Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN HASIL PENGAMATAN

ANALISIS EFISIENSI DAN KELAYAKAN


USAHATANI PADI DI KELURAHAN TANJUNG JAYA

DISUSUN OLEH:

WIDIA HARYANSANTI (1750090001)

PRODI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BENGKULU
KATA PENGANTAR

Bismillaahirrahmaanirrahiim.

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Puji dan syukur saya panjatkan ke Hadirat allah SWT, berkat dan

limpahan rahmat dialah sehingga saya dapat menyelesaikan dan menyusun

makalah ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Dalam makalah ini saya

membahas mengenai Analisis Efisiensi Dan Kelayakan Usahatani Padi Di

Kelurahan Tanjung Jaya.

Makalah ini di buat dengan beberapa bantuan dari berbagai pemikiran dan

sumber untuk membantu menyelesaikan makalah ini tanpa hambatan dan

tantangan selama saya mengerjakan makalah ini, oleh karena itu saya ucapkan

terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu

dalam penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari laporan ini masih perlu penyempurnaan, oleh karena

itu kritik dan saran yang membangun dari semua pihak sangat diharapakan

penulis demi untuk kebaikan di masa yang akan datang. Akhirnya semoga

laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua amin.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Bengkulu, Juni 2018

Penulis

i
Daftar Isi

Halaman Judul............................................................................................................

Kata Pengantar ...........................................................................................................i

Daftar Isi.....................................................................................................................ii

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ...............................................................................................1

1.2 Tujuan Praktikum ...........................................................................................2

BAB 11. TINJAUN PUSTAKA

2.1 Usahatani Padi ..............................................................................................3

2.2 Biaya Usahatani Padi ....................................................................................5

2.3 Produksi Dan Penerimaan Usaharani Padi ...................................................6

2.4 Teori Pendapatan .........................................................................................8

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Waktu Dan Lokasi Praktikum .......................................................................10

3.2 Pengumpulan Data .......................................................................................10

3.3 Teknik Analisa Data .....................................................................................10

ii
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Pendapatan Usahatani Padi ..................................................................................12

4.2 Analisis Efisiensi Usahatani Padi ........................................................................15

4.3 Analisis Kelayakan Usahatani Padi .....................................................................16

4.4 Analisis Titik Impas .............................................................................................16

4.5 Analisis Return On Invesment .............................................................................18

4.6 Payback Period ....................................................................................................19

V. PENUTUP

5.1 Kesimpulan ...................................................................................................20

5.2 Saran .............................................................................................................21

Daftar Pustaka

LAMPIRAN

 Quisioner

 Fhoto Kegiatan

iii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

kelurahan Tanjung Jaya merupakan salah satu kelurahan di Kota

Bengkulu yang banyak ditemukan petani padi. Petani padi di kelurahan

Tanjung Jaya merupakan petani padi sawah. Padi merupakan kebutuhan

pokok bagi sebagian besar penduduk Indonesia. Salah satu teknik penanaman

padi adalah padi sawah.

Sistem budidaya padi biasanya didahului oleh membuat persemaian.

Pembuatan persemaian memerlukan suatu persiapan yang sebaik-

baiknya,sebab benih yang disemai ini akan menentukan pertumbuahan padi

disawah. Kemudian pengolahan tanah yang bertujuan untuk mengubah keadan

tanah pertanian sehingga memperoleh susunan tanah yang dikehendaki oleh

tanaman. Pengolahan tanah sawah terdiri dari beberapa tahap yaitu:

pembersihan, pencangkulan, pembajakan, penggaruan, dan perataan. Dalam

penanaman bibit padi harus diperhatikan sebelumnya adalah persiapan lahan,

umur bibit, jarak tanam, dan tahap penanaman.

