Anda di halaman 1dari 42

contoh laporan magang apotek kimia farma balikpapan

smk nusantara

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Kesehatan Sebagai Salah Satu Unsur Kesejahteraan Umum Harus Di Wujudkan
Sesuai Dengan Cita-Cita Bangsa Indonesia, Sebagai Mana Di Maksudkan Dalam
Pembangunan UUD 1945 Melalui Pembangunan Nasional Yang
Berkesinambungan.
Pembangunan Kesehatan Sebagai Bagian Dari Pembangunan Nasional Bertujuan
Untuk Mempertinggi Derajat Kesehatan Termasuk Keadaan Gizi Masyarakat Dan
Penyediaan Obat-Obatan Di Apotek Dalam Rangka Peningkatan Kualitas Dan
Taraf Hidup Serta Kecerdasan Dan Kesejahteraan Pada Umumnya.
Praktek Kerja Lapangan Adalah Suatu Proses Pembelajaran Pada Unit Kerja
Secara Nyata, Sehingga Peserta Didik Mendapat Gambaran Dan Pengalaman
Kerja Secara Langsung Dan Menyeluruh. Sebagai Calon Tenaga Penunjang Pada
Pelayanan Kesehatan, Peserta Didik Smk Farmasi Samarinda Diharapkan
Mengetahui Berbagai Kegiatan Terpadu Meliputi Bidang Produksi, Distribusi,
Pelayanan Dan Pengawasan Sediaan Farmasi Dan Perbekalan Kesehatan Lainnya
Termasuk Penatalaksanaan Administrasinya.
Latihan Keterampilan Yang Secara Intensif Diberikan Di Laboratorium Sekolah
Hanya Sebagai Dasar Untuk Bekerja Di Dunia Usaha. Keterampilan Lain Seperti
Pengendalian Obat, Penyuluhan Obat, Penerapan Sikap Yang Baik Sebagai
Tenaga Kesehatan Dan Kemampuan Untuk Bekerjasama Dengan Tenaga
Kesehatan Lain Serta Cara Memecahkan Masalah Yang Terjadi Di Lapangan
Belum Diberikan Di Sekolah Secara Khusus. Untuk Itu Praktek Kerja Lapangan
Merupakan Cara Terbaik Untuk Mendapatkan Pengetahuan Dan Keterampilan
Yang Belum Di Peroleh Selama Mengikuti Pendidikan Di Sekolah.
Usaha Apotek Merupakan Suatu Kombinasi Dari Usaha Pengabdian Profesi
Farmasi, Usaha Social Dan Usaha Dagang Yang Masing-Masing Aspekm Ini Tidak
Dapat Di Pisah-Pisahkan Satu Dengan Lainnya Dari Usaha Apotek. Apotek Sendiri
Merupakan Salah Satu Sarana Pelayanan Kesehatan Yang Melakukan Pekerjaan
Kefarmasian Dan Penyaluran Perbekalan Farmasi Pada Masyarakat. Peraturan
Mengenai Apotek Tertuang Dalam Peraturan Mentri Kesehatan

No.1332/Menkes/SK/X/2002.
( Anonim, Ketentuan Dan Tata Cara Pemberian Izin Apotek, 2002 )
Farmasis Adalah Tenaga Ahli Yang Mempunyai Kewenangan Dibidang
Kefarmasian Melalui Keahlian Yang Diperolehnya Selama Pendidikan Tinggi
Kefarmasian. Sifat Kewenangan Yang Berlandaskan Ilmu Pengetahuan Ini
Memberinya Semacam Otoritas Dalam Berbagai Aspek Obat Atau Proses
Kefarmasian Yang Tidak Dimiliki Oleh Tenaga Kesehatan Lainnya. Farmasi
Sebagai Tenaga Kesehatan Yang Dikelompokkan Profesi, Telah Diakui Secara
Universal. Lingkup Pekerjaannya Meliputi Semua Aspek Tentang Obat, Mulai
Penyediaan Bahan Baku Obat Dalam Arti Luas, Membuat Sediaan Jadinya Sampai
Dengan Pelayanan Kepada Pemakai Obat Atau Pasien.
(ISFI, Standar Kompetensi Farmasi Indonesia, 2004).
1.2 TUJUAN PKL
a. Tujuan umum
1) Melaksanakan salah satu peran, fungsi, dan kompetensi Ahli Madya Farmasi
yaitu pelayanan kefarmasian di Apotek meliputi identifikasi resep, merencanakan
dan melaksanakan peracikan obat yang tepat.
2) Memberikan kesempatan untuk beradaptasi langsung pada iklim kerja
kefarmasian sebenarnya, khususnya di Apotek.
3) Meningkatkan, memperluas, dan memantapkan keterampilan peserta didik
sebagai bekal memasuki lapangan kerja yang sesuai dengan kebutuhan program
pendidikan yang ditetapkan.
4) Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk memasyarakatkan diri
pada suasana/iklim lingkungan kerja yang sesungguhnya.
5) Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mendapatkan
pengalama kerja yang nyata dan langsung secara terpadu dalam melaksanakan
kegiatan pelayanan kesehatan farmasi di dan Apotek
6) Memberikan kesempatan untuk penempatan kerja Sebagai bentuk laporan
Praktek Kerja lapangan di Apotek Tidar Farma.
b. Tujuan khusus
1) Untuk mengetahui mekanisme pengelolaan perbekalan farmasi di Apotek
2) Untuk mengetahui peranan asisten apoteker di Apotek.

3) Agar peserta didik mampu memahami, memantapkan, dan mengembangkan


pelajaran yang diperoleh di sekolah dan diterapkan di lapangan kerja.
4) Meningkatkan citra dan kemandirian asisten apoteker.
1.3 MANFAAT PKL
a. Menambah pengetahuan kami tentang pelayanan perbekalan farmasi kepada
masyarakat secara langsung.
b. Menambah wawasan kami mengenai nama, jenis obat yang beredar
dimasyarakat.
c. Menambah wawasan kami tentang berbagai macam tulisan dokter.
d. Kami dapat membandingkan antara teori yang didapat di sekolah dengan
Praktek Kerja Lapangan yang sebenarnya di Apotek.

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 PENGERTIAN APOTIK
Apotik adalah tempat dilakukan pekerjaan kefarmasian dan penyaluran sediaan
farmasi serta perbekalan kesehatan lainnya kepada masyarakat (Departemen
Kesehatan RI, 2002).Menurut PP No.51 Tahun 2009, Apotik adalah sarana
pelayanan Kefarmasian tempat dilakukannya praktek kefarmasian oleh
Apoteker.Dalam hal ini seorang Apoteker bertanggung jawab penuh terhadap
pengelolaan suatu Apotik.Supaya pelayanan terhadap obat-obatan dalam
masyarakat lebih terjamin baik dalam segi keamanan maupun dalam segi
kualitas dan kuantitasnya.
Pelayanan Kefarmasian adalah suatu pelayanan langsung dan bertanggung
jawab kepada pasien yang berkaitan dengan Sediaan Farmasi dengan maksud
mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien.
Pekerjaan Kefarmasian yang dilakukan meliputi pembuatan termasuk
pengendalian mutu Sediaan Farmasi, pengamanan, pengadaan, penyimpanan
dan pendistribusian atau penyaluran obat, pengelolaan obat, pelayanan obat
atas resep dokter, pelayanan informasi obat, serta pengembangan obat, bahan
obat dan obat tradisional.
2.2 PERATURAN DAN UNDANG-UNDANG APOTEK
Pada peraturan ini ada beberapa kali mengalami perubahan, yang pertama kali

