Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN AKHIR

PRAKTIKUM PENGELOLAAN PANEN

Nama : Teguh Pratama

NIM : 2001029

Kelas : BDP 3A

BUDIDAYA PERKEBUNAN
INSTITUT TEKNOLOGI SAWIT INDONESIA
MEDAN
2023
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan kesehatan jasmani dan rohani sehingga kita masih tetap bisa
menikmati indahnya alam cipataan-Nya. Sholawat dan salam tetaplah kita
curahkan kepada baginda Habibillah Muhammad Saw yang telah menunjukkan
kepada kita jalan yang lurus berupa ajaran agama yang sempurna dengan Bahasa
yang sangat indah.

Penulis disini akhirnya dapat merasa sangat bersyukur karena telah


menyelesaikan Laporan Akhir Praktikum Pengelolaan Panen sebagai tugas akhir
dalam praktikum Pengelolaan Panen. Penulis mengucapkan banyak terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu hingga terselesaikannya laporan akhir
ini. Dan penulis memahami jika makalah ini tentu jauh dari kesempurnaan maka
kritik dan saran sangat penulis butuhkan guna bisa lebih berkembang lagi.

Medan, 24 Januari 2023

Ddt

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................................... i

LAPORAN PRAKTIKUM PENGELOLAAN PANEN ................................................ 1


“ PERHITUNGAN BUNGA DAN BUAH “ ................................................................... 1
BAB I .................................................................................................................................. 2
PENDAHULUAN .............................................................................................................. 2
1.1 Latar Belakang .................................................................................................... 2
BAB 2 ................................................................................................................................. 4
TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................................................... 4
BAB 3 ................................................................................................................................. 6
METODE PRAKTIKUM ................................................................................................... 6
Tempat Praktikum .................................................................................................... 6
Alat dan Bahan ......................................................................................................... 6
Cara Kerja ................................................................................................................ 6
BAB 4 ................................................................................................................................. 8
PEMBAHASAN ................................................................................................................. 8
BAB 5 ............................................................................................................................... 10
PENUTUP ........................................................................................................................ 10
5.1 Kesimpulan ............................................................................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 11

LAPORAN PRAKTIKUM PENGELOLAAN PANEN .............................................. 12


“ PERHITUNGAN PREMI PANEN “ .......................................................................... 12
BAB I ................................................................................................................................ 13
PENDAHULUAN ............................................................................................................ 13
1.2 Latar Belakang .................................................................................................. 13
BAB 2 ............................................................................................................................... 15
TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................................... 15
2.1 Pengertian Pengolahan Premi Panen ....................................................................... 15

ii
BAB 3 ............................................................................................................................... 19
METODE PRAKTIKUM ................................................................................................. 19
Tempat Praktikum.................................................................................................. 19
Alat dan Bahan ....................................................................................................... 19
Cara Kerja ............................................................................................................... 19
BAB 4 ............................................................................................................................... 21
PEMBAHASAN ............................................................................................................... 21
BAB 5 ............................................................................................................................... 25
PENUTUP ........................................................................................................................ 25
4.1 Kesimpulan ............................................................................................................. 25
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 26

