Anda di halaman 1dari 11

BUDIDAYA TANAMAN TAHUNAN KELAPA SAWIT

Di susun oleh :
NAMA : TITO YOGHA RIDHIO
NIM : 21310012

UNIVERSITAS PALEMBANG
Jl. Dharmapala No.1 A Bukit Besar Palembang
TAHUN AKADEMIK 2022/2023

i
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah swt Tuhan Semesta Alam. Itulah pujian yang kami panjatkan atas
kehadirat Maha besar-Nya Allah swt karena atas limpahan rahmat, karunia dan inayah-Nya
kelompok kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “Budidaya Tanaman Tahunan
Kelapa Sawit”. Merupakan tugas mata kuliah di Universitas Palembang.
Kami menyadari penulisan makalah ini masih begitu banyak kekurangan, penulis berharap
karya tulis ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat
penulis harapkan demi menambah kesempurnaan makalah ini.

Belitang, 3 Juni 2023


Penulis

Tito Yoga Ridhio

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL……………………………………………………….………………….….i

KATA PENGANTAR ……………………………………………………….…………………. ii

DAFTAR ISI ………………………………………………………………………………….... iii

BAB I PENDAHULUAN ………...……………………………………………………. 4

A. Latar Belakang ………………………………………………………….……. 1

B. Rumusan Masalah …………………….……………………………………… 2

BAB II PEMBAHASAN ……………………………………..…………………………. 5

A. Tanaman Kelapa Sawit…….……………. …………………………………… 5

B. Budidaya Tanaman Kelapa Sawit …………………………………………….. 6

C. Pemeliharaan dan Panen Tanaman Kelapa Sawit………………………..……. 8

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ……………………….………………………………………… 10
B. Saran ……………………….……………………………………………...…10

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………………………. 11

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Tanaman kelapa sawit adalah tanaman penghasil minyak nabati yang dapat menjadi andalan
dimasa depan karena berbagai kegunaannya bagi kebutuhan manusia. Kelapa sawit memiliki arti
penting bagi pembangunan nasional Indonesia. Selain menciptakan kesempatan kerja yang
mengarah pada kesejahteraan masyarakat, juga sebagai sumber devisa negara. Penyebaran
perkebunan kelapa sawit di Indonesia saat ini sudah berkembang di 22 daerah provinsi. Luas
perkebunan kelapa sawit pada tahun 1968 seluas 105.808 ha dengan produksi 167.669 ton, pada
tahun 2007 telah meningkat menjadi 6.6 juta ha dengan produksi sekitar 17.3 juta ton CPO
(Sastrosayono 2003).
Melihat pentingnya tanaman kelapa sawit dewasa ini dan masa yang akan datang, seiring
dengan meningkatnya kebutuhan penduduk dunia akan minyak sawit, maka perlu dipikirkan usaha
peningkatan kualitas dan kuantitas produksi kelapasawit secara tepat agar sasaran yang diinginkan
dapat tercapai.
Produktivitas kelapa sawit dipengaruhi oleh teknik budidaya yang diterapkan. Pemeliharaan
tanaman merupakan salah satu kegiatan budidaya yang sangat penting dan menentukan masa
produktif tanaman. Pengendalian hama dan penyakit yang baik dapat meningkatkan produksi dan
produktivitas tanaman. Untuk memenuhi kebutuhan akan kelapa sawit, maka dilakukan suatu
usaha untuk meningkatkan produksi minyak sawit yaitu dengan meningkatkan pengolahan di
pabrik, memperluas areal pertanaman dan memperbaiki sistem budidaya yang biasa dilakukan.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah sebagaimana di ungkapkan diatas, maka dapat
difokuskan pada rumusan masalah berikut :
1) Apa manfaat dan keunggulan tanaman kelapa sawit ?
2) Bagaimana cara melakukan budidaya tanaman kelapa sawit ?
3) Bagaimana cara pemeliharaan tanaman kelapa sawit setelah penanaman sampai masa
panen ?

C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan pembuatan makalah ini untuk mengetahui
penerapan budidaya tanaman kelapa sawit.