berlaku adalah perundang-undangan pada zaman Belanda (DVG Regleme) pasal


58 dan seterusnya. Pada tahun 1963 Pemerintah Indonesia menerbitkan UU No.7
Tahun 1965 mengenai pengelolaan dan perizinan Apotek dan kemudian
peraturan ini disempurnakan oleh PP No. 25 tahun 1980 beserta petunjuk
pelaksanaan Surat Keputusan Menteri Kesehatan No. 278 tahun 1981 tentang
persyaratan Apotek No. 279 tahun 1981 tentang ketentuan dan tatacara
pengelolaan Apotek, SK Menkes RI No. 1332/ Menkes/ SK/ 2002, kemudian
peraturan yang dipakai sampai saat ini adalah Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 51 pada Tahun 2009.
Berikut peraturan perundang-undangan mengenai Apotik dan Tenaga Teknis
Kefarmasian menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 51 tahun
2009 :
1. Pasal 33
Tenaga Kefarmasian terdiri atas :
a. Apoteker, dan
b. Tenaga Teknis Kefarmasian
Tenaga Teknis Kefarmasian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b terdiri
dari Sarjana Farmasi, Ahli Madya Farmasi, Analis Farmasi, dan Tenaga Menengah
Farmasi/Asisten Apoteker.
2. Pasal 34
1) Tenaga Kefarmasian melaksanakan pekerjaan Kefarmasian pada :
a. Fasilitas Produksi Sediaan Farmasi berupa Industri Farmasi Obat, Industri
Bahan Baku Obat, Industri Obat Tradisional, Pabrik Kosmetika dan Pabrik lain
yang memerlukan Tenaga Kefarmasian untuk menjalankan tugas dan fungsi
produksi serta pengawasan mutu.
b. Fasilitas Distribusi atau Penyaluran Sediaan Farmasi dan alat kesehatan
melalui Pedagang Besar Farmasi, penyalur alat kesehatan, instalasi sediaan
farmasi dan alat kesehatan milik pemerintah, pemerintah daerah provinsi, dan
pemerintah daerah kabupaten/kota, dan/atau
c. Fasilitas pelayanan kefarmasian melalui praktek di Apotek, instalasi Farmasi
Rumah Sakit, Puskesmas, Klinik, Toko Obat, dan Praktek Bersama.
2) Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan Pekerjaan Kefarmasian
dimaksud pada ayat (1) diatur dalam Peraturan Menteri.
3. Pasal 35

1) Tenaga Kefarmasian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33 harus memiliki


keahlian dan kewenangan dalam melaksanakan pekerjaan kefarmasian.
2) Keahlian dan kewenangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus
dilaksanakan dengan menerapkan Standar Profesi.
3) Dalam melaksanakan kewenangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
harus didasarkan pada Standar Kefarmasian, dan Standar Prosedur Operasional
yang berlaku sesuai fasilitas kesehatan dimana Pekerjaan Kefarmasian dilakukan.
4) Standar Profesi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan sesuai
dengan peraturan perundang-undangan.
4. Pasal 38
1) Standar pendidikan Tenaga Teknis Kefarmasian harus memenuhi ketentuan
perundang-undangan yang berlaku di bidang pendidikan.
2) Peserta didik Tenaga Teknis Kefarmasian sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
untuk dapat menjalankan Pekerjaan Kefarmasian harus memiliki Ijazah dari
Institusi Pendidikan sesuai peraturan perundang-undangan.
3) Untuk dapat menjalankan Pekerjaan Kefarmasian sebagaimana dimaksud
pada ayat (2), peserta didik yang telah memiliki ijazah wajib memperoleh
rekomendasi dari Apoteker yang memiliki STRA di tempat yang bersangkutan
bekerja.
Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 51, Pasal 5 tahun
2009, tentang Pelaksanaan Pekerjaan Kefarmasian meliputi :
a. Pekerjaan Kefarmasian dalam Pengadaan Sediaan Farmasi;
b. Pekerjaan Kefarmasian dalam Produksi Sediaan Farmasi;
c. Pekerjaan Kefarmasian dalam Distribusi atau Penyaluran Sediaan Farmasi.
d. Pekerjaan Kefarmasian dalam Pelayanan Sediaan Farmasi.
2.3 TUGAS DAN FUNGSI APOTIK
Tugas dan Fungsi Apotik menurut Peraturan Pemerintah No. 25 Tahun 1980 pasal
2 berbunyi :
1. Tempat Pengabdian Profesi Apoteker atau Ahli Madya Farmasi yang telah
mengucapkan Sumpah Jabatannya dan yang telah memiliki Surat Izin Kerja.

2. Sarana Farmasi yang melaksanakan peracikan, perubahan bentuk dan


penyerahan obat ataupun bahan obat.
3. Sarana penyaluran pembekalan farmasi yang harus menyebarkan obat secara
luas dan merata kepada masyarakat.
2.4 PERSYARATAN PENDIRIAN APOTEK
1.Persyaratan utama untuk mendapatkan Izin Apotik
a).Bangunan Apotik sekurang-kurangnya memiliki ruangan untuk penerimaan
resep dan penyerahan obat, ruang racik, ruang administrasi dan ruang kerja
Apoteker, ruang tempat pencucian alat/wastafel, WC.
b). Kelengkapan Bangunan Apotik terdiri atas :
1. Sumber air : bisa berasal dari sumur/PAM/sumur pompa
2. Penerangan : cukup menerangi ruangan Apotik
3. Alat pemadam kebakaran
4. Ventilasi : harus memenuhi persyaratan hygiene
5. Sanitasi : harus memenuhi persyaratan hygiene
c).Papan Nama
Apotik harus punya papan nama apotik yang berukuran panjang minimal 60 cm
dan lebar minimal 40 cm dengan tulisan hitam di atas dasar putih, tinggi huruf
minimal 5 cm dan lebar minimal 5 cm.
2.Perlengkapan Apotik
a) Alat pembuatan, pengolahan dan peracikan terdiri dari mortir, timbangan,
termometer, gelas ukur, erlemeyer, gelas piala, corong, cawan, dan lain-lain.
b) Perlengkapan dan alat pembekalan farmasi terdiri dari lemari pendingin, rak
obat, botol, pot salep, dan lain-lain.
2.5 PERAN DAN FUNGSI ASISTEN APOTEKER DI APOTIK
Asisten Apoteker yang telah memiliki Surat Izin Kerja (SIK) yang dikeluarkan oleh
pejabat yang berwenang menjadi salah satu tenaga kefarmasian yang selalu
bekerja dibawah pengawasan seorang Apoteker.
Pelayanan kefarmasian yang dilakukan oleh Apoteker dan Asisten Apoteker di

Apotik haruslah sesuai dengan Standar Profesi yang dimilikinya dimana seorang
Apoteker dan Asisten Apoteker dituntut oleh masyarakat/pasien harus bersifat
profesional dan ramah.
Tugas Asisten Apoteker menurut keputusan Menteri Kesehatan R.I
No.1332/MenKes/SK/2002 sebagai berikut :
1. Melayani resep dokter sesuai dengan tanggung jawab dan standar profesinya
yang dilandasi pada kepentingan masyarakat serta melayani penjualan obat
yang dapat dibeli tanpa resep dokter.
2. Memberi informasi :
a. Yang berkaitan dengan penggunaan/pemakaian obat yang diserahkan kepada
pasien.
b. Penggunaan obat secara tepat, aman dan rasional atas permintaan
masyarakat.
c. Dilakukan dengan benar, jelas, dan mudah dimengerti.
d. Dilakukan sesuai dengan kebutuhan, selektif, etika, bijaksana, dan hati-hati.
3. Informasi yang diberikan kepada pasien sekurang-kurangnya meliputi :
a. Cara pemakaian dan penggunaan obat
b. Cara penyimpanan
c. Jangka waktu pemakaian obat
d. Hal-hal yang perlu dilakukan dan dihindari selama pemakaian obat dan
informasi lain yang diperlukan.
Hal-hal yang harus dilakukan oleh seorang Asisten Apoteker :
a. Menghormati hak pasien dan menjaga kerahasiaan identitas serta data
kesehatan pribadi pasien.
b. Melakukan pengelolaan Apotik meliputi :
1) Pembuatan, pengolahan, peracikan, pengubahan bentuk, pencampuran,
penyimpanan, dan penyerahan obat dan bahan obat.
2) Pengadaan, penyimpanan, penyaluran dan penyerahan sediaan farmasi
lainnya.

3) Pelayanan farmasi mengenai sediaan farmasi.


2.6 PENGELOLAAN APOTIK
Pengelolaan Apotik meliputi hal-hal sebagai berikut :
a. Pembuatan, pengolahan, peracikan, pengubahan bentuk, pencampuran,
penyimpanan, dan penyerahan obat dan bahan obat.
b. Pengadaan, penyimpanan, penyaluran dan penyerahan sediaan farmasi
lainnya.
c. Pelayanan farmasi mengenai informasi sediaan farmasi berdasarkan
kemampuan dan kebutuhan masyarakat.
d. Pengamatan dan pelaporan informasi mengenai khasiat, keamanan, bahaya,
dan mutu dari obat dan produk farmasi lainnya.
Dan disamping itu semua produk farmasi yang sudah tidak dapat digunakan lagi
dilarang untuk digunakan (kadaluwarsa) harus dimusnahkan dengan cara
dibakar atau dengan cara yang telah ditetapkan oleh Badan POM. Pemusnahan
ini dilakukan langsung oleh Apoteker dan dibantu sekurang-kurangnya oleh
karyawan Apotik dan wajib dibuat daftar berita acara pemusnahan.
2.7 JENIS-JENIS PAJAK DI APOTIK
Jenis-jenis pajak yang dikenakan kepada Apotik :
a. Pajak yang dipungut oleh Pemerintah Daerah :
1) Pajak Reklame/Iklan dan Papan Nama Apotik
2) Pajak Surat Keterangan Izin Tempat Usaha (SKITU)
3) Pajak Kendaraan Dinas Apotik
4) Pajak Parkir Lokasi Apotik
b. Pajak yang dipungut oleh Pemerintah Pusat :
1) Bea Materai
2) Pajak Bumi Dan Bangunan
3) Pajak Perseroan
4) Pajak Pendapatan

5) Pajak Pertambahan Nilai (PPN)


6) Pajak Atas Bunga, Deviden, dan Royalty (PDBR).