iii
LAPORAN PRAKTIKUM PENGELOLAAN PANEN
“ PERHITUNGAN BUNGA DAN BUAH “

Nama : Teguh Pratama

NIM : 2001029

Kelas : BDP 3A

BUDIDAYA PERKEBUNAN
INSTITUT TEKNOLOGI SAWIT INDONESIA
MEDAN
2023
1
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tanaman kelapa sawit memiliki nama latin (Elaeis guineensis Jacq) saat
ini merupakan salah satu jenis tanaman perkebunan yang menduduki posisi
penting disektor pertanian umumnya, dan sektor perkebunan khususnya. Hal
ini disebabkan karena dari sekian banyak tanaman yang menghasilkan minyak
atau lemak, kelapa sawit yang menghasilkan nilai ekonomi terbesar per
hektarnya di dunia.
Melihat pentingnya tanaman kelapa sawit ini dan masa yang akan
datang, seiring dengan meningkatnya kebutuhan penduduk dunia akan minyak
sawit, maka perlu dipikirkan usaha peningkatan kualitas dan kuantitas
produksi kelapa sawit secara tepat agar sasaran yang diinginkan dapat
tercapai. Salah satu diantaranya adalah pengendalian hama dan penyakit.
Tanaman kelapa sawit adalah tanaman penghasil minyak nabati yang
dapat menjadi andalan dimasa depan karena berbagai kegunaannya bagi
kebutuhan manusia. Kelapa sawit memiliki arti penting bagi pembangunan
nasional Indonesia. Selain menciptakan kesempatan kerja yang mengarah
pada kesejahteraan masyarakat, juga sebagai sumber devisa negara.
Penyebaran perkebunan kelapa sawit di Indonesia saat ini sudah berkembang
di 22 daerah provinsi. Luas perkebunan kelapa sawit pada tahun 1968 seluas
105.808 ha dengan produksi 167.669 ton, pada tahun 2007 telah meningkat
menjadi 6.6 juta ha dengan produksi sekitar 17.3 juta ton CPO.
Produktivitas kelapa sawit dipengaruhi oleh teknik budidaya yang
diterapkan. Pemeliharaan tanaman merupakan salah satu kegiatan budidaya
yang sangat penting dan menentukan masa produktif tanaman. Pengendalian
hama dan penyakit yang baik dapat meningkatkan produksi dan produktivitas
tanaman. Untuk memenuhi kebutuhan akan kelapa sawit, maka dilakukan
suatu usaha untuk meningkatkan produksi minyak sawit yaitu dengan
meningkatkan pengolahan di pabrik, memperluas areal pertanaman dan

2
memperbaiki sistem budidaya yang biasa dilakukan. Tanaman kelapa sawit
berbuah sepanjang tahun namun terdapat bulan-bulan dimana terjadi panen
puncak dan panen rendah. Variasi produksi tanaman kelapa sawit sangat
dipengaruhi oleh faktor iklim. Faktor-faktor lainnya juga turut mempengaruhi
seperti tanah, komposisi umur tanaman, bahan tanaman dan manajemen.

3
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

Pada satu batang kelapa sawit terdapat bunga jantan dan bunga betina. Bunga
jantan memiliki bentuk lonjong memanjang, sedangkan bunga betina memiliki
bentuk yang agak bulat. Bunga jantan dan bunga betina ini berpengaruh terhadap
jumlah tandan yang akan tumbuh pada tanaman kelapa sawit. Bagian dari kelapa
sawit yang diolah menjadi minyak adalah buah. Buah sawit memiliki warna
bervariasi dari hitam, ungu, hingga merah. Warna buah ini bergantung pada bibit
yang digunakan.

Namun secara umum, buah sawit berwarna kemerahan, dengan ukuran


sebesar plum besar, dan tumbuh dalam tandan besar. Buah sawit akan
bergerombol dalam tandan yang muncul dari tiap pelepah. Kandungan minyak
yang dihasilkan oleh setiap buah kelapa sawit akan bertambah sesuai kematangan
buah. Setiap buah terdiri dari lapisan luar yang mengandung minyak (perikarp)
dengan biji tunggal (inti sawit) yang juga kaya akan minyak.

Melakukan estimasi produksi telah menjadi pekerjaan rutin di perkebunan


kelapa sawit, apalagi kegiatan ini berkaitan dengan faktor lainnya yang
bersinggungan dengan proses budidaya. Estimasi produksi harus dilalukan dengan
tepat dan jangan sampai pernah luput. Membahas tentang produksi kelapa sawit
tidak akan lepas dari persoalan-persoalan dibawah ini :

1. Perbedaan yang terlalu besar antara hasil estimasi produksi dengan realisasi
produksi, perbedaan baik secara posistif maupun negative.
2. Perbedaan antara standard hasil produksi yang dikeluarkan oleh lembaga
produsen kecambah dengan hasil realisasi produksi yang dihasilkan oleh
konsumen, yang meliputi jumlah janjang/pohon/tahun, Berat janjang rata-
rata, hasil produksi (ton/ha/thn).

