Proses pembuatan larutan HCl dan larutan Na₂CO₃, terjadi reaksi eksotermik, yaitu perpindahan panas dan sistem
ke lingkungan. Saat titrasi asam terhadap basa, larutan Na₂CO₃, (basa) ditetesi indikator metil orange dan berwarna
kuning, setelah titrasi warnanya menjadi merah muda yang menunjukkan larutan telah bersifat asam. Sedangkan
pada titrasi basa terhadap asam, terjadi reaksi yang sebaliknya. Saat titrasi menggunakan indikator phenolptalain
(PP) yang ditetesi pada HCl, tdk ada perubahan warna yang terjadi (tetap bening). Setelah dititrasi dengan larutan
Na₂CO₃, larutan berubah warna menjadi merah muda.
Penentuan konsentrasi melalui titrasi, banyak digunakan dalam berbagai industri, contohnya penentuan kadar
vitamin C dalm tablet vitamin C, penentuan kadar asam dalam asam cuka, dan penentuan asam oksalat
menggunakan permanganate. Hal ini dikarenakan, melalui penghitungan konsentrasi dapat menghasilkan campuran
dengan jumlah konsentrasi yang tepat dan tidak berlebih.
BAB I
PENDAHULUAN
Asam klorida adalah larutan kuantif dari gas dan hidrogen klorida (HCl) ialah asam kuat dan merupakan komponen
utama dalam asam lambung ini digunakan secara luas dalam industri . Asam klorida harus menanti keselamatan
yang tepat karena merupakan caiarn yang sangat korosif, asam klorida pernah menjadi zat yang paling dan sering
digunakan dalam awal sejarahnya . Dia diturunkan oleh alkimiawan persia senyawa digunakan sepanjang abad
pertengahan oleh ilmuan Eropa . Asam klorida dinetralkan oleh kedua larutan natrium hidroksida dan amonium
,sejalan dengan teori Archenius akan tetapi pada kasus amonia tidak muncul ion hidroksida amonia bereaksi dengan
melarutkan amonia tersebutuntuk menghasilkan ion amonium dan ion hidroksida .
Sebagian besar titrasi asam basa dilakukan pada temperatur kamar kecuali pada titrasinyang meliputi basa .
Biasayang mengandung CO2, jadi titrasi dengan Na₂CO₃, dilakukan pada temperatur yang mempenaruhi asam
basa .Klorida merupakan asm monoputik yang sulit menjadi redous .
Ia juga asam kuat yang paling bahaya untuk ditangani dibandingkan dengan asam kuat lainya . Walaupun asam
mengandung ion klorida yang tidak relatif dan tidak beracun , asam klorida dalam konsntrasi menengah cukup stabil
untuk disimpan dan terus mempertahankan konsentrasi konsentrasinaya ,oleh karena itu alasan ilmiah asam klorida
merupakan reagen yang sangat bau . Pada percobaan kali ini dilakukannya pembakuan standar yaitu HCl 0,1 N
adalah untuk proses analisa volometrik yang merupakan analisa kuantitatif dengan mereaksikan larutan baku yang
telah diketahui konsentrasinnyasecar teliti . Pembakuan HCl ini dilakukan secara volumetrik yaitu titrasi asam basa.
Adapun tujuan percobaan untuk mengenal macam – macam larutan baku, untuk membuat larutan baku dengan
konsentrasi tertentu dan untuk mengetahui cara pembuatan dan pembakuan 0,1 N HCl
BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
Asam klorida adalah larutan akuantif daari gasdaan hidrogen klorida (HCl ) ialah asam kuat dan merupakan
komponen utama dalam asam lambung ini digunakan secara luas dalam industri . Asam klorida merupakan cairan
yang sangat korosif , asam klorida pernah menjadi zat yang paling dan sering digunakan dalam awal sejarahnya. Dia
diturunkan oleh alkimiawan persia senyawa ini digunakan sepanjang abat pertengahan oleh ilmuan Eropa (khopkar ,
S.M. 1990)
Asam klorida dinetralkan oleh kedua larutan natrium hidroksida dan amonium , sejalan dengan teori Archenius akan
tetapi pada kasus amonia tidak muncul ion hidroksida amonia bereaksi dengan melarutkan amonia tersebut untuk
menghasilkan ion amonium dan ion hidroksida . Pada kasus tersebut akan memperoleh kaitan tak berwarna yang
dapat dikatalisasikan untuk mendapatkan garam berwarna putih , baik itu natrium klorida maupun ammonium klorida
( Aftalion , Fred . 1991)
Sebagian besar titrasi asam basa dilakukan pada temperatur kamar kecuali pada titrasi yang meliputi basa . Basa
yang mengandung CO2 , dititrasi dengan Na₂CO₃, dilaku kan pada temperatur yang mempengaruhi asam basa .
Klorida merupakan asam monoputik yang sulit menjadi redous. Ia juga asam kuat yang paling bahaya untuk
ditangani dibandingkan dengan asam kuat lainya . Walaupun asam mengandung ion klorida yang tidak relatif dan
tidak beracun , asam klorida dalam konsntrasi menengah cukup stabil untuk disimpan dan terus mempertahankan
konsentrasi konsentrasinaya ,oleh karena itu alasan ilmiah asam klorida merupakan reagen yang sangat bau
(Greenwood dan Eamshaw. 1997)
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
Alat –alat yang digunakan dalam percobaan adalah kaca arloji , pipet volum , erlenmayer dan peralatan gelas
lainnya
Bahan – bahan yang digunakan dalam percobaan adalah asam klorida (HCl ) 0,1 N, Natrium karbonat (Na₂CO₃,),
metil merah dan aquadest.