BAB 3
TINJAUAN APOTEK
3.1 SEJARAH APOTEK
Apotek kimia farma gn.guntur berdiri dari tahun 2012,dengan menyewa sebuah
ruko berlantai 3,dangan lantai 1 sebagai outlet farmasi dan dan tempat meracik
dan lantai 2 sebagai ruang dokter dan wc,sedangkan lantai 3 sebagai
gudang.apoteker pertama sejak berdiri yaitu ibu Anisa Dwi Puspita S,farm.
3.2 LOKASI APOTEK
Apotek kimia farma gunung Guntur terletak di depan jalan d.i panjaitan,dengan
di dekatnya terdapat sebuah simpangan jalan menuju gn. Malang dan ke gunung
Guntur.
3.3 STRUKTUR ORGANISASI
Untuk dapat melaksanakan tugas dan pelayanan kefarmasian kepada
masyarakat dan penanganan administrasi secara teratur, diperlukan personilpersonil atau struktur organisasi yang teratur, yang dapat menguasai bidangnya
masing-masing. Adapun Struktur Organisasi di apotek kimia farma gn. Guntur
yaitu sebagai berikut:
a.Apoteker
apoteker kimia farma gunung Guntur yaitu anisa dwi puspitaningtyas S,farm
Tugas apoteker :
1) Memimpin seluruh kegiatan apotek.
2) Mengatur, melaksanakan dan mengawasi administrasi yang meliputi :
a) Administrasi kefarmasian

b) Administrasi keuangan
c) Administrasi penjualan
d) Administrasi barang dagangan atau inventaris
e) Administrasi personalia
f) Administrasi bidang umum
3) Membayar pajak yang berhubungan dengan perapotekan.
4) Mengusahakan agar apotek yang dipimpinnya dapat memberikan hasil yang
optimal sesuai dengan rencana kerja.
Tanggung jawab Apoteker : apoteker bertanggung jawab terhadap kelangsungan
hidup apotek yang dipimpinnya dan bertanggung jawab kepada pemilik modal.
b.Koordinator Kepala
coordinator kepala gunung Guntur yaitu ny.Ersylan
Tugas Koordinator Kepala yaitu :
1) Mengkoordinir dan mengawasi kerja bawahannya termasuk mengatur daftar
giliran dinas, pembagian tugas dan tanggung jawab (narkotika, pelayanan dokter
dan kartu stock di lemari masing-masing)
2) Secara aktif berusaha sesuai dengan bidang tugasnya untuk meningkatkan
atau mengembangkan hasil usaha apotek
3) Mengatur dan mengawasi penyimpanan dan kelengkapan obat sesuai dengan
teknis farmasi terutama di ruang peracikan.
4) Memelihara buku harga dan kalkulasi harga obat yang akan dijual sesuai
dengan kebijaksanaan harga yang telah ditentukan.
5) Membina serta memberi petunjuk soal teknis farmasi kepada bawahannya,
terutama pemberian informasi kepada pasien.
6) Bersama-sama dengan tata usaha mengatur dan mengawasi data-data
administrasi untuk penyusunan laporan managerial dan laporan
pertanggungjawabannya.
7) Mempertimbangkan usul-usul yang diterima dari bawahannya serta
meneruskan atau mengajukan saran-saran untuk perbaikan pelayanan dan
kemajuan apotek kepada pemimpin apotek.

8) Mengatur dan mengawasi pengamanan uang penghasilan tunai setiap hari.


9) Mengusulkan penambahan pegawai baru, penempatan, kenaikan pangkat,
peremajaan bagi karyawan bawahannya kepada pemimpin apotek.
10) Memeriksa kembali:
a) Resep-resep yang telah dilayani
b) Laporan-laporan obat yang harus ditandatangani oleh Apoteker Pengelola
Apotek (APA).
Tanggung jawab Koordinator Kepala : Asisten Kepala ber-tanggung jawab penuh
kepada pemimpin apotek (Apoteker Pengelola Apotek) atas pelaksanaan tugas
dan fungsinya sebagai asisten Kepala.
c.Tenaga teknis kefarmasian
tenaga teknis kefarmasian gunung Guntur yaitu seluruh pegawai AA yang
sedang bertugas pada jam nya kecuali apoteker.
Tugas tenaga teknis kefarmasian adalah :
1) Mengerjakan pekerjaan sesuai dengan profesinya, yaitu :
a) Dalam pelayanan obat bebas dan resep (mulai dari menerima resep dari
pasien sampai menyerahkan obat yang diperlukan)
b) Menyusun buku defecta setiap pagi (membantu bagian pembeli), memelihara
buku harga sehingga selalu benar dan rapi
c) Mencatat dan membuat laporan keluar masuknya obat.
d) Menyusun resep-resep menurut nomor urut dan tanggal, digulung kemudian
disimpan
e) Memelihara kebersihan ruang peracikan, lemari obat, gudang dan rak obat
2) Dalam hal darurat, dapat menggantikan pekerjaan sebagai kasir, penjual obat
bebas dan juru resep.
Tenaga teknis kefarmasian bertanggung jawab kepada asisten kepala sesuai
dengan tugasnya, artinya bertanggung jawab atas kebenaran segala tugas yang
diselesaikannya, tidak boleh ada kesalahan, kekeliruan, kekurangan, kehilangan
dan kerusakan.

d.Tata Usaha (Keuangan)


Tata usaha gunung Guntur yaitu ny Ersylan dan apotekernya yaitu ibu anisa
Tugas Kepala Tata Usaha, yaitu :
1) Mengkoordinir dan mengawasi kerja.
2) Membuat laporan harian, diantaranya :
a) Pencatatan penjualan kartu kredit (kartu titan).
b) Pencatatan pembelian (kartu hutang) dicocokkan dengan buku penerimaan
barang.
c) Pencatatan hasil penjualan, tagihan dan pengeluaran setiap hari.
3) Dinas luar mengurus pajak, izin-izin, dan asuransi.
4) Membuat laporan bulanan.
5) Membuat laporan tahunan tutup buku (neraca dan perhitungan rugi laba).
6) Surat menyurat.
Kepala tata usaha bertanggung jawab kepada apoteker pengelola apotek.
e.Pemegang Kas (Kasir)
pemegan kasirnya adalah semua pegawai yang sedang bertugas pada jamnya
masing-masing.
Tugas kasir adalah :
1) Mencatat penerimaan uang setelah dihitung terlebih dahulu, begitu pula
dengan pengeluaran uang, yang harus dilengkapi pendukung berupa kwitansi
dan nota yang sudah diparaf oleh pengelola apotek dan pejabat yang ditunjuk.
2) Menyetorkan dan mengambil uang, baik dari kasir besar atau bank.
Tanggung jawab Kasir : Kasir bertanggungjawab atas kebenaran jumlah uang
yang dipercayakan kepadanya dan bertanggung jawab langsung kepada
pengelola apotek.

3.4 PELAYANAN APOTEK


Apotik Gunung Guntur ini beroperasi setiap hari selama 15 jam. Pelayanan di
Apotik gn.guntur dibagi menjadi 2 shift yaitu :
1. Shift Pagi (08.00 15.30 WIB)
2. Shift Sore (15.30 23.00 WIB)

BAB 4
KEGIATAN DI APOTEK
4.1 MELAKUKAN PELAYANAN RESEP
A.PELAYANAN DENGAN RESEP DOKTER
Yang saya lakukan di apotek kimia farma gn. Guntur salah satunya yaitu
melakukan pelayan resep dokter,hal-hal yang saya amati ketika melayanin resep
dokter yaitu:
1. Melihat kelengkapan resep
2. Menghitung dan mengkonfirmasi harga kepada pasien
3. Setelah pasien membayar obat,maka kasir memberi bukti pembayaran kpada
pasien berupa struk atau kwitansi
4. Kasir menyerahkan resep kepada petugas racik untuk mengambil obat yang di
maksud dan meracik sesuai aturan racik.
5. Setelah obat selesai di racik maka obat di beri etiket,dan memeriksa kembali
kesesuaian obat dengan resep.
6. Dan terakhir memberikan obat kepada pasien dan memberi tahu cara
pakai,biasa juga memberi tahu dosis,dan informasi yang di anggap penting.
B.PELAYANAN OBAT TANPA RESEP DOKTER
Yang saya dapat atau saya amati di apotek kimia farma gn.guntur yaitu
Pelayanan obat ini dilakukan atas permintaan langsung dari pasien, biasanya
terdiri dari obat-obat wajib apotek yang dapat diberikan tanpa resep dokter.