4
3. Metode perhitungan dalam melakukan estimasi produksi, serta teknis dalam
melakukan sensus produksi, yang menjadi dasar awal dalam melakukan
perhitungan estimasi produksi.

Trosentelling ataupun taksasi produksi merupakan kegiatan ytang dilakukan


untuk memperkirakan produksi buah dari tanaman kelapa sawit untuk 6 bulan
kedepan. Setiap enam bulan dilakukan penaksiran produksi tandan kelapa sawit
(trossen telling).Buah yang terjadi setelah penyerbukan memerlukan waktu enam
bulan sampai tandan buah matang dan siap untuk dipanen.Telling dilakukan
sebagai pantauan atas Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP) dan
merupakan pedoman untuk pembuatan RKO per-triwulan.

5
BAB 3

METODE PRAKTIKUM

Tempat Praktikum
Praktikum perhitungan bunga dan buah kelapa sawit dilksanakan di Lahan
Kelapa Sawit Kampus ITSI Medan.

Alat dan Bahan


a. Alat
- Flipchart
- Spidol
- Parang
- Kuas
- Alat Tulis
b. Bahan
- Cat

Cara Kerja
1) Penetapan BS dimulai dari baris ke-3 dan seterusnya, setiap selang 5
(lima) baris atau pada baris ke 6 dan setiap BS yang satu ke BS
selanjutnya.
2) Semua BS diberi tanda tapak jalak dan bernomor dibawahnya serta ditulis
pada pohon yang telah dikerok dan berada di tepi jalan.
3) Penetapan TS dimulai dari pohon ke-3 disetiap BS dan selanjutnya setiap
selang 5 pohon atau pohon ke-6 dari TS satu ke Ts selanjutnya.
4) Semua TS diberi notasi pada ketinggian 1.5 m dari permukaan tanah (atau
disesuaikan dengan tinggi pohon) menghadap ke arah pasar pikul, nomor
TS di beri warna biru.
5) Hitung bunga dan buah yang ada pada pohon TS
6) Penetapan ps diberi nomor dengan cat putih pada ketinggian 1.5 m dari
permukaan tanah mengarah ke pasar pikul. ps pada masing-masing TS
berjumlah 6 PS.

6
7) Perhitungan jumlah tandan untuk setiap TS terdiri dari 6 PS dan 1 TS
sehingga berjumlah 7 pokok per TS.
8) Apabila salah satu PS kosong / mati, maka pohon di dekatnya yang searah
TS menjadi PS pengganti.
9) Hitung seluruh tandan yang ada, termasuk bunga betina yang sudah
dibuahi dan bunga cengkih, yang di perkirakan dapat dipanen 5-6 bulan
berikutnya.
10) Hasil perhitungan jumlah tandan dicatat kedalam formulir sensus jumlah
tandan dan formulir penaksiran produksi remester.

7
BAB 4
PEMBAHASAN

Blok 3A1 , Tahun Tanam : 2018, SPH : 130, RBT : 8 kg


Luas: 6 Ha
Jumlah Pokok Produktif : 780 pokok
rata-rata tandan/pokok : 8,85
Jumlah tandan / blok : 8,85 x 780 pokok = 6.903 tandan
Jumlah produksi/blok : 9.204 x 8 = 55.224 kg

-Blok 3A2 , Tahun Tanam : 2018, SPH : 130, RBT : 8 kg


Luas : 7 Ha
Jumlah pokok produktif : 910 pokok
Rata-rata tandan/pokok : 7,85
Jumlah tandan / blok : 7,85 x 910 pokok = 7.143 tandan
Jumlah produksi/blok : 7.143 x 8 = 57.144 kg

- Blok 3A3, Tahun Tanam : 2018, SPH : 130, RBT : 8 kg


Luas : 8 Ha
Jumlah pokok produktif : 1.040 pokok
Rata-rata tandan / pokok : 8,71
Jumlah tandan/blok : 8,71 x 1.040 : 9.058 tandan
Jumlah produksi/blok : 9.058x 8 = 72.464 kg