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Manfaat dan Keunggulan Tanaman Kelapa Sawit

Tanaman kelapa sawit memiliki nama latin (Elaeis guineensis Jacq) saat ini merupakan salah
satu jenis tanaman perkebunan yang menduduki posisi penting disektor pertanian umumnya, dan
sektor perkebunan khususnya. Hal ini disebabkan karena dari sekian banyak tanaman yang
menghasilkan minyak atau lemak, kelapa sawit yang menghasilkan nilai ekonomi terbesar per
hektarnya di dunia (Balai Informasi Pertanian, 1990).
Kelapa sawit merupakan salah satu komoditi sub sektor perkebunan yang memberikan andil
besar dalam pemasukan devisa di luar sektor minyak dan gas bumi. Komoditi ini juga menyerap
tenaga kerja yang cukup besar dan mampu memberikan kemakmuran bagi masyarakat yang
mengusahakannya (Risza, 1994).
Setyamidjaja (2006), menyatakan bahwa tanaman kelapa sawit merupakan sumber
penghasil minyak nabati yang digunakan secara luas dalam berbagai industri. Risza (1994) juga
menjelaskan bahwa disamping digunakan sebagai bahan baku industri pangan, kelapa sawit dapat
digunakan sebagai bahan baku industri non pangan.
Tanaman Kelapa sawit berakar serabut yang terdiri atas akar primer, skunder, tertier dan
kuartier. Akar-akar primer pada umumnya tumbuh ke bawah, sedangkan akar skunder, tertier dan
kuartier arah tumbuhnya mendatar dan ke bawah. Akar kuartier berfungsi menyerap unsur hara dan
air dari dalam tanah. Akar-akar kelapa sawit banyak berkembang di lapisan tanah atas sampai
kedalaman sekitar 1 meter dan semakin ke bawah semakin sedikit (Setyamidjaja, 2006).
Tanaman kelapa sawit umumnya memiliki batang yang tidak bercabang. Pada pertumbuhan
awal setelah fase muda (seedling) terjadi pembentukan batang yang melebar tanpa terjadi
pemanjangan internodia (ruas). Titik tumbuh batang kelapa sawit terletak di pucuk batang, terbenam
di dalam tajuk daun. Di batang terdapat pangkal pelepah-pelepah daun yang melekat kukuh
(Sunarko, 2008). Pertumbuhan awal daun berikutnya akan membentuk sudut. Daun pupus yang
tumbuh keluar masih melekat dengan daun lainnya. Arah pertumbuhan daun pupus tegak lurus ke
atas dan berwarna kuning. Anak daun (leaf let) pada daun normal berjumlah 80-120 lembar
(Setyamidjaja, 2006).
Tanaman kelapa sawit termasuk tanaman multiguna. Tanaman tersebut mulai banyak
menggantikan posisi penanaman komoditas perkebunan lain, yaitu tanaman karet. Tanaman kelapa
sawit kini tersebar di berbagai daerah. Secara umum dapat diindikasikan bahwa pengembangan
perkebunan kelapa sawit masih mempunyai prospek harga, ekspor, dan pengembangan produk
(Suwarto dan Octavianty, 2010).

Bagian daging buah menghasilkan minyak kelapa sawit mentah yang diolah menjadi bahan
baku minyak goreng. Minyak sawit juga dapat diolah menjadi bahan baku minyak alkohol, sabun,
lilin, dan industri kosmetika. Sisa pengolahan buah sawit sangat potensial menjadi bahan campuran
makanan ternak dan difermentasikan menjadi kompos. Tandan kosong dapat dimanfaatkan untuk
mulsa tanaman kelapa sawit, sebagai bahan baku pembuatan pulp dan pelarut organik, dan
tempurung kelapa sawit dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar dan pembuatan arang aktif.