Apoteker atau AA terlebih dahulu bertanya kepada pasien mengenai keluhan


yang dirasakan, kemudian memberikan beberapa pilihan obat yang biasa
digunakan.setelah pasien setuju dan menyelesaikan pembayarannya obat
disiapkan, kemudian obat di serahkan dan memberi tahu cara pemakaian obat
serta informasi yang dianggap penting.
C.PELAYANAN OBAT BEBAS
Selama di apotek kimia farma gn.guntur saya memiliki pengalaman menjual obat
bebas.yang saya sering lakukan ketika menjual obat bebas yaitu pasien datang
dan menyebutkan obat atau alkes yang dimaksud kemudian setelah pasien
setuju dengan obatnya maka pasien membayar obatnya.didalam operasional
sehari-sehari Apotek Kimia Farma menggunakan komputer yang dilengkapi
denhan software pelayanan untuk menunjang profesionalisme pelayanan yang
telah ada.
D.PELAYANAN OBAT NARKOTIK DAN PSIKOTROPIKA
Pelayanan dan penyerahan obat golongan narkotika dan psikotropika dilakukan
berdasarkan resep dokter. Resep yang mengandung obat golongan narkotika
diberi tanda garis merah dibawah nama obatnya dan dicatat nomor resep,
tanggal penyerahan, nama dan alamat pasien, nama dan alamat dokter serta
jumlah obat yang diminta dalam laporan pemakaian narkotika. Apotek tidak
boleh mengulang penyerahan obat narkotika dan psikotropika atas dasar salinan
resep dari apotek lain, salinan resep harus diambil di Apotek yang menyimpan
resep aslinya.
4.2 PENYIMPANAN OBAT DAN ALKES
Selama di apotek kimia farma gunung guntur saya dapat mengetahui bagaimana
cara menyusun obat dan menyimpan obat dengan benar,yang saya ketahui yaitu
sebagai berikut barang yang diterima disimpan dalam rak-rak obat berdasarkan
penggolongan obat serta khasiat farmakologi secara alphabetis dan kartu stok
langsung di isi. Penyimpanan dilakukan berdasarkan penggolongan sebagai
berikut :
a. Berdasarkan bentuk sediaan meliputi tablet atau kapsul, sirop, obat tetes,
salep atau krem, di bedakan bentuk padat dan cair.
b. Berdasarkan jenis obat meliputi Obat Generik, Produk Kimia Farma, obat
Bebas, Obat Keras, Obat Narkotika, Obat Psikotropika.
c. Berdasarkan masa perputaran barang meliputi cepat , sedang, dan lambat.
d. Berdasarkan sifat kimia dan fisik obat meliputi penyimpanan obat dalam suhu
dingin dan penyimpanan suhu kamar.

e. Obat narkotika dan psikotropika yang telah dikirim, kemudian disimpan dalam
masing-masing lemari khusus dilengkapi dengan kunci dan bukti penerimaannya
harus ditanda tangani oleh APA.

4.3 PENGADAAN PERSEDIAAN FARMASI


Pengadaan obat dan alkes di apotek kimia farma gunung guntur terus di periksa
untuk memenuhi persediaan obat dan alkes,cara melakukan pengadaan barang
di kimia farma gn.guntur dilakukan dengan cara mengajukan daftar pesanan
obat atau yang disebut Bon Permintaan Barang Apotek (BPBA) yang diambil dari
data defekta yang kemudian akan dikirim ke BM (Bisnis Manager) Kimia Farma
gunung sari.yang kemudian dari BM Kimia Farma gn.sari akan membuat surat
pesanan (SP) kepada PBF-PBF di balikpapan. Permintaan perbekalan farmasi
yang melalui BM gn.sari dilakukan setiap hari kecuali hari sabtu dan minggu.
4.4 MELAKUKAN STOK OPNAME
Proses stok opname di kimia farma gn. Guntur
a. Dilakukan setiap 3 bulan sekali, untuk semua obat, alkes dan barang-barang
yang berada di swalayan Apotek.
b. Menyesuaikan jumlah fisik barang dan jumlah pengeluaran obat berdasarkan
laporan penjualan perbulan.
c. Hasil dari stok opname diperiksa oleh pimpinan Apotek.
d. Jika hasil stok opname sesuai maka dapat disetujui, jika tidak sesuai maka
doperiksa kembali dimana letak ketidaksamaannya.
e. Hasil stok opname yang telah disetujui.akan dikirimkan ke bisnis manager.
Tujuan stok opname:
a. Mengetahui stok barang yang tertinggal sehingga dapat dievaluasi apakah
terjadi kekurangan barang atau tidak.
b. Mengetahui barang-barang atau obat yang fast moderate dan slow moving
serta yang tidak terjual.
c. Mengetahui laba dan rugi perusahaan

d. Mengetahui barang atau obat yang mendekati akan masa kadaluarsa.

BAB 5
PEMBAHASAN
Apotek kimia farma gn. Guntur merupakan salah satu cabang kimia farma yang
berada di balikpapan,apotek kimia farma berada di depan jalan d.i panjaitan.
Pengelolaan di apotek Kimia Farma Diponegoro meliputi perencanaan,
Permintaan, Pengadaan, Penerimaan, Penyimpanan, Pelayanan, Penyerahan.
5.1 PEMBAHASAN OBAT
a).Obat
Obat adalah bahan atau panduan yang dimaksudkan untuk mendapatkan
diagnosa, mencegah, menghilangkan, menyembuhkan penyakit, gejala penyakit,
luka, kelainan badaniah atau rohaniah pada manusia atau hewan untuk
memperelok bahan atau bagian badan manusia.
b).Obat Bebas
Obat yang dapat dibeli dengan bebas dan tidak membahayakan bagi si pemakai
dalam batas dosis yang dianjurkan dan diberi tanda lingkaran bulat berwarna
hijau dengan garis tepi hitam.
c).Obat Bebas Terbatas
Obat keras yang dapat diserahkan tanpa resep dokter dalam bungkus aslinya
dari produsen / pabriknya dan diberi tanda bulat berwarna biru dengan garis tepi
hitam serta diberi peringatan (P no. 1 s/d P no.6)

d).Obat Keras
Obat keras adalah semua obat yang meliputi :
1.Mempunyai takaran atu dosis maksimum (DM) / yang tercantum dalm daftar

obat keras yang ditetapkan pemerintah.


2.Diberi tanda khusus lingkaran bulat berwarna merah dengan garis tepi hitam
dan huruf K yang menyentuh garis tepinya.
3.Semua obat baru kecuali dinyatakan oleh pemerintah (DEPKES RI) tidak
membahayakan.
4.Semua sediaan parental/ injeksi/ infus intravena.
e).Psikotropika
Obat yang mempengaruhi proses mental, merangsang, atau menenangkan,
mengubah pikiran, perasaan, atau kelakuan orang. Minsalnya golongnan ekstasi,
diazepam, barbital atau luminal.
f).Narkotika
Obat yang diperlukan dalam bagian pengobatan dan IPTEK yang dapat
menimbulkan ketergantungan dan ketagihan (adiksi) yang ssangat merugikan
masyarakat dan individu jika digunakan tanpa pembatasan dan pengawasan
dokter.
Misalnya : Candu/opium, morfin,petidin,metadon,kodein, dll
g).Obat wajib apotek
Obat wajib apotek (OWA) adalah obat yang dapat diserahkan tanpa resep dokter
oleh apoteker di apotek.

