Yudi Kusairi
NIM. C1021161070
PENDAHULUAN
2018). Menurut Saadudin et al (2016), Jahe juga merupakan salah satu komoditas
satunya adalah jahe. Berdasarkan data tahun 2019 dari Dinas Pertanian Tanaman
Kabupaten Kubu Raya lebih tinggi dengan produktivitas 2,06 Kg/m 2 sedangkan
Jahe putih atau jahe gajah merupakan komoditi unggulan di Kubu Raya.
Menurut BPS Kubu Raya tahun 2020. Luas lahan dan jumlah produksi jahe di
merupakan daerah yang banyak memprodukasi jahe. Hampir setiap desa yang ada
tanaman jahe serta air pasang laut yang sering dialami beberapa tahun terakhir.
Hal ini menyebabkan proses panen jahe dilakukan lebih awal, agar jahe tidak
jika dibudidayakan pada dataran tinggi. Menurut Hapsoh (2011) Jahe terutama
m (BPS 2020).
Terentang. Berbagai masalah yang sering dihadapi berupa hama, banjir, dan
fluktuasi harga yang tidak stabil. Sehingga perlu dilakukan kajian faktor-faktor
Terentang.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2 Landasan Teori
jahe merupaka tanaman yang tumbuh tegak dengan tinggi mencapai 0,4–1 m.
Kingdom: Plantae;
Divisio: Spermatophyta;
Klas: Monocotyledoneae;
Ordo: Zingiberales;
Family: Zingiberaceae;
Genus: Zingiber;
jenis jahe gajah di ketinggian 500–950 m dpl. Curah hujan yang cocok agar jahe
dapat berproduksi dengan optimal yaitu 2.500–3.000 mm per tahun, kelembaban
80% dan tanah lembab dengan pH 5,5–7,0 serta unsur hara yang tinggi dan media
tanam tidak boleh tergenang air (Agoes, 2010). Sedangkan menurut Kardinan et
al. (2010) tanaman jahe membutuhkan tipe iklim A, B, dan C (Schmid dan
Ferguson). Lahan yang dikehendaki adalah lempung berpasir dengan aerasi dan
drainase baik serta Nutrisi bahan organik yang tinggi (C/N ratio 12–13).
Usahatani.
1. Umur Petani
antarpetani bisa saja menyebabkan kemampuan petani yang berbeda pula dalam
mengelola lahan. Umur dapat pula menjadi tolok ukur melihat aktivitas petani
dalam bekerja. Kemampuan fisik dan daya ingat petani usia produktif umumnya
lebih baik dibandingkan petani yang usianya tidak lagi produktif, begitu pula
penerapan teknologi oleh petani usia produktif lebih tinggi apabila dibandingkan
2. Pengalaman Berusahatani
karena petani mengetahui secara jelas apa yang menjadi kebutuhan usahataninya.
Petani dengan pengalaman atau waktu bekerja yang lebih lama akan lebih mudah
banyak, selain itu pengalaman berusahatani yang dimiliki oleh petani juga akan
3. Jumlah Tanggungan
pengeluaran suatu rumah tangga. Jumlah anggota keluarga yang banyak akan
menyebabkan pengeluaran juga semakin banyak, mulai dari biaya makan sehari-
jumlah tanggungan keluarga yang besar juga dapat memotivasi petani untuk
tenaga kerja yang terdiri atas anggota keluarga itu sendiri, atau biasa disebut
dengan tenaga kerja dalam keluarga. Sehingga, petani lebih semangat dan
petani dan keluarganya, di mana pada kegiatan tersebut terjadi proses transfer
topik mengenai isu-isu permasalahan yang sedang dihadapi oleh petani, oleh
karena itu penyuluh harus tanggap mengenai masalah yang dihadapi petani dalam
kesadaran petani, perbaikan pola pikir, sikap dan perilaku, serta keterampilan
petani. Semakin sering petani mengikuti kegiatan penyuluhan, maka petani akan
dinilai baik dan bernilai ekonomis. Oleh karena itu, frekuensi petani mengikuti
penyuluhan pertanian bisa saja mempengaruhi seorang petani dalam megambil
keputusan berusahatani.
