TUGAS 4
Disusun Oleh :
NPM :173110212
Kelas : 6G
LAMPUNG
2020
KATA PENGANTAR
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1. Apa saja Peraturan Perundang-Undangan dalam bidang farmasi ?
1.3 Tujuan
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4. PP No. 41 Tahun 1990 Tentang Masa Bakti Dan Izin Kerja Apoteker
3
9. PP No.51 Tahun 2009 Tentang Pekerjaan Kefarmasian , mengatur tentang
penyelenggaraan pekerjaan kefarmasian, Pekerjaan Kefarmasian Dalam
Pengadaan serta Produksi Sediaan Farmasi, Pekerjaan Kefarmasian Dalam
Distribusi atau Penyaluran Sediaan Farmasi, Pelaksanaan Pekerjaan
Kefarmasian Pada Fasilitas Pelayanan Kefarmasian, Rahasia Kedokteran
Dan Rahasia Kefarmasian, Kendali Mutu dan Kendali Biaya, tenaga
kefarmasian, pembinaan dan pengawasan, ketentuan peralihan
a. sediaan farmasi yang berupa bahan obat dan obat sesuai dengan persyaratan
dalam buku Farmakope atau buku standar lainnya yang ditetapkan oleh Menteri; 3
b. sediaan farmasi yang berupa obat tradisional sesuai dengan persyaratan dalam
buku Materia Medika Indonesia yang ditetapkan oleh Menteri;
c. sediaan farmasi yang berupa kosmetika sesuai dengan persyaratan dalam buku
Kodeks Kosmetika Indonesia yang ditetapkan oleh Menteri;
Pasal 5 (1)
Produksi sediaan farmasi dan alat kesehatan harus dilakukan dengan cara produksi
yang baik.
Pasal 9 (1)
Sediaan farmasi dan alat kesehatan hanya dapat diedarkan setelah memperoleh
izin edar dari Menteri.
Pasal 12
4
a. pengujian laboratoris berkenaan dengan mutu sediaan farmasi dan alat
kesehatan;
b. penilaian atas keamanan dan kemanfaatan sediaan farmasi dan alat kesehatan.
Pasal 13
(1) Sediaan farmasi dan alat kesehatan yang lulus dalam pengujian diberikan izin
edar.
(3) Sediaan farmasi dan alat kesehatan yang tidak lulus dalam pengujian diberikan
surat keterangan yang menyatakan sediaan farmasi dan alat kesehatan yang
bersangkutan tidak memenuhi persyaratan untuk diedarkan
Pasal 24
Pasal 41
Penarikan kembali sediaan farmasi dan alat kesehatan dari peredaran karena
dicabut izin edarnya dilaksanakan oleh dan menjadi tanggung jawab badan usaha
yang memproduksi dan/atau mengedarkan sediaan farmasi dan alat kesehatan.
Pasal 74-79
Ketentuan pidana
2.3 Narkotika
5
tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi tinggi
mengakibatkan ketergantungan;[2] dan
2.4 Psikotropika
6
disalahgunakan), pil koplo (sering disalahgunakan), obat penenang
(sedativa), dan obat tidur (hipnotika)
Pasal 1 ayat 5 Simplisia adalah bahan alam yang telah dikeringkan yang
digunakan untuk pengobatan dan belum mengalami pengolahan, kecuali
dinyatakan lain suhu pengeringan tidak lebih dari 60 derajat celcius.
Dalam pasal 1 peraturan kepala badan pengawas obat dan makanan republik
indonesia nomor : hk.00.05.41.1384 Obat herbal terstandar adalah sediaan obat
bahan alam yang telah dibuktikan keamanan dan khasiatnya secara ilmiah dengan
uji praklinik dan bahan bakunya telah di standarisasi
Dalam pasal 1 peraturan kepala badan pengawas obat dan makanan republik
indonesia nomor : hk.00.05.41.1384 Fitofarmaka adalah sediaan obat bahan alam
yang telah dibuktikan keamanan dan khasiatnya secara ilmiah dengan uji praklinik
dan uji klinik, bahan baku dan produk jadinya telah di standarisasi.
7
2.5 Kosmetik Dan Pangan
Regulasi
8
a) Padat : sabun, lipstik, garam mandi, deo stik, rempahrempah,bedak dingin,
stik
b) Gel
c) Pasta
f) Krim
g) Cairan kental
h) Aerosol
i) Suspensi
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
10
DAFTAR PUSTAKA
1. http://hukum.unsrat.ac.id/pp/pp_41_1990.htm
2. https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/72042/pp-no-36-tahun-1964
3. https://www.persi.or.id/images/regulasi/pp/pp512009.pdf
4. http://pelayanan.jakarta.go.id/download/regulasi/peraturan-pemerintah-
nomor-72-tahun-1998-tentang-pengamanan-sediaan-farmasi-dan-alat-
kesehatan.pdf
5. http://luk.staff.ugm.ac.id/atur/UU35-2009Narkotika.pdf
6. http://hukum.unsrat.ac.id/uu/uu_5_97.htm
11