Anda di halaman 1dari 271

BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kesehatan, baik sehat secara fisik, mental, spiritual, maupun sosial yang
memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis
(UU No. 36 Tahun 2009), adalah suatu kebutuhan sekaligus hak bagi setiap warga
negara Indonesia yang dijamin oleh Undang-Undang Dasar (UUD) RI tahun
1945. Kesehatan merupakan suatu faktor yang sangat krusial dalam mewujudkan
sumber daya manusia yang unggul dan berkualitas demi tercapainya tujuan
bangsa, yaitu memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan
bangsa dalam koridor pembangunan nasional.
Untuk mewujudkan pemerataan kesehatan pada masyarakat dengan seluas –
luasnya, dibutuhkan dukungan sumber daya kesehatan, sarana kesehatan, dan
sistem pelayanan kesehatan yang optimal. Salah satu sarana penunjang kesehatan
yang memiliki peran penting dalam mewujudkan peningkatan derajat kesehatan
bagi masyarakat adalah Apotek, termasuk didalamnya pekerjaan kefarmasian,
meliputi pengendalian mutu sediaan farmasi, pengamanan, pengadaan,
penyimpanan, pendistribusian Obat, pelayanan informasi Obat, serta
pengembangan Obat, bahan Obat dan Obat tradisional (PP No. 51 Tahun 2009)
yang dilakukan oleh Apoteker dan tenaga teknis kefarmasian.
Apotek sebagai pihak yang bertanggung jawab dalam proses distribusi akhir
dari sediaan farmasi dan alat kesehatan memiliki dua fungsi utama, yaitu
pengabdian kepada masyarakat (non profit oriented) dan bisnis sebagai retailer
(profit oriented), kedua fungsi dari Apotek tersebut tidak dapat dipisahkan antara
satu dengan yang lainnya, Apotek sebagai unit bisnis harus dikelola dengan baik
untuk menjaga kelangsungan hidupnya (sustainability) dengan menjaga arus kas
dan biaya operasional tetap dalam tingkat yang aman.

Disisi lain, Apotek tidak boleh melupakan peran sosialnya, yaitu menyediakan
Obat – Obatan dan perbekalan farmasi yang aman, bermutu, berkualitas dan
terjangkau, serta memastikan bahwa segala informasi, konsultasi dan evaluasi
mengenai Obat yang dibutuhkan oleh masyarakat telah diberikan dengan
sebaik – baiknya, sehingga tujuan Apotek dalam memelihara dan menjaga
kesehatan masyarakat dapat tercapai.
Apoteker dalam menjalankan praktek kefarmasian di Apotek memiliki
standar pelayananan kefarmasian yang bertujuan untuk meningkatkan mutu
pelayananan kefarmasian, menjamin kepastian hukum bagi tenaga kefarmasian,
serta melindungi pasien dan masyarakat dari penggunaan obat yang tidak rasional.
Standar pelayanan kefarmasian Apoteker di apotek meliputi (1) Apoteker harus
mampu mengelola sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai
meliputi perencanaan, pengadaan, penerimaan, penyimpanan, pemusnahan,
pengendalian, serta pencatatan dan pelaporan. Sedangkan (2) Apoteker
melakukan pelayanan farmasi klinik meliputi pengkajian resep, dispensing,
pelayananan informasi obat (PIO), konseling, pelayananan kefarmasian dirumah
(Home Pharmacy Care), pemantauan terapi obat (PTO), dan monitoring efek
samping obat (MESO). Apoteker wajib menerapkan pedoman standar pelayanan
ini di Apotek (Permenkes No 73, 2016).
Sehubungan dengan pentingnya peranan Apoteker dalam dunia kesehatan
terutama dalam praktik kefarmasian di apotek, maka calon Apoteker selain
memerlukan pengetahuan teoritis mengenai hal-hal terkait praktik kefarmasian,
juga perlu melakukan praktik langsung. Melalui Praktek Kerja Profesi Apoteker
di apotek Merjosari, jalan Joyo Tambaksari No 32 A, Lowokwaru-Malang, pada
tanggal 18 Agustus – 12 September 2020, diharapkan mampu mengetahui
pengelolaan apotek baik dari segi manajemen maupun klinis berdasarkan undang-
undang dan kode etik yang berlaku. Dengan demikian seorang Apoteker mampu
mengatasi berbagai macam permasalahan yang timbul, serta melakukan tugas dan
fungsi sebagai Apoteker yang bertanggung jawab dan bekerja secara professional
di apotek.

1.2 Tujuan Praktik Kerja Profesi Apoteker

Adapun tujuan dari kegiatan Praktik Kerja Profesi Apoteker (PKPA) di


Apotek yaitu agar calon Apoteker :
1. Memahami peran, fungsi dan tanggung jawab Apoteker dalam pengelolaan
apotek, serta melakukan praktik pelayanan kefarmasian sesuai dengan
ketentuan perundang-undangan dan etika yang berlaku.
2. Memiliki gambaran tentang pelayanan praktek kefarmasian dalam
menyelesaikan berbagai permasalahan
3. Mempelajari tata cara komunikasi, memberikan informasi dan edukasi
kepada pasien secara efektif dalam memberikan pelayanan informasi obat
(PIO).
4. Mengimplementasikan wawasan, pengetahuan, ketarmpilan dalam membantu
pasien melakukan pelayanan swamedikasi

1.3 Manfaat PKPA di Apotek

Manfaat Praktek Kerja Profesi Apoteker bagi para mahasiswa program profesi
Apoteker adalah :

1. Mengetahui dan memahami tugas serta tanggung jawab Apoteker dalam


mengelola Apotek.
2. Mendapatkan pengalaman praktis mengenai pekerjaan kefarmasian di
Apotek.
3. Mahasiswa dapat memahami bagaimana cara komunikasi yang efektif kepada
pasien terutama saat memberikan informasi obat baik ketika KIE maupun
konseling
4. Mahasiswa dapat memahami bagaimana cara pelayanan yang baik kepada
pasien
5. Mendapatkan pengetahuan manajemen praktis di Apotek.
6. Meningkatkan rasa percaya diri untuk menjadi Apoteker yang profesional.
BAB II.

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Apotek

Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 51 tahun


2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian dalam ketentuan umum, dijelaskan
bahwa apotek adalah sarana pelayanan kefarmasian tempat dilakukan
praktek kefarmasian oleh apoteker. Sementara berdasarkan Keputusan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1332/Menkes/SK/X/2002
tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 922/MENKES/PER/X/1993 tentang Ketentuan dan Tata Cara
Pemberian Izin Apotek, yang dimaksud dengan apotek adalah suatu
tempat tertentu, tempat dilakukan pekerjaan kefarmasian dan penyaluran
sediaan farmasi, perbekalan kesehatan lainnya kepada masyarakat.
Pekerjaan Kefarmasian menurut Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 51 tahun 2009 adalah pembuatan termasuk pengendalian
mutu sediaan farmasi, pengamanan, pengadaan, penyimpanan, dan
pendistribusian atau penyaluran obat, pengelolaan obat, pelayanan obat
atas resep dokter, pelayanan informasi obat serta pengembangan obat,
bahan obat dan obat tradisional. Sediaan farmasi yang dimaksud adalah
obat, bahan obat, obat tradisional, dan kosmetika. Dalam pengelolaannya,
apotek harus dikelola oleh Apoteker, yang telah mengucapkan sumpah
jabatan dan telah memperoleh Surat Izin Apotek (SIA) dari Dinas
Kesehatan setempat.
Apotek dalam hal berdirinya dan sebagai tempat Apoteker dalam
melaksanakan praktiknya memiliki peraturan tersendiri, tujuannya adalah:
1. Meningkatkan kualitas pelayanan kefarmasian di apotek.

2. Memberikan perlindungan bagi pasien dan masyarakat dalam hal


memperoleh pelayanan kefarmasian di apotek.
3. Menjamin kepastian hukum bagi tenaga kefarmasian dalam memberikan
pelayanan kefarmasian di apotek.
2.2 Landasan Hukum
Apotek merupakan salah satu sarana pelayanan kesehatan masyarakat yang
berlandaskan pada :

1. Undang - Undang No.36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.


2. Undang - Undang No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika.
3. Undang - Undang No. 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika.
4. Undang - Undang Obat Keras.
5. Peraturan Pemerintah No. 25 Tahun 1980 tentang Perubahan dan Tambahan
atas Peraturan Pemerintah No. 26 Tahun 1965 tentang Apotek.
6. Peraturan Pemerintah No 41 Tahun 1990 tentang Masa Bakti Apoteker dan
Izin Kerja Apoteker, yang disempurnakan dengan Peraturan Menteri
Kesehatan No. 184/Menkes/Per/II/1995.
7. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
No.1332/Menkes/SK/X/2002 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri
Kesehatan RI No.922/Menkes/Per/X/1993 tentang Ketentuan dan Tata Cara
Pemberian Izin Apotek.
8. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 51 Tahun 2009 tentang
Pekerjaan Kefarmasian.
9. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
889/MENKES/PER/V/2011 tentang Registrasi, Izin Praktik, dan Izin Kerja
Tenaga Kefarmasian.
10. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 31 Tahun 2016 Tentang
Perubahan Atas Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 889/Menkes/ Per/
V/2011 Tentang Registrasi, Izin Praktik, dan Izin Kerja Tenaga Kefarmasian.
11. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
1027/Menkes/SK/IX/2004 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di
Apotek.
12. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 3 Tahun 2015 tentang
Peredaran, Penyimpanan,Pemusnahan, dan Pelaporan Narkotika, Psikotropika
dan Prekursor Farmasi.
13. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 9 Tahun 2017 tentang
Apotek.
14. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 26 Tahun 2018 tentang
Pelayanan Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik Sektor
Kesehatan.
15. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Tahun 2019 tentang Petunjuk
Teknis Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek.
16. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 14 Tahun 2021 Tentang
Standar Kegiatan Usaha dan Produk Pada Penyelenggaraan Perizinan
Berusaha Berbasis Risiko Sektor Kesehatan.
2.3 Tugas dan Fungsi Apotek
Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No. 25 tahun 1980 tentang Apotek
menjelaskan bahwa tugas dan fungsi apotek adalah sebagai berikut:
1. Tempat pengabdian profesi seorang apoteker yang telah mengucapkan
sumpah jabatan.
2. Sarana farmasi yang melaksanakan peracikan, pengubahan bentuk,
pencampuran dan penyerahan obat atau bahan obat.
3. Sarana penyalur perbekalan farmasi yang harus menyebarkan obat yang
diperlukan masyarakat secara meluas dan merata.

Menurut Permenkes No. 9 Tahun 2017 apotek memiliki fungsi yakni pengelolaan
sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai serta pelayanan
farmasi klinik dan komunitas. Apotek melakukan pendistribusian sediaan farmasi,
alat kesehatan dan bahan medis habis pakai kepada:

a. Apotek lainnya;
b. Puskesmas;
c. Instalasi Farmasi Rumah Sakit;
d. Instalasi Farmasi Klinik;
e. dokter;
f. bidan praktik mandiri;
g. pasien; dan
h. masyarakat

2.4 Ketentuan Umum Perundang-undangan


Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 73 tahun 2016 tentang standar pelayanan kefarmasian di Apotek,
Apoteker harus memahami dan menyadari kemungkinan terjadinya
kesalahan pengobatan (medication error) dalam proses pelayanan dan
mengidentifikasi, mencegah, serta mengatasi masalah terkait Obat (drug
related problems), masalah farmakoekonomi, dan farmasi sosial (socio-
pharmacoeconomy). Untuk menghindari hal tersebut, Apoteker harus
menjalankan praktik sesuai standar pelayanan. Apoteker juga harus
mampu berkomunikasi dengan tenaga kesehatan lainnya dalam
menetapkan terapi untuk mendukung penggunaan Obat yang rasional.
Dalam melakukan praktik tersebut, Apoteker juga dituntut untuk
melakukan monitoring penggunaan Obat, melakukan evaluasi serta
mendokumentasikan segala aktivitas kegiatannya. Untuk melaksanakan
semua kegiatan itu, diperlukan Standar Pelayanan Kefarmasian. Sejalan
dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, di bidang
kefarmasian telah terjadi pergeseran orientasi Pelayanan Kefarmasian dari
pengelolaan Obat sebagai komoditi kepada pelayanan yang komprehensif
(pharmaceutical care) dalam pengertian tidak saja sebagai pengelola Obat
namun dalam pengertian yang lebih luas mencakup pelaksanaan
pemberian informasi untuk mendukung penggunaan Obat yang benar dan
rasional, monitoring penggunaan Obat untuk mengetahui tujuan akhir,
serta kemungkinan terjadinya kesalahan pengobatan.

Berdasarkan Permenkes No. 14 Tahun 2020 ketentuan


umum mengenai apotek antara lain:
1. Apotek adalah sarana pelayanan kefarmasian tempat dilakukan praktek
kefarmasian oleh Apoteker.
2. Pelayanan Kefarmasian adalah suatu pelayanan langsung dan bertanggung
jawab kepada pasien yang berkaitan dengan sediaan farmasi, alat kesehatan,
dan bahan medis habis pakai dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk
meningkatkan mutu kehidupan pasien.
3. Apoteker adalah sarjana farmasi yang telah lulus sebagai Apoteker dan telah
mengucapkan sumpah jabatan Apoteker.
4. Apoteker Penanggung Jawab Apotek yang selanjutnya disingkat APA adalah
Apoteker yang bertanggung jawab pada penyelenggaraan pelayanan
kefarmasian di Apotek.
5. Tenaga Teknis Kefarmasian yang selanjutnya disingkat TTK adalah tenaga
yang membantu Apoteker dalam melakukan praktik kefarmasian di Apotek,
yang terdiri atas Sarjana Farmasi, Ahli Madya Farmasi dan Analis Farmasi.
6. Izin Apotek adalah persetujuan pemerintah untuk penyelenggaraan Apotek.
7. Sertifikat Standar Apotek adalah bukti pemenuhan seluruh persyaratan
perizinan berusaha Apotek yang dikeluarkan oleh Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota setelah dilakukan penilaian kesesuaian.
8. Surat Tanda Registrasi Apoteker yang selanjutnya disingkat STRA adalah
bukti tertulis yang diberikan oleh Konsil Tenaga Kesehatan Indonesia kepada
Apoteker yang telah diregistrasi.
9. Surat Izin Praktik Apoteker yang selanjutnya disingkat SIPA adalah bukti
tertulis yang diberikan oleh pemerintah daerah kabupaten/kota kepada
Apoteker sebagai pemberian kewenangan untuk menjalankan praktik
kefarmasian.
10. Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek adalah tolak ukur yang
dipergunakan sebagai pedoman bagi tenaga kefarmasian dalam
menyelenggarakan pelayanan kefarmasian di Apotek.
11. Resep adalah permintaan tertulis dari dokter atau dokter gigi, kepada
Apoteker, baik dalam bentuk paper maupun elektronik untuk menyediakan
dan menyerahkan obat bagi pasien sesuai peraturan yang berlaku.
12. Sediaan Farmasi adalah obat, bahan obat, obat tradisional, suplemen
kesehatan, dan kosmetika.
13. Obat adalah bahan atau paduan bahan, termasuk produk biologi yang
digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau
keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan,
penyembuhan, pemulihan, peningkatan kesehatan dan kontrasepsi untuk
manusia.
14. Alat Kesehatan adalah instrumen, aparatus, mesin dan/atau implan yang tidak
mengandung obat yang digunakan untuk mencegah, mendiagnosis,
menyembuhkan dan meringankan penyakit, merawat orang sakit,
memulihkan kesehatan pada manusia, dan/atau membentuk struktur dan
memperbaiki fungsi tubuh.
15. Bahan Medis Habis Pakai yang selanjutnya disingkat BMHP adalah yang
ditujukan untuk penggunaan sekali pakai (single use) yang daftar produknya
diatur dalam peraturan perundangundangan.
16. Telefarmasi adalah pelayanan kefarmasian oleh Apoteker melalui
penggunaan teknologi telekomunikasi dan sistem informasi kepada pasien.
2.5 Tugas dan Tanggungjawab Apoteker
Menurut Permenkes No.9 Tahun 2017, Apoteker adalah sarjana
farmasi yang telah lulus sebagai Apoteker dan telah mengucapkan sumpah
jabatan Apoteker. Apoteker memiliki tugas dan tanggungjawab yang
bertujuan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kefarmasian kepada
masyarakat, memberikan perlindungan pasien dan masyarakat dalam
memperoleh pelayanan kefarmasian di Apotek dan menjamin kepastian
hukum bagi tenaga kefarmasian dalam memberikan pelayanan
kefarmasian di Apotek.

Tugas Apoteker diantaranya adalah :

1. Bekerja sesuai dengan standar profesi, standar prosedur operasional, standar


pelayanan, etika profesi.
2. Menghormati hak pasien dan mengutamakan kepentingan pasien.
3. Menjamin ketersediaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan dan Bahan Medis
Habis Pakai yang aman, bermutu, bermanfaat, dan terjangkau.
4. Melayanai resep sesuai dengan tanggungjawab dan keahlian profesinya yang
dilandasi pada kepentingan masyarakat.
5. Dalam hal obat yang diresepkan terdapat obat merek dagang, maka Apoteker
dapat mengganti obat merek dagang dengan obat generic yang sama
komponen aktifnya atau obat merek dagang lain atas persetujuan dokter dan
atau pasien.
6. Dalam hal obat yang diresepkan tidak tersedia di Apotek atau pasien tidak
mampu menebus obat yang tertulis di dalam resep, Apoteker dapat mengganti
obat setelah berkonsultasi dengan dokter penulis resep untuk pemilihan obat
lain.
7. Apabila Apoteker menganggap penulisan resep terdapat kekeliruan,Apoteker
harus memberitahukan kepada dokter penulis resep.
8. Apabila dokter penulis resep tetap pada pendiriannya, maka Apoteker tetap
memberikan pelayanan sesuai dengan Resep dengan memberikan catatan
dalam Resep bahwa dokter sesuai dengan pendiriannya.
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No.73 Tahun 2016
tentang Standar Pelayanan Kefarmasian Di Apotek, Apoteker
bertanggungjawab atas :

1. Pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, Bahan Medis Habis Pakai


a. Perencanaan
b. Pengadaan
c. Penerimaan
d. Penyimpanan
e. Pemusnahan dan penarikan
f. Pengendalian
g. Pencatatan dan Pelaporan
2. Pelayanan Farmasi Klinik
a. Pengkajian dan pelayanan resep
b. Dispensing
c. Pelayanan Informasi Obat (PIO)
d. Konseling
e. Pelayanan Kefarmasian di rumah (home pharmacy care)
f. Pemantauan Terapi Obat (PTO)
g. Monitoring Efek Samping Obat (MESO)
3. Manajemen Sumber Daya Kefarmasian
a. Sumber Daya Manusia
b. Sarana dan Prasarana
4. Mutu Pelayana Kefarmasian
Apoteker bertanggungjawab atas mutu pelayanan kefarmasian yang
dilakukan di Apotek. Bentuk pengendalian mutu dapat dilakukan dengan
melakukan evaluasi mutu. Evaluasi mutu dilakukan pada 2 aspek, diantaranya
Mutu Manajerial dan Mutu Pelayanan Farmasi Klinik,

2.6 Kepengurusan SIA


A. Sebelum Sistem OSS (Online Single Submission) Berlaku

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 9 Tahun 2017 tentang


Apotek, setiap pendirian Apotek wajib memiliki izin dari Menteri yang
dilimpahkan kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Surat Izin
Apotek (SIA) berlaku selama 5 tahun dan dapat diperpanjang selama memenuhi
persyaratan yang berlaku.

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 9 Tahun 2017 pasal 13


tentang Apotek, tatacara pemberian perizinan Apotek adalah sebagai berikut:

a. Apoteker harus mengajukan permohonan tertulis kepada Pemerintah


Kabupaten/Kota dengan menggunakan Formulir 1.
b. Permohonan pada poin (a) harus ditandatangani oleh Apoteker disertai
dengan kelengkapan dokumen adminitratif meliputi :
- Fotokopi STRA dengan menunjukkan STRA asli
- Fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP)
- Fotokopi Nomor Pokok Wajib Pajak Apoteker
- Fotokopi peta lokasi dan denah bangunan
- Daftar prasarana, sarana, dan peralatan.
c. Paling lama dalam waktu 6 (enam) hari kerja sejak menerima permohonan
dan dinyatakan telah memenuhi kelengkapan dokumen adminitratif,
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota menugaskan tim pemeriksa untuk
melakukan pemeriksaan setempat terhadap kesiapan Apotek dengan
menggunakan Formulir 2.
d. Tim pemeriksa harus melibatkan unsur Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
yang terdiri atas :
- Tenaga kefarmasian
- Tenaga lainnya yang menangani bidang sarana dan prasarana
e. Paling lama dalam waktu 6 (enam) hari kerja sejak tim pemeriksa
ditugaskan, tim pemeriksa harus melaporkan hasil pemeriksaan setempat
yang dilengkapi Berita Acara Pemeriksaan (BAP) kepada Pemerintah
Daerah Kabupaten/Kota dengan menggunakan Formulir 3.
f. Paling lama dalam waktu 12 (dua belas) hari kerja sejak Pemerintah Dinas
Kabupaten/Kota menerima laporan sebagaimana dimaksud pada poin (e)
dan dinyatakan memenuhi persyaratan, Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota menerbitkan SIA dengan tembusan kepada Direktur
Jendral, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi, Kepalai Balai POM, Kepala
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, dan Organisasi Profesi dengan
menggunakan Formulir 4.
g. Dalam hal hasil pemeriksaan dinyatakan masih belum memenuhi
persyaratan, Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota harus mengeluarkan
surat penundaan paling lama dalam waktu 12 (dua belas) hari kerja dengan
menggunakan Formulir 4.
h. Terhadap permohonan yang dinyatakan belum memenuhi persyaratan,
pemohon dapat melengkapi persyaratan paling lambat dalam waktu 1
(ssatu) bulan sejak surat penundaan diterima.
i. Apabila pemohon tidak dapat memenuhi kelengkan persyaratan, maka
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota mengeluarkan Surat Penolakan
dengan menggunakan Formulir 6.
j. Apabila Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dalam menerbitkan SIA
melebihi jangka waktu, Apoteker pemohon dapat menyelenggrakan Aptek
dengan menggunakan BAP sebagaimana pengganti SIA.

Setiap perubahan alamat di lokasi yang sama atau perubahan alamat


dan pindah lokasi, perubahan Apoteker pemegang SIA, atau nama Apotek
harus dilakukan perubahan izin.

B. Setelah Sistem OSS Berlaku


Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 26 Tahin 2018 tentang
Pelayanan Perizinan Berusaha Terintergrasu Elektronik Sektor Kesehatan.
Apoteker dapat menyelenggarakan Apotek apabila telah memiliki Surat Izin
Apotek. Surat Izin Apotek metupakan bukti tertulis sebagai izin kepada
Apoteker untuk menyelenggarakan Apotek. Izin Apotek diterbitkan oleh
Lembaga OSS (Online Single Submission) atas nama Bupati/Walikota dalam
bentuk dokumen elektronik disertai dengan tanda tangan elektronik sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang informasi dan
transaksi elektronik. Persyaratan untuk memperoleh Izin Apotek terdiri atas :
a. STRA
b. Surat Izin Praktek Apoteker (SIPA)
c. Denah bangunan
d. Daftar sarana dan prasarana
e. Berita acara pemeriksaan

Prosedur izin Apotek berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No. 26


tahun 2018 pasal 76 sebagai berikut :

1. Pelaku Usaha wajib mengajukan permohonan Izin Usaha dan Izin


Komersial atua Operasional melalui OSS.
2. Lembaga OSS menerbitkan NIB setelah Pelaku Usaha melakukan
Pendaftaran melalui pengisian data secara lengkap dan mendapatkan
NPWP.
• NPWP didapat bila Pelaku Usaha yang melakukan Pendaftaran belum
memiliki NPWP.
• NIB merupakan identitas berusaha dan digunakan oleh Pelaku Usaha
untuk mendapatkan Izin Usaha dan Izin Komersial atau Operasional
termasuk untuk pemenuhan persyaratan Izin Usaha dan Izin Komersial
atau Operasional.
3. Pelaku Usaha yang telah mendapatkan NIB dapat diterbitkan Izin Usaha
oleh Lembaga OSS berdasarkan Komimetmen sesuai dengan ketentuan
peraturan perungdang-undangan yang mengatur mengenai pelayanan
periziznan berusaha terintegrasi secara elektronik dan Komitmen Izin
Usaga sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan N0. 26
tahun 2018.
4. Pelaku Usaha yang telah mendapatkan Izin Usaha dapat melakukan
kegiatan :
a. Pengadaan tanah;
b. Perubahan luas lahan;
c. Pembangunan bangunan Gedung dan pengoperasiannya;
d. Pengadaan peralatan atau sarana;
e. Pengadaan sumber daya manusia;
f. Penyelesaiaan sertifikasi atau kelayakan;
g. Pelaksanaan uji coba produksi (connisioning); dan/atau
h. Pelaksanaan produksi.
5. Pelaku usaha yang telah mendapatkan Izin usaha namun belum
menyelesaikan Amdal dan Rencana Teknis Bangunan Gedung belum
dapat melakukan kegiatan pembangunan bangunan Gedung
6. Pelaku usaha yang akan mendapatkan Izin Komersial atau Operasional
yang diterbitkan oleh Lembaga OSS wajib memiliki izin usaha dan
Komitmen untuk pemenuhan:
a. Standar, sertifikat, dan/atau lisensi; dan/atau
b. Pendaftaran barang/jasa, sesuai dengan jenis produk dan/atau jasa yang
dikomersialkan oleh pelaku usaha melalui sistem OSS.
7. Izin usaha dan/atau Izin Komersial atau Operasional berlaku efektif setelah
pelaku usaha menyelesaikan Komitmen dan melakukan pembayaran biaya
Perizinan Berusaha sesuai dengan ketentuan peraturan
perundangundangan.
8. Lembaga OSS membatalkan Izin usaha dan/atau Izin Komersial atau
Operasional yang sudah diterbitkan apabila pelaku usaha tidak
menyelesaikan pemenuhan Komitmen Izin usaha dan/atau Izin Komersial
atau Operasional.
9. Pelaku usaha yang telah memiliki NIB dan Memenuhi Komitmen sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang–undangan mengenai pelayanan
perizinan terintegrasi secara elektronik, wajib memenuhi Komitmen Izin
Apotek. Pemenuhan Komitmen oleh pelaku usaha paling lama 6 bulan.
10. Pelaku usaha menyampaikan dokumen pemenuhan komitmen melalui
www.elic.binfar.kemkes.go.id yang terintegrasi dengan sistem OSS.
11. Pemerintah Daerah kabupaten/kota melakukan pemeriksaan lapangan
paling lama 6 Hari sejak Pelaku Usaha memenuhi komitmen sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai pelayanan perizinan
terintegrasi secara elektronik.
12. Pemerintah Daerah kabupaten/kota dalam melakukan Pemeriksaan
lapangan dengan melibatkan pihak Dinas Kesehatan Daerah
Kabupaten/Kota yang terdiri atas Tenaga Kefarmasian dan tenaga lainnya
yang menangani Bidang Sarana dan Prasarana.
13. Dalam pemeriksaan lapangan, Pemerintah Daerah kabupaten/kota
membuat berita acara pemeriksaan.
14. Berdasarkan hasil evaluasi dan berita acara pemeriksaan bila tidak terdapat
perbaikan, Pemerintah daerah kabupaten/kota menyampaikan notifikasi
pemenuhan Komitmen Izin Apotek paling lama 3 Hari melalui sistem
OSS.
15. Apabila berdasarkan berita acara pemeriksaan diperlukan perbaikan,
Pemerintah Daerah kabupaten/kota menyampaikan hasil evaluasi kepada
Pelaku Usaha melalui sistem OSS.
16. Pelaku Usaha wajib melakukan perbaikan dan menyampaikan kepada
Pemerintah Daerah kabupaten/kota melalui sistem OSS paling lama 1
(satu) bulan sejak diterimanya hasil evaluasi.
17. Berdasarkan perbaikan yang disampaikan oleh Pelaku Usaha, dinyatakan
tidak terdapat perbaikan, Pemerintah Daerah kabupaten/kota
menyampaikan notifikasi pemenuhan Komitmen Izin Apotek/Izin Toko
Obat paling lama 3 (tiga) Hari melalui sistem OSS.
18. Penyampaian notifikasi pemenuhan Komitmen Izin Apotek merupakan
pemenuhan Komitmen Izin Apotek.
19. Apabila berdasarkan hasil evaluasi dan verifikasi menyatakan Pelaku
Usaha tidak memenuhi Komitmen, maka Pemerintah Daerah
kabupaten/kota menyampaikan notifikasi penolakan melalui sistem OSS.

2.7 Persyaratan Apoteker Pengelola Apotek

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 51 tahun 2009 tentang


Pekerjaan Kefarmasian menjelaskan bahwa Apoteker adalah Sarjana
Farmasi yang telah lulus sebagai Apoteker dan telah mengucapkan
sumpah jabatan Apoteker. Berdasarkan PerMenKes RI No. 31 tahun 2016
pasal 17 dijelaskan bahwa setiap Apoteker yang akan menjalankan
pekerjaan kefarmasian wajib memiliki surat izin sesuai tempat tenaga
kefarmasian bekerja. Surat izin tersebut yaitu berupa SIPA (Surat Izin
Praktik Apoteker) bagi Apoteker.
Untuk memperoleh SIPA sesuai dengan Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 51 tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian,
seorang apoteker harus memiliki Surat Tanda Registrasi Apoteker
(STRA). Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 31 tahun 2016
tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Nomor 889 tahun 2011 tentang
Registrasi, Izin Praktik, dan Izin Kerja Tenaga Kefarmasian, STRA
diberikan oleh Menteri kepada Apoteker yang telah diregistrasi. Menteri
akan mendelegasikan pemberian STRA kepada Komite Farmasi Nasional
(KFN). Masa berlaku STRA selama 5 tahun dan dapat diregistrasi ulang
selama memenuhi persyaratan. Untuk memperoleh STRA, Apoteker harus
memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. Memiliki ijazah Apoteker

b. Memiliki sertifikat kompetensi profesi;

c. Memiliki surat pernyataan telah mengucapkan sumpah/janji Apoteker;

d. Memiliki surat keterangan sehat fisik dan mental dari dokter yang
memiliki surat izin praktik;
e. Membuat pernyataan akan mematuhi dan melaksanakan ketentuan etika
profesi; Untuk memperoleh STRA, Apoteker mengajukan permohonan
kepada KFN dengan melampirkan

2.8 Standar Pelayanan Kefaramsian di Apotek


Pelayanan kefarmasian di Indonesia merupakan pelayanan yang
berorientasi kepada pasien (patient oriented) setelah sebelumnya hanya
berfokus pada pengelolaan obat (drug oriented). Berdasarkan Peraturan
Pemerintah Nomor 51 Tahun 2009, pekerjaan kefarmasian meliputi
pengendalian mutu sediaan farmasi, pengamanan, pengadaan,
penyimpanan dan pendistribusian atau penyaluran obat, pengelolaan obat,
pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan informasi obat, dan
pengembangan obat. Untuk menjalankan pekerjaan kefarmasian dengan
maksimal, diperlukan adanya Standar Pelayanan Kefarmasian, dalam hal
ini merupakan Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek. Berdasarkan
Permenkes No 73 tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian Di
Apotek, terdapat beberapa aspek standar pelayanan, diantaranya adalah
Pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat kesehatan dan Bahan Medis Habis
Pakai, Pelayanan Farmasi Klinik, Sumber Daya Kefarmasian, Evaluasi
Mutu Pelayanan Kefarmasian.

