(Proposal Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Metode Riset Agribisnis)
Disusun Oleh:
211000454201006
FAKULTAS PERTANIAN
2024
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT., yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, kami panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat,hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga saya dapat
menyelesaikan Tugas Proposal Penelitian dengan judul : “Analisis Kelayakan
Usahatani Cabai Merah (Capsicum annum l) Di Kecamatan Salimpauang
Kabupaten Tanah Datar”.
Adapun tujuan pembuatan proposal ini untuk memenuhi salah satu tugas
Mata Kuliah Metode Riset Agribisnis pada Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian
Universitas Mahaputra Muhammad Yamin.
Namun tidak lepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa ada
kekurangan baik dari segi penyusun bahasanya maupun segi lainnya. Oleh karena
itu dengan lapang dada dan tangan terbuka selebar-lebarnya bagi pembaca yang
ingin memberikan kritik dan saran kepada saya sehingga saya dapat memperbaiki
kedepannya.
Penulis
i
1
BAB I
PENDAHULUAN
Holtikultura adalah sub sektor yang memiliki potensi dan kontribusi yang
besar terhadap petani. Sub sektor ini memberi peran strategis dalam pendapatan
dan penyerapan lapangan kerja. Pilihan paling menarik dari sub sektor
holtikultura adalah cabai merah. Komoditas ini harga jual nya tidak menentu
kadang tinggi, kadang rendah. Namun, meskipun pasokannya naik turun,
permintaanya tidak pernah surut.Cabai merah merupakan salah satu varietas yang
paling banyak dibudidayakan oleh petani. Cabai merah dapat diolah menjadi
berbagai macam produk, salah satunya adalah saos cabai. Cabai merah memiliki
masa tanam selama empat sampai enam bulan. Tumbuhanya berakar serabut,
pembiakanya menggunakan biji yang disemai kurang lebih selama dua minggu di
tempat khusus setelah tumbuh tunas baru dipindahkan ke lahan (Setia, 2004).
Kabupaten Tanah Datar merupakan salah satu daerah sentra produksi cabai
merah terbesar di Sumatera Barat, dengan produksi cabai merah sebanyak 20.665
ton pada tahun 2021, dengan luas panen panen 2126 Ha. Salah satu kecamatan
yang memiliki potensi dan sumber daya yang sangat menunjang untuk
2
melaksanakan usahatani cabai merah di Kabupaten Tanah Datar adalah
Kecamatan Salimpauang.
3
3. Untuk mengetahui kelayakan usahatani cabai merah di Kecamatan
Salimpauang Kabupaten Tanah Datar.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Cabai
Cabai yang pertama kali dibawa oleh Colombus ke Spanyol adalah cabai
merah (Capsicum annum L). Cabai tersebut adalah herba semusim yang berbuah
di umur 3 bulan dan berumur hingga 6 bulan. Saat ini cabai mengalami banyak
perubahan, baik dari bentuk, rasa, serta warna, seperti yang telah kita temui di
pasar (Redaksi Agro Media, 2008). Klasifikasi Cabai Merah :
Kingdom : Plantarum
Subkingdom : Tracheobionta
Devisi : Magnoliophyta
Class : Magnoliopsida
Ordo : Solanale
Famili : Solanaceae
Genus : Capsicum
2.2 Produksi
5
Produksi merupakan sejumlah hasil pada satu lokasi dalam waktu tertentu
dengan demikian dapat dikatakan bahwa produksi yaitu kegiatan yang dilakukan
guna memperoleh hasil produksi yang maksimal dengan menggunakan faktor
produksi untuk memperbesar nilai. Jika permintaan suatu produksi tinggi maka
harga ditingkat petani akan ikut tinggi, sehingga dengan biaya yang sama petani
akan memperoleh pendapatan yang lebih tinggi. Begitu sebaliknya, jika petani
telah berhasil meningkatkan produksi, tetapi harga turun maka pendapatan petani
akan ikut turun.
1. Modal
Modal usaha yang harus ada atau mampu membiaya pengeluaran operasi
perusahaan, karena dengan modal usaha yang cukup akan menguntungkan
pengusaha, juga memungkinkan bagi pengusaha untuk beroperasi secara
ekonomis dan efisien serta tidak mengalami kesulitan keuangan. Menurut Thomas
(2009:217) Modal adalah segala bentuk kekayaan yang digunakan untuk
memproduksi kekayaan yang lebih banyak.
