Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRATIKUM PEMELIHARAAN KELAPA SAWIT

IDENTIFIKASI SENSUS DAN KONSOLIDASI

LAPORAN

Disusun Oleh :

ZAINI : A32202566 / GOLONGAN B

DOSEN PENGAMPU :

 Ir. CHERRY TRIWIDIARTO, M.Si 

Ir. SUGIYARTO, M.P

Ir. SUPRIYADI, MM

TEKNISI:

SYAHRUL MUNIR

PROGRAM STUDI PRODUKSI TANAMAN PERKEBUNAN

JURUSAN PRODUKSI PERTANIAN

POLITEKNIK NEGERI JEMBER

2021
BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Tanaman kelapa sawit adalah salah satu komoditas tanaman perkebunan, dibandingkan
dengan tanaman penghasil minyak lainnya, kelapa sawit (Elaeis guineensis) merupakan tanaman
penghasil minyak nabati terbesar dan paling efektif. Perkebunan kelapa sawit skala industri
menghasilkan produk setengah jadi berupa kelompok makanan berminyak dan oleokimia.
Produk jadi tersebut dapat digunakan dalam industri makanan, kosmetik, farmasi, pabrik logam,
dll. Adanya potensi kelapa sawit untuk berbagai kebutuhan membuat kelapa sawit memegang
peranan yang sangat penting di berbagai negara.Produksi kelapa sawit internasional masih
dikuasai di Indonesia dan Malaysia yang mencapai 85% dari total produksi minyak sawit
internasional. Indonesia dan Malaysia merupakan negara produksi minyak kelapa sawit terbesar
sehingga menjadi pemegang kontribusi dalam produksi minyak kelapa sawit. Negara Indonesia
memiliki luasan lahan perkebunan kelapa sawit terbesar disusul oleh peringkat kedua yaitu
negara Malaysia, akan tetapi tingkat produksi masih dibawah potensi yang seharusnya sehingga
produksi minyak kelapa sawit masih lebih rendah dibandingkan dengan perkebunan Malaysia.
Faktor ini membuat negara Indonesia masih belum dapat menjadi pemegang Market
Leader dalam minyak kelapa sawit.

Tanaman kelapa sawit memiliki nama latin (Elaeis guineensis Jacq) dan saat ini merupakan
salah satu jenis tanaman yang menempati posisi penting dalam bidang pertanian khususnya
industri pertanaman. Hal ini karena banyak tanaman yang menghasilkan minyak atau lemak, dan
nilai ekonomi per hektar kelapa sawit adalah yang terbesar di dunia. Melihat pentingnya tanaman
kelapa sawit ini, ke depan, seiring dengan kebutuhan dunia akan minyak sawit yang terus
meningkat, maka perlu diperhatikan upaya peningkatan kualitas dan keluaran minyak sawit agar
dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Pada tahun 1968 luas tanam kelapa sawit 105.808 hektar
dengan hasil 167.669 ton, tahun 2007 meningkat menjadi 6,6 juta hektar dan produksi minyak
sawit mentah sekitar 17,3 juta ton.
BAB 2 PEMBAHASAN

Pemeliharaan tumbuhan kelapa sawit bertujuan buat menghasilkan sesuatu keadaan area
yang bisa berkembang dengan maksimal demi tercapainya perkembangan serta penciptaan
maksimal tumbuhan kelapa sawit yang dibudidayakan. Aksi pemeliharaan kelapa swit meliputi
sebagian perihal ialah penyiangan gulma, pemupukan, pengendalian hama serta penyakit, dan
penyusunan tajuk. Pemeliharaan tumbuhan kelapa sawit merupakan salah satu komoditas
perkebunan yang bertabiat tahunan, tumbuhan kelapa sawit dikelompokkan kedalam 2 kelompok
ialah tumbuhan belum menciptakan( TBM) serta tumbuhan menciptakan( TM) kalau yang di
iktikad TBM pada kelapa sawit merupakan masa saat sebelum panen( diawali dari dikala tanam
hingga panen awal berlangsung 30- 36 bulan dengan periode waktu TBM pada tumbuhan kelapa
sawit terdiri dari:
1. TBM 0: Melaporkan kondisi lahan suda ditanami kacangan penutup tanah serta kelapa
sawit telah ditanam pada masing- masing titik tanam.