2.8.1. Pengelolaan Sedian Farmasi, Alat Kesehatan, Bahan Medis Habis


Pakai
a. Perencanaan
Perencanaan merupakan tahap awal untuk menentukan jenis dan jumlah
sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai yang dibutuhkan.
Tujuan dari perencanaan adalah meningkatkan penggunaan secara rasional,
menjamin ketersediaan, efisiensi biaya, dan memberikan dukungan data bagi
estimasi pengadaan, penyimpanan, dan biaya distribusi (Kemenkes, 2019).
Perencanaan dapat dimulai dari tahap persiapan :
1. Memastikan jumlah dan keadaan komoditas yang akan dosusun
perencanaannya.
2. Menyusun daftar spesifik sediaan farmasi, alat kesehatan dan BMHP yang
direncanakan.
3. Memperhatikan waktu yang dibutuhkan, mengestimasi periode pengadaan,
safety stock, dan leadtime.

Setelah tahap persiapan, hal selanjutnya yang harus dilakukan adalah


pengumpulan data (data penggunaan pada periode sebelumnya atau data
konsumsi, sisa stok, dan data morbiditas). Kemudian dilakukan penetapan jenis
dan jumlah sediaan farmasi, alat kesehatan, dan BMHP yang direncanakan
menggunakan metode perhitungan kebutuhan dan dilakukan evaluasi
perencanaan. Metode perhitungan kebutuhan dapat dilakukan dengan metode:

1. Metode konsumsi
Metode konsumsi menggunakan data dari konsumsi periode
sebelumnya dengan penyesuaian yang dibutuhkan menggunakan rumus :
A = (B+C+D)-E
A = Rencana Pengadaan
B = Pemakaian rata-rata per bulan
C = Buffer stock (Stok pengaman). Jumlah Buffer stock dapat berkisar
antara 10% sampai 20% dari kebutuhan.
D = Lead time (Waktu tunggu)
E = Sisa stok
2. Metode morbiditas
Metode morbiditas merupakan perhitungan kebutuhan obat berdasarkan
pola penyakit. Faktor yang perlu dipersiapkan adalah perkembangan pola
penyakit dan lead time. Langkah-langkah dalam metode morbiditas
diantaranya:
a. Mengumpulkan data :
- Perkiraan jumlah populasi berdasarkan jenis kelamin untuk masing-masing
rentang usia
- Pola morbiditas penyakit (jenis penyakit pertahun untuk seluruh populasi
pada kelompok umur yang ada, prekuensi kejadian masing-masing penyakit
pertahun untuk seluruh populasi pada kelompok umur yang ada)
b. Menghitung jumlah kebutuhan, dengan cara jumlah kasus dikali jumlah obat
sesuai pedoman pengobatan dasar.
3. Metode Proxy Consumption
Metode ini merupakan metode perhitungan obat menggunakan data
kejadian penyakit, konsumsi obat, permintaan, atau penggunaan, dan atau
pengeluaran obat dari Apotek. Metode ini dapat digunakan untuk perencanaan
pengadaan di Apotek baru yang tidak memiliki data konsumsi di tahun
sebelumnya. Selain itu juga dapat digunakan pada Apotek yang sudah berdiri
lama apabila data metode konsumsi dan atau metode morbiditas tidak dapat
dipercaya (Kemenkes, 2019).
Rencana kebutuhan juga perlu dilakukan analisis lebih lanjut. Analisis
ini dapat ditinjau melalui :
1. Analisis ABC

Analisis ABC mengelompokkan item sediaan farmasi berdasarkan kebutuhan


dananya, yaitu:

Kelompok A:
Adalah kelompok jenis sediaan farmasi yang jumlah nilai rencana
pengadaannya menunjukkan penyerapan dana sekitar 70% dari jumlah dana
obat keseluruhan.

Kelompok B:
Adalah kelompok jenis sediaan farmasi yang jumlah nilai rencana
pengadaannya menunjukkan penyerapan dana sekitar 20%.
Kelompok C:
Adalah kelompok jenis sediaan farmasi yang jumlah nilai rencana
pengadaannya menunjukkan penyerapan dana sekitar 10% dari jumlah dana
obat keseluruhan.

2. Analisis VEN

Analisis berdasarkan manfaat tiap jenis sediaan farmasi terhadap


kesehatan.

Kelompok V (Vital) :
Adalah kelompok sediaan farmasi yang mampu menyelamatkan jiwa (life
saving ). Contoh: obat shock anafilaksis
Kelompok E (Esensial) :
Adalah kelompok sediaan farmasi yang bekerja pada sumber penyebab
penyakit dan paling dibutuhkan untuk pelayanan kesehatan.
Contoh:
a) Sediaan farmasi untuk pelayanan kesehatan pokok (contoh: anti
diabetes, analgesik, antikonvulsi)
b) Sediaan farmasi untuk mengatasi penyakit penyebab kematian
terbesar.
Kelompok N (Non Esensial)

Merupakan sediaan farmasi penunjang yaitu sediaan farmasi yang


kerjanya ringan dan biasa dipergunakan untuk menimbulkan kenyamanan
atau untuk mengatasi keluhan ringan. Contoh: suplemen.
3. Analisis Kombinasi
A B C
V VA VB VC
E EA EB EC
N NA NB NC
Tabel 1 Metode Kombinasi

Sediaan farmasi yang masuk kategori NA menjadi prioritas pertama


untuk dikurangi atau dihilangkan dari rencana kebutuhan, bila dana masih
kurang, maka sediaan farmasi kategori NB menjadi prioritas selanjutnya dan
sediaan farmasi yang masuk kategori NC menjadi prioritas berikutnya. Jika
setelah dilakukan dengan pendekatan ini dana yang tersedia masih juga
kurang lakukan langkah selanjutnya (Kemenkes, 2019).

b. Pengadaan
Pengadaan merupakan kegiatan untuk merealisasikan kebutuhan yang
telah direncanakan dan disetujui, melalui pembelian. Untuk menjamin kualitas
pelayanan kefarmasian maka pengadaan sediaan farmasi, alat kesehatan dan
BMHP harus melalui jalur resmi sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan (Permenkes, 2016).Pengadaan harus memperhatikan hal-hal sebagai
berikut:
1. Sediaan Farmasi diperoleh dari Pedagang Besar Farmasi (PBF) yang
memiliki izin.
2. Alat Kesehatan dan BMHP diperoleh dari Penyalur Alat Kesehatan (PAK)
yang memiliki izin.
3. Terjaminnya keaslian, legalitas dan kualitas setiap sediaan farmasi, alat
kesehatan dan BMHP yang dibeli.
4. sediaan farmasi, alat kesehatan dan BMHP yang dipesan datang tepat
waktu.
5. Dokumen terkait sediaan farmasi, alat kesehatan dan BMHP mudah
ditelusuri
6. Sediaan farmasi, alat kesehatan dan BMHP lengkap sesuai dengan
perencanaan (Kemenkes, 2019).
Pengadaan sediaan farmasi dilaksanakan berdasarkan surat pesanan
yang ditandatangani Apoteker pemegang SIA dengan mencantumkan nomor
SIPA. Surat pesanan dibuat sekurangkurangnya rangkap 2 (dua) serta tidak
dibenarkan dalam bentuk faksimili dan fotokopi. Satu rangkap surat pesanan
diserahkan kepada distributor dan 1 (satu) rangkap sebagai arsip. Surat Pesanan
Narkotika hanya dapat diperoleh dari PT Kimia Farma Trading and
Distribution, Surat Pesanan Narkotika dan Surat Pesanan Psikotropika dibuat
dengan jumlah 3 (tiga) rangkap. Pengadaan sediaan farmasi yang merupakan
prekursor menggunakan surat pesanan seperti ketentuan (Kemenkes, 2019).
c. Penerimaan

Penerimaan merupakan kegiatan untuk menjamin kesesuaian jenis


spesifikasi, jumlah, mutu, waktu penyerahan dan harga yang tertera dalam
surat pesanan dengan kondisi fisik yang diterima. Penerimaan sediaan farmasi
di Apotek harus dilakukan oleh Apoteker. Bila Apoteker berhalangan hadir,
penerimaan sediaan farmasi dapat didelegasikan kepada Tenaga Kefarmasian
yang ditunjuk oleh Apoteker Pemegang SIA.
Pemeriksaan sediaan farmasi yang dilakukan meliputi:
1. Kondisi kemasan termasuk segel, label/penandaan dalam keadaan baik.
2. Kesesuaian nama, bentuk, kekuatan sediaan obat, isi kemasan antara arsip
surat pesanan dengan obat yang diterima.
3. Kesesuaian antara fisik obat dengan Faktur pembelian dan/atau Surat
Pengiriman Barang (SPB) yang meliputi kebenaran nama produsen, nama
pemasok, nama obat, jumlah, bentuk, kekuatan sediaan obat dan isi
kemasan, nomor bets dan tanggal kedaluwarsa (Kemenkes, 2019).

d. Penyimpanan
1. Obat/bahan Obat harus disimpan dalam wadah asli dari pabrik. Dalam hal
pengecualian atau darurat dimana isi dipindahkan pada wadah lain, maka
harus dicegah terjadinya kontaminasi dan harus ditulis informasi yang jelas
pada wadah baru. Wadah sekurang- kurangnya memuat nama Obat, nomor
batch dan tanggal kadaluwarsa.
2. Semua Obat/bahan Obat harus disimpan pada kondisi yang sesuai sehingga
terjamin keamanan dan stabilitasnya.
3. Tempat penyimpanan obat tidak dipergunakan untuk penyimpanan barang
lainnya yang menyebabkan kontaminasi
4. Sistem penyimpanan dilakukan dengan memperhatikan bentuk sediaan dan
kelas terapi Obat serta disusun secara alfabetis.
5. Pengeluaran Obat memakai sistem FEFO (First Expire First Out) dan FIFO
(First In First Out). (Permenkes, 2016)

e. Pemusnahan dan Penarikan


1. Obat kadaluwarsa atau rusak harus dimusnahkan sesuai dengan jenis dan
bentuk sediaan. Pemusnahan Obat kadaluwarsa atau rusak yang
mengandung narkotika atau psikotropika dilakukan oleh Apoteker dan
disaksikan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
2. Pemusnahan Obat selain narkotika dan psikotropika dilakukan oleh
Apoteker dan disaksikan oleh tenaga kefarmasian lain yang memiliki surat
izin praktik atau surat izin kerja. Pemusnahan dibuktikan dengan berita
acara pemusnahan.
3. Resep yang telah disimpan melebihi jangka waktu 5 (lima) tahun dapat
dimusnahkan. Pemusnahan Resep dilakukan oleh Apoteker disaksikan oleh
sekurang-kurangnya petugas lain di Apotek dengan cara dibakar atau cara
pemusnahan lain yang dibuktikan dengan Berita Acara Pemusnahan Resep
dan selanjutnya dilaporkan kepada dinas kesehatan kabupaten/kota.
4. Pemusnahan dan penarikan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai
yang tidak dapat digunakan harus dilaksanakan dengan cara yang sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
5. Penarikan sediaan farmasi yang tidak memenuhi standard/ketentuan
peraturan perundang-undangan dilakukan oleh pemilik izin edar
berdasarkan perintah penarikan oleh BPOM (mandatory recall) atau
berdasarkan inisiasi sukarela oleh pemilik izin edar (voluntary recall)
dengan tetap memberikan laporan kepada Kepala BPOM.
6. Penarikan Alat Kesehatan dan Bahan Medis Habis Pakai dilakukan terhadap
produk yang izin edarnya dicabut oleh Menteri.
(Permenkes, 2016)
f. Pengendalian
Pengendalian dilakukan untuk mempertahankan jenis dan jumlah
persediaan sesuai kebutuhan pelayanan, melalui pengaturan sistem pesanan
atau pengadaan, penyimpanan dan pengeluaran. Pengendalian persediaan
dilakukan menggunakan kartu stok baik dengan cara manual atau elektronik.
Kartu stok sekurang- kurangnya memuat nama Obat, tanggal kadaluwarsa,
jumlah pemasukan, jumlah pengeluaran dan sisa persediaan (Permenkes,
2016).
g. Pencatatan dan Pelaporan
Pencatatan dilakukan pada setiap proses pengelolaan Sediaan Farmasi,
Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai meliputi pengadaan (surat
pesanan, faktur), penyimpanan (kartu stok), penyerahan (nota atau struk
penjualan) dan pencatatan lainnya disesuaikan dengan kebutuhan. Pelaporan
terdiri dari pelaporan internal dan eksternal. Pelaporan internal merupakan
pelaporan yang digunakan untuk kebutuhan manajemen Apotek, meliputi
keuangan, barang dan laporan lainnya. Pelaporan eksternal merupakan
pelaporan yang dibuat untuk memenuhi kewajiban sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan, meliputi pelaporan narkotika, psikotropika dan
pelaporan lainnya (Permenkes, 2016).

2.8.2. Pelayanan Farmasi Klinik


Pelayanan farmasi klinik di Apotek merupakan bagian dari Pelayanan
Kefarmasian yang langsung dan bertanggung jawab kepada pasien
berkaitan dengan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis
Habis Pakai dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk
meningkatkan kualitas hidup pasien. Pelayanan farmasi klinik meliputi:

a. Pengkajian Resep

Pengkajian Resep meliputi administrasi, kesesuaian farmasetik dan


pertimbangan klinis. Jika ditemukan adanya ketidaksesuaian dari hasil
pengkajian maka Apoteker harus menghubungi dokter penulis Resep.
Pelayananan Resep dimulai dari penerimaan, pemeriksaan ketersediaan,
penyiapan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai
termasuk peracikan Obat, pemeriksaan, penyerahan disertai pemberian
informasi. Pada setiap tahap alur pelayananan Resep dilakukan upaya
pencegahan terjadinya kesalahan pemberian Obat (medication error).

b. Dispensing

Dispensing terdiri dari penyiapan, penyerahan dan pemberian informasi


Obat. Apoteker di Apotek juga dapat melayani Obat non Resep atau
pelayananan swamedikasi. Obat untuk swamedikasi meliputi obat-obat yang
dapat digunakan tanpa resep dokter yang meliputi obat wajib apotek (OWA),
obat bebas terbatas (OBT), dan obat bebas (OB). Berdasarkan Peraturan
Menteri Kesehatan (Permenkes) No. 919/MENKES/PER/X/1993, obat yang
dapat diserahkan tanpa resep dokter adalah yang penggunaannya tidak
memerlukan cara dan alat khusus yang harus dilakukan oleh tenaga kesehatan,
selain itu obat tersebut tidak memberikan resiko pada kelanjutan penyaki.
Disini apoteker harus memberikan edukasi kepada pasien yang memerlukan
Obat non Resep untuk penyakit ringan dengan memilihkan Obat bebas atau
bebas terbatas yang sesuai.

c. Pelayanan Informasi Obat (PIO)

Pelayanan Informasi Obat merupakan kegiatan yang dilakukan oleh


Apoteker dalam pemberian informasi mengenai Obat yang tidak memihak,
dievaluasi dengan kritis dan dengan bukti terbaik dalam segala aspek
penggunaan Obat kepada profesi kesehatan lain, pasien atau masyarakat.

Informasi meliputi dosis, bentuk sediaan, formulasi khusus, rute dan


metoda pemberian, farmakokinetik, farmakologi, terapeutik dan alternatif,
efikasi, keamanan penggunaan pada ibu hamil dan menyusui, efek samping,
interaksi, stabilitas, ketersediaan, harga, sifat fisika atau kimia dari Obat dan
lain-lain.

d. Konseling
Konseling merupakan proses interaktif antara Apoteker dengan
pasien/keluarga untuk meningkatkan pengetahuan, pemahaman, kesadaran dan
kepatuhan sehingga terjadi perubahan perilaku dalam penggunaan Obat dan
menyelesaikan masalah yang dihadapi pasien. Apoteker harus melakukan
verifikasi bahwa pasien atau keluarga pasien sudah memahami Obat yang
digunakan.

e. Pelayanan Kefarmasian di rumah (home pharmacy care)

Apoteker sebagai pemberi layanan diharapkan juga dapat melakukan


Pelayananan Kefarmasian yang bersifat kunjungan rumah, khususnya untuk
kelompok lansia dan pasien dengan pengobatan penyakit kronis lainnya.

f. Pemantauan Terapi Obat (PTO)

Proses yang memastikan bahwa seorang pasien mendapatkan terapi


Obat yang efektif dan terjangkau dengan memaksimalkan efikasi dan
meminimalkan efek samping. Kriteria pasien :

- Anak-anak dan lanjut usia, ibu hamil dan menyusui.


- Menerima Obat lebih dari 5 (lima) jenis.
- Adanya multidiagnosis.
- Pasien dengan gangguan fungsi ginjal atau hati.
- Menerima Obat dengan indeks terapi sempit.
- Menerima Obat yang sering diketahui menyebabkan reaksi Obat yang
merugikan.
g. Monitoring Efek Samping Obat (MESO)

Pemantauan setiap respon terhadap Obat yang merugikan atau tidak


diharapkan yang terjadi pada dosis normal yang digunakan pada manusia untuk
tujuan profilaksis, diagnosis dan terapi atau memodifikasi fungsi fisiologis.

2.8 Persyaratan Apotek

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No. 9 tahun 2017 setiap pendirian


apotek wajib memiliki Surat Izin Apotek dari Menteri yang dilimpahkan kepada
Pemerintah Daerah Kabupaten atau Kota. Dalam pendirian apotek harus
memenuhi persyaratan, meliputi:

A. Lokasi
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dapat mengatur persebaran Apotek di
wilayahnya dengan memperhatikan akses masyarakat dalam mendapatkan
pelayananan kefarmasian.
B. Bangunan
Beberapa aspek yang harus dipenuhi dalam proses pendirian apotek
1. Bangunan Apotek harus memiliki fungsi keamanan, kenyamanan, dan
kemudahan dalam pemberian pelayananan kepada pasien serta perlindungan
dan keselamatan bagi semua orang termasuk penyandang cacat, anak-anak,
dan orang lanjut usia.
2. Bangunan Apotek harus bersifat permanen.
Bangunan bersifat permanen dapat merupakan bagian dan/atau terpisah dari
pusat perbelanjaan, apartemen, rumah toko, rumah kantor, rumah susun, dan
bangunan yang sejenis.

C. Ketenagaan.

1. Apoteker pemegang SIA dalam menyelenggarakan Apotek dapat dibantu oleh


Apoteker lain, Tenaga Teknis Kefarmasian dan/atau tenaga administrasi.

2. Apoteker dan Tenaga Teknis Kefarmasian wajib memiliki surat izin praktik
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

2.8.3. Sumber Daya Manusia


Pelayanan kefarmasian di apotek diselenggarakan oleh apoteker,
dapat dibantu oleh apoteker pendamping dan/atau Tenaga Teknis
Kefarmasian yang memiliki Surat Tanda Registrasi dan Surat Izin Praktik.
Pelayanan Kefarmasian yang diselenggarakan oleh apoteker harus
memenuhi kriteria (Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 73, 2016):
1. Persyaratan administrasi

 Memiliki ijazah dari institusi pendidikan farmasi yang terakreditasi


 Memiliki Surat Tanda Registrasi Apoteker (STRA)

 Memiliki sertifikat kompetensi yang masih berlaku

 Memiliki Surat Izin Praktik Apoteker (SIPA)

2. Menggunakan atribut praktik antara lain baju praktik, tanda pengenal

3. Wajib mengikuti pendidikan berkelanjutan / Continuing Professional


Development (CPD) dan mampu memberikan pelatihan yang
berkesinambungan.
4. Apoteker harus mampu mengidentifikasi kebutuhan akan pengembangan diri,
baik melalui pelatihan, seminar, workshop, pendidikan berkelanjutan atau
mandiri.

5. Harus memahami dan melaksanakan serta patuh terhadap peraturan perundang


undangan, sumpah apoteker, standar profesi (standar pendidikan, standar pelayanan,
standar kompetensi dan kode etik) yang berlaku.

Peran yang dijalankan oleh apoteker saat melakukan Pelayanan Kefarmasian,


yaitu (Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 73, 2016):
1. Pemberi layanan

Apoteker sebagai pemberi pelayanan harus berinteraksi dengan pasien.


Apoteker harus mengintegrasikan pelayanannya pada sistem pelayanan
kesehatan secara berkesinambungan.
2. Pengambil keputusan

Apoteker harus mempunyai kemampuan dalam mengambil keputusan dengan


menggunakan seluruh sumber daya yang ada secara efektif dan efisien

3. Komunikator

Apoteker harus mampu berkomunikasi dengan pasien maupun profesi


kesehatan lainnya sehubungan dengan terapi pasien. Oleh karena itu harus
mempunyai kemampuan berkomunikasi yang baik.
4. Pemimpin (leader)
Apoteker diharapkan memiliki kemampuan untuk menjadi pemimpin.
Kepemimpinan yang diharapkan meliputi keberanian mengambil keputusan
yang empati dan efektif, serta kemampuan mengkomunikasikan dan mengelola
hasil keputusan.
5. Pengelola (manager)

Apoteker harus mampu mengelola sumber daya manusia, fisik, anggaran dan
informasi secara efektif. Apoteker harus mengikuti kemajuan teknologi
informasi dan bersedia berbagi informasi tentang Obat dan hal- hal lain yang
berhubungan dengan obat.
6. Pembelajar seumur hidup (Long Life Learner)

Apoteker harus terus meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan


profesi melalui pendidikan berkelanjutan (Continuing Professional
Development/CPD).

7. Peneliti

Apoteker harus selalu menerapkan prinsip/kaidah ilmiah dalam mengumpulkan


informasi Sediaan Farmasi dan Pelayanan Kefarmasian dan memanfaatkannya
dalam pengembangan dan pelaksanaan Pelayanan Kefarmasian.

2.8.4. Sarana Prasarana


Berdasarkan Permenkes No. 73 Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan
Kefarmasian di Apotek, Sarana dan prasarana yang diperlukan untuk menunjang
Pelayanan Kefarmasian di Apotek meliputi sarana yang memiliki fungsi:
1. Ruang penerimaan Resep
Ruang penerimaan Resep sekurang-kurangnya terdiri dari tempat
penerimaan Resep, 1 (satu) set meja dan kursi, serta 1 (satu) set komputer. Ruang
penerimaan Resep ditempatkan pada bagian paling depan dan mudah terlihat oleh
pasien.
2. Ruang pelayanan Resep dan peracikan (produksi sediaan secara terbatas)
Ruang pelayanan Resep dan peracikan atau produksi sediaan secara
terbatas meliputi rak Obat sesuai kebutuhan dan meja peracikan. Di ruang
peracikan sekurang-kurangnya disediakan peralatan peracikan, timbangan
Obat, air minum (air mineral) untuk pengencer, sendok Obat, bahan
pengemas Obat, lemari pendingin, termometer ruangan, blanko salinan
Resep, etiket dan label Obat. Ruang ini diatur agar mendapatkan cahaya
dan sirkulasi udara yang cukup, dapat dilengkapi dengan pendingin
ruangan (air conditioner).
3. Ruang penyerahan Obat
Ruang penyerahan Obat berupa konter penyerahan Obat yang dapat
digabungkan dengan ruang penerimaan Resep.
4. Ruang konseling
Ruang konseling sekurang-kurangnya memiliki satu set meja dan kursi
konseling, lemari buku, buku-buku referensi, leaflet, poster, alat bantu konseling,
buku catatan konseling dan formulir catatan pengobatan pasien.

5. Ruang penyimpanan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis


Habis Pakai
Ruang penyimpanan harus memperhatikan kondisi sanitasi, temperatur,
kelembaban, ventilasi, pemisahan untuk menjamin mutu produk dan keamanan
petugas. Ruang penyimpanan harus dilengkapi dengan rak/lemari Obat, pallet,
pendingin ruangan (AC), lemari pendingin, lemari penyimpanan khusus narkotika
dan psikotropika, lemari penyimpanan Obat khusus, pengukur suhu dan kartu
suhu.
6. Ruang arsip
Ruang arsip dibutuhkan untuk menyimpan dokumen yang berkaitan dengan
pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai serta
Pelayanan Kefarmasian dalam jangka waktu tertentu.

2.9 Persyaratan Apotek

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No. 9 tahun 2017 setiap


pendirian apotek wajib memiliki Surat Izin Apotek dari Menteri yang
dilimpahkan kepada Pemerintah Daerah Kabupaten atau Kota. Dalam pendirian
apotek harus memenuhi persyaratan, meliputi:

A. Lokasi
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dapat mengatur persebaran Apotek di
wilayahnya dengan memperhatikan akses masyarakat dalam mendapatkan
pelayananan kefarmasian.

B. Bangunan
Beberapa aspek yang harus dipenuhi dalam proses pendirian apotek
1. Bangunan Apotek harus memiliki fungsi keamanan, kenyamanan, dan
kemudahan dalam pemberian pelayananan kepada pasien serta
perlindungan dan keselamatan bagi semua orang termasuk penyandang
cacat, anak-anak, dan orang lanjut usia.
2. Bangunan Apotek harus bersifat permanen.
3. Bangunan bersifat permanen sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat
merupakan bagian dan/atau terpisah dari pusat perbelanjaan, apartemen,
rumah toko, rumah kantor, rumah susun, dan bangunan yang sejenis.
C. Ketenagaan.
1. Apoteker pemegang SIA dalam menyelenggarakan Apotek
dapat dibantu oleh Apoteker lain, Tenaga Teknis Kefarmasian dan/atau
tenaga administrasi.
2. Apoteker dan Tenaga Teknis Kefarmasian wajib memiliki surat izin praktik
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

2.10 Sarana, Prasarana, Peralatan

Menurut PERMENKES RI Nomor 14 tahun 2020 sarana


atau bangunan apotek minimal harus memiliki sarana ruangan
yang berfungsi untuk :
a. Ruang pendaftaran / penerimaan Resep
b. Pelayanan Resep dan peracikan
c. Ruang penyerahan dan pemberian informasi Sediaan Farmasi, Alat
Kesehatan, dan BMHP.
d. Konseling
e. Ruang penyimpanan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan BMHP.
f. Ruang Penyimpanan dokumen administrasi dan data
Menurut PERMENKES RI Nomor 14 tahun 2020 prasarana
apotek minimal harus memiliki :
a. Sumber air bersih dan sanitasi
b. Instalasi listrik
c. Instalasi sirkulasi udara
d. Penerangan
e. Pencegahan dan penanggulangan kebakaran
f. Sistem komunikasi
g. Papan nama Apotek
h. Papan nama praktik Apoteker

Peralatan Apotek yaitu meliputi semua peralatan yang


dibutuhkan dalam pelaksanaan pelayanan kefarmasian, yaitu
seperti :
a. Rak obat, dimana setiap apotek harus memiliki rak obat untuk
menyimpan obat-obatan seperti OWA, OTC, ALKES, dan
lain-lain.
b. Lemari untuk menyimpan obat-obatan tertentu, narkotika, dan
psikotropika
c. Alat peracikan, pengolahan dan peracikan meliputi timbangan
miligram dan timbangan gram dengan anak timbangan yang
sudah ditara, serta perlengkapan lain yang disesuaikan dengan
kebutuhan.
d. Bahan pengemas obat, seperti etiket, wadah pengemas (seperti:
kertas perkamen) dan pembungkus untuk penyerahan obat.
e. Lemari pendingin, digunakan untuk menyimpan obat-obatan
yang disimpan pada suhu <15ºC.
f. Meja

g. Kursi

h. Komputer

i. System pencatatan mutasi obat

j. Formulir catatan pengobatan pasien dan peralatan lain sesuai


dengan kebutuhan seperti, alat administrasi yang meliputi
blanko pesanan obat, blanko kartu stok obat, blanko salinan
resep, blanko faktur dan notapenjualan, buku pencatatan dan
pesanan obat narkotika dan psikotropika, obat-obat tertentu
serta prekursor.
k. Formulir catatan pengobatan pasien mengenai riwayat
penggunaan sediaan farmasi dan/atau alat kesehatan atas
permintaan tenaga medis dan catatan pelayanan apoteker yang
diberikan kepada pasien
l. Buku standar yang diwajibkan yaitu Farmakope Indonesia
edisi terbaru 1 buah dan kumpulan peraturan perundang-
undangan yang berhubungan dengan apotek.

2.11 Penggolongan Obat


Berdasarkan Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan
RI nomor HK.00.05.3.1950 Tentang Kriteria dan Tata Laksana Registrasi
Obat, Obat adalah obat jadi termasuk produk bioplogi, yang merupakan
paduan zat aktif, termasuk narkotika dan psikotropika, dan zat tambahan,
termasuk kontrasepsi dan alat kesehatan yang mengandung obat.
BAB III
KEGIATAN PKPA

3.1 Profil Apotek Sukun Farma


3.1.1. Sejarah Pendirian Apotek Sukun Farma

Apotek adalah suatu tempat dilakukannya pekerjaan kefarmasian,


penyaluran sediaan farmasi, dan perbekalan kesehatan lainnya kepada
masyarakat. Menurut UU Kesehatan No. 36 Tahun 2009 Pekerjaan
kefarmasian meliputi pembuatan termasuk pengendalian mutu sediaan
farmasi, pengamanan, pengadaan, penyimpanan dan pendistribusian obat,
pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan informasi obat serta
pengembangan obat, bahan obat dan obat tradisional harus dilakukan oleh
tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.