h).Obat generik
Obat yang penamaannya didasarkan pada zat aktif yang terdapat pada obat
tersebut dan mempergunakan merek dagang.
i).Jamu
Bahan atau ramuan bahan yang merupakan bahn tumbuhan, bahan hewan,
bahan mineral sediaan sarian (galenik) atau campuran dari bahan tersebut yang
secara turun - temurun telah digunakan untuk pengobatan secara pengalaman.
j).Fito Farmaka
Adalah klim khasiat telah dibuktikan berdasarkan uji klinis dan telah di lakukan

standarisasi terhadap bahan baku yang yang digunakan dalam produk jadi.
k).Obat tradisional
Obat tradisional adalah obat yang di buat dari tumbuhan dengan cara
pembuatan yang tradisional juga.
5.2 CONTOH RESEP
R/ Mucohexin 10 tab
Epexol 10 tab
Tremenza 10 tab
Lameson 8 10 tab
Alloris 8 tab
Histapan 8 tab
m.f da in caps no x
s 2 caps/12 jam
a. Mucohexin (Bromheksin HCl 8 mg/ tab)
1) Indikasi : bronchitis dan ggn pernapasan lain untuk mempermudah `
pengeluaran dahak
2) Efek Samping : mual,diare, gangguan pencernaan, sakit kepala, vertigo.
3) Perhatian : hati-hati bila diberikan kepada penderita tukak lambung danwanita
hamil terutama pada tiga bulan pertama

b. Epexol (Ambroxol HCl 30 mg/ tab)


1) Indikasi : untuk penyakit saluran pernapasan akut dan kronis yang
disertaidengan sekresi bronkial yang abnormal, terutama pada serangan akut
pada bronchitis kronis, asma bronkial, bronchitis asmatik,pengobatan sebelum
dan sesudah operasi serta pada perawatanintensif untuk menghindari komplikasi
paru-paru.
2) Efek samping : umumnya dapat ditoleransi dengan baik. Dilaporkan adanya

efek samping gastrointestinal yang ringan serta alergi pada beberapapasien.


3) Perhatian : tidak dianjurkan pada kehamilan trimester pertama.
4) Dosis : anak-anak 5-10 tahun; tab, 3 kali sehari. Dewasa dan anak-anak >
10 tahun; 1 tab,3 kali sehari
c. Tremenza (Pseudofedrine HCl 60 mg, triprolidin HCl 2.5 mg
Indikasi : untuk meringankan gejala-gejala flu karena alergi pada saluran
Pernapasan bagian atas yang memerlukan dekongestan nasal dan
antihistamin
Efek samping : mulut,hidung dan tenggorokan kering,tremor, gangguan
kordinasi
Perhatian : perhatian untuk ibu hamil,laktasi, anak < 2 tahun,konsentrasi.
d. Lameson 8 mg (methylprednisolone)
Indikasi : penyakit kolagen, berbagai penyakit alergi dan autoimun,
kelainan kulit tertentu, radang mata akut dan kronik, penyakit
keganasan.
Efek samping : Jangka pendek; jarang mengakibatkan timbulnya efek
samping yang serius .
Jangka panjang; menyebabkan timbulnya moon face, deposit
Lemak dibagian tubuh tertentu, kelemahan otot, hipertensi.
Kontraindikasi :
e. Alloris (loratadine 10 mg)
Indikasi : anti histamin
f. Histapan (mebhidrolin 50 mg)
Indikasi : anti histamine

Efek Samping : mengantuk


Perhatian : selama minum obat ini dilarang mengendarai kendaraan bermotor
atau men jalankan mesin.
Obat-obat diatas di racik menjadi satu sediaan,yaitu kapsul sebanyak 10 kapsul.
Dan obat-obatan diatas di indikasikan untuk : Batuk,Pilek

R/ Sporetik 100 mg 3 caps


Cortidex 2 tab
Histapan 2 tab
Epexol 21/2 tab
m.f pulv no xv
s3dd1 pulv

a. Sporetik 100 mg (cefixime 50 mg; 100 mg)


Indikasi : ISK yang tidak terkomplikasi,ISPA,
Efek Samping : diare,nyeri abdomen,mual,muntah.
b. Cortidex (dexamethasone 0.5 mg/ tab)
Indikasi : anit histamine
Efek samping : umumnya terjadi karena pemakaian dosis besar dan terusmenerus, misalnya ulkus peptikum, osteoporosis,dan fraktur vertebra.
Perhatian : hati-hati bila digunakan pada penderita
c. Histapan (mebhidrolin 50 mg)
Indikasi : anti histamin
Efek Samping : mengantuk

d. Epexol (Ambroxol HCl 30 mg/ tab)


a) Indikasi : antitusiv
b) Efek samping : gastrointestinal yang ringan serta alergi pada beberapa
pasien.
c) Perhatian : tidak dianjurkan pada kehamilan trimester pertama.
Obat-obat diatas di racik menjadi satu sediaan,yaitu puyer sebanyak 15 bungkus
yang diindikasikan untuk : Antibiotik,Batuk dan Alergi (habiskan)
Pengambilan bahan obat untuk membuat obat diatas adalah :
Sporetik 100 mg : 3 caps
Cortidex : 2 tab
Histapan : 2 tab
Epexol : 2,5 tab
Equal : 3 tab

R/ Mucohexin 3 tab
Lasmalin 1/3 tab
Cortidex 2/3 tab
Homoclomin 1/5 tab
Amoxan 250 mg
m.f dtd XV
S3DD1
a. Mucohexin (Bromheksin HCl 8 mg/ tab)
4) Indikasi : bronchitis dan ggn pernapasan lain untuk mempermudah
pengeluaran dahak

5) Efek Samping : mual,diare, gangguan pencernaan, sakit kepala, vertigo.


6) Perhatian : hati-hati bila diberikan kepada penderita tukak lambung dan
wanita hamil terutama pada tiga bulan pertama
b. Lasmalin (Terbutalin Sulfat 2.5 mg/ tab)
Indikasi : asma
c. Cortidex (dexamethasone 0.5 mg/ tab)
Indikasi : anti histamine
Efek samping : umumnya terjadi karena pemakaian dosis besar dan terusmenerus, misalnya ulkus peptikum, osteoporosis,dan fraktur vertebra.
Perhatian : hati-hati bila digunakan pada penderita
d. Homoclomin (homoklorsiklizin HCl 10 mg)
Indikasi : urtikaria, anti histamine .
e. Amoxan (amoxicillin)
Indikasi : antibiotic
Efek samping : reaksi hipersensitif,ggn GI,ggn anafilaktoid, reaksi hematologic
Perhatian : monitor fungsi ginjal, hati dan hemapoitik secara periodikpada
pemakaian jangka lama.
Obat-obat diatas di racik menjadi satu sediaan,yaitu puyer sebanyak 15 bungkus
yang diindikasikan untuk : Batuk, Alergi dan antibiotic (habiskan)
Pengambilan bahan obat untuk membuat obat diatas adalah :
Mucohexin : 5.625 tab = 6 tab
Lasmalin : 5 tab
Cortidex : 10 tab
Homoclomin : 3 tab
Amoxan : 7.5 caps

R/ Futaderm cream 10 gr
Inerson oint 25 gr
m.f da ointment
sue 2 * 1 sehari

a. Futaderm Cream (krim asam fusidat 20 mg/g)


Indikasi : infeksi kulit karena staph,strep,propionic bacterium acnes,dan
organisme lain yg sensitive thd fusidat
Perhatian : penggunaan pada area matadapat menyebabkan iritasi.
Hipersensitif thd asam fusidat, hamil, laktasi, penggunaan jangka panjang dapat
menyebabkan resistensi.
Efek samping : rasa tersengat sementara sesudah digunakan, reaksi
sensitivitas; iritasi ruam, urtikaria.
b. Inerson oint (desoksimetasone 2.5 mg/g)
Indikasi : eksim, dermatitis, psoriasis
Efek samping : hipopigmentasi, atrofi kulit, striae, rasa gatal dan rasa panas.
Perhatian : hindari pemakaian pada tempat yang luas, kehamilan.
Obat-obat diatas diracik menjadi satu sediaan yaitu, salep yang diindikasikan
untuk : infeksi kulit.

