Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH INDIVIDU

MATA KULIAH : BUDIDAYA TANAMAN KELAPA SAWIT I


DOSEN PENGAMPUH : DR. BASRI BABA, S.P., MP

“PEMELIHARAAN TANAMAN MENGHASILKAN (TM) KELAPA


SAWIT”

OLEH:
MUH. NASRIL
(2122040024)

PRODI TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN PERKEBUNAN


JURUSAN BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN
POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI PANGKEP
MANDALLE PANGKEP
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat,
rahmat dan hidayah-Nya, makalah ini dapat terselesaikan. Dalam menyelesaikan makalah
ini, penyusun mengalami banyak kesulitan yang dihadapi. Namun, berkat bimbingan dan
motivasi dari berbagai pihak, makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.

Oleh karena itu, sudah selayaknya penyusun menyampaikan banyak terima kasih
kepada Dosen mata kuliah, orang tua, dan teman-teman serta semua pihak atas motivasi
serta bantuannya baik secara materil maupun spiritual.

Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini, masih terdapat banyak
kekurangan. Oleh karena itu, penyusun sangat mengharapkan saran, kritik yang bersifat
positif dalam penyempurnaan makalah ini.

Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua, sebagai gerbang pembuka
cakrawala berpikir untuk kita.

Mandalle, 27 Oktober 2022

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kelapa sawit sebagai tanaman penghasil minyak sawit, dan inti sawit merupakan
salah satu primadona tanaman perkebunan yang menjadi sumber penghasil devisa non
migas bagi Indonesia. Cerahnya prospek komoditi minyak kelapa sawit dalam
perdangangan areal perkebunan kelapa sawit. Indonesia merupakan produsen kelapa sawit
terbesar dunia setelah Malaysia. Salah satu aspek yang perlu mendapat perhatian di dalam
menunjang program pengembangan kelapa sawit adalah dengan menyediakan bibit yang
sehat, potensinya unggul dan tepat pada waktunya. Untuk mendapatkan perkembangan
kelapa sawit yang baik perlu diciptakan kondisi yang mendukung pertumbuhannya di
pembibitan, seperti ketersediaan unsur hara makro dan mikro. Unsur hara adalah faktor
menunjang untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Penggunaan pupuk sebagai
salah satu usaha untuk meningkatkan pertumbuhan maupun produksi sudah membudaya
dalam usaha tani. Upaya meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil dengan tetap menjaga
kelestarian lingkungan sangat perlu dilakukan. Penggunaan pupuk yang berbasis bahan
kimia telah berlanjut sampai sekarang yang telah menimbulkan dampak yang merugikan
terhadap lingkungan (Efendi et.al., 2011).
Oleh karena itu, peran unsur hara bagi suatu tanaman tidak bisa di ganti dengan
unsur yang lain. Pengaplikasiannya pada tanaman kelapa sawit untuk meningkatkan
produksi maupun pertumbuhan. Pemupukan merupakan konstribusi yang sangat besar
dalam aspek biaya. Berdasarkan fakta biaya pemupukan hamper di seluruh perusahaan
perkebunan sekitar antara 40-60% dari biaya seluruh biaya pemeliharaan tanaman atau 15-
20% dari biaya produksi (Pahan, 2013). Pemeliharaan tanaman pada komoditas
perkebunan yang bersifat tahunan, di kelompokkan ke dalam tanaman belum menghasilkan
(TBM) dan tanaman menghasilkan (TM). (Anonim, 2004) menjelaskan bahwa yang
dimaksud dengan TBM kelapa sawit adalah masa sebelum panen, yaitu berlangsung
selama 30-36 bulan, sedangkan TM adalah periode tahun setelahnya di tandai dengan
tanaman sudah menghasilkan.

B. Tujuan
Adapun tujuan dari makalah tentang pemeliharan tanaman menghasilkan kelapa sawit
yaitu untuk mengetahui bagaimana Langkah yang di lakukian pada saat tanaman sudah
menghasilkan.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Tanaman Menghasilkan (TM)


Tanaman menghasilkan adalah tanaman yang sudah di panen (di ambil hasilnya)
secara rutin. Umumnya, tanaman ini berumur di atas 3 tahun dan sampai 25 tahun atau
sampai di remajakan Kembali/ replating.
1. Pemeliharaan Tanaman Menghasilkan (TM)
a). Rawat Jalan Panen dan Rawat Piringan
Jalan panen adalah jalan ditengah-tengah barisan tanaman yang di peruntukkan
bagi orang panen agar mudah mencari tandan buah yang masuk dan mengangkut
hasilnya. Rawat jalan panen di lakukan dengan cara menyemprot pasar apabila pasar
pikul ditutupi dengan gulma-gulma.
Piringan adalah daerah sekeliling pohon yang dibersihkan untuk mempermudah
pengumpulan berondolan sewaktu panen maupun untuk tempat panaburan pupuk.
Piringan berbentuk lingkaran dan memilki jari-jari minimal 15vcm dari ujung daun terluar.
Rawat pitingan dilakukan dengan dua cara yaitu cara manual dan khemis. Cara manual
adalah dengan menggaruk piringan, piringan pokok di garuk bersih dengan pusingan 1
bulan sekali dengan radius 2 meter, rawat secara manual juga melkukan aktivitas
manarik kacangan atau LCC apabila telah merambat ke daun kelapa sawit. Sedangkan
rawat dengan cara khemis yaitu melakukan penyemprotan dengan herbisida, rawat
piringan secara khemis dilakukan dengan rotasi 90 hari (4 kali setahun). Jika keaadan
tenaga kerja sulit diperoleh maka rawat piringan dilakukan dengan system khemis.
b). Prunning (Penunusan)
Prunning adalah pekerjaan memotong pelepah dengan tujuan menjaga standar
jumlah pelepah tiap pohon kelapa sawit. Jika tanaman terlambat diprunning maka
pelepah akan tumbuh lebat dan akan menyulitkan pekerjaan panen sehingga buah akan
banyak yang tidak terpanen. Pada saat penunasan harus diusahakan sampai batas
songgo 2 pada tanaman muda (dua pelepah dibawah tandan paling bawah harus
ditinggalkan) sedangkan pada tanaman tua bats songgo 1 dan jika terlalu cepat ditunas
melewati batas songgo dua, pohon akan kekurangan daun sehingga berat tandan buah
turun. Bekas potongan mepet atau dekat dengan pokok.
Setelah dilakukan penunusan, pelepah disusun digawangan mati dan tidak boleh
dibuang ke pitingan, parit, atau pasar pikul. Setelah penunusan langsung dilakukan
penyebatan terhadap gulma yang tumbuh pada batang tanaman dengan memukulnya
pada gulma menggunakan pelepah. Pada tanaman N3 harus membuang tunas pasir
agar memudahkan panen mmenggunakan dodos.
c). Pemupukan