RK : HCl
BJ : 1,18gr/cm
TD : 110
TL : 27,32
SIFAT : Korosif
· Aquadest
RK : H2O
BM : 18 gr/mol
BJ : 1gr/cm
TD : 100
TL : 0
RK : Na₂CO₃,
BM : 83 gr/mol
BJ : 1,178gr/cm
TD : 33,4
TL : 851
Perhitungan
N HCl =
1.Pembuatan
· Dimasukakan dalam labu ukur ukuran 1000 ml yang sebelumnya telah diisi aquadet sepertiganya
· Ditimbang seksama 150 mg Na₂CO₃, anhidrat yanag sebelumnya telah dikeringkan pada suhu 270 selama
satu jam
· Dititrasai dengan HCl menggunakan indikator metil merah p. Perubahan warna kuning sampai merah muda.
BAB VI
4.2 Pembahasan
Karena pembuatan dan pembakuan larutan ini sangat berperan penting dalam proses analisa volumemetrik
yang merupakn analisa kuantitatif dengan mereaksikan larutan baku (standart) yang telah diketahui konsentrasinya
secara teliti .
Setelah pembuatan HCl selesai dilakukan pembakuan dengan menggunakan Na₂CO₃, anhidrat (telah
dikeringkan ) guna dikeringkan agar kadar air dalam Na₂CO₃, hilang. Na₂CO₃ yang digunakan sebanyak 0,15grm
kemudian Na₂CO₃ dimasukan dalam erlenmayer dan ditambahkan aquadest sebanyak 50 ml , kemudian ditetesi
dengan indikatormetil merah sebanyak 5 tetes (metil merah adalah senyawa organik yang memiliki rumus kimia C14
H14 N3 Na O2, banyak di pakai pada indikator asam basa . Pada saat PH dibawah 4,4 akan berwarna merah
sedangkan pada warna kuning pada PH diatas 6,2). Setelah mendapatkan warna kuning , sebelum larutan HCl
dimasukan dalam buret , karena pada buret diolesi vaselin agar tidak keras .
Lalu lalu buret dipasang ketempat penyangga buret yaitu statif sebelum di pasang , statif ditutupi dengan tissu , agar
tidak mudah pecah , Lalu buret di bersihkan dengan aquades agar sisa – sisa larutan yang menempel bersih .
Sebelum memasukan larutan HCl di pastikan keran tertutup larutan HCl dimsukkan kedalam buret dengan
menggunakan corong , masukkan hingga kelarutan pada titik atau garis (0). Pembakuan HCl ini dilakukan secara
volumetrik yaitu titrasi asam basa , larutan titrasai yaitu larutan HCl dengan titrannya larutan natrium karbonat
.Kemudian letakan erlenmayer yang berisi larutan Na2CO3 di bawah buret . Buka perlahan kerannya , maka keluar
larutan HCl setetes demi setetes dan goyangkan erlemayersambil terus ditetesi HCl , ketikawarna larutan di dalam
erlemayer sampai berubah menjadi warna merah muda lalu tutup kerannya dan dicatat volume titrasi . pembakuan
dilakukan untuk membuktikan HCl 0,1N dan hasil pembakuan HCl yang dilakukan di peroleh normalitas HCl sebesar
0,1 N.
BAB V
KESIMPULAN
1. Indikator yang digunakan pada pembuatan dan pembakuan HCl adalah indikator metil merah dengan rumus kimia
C14 H14 N3 Na O2
2. Pembakuan terhadap HCl dilakukan karena larutan ini sangat berperan penting dalam proses analisa volumetrik
dengan mereaksikan larutan baku (standart)
3. Pembakuan dilakukan untuk membuktikan HCl 0,1N dan hasil pembakuan HCl yang dilakukan di peroleh
normalitas HCl sebesar 0,1 N.
4. Pembakuan HCl ini dilakukan secara volumetri yaitu titrasi asam basa , larutan titran yaitu larutan HCl dengan titrat
larutan natrium karbonat (Na₂CO₃,)
LAMPIRAN
Pembuatan
Dik : V2 = 100 ml
N2 = 0,1 N
N1 = 2 N
Jawab : V1 . N1 = V2 . N2
V1 =
V1 =
V1 =
V1 = 5 ml pipet HCl 2N sebanyak 5 ml masukkan ke dalam labu ukur 100 ml kemudian tambahkan
H2O sampai tanda batas
Pembakuan
Jawab : N HCl =
HCl =
https://us02web.zoom.us/j/86187465541?pwd=K3BBNXgvLzh1cjRvajJReGZab0dRZz09
HCl =
DAFTAR PUSTAKA
Aftalion ,Fred . 1991. A History Of The Internasional Chemical Industry. Philadelphia :University of pennsylvania
press.
Greenwood , Norman dan Eamshaw. A . 1997. Chemistry Of The Elements . Edisi II . Oxford : Butterworth –
Helneman