- Blok 3A4, Tahun Tanam : 2018, SPH : 130, RBT : 8 kg


Luas : 9 Ha
Jumlah pokok produktif : 1.170 pokok
Rata-rata tandan / pokok : 8,57
Jumlah tandan/blok : 8,57 x 1.170 : 10.026 tandan
Jumlah produksi/blok : 10.026 x 8 = 80.208 kg

8
- Blok 3A5, Tahun Tanam : 2018, SPH : 130, RBT : 8 kg
Luas : 10 Ha
Jumlah pokok produktif : 1.300 pokok
Rata-rata tandan / pokok = 8,42
Jumlah tandan / blok : 8,42 x 1.300 pokok : 10.946
tandanJumlah produksi /blok : 10.946x 8 = 87.568Kg

9
BAB 5
PENUTUP

Kesimpulan

Trosentelling ataupun taksasi produksi merupakan kegiatan ytang


dilakukan untuk memperkirakan produksi buah dari tanaman kelapa sawit
untuk 6 bulan kedepan. Setiap enam bulan dilakukan penaksiran produksi
tandan kelapa sawit (trossen telling).Buah yang terjadi setelah penyerbukan
memerlukan waktu enam bulan sampai tandan buah matang dan siap untuk
dipanen.Telling dilakukan sebagai pantauan atas Rencana Kerja Anggaran
Perusahaan (RKAP) dan merupakan pedoman untuk pembuatan RKO per-
triwulan.

10
DAFTAR PUSTAKA
Direktorat Jenderal Perkebunan. 2007. Statistik Perkebunan Indonesia 2001-2005.
Direktorat Jenderal Perkebunan. Jakarta.

Lubis, A. U., A. Djamin, S. Wahyuni dan I. R. Harahap. 1989. Kelapa Sawit.


Pusat Penelitian Perkebunan Marihat. Bandar Kuala. Sumatera Utara.

Pusat Penelitian Kelapa Sawit. 2006. Budidaya Kelapa Sawit. Pusat Penelitian
Kelapa Sawit.

Setyamidjaja, D. 1991. Budidaya Kelapa Sawit. Kanisius. Yogyakarta.

Yahya, S. 1990. Budidaya Kelapa Sawit. Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas


Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Bogor.

11
LAPORAN PRAKTIKUM PENGELOLAAN PANEN
“ PERHITUNGAN PREMI PANEN “

Nama : Teguh Pratama

NIM : 2001029

Kelas : BDP 3A

BUDIDAYA PERKEBUNAN
INSTITUT TEKNOLOGI SAWIT INDONESIA
IA
MEDAN
2023
12
BAB I
PENDAHULUAN

1.2 Latar Belakang


Kelapa sawit merupakan komoditas unggulan bagi Indonesia dalam
perdagangan internasional. Kelapa sawit termasuk dalam sepuluh komoditas
ekspor utama.
Salah satu hal yang membuat kelapa sawit masuk ke dalam sepuluh komoditas
ekspor utama Indonesia adalah daya saingnya yang kompetitif dalam
perdagangan internasional. Daya saing tersebut didasarkan pada produktivitas
per hektar kelapa sawit di Indonesia yang cukup tinggi.
Di sisi lain, kelapa sawit juga merupakan tanaman yang cukup handal
terhadap perubahan iklim sehingga membuat kemungkinan terjadinya gagal
panen dapat diminimalisir. Kelapa sawit juga mengandung nutrisi yang tinggi
dan baik bagi kesehatan manusia jika dilihat dari nilai kalori, vitamin, dan
kadar kolesterolnya yang rendah. Jika dilihat dari fungsinya, kelapa sawit
tidak hanya sebagai bahan pangan, kelapa sawit juga sebagai minyak nabati
yang berpotensi untuk dijadikan bahan bakar biodiesel.
Daya saing yang dimiliki kelapa sawit dalam perdagangan internasional
telah berhasil menjadikan Indonesia sebagai penghasil kelapa sawit terbesar di
dunia. Pada dasarnya kelapa sawit dipanen dalam bentuk tandan buah segar
(TBS). TBS ini diolah menjadi produk setengah jadi dalam bentuk minyak
kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) dan inti kelapa sawit atau palm kernel.
Jika dikaitkan dengan perdagangan internasional, Indonesia merupakan
penghasil CPO terbesar di dunia. CPO yang diproduksi oleh Indonesia
sebanyak 25,5 juta ton pada tahun 2012. Hal ini yang menjadikan CPO
merupakan produk kelapa sawit yang paling banyak diekspor oleh Indonesia.
Pada tahun 2013 produksi CPO Indonesia mengalami peningkatan menjadi
28 juta ton atau setara dengan lima puluh persen total produksi CPO dunia
yaitu sebesar 54,527 juta ton.4 Pada tahun 2013 CPO diekspor sebanyak 21,2