5. Kemudahan Berusahatani
proses belajar selama kegiatan usahatani. Petani yang pengalamannya lebih lama
baru memulai usahataninya. Kemudahan berusahatani bisa saja menjadi salah satu
diusahakan. Apabila suatu komoditas tahan terhadap berbagai ancaman dari luar
dan tidak sulit dalam pemeliharaannya, maka akan menciptakan kemudahan bagi
Keputusan adalah suatu pilihan dari dua atau lebih kemungkinan, dan
pembuat keputusan akan memilih berlandaskan logika, memilih salah satu yang
terbaik dari beberapa alternatif yang ada sehingga keputusan yang diperoleh akan
memdekatkan kepada tujuan yang hendak dicapai (Anwar 2014). Menurut Siagian
alternatif terbaik dari berbagi alternatif yang ada dalam proses atau upaya yang
dilakukan manusia untuk mencapai tujuan, dan proses tersebut berlangsung secara
masalah.
1. Intuisi
mudah terpengaruh oleh beberapa hal seperti sugesti atau faktor kejiwaan lain
kelebihan, seperti keputusan yang diambil tepat untuk permasalahan yang bersifat
manusiawi.
2. Pengalaman
manusia dengan banyak pengalaman akan lebih bijak dalam mengambil keputusan
diperoleh.
3. Fakta
meyakinkan karena bersumber dari berbagai fakta yang ada, baik berupa data atau
informasi, sehingga mampu menghasilkan keputusan yang akurat walaupun
4. Wewenang
sifatnya otoriter atau memaksa, keputusan yang dibuat juga seringkali melebihi
5. Rasional
diterima oleh akal sehat. Keputusan yang dihasilkan atas dasar pemikiran rasional
3 Penelitian Terdahulu
Sampel responden yang diambil dalam penelitian ini berjumlah 40 jiwa. Hasil
penelitian ini menunjukan bahwa tingkat pendidikan, tenaga kerja dan luas lahan
Adapun variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah; Faktor sosial
lingkungan ekonomi) dan Tingkat motivasi petani dengan alat analisis yang
ini didapatkan bahwa ; tingkat motivasi petani dalam usahatani padi sawah (Oryza
petani yang memiliki peran paling besar dalam usahatani padi sawah di Kelurahan
Usahatani Lada (Piper nigrum L.) (Studi Kasus di Kawasan Perbatasan Desa
Pekerjaan, Pasar, Harga Jual dan Pendapatan. Adapun alat analisis yang
digunakan dalam penelitian ini adalah persentase skoring dan analisis deskriptif
kualitatif. Hasil pembahasan yang didapatkan dalam penelitian ini yakni sebagai
berikut; (1) Faktor sosial yang memotivasi petani dalam usahatani lada di Desa
Bambangan dengan skor rata-rata 30,96. (2) Faktor ekonomi yang memotivasi
petani dalam usahatani lada di Desa Bambangan dengan skor rata-rata 21,72. (3)
cukup dominan), faktor ekonomi indikator pasar (63,63% dengan kategori cukup
dominan), faktor ekonomi indikator harga jual (59,59% dengan kategori cukup
dominan), dan faktor sosial indikator profesi keturunan (47,47% dengan kategori
cukup dominan).
penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor sosial ekonomi apa saja yang
menjadi motivasi petani untuk berusahatani jahe. Alat analisis yang digunakan
untuk penelitian ini adalah Persentase Skoring, Uji Chi-Square ( X 2 ) dan Analisis
pendidikan dan pendapatan). Hasil pembahasan dalam penelitian ini adalah; (1)
Kabupaten Merangin tergolong tinggi yaitu yaitu 74,19 %. (2) Terdapat hubungan
antara factor umur (χ² hitung = 4,03 > χ² tabel 3,84), terhadap motivasi petani
Sedangkan tanggungan keluarga (χ² hitung = 0,01 < χ² tabel 3,84), tingkat
pendidikan (χ² hitung = 0,78 < χ² tabel 3,84) dan tingkat pendapatan (χ² hitung =
0,90 < χ² tabel 3,84) tidak berhubungan dengan motivasi petani dalam
komoditas dan perbedaan pendapatan petani tembakau dan petani padi. Data
dianalisis dengan menggunakan metode analisis regresi binary logistic dan Uji-T
independen dengan analisis pendapatan R/C rasio dengan aplikasi software SPSS.
keputusan petani dalam pemilihan komoditas antara lain luas lahan dan
sosialisasi terhadap petani tembakau agar petani lebih tanggap, walaupun risiko
4 Kerangkan Pemikiran
usahatani, seperti petani jahe yang ada di Desa Teluk Empening, Kecamatan
barulah petani dapat termotivasi untuk melakukan atau tidak melakukan usahatani
jahe.