Apotek sebagai salah satu sarana pelayanan kesehatan perlu


mengutamakan kepentingan masyarakat dan berkewajiban menyediakan,
menyimpan dan menyerahkan perbekalan farmasi yang bermutu baik dan
keabsahannya terjamin. Apotek dapat diusahakan oleh lembaga atau instansi
pemerintah dengan tugas pelayanan kesehatan di pusat dan daerah,
perusahaan milik negara yang ditunjuk oleh pemerintah dan apoteker yang
telah mengucapkan sumpah serta memperoleh izin dari Dinas Kesehatan
setempat.
Apotek Sukun Farma merupakan sebuah Apotek yang berlokasi di
Jalan S. Supriadi Nomor 24, Sukun, Kota Malang. Apotek ini didirikan oleh
Bapak Amran seorang guru PNS pada tahun 1981. Pada awal
pembentukannya, Apotek didirikan hanya sebagai bisnis semata, akan tetapi
setelah berjalannya waktu Apotek ini tidak hanya diperuntukkan untuk bisnis
akan tetapi keberadaan Apotek ini lebih diutamakan untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat sekitar dibidang kesehatan serta menjadi Apotek
yang bermanfaat untuk masyarakat. Pada tahun 1983- 1984, kepemilikan
apotek Sukun Farma diturunkan kepada Ibu Refri sebagai generasi kedua
pemilik apotek Sukun, hingga pada tahun 2020 kepemilikan Apotek Sukun
diturunkan kembali kepada generasi ketiga Ibu apt. Mutiara Titani, S. Farm,
M.Sc.
Apotek ini melayani pasien mulai dari hari Senin-Sabtu (08.00-22.00)
dan minggu (08.00-12.00 dan 17.00-22.00). Lokasi Apotek cukup strategis
karena berada di daerah padat penduduk, area mudah dijangkau karena berada
dipinggir jalan raya. Selain itu Apotek Sukun Farma juga terletak
dilingkungan Pendidikan (SD Negeri 01 Sukun), lingkungan Kesehatan
(Puskesmas pembantu dan Rumah Sakit Dokter Soepraon) serta lingkungan
usaha (Dealer motor, warung makanan, dll). Hal ini sesuai pada Peraturan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 9 Tahun 2017 tentang Apotek
dimana Apotek harus mudah diakses oleh masyarakat.
3.1.2. Struktur Organisasi Apotek Sukun Farma

Pemilik Sarana Apotek (PSA) Apoteker Penanggung Jawab (APA)

apt. Mutiara Titani, S.Farm., M.Sc apt. Fauz Aulia El Maghfiroh, S.Farm

Tenaga Teknis Kefarmasian Administrasi

Hj. Refriwati, S.Farm Lustiyawati

Asisten Tenaga Teknis Kefarmasian


Nanik Ariani
Yuliawanti

Tenaga Penunjang
Mat Sulkan
Miskandar
Apotek Sukun Farma saat ini dipimpin oleh seorang Pemilik
Sarana Apotek (PSA) yaitu Ibu apt. Mutiara Titani, S.Farm., M.Sc, yang
memiliki seorang Apoteker Penanggungjawab Apotek (APA) yaitu apt.
Fauz Aulia El Maghfiroh, S.Farm. Kemudian terdapat 2 orang sebagai
Tenaga Teknis Kefarmasian (TTK) yaitu Ibu Nanik Ariani dan Ibu
Yuliawanti, 1 orang sebagai admin yaitu Ibu Titik, serta 2 orang sebagai
tenaga penunjang yaitu Bapak Miskandar dan Bapak Mat Sulkan.

No Jabatan Tugas
1 Apoteker Memfasilitasi kebutuhan Apotek dan
Penanggungjawab (APJ) memiliki tanggungjawab untuk menjalankan
praktik kefarmasian serta manajerial di
Apotek yang bertujuan untuk perkembangan
Apotek.
2 Tenaga Teknis Membantu tugas Apoteker dalam
Kefarmasian (TTK) melaksanakan praktik kefarmasian.
3 Administrasi Mengurus seluruh proses administrasi yang
ada di Apotek.
4 Tenaga Penunjang Membantu dalam tugas Tenaga Teknis
Kefarmasian (TTK). Biasanya untuk
mengoperasikan kasir, membersihkan
Apotek, dan menata obat-obatan.

3.1.3. Sarana dan Prasarana Apotek Sukun Farma

Sarana dan prasarana di Apotek Sukun Farma meliputi tempat parkir,


ruangan tunggu, ruang pelayanan resep dan non-resep (swamedikasi),
ruangan peracikan, ruang penyimpanan obat dan alat kesehatan dan ruang
arsip. Kemudian terdapat toilet untuk pengunjung apotek.

3.1.4. Pengelolaan Sediaan Farmasi di Apotek Sukun Farma

Pengelolaan sediaan farmasi di Apotek Sukun Farma meliputi


perencanaan, pengadaan, penerimaan, penyimpanan, pengendalian, penarikan
dan pemusnahan, serta pencatatan dan pelaporan
A. Perencanaan

Perencanaan sediaan farmasi yang dilakukan di Apotek Sukun Farma,


Apoteker melakukan perencanaan menggunakan metode konsumsi atau
berdasarkan kebutuhan masyarakat dan berdasarkan epidemiologi atau pola
penyakit yang terjadi. Perencanaan dilakukan hampir setiap hari oleh
Apoteker dan Asisten Apoteker dengan mengecek persediaan obat di lemari
display obat dan gudang. Pengecekan stok dilakukan setiap hari secara fisik
dan dibantu dengan pencatatan tertulis pada system dan tertulis. Obat-obatan
yang mulai menipis dan habis stoknya dicatat agar mudah dalam proses
pemesanan obat. Untuk obat-obat fast moving seperti OBH itrasal, pimtrakol
syrup, bodrex tablet, vitacimin, ultraflu, demacolin dan obat-obat bebas
lainnya perencanaannya dilakukan dalam jumlah yang cukup banyak,
sedangkan obat-obat slow moving dipesan dengan jumlah yang lebih sedikit,
hal ini untuk menghindari penumpukan obat hingga mencapai expired date
obat yang menyebabkan kerugian bagi apotek.

B. Pengadaan
Pengadaan di Apotek Sukun Farma dilakukan secara langsung pada
PBF (Pedagang Besar Farmasi) yang berupa distributor atau sub distributor.
Dalam pemilihan PBF untuk memesan berang, Apotek Sukun Farma
mempertimbangkan beberapa hal, diantaranya legalitas PBF, harga, diskon,
lead time, jatuh tempo, kemudahan pereturan barang dan pelayanan. Legalitas
PBF sangat penting untuk menghindari obat palsu dan menjamin sediaan
farmasi yang dipesan dan diterima oleh Apotek aman. Tanda PBF tersebut
legal yaitu adanya ijin PBF, nama PBF, Apoteker Penanggung Jawab (APJ)
dan tanda tangan APJ difaktur pembelian. Variasi item, harga dan diskon
dipertimbangkan untuk apotek memilih PBF karena untuk memudahkan
Apotek dalam memilih barang / obat di PBF yang tepat dengan harga dan
diskon yang telah disepakati. Lead time atau waktu tunggu dalam pemesanan
penting untuk menghidari terjadi kekosongan barang yang lama terutama obat
yang dibutuh secara cepat atau obat-obatan fast moving. Jatuh tempo
dipersyaratkan ialah 14 hari, 21 hari atau 30 hari. Namun jatuh tempo yang
paling sering adalah dalam waktu 30 hari. Pelayanan juga penting karena
terkait dengan pembayaran dan pengembalian obat rusak misal pecah saat
perjalanan serta pengembalian obat yang sudah kadaluarsa. Salain itu,
kemudahan pereturan barang yang akan kadaluwarsa kepada BPF merupakan
salah satu hal yang perlu dipertimbangkan biasanya pereturan dapat dilakukan
sebelum tiga bulan sebelum produk kadaluwarsa.
Kemudian untuk pengadaan barang yang mendesak, yaitu ketika ada
obat resep atau nonresep yang tidak tersedia atau stocknya kurang di Apotek
Sukun Farma, maka akan dilakukan pengadaan ke Apotek lain sesuai dengan
jumlah yang dibutuhkan. Apotek Sukun Farma melakukan pengadaan
terdesak ke Apotek Sejati. Hal ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan
konsumen, menjaga citra dan kesan lengkap dari Apotek.
Pengadaan perbekalan farmasi dilakukan dengan menggunakan Surat
Pemesanan (SP). Ada 5 SP yang digunakan di Apotek Sukun Farma yaitu SP
Narkotika, SP Psikotropika, SP Prekursor, SP obat-obat tertentu (OOT) dan
SP Reguler untuk memesan obat bebas, obat bebas terbatas dan obat keras.
SP Narkotika digunakan hanya untuk memesan satu macam obat dengan
melampiran 3 eksamplar, SP Psikotropika dapat digunakan untuk memesan
obat maksimal 3 obat dalam satu SP, sedangkan untuk SP Prekursor dan SP
Reguler dapat memesan beberapa obat. SP yang legal terdapat nama, nomor
SIPA dan tanda tangan APA.

C. Penerimaan

Saat barang yang dipesan sudah dikirimkan ke Apotek, maka


dilakukan proses penerimaan. Proses penerimaan harus mampu menjamin
kesesuaian barang yang dipesan, bentuk sediaan, jumlah, mutu, waktu
penyerahan dan harga yang tertera dalam surat pesanan dengan kondisi fisik
yang diterima. Dimana obat datang diperiksa terlebih dahulu jumlahnya,
kesamaan jenis obat yang dipesan di SP, No. Batch dan tanggal kadaluarsa.
Hal ini untuk menjamin kesesuaian obat yang dipesan dengan obat yang
diterima.
Jika obat yang datang dalam keadaan rusak, maka obat langsung
diretur saat itu juga kepada petugas yang mengantar. Dengan cara ditandai
pada faktur obat yang rusak atau mendekati ED, kemudian langsung diretur.
Untuk obat yang kadaluarsa, cara pengembalian dengan mengkonfirmasi
terlebih dahulu kepada sales yang menerima pesanan. Biasanya konfirmasi
retur obat kadaluarsa dilakukan pas bulan kadaluarsa atau kurang dari 3
bulan. Hal tersebut berdasarkan kesepakatan dengan PBF masing-masing.
Obat kadaluarsa diserahkan ke PBF dengan Apotek menyerahkan copy faktur
dan kemudian PBF menyerahkan copy form retur kepada Apotek yang dapat
digunakan sebagai arsip.
Barang datang yang sesuai dengan SP, faktur asli akan dibawa oleh
PBF dan rangkap faktur dibawa oleh apotek, diarsipkan sesuai dengan urut
nama dan tanggal faktur. Obat yang sudah diterima akan disimpan digudang
atau langsung diletakkan di rak display obat. Pembayaran secara kredit faktur
asli dibawa oleh PBF dan copy faktur diserahkan kepada apotek. Jika sudah
lunas faktur asli diserahkan ke apotek.
D. Penyimpanan

Tahapan penyimpanan di Apotek Sukun Farma dilakukan dengan 5


tahapan, yaitu berdasarkan stabilitas suhu/penyimpanan, obat generik, obat
dengan merek dagang dan paten, berdasarkan urutan alfabetis, berdasarkan
kelas farmakologi dan berdasarkan bentuk sediaan seperti membedakan
penyimpanan obat sediaan tablet/kapsul, sediaan sirup/emulsi/suspensi,
sediaan krim/salep, sediaan tetes mata dan tetes telinga. Kemudiaan
dibedakan berdasarkan golongan obat seperti obat bebas, obat bebas terbatas,
obat keras, obat narkotika dan psikotropika serta prekursor.

E. Pengendalian

Menurut Permenkes RI No. 73 tahun 2016 tentang Standar Pelayanan


di Apotek, pengendalian dilakukan untuk mempertahankan jenis dan jumlah
persediaan sesuai kebutuhan pelayanan, melalui pengaturan sistem pesanan
atau pengadaan, penyimpanan, dan pengeluaran. Hal ini bertujuan untuk
menghindari terjadinya kelebihan, kekurangan, kekosongan, kerusakan,
kadaluwarsa, kehilangan serta pengembalian pesanan. Pengendalian
persediaan dilakukan menggunakan kartu stok baik dengan cara manual atau
elektronik. Kartu stok sekurang-kurangnya memuat nama Obat, tanggal
kadaluwarsa, jumlah pemasukan, jumlah pengeluaran, dan sisa persediaan.

Pengendalian yang dilakukan di Apotek Sukun seperti yang tertera


pada peraturan Menteri Kesehatan dimana Apotek menggunakan kartu stok
sebagai cara untuk mengendalikan obat yang masuk dan keluar, hal ini
bertujuan untuk mempermudah Apotek dalam melakukan pengawasan pada
obat-obat yang ada di Apotek, selain itu dapat digunakan sebagai sumber
untuk menghitung perputaran omzet di Apotek, dan juga dapat digunakan
sebagai dokumen pelaporan terhadap obat-obat Narkotika dan Psikotropika,
untuk mengawasi penyaluran Prekursor dan Obat-Obat Tertentu. Kartu stok
juga dapat digunakan sebagai acuan untuk melakukan pengadaan obat-obatan
selanjutnya.
F. Penarikan dan pemusnahan

Menurut Permenkes No. 73 tahun 2016, obat-obatan yang


kadaluwarsa atau rusak harus dimusnahkan sesuai dengan jenis dan bentuk
sediaan. Pemusnahan obat kadaluwarsa atau rusak yang mengandung
Narkotika atau Psikotropika dilakukan oleh Apoteker Penanggung Jawab
Apotek dan disaksikan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan satu
Tenaga Teknis Kefarmasian dari apotek yang bersangkutan dengan cara
dihancurkan, ditanam atau dengan cara lain yang sesuai dengan menggunakan
Berita Acara Pemusnahan rangkap 3. Pemusnahan Obat selain Narkotika dan
Psikotropika dilakukan oleh Apoteker Penanggung Jawab Apotek dan
disaksikan oleh satu Tenaga Teknis Kefarmasian dengan cara dihancurkan
atau dengan cara lain yang sesuai dengan menggunakan Berita Acara
Pemusnahan kemudian dilaporkan ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
Malang.

Kemudian ada pula pemusnahan resep, dimana dalam Permenkes


yang sama, resep yang telah disimpan melebihi jangka waktu 5 (lima) tahun
dapat dimusnahkan. Pemusnahan resep dilakukan oleh Apoteker Penanggung
Jawab Apotek dan disaksikan oleh satu Tenaga Teknis Kefarmasian dengan
cara di bakar atau cara pemusnahan lain yang dibuktikan dengan Berita Acara
Pemusnahan kemudian dilaporkan ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.

Untuk pemusnahan resep yang ada di Sukun Farma dilakukan setiap 5


tahun sekali, baik resep obat regular, Narkotika, Psikotropika, Prekursor dan
OOT di kumpulkan sesuai jenis resepnya, kemudian untuk pemusnahan resep
obat regular dan prekursor dilakukan dengan cara dibakar oleh Apoteker
Penanggung Jawab Apotek dengan disaksikan oleh satu Tenaga Teknis
kefarmasian (TTK) dan/atau pegawai lainnya. Kemudian untuk resep
Narkotika dan Psikotropika dimusnahkan oleh pihak Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota secara langsung, sehingga yang perlu dilakukan Apotek
hanya menyerahkan resep-resep tersebut ke Dinas Kesehatan setempat dan
saat pemusnahannya disaksikan oleh Apoteker Penanggung Jawab Apotek
dan Tenaga Teknis Kefarmasian (TTK) juga petugas Dinas Kesehatan
setempat.

G. Pencatatan dan pelaporan

Pencatatan dan Pelaporan, dimana pencatatan dilakukan pada setiap


proses pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis
Pakai meliputi pengadaan (surat pesanan, faktur), penyimpanan (kartu stok),
penyerahan (nota atau struk penjualan) dan pencatatan lainnya disesuaikan
dengan kebutuhan. Hal tersebut tercantum dalam Permenkes No. 73 tahun
2016 menjelaskan tentang Pelaporan terdiri dari pelaporan internal dan
eksternal:

a. Pelaporan internal merupakan pelaporan yang digunakan untuk


kebutuhan manajemen Apotek, meliputi keuangan, barang, dan laporan
lainnya.
b. Pelaporan eksternal merupakan pelaporan yang dibuat untuk memenuhi
kewajiban sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan,
meliputi pelaporan Narkotika dan Psikotropika.
Apotek Sukun sendiri melakukan pencatatan dengan
mendokumentasikan surat pesan dan faktur yang ada, untuk faktur sendiri di
simpan dalam 2 map berbeda untuk memisahkan faktur mana yang sudah
dibayarkan tagihannya dan faktur yang belum lunas (dibayarkan). Faktur-
faktur yang ada di dalam map di urutkan secara abjad berdasarkan nama
Distributor atau Sub Distributor. Untuk kartu stok digunakan saat akan
melakukan pengadaan obat selanjutnya, dan untuk penyerahan obat ke
pasien disertai nota atau struk sebagai bukti transaksi yang ada di Apotek,
selain itu ada pula pencatatan untuk obat yang habis sebelum dilakukan
pengadaan sehingga pencatatan ini digunakan untuk pengadaan selanjutnya.
Pelaporan Narkotika dan Psikotropika di Apotek Sukun Farma
dilakukan tiap bulan secara online melalui website SIPNAP setiap tanggal
10 tiap bulannya. Pelaporan lainnya yang dibuat Apotek adalah pelaporan
pemusnahan obat serta resep yang ada di Apotek, baik pelaporan
pemusnahan obat rusak atau kadaluwarsa, obat Prekursor, serta pelaporan
pemusnahan resep obat, terlebih pada resep-resep Narkotika dan
Psikotropika.
3.1.5. Pelayanan Farmasi Klinis
A. Pelayanan Swamedikasi

Berdasarkan PMK Nomor 919/Menkes/Per/X/1993 tentang Kriteria


Obat yang dapat diserahkan tanpa resep, pelayanan swamedikasi hanya dapat
dilakukan pada penyakit ringan dan dilayani dengan memberikan obat bebas
dan bebas terbatas, untuk pelayanan swamedikasi dilakukan oleh Apoteker
dan atau Apoteker Pendamping yang berorientasi pada pasien, namun untuk
pelayanan obat yang dilakukan adalah pada obat-obat bebas dan bebas
terbatas, jamu, obat herbal terstandar, serta fitofarmaka dimana saat
melakukan pelayanan swamedikasi dilakukan penggalian informasi terlebih
dahulu kepada pasien terkait keluhan yang dirasakan, lamanya keluhan sudah
diraskan, dan penanganan apa yang sudah dilakukan oleh pasien, barulah
nanti Apoteker/Apoteker Pendamping memberikan saran pengobatan kepada
pasien, selain itu Apoteker juga terkadang memberikan saran obat keras yang
masuk dalam daftar Obat Wajib Apoteker (OWA) 1 hingga 3 untuk
membantu menangani keluhan yang dirasakan pasien, untuk jumlah
penyerahan obat sendiri mengikuti peraturan yang ada pada OWA 1 hingga 3
dan untuk jumlah penyerahan obat bebas dan bebas terbatas diberikan dalam
jumlah yang rasional. Saat KIE, Apoteker juga memberikan saran pada pasien
untuk mengkonsultasikan pada dokter jika keluhan yang dirasakan tidak
kunjung sembuh selama pengobatan 3 hari atau sampai obat habis.

B. Pengkajian dan Pelayanan Resep


Berdasarkan Permenkes No. 73 tahun 2016 untuk pengkajian resep
meliputi administrasi kesesuaian farmasetik dan pertimbangan klinis, dimana
Kajian administratif meliputi:
a. Nama pasien, umur, jenis kelamin, dan berat badan
b. Nama dokter, Nomor Surat Izin Praktek (SIP), alamat, nomor telepon,
dan paraf
c. Tanggal penulisan resep

Kajian kesesuaian farmasetik meliputi:

a. Bentuk dan kekuatan sediaan


b. Stabilitas, dan
c. Kompatibilitas (kecampuran obat) Pertimbangan klinis meliputi:
d. Ketepatan indikasi dan dosis obat
e. Aturan, cara, dan lama penggunaan obat
f. Duplikasi dan/atau polifarmasi
g. Reaksi obat yang tidak diinginkan (alergi, efek samping obat,
manifestasi klinis lain)
h. Kontraindikasi, dan
i. Interaksi.

Jika ditemukan adanya ketidaksesuaian dari hasil pengkajian maka


Apoteker bisa mengkonfirmasikan pada pasien atau menghubungi dokter
penulis resep. Pengkajian dan pelayanan resep yang dilakukan di Apotek
Sukun Farma dimulai dari penerimaan resep, kemudian memastikan
identitas pasien, lalu mengecek ketersediaan obat di Apotek, jika obat
yang diminta dalam resep stoknya tersedia di Apotek barulah resep di
kalkulasikan harganya kemudian dikonfirmasikan harganya kepada pasien
untuk mengetahui apakah pasien ingin menebus semua resep atau tidak.
Apabila sudah mendapat persetujuan dari pasien barulah obat yang ada di
resep disiapkan. Untuk penyerahan obat resep kepada pasien disertai
dengan informasi tentang obat.
Dalam pelayanan resep ini Apoteker di Apotek harus sangat teliti
terlebih pada resep-resep yang didalamnya mengandung obat Narkotika,
Psikotropika, dan/atau Prekursor, karena dikhawatirkan resep tersebut
palsu atau foto copy, jika
C. Dispensing
Dispensing menurut Permenkes No. 73 tahun 2016 terdiri dari
penyiapan, penyerahan, dan pemberian informasi obat. Setelah melakukan
pengkajian resep dilakukan hal sebagai berikut:
1. Menyiapkan obat sesuai dengan permintaan resep:
C. Menghitung kebutuhan jumlah obat sesuai dengan resep
D. Mengambil obat yang dibutuhkan pada rak penyimpanan dengan
memperhatikan nama obat, tanggal kadaluwarsa, dan keadaan fisik
obat.
2. Melakukan peracikan obat bila diperlukan
3. Memberikan etiket sekurang-kurangnya meliputi:
a. Warna putih untuk obat dalam/oral
b. Warna biru untuk obat luar dan suntik
c. Menempel label “kocok dahulu” pada sediaan bentuk suspensi atau
emulsi.
4. Memasukkan obat ke dalam wadah yang tepat dan terpisah untuk obat
yang berbeda untuk menjaga mutu obat dan menghindari penggunaan
yang salah.
Setelah penyiapan obat dilakukan hal sebagai berikut:
1. Sebelum obat diserahkan kepada pasien harus dilakukan
pemeriksaan kembali mengenai penulisan nama pasien pada etiket,
cara penggunaan serta jenis dan jumlah obat (kesesuaian antara
penulisan etiket dengan resep)
2. Memanggil nama pasien
3. Memeriksa ulang identitas dan alamat pasien
4. Menyerahkan obat yang disertai pemberian informasi obat
5. Memberikan informasi cara penggunaan obat dan hal-hal yang
terkait dengan obat antara lain manfaat obat, makanan dan minuman
yang harus dihindari/dianjurkan, kemungkinan efek samping, cara
penyimpanan obat, dan lain-lain.
6. Penyerahan obat kepada pasien hendaklah dilakukan dengan cara
yang baik,mengingat pasien dalam kondisi tidak sehat mungkin
emosinya tidak stabil,
7. Memastikan bahwa yang menerima obat adalah pasien atau
keluarganya
8. Membuat salinan resep sesuai dengan resep asli dan diparaf oleh
Apoteker (apabila diperlukan)
9. Menyimpan resep pada tempatnya.
10. Apoteker membuat catatan pengobatan pasien.

Sebelum dilakukannya dispensing, terlebih dahulu pasien


dikonfirmasikan kembali terkait harga obat yang akan ditebus. Jika pasien
setuju untuk menebus obat, maka akan dilakukan dispensing. Dispensing
yang dilakukan di Apotek Sukun Farma dimulai dari menghitung jumlah
kebutuhan obat yang diperlukan sesuai resep, kemudian menyiapkan atau
meracik obat (jika obat tersebut adalah racikan puyer atau kapsul atau
salep), kemudian menyiapkan etiket yang berisi nama pasien dan cara
pemakaian obat, etiket kemudian di satukan sesuai dengan obatnya, dan
untuk obat-obat yang sudah diberikan etiket kemudian dimasukkan ke
dalam plastik untuk masing-masing jenis obat, baik itu obat dengan bentuk
sediaan sama tetap dimasukkan ke dalam plastik berbeda untuk
menghindari kesalahan penggunaan obat atau hilangnya obat. Kemudian
jika obat serta etiket sudah sesuai lalu diserahkan ke pasien, namun
sebelumnya memanggil nama pasien yang sesuai pada resep dulu barulah
Apoteker menjelaskan obat-obat yang diterima pasien, dimulai dari nama,
indikasi, serta cara penggunaannya, tidak lupa mengingatkan pasien untuk
menghindari beberapa makanan dan/atau minuman jika hal tersebut dapat
menghambat pengobatan pasien, pelayanan ini dilakukan dengan ramah
kepada pasien agar informasi yang diberikan dapat tersampaikan dengan
baik kepada pasien dan pasien juga dapat menerimanya dengan baik.
Untuk copy resep tidak diberikan kepada pasien jika resep tersebut bukan
resep iter, namun untuk resep tanpa iter jika pasien menginginkan/meminta
copy resep maka Apotek akan membuatkan. Setelah itu resep yang ada
diarsipkan oleh Apotek, untuk resep obat regular, Narkotika, Psikotropika,
dan Prekursor di simpan pada bundle yang berbeda, dimana semuanya di
urutkan berdasarkan nomor urut, minggu, bulan, hingga tahun.

D. PIO

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan No. 73 Tahun 2016,


Pelayanan Informasi Obat merupakan kegiatan yang dilakukan oleh
Apoteker dalam pemberian informasi mengenai Obat yang tidak memihak,
dievaluasi dengan kritis dan dengan bukti terbaik dalam segala aspek
penggunaan Obat kepada profesi kesehatan lain, pasien atau masyarakat.
Informasi mengenai Obat termasuk Obat Resep, Obat bebas dan herbal.

Di Apotek Sukun Farma, Apoteker dalam pemberian informasi


mengenai Obat tidak memihak, dan menyampaikan informasi berbasis
bukti terbaik dalam segala aspek penggunaan Obat kepada pasien atau
masyarakat. Informasi mengenai Obat termasuk Obat Resep, Obat bebas
dan herbal. Beberapa metode yang digunakan yaitu dengan menjawab
pertanyaan langsung dari pasien, membuat brosur, dan pemberdayaan
masyarakat berupa penyuluhan, memberikan informasi dan edukasi kepada
pasien, serta memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada
mahasiswa farmasi yang sedang praktik profesi di Apotek Sukun Farma.

E. Konseling
Menurut Permenkes Nomor 73 tahun 2016, konseling merupakan
proses interaktif antara Apoteker dengan pasien/keluarga untuk
meningkatkan pengetahuan, pemahaman, kesadaran, dan kepatuhan
sehingga terjadi perubahan perilaku dalam penggunaan obat dan
menyelesaikan masalah yang dihadapi pasien. Untuk mengawali
konseling, Apoteker menggunakan three prime question. Apabila tingkat
kepatuhan pasien dinilai rendah, perlu dilanjutkan dengan metode Health
Belief Model. Apoteker harus melakukan verifikasi bahwa pasien atau
keluarga pasien sudah memahami obat yang digunakan.
Kriteria pasien/keluarga pasien yang perlu diberi konseling:
1. Pasien kondisi khusus (pediatrik, geriatrik, gangguan fungsi hati
dan/atau ginjal, ibu hamil, dan menyusui)
2. Pasien dengan terapi jangka panjang/penyakit kronis (misalnya: TB,
DM, AIDS, epilepsi)
3. Pasien yang menggunakan obat dengan instruksi khusus (penggunaan
kortikosteroid dengan tappering down/off)
4. Pasien yang menggunakan obat dengan indeks terapi sempit (digoksin,
fenitoin, teofilin)
5. Pasien dengan polifarmasi, pasien menerima beberapa obat untuk
indikasi penyakit yang sama. Dalam kelompok ini juga termasuk
pemberian lebih dari satu obat untuk penyakit yang diketahui dapat
disembuhkan dengan satu jenis obat
6. Pasien dengan tingkat kepatuhan rendah

Tahap kegiatan konseling:

1. Membuka komunikasi antara Apoteker dengan pasien


2. Menilai pemahaman pasien tentang penggunaan obat melalui Three
Prime Question, yaitu:
a. Apa yang disampaikan dokter tentang obat Anda?
b. Apa yang dijelaskan oleh dokter tentang cara pemakaian obat Anda?
c. Apa yang dijelaskan oleh dokter tentang hasil yang diharapkan setelah
Anda menerima terapi obat tersebut?

3. Menggali informasi lebih lanjut dengan memberi kesempatan kepada


pasien untuk mengeksplorasi masalah penggunaan obat
4. Memberikan penjelasan kepada pasien untuk menyelesaikan masalah
penggunaan obat.
5. Melakukan verifikasi akhir untuk memastikan pemahaman pasien,
Apoteker mendokumentasikan konseling dengan meminta tanda tangan
pasien sebagai bukti bahwa pasien memahami yang diberikan dalam
konseling.

Apotek Sukun Farma dalam melakukan konseling belum


terstruktur seperti konseling yang ditetapkan dalam Permenkes Nomor 73
tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek. Tetapi ada
beberapa pasien yang kadang bertanya terkait penggunaan obat atau cara
penggunaannya kepada Apoteker, untuk kasus seperti ini konseling dapat
dilakukan kepada pasien secara terstruktur sesuai dengan peraturan yang
ada oleh Apoteker.

3.1.6. Perpajakan Apotek Sukun Farma

Berdasarkan Undang-Undang No. 28 Tahun 2007 tentang Perubahan


Ketiga UU No. 6 Tahun 1983 yakni Ketentuan Umum dan Tata Cara
Perpajakan dinyatakan bahwa pajak adalah kontribusi wajib kepada negara
yang terutang baik oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa
berdasarkan undang-undang dengan tidak mendapatkan imbalan langsung dan
digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
Apotek yang merupakan tempat berusaha sudah pasti harus membayar pajak.
Adapun jenis-jenis pajak di apotek antara lain:

1. PPh Final 0,5% Setiap Bulan


Pajak final setiap bulan yang wajib dibayarkan oleh Apotek
berjumalah 0,5% dari omset Apotek setiap bulannya. PPh Final akan
dikenakan pada Wajib Pajak yang memiliki penghasilan di bawah Rp 4,8
miliar dalam setahun. Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008,
Usaha dengan penghasilan di bawah Rp 4,8 miliar per tahun masuk dalam
kategori pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM).

Sesuai Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 23 Tahun 2018 tentang


Pajak Penghasilan atas Penghasilan Dari Usaha yang Diterima atau Diperoleh
Wajib Pajak yang Memiliki Peredaran Bruto Tertentu, tarif PPh Final yang
dikenakan kepada pelaku UMKM adalah 0,5%. PP 23 Tahun 2018 ini sudah
aktif sejak 1 Juli 2018, menggantikan PP Nomor 46 Tahun 2013.
 Penurunan tarif PPh Final 1% menjadi 0,5% dari omzet, yang wajib
dibayarkan setiap bulannya;
 Wajib Pajak dapat memilih untuk mengikuti tarif dengan skema final
0,5%, atau menggunakan skema normal yang mengacu pada pasal 17
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan

2. PPh 21

Pajak Penghasilan (PPh), Menurut Undang-undang Perpajakan Nomor


17 tahun 2000, ada beberapa pajak yang dikenakan untuk usaha apotek. PPh 21
Pasal 21 Undang- undang Perpajakan Nomor 17 tahun 2000, menyatakan
bahwa pajak ini merupakan pajak pribadi (penghasilan karyawan tetap)
terhadap gaji karyawan setiap tahun yang telah dikurangi penghasilan tidak
kena pajak (PTKP). Pajak ini dikenakan pada karyawan tetap yang telah
melebihi PTKP dan dibayarkan sebelum tanggal 15 setiap bulan.
Keterlambatan pembayaran dikenai denda sebesar Rp 50.000,00 ditambah 2%
dari nilai pajak yang harus dibayarkan penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP)
yaitu:

a. Rp 2.880.000 untuk diri wajib pajak


b. Rp 1.440.000 tambahan untuk wajib pajak kawin
c. Rp 1.440.000 tambahan untuk setiap anggota keluarga (anak) paling banyak
3 orang.

