Anda di halaman 1dari 7

PEMBUATAN LARUTAN BAKU UNTUK

TITRASI ALKALIMETRI

NAMA : TITIEK NIRWANA CITRA SARI

NIM : 11120081

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR AKADEMI FARMASI


MUHAMMADIYAH CIREBON 2014
PERCOBAAN VII.1

PEMBUATAN LARUTAN BAKU UNTUK TITRASI ALKALIMETRI

1.1 TUJUAN PERCOBAAN

Dapat membuat larutan baku primer dan larutan baku sekunder.

1.2 DASAR TEORI

Titrasi adalah poses mengukur volme larutan yang terdapat dalam buret
yang ditambahkan ke dalam larutan lain yang diketahui volumenya sampai
terjadi reaksi sempurna. Titrasi ini diterapkan untuk memperoleh peraksi
atau larutan yang konsentrasinya yang tidak dapat dipastiakan dari proses
pembuatannya secara langsung dari zat padatnya. Asidimetri adalah
pengukuran konsentrasi asam dengan menggunakan larutan baku basa,
sedangkan alkalimeteri adalah pengukuran konsentrasi basa dengan
menggunakan larutan baku asam. Oleh sebab itu, keduanya disebut juga
sebagai titrasi asam-basa. Titik dalam titrasi dimana titran yang telah
ditambahkan cukup untuk bereaksi secara tepat dengan senyawa yang
ditentukan disebut titik ekivalen. Titik ini sering itandai dengan perubahan
warna senyawa yang disebut indikator. Dalam stoikiometri titrasi, titik
ekivalen dari reaksi netralisasi adalah titik pada reaksi dimana asam dan basa
keduanya setara, yaitu dimana keduanya tidak ada yang berlebihan. Dalam
titrasi, suatu larutan yang akan dinetralkan, misal asam, ditempatkan di
dalam flask bersamaan dengan beberapa tetes indikator asam basa.
Kemudian larutan lainnya (misal basa) yang terdapat di dalam buret,
ditambahkan ke asam. Pertama-tama ditambahkan cukup banyak, kemudian
dengan tetesan hingga titik ekivalen. Titik ekivalen terjadi pada saat
terjadinya perubahan warna indikator. Titik pada titrasi dimana indikator
warnanya berubah disebut titik akhir. Titrasi biasanya merupakan larutan
elektrolit kuat seperti NaOH dan HCl yang diperlukan untuk bereaksi
sempurna oleh zat yang dianalisis yang disebut sebagai titik ekivalen.
Perbedaan titik akhir dan titik ekivalen disebut sebagai kesalahan titik akhir.
Kesalahan titk akhir adalah kesalahan acak yang berbeda untuk setiap
sistem. Kesalahan ini bersifat aditif dan determinan dan nilainya dapat
dihitung. Dengan menggunakan metode potensiometri dan konduktometri,
kesalahan titik akhir ditekan sampai nol. Reaksi Penetralan adalah reaksi
antara asam dan basa, asam adalah zat yang terdapat dalam air, yang dapat
memberikan ion Hidrogen (H+) atau ion Hidronium (H3O+) bila dilarutkan
dalam air. Sedangkan Basa adalah zat dalam air menghasilkan ion hidrokis
atau zat dapat dapat memperbesar konsentrasi ion OH dalam air. Beda
dengan reaksi penggaraman karena semua elektrolit yang tersusun dari
kation selain H serta anion OH dan menghasilkan suatu garam dan sering
disebut reaksi penggaraman.

Normalitas merupakan sistem konsentrasi didasarkan pada volume dari


larutan. Normalitas = jumlah ekivalen per liter larutan. Atau:

N = (e.q)/V

N = Normalitas

e.q = jumlah ekivalen

V = volume larutan dalam liter

Karena e.q = g/BE

g = gram larutan

BE = berat ekivalen

Maka dihasilkan

N =g/(BE X V)

Dengan hubungan Normalitas terhadap molaritas, sebagai berikut:

N= n. M

Larutan standar
Dalam alkalimetri kita menggunakan larutan standar untuk menentukan
konsentrasinya. Larutan standar adalah larutan yang dengan tepat dapat
diketahui konsentrasinya dan dipakai sebagai pereaksi.
Larutan standar dapat digolongkan menjadi:
a.      Larutan standar primer
larutan yang konsentrasinya sudah diketahui dengan pasti untuk
menstandarkan suatu larutan.
Syarat-syarat larutan standar primer:
-        Memiliki kemurnian yang tinggi
-        Mudah diperoleh dan dikeringkan
-        Mudah diperiksa kemurniannya
-        Tidak bersifat higroskopis, tidak mudah teroksidasi oleh udara
Contoh larutan standar primer
Asam: H2SO4, H2C2O4, C6H5COOH, (COOH) (COOK) C6H4.
Basa: Na2CO3, MgO, Na2B4O7.
b.      Larutan standar sekunder
Larutan standar yang konsentrasinya dapat diketahui dengan menggunakan
larutan standar primer sebagai pembanding.
Contoh: NaOH, KOH, KMnO4.
c.       Larutan standar tersier
Larutan standar yang konsentrasinya dapat diketahui dengan menggunakan
larutan standar sekunder sebagai pembanding.