Modal salah satu faktor produksi yang sangat penting bagi setiap usaha.
Permasalahan modal sering kali terjadi pada usaha kecil. Mudal adalah suatu
aktiva dengan umur lebih dari satu tahun yang tidak diperdagangkan dalam
kegiatan bisnis sehari-hari (Prawirosoentono, 2007:117). Menurut Astamoen
(2005:289) memberikan pengertian modal sebagai ketersediaan uang dalam
bentuk uang tunai.
2. Tenaga Kerja
6
dihabiskan orang untuk bekerja, merupukan faktor produksi yang digunakan
sepenuhnya”.
3. Luas Lahan
Luas lahan merupakan luas areal persawahan yang akan di tanam pada
musim tertentu. Secara umum luas lahan merupakan lahan pertanian berbentuk
petak-petak dan dibatasi oleh pematang untuk mengatur air. Menurut Assis et al
(2014), luas lahan merupakan faktor tunggal yang berpengaruh signifikan
terhadap pendapatan bulanan petani. Jadi, semakin luas lahan yang digarap,
semakin tinggi pula pendapatan yang diperoleh.
Usahatani (farm) adalah organisasi dari alam (lahan), tenaga kerja, dan
modal yang ditunjukan kepada produksi di lapangan pertanian. Organisasi
tersebut ketatalaksanaanya berdiri sendiri dan sengaja diusahakan oleh seseorang
atau sekumpulan orang sebagai pengelolanya. Istilah diatas telah mencakup
pengertian yang luas dari bentuk yang paling sederhana sampai paling modern. Di
Indonesia, selain usahatani dikenal dengan istilah perkebunan merupakan baagian
usahatani yang dilaksanakan secara komersial (Firdaus, 2010).
7
Usahatani merupakan ilmu yang mempelajari tentang cara petani
mengelola input atau faktor-faktor produksi (tanah, tenaga kerja, modal,
teknologi, pupuk, benih, dan pestisida) dengan efektif, efisien dan kontinu untuk
menghasilkan produksi yang tinggi sehingga pendapatan usahataninya meningkat
(Hastuti dan Rahim, 2007).
Untuk tujuan yang berbeda, biaya dapat dibedakan dalam berbagai cara
menurut Supriyono (2002) pengolahan biaya adalah proses mengelompokan
secara sistematis atas keseluruhan elemen yang ada kedalam golongan-golongan
tertentu yang lebih ringkas untuk memberikan informasi yang lebih mempunyai
arti yang lebih penting.
Biaya tidak tetap atau biaya variabel adalah biaya yang besar kecilnya
dipengaruhi oleh produksi yang diperoleh. Semakin besar volume kegiatan, maka
semakin tinggi jumlah total biaya variabel dan sebaliknya semakin rendah volume
kegiatan, makan semakin rendah jumlah total biaya variabel. Biaya satuan pada
biaya variabel bersifat konstan karena tidak dipengaruhi oleh perubahan volume
kegiatan.
8
3. Biaya total (total cost)
TC = TFC + TVC
Dimana :
2.5 Penerimaan
Pendapatan
9
- Pendapatan disposibel yaitu pendapatan pribadi dikurangi pajak yang
harus dibayarkan oleh penerima pendapatan, sisa pendapatan yang siap
dibelanjakan inilah yang dinamakan pendapatan disposibel
- Pendapatan nasional yaitu nilai seluruh barang-barang jadi dan jasa-
jasa yang diproduksikan oleh negara dalam satu tahun.
Pendapatan merupakan hasil dari penjualan barang dan pemberian jasa dan
diukur dengan jumlah yang dibebankan kepada langganan, klaim atas barang dan
jasa yang disiapkan untuk mereka. Pendapatan adalah selisih dari anatara
penerimaan (TR) dan semua biaya (TC). Jadi Pd = TR – TC. Penerimaan (TC)
adalah perkalian antara produksi yang diperoleh (Y) dengan harga jual (Py). Biaya
biasanya diklasifikasikan menjadi dua yaitu biaya tetap (Fixed cost) dan biaya
tidak tetap (variable cost).