Pengurangan yang diperbolehkan adalah biaya jabatan sebesar 5%


dengan jumlah maksimal sebesar Rp 1.296.000,00/tahun atau setara dengan
Rp 108.000,00/bulan dan iuran yang terkait dengan gaji yang dibayar oleh
pegawai kepada dana pension 5% maksimal sebesar Rp 432.000,00/tahun
atau Rp 36.000,00/bulan.

3. SPT Setiap Tahun


Pajak yang dibayarkan oleh Apotek sukun adalah SPT tahunan (Pajak
Penghasilan Wajib Pajak Badan yang dibayarkan setiap 1 tahun sekali, sebesar
0,5% dari omset apotek. Pajak tahunan ini merupakan rangkuman pembayaran
pajak yang sudah dibayarkan oleh Apotek selama satu tahun yang wajib
dilaporkan.

Pada bulan Juli 2021 hingga Januari 2022, Apotek Sukun mendapatkan
insentif pajak atau keringanan pembayaran pajak, sehingga selama 7 bulan
Apotek boleh tidak membayarkan pajak final setiap bulannya. Akan tetapi,
Apotek tetap melaporkan pajak setiap bulannya melalui laman website
www.djponline.pajak.go.id. Pelaporan pajak tersebut melampirkan jumlah
omset setiap bulan, dan jumlah pajak yang dibayarkan. Setelah dilakukan wajib
lapor pada website, Apotek akan mendapatkan bukti pelaporan pajak berupa
lampiran yang diunduh melalui website resmi Dirjen Pajak.

3.2 Kegiatan Setiap Hari di Apotek Sukun Farma

Hari/
Kegiatan Proses
tanggal
Senin/6 1. Pengenalan apotek 1. Pengenalan apotek dilakukan
Desember
2. Pelayanan Swamedikasi dengan pengamatan dan
2021
3. Pemberian label harga dijelaskan oleh Apoteker
obat. Penanggungjawab. Penjelasan
4. Menulis kartu stok obat. meliputi tempat penyimpanan
5. Pelayanan farmasi klinik. obat generik, paten, bebas,
6. Diskusi mengenai struktur obat sediaan cair dan obat
organisasi apotek. luar. Mengamati penyimpanan
obat di tempat pelayanan
apotek dan di gudang obat.
2. Pelayanan Swamedikasi :
P
3. Pemberian label harga obat
dilakukan setelah penerimaan
barang.
4. Menulis kartu stok obat. Kartu
stok obat di Apotek Sukun
Farma terdapat 2 bentuk, yaitu
tertulis dan dalam sistem
computer. Setiap selesai
pembelian sediaan farmasi
akan dilakukan input data
penjualan.
5. Pelayanan farmasi klinik
meliputi pengkajian dan
pelayanan resep.
6. Apotek Sukun Farma terdiri
dari : 1 Direktur / Pemilik
sarana apotek, 1 Apoteker
penanggung jawab, 1 TTK, 2
Asisten TTK, 1 Administrasi,
dan 2 Tenaga penunjang.
Selasa/ 7 1. Pelayanan swamedikasi 1. Pelayanan Swamedikasi :
Desem
2. Pelayanan farmasi klinik. - Pasien datang dengan
ber 2021
3. Melakukan Pemesanan keluhan/keinginan untuk
membeli obat tertentu
terlebih dahulu dilakukan
assessment.
- Assessment meliputi siapa
yang sakit/membutuhkan
obat, bagaimana gejala yang
dirasakan, sudah berapa lama
gejala tersebut dirasakan,
apakah sudah ada upaya
untuk mengatasi gejala
tersebut, dan apakah sedang
mengkonsumsi obat lain.
- Hasil assessment kemudian
dibuat kesimpulan, apakah
pasien tersebut dapat
mendapatkan pengobatan
secara swamedikasi atau
memerlukan rujukan ke
dokter.
- Diberikan rekomendasi obat
yang sesuai dengan keluhan
dan kebutuhan pasien,
disertai pemberian informasi
mengenai indikasi dan harga
obat.
- Jka pasien setuju, dilakukan
pembayaran dan pemberian
informasi lebih lengkap
mengenai indikasi obat, cara
pemakaian, frekuensi,
kemungkinan terjadinya efek
samping, dan cara
penyimpanan obat.
2. Pelayanan farmasi klinik
meliputi pengkajian dan
pelayanan resep.
3. Pemesanan dilakukan
berdasarkan catatan defecta.
Sediaan farmasi yang akan
dipesan ditulis pada Surat
Pesanan, kemudian dikirimkan
kepada PBF yang dituju.
Rabu/8 1. Pelayanan Swamedikasi 1. Pelayanan swamedikasi
Desember
2. Pelayanan Farmasi Klinik dilakukan dari proses
2021
3. Penerimaan sediaan assessment hingga KIE kepada
farmasi. pasien.
4. Penyimpanan sediaan 2. Pelayanan farmasi klinik
farmasi sesuai dengan meliputi pengkajian dan
aturan penyimpanan di pelayanan resep.
Apotek. - Melihat ketersediaan obat di
Apotek.
- Dilakukan pengkajian
administrative (nama pasien,
umur, jenis kelamin, berat
badan, nama dokter penulis
resep, nomor SIP dokter,
nomor telepon, paraf dokter,
dan tanggal penulisan resep)
- Dilakukan pengkajian
kesesuaian farmasetis (bentuk
dan kekuatan sediaan,
stabilitas, kompatibilitas)
- Pertimbangan klinis
(ketepatan indikasi, dosis
obat, atauran dan cara
pemakaian obat, reaksi obat
yang tidak diinginkan,
kontraindikasi, interaksi obat)
- Dispensing
- Penulisan etiket obat.
- Penulisan copy resep dan
bukti pembayaran (bila
diperlukan)
- Penyerahan obat disertai KIE.
3. Penerimaan sediaan farmasi :
- Memeriksa kesesuaian faktur
dengan barang yang datang
dan surat pesanan (nama
obat, kandungan, dosis,
jumlah, nomor batch, ED)
- Memberikan tanda terima
pada lembaran faktur yang
sudah diterima kepada sales
PBF.
- Memasukkan jumlah stok
sediaan farmasi yang
diterima ke dalam sistem
SIMAP (identitas obat,
kandungan, jumlah, nama
PBF, nomor faktur, nomor
batch, ED).
4. Penyimpanan sesuai dengan
aturan Apotek.
- Obat yang diterima kemudain
disimpan sesuai dengan
aturan Apotek. Penyimpanan
berdasarkan bentuk sediaan
obat, obat generic dan paten,
stabilitas obat, dan alfabetis.
Kamis/9 1. Pelayanan Swamedikasi 1. Pelayanan swamedikasi
Desember
2. Melakukan pemesanan dilakukan dari proses
2021
3. Diskusi mengenai assessment hingga KIE kepada
administrasi Apotek pasien.
2. Pemesanan dilakukan
berdasarkan catatan defecta
yang dituliskan oleh Apoteker
dan TTK pada shift atau hari
sebelumnya. Hal tersebut
berdasarkan obat yang hampir
menglamai kekosongan, sudah
habis, dan berdasarkan
tingginya kebutuhan pasien.
3. Administrasi di Apotek Sukun
Farma meliputi pembukuan
keuangan Apotek, Pajak,
ketersediaan sediaan farmasi di
Apotek.
Jum’at/10 1. Pelayanan Swamedikasi 1. Pelayanan swamedikasi
Desember
2. Pelayanan Farmasi Klinik dilakukan dari proses
2021
3. Penerimaan assessment hingga KIE kepada
4. Memberi harga pasien.
5. Penyimpanan 2. Pelayanan farmasi klinik
pengkajian dan pelayanan
resep.
3. Penerimaan barang yang
datang dilakukan pemeriksaan
kesesuaian faktur dengan
barang yang datang dan surat
pesanan.
4. Pemberian harga pada barang
yang sudah diperiksa
kesesuaiannya dilakukan
berdasarkan harga yang tertera
pada faktur. Margin yang
diberikan pada obat bebas dan
bebas terbatas 10%, obat keras
15%. Harga tersebut sudah
termasuk dengan PPn. Harga
sediaan dituliskan pada setiap
fisik sediaan farmasi yang
datang.
5. Penyimpanan dilakukan
berdasarkan aturan Apotek.

Sabtu/11 1. Pelayanan Swamedikasi 1. Pelayanan swamedikasi


Desember
2. Pelayanan Farmasi Klinik dilakukan dari proses
2021
3. Penerimaan assessment hingga KIE kepada
4. Penyimpanan pasien.
2. Pelayanan farmasi klinik
meliputi pengkajian dan
pelayanan resep.
3. Penerimaan barang yang
datang dilakukan pemeriksaan
kesesuaian faktur dengan
barang yang datang dan surat
pesanan.
4. Penyimpanan dilakukan
berdasarkan aturan Apotek.

Senin/13 1. Pelayanan Swamedikasi 1. Pelayanan swamedikasi


Desember
2. Pelayanan Farmasi klinik dilakukan dari proses
2021
3. Pemesanan assessment hingga KIE kepada
4. Penerimaan barang pasien.
5. Pemberian harga 2. Pelayanan Farmasi Klinik
6. Penyimpanan meliputi pengkajian dan
pelayanan resep.
3. Pemesanan dilakukan
berdasarkan catatan defecta.
Sediaan farmasi yang akan
dipesan ditulis pada Surat
Pesanan, kemudian dikirimkan
kepada PBF yang dituju.
Pemilihan PBF yang akan
dilakukan pemesanan
mempertimbangkan
ketersediaan sediaan farmasi
yang ada di PBF, harga, dan
diskon.
4. Penerimaan barang yang
datang dilakukan pemeriksaan
kesesuaian faktur dengan
barang yang datang dan surat
pesanan.
5. Pemberian harga pada barang
yang sudah diperiksa
kesesuaiannya dilakukan
berdasarkan harga yang tertera
pada faktur. Margin yang
diberikan pada obat bebas dan
bebas terbatas 10%, obat keras
15%. Harga tersebut sudah
termasuk dengan PPn. Harga
sediaan dituliskan pada setiap
fisik sediaan farmasi yang
datang.
6. Penyimpanan sediaan farmasi
yang baru datang pad arak,
lemari obat, dan gudang sesuai
dengan aturan Apotek.
Selasa/14 1. Pelayanan Swamedikasi 1. Pelayanan swamedikasi
Desember
2. Pelayanan farmasi klinik dilakukan mulai dari
2021
3. Diskusi mengenai assessment hingga KIE kepada
pemilihan PBF pasien.
2. Pelayanan farmasi klinik
meliputi pengkajian dan
pelayanan resep.
3. Kriteria memilih PBF
diantaranya adalah :
- Identitas PBF (Nama PBF,
legalitas PBF)
- Harga
- Diskon
- Lead time
- Jatuh tempo
- Kemudahan apabila ingin
meretur barang
- Pelayanan PBF
Rabu/15 1. Pelayanan swamedikasi 1. Pelayanan swamedikasi
Desember
2. Pelayanan farmasi klinik dilakukan mulai dari
2021
3. Diskusi mengenai assessment hingga KIE kepada
persyaratan pendirian pasien
Apotek 2. Pelayanan Farmasi klinik
meliputi pengkajian dan
pelayanan resep.
3. Persyaratan Pendirian Apotek
wajib memiliki Surat Izin
Apotek (SIA) dari Menteri
yang memberi kewenangan
kepada Pemerintah Daerah
Kabupaten atau Kota setempat.
Persyaratannya meliputi
Lokasi, Bangunan, dan Sumber
Daya Manusia atau
ketenagaan.
Kamis/16 1. Pelayanan Swamedikasi 1. Pelayanan swamedikasi
Desember
2. Pelayanan Farmasi Klinik. dilakukan dari proses
2021
3. Pemesanan assessment hingga KIE kepada
4. Penerimaan pasien.
5. Penyimpanan 2. Pelayanan Farmasi Klinik
meliputi pengkajian dan
pelayanan resep.
3. Pemesanan dilakukan
berdasarkan catatan defecta.
Sediaan farmasi yang akan
dipesan ditulis pada Surat
Pesanan, kemudian dikirimkan
kepada PBF yang dituju.
4. Penerimaan barang yang
datang dilakukan pemeriksaan
kesesuaian faktur dengan
barang yang datang dan surat
pesanan.
5. Penyimpanan sediaan farmasi
yang baru datang pad arak,
lemari obat, dan gudang sesuai
dengan aturan Apotek.
Jum’at/17 1. Pelayanan swamedikasi 1. Pelayanan swamedikasi
Desember
2. Pelayanan farmasi klinik. dilakukan dari proses
2021
3. Diskusi mengenai assessment hingga KIE kepada
kepengurusan SIA pasien.
2. Pelayanan Farmasi Klinik
meliputi pengkajian dan
pelayanan resep.
3. Kepengurusan SIA
menggunakan sitem OSS
menurut pertauran Menteri
kesehatan RI No. 26 Tahun
2018. Persyaratan untuk
memperoleh SIA terdiri atas :
- STRA
- Surat Ijin Apoteker (SIPA)
- Denah Bangunan
- Daftar sarana dan prasarana
- Berita acara pemeriksaan

Sabtu/18 1. Pelayanan swamedikasi 1. Pelayanan swamedikasi


Desember
2. Pelayanan farmasi klinik dilakukan dari proses
2021
3. Penerimaan assessment hingga KIE kepada
4. Penyimpanan pasien.
2. Pelayanan Farmasi Klinik
meliputi pengkajian dan
pelayanan resep.
3. Penerimaan barang yang
datang dilakukan pemeriksaan
kesesuaian faktur dengan
barang yang datang dan surat
pesanan.
4. Penyimpanan sediaan farmasi
yang baru datang pad arak,
lemari obat, dan gudang sesuai
dengan aturan Apotek.
Senin/20 1. Pelayanan Swamedikasi 1. Pelayanan swamedikasi
Desember
2. Pelayanan Farmasi Klinik dilakukan dari proses
2021
3. Pemesanan assessment hingga KIE kepada
pasien.
2. Pelayanan Farmasi Klinik
meliputi pengkajian dan
pelayanan resep.
3. Pemesanan dilakukan
berdasarkan catatan defecta.
Sediaan farmasi yang akan
dipesan ditulis pada Surat
Pesanan, kemudian dikirimkan
kepada PBF yang dituju.

Selasa/21 1. Pelayanan swamedikasi 1. Pelayanan swamedikasi


Desember
2. Pelayanan Farmasi Klinik dilakukan dari proses
2021
3. Penerimaan assessment hingga KIE kepada
4. Memberi harga obat pasien.
5. Penyimpanan 2. Pelayanan Farmasi Klinik
meliputi pengkajian dan
pelayanan resep.
3. Penerimaan barang yang
datang dilakukan pemeriksaan
kesesuaian faktur dengan
barang yang datang dan surat
pesanan.
4. Pemberian harga pada barang
yang sudah diperiksa
kesesuaiannya dilakukan
berdasarkan harga yang tertera
pada faktur. Margin yang
diberikan pada obat bebas dan
bebas terbatas 10%, obat keras
15%. Harga tersebut sudah
termasuk dengan PPn. Harga
sediaan dituliskan pada setiap
fisik sediaan farmasi yang
datang.
5. Penyimpanan sediaan farmasi
yang baru datang pada rak,
lemari obat, dan gudang sesuai
dengan aturan Apotek.
Rabu/22 1. Pelayanan swamedikasi 1. Pelayanan swamedikasi
Desember dilakukan dari proses
2021
2. Pelayanan Farmasi Klinik assessment hingga KIE kepada
3. Diskusi mengenai pasien.
kepengurusan SIPA dan 2. Pelayanan Farmasi Klinik
STRA meliputi pengkajian dan
pelayanan resep.
3. Pengurusan SIPA dan STRA :
SIPA :
- SIPA (Surat Izin Praktik
Apoteker) wajib dimiliki oleh
Apoteker yang menjalankan
pekerjaan kefarmasian sesuai
tempat bekerja.
- SIPA dikeluarkan oleh
Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota tempat
pekerjaan kefarmasian
dilakukan.
- SIPA berlaku selama STRA
berlaku
- Cara memperoleh SIPA yaitu
dengan melampirkan
fotokopi STRA yang
dilegalisir oleh KFN, Surat
pernyataan mempunyai
tempat praktik profesi, Surat
Rekomendasi dari organisasi
profesi, pas foto berwarna
berukuran 4x6 sebanyak 2
lembar dan 3x4 sebanyak 2
lembar.
STRA :
- Apoteker yang baru lulus
pendidikan profesi dianggap
telah lulus uji kompetensi dan
dapat memperoleh STRA
secara langsung.
- STRA diberikan pada saat
pelantikan dan pengucapan
sumpah Apoteker.
- Surat permohonan STRA
melampirkan fotokopi ijazah
Apoteker, fotokopi surat
sumpah/janji Apoteker,
fotokopi sertifikat
kompetensi profesi yang
berlaku, surat keterangan
sehat fisik dan mental, surat
pernyataan akan mematuhi
dan melaksanakan ketentuan
etika profesi, pas foto.

Kamis/23 1. Pelayanan Swamedikasi 1. Pelayanan swamedikasi


Desember
2. Pelayanan Farmasi Klinis dilakukan dari proses
2021
3. Pemesanan assessment hingga KIE kepada
4. Penerimaan pasien.
5. Memberi harga obat 2. Pelayanan Farmasi Klinik
6. Penyimpanan meliputi pengkajian dan
pelayanan resep.
3. Pemesanan dilakukan
berdasarkan catatan defecta.
Sediaan farmasi yang akan
dipesan ditulis pada Surat
Pesanan, kemudian dikirimkan
kepada PBF yang dituju.
Pemilihan PBF yang akan
dilakukan pemesanan
mempertimbangkan
ketersediaan sediaan farmasi
yang ada di PBF, harga, dan
diskon.
4. Penerimaan barang yang
datang dilakukan pemeriksaan
kesesuaian faktur dengan
barang yang datang dan surat
pesanan.
5. Pemberian harga pada barang
yang sudah diperiksa
kesesuaiannya dilakukan
berdasarkan harga yang tertera
pada faktur. Margin yang
diberikan pada obat bebas dan
bebas terbatas 10%, obat keras
15%. Harga tersebut sudah
termasuk dengan PPn. Harga
sediaan dituliskan pada setiap
fisik sediaan farmasi yang
datang.
6. Penyimpanan sediaan farmasi
yang baru datang pad arak,
lemari obat, dan gudang sesuai
dengan aturan Apotek.
Jum’at/24 1. Pelayanan Swamedikasi 1. Pelayanan swamedikasi
Desember
2. Pelayanan Farmasi Klinis dilakukan dari proses
2021
assessment hingga KIE kepada
pasien.
2. Pelayanan Farmasi Klinik
meliputi pengkajian dan
pelayanan resep.

Sabtu/25 1. Pelayanan swamedikasi 1. Pelayanan swamedikasi


Desember
2. Pelayanan Farmasi Klinik dilakukan dari proses
2021
3. Stok opname assessment hingga KIE kepada
pasien.
2. Pelayanan Farmasi Klinik
meliputi pengkajian dan
pelayanan resep.
3. Stok opname dilakukan
sebagai bentuk pengendalian
sediaan farmasi, alat kesehatan
dan bahan medis habis pakai
yang ada di Apotek. Stok
opname di Apotek Sukun
Farma dilakukan 4 bulan
sekali. Proses stok opname
adalah sebagai berikut:
- Menyiapkan lembar data
obat, alat kesehatan dan
BMHP di Apotek Sukun
Farma. Data tersebut berisi
nama obat/alkes/BMHP,
jumlah di Apotek, ED. Data
tersebut didapatkan dari
sistem SIMAP.
- Memeriksa kesesuaian
masing masing indentitas
obat/alkes/BMHP yang ada
pada data dengan keadaan
riil.
- Apabila ada yang tidak
sesuai, maka dituliskan
pembenaran pada lembar
data.
- Lembar data yang sudah
disesuaikan dengan keadaan
riil kemudian di input ke
dalam sistem SIMAP satu
per satu.

Senin/27 1. Pelayanan Swamedikasi 1. Pelayanan swamedikasi


Desember
2. Pelayanan Farmasi Klinis dilakukan dari proses
2021
3. Diskusi mengenai Pajak assessment hingga KIE kepada
Apotek pasien.
2. Pelayanan Farmasi Klinik
meliputi pengkajian dan
pelayanan resep.
3. Pajak yang dibayarkan dan
dilaporkan oleh Apotek
diantaranya adalah :
- PPh Final setiap bulan
- SPT masa PPh 21 (wajib
lapor)
- SPT setiap tahun

Selasa/28 1. Pelayanan Swamedikasi 1. Pelayanan swamedikasi


Desember 2. Pelayanan farmasi klinis
dilakukan dari proses
2021 3. Penerimaan
4. Pemberian harga assessment hingga KIE
5. Penyimpanan
kepada pasien.
2. Pelayanan Farmasi Klinik
meliputi pengkajian dan
pelayanan resep.
3. Penerimaan barang yang
datang dilakukan
pemeriksaan kesesuaian
faktur dengan barang yang
datang dan surat pesanan
mulai dari nama, jumlah,
harga, no batch.
4. Pemberian harga pada
barang yang sudah
diperiksa kesesuaiannya
dilakukan berdasarkan
harga yang tertera pada
faktur. Margin yang
diberikan pada obat bebas
dan bebas terbatas 10%,
obat keras 15%. Harga
tersebut sudah termasuk
dengan PPn. Harga
sediaan dituliskan pada
setiap fisik sediaan farmasi
yang datang.

Rabu/29 1. Pelayanan 1. Pelayanan swamedikasi


Desember dilakukan dari proses
Swamedikasi
2021 assessment hingga KIE
2. Pelayanan Farmasi Klinik kepada pasien
2. Pelayanan Farmasi Klinik
3. Pemesanan
meliputi pengkajian
administrasi, farmasetik
dan dispensing sediaan
farmasi.
3. Pemesanan dilakukan
berdasarkan catatan
defecta. Sediaan farmasi
yang akan dipesan ditulis
pada Surat Pesanan,
berdasarkan golongan obat
kemudian dikirimkan
kepada PBF yang dituju
Kamis/30 1. Pelayanan Swamedikasi 1. Pelayanan swamedikasi
Desember 2. Pelayanan farmasi klinis dilakukan dari proses
2021 3. Penerimaan assessment hingga KIE
4. Pemberian harga kepada pasien
5. Penyimpanan 2. Pelayanan Farmasi Klinik
meliputi pengkajian
administrasi, farmasetik
dan dispensing sediaan
farmasi.
3. Penerimaan barang yang
datang dilakukan
pemeriksaan kesesuaian
faktur dengan barang yang
datang dan surat pesanan
mulai dari nama, jumlah,
harga, no batch.
4. Pemberian harga pada
barang yang sudah
diperiksa kesesuaiannya
dilakukan berdasarkan
harga yang tertera pada
faktur. Margin yang
diberikan pada obat bebas
dan bebas terbatas 10%,
obat keras 15%. Harga
tersebut sudah termasuk
dengan PPn. Harga
sediaan dituliskan pada
setiap fisik sediaan farmasi
yang dating.
5. Penyimpanan sediaan
farmasi yang baru datang
pad arak, lemari obat, dan
gudang sesuai dengan
aturan Apotek

Jum’at/31 1. Pelayanan Swamedikasi 1. Pelayanan swamedikasi


Desember dilakukan dari proses
2. Pelayanan farmasi klinik
2021 assessment hingga KIE
3. Diskusi mengenai kepada pasien
2. Pelayanan Farmasi Klinik
Peraturan Menteri
meliputi pengkajian
Kesehatan No 14 Tahun administrasi, farmasetik
dan dispensing sediaan
2021 dan penerapannya di
farmasi
Apotek Sukun Farma. 3. Diskusi mengenai
Permenkes no 14 tahun
2021
o Bangunan, Sarana dan
Prasarana
o Apotek memiliki
ruang penerimaan
resep,ruang
pelayanan resep,
dan peracikan,
penyerahan,
konseling,
penyimpanan obat,
sediaan farmasi
lain dan ruang arsip
o Apotek wajib
memiliki papan
nama apotek
meliputi nama
apotek, nomor izin
dan alamat
o Papan nama
praktik apoteker
meliputi nama,
SIPA, Jadwal
praktik.
o SDM
o Apotek memiliki
Apoteker
penanggung jawab
o Direktur ( untuk
pelaku usaha non
perseorangan)
o Dan tenaga teknis
kefarmasian
o Dan memiliki STR
dan SIP untuk
apoteker dan TTK
Senin/3 1. Pelayanan Swamedikasi 1. Pelayanan swamedikasi
Januari
2. Pelayanan Farmasi Klinik. dilakukan dari proses
2022
3. Pemesanan assessment hingga KIE
4. Penerimaan kepada pasien.
5. Penyimpanan 2. Pelayanan Farmasi Klinik
meliputi pengkajian
administrasi, farmasetik
dan dispensing sediaan
farmasi
3. Pemesanan dilakukan
berdasarkan catatan
defecta. Sediaan farmasi
yang akan dipesan ditulis
pada Surat Pesanan,
berdasarkan golongan obat
kemudian dikirimkan
kepada PBF yang dituju
4. Penerimaan barang yang
datang dilakukan
pemeriksaan kesesuaian
faktur dengan barang yang
datang dan surat pesanan.
5. Penyimpanan sediaan
farmasi yang baru datang
pad arak, lemari obat, dan
gudang sesuai dengan
aturan Apotek.

Selasa/4 1. Pelayanan Swamedikasi 1. Pelayanan swamedikasi


Januari dilakukan dari proses
2. Pelayanan Farmasi Klinik
2022 assessment hingga KIE
3. Pemesanan kepada pasien
2. Pelayanan Farmasi Klinik
meliputi pengkajian
administrasi, farmasetik
dan dispensing sediaan
farmasi.
3. Pemesanan dilakukan
berdasarkan catatan
defecta. Sediaan farmasi
yang akan dipesan ditulis
pada Surat Pesanan,
berdasarkan golongan obat
kemudian dikirimkan
kepada PBF yang dituju
Rabu/5 1. Pelayanan Swamedikasi 1. Pelayanan swamedikasi
Januari 2. Pelayanan farmasi klinis dilakukan dari proses
2022 3. Penerimaan assessment hingga KIE
4. Pemberian harga kepada pasien
5. Penyimpanan 2. Pelayanan Farmasi Klinik
meliputi pengkajian
administrasi, farmasetik
dan dispensing sediaan
farmasi.
3. Penerimaan barang yang
datang dilakukan
pemeriksaan kesesuaian
faktur dengan barang yang
datang dan surat pesanan
mulai dari nama, jumlah,
harga, no batch.
4. Pemberian harga pada
barang yang sudah
diperiksa kesesuaiannya
dilakukan berdasarkan
harga yang tertera pada
faktur. Margin yang
diberikan pada obat bebas
dan bebas terbatas 10%,
obat keras 15%. Harga
tersebut sudah termasuk
dengan PPn. Harga
sediaan dituliskan pada
setiap fisik sediaan farmasi
yang dating.
5. Penyimpanan sediaan
farmasi yang baru datang
pad arak, lemari obat, dan
gudang sesuai dengan
aturan Apotek

Kamis/6 1. Pelayanan Swamedikasi 1. Pelayanan swamedikasi


Januari dilakukan dari proses
2. Pelayanan Farmasi Klinik
2022 assessment hingga KIE
3. Pemesanan kepada pasien
2. Pelayanan Farmasi Klinik
meliputi pengkajian
administrasi, farmasetik
dan dispensing sediaan
farmasi
3. Pemesanan dilakukan
berdasarkan catatan
defecta. Sediaan farmasi
yang akan dipesan ditulis
pada Surat Pesanan,
berdasarkan golongan obat
kemudian dikirimkan
kepada PBF yang dituju
Jum’at/7 1. Pelayanan Swamedikasi 1. Pelayanan swamedikasi
Januari 2. Pelayanan farmasi klinis dilakukan dari proses
2022 3. Penerimaan assessment hingga KIE
4. Pemberian harga kepada pasien
5. Penyimpanan 2. Pelayanan Farmasi Klinik
meliputi pengkajian
administrasi, farmasetik
dan dispensing sediaan
farmasi.
3. Penerimaan barang yang
datang dilakukan
pemeriksaan kesesuaian
faktur dengan barang yang
datang dan surat pesanan
mulai dari nama, jumlah,
harga, no batch.
4. Pemberian harga pada
barang yang sudah
diperiksa kesesuaiannya
dilakukan berdasarkan
harga yang tertera pada
faktur. Margin yang
diberikan pada obat bebas
dan bebas terbatas 10%,
obat keras 15%. Harga
tersebut sudah termasuk
dengan PPn. Harga
sediaan dituliskan pada
setiap fisik sediaan farmasi
yang dating.
5. Penyimpanan sediaan
farmasi yang baru datang
pad arak, lemari obat, dan
gudang sesuai dengan
aturan Apotek

Sabtu/8 1. Pelayanan Swamedikasi 1. Pelayanan swamedikasi


Januari 2. Pelayanan farmasi klinis dilakukan dari proses
2022 3. Penerimaan assessment hingga KIE
4. Pemberian harga kepada pasien
5. Penyimpanan 2. Pelayanan Farmasi Klinik
meliputi pengkajian
administrasi, farmasetik
dan dispensing sediaan
farmasi.
3. Penerimaan barang yang
datang dilakukan
pemeriksaan kesesuaian
faktur dengan barang yang
datang dan surat pesanan
mulai dari nama, jumlah,
harga, no batch.
4. Pemberian harga pada
barang yang sudah
diperiksa kesesuaiannya
dilakukan berdasarkan
harga yang tertera pada
faktur. Margin yang
diberikan pada obat bebas
dan bebas terbatas 10%,
obat keras 15%. Harga
tersebut sudah termasuk
dengan PPn. Harga
sediaan dituliskan pada
setiap fisik sediaan farmasi
yang dating.
5. Penyimpanan sediaan
farmasi yang baru datang
pad arak, lemari obat, dan
gudang sesuai dengan
aturan Apotek