R/ PCT 300 mg
Tramadol

Amitriptyline 3 mg
Codein 5 mg
m.f da in caps dtd XX
s1-0-1

a. PCT 500 mg
Indikasi : analgesic dan antipiretik
Efek samping : reaksi hematologi, erupsi kulit, mual, muntah, nekrosis tubulus
ginjal, hiperglikemia
Perhatian : alkoholik
b. Tramadol 50 mg
Indikasi : pengobatan nyeri akut dan kronik yang berat, nyeri paska op.
Efek samping : mual, muntah,pusing, mulut kering, konstipasi.
Perhatian : penggunaan jangka panjang, penderita trauma kepala.
c. Amitriptyline 25 mg
Indikasi : depresi
Efek samping : parkinsonisme, mengantuk, ketergantungan
Perhatian : kerusakan fungsi ginjal, kehamilan, laktasi.
d. Codein 10 mg
Indikasi : antitusiv
Efek samping : penggunaan jangka lama dapat menyebabkan ketergantungan
insomnia.
Obat-obat terebut di racik menjadi satu sediaan yaitu, capsul sebanyak 20
capsul.Yang diindikasikan untuk : batuk,nyeri atau demam.
Resep Non Racikan

R/ Folavit 400 mg tab no XXX


S2DD1
Duphaston tab no XXXX
S2DD1
Cygest ovula 400 mg no X
S1DD1
Kalnex tab no X
S2DD1

a. Folavit ( asam folat 400 mg )


Indikasi : anemia megaloblastik dan makrositik akibat defisiensiasam folat
b. Duphaston (didrogesteron 10 mg
Indikasi : penguat kandungan
Efek samping : dapat terjadi perdarahan,kejadiaan ini dapat dicegah dengan
meningkatkan dosisnya.
c. Cygest ovula (progesterone 400 mg)
Indikasi : terapi untuk pendarahan uterus disfungsional atau untuk membantu
siklus konsepsi pada vase luteal atau fertilisasi In- Vitro.
Efek samping : menstruasi datang lebih awal atau sebaliknya. Diare, kembung.
Perhatian : berikan per rektal jika digunakkan metode kontrasepsi barrier,
infeksi vagina.
d. Kalnex (asam traneksamat 250 mg/kap; 500 mg/tab
Indikasi : haemostatika
Efek samping : mual, muntah, sakit kepala

Perhatian : insufiensi ginjal, hamil, laktasi.

R/ Cefadroxil no X
S2dd1
Ibuprofen no X
S3dd1

a. Cefadroxil
Indikasi : antibiotic
Perhatian : hipersenstif thd penisilin, gagal ginjal, hamil.
Efek samping : mual, muntah, diare
b. Ibuprofen
Indikasi : analgesic, antipiretik
Perhatian : gangguan hati/ ginjal
Efek samping : mual,muntah, diare

R/ Lameson 8 mg no XV
S3dd1
Mexpharm 15 mg VII
S 0-1-0

a. Lameson 8 mg (metehylprednisolone)
Indikasi : radang
Perhatian : hamil,stress,hipertensi
Efek samping : ggn penyembuhan luka, osteoporosis
b. Mexpharm 15 mg (meloxicam)
Indikasi : analgesic
Perhstisn : penyakit ginjal, pasien lansia
Efek samping : konstipasi, diare, asma, sakit kepala
R/ alluric 100 mg no XXX
S 0-0-1
Lansoprazole no X
S 1-0-0

a. Alluric 100 mg (allopurinol 100 mg)


Indikasi : gout/ anti reumaatik
Perhatian : insufisiensi ginjal
Efek samping : mual,muntah,nyeri abdomen
b. Lansoprazole
Indikasi : lambung
Perhatian : hamil, laktasi, ggn pada hati
Efek samping : konstipasi, diare,mulut kering.

R/ mertigo tab no X
S3dd1
Frego tab no VI
S2dd1
a. Mertigo (batahistine mesylate)
Indikasi : vertigo
Perhatian : tukak peptic, asma
Efek samping : ruam kulit
b. Frego (flunarizine)
Indikasi : migraine
Perhatian : lansia, laktasi, hamil
Efek samping : mengantuk, lelah, mulut kering.

5.3 OBAT GENERIK


a).amoxcycillin
indikasi :Untuk pengobatan infeksi yang disebabkan oleh bakteri yang peka pada
kulit & jaringan lunak, saluran nafas, genitourinari, gonore.
Kontra indikasi: Penderita hipersensitif atau mempunyai riwayat hipersensitif
terhadap antibiotik beta laktam (penicilin dan cephalosporin).
b).ampicillin
indikasi :Infeksi saluran pernafasan,seperti pneumonia faringitis, bronkitis,
laringitis. Infeksi saluran pencernaan, seperti shigellosis, salmonellosis. Infeksi
saluran kemih dan kelamin, seperti gonore (tanpa komplikasi), uretritis, sistitis,
pielonefritis. Infeksi kulit dan jaringan kulit. Septikemia, meningitis

kontra indikasi:hipersensitiv terhadap penisilina


efek samping : Pada beberapa penderita, pemberian secara oral dapat disertai
diare ringan yang bersifat sementara disebabkan gangguan keseimbangan flora
usus. Umumnya pengobatan tidak perlu dihentikan. Flora usus yang normal
dapat pulih kembali 3 - 5 hari setelah pengobatan dihentikan.Gangguan pada
saluran pencernaan seperti glossitis, stomatitis, mual, muntah, enterokolitis,
kolitis pseudomembran. Pada penderita yang diobati dengan Ampisilina,
termasuk semua jenis penisilina dapat timbul reaksi hipersensitif, seperti
urtikaria, eritema multiform. Syok anafilaksis merupakan reaksi paling serius
yang terjadi pada pemberian secara parenteral.
c).griseofulvin
indikasi : Untuk pengobatan infeksi jamur (ring-worm) pada kulit, rambut dan
kuku yang disebabkan oleh Microsporum, Epidermophyton dan Trichophyton.
Kontra indikasi: Pasien yang menderita penyakit porfiria, gangguan sel hati dan
pasien yang hipersensitif terhadap griseofulvin. Jangan digunakan pada
penderita yang sedang hamil, menyusui dan penderita lupus erythematosus
sistemik.
Efek samping : Efek samping bersifat ringan dan sementara, misalnya: sakit
kepala, rasa kering pada mulut, iritasi lambung dan rash kulit. Reaksi
hipersensitivitas: urtikaria, edema angioneurotik. Proteinuria, hepatotoksisitas
d).kalium diklofenak
indikasi : Sebagai pengobatan jangka pendek untuk kondisi - kondisi akut
sebagai berikut:
- Nyeri inflamasi setelah trauma, seperti karena terkilir.
- Nyeri dan inflamasi setelah operasi, seperti operasi tulang atau gigi.
- Sebagai ajuvan pada nyeri inflamasi yang berat dari infeksi telinga, hidung atau
tenggorokan, misalnya faringotonsilitis, otitis. Sesuai dengan prinsip pengobatan
umum, penyakitnya sendiri harus diobati dengan terapi dasar. Demam sendiri
bukan suatu indikasi.
Kontra indikasi: Tukak lambung,Hipersensitif terhadap zat aktif],Seperti halnya
dengan anti inflamasi non steroid lainnya, kalium diklofenak dikontraindikasikan
pada pasien dimana serangan asma, urtikaria atau rhinitis akut ditimbulkan oleh
asam asetilsalisilat atau obat-obat lain yang mempunyai aktivitas menghambat
prostaglandin sintetase.

e).natrium diklofenak
indikasi :Pengobatan akut dan kronis gejala-gejala reumatoid artritis, osteoartritis
dan ankilosing spondilitis.
Kontra indikasi: Penderita yang hipersensitif terhadap diklofenak atau yang
menderita asma, urtikaria atau alergi pada pemberian aspirin atau NSAIA
lain.penderita tukak lambung.
Efek samping : Efek samping yang umum terjadi seperti nyeri/keram perut, sakit
kepala, retensi cairan, diare, nausea, konstipasi, flatulen, kelainan pada hasil uji
hati, indigesti, tukak lambung, pusing, ruam, pruritus dan tinitus. Peninggian
enzim-enzim aminotransferase (SGOT, SGPT) hepatitis. Dalam kasus terbatas
gangguan hematologi (trombositopenia, leukopenia, anemia, agranulositosis).
f).salbutamol
indikasi :saluran pernafasan
kontra indikasi:reaksi hipersensitifitas terhadap salbutamol/albuterol,adrenergic
amines.
Efek samping : Efek samping yang sering terjadi antara lain :Kardiovaskular :
Palpitasi, Takiaritmia;Endocrine metabolic : Hipokalemia;Neurologic :
Tremor;Psychiatric : Nervousness,Sedangkan efek samping yang cukup parah
meliputi :Dermatologic : Erythema multiforme, Stevens-Johnson syndrome.
g).captopril
indikasi :Untuk hipertensi berat hingga sedang, kombinasi dengan tiazida
memberikan efek aditif, sedangkan kombinasi dengan beta bloker memberikan
efek yang kurang aditif. Untuk gagal jantung yang tidak cukup responsif atau
tidak dapat dikontrol dengan diuretik dan digitalis, dalam hal ini pemberian
kaptopril diberikan bersama diuretik dan digitalis.
Kontra indikasi: Penderita yang hipersensitif terhadap kaptopril atau penghambat
ACE lainnya (misalnya pasien mengalami angioedema selama pengobatan
dengan penghambat ACE lainnya).
Efek samping : Kaptopril menimbulkan proteinuria lebih dari 1 g sehari pada
0,5% penderita dan pada 1,2% penderita dengan penyakit ginjal. Dapat tejadi
sindroma nefrotik serta membran glomerulopati pada penderita hipertensi.
Karena proteinuria umumnya terjadi dalam waktu 8 bulan pengobatan maka
penderita sebaiknya melakukan pemeriksaan protein urin sebelum dan setiap
bulan selama 8 bulan pertama
pengobatan. Neutropenia/agranulositosis terjadi kira-kira 0,4 % penderita. Efek

