A. Struktur Modal Yang Optimal

Struktur modal merupakan hal yang penting dalam sebuah perusahaan dan menjadi salah
satu masalah yang sering disoroti. Hal ini tidak lain karena struktur modal menentukan
komposisi modal yang akan digunakan oleh perusahaan. Menurut Sansoethan & Suryono (2016)
struktur modal merupakan proporsi pembiayaan permanen perusahaan dengan dana yang didapat
dari kombinasi utang jangka panjang, modal saham biasa, modal saham preferen, serta
akumulasi laba ditahan. Sedangkan menurut Martono dan Harjito (2014) struktur modal dapat
diartikan sebagai perimbangan jumlah utang jangka panjang perusahaan, yang tercermin pada
perbandingan hutang jangka panjang terhadap modal sendiri. Jadi dapat disimpulkan bahwa
struktur modal adalah proporsi sumber modal yang digunakan untuk kegiatan operasional
perusahan.

Jika kebijakan pembelanjaan perusahaan dapat mempengaruhi ketiga faktor tersebut,


bagaimana kombinasi hutang jangka panjang dan modal sendiri yang dapat memaksimalkan nilai
perusahaan, atau meminimalkan biaya modal perusahaan, atau memaksimalkan harga pasar
saham perusahaan. Harga pasar saham mencerminkan nilai perusahaan, dengan demikian jika
nilai suatu perusahaan meningkat, harga pasar saham perusahaan tersebut juga akan naik. Dari
pengertian struktur modal yang telah dipaparkan, dapat ditarik kesimpulan bahwa struktur modal
yaitu perbandingan atau perimbangan antara hutang jangka panjang dengan modal sendiri

A. Komponen struktur modal

Menurut (Riyanto, 2013:240),struktur modalsuatu perusahaan secara umum terdiri atas beberapa
komponen , yaitu:

a. Modal sendiri

Modal sendiri adalah modal yang berasal dari pemilik perusahaan dan yang tertanam dalam
perusahaan untuk waktu yang tidak ditentukan lamanya. Modal sendiri berasal dari sumber
intern maupun sumber extern. Sumber intern berasal dari keuntungan yang dihasilkan
perusahaan, sedangkan sumber extern berasal dari modal yang berasal dari pemilik perusahaan.
Komponen modal sendiri terdiri dari :

1. Modal Saham

Saham adalah tanda bukti pengambilan bagian atau peserta dalam suatu perseroan Terbatas
(PT), dimana modal saham terdiri dari :
4

a) Saham Biasa (Common Stock) Saham biasa adalah bentuk komponen modal jangka panjang
yang ditanamkan oleh investor. Dengan memiliki saham ini berarti. Ia membeli prospek dan siap
menanggung segala resiko sebesar dana yang ditanamkan.

b) Saham Preferen (Preferred Stock) Saham preferen bentuk komponen modal jangka panjang
yang merupakan kombinasi antara modal sendiri dengan hutang jangka panjang

2. Laba ditahan

Laba ditahan merupakan sisa laba dari keutungan yang dibayarkan sebagai deviden.
Komponen modal sendiri ini merupakan modal dalam perusahaan yang dipertaruhkan untuk
segala resiko, baik resiko usaha maupun resiko kerugiankerugian lainnya. Modal sendiri ini tidak
perlu menggunakan jaminan atau keharusan untuk pembayaran kembali dalam setiap keadaan
maupun tidak adanya kepastian tentang jangka waktu pembayaran kembali modal yang disetor.
Oleh karena itu, tiap-tiap perusahaan harus mempunyai sejumlah minimum modal yang
diperlukan untuk menjamin kelangsungan hidup perusahaan. Modal sendiri yang bersifat
permanen akan tetap tertanam dalam perusahaan dan dapat diperhitungkan pada setiap saat untuk
memelihara kelangsungan hidup serta melindungi perusahaan dari risiko kebangkrutan. Modal
sendiri merupakan sumber dana perusahaan yang paling tepat untuk diinvestasikan pada aktiva
tetap yang bersifat permanen dan pada investasiinvestasi yang menghadapi resiko
kerugian/kegagalan yang relatif besar. Karena suatu kerugian/kegagalan dari investasi tersebut
dengan alasan apapun merupakan tindakan membahayakan bagi kontinuitas atau kelangsungan
hidup perusahaan.