Umur Petani
Pengalaman
Berusahatani
Faktor-Faktor yang
Jumlah Faktor yang
Mempengaruhi
Tanggungan Mempengaruhi
Motivasi Petani
Petani Melakukan
Usahatani Jahe
Frekuensi
Mengikuti
Penyuluhan
Kebudahan
Berusahatani
Keterangan :
5 Hipotesis
METODE PENELITIAN
Terentang, Kabupaten Kubu Raya yang memiliki beberapa desa dengan petani
tujuan penelitian. Hal ini dilakuakan untuk membantu peneliti agar mendapatkan
data yang memliki nilai lebih representasi. Waktu yang dibutuhkan dalam
(Sugiyono, 2012). Populasi dalam penelitian ini adalah petani jahe di Desa Teluk
strata dan setiap unit responden memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih
(Trisnani, 2019). Jumlah responden diperoleh dari formula Slovin dengan rumus
sebagai berikut;
N
n=
1+ N (e)2
Keterangan:
n = jumlah/ukuran responden
N = jumlah/ukuran populasi
jahe di Desa Tekuk Empening sebanyak 30 orang, sehingga rumus Slovin dengan
taraf kelonggaran sebesar 10% atau 0,10, maka banyaknya responden adalah:
30
n= = 23,08
1+ 30(0,10)2
Data terdiri atas data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh
Metode regresi logistik merupakan salah satu jenis regresi yang dapat
menghubungkan antara satu atau lebih variabel terikat atau dependent variable
(Y) yang berupa kategori dengan variabel bebas atau independent variable (X).
Pada variabel terikat (Y) biasanya berupa kategori yang disimbolkan dengan
angka 0 dan angka 1. Model dari metode regresi logistik ini adalah sebagai
berikut.
p( x )
ln ( 1−p (x))=α + βX
Keterangan:
α = konstanta
Y =α + β 1 X 1+ β2 X 2 + β 3 X 3 + β 4 X 4 + β 5 X 5
Keterangan:
Y = keputusan petani
X5 = kemudahan berusahatani
0 = tidak mudah
1 = mudah
Kriteria Uji
Hosmer and Lemeshow Test adalah uji Goodness of Fit (GoF) yang merupakan uji
untuk menentukan apakah model yang dibentuk telah sesuai atau tidak. Suatu
model dikatakan tepat atau sesuai apabila tidak ada perbedaan signifikan antara
model dengan nilai observasinya. Pengujian ini dilakukan dengan cara melihat
nilai goodness of fit test yang diukur dengan nilai chi square pada taraf
berikut.
H1 : model yang dihipotesiskan tidak fit atau tidak sesuai dengan data. Jika nilai
Uji G adalah suatu uji simultan yang digunakan untuk mengetahui signifikansi
parameter model dengan cara serentak dapat menggunakan uji ratio likelihoodtest
dengan statistik Uji G yang dapat digunakan untuk menguji peranan variabel
bebas yang ada pada model secara keseluruhan. Hipotesis dari Uji G adalah
sebagai berikut.
Uji Wald digunakan untuk mengetahui seberapa besar signifikansi dari masing-
bukan keluarga inti petani namun biaya hidupnya ditanggung oleh petani.
BPS. (2020). Kecamatan Terentang dalam Angka 2020. Kubu Raya: BPS
Kabupaten Kubu Raya.
Galih Rio Saputra, I. &. (2017). Faktor Sosial Ekonomi Yang Memotivasi Petani
dalam Usahatani Jahe di Kecamatan Renah Pembarap Kabupaten
Merangin. Jurnal Agri Sains, Vol. 1 No. 02.
Lestari, S. (2020, Agustus 6). (Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura
Prov. Kalbar) Dipetik November 10, 2021, dari Satu Data Kalbar:
http://data.kalbarprov.go.id/dataset/data-produksi-luas-panen-dan-
provitas-jahe-di-kalbar-per-kabupaten-tahun-2019
Trisnani, N. (2019). Teknik Sampling dan Suvey. Yogyakarta: IKIP PGRI Wates.
Umar, H. (2013). Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis Edidi Kedua.
Jakarta: Rajawali Press.