Pemupukan merupakan kegiatan memberikan pupuk ke piringan atau langsung


diberikan ke tanaman menggunakan pupuk organik maupun pupuk anorganik sebagai
penambah unsur hara yang telah diambil oleh tanaman dengan tujuan untuk
mempertahankan kesuburan tanah. Rotasi pemupukan dilakukan dua kali setahun.
Waktu yang paling tepat untuk pemupukan adalah pada awal musim hujan. Penetapan
dosis pupuk/pokokterlebih dahulu dilakukan kegiatan analisa tanah dan daun. Analisa
dilakukan 3 - 5 tahun sekali, sedangkan analisa daun dilakukan 1 tahun sekali. Cara
aplikasi pupuk yaitu ditabur di sekitar piringan mengelilingi tanaman kelapa sawit
dengan jarak 1.5 – 2 m dari batang tanaman. Penaburan menggunakan takaran yang
dibuat dari mangkuk kecil dengan kapasitas 750 g/pokok. Setelahkegiatan pemupukan
selesai, karung goni bekas pupuk harus dikumpulkan sebagai alat untuk mengontrol
jumlah pupuk yang telah disebar. Pada kegiatan oemupukan dolomite di areal TM
dengan caea ditabukan di sekitar tanaman kelapa sawit.

d). Pengendalian Hama dan Penyakit

Pengendalian hama dan penyakit merupakan suatu kegiatan yang bertujuan


untuk menekan persebaran hama dan penyakit yang dapat menyebabkan kerugian
maupun kematian pada tanaman kelapa sawit yang juga dapat menyebabkan
penurunan produksi yang akan dihasilkan. Waktu pelaksanaan kegiatan ini kondisional
tergantung jumlah serangan hama dan penyakit di lapangan. Jika jumlah serangan
hama dan penyakit di lapangan sudah menimbulkan kerugian yang besar bagi
tanaman, maka sesegera mungkin dilakukan kegiatan pengendalian hama dan penyakit
ini.

Alat-alat yang digunakan dalam kegiatan injeksi batang, antara lain: mesin bor,
speed, danracun. Racun yang digunakan adalah Mentene dengan jenis bahan aktifnya
Asepat, dosis yangdiberikan 20 g/pohon kedalaman bor adalah 30 cm dengan sudut
kemiringan 450. Hal ini bertujuan agar jika dosis Asepat disuntikkan, carian tidak
tumpah ke tanah. Untuk pencampuran dosisnya adalah 1 : 1, yaitu 1 liter air : 1 kg
racun sehigga didapatkan kira-kira 1.8 liter, 1,8 liter tersebut bisa didapatkan kira-kira
60 pokok. Dosis untuk satu pokok yaitu 30 cc. Pada ialah proses kegiatan injeksi
batang pada tanaman kelapa sawit.

Di Divisi B khususnya terdapat serangan hama ulat kantong Metisa plana yang
bersarang di dalam daun kering membentuk kantong berwarna kecoklatan melekat di
pelepah daun kelapa sawit. Pengendaliannya secara kimiawi. dan Ulat Api Setora
nitens memiliki ciri seperti ulat bulu yang berwarna terang yang biasanya memakan
daun kelapa sawit dan penggendaliannya secara kimiawi menggunakan Insektisida
berbahan aktif Deltametrin ditambah dengan campuran bahan aktif Alkyphenol. Gambar
40 merupakan gambar Metisa plana ( ulat kantong ) yanghidup di pelepah daun kelapa
sawit, adalah gambar Setora nitens ( Ulat Api ) yang berada di daun kelapa sawit dan
memakan daun hingga tersisa lidi. Dan serangan dari ulat kantong oada tanaman
kelapa sawit dapat terlihat pada gambar 42 yang tanaman terlihat mati dan tidak dapat
dibudidayakan.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dalam budidaya tanaman kelapa sawit pada pemeliharaan tanaman
menghasilkan yakni tanaman yang sudah di panen secara rutin. Umumnya tanaman
berumur 3 tahun smapai 25 tahun. Pemeliharaannya yaitu rawat jalan panen dan rawat
piringan, Prunning (penunasan), pemupukan serta pengendalian hama dan penyakit
pada saat tanaman menghasilkan. Serta ada pula definisi pekerjaan, terget/tujuan dan
sasaran, waktu pelaksanaan dan rotasi, pelaksanaan kagiatan, dan urutan pelaksanaan
kegiatan.

Anda mungkin juga menyukai