Senin/10 1. Pelayanan Swamedikasi 1. Pelayanan swamedikasi


Januari dilakukan dari proses
2. Pelayanan Farmasi Klinik
2022 assessment hingga KIE
3. Pemesanan kepada pasien
2. Pelayanan Farmasi Klinik
meliputi pengkajian
administrasi, farmasetik
dan dispensing sediaan
farmasi.
3. Pemesanan dilakukan
berdasarkan catatan
defecta. Sediaan farmasi
yang akan dipesan ditulis
pada Surat Pesanan,
berdasarkan golongan obat
kemudian dikirimkan
kepada PBF yang dituju
Selasa/11 1. Pelayanan Swamedikasi 1. Pelayanan swamedikasi
Januari 2. Pelayanan farmasi klinis dilakukan dari proses
2022 3. Penerimaan assessment hingga KIE
4. Pemberian harga kepada pasien
5. Penyimpanan 2. Pelayanan Farmasi Klinik
meliputi pengkajian
administrasi, farmasetik
dan dispensing sediaan
farmasi.
3. Penerimaan barang yang
datang dilakukan
pemeriksaan kesesuaian
faktur dengan barang yang
datang dan surat pesanan
mulai dari nama, jumlah,
harga, no batch.
4. Pemberian harga pada
barang yang sudah
diperiksa kesesuaiannya
dilakukan berdasarkan
harga yang tertera pada
faktur. Margin yang
diberikan pada obat bebas
dan bebas terbatas 10%,
obat keras 15%. Harga
tersebut sudah termasuk
dengan PPn. Harga
sediaan dituliskan pada
setiap fisik sediaan farmasi
yang dating.
5. Penyimpanan sediaan
farmasi yang baru datang
pad arak, lemari obat, dan
gudang sesuai dengan
aturan Apotek

Rabu/12 1. Pelayanan Swamedikasi 1. Pelayanan swamedikasi


Januari dilakukan dari proses
2. Pelayanan Farmasi Klinik
2022 assessment hingga KIE
3. Pemesanan kepada pasien
2. Pelayanan Farmasi Klinik
meliputi pengkajian
administrasi, farmasetik
dan dispensing sediaan
farmasi.
3. Pemesanan dilakukan
berdasarkan catatan
defecta. Sediaan farmasi
yang akan dipesan ditulis
pada Surat Pesanan,
berdasarkan golongan obat
kemudian dikirimkan
kepada PBF yang dituju
Kamis/13 1. Pelayanan Swamedikasi 1. Pelayanan swamedikasi
Januari 2. Pelayanan farmasi klinis dilakukan dari proses
2022 3. Penerimaan assessment hingga KIE
4. Pemberian harga kepada pasien
5. Penyimpanan 2. Pelayanan Farmasi Klinik
meliputi pengkajian
administrasi, farmasetik
dan dispensing sediaan
farmasi.
3. Penerimaan barang yang
datang dilakukan
pemeriksaan kesesuaian
faktur dengan barang yang
datang dan surat pesanan
mulai dari nama, jumlah,
harga, no batch.
4. Pemberian harga pada
barang yang sudah
diperiksa kesesuaiannya
dilakukan berdasarkan
harga yang tertera pada
faktur. Margin yang
diberikan pada obat bebas
dan bebas terbatas 10%,
obat keras 15%. Harga
tersebut sudah termasuk
dengan PPn. Harga
sediaan dituliskan pada
setiap fisik sediaan farmasi
yang dating.
5. Penyimpanan sediaan
farmasi yang baru datang
pad arak, lemari obat, dan
gudang sesuai dengan
aturan Apotek

Jum’at/14 1. Pelayanan Swamedikasi 1. Pelayanan swamedikasi


Januari dilakukan dari proses
2. Pelayanan Farmasi Klinik
2022 assessment hingga KIE
3. Pemesanan kepada pasien
2. Pelayanan Farmasi Klinik
meliputi pengkajian
administrasi, farmasetik
dan dispensing sediaan
farmasi
3. Pemesanan dilakukan
berdasarkan catatan
defecta. Sediaan farmasi
yang akan dipesan ditulis
pada Surat Pesanan,
berdasarkan golongan obat
kemudian dikirimkan
kepada PBF yang dituju
Sabtu/15 1. Pelayanan Swamedikasi 1. Pelayanan swamedikasi
Januari dilakukan dari proses
2. Pelayanan Farmasi Klinik
2022 assessment hingga KIE
3. Penjemputan mahasiswa kepada pasien
2. Pelayanan Farmasi Klinik
PKPA oleh pembimbing
meliputi pengkajian
administrasi, farmasetik
dan dispensing sediaan
farmasi
3. Penjemputan mahasiswa
dan foto Bersama
pembimbing dan preceptor

BAB IV.
TUGAS SELAMA PKPA

4.1 Analisis Resep


Resep 1
A. Skrining Resep
1. Aspek Administrative
a. Validitas Prescriber

Nama Dokter Ada


Alamat praktek dokter Ada
SIP Ada
Nomor Telefon Ada
Paraf Ada
Tanggal Penulisan Resep Ada
Kesesuaian spesialis Sesuai

b. Validitas Pasien

Nama Pasien Ada


Alamat Ada
Umur Ada

2. Aspek Farmasetik

Braxidin
Nama Braxidin
Bentuk Tablet
Dosis Chlordiazepoxide 5 mg
Clidinium Bromide 2,5 mg
Jumlah 10
Aturan Pakai 2 kali sehari 1 tablet pagi dan
malam hari
Cefixime
Nama Cefixime
Bentuk Tablet
Dosis 200 mg
Jumlah 10
Aturan Pakai 2 kali sehari 1 tablet pagi dan
sore hari

3. Aspek Klinis
Tinjauan Obat

Aspek Informasi Obat Pustaka


Braxidin
Komposisi Chlordiazepoxide 5 mg MIMS.com
Clidinium Bromide 2,5 mg
Kelas Sedatif Drug Information
Farmakologi Antispasmodik Handbook 17th Ed
Bentuk Tablet PIONAS 2021
Sediaan
Indikasi Gejala otonom & somatik karena DIH 17th Ed
ansietas. Pengobatan simtomatik MIMS.com
tukak peptik, hipersekresi &
hipermotilitas GI, dispepsia saraf,
kejang & kolon irritable, bilier,
diskinesia, spasme ureter &
diskinesia ureter, sindrom iritasi
usus, kolitis, diare, dismenorea.
Dosis Oral: 1-2 tablet 3-4 kali/hari, Drug Information
sebelum makan atau makan dan Handbook 17th Ed
sebelum tidur. Perhatian: Jangan
hentikan secara tiba-tiba setelah
penggunaan jangka panjang; dosis
taper secara bertahap.
Kontraindikas Hipersensitif terhadap clidinium, Drug Information
i chlordiazepoxide, atau komponen Handbook edisi
lain dari formulasi; glaukoma; ke 17
hiperplasia prostat; obstruksi leher
kandung kemih jinak; kehamilan
Perhatian - Kehamilan Risiko D Drug Information
- Dapat menyebabkan depresi Handbook edisi
SSP, yang dapat mengganggu ke 17
kemampuan fisik atau mental;
pasien harus diperingatkan
tentang melakukan tugas-tugas
yang memerlukan kewaspadaan
mental (misalnya,
mengoperasikan mesin atau
mengemudi).
- Reaksi paradoks, termasuk
perilaku hiperaktif atau agresif,
telah dilaporkan dengan
benzodiazepin, terutama pada
pasien remaja/anak atau
psikiatri.

Efek Samping Sistem saraf pusat: Mengantuk, Drug Information


ataksia, kebingungan, efek Handbook 17th Ed
samping antikolinergik
Gastrointestinal: Mulut kering,
sembelit, mual
Interaksi Acetylcholinesterase Inhibitors Drug Information
(Central): Antikolinergik dapat Handbook 17th Ed
mengurangi efek terapeutik dari
Acetylcholinesterase Inhibitors
(Pusat).
Cefixime
Komposisi Cefixime 200 mg MIMS.com
Kelas Antibiotik Cephalosporin A to Z Drug Facts
Farmakologi
Bentuk Kapsul A to Z Drug Facts
Sediaan
Indikasi Pengobatan infeksi saluran kemih A to Z Drug Facts
tanpa komplikasi, otitis media,
faringitis dan tonsilitis, bronkitis
akut, eksaserbasi bronkitis kronis,
dan gonore tanpa komplikasi karena
strain mikroorganisme tertentu yang
rentan.
Dosis PO 400 mg/hari sebagai dosis A to Z Drug Facts
tunggal atau dua dosis terbagi setiap
12 jam.
Kontraindikas Hipersensitivitas terhadap A to Z Drug Facts
i sefalosporin
Perhatian Kehamilan: Kategori B. Laktasi: A to Z Drug Facts
Diekskresikan dalam ASI. Anak-
anak: Pada bayi, pertimbangkan
manfaat relatif terhadap risiko.
Keamanan dan kemanjuran pada
anak < 6 bulan tidak ditetapkan.
Hipersensitivitas: Reaksi berkisar
dari ringan hingga mengancam jiwa.
Berikan obat dengan hati-hati pada
pasien yang sensitif terhadap
penisilin karena kemungkinan
reaktivitas silang.
Efek Samping GI: Mual; muntah; diare; anoreksia; A to Z Drug Facts
sakit perut atau kram; perut
kembung; kolitis, termasuk kolitis
pseudomembran. GU: Piuria;
disuria; disfungsi ginjal; nefritis
interstisial reversibel; hematuria;
nefropati toksik
Interaksi Probenesid: Penghambatan ekskresi A to Z Drug Facts
ginjal cefixime

B. Analisa Kesesuaian Dosis :

Nama Obat Dosis Dalam Dosis Literatur Kesesuaian


Resep
Braxidin 2 kali sehari 1 Oral: 1-2 tablet Sesuai
tablet 3-4 kali/hari,
sebelum makan
atau makan dan
sebelum tidur
(DIH 17th Ed).
Cefixim 2 kali sehari 1 PO 400 mg/hari Sesuai
tablet (200 mg) sebagai dosis
tunggal atau dua
dosis terbagi
setiap 12 jam. (A
to Z Drug Facts)

C. Masalah Terkait Klinis

Jenis DRP DRP yang ditemukan Penyelesaian


Interaksi Obat - -

D. Etiket dan Label


a. Braxidin dimium 2 kali sehari 1 tablet stelah makan pada pagi dan malam
hari.
b. Cefixim diminum 2 kali sehari 1 tablet setelah makan pada pagi dan sore
hari.

E. KIE
Braxidin

Nama Obat Braxidin

Indikasi pengobatan tukak lambung; pengobatan sindrom


iritasi usus besar
Cara Penggunaan Diminum 2 kali sehari 1 tablet setelah makan
pada pagi dan malam hari.
Konseling Diminum secara teratur sesuai aturan.
Diusahakan diminum pada waktu yang sama
setiap harinya. Jangan menghentikan
pengobatan tanpa saran dokter
Cara Penyimpanan Disimpan di kotak obat atau tempat
penyimpanan khusus, hindarkan dari sinar
matahari secara langsung dan disimpan pada
tempat yang kering dan tidak lembap.
Cefixim

Nama Obat Cefixim

Indikasi Antibiotik
Cara Penggunaan Diminum 2 kali sehari 1 tablet setelah makan
pada pagi dan sore hari.
Konseling Diminum secara teratur sesuai aturan yakni 2
kali sehari setiap 12 jam. Diusahakan diminum
pada waktu yang sama setiap harinya. Diminum
sampai habis
Cara Penyimpanan Disimpan di kotak obat atau tempat
penyimpanan khusus, hindarkan dari sinar
matahari secara langsung dan disimpan pada
tempat yang kering dan tidak lembap.

F. KIE Non Farmakologi


- Pasien disarankan untuk makan secara teratur.
- Pasien disaranakan untuk mengurangi aktivitas berat yang membutuhkan
focus tinggi selama mengkonsumsi obat yang diresepkan, karena beberapa
obat memiliki efek sedasi.
- Pasien disarankan untuk mengelola stress.
- Apabila pasien mengalami efek samping berlebihan yang mengganggu
aktivitas, disarankan untuk menghubungi dokter.

Resep 2
A. Skrining Resep
1. Aspek Administrative
a. Validitas Prescriber

Nama Dokter Ada


Alamat praktek dokter Ada
SIP Ada
Nomor Telefon Ada
Paraf Ada
Tanggal Penulisan Resep Ada
Kesesuaian spesialis Sesuai

c. Validitas Pasien

Nama Pasien Ada


Alamat Ada
Umur Ada

2. Aspek Farmasetik

Cotrimoxazole
Nama Cotrimoxazole
Bentuk Tablet
Dosis Cotrimoxazole 960 mg
(Sulfametoksazole 800 mg
dan trimetoprim 160 mg)
Jumlah 10
Aturan Pakai 2 kali sehari 1 tablet
habiskan
Sanmag tab
Nama Sanmag
Bentuk Tablet
Dosis Mg trisilicate 325 mg, Al
hydroxide colloidal 325 mg,
papaverine HCl 30 mg,
chlordiazepoxide HCl 5 mg,
vit B1 2 mg, vit B2 1 mg, vit
B6 0.5 mg, vit B12 1 mcg,
niacinamide 5 mg, Ca
pantothenate 1 mg
Jumlah 10
Aturan Pakai 2 kali sehari 1 tablet sebelum
makan
Loperamide tab
Nama Loperamide
Bentuk Tablet
Dosis 2 mg
Jumlah 10
Aturan Pakai 1 tablet setiap setelah diare
Sumagesic tab
Nama Sumagesic
Bentuk Tablet
Dosis Paracetamol 600 mg
Jumlah 12
Aturan Pakai 3 kali sehari 1 tablet jika
perlu

3. Aspek Klinis
Tinjauan Obat

Aspek Informasi Obat Pustaka


Cotrimoxazole
Komposisi Cotrimoxazole 960 mg MIMS.com
(Sulfametoksazole 800 mg dan
trimetoprim 160 mg)
Kelas Antibiotik Drug Information
Farmakologi Handbook 17th Ed
Bentuk Tablet PIONAS 2021
Sediaan
Indikasi Pengobatan oral infeksi saluran DIH 17th Ed
kemih karena E. coli, Klebsiella dan
Enterobacter sp, M. morganii, P.
mirabilis dan P. vulgaris; otitis
media akut pada anak-anak;
eksaserbasi akut bronkitis kronis
pada orang dewasa karena strain
rentan H. influenzae atau S.
pneumoniae; pengobatan dan
profilaksis Pneumocystis jiroveci
pneumonitis (PCP); diare karena
enterotoksigenik E. coli; pengobatan
enteritis yang disebabkan oleh
Shigella flexneri atau Shigella
Dosis DEWASA: PO 160 mg TMP/800 A to Z Drug Facts
mg SMZ setiap 12 jam selama 5
hari.
Eksaserbasi Bronkitis Kronis
DEWASA: PO 160 mg TMP/800
mg SMZ setiap 12 jam selama 14
hari.
Kontraindikas Hipersensitivitas terhadap A to Z Drug Facts
i sulfonamid; anemia megaloblastik
yang disebabkan oleh defisiensi
folat; kehamilan cukup bulan;
laktasi; bayi < 2 bulan.
Perhatian Kehamilan: Kategori C. Jangan A to Z Drug Facts
gunakan pada saat aterm karena
risiko kernikterus neonatus. Laktasi:
Belum ditentukan. Tidak dianjurkan
selama menyusui karena sulfonamid
diekskresikan dalam ASI dan dapat
menyebabkan kernikterus. Bayi
prematur dan bayi dengan
hiperbilirubinemia atau defisiensi
G-6-PD juga berisiko mengalami
efek samping. Anak-anak: Tidak
dianjurkan untuk bayi < 2 bulan.
Pasien lanjut usia: Berada pada
peningkatan risiko reaksi merugikan
yang parah.
Efek Samping CV: miokarditis alergi. SSP: Sakit A to Z Drug
kepala; depresi; kejang; meningitis Facts
aseptik; insomnia; halusinasi.
DERM: Reaksi lokal, nyeri, dan
iritasi pada pemberian IV; reaksi
hipersensitivitas termasuk ruam;
urtikaria; fotosensitisasi; erupsi
kulit umum. THT: Glositis;
stomatitis. GI: Mual; muntah;
anoreksia; sakit perut; diare;
enterokolitis pseudomembran;
pankreatitis; ulkus esofagus. GU:
Gagal ginjal; nefritis interstisial;
nefrosis toksik dengan oliguria
atau anuria; kristaluria. HEPA:
Hepatitis; nekrosis hati. HEMA:
Agranulositosis; anemia aplastik,
hemolitik atau megaloblastik;
trombositopenia; leukopenia;
neutropenia; hipoprotrombinemia;
eosinofilia; eemoglobinemia.
infiltrat paru; batuk; sesak napas
Interaksi Siklosporin: Dapat menyebabkan A to Z Drug
penurunan efek terapeutik Facts
siklosporin dan peningkatan risiko
nefrotoksisitas. Metotreksat: Dapat
menggantikan metotreksat dari
tempat pengikatan protein, sehingga
meningkatkan kadar metotreksat
bebas. Fenitoin: Trimetoprim dapat
menghambat metabolisme fenitoin
atau hidantoin lainnya.
Procainamide: Trimethoprim dapat
menghambat eliminasi ginjal dari
procainamide dan metabolitnya.
Sulfonilurea: Dapat meningkatkan
respons hipoglikemik terhadap
sulfonilurea karena perpindahan dari
tempat pengikatan protein atau
penghambatan metabolisme hati

Sanmag tab
Komposisi Mg trisilicate 325 mg, Al hydroxide MIMS.com
colloidal 325 mg, papaverine HCl
30 mg, chlordiazepoxide HCl 5 mg,
vit B1 2 mg, vit B2 1 mg, vit B6 0.5
mg, vit B12 1 mcg, niacinamide 5
mg, Ca pantothenate 1 mg
Bentuk Tablet PIONAS
Sediaan
Indikasi Hiperasiditas GI, gastritis, spasme A to Z Drug
GI & pilorus, tukak peptik & Facts
duodenum, dispepsia neurogenik,
hipermotilitas usus, perut kembung.
Mengurangi gejala hiperasiditas
lambung seperti mual, nyeri
lambung & epigastrium, perut
kembung & rasa penuh di perut.
Dosis Oral: 1-2 tablet MIMS.com
Kontraindikas Hipersensitivitas. Gangguan ginjal MIMS.com
i
berat
Perhatian Kemungkinan ketergantungan obat, MIMS.com
amnesia & meningkatkan keparahan
kejang grand mal; penyakit otak
organik, insufisiensi cardio-resp,
penurunan fungsi hati atau ginjal,
PPOK; penggunaan jangka panjang
>2 minggu; hipofosfatemia &
osteomalasia. Hamil & laktasi. Tua.
Efek Samping Kelelahan, kantuk, kelemahan otot, MIMS.com
diare, sembelit; mual, muntah
Interaksi Dapat meningkatkan efek depresan MIMS.com
SSP dari alkohol, barbiturat,
antihistamin, fenotiazin; fenitoin
(potensiasi); peningkatan efek
relaksan otot dengan benzodiazepin
& relaksan otot kerja sentral atau
perifer lainnya; antasida dapat
memperlambat penyerapan GI;
simetidin & tetrasiklin.
Loperamide
Komposisi Loperamide 2 mg MIMS.com
Kelas Antidiarrheal A to Z Drug
Farmakologi
Facts
Bentuk Tablet PIONAS
Sediaan
Indikasi Mengontrol dan menghilangkan A to Z Drug
gejala diare akut non-spesifik atau Facts
kronis; pengurangan volume
keluaran ileostomi
Dosis DEWASA: PO 4 mg diikuti dengan A to Z Drug
2 mg setelah setiap tinja yang tidak Facts
berbentuk; tidak melebihi 16 mg/24
jam. ANAK 8 SAMPAI 12 TAHUN
(> 30 KG): 2 mg tid. 6 hingga 8 YR
(20 hingga 30 KG): 2 mg tawaran. 2
hingga 5 YR (13 hingga 20 KG):
Hari pertama: 1 mg tid. Dapat
menurun untuk menyesuaikan status
nutrisi dan hidrasi setelah 24 jam;
biasanya 0,1 mg/kg setelah setiap
buang air besar tetapi tidak melebihi
total rekomendasi dosis hari pertama
pada setiap hari.
Kontraindikas Kolitis pseudomembran karena A to Z Drug
i
penggunaan antibiotik; diare akut Facts
yang berhubungan dengan
organisme yang menembus dinding
usus (misalnya, Escherichia coli
toksigenik, Salmonella, dan
Shigella); kondisi di mana sembelit
harus dihindari; diare berdarah;
demam; kolitis ulserativa akut
(potensi megakolon toksik)
Perhatian Kehamilan: Kategori B. Laktasi: A to Z Drug
Belum ditentukan. Anak-anak: Facts
Tidak direkomendasikan untuk anak
< 2 tahun. Gunakan dengan hati-hati
pada anak kecil. Kolitis ulserativa
akut: Agen yang menghambat
motilitas usus atau menunda waktu
transit usus dapat menyebabkan
megakolon toksik. Hentikan jika
terjadi distensi abdomen atau gejala
yang tidak diinginkan lainnya.
Gangguan hati: Koma hati dapat
dipicu pada pasien dengan penyakit
hepatorenal lanjut atau disfungsi
hati.
Efek Samping SSP: Kelelahan; kantuk; pusing. A to Z Drug
DERM: Ruam. GI: Sakit perut; Facts
distensi atau ketidaknyamanan;
sembelit; mual; muntah; mulut
kering.
Interaksi - -
Sumagesic
Komposisi Paracetamol 600 mg MIMS.com
Kelas Antipiretik, analgesik A to Z Drug
Farmakologi
Facts
Bentuk Tablet MIMS.com
Sediaan
Indikasi Meredakan nyeri ringan hingga A to Z Drug
sedang; pengobatan demam. Facts
Penggunaan tanpa label: Profilaksis
nyeri dan demam setelah vaksinasi.
Dosis DEWASA: PO 325 hingga 650 mg A to Z Drug
prn setiap 4 hingga 6 jam atau 1 g 3 Facts
hingga 4 kali/hari. Jangan melebihi
4 g/hari. ANAK: PO 10 sampai 15
mg/kg dosis prn q 4 sampai 6 jam;
tidak melebihi 5 dosis/24 jam.
Kontraindikas - -
i
Perhatian Kehamilan: Kategori B. Laktasi: A to Z Drug
Diekskresikan dalam ASI. Facts
Gangguan hati: Pecandu alkohol
kronis tidak boleh melebihi 2 g/hari.
Nyeri atau demam yang terus-
menerus: Dapat mengindikasikan
penyakit serius. Dokter harus
dikonsultasikan.

Efek Samping HEMA: Anemia hemolitik; A to Z Drug


neutropenia; leukopenia; Facts
pansitopenia; trombositopenia.
HEPA: Penyakit kuning.
LAINNYA: Hipoglikemia; erupsi
kulit alergi atau demam.
Interaksi Etanol: Penggunaan berlebihan A to Z Drug
secara kronis dapat meningkatkan Facts
risiko hepatotoksisitas. Hydantoin,
sulfinpyrazone: Dapat menurunkan
efek terapeutik APAP; penggunaan
jangka panjang secara bersamaan
dapat meningkatkan risiko
hepatotoksisitas.

B. Analisa Kesesuaian Dosis :

Nama Obat Dosis Dalam Dosis Literatur Kesesuaian


Resep
Cotrimoxazole 2 kali sehari 1 PO 160 mg Sesuai
tablet (960 mg) TMP/800 mg
SMZ setiap 12
jam selama 5
hari. (A to Z
Drug Facts).
Sanmag tab 2 kali sehari 1 Oral: 1-2 tablet Sesuai
tablet (MIMS.com)
Loperamide 1 tablet setiap PO 4 mg diikuti Sesuai
setelah diare dengan 2 mg
setelah setiap
tinja yang tidak
berbentuk; tidak
melebihi 16
mg/24 jam. (A to
Z Drug Facts)
Sumagesic 3 kali sehari 1 PO 325 hingga Sesuai
tablet (PCT 600 650 mg prn
mg) setiap 4 hingga 6
jam atau 1 g 3
hingga 4
kali/hari. Jangan
melebihi 4 g/hari
(A to Z Drug
Facts)

C. Masalah Terkait Klinis

Jenis DRP DRP yang ditemukan Penyelesaian


Interaksi Obat - -

D. Etiket dan Label


a. Cotrimoxazole diminum 2 kali sehari 1 tablet setelah makan setiap 12 jam.
Diminum sampai habis
b. Sanmag tab diminum 2 kali sehari 1 tablet sebelum makan
c. Loperamide diminum 1 tablet setiap setelah diare
d. Sumagesic diminum 3 kali sehari 1 tablet jika nyeri
E. KIE
Cotrimoxazole

Nama Obat Cotrimoxazole

Indikasi Antibiotik untuk membunug bakteri


Cara Penggunaan Diminum 2 kali sehari 1 tablet setelah makan
tiap 12 jam dan diminum sampai habis
Konseling Diminum secara teratur sesuai aturan.
Diusahakan diminum pada waktu yang sama
setiap harinya. Diminum sampai obatnya habis
kalua tidak bisa menyebabkan resistensi
Cara Penyimpanan Disimpan di kotak obat atau tempat
penyimpanan khusus, hindarkan dari sinar
matahari secara langsung dan disimpan pada
tempat yang kering dan tidak lembap.
Sanmag tab

Nama Obat Sanmag tab

Indikasi Mengurangi gejala hiperasiditas lambung seperti


mual, nyeri lambung & epigastrium, perut
kembung & rasa penuh di perut.
Cara Penggunaan Diminum 2 kali sehari 1 tablet sebelum makan
setiap 12 jam
Konseling Diminum secara teratur sesuai aturan yakni 2
kali sehari setiap 12 jam. Diusahakan diminum
pada waktu yang sama setiap harinya. Jangan
hentikan penggunaan tanpa saran dokter
Cara Penyimpanan Disimpan di kotak obat atau tempat
penyimpanan khusus, hindarkan dari sinar
matahari secara langsung dan disimpan pada
tempat yang kering dan tidak lembap.

Loperamide HCl

Nama Obat Loperamide HCl

Indikasi Mengontrol dan menghilangkan gejala diare


Cara Penggunaan Diminum 1 tablet setiap setelah diare
Konseling Diminum secara teratur sesuai aturan.
Cara Penyimpanan Disimpan di kotak obat atau tempat
penyimpanan khusus, hindarkan dari sinar
matahari secara langsung dan disimpan pada
tempat yang kering dan tidak lembap.
Sumagesic

Nama Obat Sumagesic tab

Indikasi Antinyeri
Cara Penggunaan Diminum 3 kali sehari 1 tablet setiap 8 jam
Konseling Diminum secara teratur sesuai aturan. Jika sudah
tidak merasakan nyeri bisa dihentikan
penggunaan
Cara Penyimpanan Disimpan di kotak obat atau tempat
penyimpanan khusus, hindarkan dari sinar
matahari secara langsung dan disimpan pada
tempat yang kering dan tidak lembap.

F. KIE Non Farmakologi


- Pasien disarankan untuk makan makanan sehat secara teratur dan rajin
berolahraga.
- Pasien disaranakan untuk mengurangi aktivitas berat.
- Pasien disarankan untuk mengelola stress.

Apabila pasien mengalami efek samping berlebihan yang mengganggu


aktivitas, disarankan untuk menghubungi dokter

Resep 3
A. Skrining Resep
1. Aspek Administrative
a. Validitas Prescriber

Nama Dokter Ada


Alamat praktek dokter Ada
SIP Ada
Nomor Telefon Ada
Paraf Ada
Tanggal Penulisan Resep Ada
Kesesuaian spesialis Sesuai

d. Validitas Pasien

Nama Pasien Ada


Alamat Ada
Umur Ada

2. Aspek Farmasetik

Piracetam
Nama Piracetam
Bentuk Tablet
Dosis Piracetam 1200 mg
Jumlah 30
Aturan Pakai 3 kali sehari 1 tablet
Meconeuro
Nama Meconeuro
Bentuk Kapsul
Dosis Mecobalamine 500 mcg
Jumlah 30
Aturan Pakai 3 kali sehari 1 tablet
Citicoline
Nama Citicoline
Bentuk Tablet
Dosis 500 mg
Jumlah 30
Aturan Pakai 3 kali sehari 1 tablet
Clopidrogel
Nama Clopidrogel
Bentuk Tablet
Dosis 75 mg
Jumlah 10
Aturan Pakai 1 kali sehari 1 tablet siang
hari

3. Aspek Klinis
Tinjauan Obat

Aspek Informasi Obat Pustaka


Piracetam
Komposisi Piracetam 1200 mg MIMS.com
Kelas Analog GABA MIMS.com
Farmakologi
Bentuk Tablet PIONAS 2021
Sediaan
Indikasi sifat neuroprotektif dan Drugbank.com
antikonvulsan dan meningkatkan
plastisitas saraf
Dosis Oral: kisaran dosis: 2,4-4,8 g setiap MIMS.com
hari dalam 2-3 dosis terbagi.

Kontraindikas Perdarahan otak, korea Huntington. MIMS.com


i ESRD atau gangguan ginjal berat
Perhatian -Pasien dengan perdarahan berat, MIMS.com
peningkatan risiko perdarahan
(misalnya tukak gastrointestinal),
gangguan hemostatik yang
mendasari, riwayat kecelakaan
serebrovaskular hemoragik
(CVA).