Dalam pemeliharaan meliputi penyulaman dan peyiangan,pengairan,

pemupukan, dan pengendalian hama. Ada beberapa hal yang perlu

diperhatikan dala penyulaman yaitu:bibit yang digunakan harus jenis yang

sama, penyulaman tidak boleh melewati 10 hari setelah tanam, dan tanaman

pengganggu harus dihilangkan. Tujuan dari pemupukan adalah untuk

1
mencukupi kebutuhan makanan yang berpran sangat penting baik dalam

proses pertumbuhan maupun produksi. Hama tanaman padi sawah ini salah

satunya adalah hama wereng dan keong mas. Jika terdapat hama dan penyakit

yang menyerang tanaman padi dapat dibasmi dengan pestisida dan dilakukan

penyemprotan dibawah daun.

Pengolahan tanah bertujuan untuk mengubah sifat fisik tanah agar

lapisan yang semula keras menjadi datar dan berlumpur. Pada pengolahan

tanah sawah ini, dilakukan juga perbaikan dan pengaturan pematang sawah

serta selokan. Pematang sawah diupayakan tetap baik untuk mempermudah

untuk pengaturan irigasi sehingga tidak boros air dan mempermudah

perawatan tanaman.

1.2 Tujuan Praktikum

Tujuan dari praktikum ini antara lain:

1. Untuk mengetahui pendapatan usahatani padi di kelurahan Tanjug Jaya.

2. Untuk menganalisis efisiensi usahatani padi di kelurahan Tanjung Jaya.

3. Untuk menganalisis kelayakan usahatani padi di kelurahan Tanjung Jaya.

4. Untuk menganalisis titik impas pada usahatani padi dikelurahan Tanjung

Jaya.

5. Untuk menganalisis return on invesment (ROI) usahatani padi di

kelurahan Tanjung Jaya.

6. Untuk megetahui bagaimana payback period usahatani padi di kelurahan

Tanjung Jaya.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Usahatani Padi

Hernanto (1988) mengatakan bahwa usahatani merupakaan organisasi

dari alam, kerja dan modal yang ditujukan kepada produksi di lapangan

pertanian. Organisansi ini ketatalaksanaannya berdiri sendiri dan sengaja

diusahakan oleh seorang atau sekelompok orang-orang,segolongan sosial,

baik yang berkaitan geneologis, politis maupun teritorial sebagai

pengelolanya. Menurut Rahim Dan Diah (2008) usahatani adalah ilmu yang

mempelajari tentang cara petani megolah input atau faktor-faktor produksi

(tanah, tenaga kerja, odal, teknologi, pupuk, benih, dan pestisida ) secara

efektif dan efisien untuk mengahasilkan produksi yang tinggi sehingga

pendapatan usahatani meningkat.

Menurut mubyarto (1989) mengatakan bahwa usahatani identik dengan

pertanian rakyat. Usahatani dapat dibedakan menjadi dua yaitu pertanian

dalam arti luas dan pertanian dalam arti sempit. Pertanian dalam arti luas

mencakup : Pertanian rakyat, perkebunana, kehutanan, perikanan, dan

peternakan. Pertanian dalam arti sempit merupakan sebagai usaha pertanian

yang di kelola oleh keluarga petani dimana diproduksi bahan makanan utama,

seperti beras, palawija dan hortikultura yang diusahakan di tanah sawah

,ladang dan pekarangan serta tujuan penanaman pada umumnya untuk

memenuhi konsumsi sendiri dan keluarga.

3
Tanaman padi diusahaka pada dua jenis lahan yaitu padi sawah dan

padi pada kering. Tanaman padi memerlukan curah hujan yang tinggi kurang

ebih 1500-2000 mililiter pertahun dengan ketinggian antara 0-1500 meter

diatas permukaan laut dengan suhu optimal 23 derajat celcius (pirngadi dan

makarim,2006). Padi akan tumbuh optimal dengan paparan sinar matahari

langsung tanpa terhalang oleh apapun. Ketersediaan air dalam bercook tanam

padi sawah sangat mutlak meskipun padi sebenarnya bisa ditanam disegala

musim.