B. Modal Asing / Hutang Jangka Panjang (Long Term Debt)

Modal Asing / Hutang Jangka Panjang (Long Term Debt) Modal asing /hutang jangka
panjang adalah hutang yang jangka waktunya adalah panjang, umumnya lebih dari sepuluh
tahun. Hutang jangka panjang ini pada umumnya digunakan untuk membelanjai perluasan
perusahaan (ekspansi) atau modernisasi dari perusahaan, karena kebutuhan modal untuk
keperluan tersebut meliputi jumlah yang besar. Adapun jenis dari hutang jangka panjang adalah
pinjaman obligasi dan pinjaman hipotik.

a) Pinjaman Obligasi Pinjaman obligasi adalah pinjaman uang untuk jangka waktu yang panjang,
dimana si debitur mengeluarkan surat pengakuan hutang yang mempunyai nominal tertentu.
Pelunasan atau pembayaran kembali pinjaman obligasi dapat diambil dari penyusutan aktiva
tetap yang dibelanjai dengan pinjaman obligasi tersebut dan dari keuntungan.

b) Pinjaman Hipotik Pinjaman hipotik adalah pinjaman jangka panjang di mana pemberi uang
(kreditur) diberi hak hipotik terhadap suatu barang tidak bergerak, agar supaya bila pihak debitur
tidak memenuhi kewajibannya, barang itu dapat dijual dan hasil penjualan tersebut dapat
digunakan untuk menutup tagihannya. Struktur modal pada dasarnya merupakan suatu
pembiayaan permanen yang terdiri dari modal sendiri dan modal asing, dimana modal sendiri
5

terdiri dari berbagai jenis saham dan laba ditahan. Penggunaan modal asing akan menimbulkan
beban yang tetap dan besarnya penggunaan modal asing ini menentukan besarnya leverage
keuangan yang digunakan perusahaan.

Struktur modal yang dioptimalkan diperkirakan dengan menghitung campuran utang dan
ekuitas yang meminimalkan biaya modal rata rata tertimbang ( WACC) suatu perusahaan
sekaligus memaksimalkan nilai pasarnya.semakin rendah biaya modal,semakin besar nilai
sekarang dari arus kas masa depan perusahaan ,tujuan utama dari setiap departemen keuangan
perusahaan adalah menemukan struktur modal optimal yang akan menghasilkan WACC terendah
nilai maksimum perusahaan (kekayaan pemegang saham).

Penentuan Struktur Modal Optimal

Karena sulit untuk menentukan struktur modal yang optimal, manajer biasanya berusaha untuk
beroperasi dalam rentang nilai. Mereka juga harus memperhitungkan sinyal-sinyal yang
dikirimkan oleh keputusan pendanaan mereka ke pasar.

Perusahaan dengan prospek yang baik akan mencoba meningkatkan modal dengan
menggunakan utang daripada ekuitas, untuk menghindari dilusi dan mengirimkan sinyal negatif
ke pasar. Pengumuman yang dibuat tentang perusahaan yang mengambil utang biasanya
dipandang sebagai berita positif, yang dikenal sebagai sinyal utang. Jika suatu perusahaan
meningkatkan modal terlalu banyak selama jangka waktu tertentu, biaya utang, saham preferen,
dan ekuitas biasa akan mulai meningkat, dan jika hal ini terjadi, biaya modal marjinal juga akan
meningkat.

Untuk mengukur seberapa berisiko suatu perusahaan, calon investor ekuitas melihat rasio
utang/ekuitas. Mereka juga membandingkan jumlah leverage yang digunakan oleh bisnis lain di
industri yang sama—dengan asumsi bahwa perusahaan-perusahaan tersebut beroperasi dengan
struktur modal yang optimal—untuk melihat apakah perusahaan tersebut menggunakan jumlah
utang yang tidak biasa dalam struktur modalnya.

Cara lain untuk menentukan tingkat utang terhadap ekuitas yang optimal adalah dengan
berpikir seperti bank. Berapa tingkat utang optimal yang bersedia diberikan oleh bank? Seorang
analis juga dapat menggunakan rasio utang lain untuk memasukkan perusahaan ke dalam profil
kredit menggunakan peringkat obligasi. Spread default yang melekat pada peringkat obligasi
kemudian dapat digunakan untuk spread di atas tingkat bebas risiko perusahaan dengan peringkat
AAA.