Efek Samping Gangguan perdarahan, efek SSP MIMS.com


(misalnya gangguan koordinasi,
kelemahan, kantuk).
Interaksi Penggunaan bersamaan dengan MIMS.com
hormon tiroid dapat menyebabkan
kebingungan, lekas marah dan
gangguan tidur. Dapat
meningkatkan efek antikoagulan
(misalnya acenocoumarol) atau agen
antiplatelet (misalnya aspirin).
Meconeuro
Komposisi Mecobalamin 500 mcg MIMS.com
Bentuk Kapsul MIMS.com
Sediaan
Indikasi Pengobatan Anemia megaloblastik MIMS.com
yang disebabkan oleh defisiensi
vitamin B12, neuropati perifer
Dosis PO 500 mcg tiga kali sehari MIMS.com
Kontraindikas - -
i
Perhatian Kehamilan: Laktasi MIMS.com
Efek Samping mual, muntah, diare, sakit perut MIMS.com
Interaksi Penurunan penyerapan dengan asam MIMS.com
aminosalisilat, kloramfenikol,
colchicine, antagonis histamin-2,
neomisin dan penghambat pompa
proton (misalnya omeprazole).
Penurunan konsentrasi serum
dengan kontrasepsi oral. Gangguan
respon terapeutik dengan asam folat
dosis besar dan terus menerus.
Citicoline
Komposisi Citicoline 500 mg MIMS.com
Bentuk Tablet PIONAS,2021
Sediaan
Indikasi Pengobatan gangguan MIMS.com
serebrovaskular, gangguan kognitif,
cedera kepala, penyakit Parkinson
Dosis Dosis oral 250 sampai 2.000 mg Drugs.com
setiap hari telah dievaluasi pada
remaja dan orang dewasa dalam uji
klinis. Dosis yang lebih rendah (100
mg dua kali sehari) telah digunakan
dalam uji coba jangka pendek (6
minggu) dengan terapi kombinasi
pada pasien dengan gangguan
depresi mayor.
Kontraindikas Hipertonia sistem saraf parasimpatis MIMS.com
i
Perhatian Pasien dengan perdarahan MIMS.com
intrakranial persisten. Kehamilan
dan menyusui.
Efek Samping Gangguan jantung: Bradikardia, MIMS.com
takikardia.
Gangguan gastrointestinal: Diare,
ketidaknyamanan epigastrium, sakit
perut.
Gangguan umum dan kondisi situs
admin: Kelelahan.
Gangguan sistem saraf: Pusing, sakit
kepala.
Gangguan kulit dan jaringan
subkutan: Ruam.
Gangguan pembuluh darah:
Hipotensi.
Interaksi Dapat mempotensiasi efek levodopa MIMS.com
Clopidrogel
Komposisi Clopidrogel 75 mg MIMS.com
Kelas Antiplatelet A to Z Drug
Farmakologi
Facts
Bentuk Tablet PIONAS, 2021
Sediaan
Indikasi Pengurangan kejadian aterosklerotik A to Z Drug
(misalnya, MI, stroke, kematian Facts
vaskular) pada pasien dengan
aterosklerosis didokumentasikan
oleh stroke baru-baru ini, MI baru-
baru ini, atau penyakit arteri perifer
didirikan. Pengobatan sindrom
koroner akut (angina tidak stabil/MI
non-Q-wave) termasuk pasien yang
ditangani secara medis dan mereka
yang ditangani dengan intervensi
koroner perkutan (dengan atau tanpa
stent) atau cangkok bypass arteri
koroner.
Dosis PO 75 mg sekali sehari dengan atau A to Z Drug
tanpa makanan Facts
Kontraindikas Hipersensitivitas terhadap obat; A to Z Drug
i
perdarahan patologis aktif seperti Facts
ulkus peptikum atau perdarahan
intrakranial.
Perhatian Kehamilan: Kategori B. Laktasi: A to Z Drug
Belum ditentukan. ANAK-ANAK: Facts
Keamanan dan kemanjuran tidak
ditetapkan. Risiko perdarahan:
Perhatian pada pasien dengan
peningkatan perdarahan akibat
trauma, pembedahan, atau kondisi
patologis lainnya. Jika menjalani
operasi dan efek antiplatelet tidak
diinginkan, hentikan clopidogrel 7
hari sebelumnya.
Efek Samping KARDIOVASKULAR: Edema; A to Z Drug
hipertensi. SSP: Sakit kepala; Facts
pusing. DERMATOLOGIS:
Kelainan kulit/tambahan; ruam;
gatal. GI: Sakit perut; dispepsia;
diare; mual; pendarahan.
HEMATOLOGIS:- Purpura
limfatik; epistaksis.
PERNAPASAN: Infeksi saluran
pernapasan atas; sesak napas; rinitis;
batuk; bronkitis. LAINNYA:
Artralgia; sakit punggung; nyeri
dada; nyeri; cedera tidak disengaja;
gejala seperti influenza, ISK,
hiperkolesterolemia; depresi;
kelelahan.
Interaksi Clopidogrel menghambat P450 2C9. A to Z Drug
Oleh karena itu, clopidogrel dapat Facts
mengganggu metabolisme fenitoin,
tamoxifen, tolbutamide, warfarin
(memperpanjang waktu perdarahan),
torsemide, fluvastatin, dan banyak
NSAID, tetapi tidak ada data yang
dapat digunakan untuk memprediksi
besarnya interaksi ini. Gunakan
dengan hati-hati saat memberikan
clopidogrel dengan obat-obatan ini.

B. Analisa Kesesuaian Dosis :

Nama Obat Dosis Dalam Dosis Literatur Kesesuaian


Resep
Piracetam 3 kali sehari 1 Kisaran dosis: Sesuai
(1200 mg) tablet 2,4-4,8 g setiap
hari dalam 2-3
dosis terbagi
(MIMS.com).
Meconeuro 3 kali sehari 1 PO 500 mcg 3 Sesuai
(Mecobalamine tablet 500 mcg kali sehari
500 mcg) (MIMS.com)
Citicoline 3 kali sehari 1 Dosis oral 250 Sesuai
tablet 500 mg sampai 2.000 mg
(Drugs.com)
Clopidrogel 1 kali sehari 1 PO 75 mg sekali Sesuai
tablet 75 mg sehari dengan
atau tanpa
makanan (A to Z
Drug Facts)

C. Masalah Terkait Klinis

Jenis DRP DRP yang ditemukan Penyelesaian


Interaksi Obat piracetam meningkatkan Berikan jeda 1-2 jam dan
efek clopidrogel dengan jangan bersamaan dalam
sinergisme farmakodinamik meminum obat piracetam
dan clopidrogel
T ½ Clopidrogel : 6 jam
T ½ Piracetam : 5 jam

D. Etiket dan Label


a. Piracetam diminum 3 kali sehari 1 tablet setelah makan
b. Meconeuro diminum 3 kali sehari 1 tablet sesudah makan
c. Citicoline diminum 3 kali sehari 1 tablet setelah makan
d. Clopidrogel diminum 1 kali sehari 1 tablet setelah makan pada siang hari.
E. KIE
Piracetam

Nama Obat Piracetam

Indikasi Obat untuk melindungi saraf


Cara Penggunaan Diminum 3 kali sehari 1 tablet setelah makan
pada pagi, sore dan malam hari.
Konseling Diminum secara teratur sesuai aturan. Jangan
bersamaan dengan obat clopidrogel
Cara Penyimpanan Disimpan di kotak obat atau tempat
penyimpanan khusus, hindarkan dari sinar
matahari secara langsung dan disimpan pada
tempat yang kering dan tidak lembap.

Meconeuro

Nama Obat Meconeuro

Indikasi Sebagai vitamin untuk saraf dan mencegah


gangguan saraf
Cara Penggunaan Diminum 3 kali sehari 1 tablet setelah makan.
Konseling Diminum secara teratur sesuai aturan
Cara Penyimpanan Disimpan di kotak obat atau tempat
penyimpanan khusus, hindarkan dari sinar
matahari secara langsung dan disimpan pada
tempat yang kering dan tidak lembap.

Citicoline

Nama Obat Citicoline

Indikasi Obat untuk mengatasi gangguan memori atau


perilaku yang disebabkan oleh penuaan, stroke,
atau cedera kepala
Cara Penggunaan Diminum 3 kali sehari 1 tablet setelah makan.
Konseling Diminum secara teratur sesuai aturan
Cara Penyimpanan Disimpan di kotak obat atau tempat
penyimpanan khusus, hindarkan dari sinar
matahari secara langsung dan disimpan pada
tempat yang kering dan tidak lembap.

Clopidrogel

Nama Obat Clopidrogel

Indikasi obat untuk mengencerkan darah dan mengurangi


risiko stroke
Cara Penggunaan Diminum 1 kali sehari 1 tablet setelah makan
pada siang hari. Hindari minum bersama dengan
piracetam
Konseling Diminum secara teratur sesuai aturan. Jangan
menghentikan konsumsi obat tanpa saran dokter
Cara Penyimpanan Disimpan di kotak obat atau tempat
penyimpanan khusus, hindarkan dari sinar
matahari secara langsung dan disimpan pada
tempat yang kering dan tidak lembap.

F. KIE Non Farmakologi


- Pasien disarankan untuk makan makanan sehat secara teratur dan rajin
berolahraga.
- Pasien disaranakan untuk mengurangi aktivitas berat.
- Pasien disarankan untuk mengelola stress.
- Apabila pasien mengalami efek samping berlebihan yang mengganggu
aktivitas, disarankan untuk menghubungi dokter.

Resep 4
A. Skrining Resep
1. Aspek Administrative
a. Validitas Prescriber

Nama Dokter Ada


Alamat praktek dokter Ada
SIP Ada
Nomor Telefon Ada
Paraf Ada
Tanggal Penulisan Resep Ada
Kesesuaian spesialis Sesuai

e. Validitas Pasien

Nama Pasien Ada


Alamat Ada
Umur Tidak Ada

2. Aspek Farmasetik

Amoxicillin
Nama Amoxicillin
Bentuk Tablet
Dosis 500 mg
Jumlah 10
Aturan Pakai 3 kali sehari 1 tablet setelah
makan dan harus habis
Ketorolac
Nama Ketorolac
Bentuk Tablet
Dosis 10 mg
Jumlah 10
Aturan Pakai 2 kali sehari 1 tablet setelah
makan jika perlu
Mecobalamin
Nama Mecobalamin
Bentuk Kapsul
Dosis 500 mcg
Jumlah 10
Aturan Pakai 1 kali sehari 1 tablet setelah
makan
Omeprazole
Nama Omeprazole
Bentuk Kapsul
Dosis 20 mg
Jumlah 10
Aturan Pakai 2 kali sehari 1 kapsul
sebelum makan

3. Aspek Klinis
Tinjauan Obat

Aspek Informasi Obat Pustaka


Amoxicillin
Komposisi Amoxicillin 500 mg MIMS.com
Kelas Antibiotik MIMS.com
Farmakologi
Bentuk Tablet PIONAS 2021
Sediaan
Indikasi Pengobatan telinga, hidung, A to Z Drug Facts
tenggorokan, GU, kulit dan struktur
kulit, saluran pernapasan bagian
bawah, dan infeksi gonore akut
tanpa komplikasi yang disebabkan
oleh strain organisme tertentu yang
rentan.
Dosis PO Infeksi ringan hingga sedang: A to Z Drug Facts
500 mg setiap 12 jam atau 250 mg
setiap 8 jam. Infeksi berat: 875 mg
setiap 12 jam atau 500 mg setiap 8
jam
Kontraindikas Hipersensitif terhadap penisilin, A to Z Drug Facts
i sefalosporin, atau imipenem. Tidak
digunakan untuk mengobati
pneumonia berat, empiema,
bakteremia, perikarditis, meningitis,
dan artritis purulen atau septik
selama tahap akut.
Perhatian Kehamilan: Kategori B. Laktasi: A to Z Drug Facts
Diekskresikan dalam ASI.
Hipersensitivitas: Reaksi berkisar
dari ringan hingga mengancam jiwa.
Gunakan dengan hati-hati pada
pasien yang sensitif terhadap
sefalosporin karena kemungkinan
alergi silang. Infeksi streptokokus:
Diperlukan minimal 10 hari untuk
pengobatan yang efektif.
Superinfeksi: Dapat menyebabkan
pertumbuhan berlebih dari
organisme bakteri atau jamur yang
tidak peka.
Efek Samping SSP: Pusing; kelelahan; insomnia; A to Z Drug Facts
hiperaktivitas reversibel. DERM:
Urtikaria; dermatitis makulopapular
hingga eksfoliatif; erupsi vesikular;
eritema multiforme; ruam kulit.
THT: Mata gatal; glositis;
stomatitis; mulut atau lidah yang
sakit atau kering; lidah hitam
"berbulu"; sensasi rasa yang tidak
normal; laringospasme; edema
laring.
Interaksi Kontrasepsi, oral: Dapat mengurangi A to Z Drug Facts
kemanjuran kontrasepsi oral.
Tetrasiklin: Dapat merusak efek
bakterisida amoksisilin
Ketorolac
Komposisi Ketorolac 10 mg MIMS.com
Kelas Analgesik/NSAID A to Z Drug
Farmakologi
Facts
Bentuk Tablet PIONAS, 2021
Sediaan
Indikasi Bentuk oral dan intramuskular: A to Z Drug
Manajemen nyeri jangka pendek. Facts
Bentuk oftalmik: Meredakan gatal
mata yang disebabkan oleh
konjungtivitis alergi musiman
Dosis PO 20 mg, diikuti 10 mg setiap 4-6 Drug Information
jam; tidak melebihi 40 mg/hari; Handbook 17th
dosis oral dimaksudkan sebagai Ed
kelanjutan dari I.M. atau I.V. terapi
saja
Kontraindikas Pasien yang aspirin, iodida, atau A to Z Drug
i
NSAID lainnya telah menyebabkan Facts
reaksi tipe alergi; penyakit ulkus
peptikum aktif, perdarahan atau
perforasi GI baru-baru ini; gangguan
ginjal lanjut dan pada pasien yang
berisiko gagal ginjal karena
penurunan volume; dicurigai atau
dikonfirmasi perdarahan
serebrovaskular; diatesis hemoragik,
hemostasis tidak lengkap dan
mereka yang berisiko tinggi
mengalami perdarahan; sebagai
analgesia profilaksis sebelum
operasi besar dan intraoperatif
ketika hemostasis sangat penting;
untuk pemberian intratekal atau
epidural karena kandungan
alkoholnya; dalam persalinan dan
melahirkan; dalam laktasi; dalam
penggunaan bersamaan dengan
aspirin atau NSAID lainnya;
penggunaan bersamaan dengan
probenesid.
Perhatian Kehamilan: Kategori C. Laktasi: A to Z Drug
Diekskresikan dalam ASI. Anak- Facts
anak: Keamanan dan kemanjuran
belum ditetapkan. Pasien lanjut usia:
Peningkatan risiko efek samping.
Penggunaan kronis: Obat
intramuskular tidak dimaksudkan
untuk penggunaan jangka panjang.
Batasi terapi jangka pendek (tidak >
5 hari). Obat oral dimaksudkan
untuk durasi penggunaan yang
terbatas. Efek GI: Toksisitas GI
yang serius (misalnya, perdarahan,
ulserasi, perforasi) dapat terjadi
kapan saja dengan atau tanpa gejala
peringatan. Hipersensitivitas: Dapat
terjadi; gunakan obat dengan hati-
hati pada individu yang sensitif
terhadap aspirin karena
kemungkinan sensitivitas silang.
Efek Samping CV: Retensi cairan; busung. SSP: A to Z Drug
Gugup; pemikiran yang tidak Facts
normal; depresi; euforia; sakit
kepala; kantuk; pusing. DERM:
Ruam. THT: Stomatitis. Penggunaan
mata: Peningkatan perdarahan
dengan operasi mata; iritasi mata;
reaksi alergi; keratitis superfisial.
GI: Mual; diare; perut kembung;
kepenuhan GI; gangguan perut; rasa
haus yang berlebihan; toksisitas GI.
HEPA: Hasil tes fungsi hati
abnormal. RESP: Bronkospasme.
LAINNYA: Kram otot; meningitis
aseptik.
Interaksi Antikoagulan: Dapat meningkatkan A to Z Drug
risiko erosi lambung dan Facts
perdarahan. Siklosporin:
Nefrotoksisitas kedua agen dapat
ditingkatkan. Litium: Kadar litium
serum dapat ditingkatkan.
Metotreksat: Dapat meningkatkan
kadar metotreksat. Salisilat: Dapat
menyebabkan toksisitas GI aditif.
Mecobalamin
Komposisi Mecobalamin 500 mcg MIMS.com
Bentuk Kapsul MIMS.com
Sediaan
Indikasi Pengobatan Anemia megaloblastik MIMS.com
yang disebabkan oleh defisiensi
vitamin B12, neuropati perifer
Dosis PO 500 mcg tiga kali sehari MIMS.com
Kontraindikas - -
i
Perhatian Kehamilan: Laktasi MIMS.com
Efek Samping mual, muntah, diare, sakit perut MIMS.com
Interaksi Penurunan penyerapan dengan asam MIMS.com
aminosalisilat, kloramfenikol,
colchicine, antagonis histamin-2,
neomisin dan penghambat pompa
proton (misalnya omeprazole).
Penurunan konsentrasi serum
dengan kontrasepsi oral. Gangguan
respon terapeutik dengan asam folat
dosis besar dan terus menerus.

Omeprazole
Komposisi Omeprazole 20 mg PIONAS, 2021
Kelas Proton Pump Inhibitor Drug Information
Farmakologi Handbook edisi
ke 17
Bentuk Kapsul PIONAS, 2021
Sediaan
Indikasi Pengobatan jangka pendek tukak A to Z Drug Facts
duodenum aktif, penyakit refluks
gastroesofageal (GERD), termasuk
esofagitis erosif dan GERD
simtomatik; pengobatan jangka
panjang kondisi hipersekresi
patologis (misalnya, sindrom
Zollinger-Ellison, adenoma
endokrin multipel, mastositosis
sistemik);
Dosis Ulkus duodenum aktif: Oral: 20 Drug Information
mg/hari selama 4-8 minggu Handbook edisi
Tukak lambung: Oral: 40 mg/hari ke 17
selama 4-8 minggu
GERD simtomatik (tanpa lesi
esofagus): Oral: 20 mg/hari hingga
4 minggu
Kontraindikas Hipersensitivitas terhadap Drug Information
i omeprazole, subtitusi benzimidazol Handbook edisi
(yaitu, esomeprazole, lansoprazole, ke 17
pantoprazole, rabeprazole), atau
komponen apa pun dari formulasi
Perhatian Kehamilan: Kategori C. Laktasi: A To Z Drug
Belum ditentukan. Anak-anak: Facts
Keamanan dan kemanjuran pada
anak-anak tidak ditetapkan.
Penggunaan OTC: Bila digunakan
untuk pengobatan sendiri (OTC), Drug Information
jangan gunakan selama >14 hari. Handbook edisi
Kejadian efek samping pada geriatri ke 17
tidak berbeda dengan orang dewasa
muda meskipun terjadi sedikit
penurunan eliminasi dan
peningkatan bioavailabilitas.
Bioavailabilitas dapat meningkat
pada orang tua >65 tahun, namun
penyesuaian dosis tidak diperlukan.
Efek Samping KARDIOVASKULAR: Angina; A To Z Drug
takikardia; bradikardia; debaran Facts
jantung. SSP: Sakit kepala; pusing.
DERMATOLOGI : Ruam. GI:
Diare; sakit perut; mual; muntah;
sembelit; perut kembung.
PERNAPASAN: Batuk; infeksi
saluran pernafasan atas. LAINNYA:
sakit punggung.
Interaksi Benzodiazepin : PPI dapat A To Z Drug
meningkatkan konsentrasi serum Facts
Benzodiazepin.
Omeprazole meningkatkan efek Medscape, 2021
kerja Diazepam dengan Stockley Drug
mempengaruhi metabolism enzim Interaction Edisi
CYP2C19 (metabolisme menurun) ke 8
menyebabkan efek sedasi lebih kuat
B. Analisa Kesesuaian Dosis :

Nama Obat Dosis Dalam Dosis Literatur Kesesuaian


Resep
Amoxicillin 3 kali sehari 1 Infeksi berat: 875 Sesuai
(500 mg) tablet mg setiap 12 jam
atau 500 mg
setiap 8 jam (A
to Z Drug Facts)
Ketorolac (10 mg) 2 kali sehari 1 PO 20 mg, Sesuai
tablet 10 mg diikuti 10 mg
setiap 4-6 jam;
tidak melebihi 40
mg/hari; dosis
oral dimaksudkan
sebagai
kelanjutan dari
I.M. atau I.V.
terapi saja (DIH
17th Ed)
Mecobalamine 1 kali sehari 1 PO 500 mcg 1-3 Sesuai
kapsul 500 mcg kali sehari
Omeprazole 2 kali sehari 1 Tukak lambung: Sesuai
kapsul 20 mg Oral: 40 mg/hari
(DIH 17th Ed)

C. Masalah Terkait Klinis


Jenis DRP DRP yang ditemukan Penyelesaian
Interaksi Obat - -

D. Etiket dan Label


a. Amoxicillin diminum 3 kali sehari atau setiap 8 jam 1 tablet setelah makan.
Harus dihabiskan
b. Ketorolac diminum 2 kali sehari 1 tablet sesudah makan jika nyeri
c. Mecobalamin diminum 1 kali sehari 1 kapsul setelah makan
d. Omeprazole diminum 2 kali sehari 1 tablet 1 jam sebelum makan

E. KIE
Amoxicillin

Nama Obat Amoxicillin

Indikasi Obat antibiotik atau antibakteri


Cara Penggunaan Diminum 3 kali sehari 1 tablet setelah makan
setiap 8 jam
Konseling Diminum secara teratur sesuai aturan dan
diusahakan pada jam yang sama. Minum harus
sampai habis bila sudah sembuh
Cara Penyimpanan Disimpan di kotak obat atau tempat
penyimpanan khusus, hindarkan dari sinar
matahari secara langsung dan disimpan pada
tempat yang kering dan tidak lembap.

Ketorolac

Nama Obat Ketorolac

Indikasi Sebagai antinyeri


Cara Penggunaan Diminum 2 kali sehari 1 tablet setelah makan
jika nyeri
Konseling Diminum secara teratur sesuai aturan. Apabila
sudah tidak nyeri bisa dihentikan
Cara Penyimpanan Disimpan di kotak obat atau tempat
penyimpanan khusus, hindarkan dari sinar
matahari secara langsung dan disimpan pada
tempat yang kering dan tidak lembap.

Mecobalamin

Nama Obat Mecobalamin

Indikasi Sebagai vitamin untuk saraf dan mencegah


gangguan saraf
Cara Penggunaan Diminum 1 kali sehari 1 kapsul setelah makan.
Konseling Diminum secara teratur sesuai aturan
Cara Penyimpanan Disimpan di kotak obat atau tempat
penyimpanan khusus, hindarkan dari sinar
matahari secara langsung dan disimpan pada
tempat yang kering dan tidak lembap.

Omeprazole

Nama Obat Omeprazole 20 mg

Indikasi Mengobati tukak lambung.


Cara Penggunaan Diminum 2 kali sehari 1 kapsul 1 jam sebelum
makan. Diminum pagi dan malam.
Konseling Diminum secara teratur dan diusahakan pada
waktu yang sama. Usahakan untuk meminum
kapsul secara utuh (kapsul tidak dibuka).
Apabila mengalami diare, kram perut setelah
mengkonsumsi obat ini, maka disarankan untuk
menghubungi dokter.
Cara Penyimpanan Disimpan di kotak obat atau tempat
penyimpanan khusus, hindarkan dari sinar
matahari secara langsung dan disimpan pada
tempat yang kering dan tidak lembap.

F. KIE Non Farmakologi


- Pasien disarankan untuk makan makanan sehat secara teratur dan rajin
berolahraga.
- Pasien disaranakan untuk mengurangi aktivitas berat.
- Pasien disarankan untuk mengelola stress.
- Apabila pasien mengalami efek samping berlebihan yang mengganggu
aktivitas, disarankan untuk menghubungi dokter

Resep 5
A. Skrining Copy Resep
a. Aspek Administrative
a. Validitas Prescriber

Nama Dokter Ada


Nama Apoteker Ada
Alamat Apotek Ada
Nomor Telefon Ada
Paraf Apoteker Ada
Tanggal Penulisan Copy Ada
Resep

b. Validitas Pasien

Nama Pasien Ada


Alamat Ada
Umur Tidak Ada

b. Aspek Farmasetik

Digoxin
Nama Digoxin
Bentuk Tablet
Dosis Digoxin 0,25 mg
Jumlah 30
Aturan Pakai 1 kali sehari pagi hari
Furosemide
Nama Furosemide
Bentuk Tablet
Dosis 40 mg
Jumlah 7,5 tab
Aturan Pakai 1 kali sehari pagi hari
Letonal
Nama Letonal
Bentuk Tablet
Dosis 25 mg
Jumlah 15 tablet
Aturan Pakai 1 kali sehari pagi hari
Valsartan
Nama Valsartan
Bentuk Tablet
Dosis 80 mg
Jumlah 15
Aturan Pakai 1 kali sehari pagi hari
Thrombo Aspilet
Nama Thrombo Aspilet
Bentuk Tablet
Dosis 80 mg
Jumlah 30
Aturan Pakai 1 kali sehari 1 tablet malam
hari

c. Aspek Klinis
Tinjauan Obat

Aspek Informasi Obat Pustaka


Digoxin
Komposisi Digoxin 0,25 mg MIMS.com
Kelas Cardiac glycoside A to Z Drug Facts
Farmakologi
Bentuk Tablet PIONAS 2021
Sediaan
Indikasi Pengobatan CHF, fibrilasi atrium, A to Z Drug Facts
flutter atrium, takikardia atrium
paroksismal, syok kardiogenik.
Dosis Tablet PO 0,5 hingga 0,75 mg atau A to Z Drug Facts
kapsul 0,4 hingga 0,6 mg pada
pasien yang sebelumnya tidak
terdigitalisasi
Kontraindikas Fibrilasi ventrikel; takikardia A to Z Drug Facts
i ventrikel kecuali dalam kasus
tertentu; toksisitas digitalis;
penyakit jantung beri-beri;
hipersensitivitas terhadap digoksin;
beberapa kasus sindrom sinus
karotis hipersensitif.
Perhatian Kehamilan: Kategori C. Laktasi: A to Z Drug Facts
Diekskresikan dalam ASI. Anak-
anak: Bayi baru lahir menunjukkan
toleransi yang berbeda-beda. Bayi
prematur dan bayi yang belum
matang sangat sensitif; mengurangi
dan menyesuaikan dosis sesuai
kebutuhan. Lansia: Gunakan dengan
hati-hati; klirens ginjal cenderung
berkurang.
Efek Samping CV: Aritmia (aritmia A to Z Drug Facts
supraventrikular lebih sering terjadi
pada bayi dan anak-anak), termasuk
takikardia ventrikel dan kontraksi
ventrikel prematur. SSP: Sakit
kepala; kelemahan; apati; kantuk;
depresi mental; kebingungan;
disorientasi. THT: Gangguan
penglihatan (penglihatan kabur, efek
halo). GI: Anoreksia; mual; muntah;
diare
Interaksi Amiodarone, antikolinergik, A to Z Drug Facts
bepridol, benzodiazepin, ACE
inhibitor, klaritromisin, siklosporin,
diltiazem, eritromisin, indometasin,
itrakonazol, propafenon, quinidine,
kina, tetrasiklin, verapamil: Dapat
meningkatkan kadar serum digoksin.
Antasida, antineoplastik,
kolestiramin, kolestipol,
kaolin/pektin, metoklopramid: Dapat
menurunkan penyerapan dan efek
digoksin. Penicillamine: Dapat
menurunkan efek digoxin. Diuretik
hemat kalium: Dapat mengubah efek
digoksin. Diuretik tiazid atau loop:
Dapat meningkatkan efek digoksin.
St. John's wort, hormon tiroid,
thioamines: Dapat menurunkan efek
digoxin.
Furosemide
Komposisi Furosemide 40 mg MIMS.com
Bentuk Tablet MIMS.com
Sediaan
Kelas Loop diuretic A to Z Drug Facts
Farmakologi
Indikasi Pengobatan Anemia megaloblastik A to Z Drug Facts
yang disebabkan oleh defisiensi
vitamin B12, neuropati perifer
Dosis DEWASA: PO 20 hingga 80 mg / A to Z Drug Facts
hari sebagai dosis tunggal
Kontraindikas Hipersensitivitas terhadap A to Z Drug Facts
i sulfonilurea; anuria.
Perhatian Kehamilan: Kategori C. Laktasi: A to Z Drug Facts
Diekskresikan dalam ASI. Anak-
anak: Dapat meningkatkan kejadian
patent ductus arteriosus pada bayi
prematur dengan sindrom gangguan
pernapasan, terutama dalam
beberapa minggu pertama kehidupan
Efek Samping CV: Hipotensi ortostatik; A to Z Drug Facts
tromboflebitis; aorta kronis. SSP:
Vertigo; sakit kepala; pusing;
parestesia; kegelisahan; demam.
DERM: Fotosensitifitas; urtikaria;
gatal; angiitis nekrotikans (misalnya,
vaskulitis, vaskulitis kulit);
dermatitis eksfoliatif; eritema
multiforme; ruam; kadang-kadang,
iritasi lokal dan nyeri dengan
penggunaan parenteral.
Interaksi Aminoglikosida: Dapat A to Z Drug Facts
meningkatkan toksisitas
pendengaran. Arang: Dapat
mengurangi penyerapan furosemide.
Cisplatin: Dapat menyebabkan
ototoksisitas aditif. Glikosida
digitalis: Gangguan elektrolit dapat
menjadi predisposisi aritmia yang
diinduksi digitalis. Litium: Dapat
meningkatkan kadar dan toksisitas
litium plasma. Obat antiinflamasi
nonsteroid: Dapat menurunkan efek
furosemide. Fenitoin: Dapat
mengurangi efek diuretik
furosemide. Salisilat: Dapat
mengganggu respons diuretik pada
pasien dengan sirosis dan asites.
Diuretik tiazid: Efek sinergis yang
dapat menyebabkan diuresis berat
dan kelainan elektrolit yang serius.
Letonal
Komposisi Spironolactone 25 mg MIMS.com
Bentuk Tablet PIONAS,2021
Sediaan
Kelas Diuretik hemat kalium A to Z Drug Facts
Farmakologi
Indikasi Pengobatan gangguan A to Z Drug Facts
serebrovaskular, gangguan kognitif,
cedera kepala, penyakit Parkinson
Dosis DEWASA: PO 25-200 mg/hari A to Z Drug Facts
dalam dosis tunggal atau terbagi.
ANAK: PO 3,3 mg/kg/hari dalam
dosis tunggal atau terbagi.
Kontraindikas Anuria; insufisiensi ginjal akut; A to Z Drug Facts
i gangguan fungsi ekskresi ginjal;
hiperkalemia
Perhatian Kehamilan: Kategori D. Laktasi: A to Z Drug Facts
Diekskresikan dalam ASI.
Ketidakseimbangan elektrolit dan
peningkatan BUN: Hiperkalemia
(kalium serum > 5,5 mEq/L),
hiponatremia, hipokloremia, dan
peningkatan BUN dapat terjadi.
Efek Samping SSP: Mengantuk; kelesuan; sakit A to Z Drug Facts
kepala; kebingungan mental; ataxia.
DERM: erupsi kulit makulopapular
atau eritematosa; urtikaria. GI:
Kram; diare; pendarahan lambung;
ulserasi lambung; radang perut;
muntah. GU: Ketidakmampuan
untuk mencapai atau
mempertahankan ereksi. HEMA:
Agranulositosis. META: Asidosis
metabolik hiperkloremik pada
sirosis hati dekompensasi.
Interaksi ACE inhibitor: Dapat menyebabkan A to Z Drug Facts
peningkatan kadar kalium serum
yang parah. Glikosida digitalis:
Dapat menurunkan klirens digoksin,
mengakibatkan peningkatan kadar
digoksin serum dan toksisitas; dapat
melemahkan aksi inotropik digoxin.
Mitotane: Dapat menurunkan respon
terapeutik terhadap mitotane.
Sediaan kalium: Dapat sangat
meningkatkan kadar kalium serum,
mungkin mengakibatkan aritmia
jantung atau henti jantung. Jangan
mengambil dengan persiapan
kalium. Salisilat: Dapat
menyebabkan penurunan efek
diuretik.
Valsartan
Komposisi Valsartan 80 mg MIMS.com
Kelas Antihipertensi gol ARB A to Z Drug
Farmakologi
Facts
Bentuk Tablet PIONAS, 2021
Sediaan
Indikasi Pengobatan hipertensi baik sendiri A to Z Drug
atau dalam kombinasi dengan obat Facts
antihipertensi lain; gagal jantung.
Dosis Dewasa: PO Dosis awal: 40 mg dua A to Z Drug
kali sehari; titrasi hingga 80 dan 160 Facts
mg bid harus dilakukan dengan
dosis tertinggi, sesuai toleransi
pasien.
Kontraindikas Hipersensitivitas terhadap valsartan DIH 17th Ed
i
atau komponen formulasi lainnya
Perhatian Kehamilan: Kategori D (trimester A to Z Drug
kedua dan ketiga); Kategori C Facts
(trimester pertama). Laktasi: Belum
ditentukan. ANAK-ANAK:
Keamanan dan kemanjuran tidak
ditetapkan. Penyakit hati: Gunakan
dengan hati-hati. Valsartan
diekskresikan melalui hati dan
tingkat yang lebih tinggi mungkin
terjadi pada pasien dengan
penurunan fungsi hati. Penyakit
ginjal: Penurunan fungsi ginjal dapat
terjadi pada pasien yang fungsi
ginjalnya bergantung pada sistem
renin-angiotensin; pasien dengan
stenosis arteri ginjal dapat
mengalami gagal ginjal akut. Hati-
hati dalam merawat pasien yang
fungsi ginjalnya mungkin
bergantung pada aktivitas sistem
renin-angiotensin-aldosteron
(misalnya, gagal jantung kongestif
berat)
Efek Samping SSP: Sakit kepala; pusing; A to Z Drug
kelelahan. THT: Sinusitis; faringitis; Facts
rinitis. GI: Sakit perut; diare; mual.
HEMATOLOGI: Neutropenia.
METABOLIK : Hiperkalemia.
PERNAPASAN : Batuk.
LAINNYA: Kelelahan; infeksi
virus; busung; artralgia.
Interaksi Litium : Konsentrasi plasma dapat A to Z Drug
ditingkatkan dengan valsartan, Facts
menghasilkan peningkatan efek
farmakologis dan merugikan dari
lithium
Thrombo Aspilet
Komposisi Asam Asetilsalisilat/Aspirin 80 mg PIONAS, 2021
Kelas Analgesic/salicylate A to Z Drug Facts
Farmakologi
Bentuk Tablet PIONAS, 2021
Sediaan
Indikasi Pengobatan nyeri ringan sampai A to Z Drug Facts
sedang; demam; berbagai kondisi
peradangan; pengurangan risiko
kematian atau MI pada pasien
dengan infark sebelumnya atau
angina pektoris tidak stabil atau
serangan iskemia transien berulang
atau stroke pada pria yang pernah
mengalami iskemia otak sementara
yang disebabkan oleh emboli
trombosit.
Dosis Oral: 50-100 mg sekali sehari Drug Information
Handbook edisi
ke 17
Kontraindikas Hipersensitivitas terhadap salisilat A To Z Drug
i atau NSAID; hemofilia, perdarahan Facts
ulkus atau keadaan hemoragik.
Perhatian Kehamilan: Kategori D. Laktasi: A To Z Drug
Diekskresikan dalam ASI. Anak- Facts
anak: Sindrom Reye telah dikaitkan
dengan pemberian aspirin kepada
anak-anak (termasuk remaja)
dengan penyakit demam akut.
Efek Samping EENT: Pusing; tinitus. GI: Mual; A To Z Drug
dispepsia; maag; berdarah. HEMA: Facts
Peningkatan waktu perdarahan;
anemia; penurunan konsentrasi besi.
LAINNYA: Reaksi hipersensitivitas
mungkin termasuk urtikaria, gatal-
gatal, ruam, angioedema dan syok
anafilaksis.
Interaksi Alkohol: Dapat meningkatkan risiko A To Z Drug
ulserasi GI dan memperpanjang Facts
waktu perdarahan. Antasida,
alkalinizer urin, dan kortikosteroid:
Dapat menurunkan kadar aspirin.
Antikoagulan, oral dan heparin:
Dapat meningkatkan risiko
perdarahan. Inhibitor karbonat
anhidrase (misalnya,
asetoheksamida), metotreksat, asam
valproat: Dapat meningkatkan kadar
obat ini. Probenesid, sulfinpirazon:
Dapat menurunkan efek urikosurik.
Sulfonilurea, insulin: Aspirin (> 2
g/hari) dapat mempotensiasi
penurunan glukosa