Sistem penanaman padi sawah biasanya didahului dengan

pengolahan tanah seraya petani melakukan persemaian(purwono dan

purnamawi,2007). Pemeliharaan padi sawah meliputi penyiangan,

penyulaman, pemupukan dan pengendalian hama penyakit. Penyiangan

dilakukan sampai dua kali yaitu saat padi berumur 15 dan 35 hari setelah

tanam. Penyulaman bibit dilakukan seminggu setlah penanaman atau paling

lambat dua minggu karena penyulaman yang lebih lama akan menyebabkan

tidak serepaknya padi masak.

Pemupukan dilakukan dengan menggunakan pupuk buatan (anorganik)

dan pupuk alam (organik). Pengendalian hama dan penyakit daat dilakukan

secara kimia dan mekanis. Pengendalian kimia diakukan dengan

menggunakan bahan kimia, sedangkan pengendalian mekanis dilakukan

dengan cara pembakaran jerami yaitu memutuskan perkembangbiakan dan

penyebaran hama dan penyakit (utomo dan nazaruddin,2003).

4
2.2 Biaya Usahatani Padi

Biaya adalah nilai korbanan yang dikeluarkan untuk memperoleh hasil.

Biaya usahatani padi yang dikeluarkan diuar tanah adalah ternak atau mesin

traktor, cangkul, alat-alat pertanian, pupuk, bibit, dan pestisida, itulah yang

termasuk kedalam biayaatau modal yang dikeluarkan dalam usahatani padi.

Menurut raharja (2006) biaya-biaya tersebut dapat dibedakan menjadi

dua yaitu:

1. Biaya tetap ( fix cost) adalah biaya yang secara total tidak mengalami

perubahan,walaupun ada perubahan volume produksi atau penjualan

(dalam batas tertentu). Artinya biaya yang besarnya tidak tergantung

pada besar kecilnya produksi yang dihasilkan. Yang termasuk biaya tetap

seperti gaji yang dibayar tetap, sewa, pajak tanah alat dan mesin, dan

bunga.

2. Biaya variabel (variabel cost) adalah biaya yang secara total berubah-

ubah sesuai dengan perubahan volume produksi atau penjualan. Artinya

biaya variabel berubah menurut tinggi rendahnya output yang dihasilkan,

atau tergantung skala produksi yang dilakukan. Yang termasuk biaya

variabel adalah biaya bibit, pupuk, transportasi dan lain-lain.

3. Total biaya (total cost), adalah pnjumlahan antara biaya tetap (fix cost)

dan biaya variabel (variabel cost).

menurut kasmir dan jakfar (2007), sumber pembiayaan untuk memenuhi

kebutuhan produksi usahatani dapat bersumber dari modal sendiri atau

5
modal pinjaman atau kombinasi dari keduanya. Berdasarkan bentuknya

biaya dibedakan menjadi biaya tunai dan biaya tidak tunai. Biaya tunai

adalah pengeluaran dalam bentuk uang tunai untuk berbagai pembayaran,

sedangkan biaya tidak tunai adalah biaya yang diperhitungkan dari

penggunaan faktro produksi seperti tenaga kerja dalam keluarga , bibit

dan pupuk sendiri, dan lain-lain ( tain,2005).

Hubungan biaya dengan pendapatan dapat diperhitungkan untuk

seluruh usahatani sebagai satu unit selama periode tertentu,misalnya pada

musim tanam. Dalam hal ini semua biaya produksi diperhitungkan kemudian

dibandingkan dengan pendapatan yang diperoleh (hadi saputro, 1985).

2.3 Produksi Dan Penerimaan Usahatani Padi

Produksi merupakan suatu yang diperoleh sebagai akibat bekerjanya

faktor produksi (input) secara sekaligus yaitu tanah, modal, tenaga kerja dan

manajemen (mubyanto,1994). Aspek produksi tanaman padi sawah adalah

bagian dari proses produksi yang tercakup dalam variabel input atau faktor-

faktor produksi. Menurut Boediono (2004) setiap proses produksi landasan

teknis yang dalam landasan teori tersebut disebut sebagai fungsi produksi.