5
B. Budidaya Tanaman Kelapa Sawit
1. Pembibitan
Pembibitan merupakan langkah awal dari seluruh rangkaian kegiatan budidaya
tanaman kelapa sawit. Melalui tahap pembibitan sesuai standar teknis diharapkan dapat
dihasilkan bibit yang baik dan berkualitas. Bibit kelapa sawit yang baik adalah bibit yang
memiliki kekuatan dan penampilan tumbuh yang optimal serta berkemampuan dalam
menghadapi kondisi cekaman lingkungan pada saat pelaksanaan penanaman
(transplanting). Menurut Setyamidjaja, (2006), untuk menghasilkan bibit yang baik dan
berkualitas seperti tersebut di atas, diperlukan pedoman kerja yang dapat menjadi acuan,
sekaligus kontrol selama pelaksanaan di lapang. Untuk itu berikut ini disampaikan tahapan
pembibitan, mulai dari persiapan, pembibitan awal dan pembibitan utama.
a. Pemilihan Lokasi
Penentuan lokasi pembibitan perlu memperhatikan beberapa persyaratan sebagai
berikut:
1) Lokasi Pembibitan mempunyai jalan yang mudah dijangkau dan mempunyai
kondisi baik.
2) Areal harus jauh dari sumber hama dan penyakit, serta mempunyai sanitasi yang
baik.
3) Dekat dengan tenaga kerja lapangan sehingga memudahkan dalam pengawasan.
4) Dekat dengan tempat pengambilan media tanam untuk pembibitan. Drainase baik,
sehingga pada musim hujan tidak tergenang air.
5) Dekat dengan sumber air dan air tersedia cukup untuk penyiraman, dengan
kualitas yang memenuhi syarat.
6) Areal diusahakan mempunyai topografi datar dan berada di tengah-tengah Kebun.
7) Areal pembibitan harus terletak sedekat mungkin dengan daerah yang
direncanakan untuk ditanami dengan memperhitungkan biaya pengangkutan bibit.
b. Media Tanam
Media tanam yang digunakan seharusnya adalah tanah yang berkualitas baik, misalnya
tanah bagian atas (top soil) pada ketebalan 10-20 cm. Tanah yang digunakan harus
memiliki struktur yang baik, gembur, serta bebas kontaminasi (hama dan penyakit,
pelarut, residu dan bahan kimia). Bila tanah yang akan digunakan kurang gembur dapat
dicampur pasir dengan perbandingan pasir : tanah = 3 : 1 (kadar pasir tidak melebihi
60%). Sebelum dimasukkan ke dalam polybag, campuran tanah dan pasir diayak
dengan ayakan kasar berdiameter 2 cm. Proses pengayakan bertujuan untuk
membebaskan media tanam dari sisa-sisa kayu, batuan kecil dan material lainnya.
Bibit yang yang telah ditanam di prenursery atau nursery perlu dipelihara dengan baik
agar pertumbuhannya sehat dan subur, sehingga bibit akan dapat dipindahkan ke
lapang sesuai dengan umur dan saat tanam yang tepat. Pemeliharaan bibit meliputi
penyiraman, penyiangan, pengawasan seleksi dan pemupukan.
c. Persiapan Lahan
Pembukaan lahan merupakan salah satu tahapan kegiatan dalam budidaya Kelapa
Sawit yang sudah ditentukan jadwalnya berdasarkan tahapan pekerjaan yang akan
dilakukan sesuai dengan jenis lahannya (areal) hutan, areal alang-alang, areal gambut.

6
Supaya areal tersebut dapat ditanami Kelapa sawit maka areal tersebut harus bersih
dari vegetasi atau semak belukar yang akan mengganggu pertumbuhan dan
perkembangan tanaman pokok. Sedangkan untuk memudahkan dalam pengelolaan
tanaman Kelapa sawit dibutuhkan suatu perencanaan tata ruang kebun yang
direncanakan pada saat pembukaan lahan dan sebelum penanaman Kelapa sawit
(Setyamidjaja, 2003).
Pembukaan Lahan, Dilakukan dengan cara membuat jalan rintisan untuk pengukuran,
membuat petak- petak hektaran(blok),menebang pohon berdiameter lebih dari 3 inch
menggunakan chainsaw. Batang pohon yang sudah di tebang, dipotong menjadi ukuran
yang lebih kecil dan di tumpuk agar lebih mudah kering. Untuk rencana peremajaan,
semua dahan dan ranting dari pohon yang sudah di tebang di potong sepanjang 5 meter
lalu di tumpuk menurut barisan yang teratur. Tanggul atau sisa pohon bekas
penebangan liar yang letaknya bertepatan dengan lubang tanaman harus di bongkar.
d. Pengolahan Tanah
Pengolah tanah dilakukan dengan cara membersihkan lahan dari gulma menggunakan
traktor dengan dua rotasi yang berurutan berupa pembajakan dan penggarukan,
arahnya tegak lurus atau paling tidak sedikit menyilang. Sementara itu, interval antara
rotasi minimum dilakukan dalam dua minggu.
e. Pembuatan Jalan, Parit, dan Teras
Pembuatan Jalan dilakukan dengan cara mengorek, menimbun, mengeraskan bagian
lapangan, membuat bentang, dan membuat parit di sebelah kiri-kanan jalan. Jalan
utama dan jalan produksi dibuat dengan bulldozer dan atau grader. Jalan sepanjang 1
km dibuat dalam waktu 40-80 jam kerja dengan pemakaian bahan bakar 80 liter/jam
kerja. Selanjutnya, jalan di padatkan dengan menggunakan alat pemadat (bomag).
Pekerjaan ini umumnya dilakukan pada akhir musim hujan. Pembuatan parit
dikerjakan dengan menggali tanah sesuai ukuran dasar. Tanah galiannya di buang ke
tempat tertentu.Saluran air di daerah berbukit berupa saluran kebun dan saluran utama
yang menyalurkan air ke saluran drainase alam (sungai). Saluran kebun di buat setiap
16 baris tanaman kelapa sawit dan di buat menurut kontur lahan. Saluran utama di buat
dengan lebar bagian atas 150 cm, lebar bagian bawah 80 cm. saluran kebun di buat
dengan lebar bagian atas 90 cm, lebar bagian bawah 60 cm, dan kedalaman 60 cm.
Teras individu di buat menggunakan mal berbentuk tapak kuda dengan muka teras
menhadap kearah lereng bukit. Ukuran teras 3 m x 3 m, jarak antara ajir tanaman dan
tepi muka teras selebar 1,25 m.
f. Penanaman
Pola tanam menggunakan sistem monokultur. Tanaman penutup tanah (legume cover
crop LCC) pada areal tanaman kelapa sawit sangat penting karena dapat memperbaiki
sifat-sifat fisika, kimia dan biologi tanah, mencegah erosi, mempertahankan
kelembaban tanah dan menekan pertumbuhan tanaman pengganggu (gulma).
Penanaman tanaman kacang-kacangan sebaiknya dilaksanakan segera setelah
persiapan lahan selesai.
Pembuatan lubang dilakukan secara mekanis. Lubang tanam disiapkan 2 – 4
minggu sebelum tanam, sebaiknya paling lambat 4 minggu. Ukuran lobang