Biaya tetap (FC) adalah biaya yang relatif tetap jumlahnya dan terus
dikeluarkan walaupun produksi yang diperoleh banyak atau sedikit. Biaya
variabel (VC) adalah biaya yang besar kecilnya dipengaruhi oleh produksi yang
diperoleh, contohnya biaya untuk tenaga kerja. Total biaya (TC) adalah jumlah
dari biaya tetap (FC) dan biaya variabel (VC), maka TC = FC + VC (Soekartawi,
2002).
10
Kadariah et, al. dalam Aulia (2008) menyatakan bahwa analisis finansial
dimulai dengan analisis biaya dan manfaat suatu proyek. Analisis finansial
bertujuan untuk membandingkan pengeluaran uang dengan revenue earning dari
suatu proyek, apakah proyek akan menjamin atas dana yang diperlukan, apakah
proyek akan mampu membayar kembali dana tersebut, dan apakaah proyek akan
berkembang sedemikian rupa sehingga secara finansial dapat berdiri sendiri.
11
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan adalah metode studi kasus (case study),
yaitu penelitian dilakukan dengan melihat langsung ke lapangan. Studi kasus
merupakan metode yang menjelaskan mengenai suatu objek tertentu selama kurun
waktu atau suatu fenomena yang ditentukan pada suatu tempat yang belum sama
dengan daerah lain.
Data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data
sekunder. Data primer diperoleh dari pengamatan langsung di lapangan dan
wawancara. Wawancara berdasarkan daftar pertanyaan (kuesioner) dilakukan
kepada para petani untuk memperoleh informasi mengenai usahatani cabai merah.
Data-data sekunder berasal dari berbagai instansi terkait, seperti Badan Pusat
Statistik dan Departemen Tanaman Pangan dan Hortikultura. Data sekunder
diperoleh dari berbagai literatur yang berkaitan dengan topik penelitian.
12
1. Variabel Terikat
Kelayakan usahatani cabai merah merupakan variabel terikat yang akan dianalisis
dalam penelitian ini. Kelayakan usahatani cabai merah dapat diukur dengan
menggunakan berbagai metode penelitian.
2. Variabel Bebas
Keterangan :
13
a₀ : Konstanta Intership
X₂ : Pupuk (Kg)
X₃ : Pestisida (Liter)
μ : Standar
a. Uji Normalitas
14
- Jika output Grafik Histogram menenjukan pola berdistribusi normal, maka
mengidentifikasikan model regresi memenuhi asumsi normalitas.
b. Uji Multikolinieritas
Uji mulkolinieritas adalah untuk melihat ada tidaknya korelasi yang tinggi
antara variabel-variabel bebas dalam suatu model regresi linier berganda. Jika ada
korelasi yang tinggi diantara variabel-variabel bebasnya, maka hubungan antara
variabel bebas terhadap variabel terikatnya menjadi terganggu. Multikolonieritas
dapat dideteksi dengan beberapa metode, diantaranya adalah dengan melihat :
-Jika nilai VIF < 10 dan nilai tolerance > 0,10 maka tidak ada korelasi anatara
variabel independen yang nilainya lebih dari 95% sehingga model tersebut bebas
dari multikolinieritas.
-Terdapat koefisien korelasi sederhana yang mencapai atau melebihi 0,8 maka
multikolinieritas merupakan masalah serius.
c. Uji Heteroskedastisitas
15
-Dengan melihat apakah penyebaran data (titik-titik) pada scatterplot membentuk
pola tertentu yang teratur seperti bergelombang, melebar kemudian menyempit,
jika terdapat maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.
-Jika penyebaran data pada scatterplot tidak terdapat pola yang jelas, serta titik-
titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka mengindikasikan
tidak terjadi heteroskedastisitas.
-Jika nilai signifikasi ≥ α maka H0 diterima. Jika H0 diterima artinya tenaga kerja,
pupuk dan pestisida secara serempak tidak berpengaruh signifikasi terhadap
produksi cabai merah.
16
-Jika nilai signifikasi ≤ α maka H0 diterima. Jika H1 diterima artinya tenaga kerja,
pupuk dan pestisida secara serempak berpengaruh signifikasi terhadap produksi
cabai merah.
TC = TFC + TVC
Keterangan :
TR = Q x P
Keterangan :
I = TR – TC
Keterangan :
17
Ratio antara Penerimaan dan Biaya (R/C Ratio)
R TR
ratio=
C TC
Dimana :
Kriteria :
B FI
ratio=
C TC
Dimana :
Kriteria :
18
DAFTAR PUSTAKA
19
20
21
22
23