Dalam usaha pertanian , produksi diperoleh melalui suatu proses yag

cukup panjang dan penuh resiko. Tidak hanya waktu, kecukupan faktor

produksi pun ikut sebagai penentu pencapaian produksi. Faktor produksi

terdiri dari empat komponen yaitu tanah, tenaga kerja, modal dan teknologi.

6
Tanah/luas lahan merupakan faktor produksi terpenting dalam pertanian

karena tanah merupakan tempat dimana sebuah usahatani dapat dilakukan dan

tempat hasil produksi dikeluarkan karena tanah tempat tumbuhnya tanaman.

Tanah memiliki sifat tidak sama dengan faktor produksi lain yaitu luas relatif

tetap dan permintaan akan lahan semakin meningkat sehingga sifatnya

langkah (mubyarto,2002:89).

Tenaga kerja merupakan faktor produksi yang penting dalam usahatani.

Penggunaan tenaga kerja akan intensif apabila tenaga kerja dapat memberikan

manfaat yang optimal dalam proses produksi. Jasa tenaga kerja yang dipakai

biasanya dibayar dengan upah. Dengan modal dan peralatan maka

penggunaan tanah dan tenaga kerja juga dapat dihemat. Oleh karena itu

modal dapat dibagi menjadi dua yaitu landsaving capital dan labour saving

capital (suratiyah,2006:33).

Kemajuan dan pembangunan dalam bidang apapun tidak dapat

dilepaskan dari kemajuan teknologi. Kemajuan teknologi di harapkan dapat

meningkatkan produktivitas dibidang pertanian. Namun teknologi juga dapat

menjadi kendala usahatani karena sulitnya penerimaan petani terhadap

teknologi baru dikarenakan ketidakpercayaannya pada teknologi tersebut, dan

juga karena faktor budaya dari petani itu sendiri yang enggan menerima

teknologi maupun inovasi.

Menurut Rahim Dan Diah (2008), penerimaan usahatani adalah

perkalian antara produksi yang diperoleh dengan harga jual. Sedangkan

7
menurut Hernanto (1988), menyatakan bahwa penerimaan usahatani meliputi

jumlah penambahan inventaris, nilai penjualan hail, dan nilai yang

dikonumsi.

Penerimaan usahatani padi merupakan total penerimaan dari kegiatan

usahatani yang diterima pada akhir proses produksi padi, dapat berupa padi

atau gabah maupun beras. Penerimaan usahatani dapat pula diartikan sebagai

keuntungan material yang diperoleh seorang petani atau bentuk imbalan jasa

petani sebagai pengolah usahatani maupun akibat pemakaian barang modal

yang dimilikinya.

Menurut Budiono (1992), ada beberapa konsep penerimaan yaitu :

1. Total revenue (TR) yaitu penerimaan totalprodusen dari hasil penjualan

outputnya. Total revenue adalah output dikalikan harga jual output.

2. Avarage revenue (AR) yaitu penerimaan produsen perunit output yang

dijual.

3. Marginal revenue (MR) yaitu kenaikan dari TR yang disebabkan oleh

penjualan tambahan 1 unit output.

2.4 teori pendapatan

Pendapatan adalah selisih antara penerimaan dan semua biaya dalam

usaha. Dimana penerimaan usahatani adalah nilai produk total suatu usahatani

dalam jangka waktu tertentu, baik yang dijual maupun yang tidak dijual.

Penerimaan mencakup semua prduk yang dijual, dikonsumsi rumah tangga

petani, yang digunakan kembali untuk bibit atau yang disimpan digudang.

8
Apabila pendapatan yang diperoleh lebih besar dari total biaya atau diperoleh

keuntungan maka usahatani padi tersebut dikatakan layak (soekartawi,1995).

Pendapatan usahatani menurut Gusriyana (2004),dapat dibagi menjadi

dua pengertian yaitu :

1. Pendapatan kotor, yaitu seluruh pendapatan yang diperoleh petani

dalam usahatani selama satu tahun yang dapat diperhitungkan dari hasil

penjualan dan pertukaran hasil produksi yang dinilai dalam rupiah

berdasarkan harga bersatuan berat pada saat pemungutan hasil.