13
juta ton. Komoditas kelapa sawit ini merupakan penyumbang devisa negara
terbesar untuk komoditas perkebunan.
Devisa ekspor khusus produk kelapa sawit ini mencapai US$ 19,65 miliar
atau Rp 200 triliun pada tahun 20125 dan US$ 19,1 miliar pada tahun 2013.6
Sedangkan ekspor di luar produk kelapa sawit secara kumulatif menyumbang
devisa sebesar Rp 50 triliun pada 2012. Jika melihat sejak diberlakukan bea
keluar (BK) terhadap CPO dan turunannya dari tahun 2007–2012 industri
kelapa sawit telah menyumbang Rp. 79,4 triliun. Artinya industri kelapa sawit
telah terbukti sebagai penyelamat devisit negara.

14
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

Pengertian Pengolahan Premi Panen


Premi adalah pendapatan yang diperoleh pekerja apabila telah melampaui
batas ketentuan yang ditetapkan pengusaha/perusahaan. Premi adalah reward
apabila dapat memanen TBS lebih dari basis yang ditentukan. Panen
merupakan rangkaian terakhir dari kegiatan budi daya kelapa sawit. Panen
merupakan pemotongan tandan dari pohon hingga pengangkutan ke pabrik.
Tandan yang sudah dipanen disebut Tandan Buah Segar (TBS).
A. Sistem Premi Panen Kelapa Sawit
Premi panen adalah penghargaan yang diberikan kepada pemanen
karena jumlah TBS/janjang yang diperoleh mencapai basis yang telah
ditentukan dengan mutu buah yang sesuai dengan ketentuan panen.
Pembuatan dan penetapan sistem premi potong buah didasarkan
pada biaya potong buah per kg TBS sesuai anggaran tahun berjalan dan
sistem premi sebelumnya. Penetapan jumlah basis borong untuk setiap
pemanen umumnya didasarkan pada pertimbangan kondisi berikut ini :
1) Rata- rata kemampuan seorang karyawan memanen TBS selama tujuh
jam per hari biasa dan lima jam pada hari jumat.
2) Keadaan tanaman dalam blok-blok yang bersangkutan, misalnya pada
tanam an sudah tinggi, tanaman muda yang masih rendah, kondisi
setempat, dan
3) sebagainya.
4) Kondisi spesifik setempat.
Setelah siap borong, karyawan diberikan kesempatan dan harus dimotivasi
untuk meningkatkan produktivitasnya dengan tarif yang menarik untuk
karyawan sendiri maupun untuk perusahaan. Sistem premi harus disertai
sanksi- sanksi atau denda yang cukup adil, baik untuk karyawan sendiri
maupun untuk perusahaan.