B. Pendekatan Struktur Modal Konsep Cost Of Capital

Dalam mempelajari struktur modal, ada beberapa teori yang dapat digunakan, diantaranya yaitu :
1. Teori Pendekatan Tradisional
6

Pendekatan tradisional merupakan salah satu teori struktur modal, dimana dalam teori ini
menjelaskan bahwa ada struktur modal optimal yang dapat digunakan perusahaan. Posisi
pendekatan tradisional menunjukkan bahwa biaya modal tidak independen terhadap struktur
modal perusahaan. Sehingga pendekatan ini percaya bahwa perusahaan dapat mengoptimalkan
struktur modal. Struktur modal yang optimal terjadi ketika margin cost of capital dari hutang riil
secara eksplisit dan implisit sama dengan margin cost of capital sendiri pada posisi ekuilibrium.
Pendekatan tradisional juga menjelaskan bahwa perusahaan bisa meningkatkan nilai total
perusahaan dengan menggunakan hutang (leverage keuangan) dalam jumlah tertentu, dimana
penambahan penggunaan hutang pada titik tertentu akan bisa menghemat biaya modal/cost of
capital (ko). Penambahan hutang juga dapat meningkatkan nilai perusahaan, karena peningkatan
hutang memiliki cost of capital yang lebih murah (Solikhadi, 2016).

2. Pendekatan Modigliani dan Miller (MM)

Franco Modigliani dan MH Miller (MM) tidak setuju terhadap pendekatan tradisional, dan
membenarkan terhadap perilaku kapitalisasi perusahaan yang konstan. Mereka berpendapat
bahwa resiko total bagi seluruh pemegang saham tidak berubah walaupun struktur modal
perusahaan mengalami perubahan. Hal ini didasari bahwa pembagian struktur modal antara
hutang dan modal sendiri selalu dapat perlindungan atas nilai investasi, sebab nilai investasi total
perusahaan bergantung dari keuntungan dan resiko (Martono dan Harjito, 2014). Menurut Hanafi
(2013), Pendekatan Modigliani dan Miller kemudian membuat model struktur modal dengan
menggunakan pajak. Dalam pendekatan ini posisi nilai perusahaan yang memiliki hutang sama
dengan perusahaan yang tidak memiliki hutang. Sehingga perusahaan yang memiliki hutang
maka nilai perusahaannya lebih tinggi disbanding perusahaan yang tidak memiliki hutang.
Adanya perbedaan ini terjadi karena bunga yang dibayarkan perusahaan dapat digunakan untuk
mengurangi pajak. Perkembangan pendekatan MM tidak hanya sampai disitu, MM
mengembangkan lagi model struktur modal dengan menambahkan pajak personal. Model MM
dengan pajak personal menjelaskan bahwa shareholder dan kreditur wajib membayar pajak
apabila menerima deviden dan atau bunga. Konsep ini dibuat dengan tujuan menekan total biaya
pajak yang harus dibayarkan kepada pemerintah.

3. Trade-Off Theory

Trade-off theory merupakan teori struktur modal yang pada hakikatnya yaitu
menyeimbangkan keuntungan yang didapat dan besarnya yang harus dikorbankan atas kebijakan
hutang yang diambil. Dalam teori ini menjelakan bahwa kebijakan hutang masih relevan selama
keuntungan yang didapat perusahaan lebih besar daripada pengorbanan yang dilakukan. Ketika
kebijakan hutang mengakibatkan pengorbanan yang lebih besar dari keuntungan yang didapat,
maka penambahan hutang tidak diperbolehkan. Trade-off theory menyatakan bahwa ketika
sebuah perusahaan memiliki sumber modal 100% dari hutang, maka keadaan perusahaan
tersebut adalah buruk. Perusahaan dengan modal keseluruhan hutang dikatakan buruk karena
dalam setiap hutang terdapat bunga hutang yang harus dibayarkan. Dengan keseluruhan hutang
7

dalam modal perusahaan, dalam setiap keuntungan perusahaan tersebut akan menggunakan
labanya untuk membayar bunga. Tentu keadaan tersebut tidak menguntungkan bagi sebuah
perusahaan. Perusahaan dapat melakukan perhitungan mengenai struktur modal optimal dengan
mempertimbangkan peningkatan profit/keuntungan dan biaya yang akan muncul. Sedangkan
perusahaan yang tidak menggunakan hutang dalam modalnya maka tidak efisien, karena
perusahaan dapat menghemat pembayaran pajak ketika perusahaan tersebut memiliki hutang.
Perusahaan yang memiliki hutang akan membayar bunga kepada kreditor, dimana pembayaran
bunga dapat mengurangi jumlah pajak yang harus dibayar perusahaan.