2. Pendapatan bersih, yaitu seluruh pendapatan yang diperoleh petani

dalam satu tahun dikurangi dengan biaya produksi selama proses produksi.

Dalam pendapatan usahatani ada dua unsur yang digunakan yaitu

penerimaan dan pengeluaran (biaya) dalam usahatani tersebut (Ahmadi

2001). Rendahnya pendapatan petani disebabkan sempitnya luas lahan yang

dimiliki dan diolah. Pengolahan yang tepat terhadap lahan pertanian juga

menjadi faktor penentu keberhasilan usaha tani.

9
BAB III

METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu Dan Lokasi Praktikum

Penelitian dilakukan di kelurahan Tanjung Jaya, pada tanggal 12 mei

2018.

3.2 Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini bersumber dari data primer dan

data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh dari observasi dan

wawancara langsung dari responden dibantu dengan daftar pertanyaan

(quisionaire). Data sekunder adalah data yang diperoleh dariberbagai

sumber dari instansi-instansi yang berhubungan dengan penelitian ini.

3.3 Teknik Analisa Data

Berdasarkan uraian yang ingin dicapai dari penelitian ini, analisis yang

digunakan adalah sebagai berikut:

 Analisis pendapatan usahatani padi yang dirumuskan sebagai berikut:

Y= TR-TC

Keterangan :

TR= Total Penerimaan

TC= Total Biaya

Total Penerimaan diperoleh dengan rumus sebagai berikut :

TR= Q – PQ

Keterangan :

Q = Total Produksi

10
PQ= Harga Produksi

Sedangkan, total biaya dirumuskan sebagai berikut :

TC= FC +VC

Keterangan :

FC= Biaya Tetap

VC= Biaya Variabel

 Analisis efisiensi usahatani (R/C Ratio) dirumuskan dengan

TR
R/C =
TC
 Analisi kelayakan usahatani (B/C Ratio)

TR - TC
B/C =
TC
 Analisis titik impas ( break even point = BEP)

Analisis titk impas terdiri dari dua yaitu:

1. BEP Produk ( Q Bep) dapat dirumuskan sebagai berikut :

TC
Q Bep =
PQ
2. BEP penjualan (TR Bep) dapat dirumuskan dengan

TR Bep = Q Bep X PQ

 Analisis return on invesment (ROI) dapat dirumuskan dengan


Keuntungan
ROI = X 100%
modal

 Payback period (PP) dapat dirumuskan dengan


100%
PP =
ROI%
= kali periode produksi x lama waktu produksi

11
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Pendapatan Usahatani Padi

Pendapatan adalah jumlah penerimaan dikurangi total biaya produksi.

Total pendapatan usahatani padi dikelurahan Tanjung Jaya adalah

RP4.015.000.

Total biaya produksi terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel.

Biaya tetap, biaya tetap adalah biaya yang jumlahnya tetap dan tidak

tergantung dari tinggi rendahnya produksi. Dari hasil penelitian

menunjukkan bahwa biaya tetap usahatani padi tersebut adalah

Rp388,999,99. Biaya tetap pada penelitian diperoleh dengan cara

menjumlahkan sewa tanah dan penyusutan alat. Pada penelitian di ketahui

bahwa bapak mardi mempunyai luas lahan ¼ hektar dengan sewa lahan

Rp1.500.000/ ¼ Ha/th,dengan periode usahatani padi selama 3 bulan, jadi

sewa lahan permusim tanam adalah Rp375.000/ 3 bulan. Nilai penyusutan

alat pada usahatani padi adalah sebesar Rp13.999,99. Jenis alat yang

digunakan antara lain : cangkul dengan nilai penyusutan Rp3.500, Arit

dengan nilai penyusutan Rp500, dan teng semprot dengan nilai penyusutan

sebesar Rp9.999,99.