B. Analisa Kesesuaian Dosis :

Nama Obat Dosis Dalam Dosis Literatur Kesesuaian


Resep
Digoxin 1 kali sehari Tablet PO 0,5 Sesuai
(0,25 mg) hingga 0,75 mg
atau kapsul 0,4
hingga 0,6 mg
pada pasien yang
sebelumnya tidak
terdigitalisasi
Furosemide 1 kali sehari DEWASA: PO Sesuai
(40 mg) 20 hingga 80
mg / hari sebagai
dosis tunggal
Letonal 1 kali sehari DEWASA: PO Sesuai
(Spironolakton 25 25-200 mg/hari
mg) dalam dosis
tunggal atau
terbagi.
Valsartan 1 kali sehari PO Dosis awal: Sesuai
(80 mg) 40 mg dua kali
sehari; titrasi
hingga 80 dan
160 mg bid harus
dilakukan dengan
dosis tertinggi,
sesuai toleransi
pasien.
Thrombo Aspilet 1 kali sehari 1 Oral: 50-100 mg Sesuai
(Aspirin 80 mg) tablet sekali sehari

C. Masalah Terkait Klinis

Jenis DRP DRP yang ditemukan Penyelesaian


Interaksi Obat - -

D. Peracikan, Etiket dan Label


a. Diambil obat digoxin sebanyak 30 tablet, furosemide sebanyak 7,5 tablet,
letonal sebanyak 15 tablet dan valsartan sebanyak 15 tablet
b. Dimasukkan semua obat kedalam mortar dan digerus ad homogen
c. Setelah homogen campuran obat dimasukkan ke cangkang kapsul yang
sesuai sebanyak 30 kapsul
d. Dimasukkan ke plastik klip dan diberi etiket putih dengan tulisan diminum 1
kali sehari 1 kapsul pada pagi hari setelah makan
e. Thrombo aspilet diambil 10 tablet dan diberi etiket putih diminum 1 kali
sehari 1 tablet setelah makan pada malam hari

E. KIE
Kapsul Racikan

Nama Obat Kapsul racikan dengan kandungan digoxin,


furosemide, letonal, valsartan
Indikasi Obat untuk hipertensi dan jantung
Cara Penggunaan Diminum 1 kali sehari 1 kapsul setelah makan
pada pagi hari.
Konseling Diminum secara teratur sesuai aturan. Jangan
menghentikan konsumsi obat tanpa saran dokter.
Bila ada efek samping yang terjadi segera
hentikan pengobatan dan konsultasi ke dokter
Cara Penyimpanan Disimpan di kotak obat atau tempat
penyimpanan khusus, hindarkan dari sinar
matahari secara langsung dan disimpan pada
tempat yang kering dan tidak lembap.

Thrombo Aspilet

Nama Obat Meconeuro

Indikasi Sebagai antinyeri


Cara Penggunaan Diminum 1 kali sehari 1 tablet setelah makan
malam hari
Konseling Diminum secara teratur sesuai aturan. Jika ada
efek samping yang terjadi, hentikan pengobatan
dan segera konsultasi ke dokter
Cara Penyimpanan Disimpan di kotak obat atau tempat
penyimpanan khusus, hindarkan dari sinar
matahari secara langsung dan disimpan pada
tempat yang kering dan tidak lembap.

F. KIE Non Farmakologi


- Pasien disarankan untuk makan makanan sehat secara teratur dan rajin
berolahraga ringan seperti yoga.
- Pasien disarankan untuk mengurangi konsumsi garam
- Pasien disaranakan untuk mengurangi aktivitas berat.
- Pasien disarankan untuk mengelola stress.
4.1.6. Resep 6

dr. X
SIP : xxx
SIR : xxx
RS Panti Nirmala I Klinik Utama Bunga Melati
Jl. Welirang No.X Malang

APOGRAPH
TURUNAN RESEP
Dari Dokter: dr. X Tgl : 6/12/21
Dibuat : 13/9/2021 No : 001
Untuk : Bp. W Umur : 83 tahun
Alamat :Sukun Telp : 081123456789

R/ Cefixime 200 mg Caps No.XV


S 2 dd 1
R/ Cetirizine tab No.X
S 1 dd 1 (malam)
R/ Acetylcysteine kapsul No XV
S 2 dd 1 (pc)
R/ Metilprednisolone 4 mg tab No. XVIII
S 2 dd 1 (pc)

Pro (L/P) : Bp. W


Umur / BB : 83 thn
No. Reg :-
Alamat : Sekar Putih, Pendem

A. Skrining Resep
1. Aspek Administrative
a. Validitas Prescriber

Nama Dokter Ada


Alamat praktek dokter Ada
SIP Ada
Nomor Telepon Tidak ada
Paraf Ada
Tanggal Penulisan Resep Ada
Kesesuaian spesialis Sesuai
b. Validitas Pasien

Nama Pasien Ada


Alamat Ada
Umur Ada

2. Aspek Farmasetik

Cefixime
Nama Cefixime
Bentuk Kapsul
Dosis 200 mg
Jumlah 15
Aturan Pakai 2 kali sehari 1 kapsul
Cetirizine
Nama Cetirizine HCl
Bentuk Tablet
Dosis 10 mg
Jumlah 10
Aturan Pakai 1 kali sehari 1 tablet (malam)
Acetylcysteine
Nama Acetylcysteine
Bentuk Kapsul
Dosis 200 mg
Jumlah 15
Aturan Pakai 2 kali sehari 1 kapsul (setelah
makan)
Metil prednisolon
Nama Metil prednisolon
Bentuk Tablet
Dosis 4 mg
Jumlah 18
Aturan Pakai 2 kali sehari 1 tablet (setelah
makan)

3. Aspek Klinis
Tinjauan Obat

Aspek Informasi Obat Pustaka


Cefixime
Komposisi Cefixime 200 mg MIMS edisi 17
Kelas Antidiabetik golongan A to Z Drug
Farmakologi Sefalosporin Facts
Bentuk Kapsul PIONAS 2022
Sediaan
Indikasi Pengobatan infeksi saluran A to Z drug
kemih tanpa komplikasi, facts
otitis media, faringitis dan
tonsilitis, bronkitis akut,
eksaserbasi bronkitis
kronis, dan gonore tanpa
komplikasi karena strain
mikroorganisme tertentu
yang rentan.
Dosis DEWASA & ANAK > 12 A to Z Drug
TAHUN ATAU > 50 KG: Facts
PO 400 mg/hari sebagai
dosis tunggal atau dua
dosis terbagi setiap 12 jam.
ANAK 6 MO-12 TAHUN:
PO 8 mg/kg/hari sebagai
dosis tunggal atau dua
dosis terbagi setiap 12 jam.
Kontraindikas Hipersensitivitas terhadap A to Z Drug
i sefalosporin Facts
Perhatian Kehamilan: Kategori B. A to Z Drug
Laktasi: Diekskresikan Facts
dalam ASI.
Hipersensitivitas: Reaksi
berkisar dari ringan hingga
mengancam jiwa. Berikan
obat dengan hati-hati pada
pasien yang sensitif
terhadap penisilin karena
kemungkinan reaktivitas
silang. Kemungkinan harus
dipertimbangkan pada
pasien yang mengalami
diare.
Efek Samping Pencernaan: Mual; muntah; A to Z Drug
diare; anoreksia; sakit perut Facts
atau kram; perut kembung;
kolitis,
HEPA: Disfungsi hati;
hasil tes fungsi hati
abnormal. LAINNYA:
Hipersensitivitas, termasuk
sindrom Stevens-Johnson,
eritema multiforme dan
nekrolisis epidermal
toksik; reaksi seperti
penyakit serum (misalnya,
ruam kulit, poliartritis,
artralgia, demam).
Interaksi Probenesid: Penghambatan A to Z Drug
ekskresi ginjal cefixime Facts
Cetirizine
Komposisi Cetirizine HCl tablet 10 PIONAS, 2022
mg
Kelas Antihistamin. Antagonis A to Z Drug
Farmakologi kompetitif histamin di Facts
reseptor H1.
Bentuk Tablet PIONAS, 2022
Sediaan
Indikasi Menghilangkan gejala BNF 71
alergi seperti demam,
kronis, urtikaria idiopatik,
dermatitis atopik

Dosis Anak 2–5 tahun: 2,5 mg BNF 71


dua kali sehari
Anak 6-11 tahun: 5 mg dua
kali sehari
Anak 12-17 tahun: 10 mg
sekali sehari
Dewasa: 10 mg sekali
sehari
Kontraindikas Hindari pada Porfiria akut. BNF 71
i Dapat menggunakan
alternative obat lain seperti
alimemazine,
chlorphenamine,
desloratadine,
fexofenadine, ketotifen,
loratadine.
Perhatian Kehamilan: Kategori B. A To Z Drug
Laktasi: Diekskresikan Facts
dalam ASI. Pasien lanjut
usia: Profil efek samping
mirip dengan pasien yang
lebih muda. Gangguan
ginjal dan hati:
Penyesuaian dosis
mungkin diperlukan.
Efek Samping penglihatan kabur, mulut BNF 71
kering, gangguan gastro-
intestinal, sakit kepala,
gangguan psikomotor,
retensi urin, angioedema,
glaukoma sudut tertutup
(pada orang dewasa),
aritmia, kelainan darah,
bronkospasme, pusing,
reaksi hipersensitivitas,
ruam. gangguan tidur.
Interaksi - A To Z Drug
Facts
Acetylcysteine
Komposisi Acetylcysteine 200 mg PIONAS, 2022
Kelas Mukolitik. Mengurangi A To Z Drug
Farmakologi kekentalan sekret di paru- Facts
paru.
Bentuk Kapsul PIONAS, 2022
Sediaan
Indikasi Pengurangan viskositas A to Z Drug
sekresi lendir Facts
bronkopulmonal pada
pasien dengan penyakit
paru-paru kronis atau akut,
komplikasi paru yang
berhubungan dengan cystic
fibrosis, pembedahan,
anestesi, atelektasis yang
disebabkan oleh obstruksi
mukosa; studi diagnostik
bronkial; pencegahan atau
pengurangan kerusakan
hati setelah jumlah
asetaminofen yang
berpotensi toksik.
Dosis Dewasa : 200 mg 3 kali Pharmacology
sehari Drug Notes
Kontraindikas Hipersensitivitas terhadap A to Z Drug
i asetilsistein atau komponen Facts
lainnya dalam formulasi.
Perhatian Kehamilan: Kategori B. A to Z Drug
Laktasi: Belum ditentukan. Facts
Sekresi bronkial:
Peningkatan volume
sekresi dapat terjadi. Bila
batuk tidak adekuat, jalan
napas terbuka mungkin
perlu dipertahankan
dengan suction.
Bronkospasme asma: Jika
bronkospasme berlanjut,
pengobatan harus segera
dihentikan. Penggunaan
antidot: Jika terjadi reaksi
alergi, ensefalopati atau
muntah yang parah dan
persisten, penghentian obat
mungkin diperlukan.
Efek Samping Takikardia, hipotensi, A to Z Drug
hipertensi, sesak dada. Facts
Bronkospasme, iritasi
bronkus, Mengantuk,
Rhinorrhea, Mual, muntah,
stomatitis, Ruam, gatal,
angioedema, demam.
Interaksi Inkompaktibilitas : Jangan A to Z Drug
digunakan bersamaan Facts
dengan tetrasiklin,
klortetrasiklin,
oksitetrasiklin, eritromisin
laktobionat, amfoterisin B,
natrium ampisilin, minyak
beryodium, kimotripsin,
tripsin, atau hidrogen
peroksida.
Metilprednisolon
Komposisi Metilprednisolone 4 mg PIONAS, 2022
Kelas Kortikosteroid A to Z Drug
Farmakologi Facts
Bentuk Tablet PIONAS, 2022
Sediaan
Indikasi Anti-inflamasi atau Drug
imunosupresif, kondisi Information
alergi, arthritis, asma, Handbook edisi
lupus nefritis, aplastic ke 17
anemia.
Dosis Anti-inflamasi atau Drug
imunosupresif : Oral: 2-60 Information
mg/hari dalam 1-4 dosis Handbook edisi
terbagi untuk memulai, ke 17
diikuti dengan
pengurangan dosis secara
bertahap ke tingkat
serendah mungkin yang
konsisten dengan
mempertahankan respons
klinis yang memadai.
Kondisi Alergi :
Hari 1: 24 mg pada hari 1
diberikan 8 mg sebelum
sarapan, 4 mg setelah
makan siang, 4 mg setelah
makan malam, dan 8 mg
pada waktu tidur ATAU 24
mg sebagai dosis tunggal
atau dibagi menjadi 2 atau
3 dosis pada saat inisiasi
(terlepas dari waktu hari)
Hari 2: 20 mg pada hari 2
diberikan 4 mg sebelum
sarapan, 4 mg setelah
makan siang, 4 mg setelah
makan malam, dan 8 mg
sebelum tidur
Hari 3: 16 mg pada hari ke
3 diberikan 4 mg sebelum
sarapan, 4 mg setelah
makan siang, 4 mg setelah
makan malam, dan 4 mg
sebelum tidur
Hari 4: 12 mg pada hari ke
4 diberikan sebagai 4 mg
sebelum sarapan, 4 mg
setelah makan siang, dan 4
mg sebelum tidur
Hari 5: 8 mg pada hari ke 5
diberikan 4 mg sebelum
sarapan dan 4 mg pada
waktu tidur.
Hari 6: 4 mg pada hari 6
diberikan 4 mg sebelum
sarapan
Kontraindikas Infeksi jamur sistemik; A to Z Drug
i purpura trombositopenik Facts
idiopatik (pemberian IM);
pemberian vaksin virus
hidup; monoterapi topikal
pada infeksi bakteri primer;
penggunaan topikal pada
wajah, selangkangan atau
aksila; digunakan pada
bayi prematur (garam
natrium suksinat).
Perhatian Kehamilan: Kategori A to Z Drug
kehamilan belum Facts
ditentukan (penggunaan
sistemik); Kategori C
(penggunaan topikal).
Laktasi: Diekskresikan
dalam ASI. Pasien lanjut
usia: Mungkin memerlukan
dosis yang lebih rendah.
Dapat menutupi tanda-
tanda infeksi. Dapat
menurunkan mekanisme
pertahanan tubuh untuk
mencegah penyebaran
infeksi.
Efek Samping Kardiovaskular: Aritmia, Drug
edema, hipertensi Information
Sistem saraf pusat: Handbook edisi
Delirium, euforia, ke 17
halusinasi, sakit kepala,
insomnia, perubahan
suasana hati, gugup,
pseudotumor cerebri,
psikosis, kejang, vertigo
Dermatologis: Jerawat,
memar, hirsutisme,
hiperpigmentasi, atrofi
kulit
Endokrin & Metabolik:
Supresi adrenal, alkalosis,
amenore, sindrom Cushing,
diabetes mellitus,
intoleransi glukosa,
hiperglikemia,
hiperlipidemia,
hipokalemia, supresi
pertumbuhan, supresi aksis
hipofisis-adrenal, retensi
natrium dan air
Gastrointestinal: Perut
kembung, nafsu makan
meningkat, gangguan
pencernaan, mual,
pankreatitis, tukak
lambung, esofagitis
ulseratif, muntah
Hematologi: Leukositosis
(sementara)
Neuromuskular &
skeletal: Artralgia, patah
tulang, kelemahan otot,
osteoporosis
Mata: Katarak, glaukoma
Lain-lain: Nekrosis
avaskular, reaksi
hipersensitivitas, infeksi,
cegukan yang sulit diatasi,
keganasan sekunder
Interaksi Makanan: Drug
Methylprednisolone Information
mengganggu penyerapan Handbook edisi
kalsium. Batasi konsumsi ke 17
kafein.

B. Analisa Kesesuaian Dosis :

Nama Obat Dosis Dosis Kesesuaian


Dalam Literatur
Resep
Cefixime 2 kali PO 400 mg/hari Sesuai
sehari 1 sebagai dosis
kapsul tunggal atau
(200 mg) dua dosis
terbagi setiap
12 jam. (A to Z
Drug Facts)

Cetirizine 1 kali Dewasa: 10 mg Sesuai


sehari 1 sekali sehari
tablet (BNF 71)
pada
malam
hari (10
mg)
Acetylcysteine 2 kali Dewasa : 200 Tidak sesuai
sehari 1 mg 3 kali sehari
kapsul (Pharmacology
setelah Drug Notes)
makan
(200 mg)
Metil 2 kali Oral: 2-60 Sesuai
prednisolon sehari 1 mg/hari dalam
tablet 1-4 dosis (Drug
setelah Information
makan (4 Handbook edisi
mg) ke 17)

C. Masalah Terkait Klinis

Jenis DRP DRP yang Penyelesaian


ditemukan
Dosis obat Penggunaan Dilakukan
berlebih Metilprednisolon peninjauan lebih
pada pasien lanjut lanjut melalui
usia mungkin assessment pasien,
memerlukan dosis kemudian
yang lebih rendah konfirmasi kepada
(A to Z Drug Facts). penulis resep.
Dosis obat Penggunaan Dilakukan
kurang Acetylcystein yang peninjauan lebih
tertulis pada resep lanjut melalui
adalah 2 kali sehari assessment pasien,
1 kapsul setelah kemudian
makan (200 mg), konfirmasi kepada
sedangkan dosis penulis resep.
pada pustaka
disebutkan 200 mg 3
kali sehari.
(Pharmacology Drug
Notes).
Reaksi obat Pasien mengalami Dilakukan
yang tidak infeksi, sedangkan peninjauann
diinginkan penggunaan obat perbandingan
Metilprednisolon keuntungan dan
dapat menutupi kekurangan
tanda-tanda infeksi penggunaan obat,
dan dapat bila perlu
menurunkan dikonfirmasi kepada
mekanisme penulis resep.
pertahanan tubuh
untuk mencegah
penyebaran infeksi
(A to Z Drug Facts)

D. Etiket dan Label


1. Cefixime diminum 2 kali sehari 1 kapsul
2. Cetirizine diminum 1 kali sehari 1 tablet pada malam hari.
3. Acetylcysteine diminum 2 kali sehari 1 kapsul sesudah
makan.
4. Metil Prednisolon diminum 2 kali sehari 1 tablet sesudah
makan.
E. KIE
Cefixime

Nama Obat Cefixime 200 mg


Indikasi Sebagai antibiotik
Cara Penggunaan Diminum 2 kali sehari 1 kapsul
Konseling Cefixime merupakan antibiotik untuk
infeksi pada saluran pernafasan. Obat
ini harus diminum sampai habis
walaupun keluhan sudah tidak
dirasakan lagi.
Cara Penyimpanan Disimpan di kotak obat atau tempat
penyimpanan khusus, hindarkan dari
sinar matahari secara langsung dan
disimpan pada tempat yang kering dan
tidak lembap.
Cetirizine

Nama Obat Cetirizine HCl 10 mg


Indikasi Menghilangkan gejala alergi
Cara Penggunaan Diminum 1 kali sehari 1 tablet pada
malam hari.
Konseling Cetirizine merupakan obat alergi yang
memiliki efek samping mengantuk,
mulut kering, dan rasa mudah lelah,
sehingga konsumsi obat ini lebih baik
pada malam hari.
Cara Penyimpanan Disimpan di kotak obat atau tempat
penyimpanan khusus, hindarkan dari
sinar matahari secara langsung dan
disimpan pada tempat yang kering dan
tidak lembap.

Metil Prednisolon

Nama Obat Metil prednisolone 4 mg


Indikasi Metil prednisolone merupakan obat
yang memiliki efek kerja pada pasien
dengan kondisi alergi.
Cara Penggunaan Diminum 2 kali sehari 1 tablet sesudah
makan.

Konseling Diminum secara rutin dan diusahakan


diminum pada waktu yang sama. Obat
ini merupakan kortikosteroid yang
memerlukan penggunaan secara
khusus. Tidak boleh berhenti
mengkonsumsi obat ini secara
mendadak, dosis harus diturunkan
secara perlahan sebelum berhenti
mengkonsumsi Metil prednisolone.
Cara Penyimpanan Disimpan di kotak obat atau tempat
penyimpanan khusus, hindarkan dari
sinar matahari secara langsung dan
disimpan pada tempat yang kering dan
tidak lembap.

F. KIE Non Farmakologi


1. Pasien disarankan untuk mengurangi konsumsi minuman
berkafein.
2. Pasien disaranakan untuk menghindari faktor penyebab
alergi supaya alergi tidak terulang kembali.
3. Pasien disarankan untuk memperhatikan kemugkinan efek
samping yang terjadi setelah konsumsi obat-obatan yang
diresepkan, apabila muncul efek samping yang
menggangggu, dapat menghubungi dokter..
Resep 7
dr. X
Spesialis Penyakit Dalam
SIP : xxx
Praktek:
Jl. Nusakambangan No. telp : 081122456789

Malang, 4 Mei 2021

R/ Braxidin XX
S 1-0-1

R/ Lansoprazole X
S 0-1-0

R/ Amoxicillin 500 mg X
S 1-1-1

Pro (L/P) : Josua Eko


Umur / BB :-
No. Reg : 0034
Alamat : Sidorahayu

A. Skrining Resep
1. Aspek Administrative
a. Validitas Prescriber

Nama Dokter Ada


Alamat praktek dokter Ada
SIP Ada
Nomor Telefon Ada
Paraf Ada
Tanggal Penulisan Resep Ada
Kesesuaian spesialis Sesuai
b. Validitas Pasien

Nama Pasien Ada


Alamat Ada
Umur Tidak Ada

2. Aspek Farmasetik

Braxidin
Nama Braxidin
Bentuk Tablet salut selaput
Dosis Chlordiazepoxide 5 mg,
Clinidium 2,5 mg
Jumlah 20 tablet
Aturan Pakai 2 kali sehari 1 tablet (pagi dan
malam)
Lansoprazole
Nama Lansoprazole
Bentuk Kapsul
Dosis 30 mg
Jumlah 10
Aturan Pakai 1 kali sehari 1 Kapsul (siang)
Amoxicillin
Nama Amoxicillin
Bentuk Tablet
Dosis 500 mg
Jumlah 10
Aturan Pakai 3 kali sehari 1 tablet

3. Aspek Klinis
Tinjauan Obat
Aspek Informasi Obat Pustaka
Braxidin
Komposisi Chlordiazepoxide 5 mg, Clinidium 2,5 mg PIONAS,
2022
Kelas Antispasmodik Medscape,
Farmakologi 2022
Bentuk Sediaan Tablet salut selaput MIMS
Indonesia,
2018
Indikasi Terapi gangguan saraf otonom dan somatic MIMS
karena cemas. Terapi simptomatik tukak Indonesia,
lambung dan usus 12 jari, hipersekresi dan 2018
hipermotilitas saluran cerna, dyspepsia
nervosa, iritasi dan spasme kolon, sindrom
iritasi usus, colitis, diare, dismenore
Dosis Dewasa : 3-4 tab/hari MIMS
Lansia dan penderita yang lemah : awal 1-2 Indonesia,
tab/hari, kemudian ditingkatkan bertahap 2018
sampai denga dosis efektif.

Kontraindikasi Hipertrofi prostat dan glaukoma MIMS


Indonesia,
2018
Perhatian Gangguan hati, penggunaan jangka panjang, MIMS
kehamilan trimester 1 Indonesia,
2018
Efek Samping Gangguan mental dan penglihatan, MIMS
mengantuk, amnesia, ketergantungan, Indonesia,
retensi urin, hipotensi. 2018
Interaksi Simetidin, alcohol, SSP depresan lain MIMS
Indonesia,
2018
Lansoprazole
Komposisi Lansoprazole 30 mg PIONAS,
2022
Kelas Proton Pump Inhibitor Medscape,
Farmakologi 2022
Bentuk Sediaan Kapsul PIONAS,
2022
Indikasi Pengobatan jangka pendek tukak duodenum A to Z
aktif; untuk mempertahankan penyembuhan Drug Facts
ulkus duodenum, pengobatan jangka
panjang kondisi hipersekresi patologis,
termasuk sindrom Zollinger-Ellison; dalam
kombinasi dengan amoksisilin dan
klaritromisin atau amoksisilin saja (pada
pasien yang tidak toleran atau resisten
terhadap klaritromisin) untuk
pemberantasan H. pylori pada pasien
dengan ulkus duodenum aktif atau
berulang;
Dosis Dewasa: PO 30 mg lansoprazole ditambah A to Z
1 g amoksisilin selama 10 sampai 14 hari, Drug Facts
atau 1 g amoksisilin saja tiga kali selama 14
hari.
Kontraindikasi Hipersensitivitas terhadap lansoprazole, Drug
benzimidazol tersubstitusi (yaitu, Information
esomeprazole, omeprazole, pantoprazole, Handbook
rabeprazole), atau komponen apa pun dalam edisi ke 17
formulasi
Perhatian Kehamilan: Kategori B. Laktasi: Belum A To Z
ditentukan. Lansia: Jangan melebihi 30 Drug Facts
mg/hari kecuali jika diperlukan supresi
asam lambung tambahan. Gangguan fungsi
hati: Pertimbangkan penyesuaian dosis.

Efek Samping SSP: Sakit kepala. GI: Diare; sakit perut; A To Z


mual Drug Facts
Interaksi Ketoconazole: Efek dapat dikurangi dengan A To Z
lansoprazole. Sukralfat: Dapat menunda dan Drug Facts
mengurangi penyerapan; berikan
lansoprazole setidaknya 30 menit sebelum
sucralfate
Amoxicillin
Komposisi Amoxicillin 500 mg PIONAS,
2022
Kelas Antibiotik golongan Penicillin A To Z
Farmakologi Drug Facts
Bentuk Sediaan Tablet PIONAS,
2022
Indikasi Pengobatan telinga, hidung, tenggorokan, A to Z
kulit dan struktur kulit, saluran pernapasan Drug Facts
bagian bawah, dan infeksi gonore akut
tanpa komplikasi yang disebabkan oleh
strain organisme tertentu yang rentan
Kombinasi dengan lansoprazole (pada
pasien yang tidak toleran atau resisten
terhadap klaritromisin) untuk
pemberantasan H. pylori pada pasien
dengan ulkus duodenum aktif atau
berulang;
Dosis Dewasa: PO 30 mg lansoprazole ditambah A to Z
1 g amoksisilin selama 10 sampai 14 hari, Drug Facts
atau 1 g amoksisilin saja tiga kali selama 14
hari.
Kontraindikasi Hipersensitif terhadap penisilin, A to Z
sefalosporin, atau imipenem. Tidak Drug Facts
digunakan untuk mengobati pneumonia
berat, empiema, bakteremia, perikarditis,
meningitis, dan artritis purulen atau septik
selama tahap akut.
Perhatian Kehamilan: Kategori B. Laktasi: A to Z
Diekskresikan dalam ASI. Drug Facts
Hipersensitivitas: Reaksi berkisar dari
ringan hingga mengancam jiwa. Gunakan
dengan hati-hati pada pasien yang sensitif
terhadap sefalosporin karena kemungkinan
alergi silang. Infeksi streptokokus:
Diperlukan minimal 10 hari untuk
pengobatan yang efektif. Superinfeksi:
Dapat menyebabkan pertumbuhan berlebih
dari organisme bakteri atau jamur yang
tidak peka.
Efek Samping Nyeri kepala, diare, mual, muntah, anemia, Medszape,
insomnia 2022
Interaksi Kontrasepsi, oral: Dapat mengurangi efek A to Z
kerja kontrasepsi oral. Tetrasiklin: Dapat Drug Facts
merusak efek bakterisida amoksisilin

B. Analisa Kesesuaian Dosis :

Nama Dosis Dalam Dosis Kesesuaia


Obat Resep Literatur n
Braxidin 2 kali sehari Dewasa : 3- Sesuai
(chlordiazepoxid 4 tab/hari
e 5 mg dan Lansia dan
clinidium 2,5 mg) penderita
yang
lemah :
awal 1-2
tab/hari,
kemudian
ditingkatkan
bertahap
sampai
denga dosis
efektif.