1.3 PRINSIP PERCOBAAN

Reaksi Netralisasi antara asam dan basa membentuk gram dan air, titik akhir
titrasi ditandai dengan perubahan warna indikator dari tidak berwarna menjadi
merah muda.

1.4 ALAT DAN BAHAN

ALAT :

1.Buret
2.Statip
3.Klem
4.Pipet volume
5.Erlenmeyer besar
6.Erlenmeyer kecil
7.Labu ukur
8.Gelas kimia
9.Corong
10. Pipet tetes
11. Botol semprot

BAHAN :

1.Baku primer : Asam Oksalat (H2C2O4 . H2O)


2.Baku sekunder : NaOH
3.Indikator : Phenofthalein

1.5 CARA KERJA ATAU PROSEDUR


 Pembuatan Baku Primer

Timbang....... gram Asam Oksalat (H2C2O4 . H2O) masukkan kedalam labu


ukur sampai 1000ml (H2C2O4 . H2O = 0,1 N).

 Pembuatan Baku Sekunder

Masukkan sedikit air kedalam labu ukur 1000ml tambahkan 4 gram NaOH
kemudian encerkan dengan aquadest sampai 1000ml.

 Pembakuan

Pipet 10ml H2C2O4 dengan menggunakan pipet volume, masukkan kedalam


erlenmeyer, tambahkan 3 tetes phenofthalein. Olak labu erlenmeyer ketika
titrasi dengan larutan NaOH sampai terjadi perubahan warna dari tidak
berwarna menjadi merah muda pucat.

Catat NaOH yang diperlukan.

Ulangi pekerjaan ini sebanyak 3 kali Hitung Normalitas NaOH.


1.6 PEMBAHASAN
Pada percobaan praktikum larutan baku untuk untuk titrasi Alkalimetri
dengan pembuatan baku primer yaitu asam oksalat (H2C2O4. H2O) dengan
normalitas 0,1 N. Perhitungan massa baku primer yaitu :
gr 1000
N = Mr x V x n
Mr x v x N
Gram = 1000 x n
108 x 100 x 0,1
Gram = 1000 x 2
108 x 10
Gram = 2000
Gram = 0,54 gram.
Jadi menimbang berat zat 0,63 gram asam oksalat. Dengan pembuatan
baku sekunder yaitu NaOH 4 gram. Dalam pembakuan dari baku primer
dan baku sekunder dengan cara memipet 10 ml asam oksalat lalu
masukkan ke dalam erlenmeyer dan menambahkan indikator yaitu
Phenofthalein 3 tetes lalu mengolak labu ukur ketika titrasi dengan
larutan NaOH hingga terjadi perubahan warna dari tidak berwarna
menjadi merah muda. Pada baku sekunder saat berubah warna merah
muda maka mencatat volumenya dan mengulangi titrasi tersebut
sebanyak 3 kali. Data hasil percobaan titrasi pembakuan, titrasi pertama
titik awalnya 0 ml dan titik akhirnya 11,1 ml, titik awal percobaan kedua
11,1 ml dan titik akhir 21,9 ml, dan yang terakhir titik awal 21,9 ml dan
titik akhir 32,4 ml. Selisih dari semua hasil titrasi tersebut yaitu,
10+10+10,5
Volume rata-rata = ¿ ¿
3

30,5
= 3 = 10,18 ml

Normalitas dari NaOH nya yaitu :


V 1. N ₁
N2 =
V₂

10. 0,1
= 10,17 = 0,09832 N =0,0983 N

Hasil Normalitas dari NaOH berbeda dengan Normalitas asam oksalat


(H2C2O4) yaitu 0,1 N. Kemungkinan hal tersebut terjadi karena volume
ketika mentitrasi selisih dari titik awal dan titik akhir yang pertama,
kedua, dan ketiga melebiji dari 1 selisihnya.

1.7 KESIMPULAN
 Menimbang berat zat 0,63 gram asam oksalat dari perhitungan
massa baku primer.
 Adanya perubahan warna pada akhir titrasi dari tidak berwarna
menjadi merah muda ketika titrasi dengan NaOH.
 Hasil Normalitas dari NaOH berbeda dengan Normalitas asam
oksalat (H2C2O4) yaitu 0,1 N karena volume ketika mentitrasi,
selisih dari titik awal dan titik akhir yang pertama, kedua, dan
ketiga melebihi dari 1 selisihnya.

1.8 DAFTAR PUSTAKA


https://www.academia.edu.laporan_praktikum_alkalimetri

Anda mungkin juga menyukai