4. Pecking Order Theory

Menurut Husnan (2001) Pecking Order Theory atau yang sering disebut sebagai pecking
order merupakan teori yang menjelaskan mengapa perusahaan harus menentukan tingkatan
sumber dana yang paling disukai. Secara ringkas teori tersebut menyatakan bahwa (a)
Perusahaan menyukai internal financing. (b) Perusahaan berusaha mengatur rasio divide pershare
yang ditargetkan, selain itu perusahaan juga berusaha untuk tidak membuat perubahan
pembayaran dividen secara drastis. (c) Kebijakan dividen yang kaku, diikuti adanya keadaan
profitabilitas yang fluktuatif, serta peluang dalam investasi yang tidak dapat diprediksi, sehingga
kesempatan investasi lain bisa berkurang. Apabila dana hasil operasi kurang dari kebutuhan
investasi, maka perusahaan mengurangi saldo kas dengan menjual sekuritas yang dimiliki. (d)
Apabila pendanaan dari luar dibutuhkan, perusahaan bisa menerbitkan sekuritas yang paling
aman terlebih dulu yaitu dengan menenerbitkan obligasi, kemudian sekuritas, ketika masih dirasa
tidak cukup maka penerbitan saham perusahaan bisa dipilih. Singkatnya menurut teori ini
perusahaan senang dengan internal financing, yang bersal dari aliran cash flow, laba ditahan,
maupun depresiasi.

5. Agency Theory

Sansoethan ( 2016) berpendapat bahwa manajer merupakan wakil dari pemegang saham,
sebagai pemilik perusahaan. Para pemegang saham mendelegasikan wewenang kepada manajer
dengan tujuan dapat bertindak atas kepentingan mereka. Meski demikian, bukan berarti manajer
tidak memiliki tujuan pribadi, dimana tujuan tersebut kadang tidak sesuai dengan tujuan dari
shareholder. Perbedaan tujuan antara manajer dengan sherholder dapat memicu adanya potensi
konflik kepentingan (conflict of interest) sehingga perlu dikaji dalam sebuah teori. Teori yang
dapat digunakan dalam permasalahan tersebut adalah Agency Theory (Brigham dan Houston,
2009). Agency Theory menjelaskan bahwa, penyusunan struktur modal yang sedemikian rupa
dimaksudkan untuk mengurangi adanya conflict of interest. conflict of interest sendiri sering
terjadi ketika pengambilan keputusan terkait penentuan sumber modal dan pengalokasiannya.
Agency Theory, menjelaskan bahwa ketika profit perusahaan semakin turun dan pendapatan
perusahaan tidak stabil, maka permasalahan mengenai hutang akan meningkat.
8

CONTOH SOAL :
9

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Struktur modal berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap nilai perusahaan property dan
real estate. Perusahaan property dan real estate yang banyak dalam penggunaaan hutang
cenderung nilainya rendah, karena penjualan property dan real estate ini memakan waktu yang
cukup lama dan tidak bisa menyesuaikan harga jual sesuai dengan beban bunga yang terus
bertambah dengan barang yang belum laris terjual. Profitabilitas berpengaruh positif signifikan
terhadap nilai perusahaan property dan real estate, di mana semakin tinggi profitabilitas maka
deviden yang diharapkan meningkat, harga saham meningkat, dan nilai perusahaan meningkat
Ukuran perusahaan berpengaruh negatif signifikan terhadap nilai perusahaan property dan real
estate, di mana perusahaan agar memperhatikan efisiensi dalam pengelolaannya.

B. Saran

Untuk penelitian selanjutnya direkomendasikan agar dapat mengembangkan laporan


keuangan yang lebih lengkap dan periode yang lebih panjang. Menambahkan lebih banyak
variabel idependennya dan juga melakukan penelitian lebih luas lagi di lihat dari faktor eksternal
yang mendukung penelitaian yang di teliti dan juga agar penelitian ini juga berguna untuk para
peneliti yang ingin melakukan investasi di pasar saham.
10

DAFTAR PUSTAKA

Dewi, Ayu Sri Mahatma dan Wirajaya, Ary. 2013. Pengaruh Struktur Modal, Profitabilitas Dan
Ukuran Perusahaan Pada Nilai Perusahaan, E-Jurnal Akuntansi.

Moniaga, Fernandes. 2013. Struktur Modal, Profitabilitas Dan Struktur Biaya Terhadap Nilai
Perusahaan Industri Keramik, Porcelen Dan Kaca Periode 2007 – 2011. Fakultas Ekonomi Dan
Bisnis, Jurusan Manajemen, Universitas Sam Ratulangi

Anda mungkin juga menyukai