7
berkisar antara 60 dan 90 cm dengan kedalaman 60 cm, tergantung kondisi
tanah. Jika tanah gembur dan subur, cukup 60 x 60 x 60 cm, tetapi kalau
tanahnya lebih padat atau berliat dan kurang subur, sebaiknya ukuran lobang lebih
besar.Jarak tanam yang direkondasikan adalah 9x9x9 m sistem persegi panjang.
Penggalian lubang dilakukan pada titik ajir sedemikian rupa sehingga ajir berada tepat
di tengah lubang tanam. Buat tanda batas penggalian dengan tongkat berukuran
tadi sebelum ajir dicabut untuk penggalian lubang. Setelah lubang selesai, ajir
harus dikembalikan pada posisi tepat di tengah lubang. Tanah galian dipilah dua
yaitu lapisan atas (top soil) dan lapisan bawah (sub soil) serta meletakkannya
terpisah pada sisi lubang yang berbeda (kiri – kanan atau utara – selatan) dalam
arah yang konsisten.
Penanaman pada awal musim hujan yaitu bulan Oktober dan bulan November, setelah
hujan turun dengan teratur. Sehari sebelum tanam, siram bibit pada polibag. Lepaskan
plastik polybag hati-hati dan masukkan bibit ke dalam lubang.

C. Pemeliharaan Tanaman Kelapa Sawit Setelah Penanaman Hingga Panen


a. Kegiatan Setelah Penanaman
1) Umpan tikus
Sebagai tindakan pencegahan terhadap serangan tikus • Per pokok bibit diberi 2 butir
umpan tikus, 1 butir diletakkan disebelah kiri pokok dan 1 butir lagi diletakkan di
sebelah kanan pokok
2) Pemberian mulsa dengan janjangan kosong
Pemberian umpan tikus selanjutnya disesuaikan dengan kebutuhan Pemberian mulsa
dengan janjangan kosong • Semua bibit yang baru ditanam di lahan harus diberikan
janjangan kosong (dosis 25 ton/ha) • Janjangan kosong diletakkan disekitar piringan
bibit, dalam bentuk lingkaran • Janjangan kosong yang digunakan haruslah yang masih
segar, yang diproduksi dalam kurun waktu 2 minggu sebelum digunakan Penyisipan
3) Penyisipan
Penyisipan dilakukan secepat mungkin, tidak boleh lebih dari 2 tahun setelah tanam
Menggunakan bibit advaced planting material Konsolidasi • Pemeriksaan rutin terhadap
tanaman sawit yang miring atau roboh, kemudian ditegakkan kembali
4) Pemeliharaan Piringan
Membersihkan piringan pohon (jari-jari 1-1,5 m) , Membersihkan piringan cara kimia,
bahan glyphosate 300 cc/ha/rotasi dengan syarat tidak mengenai tajuk sawit.
Membersihkan piringan pohon (jari-jari 1-1,5 m). Membersihkan piringan cara kimia,
bahan glyphosate 300 cc/ha/rotasi dengan syarat tidak mengenai tajuk sawit.
5) Pengendalian Gulma di Gawangan
Menggaruk dan mencabut gulma, bila vegetasi > 70 cm, dikendalikan dengan cara di
babat, wiping alang-alang dilakukan pada keadaan spot/sporadis dengan mengusap daun
alangalang dengan herbisida, Spot alang-alang yaitu menyemprot alangalang dengan
herbisida, jika alang-alang berupa rumpun.
6) Tanaman Penutup Tanah