Biaya variabel, biaya variabel adalah biaya yang jumlahnya berubah

tergantung dari tinggi rendahnya produksi. Dari hasil penelitian

menunjukkan biaya variabel adalah sebesar Rp2.734.499,99. Biaya variabel

terdiri dari sarana produksi dan tenaga kerja yang terdiri dari tenaga kerja

12
laki-laki, tenaga kerja perempuan dan tenaga kerja mesin/alat. Total biaya

sarana produksi adalah sebesar Rp408.000. Jenis input yang dipakai pada

usahatani padi antara lain: bibit dengan biaya Rp100.000, decis dengan

biaya Rp35.000, polgar dengan biaya Rp18.000, mantin dengan biaya

Rp35.000, poska dengan biaya Rp 110.000, dan urea dengan biaya

Rp110.000. Total biaya tenaga kerja adalah Rp1.937.500. Tenaga kerja

yang digunakan pada usahatani padi antara lain tenaga kerja laki-laki,

tenaga kerja perempuan dan tenaga kerja mesin.

Total total upah tenaga kerja laki-laki dan perempuan adalah

Rp1.102.000 dengan tingkat upah Rp50.000. Untuk Tenaga kerja Laki-laki

total HKSP adalah 17,25 HKSP. Total HOK laki-laki sama dengan total

HKSP laki-laki. Pada proses penyemaian HKSP laki-laki adalah 1 HKSP,

bekerja selama 8 jam/hari, dalam waktu 1 hari dengan tenaga kerja 1 orang

dan jumlah jamnya 8 serta 1 HOK. Kegiatan olah lahan jumlah HKSP laki-

laki adalah 7 HKSP, yang bekerja selama 8 jam/hari dalam waktu 7 hari

yang diolah oleh 1 orang tenaga kerja dengan jumlah jamnya 56 dan HKSP.

Proses penanaman jumlah HKSP laki-laki adalah 2 HKSP , dengan jam

kerja selama 8 jam/hari dalam waktu 2 hari yang dikerjakan oleh 2 orang

tenaga kerja laki-laki dengan jumlah jamnya 16 dan 2 HOK. Pengendalian

hama dengan total 0,25 HKSP yang dikerjakan selama 2 jam/hari dalam

waktu satu hari dengan dikerjakan oleh satu orang dan jumlah jamnya 2

serta 0,25 HOK . Pemupukan dengan total 2 KHSP yang dikerjakan selama

8 jam selama 2 hari dengan 1 orang tenaga kerja dan jumlah jamnya 16 serta

13
2 HOK. Dan pada proses pemanenan total 5 HKSP yang dikerjakan selama

8 jam/ hari dalam waktu 1 hari oleh 5 orang tenaga kerja laki-laki dengan

jumlah jamnya 40 dan 5 HOK.

Untuk tenaga kerja perempuan total HKSP adalah 4,8 HKSP. Dengan

ketentuan 1 HOK perempuan sama dengan 0,8 HKSP. Pada usahatani padi

tenaga kerja perempuan yang digunakan hanya pada kegiatan penanaman

dan panen. Pada kegiatan pemanenan total 1,6 HKSP dengan jam kerja

selama 8 jam/hari yang dikerjakan selama 2 hari oleh satu orang tenaga

kerja perempuan dengan jumlah jamnya 16 dan 2 HOK. Pada proses

pemanenan total 3,2 HKSP yang dikerjakan selama 8 jam/hari selama 1 hari

dengan tenaga kerja sebanyak 4 orang dengan jumlah jam kerja 32 jam dan

jumlah 4 HOK.

Untuk biaya tenaga kerja mesin yang digunakan pada proses

usahatani padi adalah Rp835.000. Tenaga kerja mesin yang digunakan pada

usahatani padi antara lain power tresher (alat perontok padi) dengan jam

kerja 8 jam selama sehari jumlah alat yang digunakan adalah 1 unit jumlah

jamnya 8, total 1 HOK dan 4 HKSP dengan upah Rp675.000 dan traktor

yang bekerja selama 8 jam dalam waktu 1 hari yang dikerjakan 1 unit

jumlah jamnya 8 dan HOK 1 serta 4 HKSP dengan upah Rp 160.000.