15
B. Jenis-Jenis Premi Panen Kelapa Sawit
Pada beberapa Perusahaan perkebunan di Indonesia, terdapat dua jenis
premi panen yang umum dilaksanakan, yaitu sebagai berikut :
1) Premi panen berdasarkan jumlah janjang/TBS yang didapat.
2) Premi panen berdasarkan jumlah berat (kg) buah/ TBS yang didapat
setelah di timbang di pabrik/ PKS.
Deskripsi Perbandingan kedua sistem premi tersebut disajikan pada Tabel
1.1 berikut ini :
Tabel 1.1 Perbandingan Premi Panen Sistem Janjang dan Berat

Sistem janjang Sistem Berat (Kg)


1 Pemanen dibayar sesuai dengan 1 Pemanen dibayar sesuai berat
jumlah janjang yang dipotong dari janjang sesudah sampai di PKS.
pokok pada saat itu. Kemungkinan, berat janjang
sudah berkurang akibat restan
selama beberapa hari dilapangan.
2 Pemanen langsung tahu berapa 2 Pemanen tidak langsung tahu jumlah
pendapatan/ premi yang diperolehnya pendapatan/ preminya dan masih
sesudah selesai panen. Hal ini penting menunggu hasil timbang di PKS.
bagi karyawan yang pada umumnya Apabila terjadi restan selama beberapa
kurang mampu berhitung (berkali-kali). hari/ minggu, pemanen baru akan
mengetahui jumlah pendapatan/
preminya pada waktu lain.

3 Kecenderungan manipulasi brondolan 3 Terjadi kecenderungan pemanen


tidak ada karena perhitungan borong melakukan manipulasi brondolan
berdasarkan janjang. karena harga perkg lebih mahal dari
TBS.

Premi panen dan brondolan diberikan terpisah dengan nilai premi per-kg
yang berbeda. Pemberian premi panen bertujuan untuk meningkatkan
pendapatan karyawan dan lebih memotivasi pemanen / petugas yang terkait
dengan panen agar seluruh buah matang di lapangan terpanen. Sedangkan
premi brondolan diberikan bertujuan untuk lebih memotivasi pengutipan
brondolan dan meminimalisasi kehilangan brondolan di lapangan.
Premi panen diberikan secara perorangan dan ditentukan berdasarkan
kapasistas, tahun tanam yang berkaitan dengan produktivitas dan topografi.

16
Semakin rendah produktivitas, semakin rendah basis borong dan semakin
berbukit/curam topografinya semakin mahal premi panennya. Premi
brondolan diberikan premi tersendiri dengan tarif ± 2,5 kali lipat premi TBS
sesuai dengan berat brondolan yang dikumpulkan oleh masing-masing
pemanen. Brondolan harus dalam keadaan bersih dari segala macam kotoran
(sampah, tangkai tandan, batu dll). Berat brondolan tidak termasuk dalam
berat TBS. Premi dan denda panen per-orang dihitung dan dibukukan setiap
hari oleh Krani Produksi di Afdeling.

C. Sistem dan Standard Premi Panen


Sistem premi panen dapat dilaksanakan oleh semua perkebunan
kelapa sawit. Namun, oleh karena kondisi lapangan dan aspek- aspek
sosial ekonomi yang berbeda antar kebun maka standar premi juga harus
disesuaikan dengan perbedaan- perbedaan tersebut. Perbedaan tersebut
tercakup dalam :
1) Borong janjang
Janjang harus diatur sedemikian rupa sehingga yang ditetapkan bagi
seorang
pemanen dalam tujuh jam untuk setiap tahun tanam dapat diselesaikan
dengan mencapai jumlah kilogram tertentu. Oleh karena itu, borong
janjang harus langsung berhubungan dengan BJR (Borong Janjang
Rata- rata) kebun. Sementara BJR kebun langsung berhubungan
dengan umur tanaman.
2) Tarif premi potong (premi siap borong)
Premi siap borong harus berpedoman kepada anggaran (Rp/ton TBS)
yang sedang berjalan dan juga tarif yang berlaku sebelumnya. Premi
siap borong harus sama untuk semua umur tanaman, sedangkan yang
berbeda yaitu jumlah borongnya.
3) Tarif Premi lebih borong (lebih borong)
Kelas- kelas BJR harus ditentukan terlebih dulu, kemudian harga per
janjang ditetapkan over borong menurut kelas-kelas tersebut. Harga