8
Clean Wedding Piringan palma bertujuan untuk mencegah kompetisi dari tanaman
penutup pada tanaman muda, dan untuk facilitate pengumpulan brondolan buah tanaman
dewasa.
Pengendalian Penutup Tanah secara periodik bila pertumbuhan terlalu vigor.
Pemupukan, Direkomendasikan berdasarkan jenis tanah serta hasil analisis tanah dan
daun, Dilakukan menurut umur tanaman sesuai dengan standar yang dikeluarkan oleh
PPKS , Jenis pupuk yang digunakan, Urea, ZA, TSP, RP, MOP, Kiaserit, Dolomit, HGF
Borate. Pemupukan dilakukan dari tanaman mulai berbunga (umur 12 bulan) sampai
tanaman berumur 24- 30 bulan, Bunga betina dan jantan semuanya dibuang
menggunakan dodos kecil atau chisel.
7) Sensus Global dengan norma tenaga kerja dilakukan bila terdapat petunjuk adanya
kenaikan tingkat serangan hama/penyakit.
b. Persiapan Panen
Dalam budidaya kelapa sawit panen merupakan salah satu kegiatan penting dan
merupakan saat-saat yang ditunggu oleh pemilik kebun, karena saat panen adalah indikator
akan dimulainya pengembalian inventasi yang telah ditanamkan dalam budidaya. Melalui
pemanenan yang dikelola dengan baik akan diperoleh produksi yang tinggi dengan mutu
yang baik dan tanaman mampu bertahan dalam umur yang panjang. Berbeda dengan
tanaman semusim, pemanenan kelapa sawit hanya akan mengambil bagian yang paling
bernilai ekonomi tinggi yaitu tandan buah yang menghasilkan minyak kelapa sawit dan inti
kelapa sawit dan tetap membiarkan tanaman berproduksi secara terus menerus sampi batas
usia ekonomisnya habis. Secara umum batas usia ekonomis kelapa sawit berkisar 25 tahun.
Kelapa sawit mulai berbuah setelah 2,5 tahun dan masak 5,5 bulan setelah
penyerbukan. Dapat dipanen jika tanaman telah berumur 31 bulan, sedikitnya 60% buah
telah matang panen, dari 5 pohon terdapat 1 tandan buah matang panen. Ciri tandan matang
panen adalah sedikitnya ada 5 buah yang lepas/jatuh dari tandan yang beratnya kurang dari
10 kg atau sedikitnya ada 10 buah yang lepas dari tandan yang beratnya 10 kg atau lebih.

9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Kelapa sawit adalah tanaman penghasil minyak nabati yang dapat menjadi andalan dimasa
depan karena berbagai kegunaannya bagi kebutuhan manusia. Disamping digunakan
sebagai bahan baku industri pangan, kelapa sawit dapat digunakan sebagai bahan baku
industri non pangan
2. Pembibitan merupakan langkah awal dari seluruh rangkaian kegiatan budidaya tanaman
kelapa sawit. Melalui tahap pembibitan sesuai standar teknis diharapkan dapat dihasilkan
bibit yang baik dan berkualitas.
3. pemanenan kelapa sawit hanya akan mengambil bagian yang paling bernilai ekonomi tinggi
yaitu tandan buah yang menghasilkan minyak kelapa sawit dan inti kelapa sawit dan tetap
membiarkan tanaman berproduksi secara terus menerus sampi batas usia ekonomisnya
habis. Secara umum batas usia ekonomis kelapa sawit berkisar 25 tahun.

B. Saran
Melihat pentingnya tanaman kelapa sawit dewasa ini dan masa yang akan datang seiring
dengan meningkatnya kebutuhan penduduk dunia akan minyak sawit, maka perlu dipikirkan
teknologi produksi sebagai usaha peningkatan kualitas dan kuantitas produksi kelapa sawit.

10
DAFTAR PUSTAKA

Setyamidjaja, D. 2006. Budidaya Kelapa Sawit. Kanisius. Yogyakarta. 62 Hal.

Anonim. 2012. Makalah teknik budidaya kelapa sawit. http://www.blogspot.com . (Diakses, 25


Nopember 2015)
Sulesman. 2014. Makalah budidaya tanaman kelapa sawit. http://.blogspot.co.id/.html (diakses, 25
Nopember 2015)
Indra Dwipa. Budidaya Tanaman Kelapa Sawit. Http://repo.unand.ac.id/13632

11

Anda mungkin juga menyukai