2. TBM 1: Tumbuhan pada tahun ke–I( 0- 12 bulan)

3. TBM 2: Tumbuhan pada tahun ke–II( 13- 24 bulan)

4. TBM 3: Tumbuhan pada tahun ke- III( 25- 30 ataupun 36 bulan)

Pemeliharaan TBM bertujuan buat memperoleh perkembangan tumbuhan kelapa sawit yang
seragam serta berproduksi besar. Khasiat pemeliharaan TBM merupakan buat memaksimalkan
perkembangan vegetatif tumbuhan kelapa sawit selaku penunjang perkembangan generatif yang
berproduksi besar. Pemeliharaan TM merupakan buat menciptakan tumbuhan kelapa sawit
dengan produktivitas optimal dengan bayaran penciptaan serendah mungkin serta
mempertahankan produktivitas yang besar secara berkepanjangan serta melindungi area
perkebunan sebab tiap aktivitas pemeliharaan pasti belum menciptakan penciptaan kelapa sawit
yang baik. Misalnya aktivitas penyulaman. Penyulaman sangat krusial dicoba buat melindungi
jumlah populasi di lapangan.
Konsolidasi ialah aktivitas perawatan tumbuhan yang awal kali dicoba sehabis penanaman.
Tujuan konsolidasi merupakan untuk membenarkan penanaman berkembang sempurna, tegak
serta berkembang sehat/ wajar. Buat menggapai produktivitas yang maksimum, kerapatan
tumbuhan cocok standar dengan tumbuhan yang sehat wajib dicapai pada bulan ke 12 sehabis
penanaman. Sensus pada TBM 1 dengan penyisipan jadi prioritas utama. Dari bulan ke 14
sampai ke 23, sensus tumbuhan non produktif membenarkan tumbuhan yang wajib dibongkar
serta disisip pada bulan ke 26. Kedua aktivitas tersebut bertujuan buat membenarkan pohon-
pohon yang merupakan tumbuhan produktif. Aktivitas penyisipan tumbuhan dicoba buat
mengubah tumbuhan yang sudah mati, lenyap ataupun mungkin besar tumbuhan tidak hendak
berproduksi maksimal. Kedua aktivitas sensus serta penyisipan bertujuan buat membenarkan
kalau tumbuhan yang terdapat di lapangan merupakan tumbuhan produktif. Penerapan
penyisipan tumbuhan ialah 3 tanam, sehingga dimungkinkan terbentuknya keseragaman panen.
Frekuensi waktu penyisipan tumbuhan dicoba dengan syarat 2 rotasi per tahun sepanjang 18
bulan semenjak tanam. Metode penyisipan tumbuhan ialah tumbuhan yang mati dicabut serta
ditempatkan dalam gawangan. Setelah itu penyisipan tumbuhan dicoba dengan dimulai
pembuatan titik tanam. Penanaman dicoba dengan menjajaki prosedur biasa, kecuali bibit yang
digunakan bibit yang lebih besar( usia ≥ 12 bulan) sehingga dimungkinkan dicoba pemotongan
pelepah bibit. Pupuk pada dikala penyisipan tumbuhan, diberikan sebanyak 1, 5 kali dosis pupuk
per lubang dari pada penanaman dini. Berikutnya diperlakukan sama semacam pada tumbuhan
lain di sekitarnya. Perlengkapan yang digunakan dalam penyisipan tumbuhan ialah:

 Truk dengan bak rata serta terbuka ataupun traktor trailer

 Sekop bertangkai panjang

 Kaleng yang sudah ditera buat pemupukan lubang tanam

 Kereta dorong buat angkutan dalam kebun

 Pisau tajam Bahan yang digunakan dalam penyisipan tanaman

 Kayu buat menopang tumbuhan yang miring

 Pupuk dasar

Penerapan penyisipan tumbuhan ialah 3 – 6 bulan sehabis adanya keseragaman panen.


Frekuensi waktu penyisipan tumbuhan dicoba dengan syarat 2- 4 Metode penyisipan tumbuhan
ialah tumbuhan yang mati dicabut.
Sensus TM di Politeknik Negeri Jember Samping Masjid
BARIS 1 BARIS 2
Produktif 5 Produktif 4
Produktif 3 Produktif 4
S2 -1 Produktif 8
Produktif 3 S2-0
Produktif 3 S2-2
Produktif 5 Produktif 3
S2 - 0 Produktif 3
Produktif 3 Produktif 3
Produktif 3 Produktif 7
S2-1 S2-2
S2 - 2 Produktif 5
- Produktif 5
- Produktif 6

17
Presentase produktif adalah × 100 %=70,83 %
24

7
Presentase nonproduktif adalah × 100 %=29,17 %
24
Dari sensus yang dilakukan pada tanaman kelapa sawit sebanyak 24 batang maka tercatat,
sebanyak 70,83% tergolong ke dalam produktif dan menghasilkan sedangkan sisanya yakni
29,17% masih tergolong nonproduktif ada sebanyak 7 batang dari 24 sampel batang yang
digunakan.
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Tanaman kelapa sawit adalah salah satu komoditas tanaman perkebunan, dibandingkan
dengan tanaman penghasil minyak lainnya, kelapa sawit (Elaeis guineensis) merupakan tanaman
penghasil minyak nabati terbesar dan paling efektif. Tanaman kelapa sawit memiliki nama latin
(Elaeis guineensis Jacq) dan saat ini merupakan salah satu jenis tanaman yang menempati posisi
penting dalam bidang pertanian khususnya industri pertanaman. Pemeliharaan TBM bertujuan
buat memperoleh perkembangan tumbuhan kelapa sawit yang seragam serta berproduksi besar.
Aktivitas penyisipan tumbuhan dicoba buat mengubah tumbuhan yang sudah mati, lenyap
ataupun mungkin besar tumbuhan tidak hendak berproduksi maksimal. Metode penyisipan
tumbuhan ialah tumbuhan yang mati dicabut serta ditempatkan dalam gawangan.
DAFTAR PUSTAKA

Medan, P. (2019). PETUNJUK PRAKTIKUM BUDIDAYA TANAMAN KELAPA SAWIT. Medan:


Polbangtan Medan.

Pribadi, R. G. (2013). TEKNIK KONSOLIDASI DAN PENYISIPAN PADA TANAMAN KELAPA


SAWIT (Eleais guineensis Jacq.). Riau: UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN
SYARIF KASIM RIAU.

Spsks. (2016). MANAJEMEN PEMELIHARAANTANAMAN KELAPA SAWIT. SOP Agro,


1-26.

Tim Pengampu. 2021. BKPM Pemeliharaan Tanaman Kelapa Sawit.Politeknik Negeri Jember.
Jember, Jawa Timur.

Anda mungkin juga menyukai