17
janjang lebih borong dari kelas yang berbeda dapat saja sama,
tergantung dari kondisi setempat. Namun perlu diperhatikan bahwa
biaya Rp/ ton TBS dari lebih borong atau luar dinas tidak boleh lebih
tinggi dari biaya Rp/ ton TBS dalam dinas.
4) Tarif sanksi/denda
Tindakan- tindakan yang tidak memenuhi peraturan atau melanggar
salah satu peraturan panen harus didenda dan mengurangi premi yang
sudah diperoleh pemanen, kerani buah, mandor panen, dan mandor I.
Ketentuan- ketentuan tarif sanksi biasanya ditetapkan menurut situasi
dan kebijakan kebun setempat.
5) Pembayaran Premi
Pembayaran premi dilaksanakan pada saat karaywan memerima gaji
yang diberikan oleh staf kebun di kantor afdeling. Kebiasaan
pemberian pinjaman premi setiap minggu harus ditiadakan. Hal ini
disebabkan manfaat premi tersebut berkurang karena jumlahnya relatif
kecil jika dibandingkan dengan penerimaan sekaligus pada saat
karyawan mendapatkan gaji kecil. Pembayaran premi kepada
karyawan harus melalui mekanisme notes potong buah (berfungsi
seperti saldo di buku tabungan bank). Dengan demikian, angka premi
yang tertulis di notes-lah yang akan dibayarkan kepada karyawan.

18
BAB 3
METODE PRAKTIKUM

Tempat Praktikum
Praktikum perhitungan premi panen dilksanakan di Pendopo kampus ITSI
Medan.

Alat dan Bahan


a. Alat
- Flipchart
- Spidol
- Alat tulis

Cara Kerja
a. Menghitung Basis Tugas

b. Tarif Premi Panen

c. Premi Panen TBS (Progresif)

19
d. Premi Panen Libur

20
BAB 4
PEMBAHASAN

Kebun P.T WACANA AJA pada afdelling 5 (blok 01) dengan tahun tanam 2007
dengan potensi setahun sesuai RKAP 25,75 ton/ha, tografi rata dengan basis tugas
topografi rata berdasarkan basis tugas ialah 900 kg/hk. Dengan table sebaran
produksi 5 tahun kebalakang sebagai berikut :

Table sebaran produksi pertriwulan

Sehingga

= 668 g/ℎ
(900 kg/hk x 299 hk ) X 18,38%
BT triwulan I :
74 ℎ

= 1.027 g/ℎ
(900 kg/hk x 299 hk ) X 27,48%
BT triwulan II :
72 ℎ

= 1.040 g/ℎ
(900 kg/hk x 299 hk ) X 29,47%
BT triwulan III :
76 ℎ

21
= 862 g/ℎ
(900 kg/hk x 299 hk ) X 24,67%
BT triwulan IV :
77 ℎ

Table koefisien topografi


Topografi Koefisien (%)

rata s.d bergelombang 50

Berbukit 60

berbukit tanpa teras 70

Rawa 70

Dikarenakan topografi areal adalah rata dan BT pada triwulan III 1.040 kg/hk.
Konstanta perhitungan berdasarkan memo direksi adalah Rp. 2.500.000 maka tarif
panen dihitung sebagai berikut :

Tarif P1 = (Rp 2.500.000/30 hari/1.040 kg/hk) x 60% = Rp 40,07

Tarif P2 = 40,07 + 5 = Rp 45,07

Tarif P3 = 45,07 + 5 = Rp 50,07

Sehingga premi panen TBS (progresif) ialah :

Maka :

P1 = {(130% x 1.040) – 1.040} x 40,07 = Rp. 12.500

P2 = {(175% x 1.040) – 1.352} x 45,07 = Rp. 21.093

P3 = {(200% x 1.040) – 1.820} x 50,07 = Rp. 13.018

Table persentase brodolan sesuai topografi.