samping ini terutama terjadi pada penderita dengan gangguan fungsi ginjal.
Neutropenia ini muncul dalam 1 - 3 bulan pengobatan, pengobatan agar
dihentkan sebelum penderita terkena penyakit infeksi. Pada penderita dengan
resiko tinggi harus dilakukan hitung leukosit sebelum pengobatan, setiap 2
minggu selama 3 bulan pertama pengobatan dan secara periodik. Pada
penderita yang mengalami tanda-tanda infeksi akut (demam, faringitis)
pemberian kaptopril harus segera dihentikan karena merupakan petunjuk
adanya neutropenia.
Hipotensi dapat terjadi 1 - 1,5 jam setelah dosis pertama dan beberapa dosis
berikutnya, tapi biasanya tidak menimbulkan gejala atau hanya menimbulkan
rasa pusing yang ringan. Tetapi bila mengalami kehilangan cairan, misalnya
akibat pemberian diuretik, diet rendah garam, dialisis, muntah, diare, dehidrasi
maka hipotensi tersebut menjadi lebih berat. Maka pengobatan dengan kaptopril
perlu dilakukan pengawasan medik yang ketat, terutama pada penderita gagal
jantung yang umumnya mempunyai tensi yang nomal atau rendah. Hipotensi
berat dapat diatasi dengan infus garam faal atau dengan menurunkan dosis
kaptopril atau diuretiknya.
Sering terjadi ruam dan pruritus, kadang-kadang terjadi demam dan eosinofilia.
Efek tersebut biasanya ringan dan menghilang beberapa hari setelah dosis
diturunkan.
Teriadi perubahan rasa (taste alteration), yang biasanya terjadi dalam 3 bulan
pertama dan menghilang meskipun obat diteruskan.
Retensi kalium ringan sering terjadi, terutama pada penderita gangguan ginjal,
sehingga perlu diuretik yang meretensi kalium seperti amilorida dan
pemberiannya harus dilakukan dengan hati-hati.
h).simvastatin
indikasi : Terapi dengan "lipid-altering agent" dapat dipertimbangkan
penggunaannya pada individu yang mengalami peningkatan risiko aterosklerosis
vaskular yang disebabkan oleh hiperkolesterolemia. Terapi dengan "lipid-altering
agent" merupakan penunjang data diet ketat, bila respon terhadap diet dan
pengobatan non-farmakologi tunggal lainnya tidak memadai. Penyakit jantung
koroner.
Kontra indikasi: Hipersensitif terhadap simvastatin atau komponen obat. Penyakit
hati aktif atau peningkatan transaminase serum yang menetap yang tidak jelas
penyebabnya. Wanita hamil dan menyusui.
Efek samping : Abdominal pain, konstipasi, flatus, astenia, sakit kepala, miopati,
rabdomiolisis. Pada kasus tertentu terjadi angioneurotic edema.
i).parasetamol

indikasi :Sebagai antipiretik/analgesik, termasuk bagi pasien yang tidak tahan


asetosal.Sebagai analgesik, misalnya untuk mengurangi rasa nyeri pada sakit
kepala, sakit gigi, sakit waktu haid dan sakit pada otot.menurunkan demam pada
influenza dan setelah vaksinasi.
Kontra indikasi: Hipersensitif terhadap parasetamol dan defisiensi glokose-6fosfat dehidroganase.tidak boleh digunakan pada penderita dengan gangguan
fungsi hati.
j).metformin
indikasi :Pengobatan penderita diabetes yang baru terdiagnosis setelah dewasa,
dengan atau tanpa kelebihan berat badan dan bila diet tidak berhasil.Sebagai
kombinasi terapi pada penderita yang tidak responsif therhadap terapi tunggal
sulfonilurea baik primer ataupun sekunder.Sebagai obat pembantu untuk
mengurangi dosis insulin apabila dibutuhkan.
Kontra indikasi: Penderita kardiovaskular, gagal ginjal, gagal hati, dehidrasi dan
peminum alkohol, koma diabetik, ketoasidosis, infark miokardial, keadaan
penyakit kronik akut yang berkaitan dengan hipoksia jaringan, keadaan yang
berhubungan dengan asidosis laktat seprti syok, insufisiensi pulmonar, riwayat
asidosis laktat.
Efek samping : Efek samping bersifat reversible pada saluran cerna termasuk
anoreksia, gangguan perut, mual, muntah, rasa logam pada mulut dan diare.
5.4 OBAT PATEN
a).amoxsan
indikasi : Infeksi saluran nafas, saluran genito-urinaria, kulit dan jaringan lunak
yang disebabkan bakteri gram + dan gam - yang peka terhadap obat ini.
Kontra indikasi: Hipersensitif terhadap penisilin.
Efek samping : Reaksi hipersensitif, anafilaksis, gangguan saluran cerna, injeksi
IV : phlebitis, IM : nyeri pada tempat injeksi.
b).fulcin
indikasi : Infeksi dermatofita pada kulit, rambut, dan kuku.
Kontra indikasi: Mengakibatkan porfiria atau kegagalan hepatoselular,
kehamilan.Lupus eritematosus sistemik.
Efek samping : Reaksi berupa biduran/kaligata, ruam kulit, sakit

kepala,gangguanlambung-usus,pusing kelelahan, granulositopenia, leukopenia,


fotosensitifitas, jarang presipitasi lupus eritematosus sistemik dan kondisi-kondisi
terkait, eritema multiformis, nekrolisis epidermal toksik dan kondisi terkait,
neuropati perifer, kekacauan dengan gangguan koordinasi, kandidiasis oral.
c).ponstan
indikasi : Untuk menghilangkan nyeri ringan sampai sedang, serta nyeri akut dan
kronis.
Kontra indikasi: Pasien yang hipersensitif terhadap asam mefenamat, Pasien
tukak lambung, Pasien radang usus,pasien gagal jantung,pasien gagal
ginjal,gangguan pernafasan.
Efek samping :mual,muntah dan diare,iritasi lambung,pusing.
d).mefinal
indikasi :Indikasi Mefinal adalah untuk meredakan nyeri ringan sampai sedang
seperti sakit kepala, sakit gigi, dismenore primer / nyeri saat haid, termasuk
nyeri karena trauma, nyeri otot dan nyeri sesudah operasi.
Kontra indikasi: Mefinal jangan diberikan pada pasien yang hipersensitif atau
alergi terhadap asam mefenamat.Penderita yang dengan aspirin mengalami
bronkospasme, rinitis alergi, dan urtikaria.Penderita dengan tukak lambung dan
usus.Penderita dengan gangguan ginjal yang berat.
Efek samping : Gangguan saluran pencernaan seperti mual, muntah, diare dan
nyeri abdominal.Gangguan darah / hematologi seperti leukopenia, eosinofilia,
trombositopenia, dan agranulositopenia.Gangguan sistem saraf seperti rasa
mengantuk, pusing, penglihatan kabur, dan insomnia.
e).kifadene
indikasi :Terapi simptomatik rematoid artritis, osteoartritis, ankilosing spondilitis,
gangguan muskuloskeletal akut dan gout akut.
Kontra Indikasi:Penderita yang hipersensitif terhadap piroksikam dan penderita
yang mengalami urtikaria, angioderma, bronkospasme, rinitis berat dan syok
akibat Antiinflamasi
efek samping : Keluhan gastrointestinal, misalnya anoreksia, nyeri perut,
konstipasi, diare, flatulen, mual, muntah, perforasi, tukak lambung dan
duodenum.gangguan hematologik seperti trombositopenia, depresi sumsum
tulang.Gangguan kulit: eritema, dermatitis eksfoliatif, sindroma StevensJohnson.Gangguan Saraf pusat: sakit kepala, pusing, depresi, insomnia, gugup.
Efek samping lain seperti hiperkalemia, sindroma nefrotuk, nyeri, demam,

penglihatan kabur, hipertensi dan reaksi hipersensitif.