Produksi dan penerimaan, produksi adalah jumlah seluruh hasil

atau produk dari kegiatan usahatani baik produk utama maupun produk

sampingan yang dihitung dalam satu periode produksi. Produksi yang

dihitung meliputi yang dijual,yang dikonsumsi sendiri dan yang dijadikan

14
bibit. Total produksi pada penelitian adalah 675 Kg beras. Dari hasil

produksi petani tidak menjual hasil panen melainkan hanya dikosumsi

sendiri dan dijadikan bibit. Untuk yang dikomsumsi sebanyak 665 Kg beras

dan untuk bibit sebanyak 10 Kg. Penerimaan adalah produksi dikali harga

produksi. Total penerimaan pada usahatani padi dikelurahan Tanjung Jaya

dengan narasumber pak Mardi adalah Rp6.750.000, dengan harga produk

Rp10.000/Kg.

Pendapatan Usahatani, total pendapatan usahatani padi adalah

Rp4.015.000. pada usahatani padi tersebut mengalami keuntungan karena

total penerimaan (TR) lebih besar daripada total biaya (TC) atau TR>TC

dengan tota pendapatan sebesar Rp4.015.000.

4.2 Analisis Efisiensi Usahatani Padi (R/C Ratio)

Efisiensi usahatani adalah suatu analisis untuk mengetahui apakah

usahatani efisien atau tidak efisien. Apabila usahatani tersebut efisien maka

pasti menguntungkan dan sebaliknya apabila tidak efisien maka usahatani

tersebut rugi. Pada usahatani padi tersebut R/C ratio adalah 2,46. Artinya

setiap biaya yang dikeluarkan Rp 1 maka akan mendapatkan penerimaan

sebesar Rp 2,46. Terdapat 3 kriteria dalam R/C Ratio yaitu :

 R/C > 1 maka usahatani efisien dan menguntungkan,

 R/C < 1 maka usahatani tidak efisien dan rugi.

 R/C = 1 maka usahatani impas.

15
Maka usahatani padi tersebut bisa dikatakan efisien karena R/C > 1 dan

mengalami keuntungan. R/C ratio dapat di cari dengan menggunakan

rumus :

TR
R/C =
TC
Dengan Total penerimaan (TR) sebesar Rp6.750.000 dan Total biaya (TC)

sebesar Rp2.734.499,99.

4.3 Analisis Kelayakan Usahatani Padi (B/C Ratio)

Analisis kelayakan usahatani yaitu suatu analisis untuk mengetahui apakah

usahatani layak dilaksanakan dalam jangka panjang. Pada usahatani padi

tersebut B/C rationya adalah 1,46. Artinya setiap biaya yang dikeluarkan Rp

1 maka mendapatkan pendapatan sebesar Rp 1,46. Kriterianya adalah sebagai

berikut:

 B/C > 1 maka layak diusahakan dalam jangka panjang.

 B/C < 1 maka tidak layak diusahakan dalam jangka panjang.

Karena pada penelitian B/C > 1 maka usahatani padi tersebut layak untuk

diusahakan dalam jangka panjang.

4.4 Analisis Titik Impas ( Break Even Point (BEP))

BEP merupakan kondisi dimana produksi dan penerimaan berada pada

titiktidak untung dan tidak rugi(TR=TC). Ada dua macam BEP yaitu BEP

produk dan BEP penjualan. BEP produk adalah jumlah produksi pada saat

16
tidak untung tidak rugi dan BEP penjualan adalah penerimaan yang

diperoleh pada saat BEP. Kriterian BEP antara lain:

 Produksi diatas BEP maka untung

 Produksi dibawah BEP maka rugi

Pada BEP produk adalah 273,499 kg, sedangkan pada produksi

hasil penelitian adalah 675 kg. Maka usahatani padi tersebut mengalami

keuntungan karena jumlah produksi lebih besar dari pada BEP produk.