22
Topografi Persentase brondolan

<5,00% ≥5,00% s.d ≥7,50% s.d ≥10,00%


<7,50% <10,00%

rata s.d 150 200 250 300


bergelombang

Berbukit 200 300 400 450

berbukit tanpa 300 450 500 600


teras/rawa

Lalu untuk premi brondolan, karena pemanen dengan total hasil panen 3.000 kg,
dengan TBS dipanen 2.800 kg dan brondolan 200 kg. maka preminya adalah

Premi TBS : P1 + P2 + P3 + (kg TBS – (200% x BT)

 12.500+ 21.093+ 13.018+ (2.800 – (200% x 1.040)

 46.611 + (2.800 – 2.080)

46.611 + 720 = Rp. 47.331

Premi brondolan : dengan persentasi brondolan 6,6% maka preminya ialah :

 kg brondolan diperoleh x 200

 200 x 200 = Rp. 40.000

Sehingga total premi yang diperoleh ialah :

 Premi TBS + Premi Brondolan

47.331 + 40.000 = Rp. 87.331

Untuk premi panen pada hari libur ialah, pada hari libur pemanen mendapatkan
jumlah produksi 1.500 kg, TBS dipanen 1.300 kg dan brondolan 200 kg maka
preminya ialah :

Tarif panen libur = 150% x tarif P1

23
Premi = jumlah produksi x (150% x tarif P1)

Premi brondolan = seperti premi brondolan hari biasa

Maka premi pada hari libur ialah :

 Tarif panen libur : 150% x 40,07 = Rp. 60,11

 Premi : 1300 kg x 60,11 = Rp. 78.143

Premi Brondolan : persentasi brondolan 13% maka preminya ialah

 kg brondolan x 300 = 200 x 300 = Rp. 60.000

Maka total premi pada hari libur ialah :

 78.143 + 60.000 = Rp. 138.143

24
BAB 5
PENUTUP

Kesimpulan

Premi panen dan brondolan diberikan terpisah dengan nilai premi per- kg yang
berbeda. Pemberian premi panen bertujuan untuk meningkatkan pendapatan
karyawan dan lebih memotivasi pemanen / petugas yang terkait dengan panen
agar seluruh buah matang di lapangan terpanen.Berat brondolan tidak
termasuk dalam berat TBS, maka dari itu perhitungan premi TBS dengan
Premi Brondolan berbeda dikarenakan pekerjaan mengutip brondolan
merupakan pekerjaan tambahan buat pemanen.
Beberapa nilai dalam perhitungan merupakan konstanta ataupun ketetapan
baik dari memo direksi atau pun history produksi 5 tahun kebelakang.Premi
yang di berikan sangat memperhatikan produksi yang diperoleh dan topografi,
itu dikarenakan semakin extream topografi, pihak perusahaan akan memberi
lebih terhadap para pemanen tergantung ketentuan perusahaan yang menjadi
ketetapan perusahaan untuk mengapresiasi para pemanen

25
DAFTAR PUSTAKA
Akbar, Ardilles. 2008. Manajemen Panen di Perkebunan Kelapa Sawit (Elaeis
guineensis Jacq.) Pantai Bunati Estate, PT.Sajang Heulang, Minamas
Plantation, Tanah Bumbu, kalimantan Selatan. Skripsi. Bogor :
Fakultas Pertanian Universitas Institut Pertanian Bogor.

Fauzi, Y. 2003. Kelapa Sawit: Budi Daya, Pemanfaatan Hasil dan Limbah,
Analisis Usaha dan Pemasaran. Jakarta: Penebar Swadaya.

Munajat. 2013. Pengaruh Premi Panen Terhadap Kinerja Pemanen dan


Produksi Tandan Buah Segar (TBS) Kelapa Sawit PT Minanga Ogan
Kabupaten Ogan Komering Ulu. Jurnal Keuangan dan Bisnis Stie Musi
Palembang . Vol 11. No. 1, Maret 2013.
Pahan, I. 2007. Panduan Lengkap Kelapa Sawit, Manajemen Agribisnis dari Hulu
hingga Hilir, Jakarta: Penebar Swadaya

26

Anda mungkin juga menyukai