f).voltaren
indikasi : Peradangan dan bentuk degeneratif pada reumatik, artritis reumatoid,
spondilitis ankilosa, osteoartritis dan spondiartritis; sindroma nyeri kolumna
vertebralis, reumatik non-artikular, serangan akut gout.
Kontra indikasi:Tukak peptik, proktitis (supp). Emulgel : asma, urtikaria, rinitis
akut, yang ditimbulkan oleh salisilat atau obat AINS lainnya.
Efek samping :gangguan GI, sakit kepala, pusing, vertigo, ruam kulit,
peningkatan serum transaminase. Jarang : ulkus peptikum, perdarahan GI, fungsi
hati banormal, hipersensitivitas, hepatitis.
g).cataflam
indikasi :Terapi akut dan kronik artritis rheumatoid, osteoartritis dan spondilitis
ankilosa, dismenore primer
kontra indikasi: Tukak lambung atau tukak intestinal aktif, perdarahan dan
perforasi GI. Reaksi alergi atau anafilaksis terhadap aspirin atau AINS. Nyeri peri
operasi pada bedah pintas koroner. Hamil dan laktasi.
Efek samping : Gangguan GI, anoreksia, sakit kepala, pusing, vertigo,
peningkatan kadar transaminase, ruam kulit.
h).glukovance
indikasi :Terapi tahap 2 untuk DM tipe 2 yg tdk dpt dikontrol dg diet, olah raga
dan sulfonilurea atau metformin.
Kontra indikasi:Ggn fungsi ginjal, peny jantung kongestif, hipersensitif thd
metmorfin HCL atau glibenclamide atau sulfonilurae lain, asidosis metabolik akut
atau kronik, ggn fungsi hati, intoksikasi akut alkohol, alkoholisme, porfiria,
laktasi.
Efek samping :Infeksi pernafasan atas, diare, pusing, mual, muntah, sakit perut,
pusing. Jarang asidosis laktat.
i).forbetes
indikasi :Terapi DM onset dws, atau BB normal & hiperinsulinemia yg tdk reponsif
thd diet saja. NIDDM&IDDM.
Kontra indikasi:Ggn fungsi ginjal dg serum kreatinin<12mg/L, kerusakan hati,
ggn kardiorespirasi dg hipoksemia jar&intoksikasi alkohol, diet rendah kalori

bersamaan dg penggunaan obat diuretik/antihipertensi, diabetes laten, koma


&pre-koma diabetes, Kondisi yg dpt mjd predisposisi asidosis laktat. Gagal
jantung dan infark miokard. Hamil&Laktat.
Efek samping :Rasa kecap logam, nyeri abdomen, mual, muntah,
diare&anoreksia, pruritus, eritema, ruam, urtikaria, sindrom
meniere&manifestasi alergi lain. Penurunan absorpsi vit B12.
j).sanmol
indikasi : Sanmol diindikasikan untuk meringankan rasa sakit pada keadaan sakit
kepala, sakit gigi dan menurunkan demam
Kontra Indikasi:Penderita dengan gangguan fungsi hati yang berat.Hipersensitif
terhadap paracetamol.
5.5 OBAT TRADISIONAL
a. Biocurliv
Komposisi :
1. CURCUMA DOMESTICAE RHIZOMA
Nama lain : kunyit
Nama tanaman asal : Curcuma domestica
Keluarga : zingiberaceae
Zat : minyakatsiri,pati,warna kurkumin
Penggunaan : karminativ,antidiare,

2. GLYCYRRHIZAE RADIX
Nama lain : akar manis , liquirite radix
Nama tanaman asal : glycyrrhiza glabra varietas typical
Keluarga : papilionaceae
Zat : glysirisin dengan kadar 5-10%

Penggunaan : antitusiv

b. I-flex
Komposisi :
1. ROSA CANINA
Kingdom : plantae
Divisi : spermatophyte
Family : Rosaceae
Spesies : Rosa canina L
Kegunaan : diuretic ,peradangan sendi
Zat : galaktolipit

c. Natur slim
Komposisi :
1. RHEI RADIX
Nama lain : kelembak
Nama tanaman asal : Rheum palmatum
Keluarga : Polygonaceae
Zat : tannin,pectin,pati

Khasiat : laksativ
2. GUAZUMAE FOLIUM
Nama lain : daun jati belanda
Nama tanaman asal : Guazuma ulmifolia
Keluarga : Sterculiaceae
Zat : tannin,dammar,pati
Khasiat : obat pelangsing

d. Imunos
Komposisi :
1. ECHINACEA
Nama lain : Purple coneflower
Family : asteraceae
Genus : Echinaceae
Spesies : Echinaceae purpurea
Zat : minyak essensial,tannin
Khasiat : menjaga sIstem imun

e. Redacid
Komposisi :

1. BURMANI CORTEX
Nama lain : kulit kayu manis
Nama tanaman asal : Cinnamomum burmani
Famili : Lauraceae
Zat : minyak atsiri sinamil aldehid,zat,penyamak,borneol.
Khasiat : karminativ,diaforetika

f. Plasmin
Komposisi :
1. LUMBRICUS
kingdom : Animalia
kelas : Clitellata
Famili : Lumbricidae
Genus : Lumbricus
Speesies : Lumbricus rubellus

g. VIP albumin
Komposisi:
1. CHANNA STRIATA
Kingdom : Chordata
Kelas : Actinopterygii
Famili : Channidae
Genus : Channa

Spesies : C. striata

h. Enatin
Komposisi :
1. OLEUM MENTHAE PIPERITAE
Nama lain : minyak permen
Nama tanaman asal : Mentha piperita (L.)
Famili : Lamiaceae
Zat : menthol,metilasetat.
Khasiat : karminativ,stimulansia,obat mulas.

i. renax
Komposisi :
1. SERICOCALYCIS FOLIUM
Nama lain : kejibeling
Nama tanaman asal : Sericocalyx crispus
Famili : acanthaceae
Zat : kalium dan silikat
Khasiat : diuretic

2. ORTHOSIPHON HERBA
Nama lain : kumis kucing

Nama tanaman asal : Orthosiphon stamineus


Famili : Lamiaceae
Zat : genkosid,minyak atsiri,zat lemak,saponin,garam kalium.
Khasiat : anti-inflamasi,diuretic.
3. SONCHI FOLIUM
Nama lain : daun tempuyung
Nama tanaman asal : Sonchus arvensis
Famili : Asteraceae
Zat : silica,kalium,natrium,flavon,asam fenolat,polifenol.
Khasiat : diuretika,antiurolitiasis.
4. PLANTAGO FOLIUM
Nama lain : Daun sendok
Kingdom : plantae
Kelas : magnoliopsida
Famili : Plantaginaceae
Genus : plantago
Spesies : Plantago major .L

j. Tribestan
komposisi :
TRIBULUS TERRESTRIS
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida

Famili : Zygophyllaceae
Genus : tribulus
Spesies : Tribulus terrestris

BAB 6
PENUTUP
6.1 KESIMPULAN
Dari hasil Praktek Kerja Lapangan calon Ahli Madya Farmasi di kimia farma
gn.guntur, dapat diambil kesimpulan yaitu :
1. Praktek Kerja Lapangan sangat bermanfaat bagi calon Ahli Madya Farmasi,
karena dapat menambah keterampilan, pengetahuan dan wawasan untuk calon
Ahli Madya Farmasi di bidang perapotekan.
2. Apotik kimia farma gn.guntur merupakan salah satu Apotik yang cukup baik
dalam hal pelayanan dan kelengkapan farmasi.
3. Sistem organisasi, administrasi, keuangan dan kepegawaian di Apotik kimia
farma gunung Guntur telah berjalan dengan cukup professional.
6.1 SARAN
1. untuk apotek agar biasa menerima masukan-masukan dari pasien agar lebih
diminati banyak pasien
2. Meningkatkan ketersediaan perbekalan farmasi.
3. Meningkatkan pelayanan terhadap pemberian informasi obat dan konseling
kepada pasien (konsumen).

DAFTAR PUSTAKA

Defartemen Kesehatan RI. 1974. ekstrak Farmakope Indonesia. Jakarta


Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1332/MenKes/SK/X/2002
tentang Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Izin Apotik
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 922/MenKes/PER/X/1993
tentang Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Izin Apotik.

Anda mungkin juga menyukai