BEP penjualan adalah Rp2.734.499,99. Diperoleh dari BEP produk (PQ)

dikali dengan Harga Output (PQ). Dengan Q Produk adalah sebesar

273,499 kg dan PQ sebesar Rp10.000. Artinya pada saat produksi

usahatani sebesar 273,499 kg dan harga Rp10.000 maka akan mengaalami

BEP atau TR=TC . Diketahui bahwa Tc pada usahatani adalah

Rp2.734.499,99 sedanglan BEP penjualan adalah Rp2.734.499,99.

17
TR/TC

Area laba TR

TC

Rp6.750.000

BEP

Rp2.734.499,99

FC

273,499 Kg 675 Kg

4.5 Analisis Return On Invesment (ROI)

Analisis return on invesment adalah untuk menganalisis mengenai rasio

yang menunjukkan hasil dari aktiva yang digunakan dalam suatu ukuran

tentang efisiensi manajemen. ROI pada penelitian adalah 7,6%. Artinya

efisiensi return on invesmen (ROI) pada usahatani padi dikelurahan Tanjung

Jaya adalah sebesar 7,6%. ROI dihitung dengan cara:

18
Keuntungan
ROI = X 100%
modal
4.015.000
ROI = X 100%
52.635.500
= 7,6%

Untuk jumlah modal usahatani adalah sebesar Rp52.635.500 dengan

perincian sebagai berikut:

 Harga lahan : Rp50.000.000

 Harga alat : Rp290.000

 Biaya saprodi : Rp408.000

 Biaya tenaga kerja : Rp1.937.500

4.6 Payback Period (PP)

Payback period adalah lamanya waktu untuk mengembalikan seluruh

investasi. Pada usahatani padi di kelurahan Tanjung Jaya lama waktu yang

diperlukan untuk mengembalikan modal/investasi adalah 39 kali produksi.

Dengan perhitungan sebagai berikut :

100%
PP =
ROI%

= kali periode produksi x lama waktu produksi

100%
PP =

19
7,6%

= kali periode produksi x lama waktu produksi


=13,15 x 3

=39,45 kali produksi

20
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian dan pembahasan diatas, maka diperoleh

kesimpulan sebagai berikut:

1. Pada usahatani padi di Kelurahan Tanjung jaya mengalami

keuntungan dengan total pendapatan pada usahatani tersebut adalah

Rp4.015.000 dengan penerimaan sebesar Rp6.750.000 dan total biaya

Rp2.734.499,99.

2. Usahatani padi di kelurahan Tanjung Jaya merupakan usahatani yang

efisien dengan R/C Ratio sebesar Rp 2,46.

3. Usahatai padi di Kelurahan Tanjung Jaya adalah usahatani yang layak

untuk di usahakan dalam jangka panjang karena B/C >1 dengan B/C

ratio sebesar Rp 1,46.

4. Pada saat produksi usahatani sebesar 273,499 kg dan harga Rp10.000

maka akan mengaalami BEP atau TR=TC .

5. Efisiensi return on invesmen (ROI) pada usahatani padi dikelurahan

Tanjung Jaya adalah sebesar 7,6%.

6. Pada usahatani padi di kelurahan Tanjung Jaya lama waktu yang

diperlukan untuk mengembalikan modal/investasi adalah 39 kali

produksi.

21
5.2 Saran

Diharapkan petani lebih mengoptimalkan penggunaan input produksi yaitu

penggunaan tenaga kerja, benih dan pupuk sehingga produksi dan pendapatan

dapat lebih ditingkatkan. Diharapkan juga bagi peneliti untuk lebih mengetahui

dan memahami apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi produksi,serta dapat

dilakukan penelitian lebih lanjut.

22
DAFTAR PUSTAKA

Hernanto (1988), pengertian usahatani padi.

Rahim dan Diah (2008), definisi usahatani.

Menurut mubyarto (1989), pembagian usahatani.

Raharja (2006), pembagian biaya dalam usahatani.

Tain (2005), definisi biaya tunai dan biaya tidak tunai.

Budiono (1992), pembagian beberapa konsep penerimaan.

Gusriyana (2004), berbagai pengertian teori pendapatan.

23
FOTO KEGIATAN DILOKASI PRAKTIKUM

24
25

Anda mungkin juga menyukai