Lansorazol 1 kali sehari pada Dewasa: PO Sesuai


e siang hari (30 30 mg
mg) lansoprazol
e ditambah
1g
amoksisilin
selama 10
sampai 14
hari, atau 1
g
amoksisilin
saja tiga
kali selama
14 hari.
Amoxicillin 3 kali sehari (500 Dewasa: PO Tidak
mg) 30 mg sesuai
lansoprazol
e ditambah
1g
amoksisilin
selama 10
sampai 14
hari, atau 1
g
amoksisilin
saja tiga
kali selama
14 hari.

C. Masalah Terkait Klinis

Jenis DRP DRP yang Penyelesaian


ditemukan
Dosis obat Penggunaan Dilakukan
lebih Lansoprazole 30 konfirmasi pada
mg/hari dan dokter penulis resep
Amoxicillin 1500
mg/hari sebagai
terapi pada
Dispepsia dengan
infeksi H.pylori
tidak sesuai dengan
dosis pada
literature, yaitu
Lansoprazole 30
mg dan
Amoxicillin
1000/hari (A to Z
drug facts).

D. Etiket dan Label


1. Braxidin diminum 2 kali sehari 1 tablet (pagi sebelum
sarapan dan malam hsebelum tidur)
2. Lansoprazole diminum 1 kali sehari 1 kapsul (siang) 30
menit sebelum makan. Harus dihabiskan.
3. Amoxicillin diminum 3 kali sehari 1 tablet sesudah makan.
Harus dihabiskan.
E. KIE
Braxidin

Nama Obat Braxidin


Indikasi Meredakan relaksasi otot lambung dan
usus.
Cara Penggunaan Diminum 2 kali sehari (pagi sebelum
sarapan dan malam hari sebelum tidur).
Konseling Diminum secara teratur. Obat ini
memiliki efek samping mengantuk,
hindari berkendara atau menjalankan
mesin setelah mengkonsumsi obat ini.
Cara Penyimpanan Disimpan di kotak obat atau tempat
penyimpanan khusus, hindarkan dari
sinar matahari secara langsung dan
disimpan pada tempat yang kering dan
tidak lembap.
Lansoprazole

Nama Obat Lansoprazole 30 mg


Indikasi Mengobati tukak lambung.
Cara Penggunaan Diminum 1 kali sehari 1 kapsul 30
menit sebelum makan pada siang hari.
Konseling Diminum secara teratur dan pada
waktu yang sama. Penggunaan obat ini
bersamaan dengan Amoxicillin
bertujuan untuk mengobati tukak
lambung dengan infeksi bakteri, oleh
karena itu obat ini harus diminum
sampai habis untuk kerja obat yang
maksimal.
Cara Penyimpanan Disimpan di kotak obat atau tempat
penyimpanan khusus, hindarkan dari
sinar matahari secara langsung dan
disimpan pada tempat yang kering dan
tidak lembap.
Amoxicillin

Nama Obat Amoxicillin 500 mg


Indikasi Mengatasi infeksi bakteri
Cara Penggunaan Diminum 3 kali sehari 1 tablet setelah
makan
Konseling Penggunaan Amoxicillin bersamaan
dengan Lansoprazole bertujuan untuk
terapi tukak lambung dengan infeksi
bakteri, oleh karena itu harus diminum
sampai habis.
Cara Penyimpanan Disimpan di kotak obat atau tempat
penyimpanan khusus, hindarkan dari
sinar matahari secara langsung dan
disimpan pada tempat yang kering dan
tidak lembap.

F. KIE Non Farmakologi


a. Pasien disarankan untuk makan makanan sehat secara teratur.
b. Pasien disaranakan untuk mengurangi aktivits berat yang membutuhkan
focus tinggi selama mengkonsumsi obat yang diresepkan, karena obat
memiliki efek sedasi.
c. Pasien disarankan untuk mengelola stress.
d. Apabila pasien mengalami efek samping berlebihan yang mengganggu
aktivitas, disarankan untuk menghubungi dokter.
Resep 8

dr. X
Spesialis Penyakit Dalam
SIP : xxx
Praktek:
RSUB No. telp : 081122456789

Malang, 17 Desember 2021

R/ Buscopan plus No.X


S 2 dd 1 prn nyeri
R/ Omeprazole 20 mg No.X
S 2 dd 1
R/ Braxidin tab No. X
S 2 dd 1

Pro (L/P) : Ny. T


Umur / BB : 47 thn
No. Reg :-
Alamat : Perum Griya Tirta Aji

A. Skrining Resep
1. Aspek Administrative
a. Validitas Prescriber

Nama Dokter Ada


Alamat praktek dokter Ada
SIP Tidak Ada
Nomor Telefon Ada
Paraf Ada
Tanggal Penulisan Resep Ada
Kesesuaian spesialis Sesuai
b. Validitas Pasien

Nama Pasien Ada


Alamat Ada
Umur Ada

2. Aspek Farmasetik

Buscopan plus
Nama Buscopan plus
Bentuk Tablet
Dosis Hyoscine-N-butylbromide 10
mg dan Paracetamol 500 mg
Jumlah 10
Aturan Pakai 2 kali sehari 1 tablet bila
nyeri
Omeprazole
Nama Omeprazole
Bentuk Kapsul
Dosis 20 mg
Jumlah 10
Aturan Pakai 2 kali sehari 1 kapsul
Braxidin
Nama Braxidin
Bentuk Tablet salut selaput
Dosis Chlordiazepoxide 5 mg,
Clinidium 2,5 mg
Jumlah 10
Aturan Pakai 2 kali sehari 1 tablet

3. Aspek Klinis
Tinjauan Obat

Aspek Informasi Obat Pustaka


Buscopan plus
Komposisi Hyoscine-N-butylbromide MIMS
10 mg dan Paracetamol 500 Indonesia,
mg 2022
Kelas Antispasmodik dan MIMS
Farmakologi analgesic. Indonesia,
2022
Bentuk Tablet MIMS
Sediaan Indonesia,
2022
Indikasi Nyeri paroksimal pada MIMS
lambung dan usus, kejang Indonesia,
pada saluran biliar, saluran 2022
kemih, organ reproduksi
wanita (dismenore
Dosis 1-2 tablet 3 kali sehari. MIMS
Maksimal 6 tablet sehari Indonesia,
2022
Kontraindikasi Hipersensitivitas terhadap MIMS
Hyoscine-N-butylbromide Indonesia,
atau parasetamol 2022
Perhatian Sindrom Gilvert, insufiensi MIMS
hepatoseluler, disfungsi hati, Indonesia,
gangguan fungsi ginjal 2022
Efek Samping Reaksi alergi, MIMS
trombositopenia, leukopenia, Indonesia,
agranulosit, bronkospasme. 2022
Interaksi Kloramfenikol : terjadi MIMS
peningkatan waktu paruh Indonesia,
sebagai resiko toksisitas 2022
Buscopan plus dengan
Kloramfenikol
Omeprazole
Komposisi Omeprazole PIONAS,
2021
Kelas Proton Pump Inhibitor Drug
Farmakologi Information
Handbook
edisi ke 17
Bentuk Kapsul PIONAS,
Sediaan 2021
Indikasi Pengobatan jangka pendek A to Z Drug
tukak duodenum aktif, Facts
penyakit refluks
gastroesofageal (GERD),
termasuk esofagitis erosif
dan GERD simtomatik;
pengobatan jangka panjang
kondisi hipersekresi
patologis (misalnya, sindrom
Zollinger-Ellison, adenoma
endokrin multipel,
mastositosis sistemik);
Dosis Ulkus duodenum aktif: Oral: Drug
20 mg/hari selama 4-8 Information
minggu Handbook
Tukak lambung: Oral: 40 edisi ke 17
mg/hari selama 4-8 minggu
GERD simtomatik (tanpa
lesi esofagus): Oral: 20
mg/hari hingga 4 minggu
Kontraindikasi Hipersensitivitas terhadap Drug
omeprazole, subtitusi Information
benzimidazol (yaitu, Handbook
esomeprazole, lansoprazole, edisi ke 17
pantoprazole, rabeprazole),
atau komponen apa pun dari
formulasi
Perhatian Kehamilan: Kategori C. A To Z
Laktasi: Belum ditentukan. Drug Facts
Anak-anak: Keamanan dan
kemanjuran pada anak-anak
tidak ditetapkan.
Penggunaan OTC: Bila Drug
digunakan untuk pengobatan Information
sendiri (OTC), jangan Handbook
gunakan selama >14 hari. edisi ke 17
Kejadian efek samping pada
geriatri tidak berbeda dengan
orang dewasa muda
meskipun terjadi sedikit
penurunan eliminasi dan
peningkatan bioavailabilitas.
Bioavailabilitas dapat
meningkat pada orang tua
>65 tahun, namun
penyesuaian dosis tidak
diperlukan.
Efek Samping KARDIOVASKULAR: A To Z
Angina; takikardia; Drug Facts
bradikardia; debaran jantung.
SSP: Sakit kepala; pusing.
DERMATOLOGI : Ruam.
GI: Diare; sakit perut; mual;
muntah; sembelit; perut
kembung. PERNAPASAN:
Batuk; infeksi saluran
pernafasan atas. LAINNYA:
sakit punggung.
Interaksi Benzodiazepin : PPI dapat A To Z
meningkatkan konsentrasi Drug Facts
serum Benzodiazepin.
Omeprazole meningkatkan Medscape,
efek kerja Diazepam dengan 2021
mempengaruhi metabolism Stockley
enzim CYP2C19 Drug
(metabolisme menurun) Interaction
menyebabkan efek sedasi Edisi ke 8
lebih kuat
Braxidin
Komposisi Chlordiazepoxide 5 mg, PIONAS,
Clinidium 2,5 mg 2022
Kelas Antispasmodik Medscape,
Farmakologi 2022
Bentuk Tablet salut selaput MIMS
Sediaan Indonesia,
2018
Indikasi Terapi gangguan saraf MIMS
otonom dan somatic karena Indonesia,
cemas. Terapi simptomatik 2018
tukak lambung dan usus 12
jari, hipersekresi dan
hipermotilitas saluran cerna,
dyspepsia nervosa, iritasi
dan spasme kolon, sindrom
iritasi usus, colitis, diare,
dismenore
Dosis Dewasa : 3-4 tab/hari MIMS
Lansia dan penderita yang Indonesia,
lemah : awal 1-2 tab/hari, 2018
kemudian ditingkatkan
bertahap sampai denga dosis
efektif.

Kontraindikasi Hipertrofi prostat dan MIMS


glaukoma Indonesia,
2018
Perhatian Gangguan hati, penggunaan MIMS
jangka panjang, kehamilan Indonesia,
trimester 1 2018
Efek Samping Gangguan mental dan MIMS
penglihatan, mengantuk, Indonesia,
amnesia, ketergantungan, 2018
retensi urin, hipotensi.
Interaksi Simetidin, alcohol, SSP MIMS
depresan lain Indonesia,
2018

B. Analisa Kesesuaian Dosis :

Nama Obat Dosis Dosis Kesesuaian


Dalam Literatur
Resep
Buscopan 2 kali 1-2 tablet 3 Sesuai
Plus sehari 1 kali sehari.
tablet bila Maksimal 6
nyeri tablet sehari
(MIMS
Indonesia,
2022).
Omeprazole 2 kali Tukak Sesuai
sehari 1 lambung:
kapsul (20 Oral: 40
mg) mg/hari
Braxidin 2 kali Dewasa : 3-4 Sesuai
sehari 1 tab/hari
tablet Lansia dan
penderita
yang lemah :
awal 1-2
tab/hari,
kemudian
ditingkatkan
bertahap
sampai
dengan dosis
efektif.
C. Masalah Terkait Klinis

Jenis DRP DRP yang Penyelesaian


ditemukan
Interaksi Obat Omeprazole Pemakaian tidak
meningkatkan kadar boleh dikonsumsi
Chlordiazepoxide bersamaan.
yang terkandung Braxidin
dalam Braxidin dikonsumsi
dengan mengurangi sebelum makan,
metabolism e Omeprazole
(Medscape, 2022) dikonsumsi 2 jam
sesudah makan.

Efek Samping Braxidin memiliki Braxidin


efek samping dikonsumsi pagi
kelelahan, lemas, hari sebelum
mulut kering, makan dan malam
penglihatan kabur, hari sebelum tidur.
konstipasi (MIMS Disampaikan
Indonesia, 2022) kepada pasien
untuk banyak
mengkonsumsi air
mineral, dan
makanan berserat.
D. Etiket dan Label
1. Buscopan plus diminum 2 kali sehari 1 tablet bila nyeri
2. Omeprazole diminum 2 kali sehari 1 kapsul (2 jam setelah
makan)
3. Braxidin diminum 2 kali sehari (pagi sebelum sarapan dan
malam sebelum tidur).
E. KIE
Braxidin

Nama Obat Braxidin


Indikasi Meredakan relaksasi otot lambung dan
usus.
Cara Penggunaan Diminum 2 kali sehari (pagi sebelum
sarapan dan malam hari sebelum tidur).
Konseling Diminum secara teratur. Obat ini
memiliki efek samping mengantuk,
hindari berkendara atau menjalankan
mesin setelah mengkonsumsi obat ini.
Selain efek samping engantuk, obat ini
juga memiliki efek samping kelelahan,
lemas, mulut kering, penglihatan
kabur, konstipasi. Konsumsi makanan
berserat tinggi untuk mengatasi
kemungkinan terjadinya efek samping
tersebut. Apabila dirasakan efek
samping yang mengganggu, maka
segera konsultasikan ke dokter.
Cara Penyimpanan Disimpan di kotak obat atau tempat
penyimpanan khusus, hindarkan dari
sinar matahari secara langsung dan
disimpan pada tempat yang kering dan
tidak lembap.
Omeprazole

Nama Obat Omeprazole 20 mg


Indikasi Mengobati tukak lambung.
Cara Penggunaan Diminum 2 kali sehari 1 kapsul 2 jam
setelah makan. Diminum pagi dan
siang.
Konseling Diminum secara teratur dan
diusahakan pada waktu yang sama.
Usahakan untuk meminum kapsul
secara utuh (kapsul tidak dibuka).
Apabila mengalami diare, kram perut
setelah mengkonsumsi obat ini, maka
disarankan untuk menghubungi dokter.
Cara Penyimpanan Disimpan di kotak obat atau tempat
penyimpanan khusus, hindarkan dari
sinar matahari secara langsung dan
disimpan pada tempat yang kering dan
tidak lembap.
Buscopan Plus

Nama Obat Buscopan Plus


Indikasi Meredakan relaksasi otot lambung dan
usus, mengatasi nyeri.
Cara Penggunaan Diminum 2 kali sehari 1 tablet bila
nyeri.
Konseling Diminum apabila memiliki keluhan
nyeri hebat saja, apabila nyeri mereda
hanya dengan mengkonsumsi Braxidin,
maka tidak perlu mengkonsumsi obat
ini.
Cara Penyimpanan Disimpan di kotak obat atau tempat
penyimpanan khusus, hindarkan dari
sinar matahari secara langsung dan
disimpan pada tempat yang kering dan
tidak lembap.
F. KIE Non Farmakologi
1. Pasien disarankan untuk makan secara teratur
2. Pasien disarankan untuk memiliki waktu istirahat yang cukup.
3. Pasien disarankan untuk dapat mengelola stress dan melakukan
olahraga ringan setiap hari.
4. Pasien disarankan untuk banyak mengkonsumsi
makanan/minuman berserat.
Resep 9
dr. P
SIP : xxx
Praktek: Praktek:
RS Panti Waluyo Jl. Bareng
Jl. Nusakambangan 56 Telp. 0341 654321
Telp. 0341 234 567
RS Panti Waluyo

Malang, 26 April 2021

R/ Candesartan 8 mg tab No.XXX


S 1-0-0
R/ HCT tab No.XV
S ½-0-0

Pro (L/P) : Tn. S


Umur / BB : 60 thn
No. Reg :-
Alamat : Sukun

G. Skrining Resep
4. Aspek Administrative
f. Validitas Prescriber

Nama Dokter Ada


Alamat praktek dokter Ada
SIP Ada
Nomor Telefon Ada
Paraf Ada
Tanggal Penulisan Resep Ada
Kesesuaian spesialis Sesuai

g. Validitas Pasien
Nama Pasien Ada
Alamat Ada
Umur Ada

5. Aspek Farmasetik

Candesartan
Nama Candesartan
Bentuk Tablet
Dosis 8 mg
Jumlah 30
Aturan Pakai 1 kali sehari 1 tablet (pagi)
Hidrochlorthiazide
Nama Hidrochlorthiazide
Bentuk Tablet
Dosis 25 mg
Jumlah 15
Aturan Pakai 1 kali sehari ½ tablet (pagi)

6. Aspek Klinis
Tinjauan Obat

Aspek Informasi Obat Pustaka


Candesartan
Komposisi Candesartan Sileksetil 8 MIMS edisi
mg 17
Kelas Antihypertensive, A to Z Drug
Farmakologi Angiotensin II antagonist Facts
Bentuk Tablet PIONAS 2021
Sediaan
Indikasi Pengobatan hipertensi A to Z drug
Gagal jantung kongestive facts
Drug
Information
Handbook
edisi ke 17
Dosis Hipertensi : A to Z Drug
Dewasa : Facts
Dosis awal: PO 16
mg/hari; Total dosis harian
berkisar antara 8 hingga 32
mg dalam 1 atau 2 dosis.
Gagal jantung kongestive Drug
Oral: Awal: 4 mg sekali Information
sehari; gandakan dosis Handbook
pada interval 2 minggu, edisi ke 17
sesuai toleransi; dosis
target: 32 mg
Kontraindikasi Hipersensitivitas terhadap Drug
candesartan atau Information
komponen formulasi apa Handbook
pun; gangguan hati berat edisi ke 17
dan/atau kolestasis;
kehamilan; menyusui
Perhatian Kehamilan: Kategori D A to Z Drug
(trimester kedua dan Facts
ketiga); Kategori C
(trimester pertama). Dapat
menyebabkan cedera atau
kematian janin jika
digunakan selama trimester
kedua atau ketiga.
Gangguan fungsi ginjal:
pasien yang fungsi
ginjalnya mungkin
bergantung pada aktivitas
sistem renin-angiotensin-
aldosteron (misalnya,
pasien dengan CHF berat).
Pasien
hipotensi/penurunan
volume: Hipotensi
simtomatik dapat terjadi
setelah pemberian
candesarten pada pasien
yang mengalami
penurunan volume
intravaskular (misalnya,
mereka yang diobati
dengan diuretik)
Efek Samping SSP: Sakit kepala; pusing; A to Z Drug
kelelahan. THT: Rinitis; Facts
radang dlm selaput lendir;
faringitis. GI: Mual; sakit
perut; diare; muntah.
PERNAPASAN: Infeksi
saluran pernapasan atas;
bronkitis; batuk.
LAINNYA: Sakit
punggung; sakit dada;
busung; artralgia;
albuminuria.
Interaksi Litium: Konsentrasi A to Z Drug
plasma dapat ditingkatkan Facts
dengan candesartan,
menghasilkan peningkatan
efek farmakologis dan
merugikan litium.
Hydrochlorthiazide
Komposisi Hydrochlorthiazide 25 mg PIONAS,
2021
Kelas Thiazide diuretik A to Z Drug
Farmakologi Facts
Bentuk Tablet PIONAS,
Sediaan 2021
Indikasi Terapi tambahan untuk A to Z Drug
edema yang berhubungan Facts
dengan CHF, sirosis hati,
disfungsi ginjal, dan terapi
kortikosteroid dan
estrogen; pengobatan
hipertensi. Off label:
Pencegahan pembentukan
dan prekurensi kalsium
nefrolitiasis; terapi untuk
diabetes insipidus
nefrogenik.
Dosis Hipertensi : A to Z Drug
DEWASA: PO 25 sampai Facts
50 mg/hari sebagai dosis
tunggal atau 2 dosis
terbagi. Drug
Hipertensi: Oral: 12,5-50 Information
mg/hari Handbook

Edema :
DEWASA: PO 25 sampai
100 mg/hari.
Kontraindikasi Hipersensitivitas terhadap A to Z Drug
tiazid, diuretik, atau obat Facts
turunan sulfonamid;
anuria; dekompensasi
ginjal
Perhatian Kehamilan: Kategori B. A to Z Drug
Laktasi: Diekskresikan Facts
dalam ASI. Gangguan hati:
Perubahan kecil pada
keseimbangan cairan dan
elektrolit dapat memicu
koma hepatik;
menggunakan obat dengan
hati-hati. Hipersensitivitas:
Dapat terjadi pada pasien
dengan atau tanpa riwayat
alergi atau asma bronkial;
sensitivitas silang dengan
sulfonamid juga dapat
terjadi. Lupus eritematosus
Efek Samping CV: Hipotensi ortostatik. A to Z Drug
SSP: Pusing, lemas, Facts
gelisah, insomnia.
DERM: Fotosensitifitas,
ruam; urtikaria
EENT: Penglihatan kabur,
xanthopsia (penglihatan
kuning).
GI: Anoreksia, iritasi
lambung, mual, muntah,
sakit perut atau kram,
kembung, diare, sembelit
GU: Impotensi, penurunan
libido
LAINNYA: Kram atau
kejang otot, demam,
hiperurisemia.
Interaksi Diuretik loop: Efek A to Z Drug
sinergis dapat Facts
menyebabkan diuresis
berat dan kelainan
elektrolit yang serius.
Sulfonilurea, insulin:
Dapat menurunkan efek
hipoglikemik sulfonilurea.
Mungkin perlu Medscape,
meningkatkan dosis 2022
sulfonilurea atau insulin
Candesartan : Kadar
Candesartan akan
meningkat apabila
berinteraksi dengan
Hydrochlorthiazide, serum
potassium
hydrochlorthiazide akan
menurun.

H. Analisa Kesesuaian Dosis :

Nama Obat Dosis Dosis Kesesuaian


Dalam Literatur
Resep
Candesartan 1 kali Dosis awal: Sesuai
sehari 1 PO 16
tablet (8 mg/hari;
mg) Total dosis
harian
berkisar
antara 8
hingga 32
mg dalam 1
atau 2 dosis.
(A to Z
Drug Facts)
Hydrochlorthiazide 1 kali Hipertensi: Sesuai
sehari ½ Oral: 12,5-
tablet 50 mg/hari
(12,5 (Drug
mg) Information
Handbook)

I. Masalah Terkait Klinis

Jenis DRP DRP yang Penyelesaian


ditemukan
Interaksi Obat Candesartan : Kadar Dilakukan
Candesartan akan monitoring
meningkat apabila tekanan darah
berinteraksi dengan secara berkala
Hydrochlorthiazide, (Medscape, 2021).
serum potassium Apabila terdapat
hydrochlorthiazide tanda-tanda
akan menurun hipotensi, maka
(Medscape, 2022) dihimpau untuk
segera
mengubungi
dokter.
Efek Samping Hydrochlortiazide Dikonsumsi
memiliki efek setelah makan
samping nyeri perut, karena dapat
penglihatan mengabur, meminimalkan
hiperurisemia dan k iritasi lambung (A
ram otot. To Z Drug Facts).
Diminum pada
pagi hari supaya
tidak mengganggu
waktu istirahat
karena
hiperurisemia.
Disampaikan
kepada pasien
apabila dirasakan
efek samping
berlebihan yang
mengganggu
aktivitas, maka
segera
menghubungi
dokter.

J. Etiket dan Label


1. Candesartan dimium 1 kali sehari 1 tablet setelah makan
pada pagi hari.
2. Hydrochlorthiazide diminum 1 kali sehari ½ tablet sesuah
makan pada pagi hari
K. KIE
Candesartan

Nama Obat Candesartan


Indikasi Menurunkan tekanan darah (hipertensi)
Cara Penggunaan Diminum 1 kali sehari 1 tablet setelah
makan pada pagi hari. Diusahakan
diminum pada waktu yang sama.
Konseling Diminum secara teratur untuk
menurunkan tekanan darah tinggi.
Diusahakan diminum pada waktu yang
sama setiap harinya.
Cara Penyimpanan Disimpan di kotak obat atau tempat
penyimpanan khusus, hindarkan dari
sinar matahari secara langsung dan
disimpan pada tempat yang kering dan
tidak lembap.

Amlodipine

Nama Obat Hydrochlorthiazide


Indikasi Menurunkan tekanan darah (hipertensi)
Cara Penggunaan Diminum 1 kali sehari ½ tablet setelah
makan pada pagi hari. Diusahakan
diminum pada waktu yang sama setiap
harinya.
Konseling Diminum secara teratur untuk
menurunkan tekanan darah tinggi.
Diusahakan diminum pada waktu yang
sama setiap harinya. Apabila
merasakan efek samping kram/nyeri
otot, penglihatan kabur, nyeri perut
setelah mengkonsumsi obat ini
disarankan untuk berhenti
mengkonsumsi Hydrochlorthiazide dan
menghubungi dokter.
Cara Penyimpanan Disimpan di kotak obat atau tempat
penyimpanan khusus, hindarkan dari
sinar matahari secara langsung dan
disimpan pada tempat yang kering dan
tidak lembap.

L. KIE Non Farmakologi


1. Pasien disarankan untuk mengurangi konsumsi makanan
tinggi garam, minuman yang mengandung kafein (kopi,
teh).
2. Pasien disarankan untuk memiliki waktu istirahat yang
cukup.
3. Pasien disarankan untuk dapat mengelola stress dan
melakukan olahraga ringan setiap hari, seperti berjalan kaki
salaam 15-30 menit.
4. Pasien disarankan untuk meminum obat secara rutin setiap
harinya dan sebelum obat habis, disarankan untuk periksa
ke dokter supaya tekanan darah terpantau dan mendapatkan
terapi pengobatan secara maksimal.
Resep 10
dr. E, Sp.PD
SIP : xxx

Kantor : Rumah :
RS. Panti Nirmala Vila Puncak Tidar
Jl. Nusakambangan

Malang,

R/ Candesartan 8 mg No.XXX
1 dd 1
R/ Clopidogrel 75 mg No.XXX
1 dd 1
R/ Neurodex No. XXX
1 dd 1
R/ Atorvastatin 20 mg No XXX
0-0-1
R/ Cetirizine tab No X
Prn 2 dd 1 (gatal)

Pro (L/P) : Tn. M


Umur / BB :-
No. Reg :-
Alamat : Kepuli

A. Skrining Resep
1. Aspek Administrative
a. Validitas Prescriber

Nama Dokter Ada


Alamat praktek dokter Ada
SIP Ada
Nomor Telefon Tidak Ada
Paraf Ada
Tanggal Penulisan Resep Tidak Ada
Kesesuaian spesialis Sesuai
b. Validitas Pasien

Nama Pasien Ada


Alamat Ada
Umur Tidak Ada

2. Aspek Farmasetik

Candesartan
Nama Candesartan
Bentuk Tablet
Dosis 8 mg
Jumlah 30
Aturan Pakai 1 kali sehari 1 tablet
Clopidogrel
Nama Clopidogrel
Bentuk Tablet salut selaput
Dosis 7,5 mg
Jumlah 30
Aturan Pakai 1 kali sehari 1 tablet
Neurodex
Nama Neurodex
Bentuk Tablet salut selaput
Dosis Vit B1 100 mg, Vit B6 200
mg, Vit B12 250 mcg
Jumlah 30
Aturan Pakai 1 kali sehari 1 tablet

Atorvastatin
Nama Atorvastatin
Bentuk Tablet
Dosis 20 mg
Jumlah 30
Aturan Pakai 1 kali sehari 1 tablet
Cetirizine
Nama Cetirizine
Bentuk Kapsul
Dosis 500 mg
Jumlah 10
Aturan Pakai 2 kali sehari 1 tablet

3. Aspek Klinis
Tinjauan Obat

Aspek Informasi Obat Pustaka


Candesartan
Komposisi Candesartan Sileksetil 8 MIMS edisi
mg 17
Kelas Antihypertensive, A to Z Drug
Farmakologi Angiotensin II antagonist Facts
Bentuk Tablet PIONAS
Sediaan 2021
Indikasi Pengobatan hipertensi A to Z drug
Gagal jantung kongestive facts
Drug
Information
Handbook
edisi ke 17
Dosis Hipertensi : A to Z Drug
Dewasa : Facts
Dosis awal: PO 16
mg/hari; Total dosis harian
berkisar antara 8 hingga 32
mg dalam 1 atau 2 dosis.
Gagal jantung kongestive Drug
Information
Oral: Awal: 4 mg sekali Handbook
sehari; gandakan dosis edisi ke 17
pada interval 2 minggu,
sesuai toleransi; dosis
target: 32 mg
Kontraindikasi Hipersensitivitas terhadap Drug
candesartan atau Information
komponen formulasi apa Handbook
pun; gangguan hati berat edisi ke 17
dan/atau kolestasis;
kehamilan; menyusui
Perhatian Kehamilan: Kategori D A to Z Drug
(trimester kedua dan Facts
ketiga); Kategori C
(trimester pertama). Dapat
menyebabkan cedera atau
kematian janin jika
digunakan selama trimester
kedua atau ketiga.
Gangguan fungsi ginjal:
pasien yang fungsi
ginjalnya mungkin
bergantung pada aktivitas
sistem renin-angiotensin-
aldosteron (misalnya,
pasien dengan CHF berat).
Pasien hipotensi/penurunan
volume: Hipotensi
simtomatik dapat terjadi
setelah pemberian
candesarten pada pasien
yang mengalami
penurunan volume
intravaskular (misalnya,
mereka yang diobati
dengan diuretik)
Efek Samping SSP: Sakit kepala; pusing; A to Z Drug
kelelahan. THT: Rinitis; Facts
radang dlm selaput lendir;
faringitis. GI: Mual; sakit
perut; diare; muntah.
PERNAPASAN: Infeksi
saluran pernapasan atas;
bronkitis; batuk.
LAINNYA: Sakit
punggung; sakit dada;
busung; artralgia;
albuminuria.
Interaksi Litium: Konsentrasi A to Z Drug
plasma dapat ditingkatkan Facts
dengan candesartan,
menghasilkan peningkatan
efek farmakologis dan
merugikan litium.
Clopidogrel
Komposisi Klopidogrel 75 mg PIONAS,
2021
Kelas Antiplatelet A To Z Drug
Farmakologi Aggregation Inhibitor Facts
Bentuk Tablet PIONAS,
Sediaan 2021
Indikasi Pengurangan kejadian A to Z Drug
aterosklerotik (misalnya, Facts
MI, stroke, kematian
vaskular) pada pasien
dengan aterosklerosis yang
mengalami stroke MI baru-
baru ini, atau penyakit
arteri perifer yang sudah
ada.
Dosis PO 75 mg sekali sehari A to Z Drug
dengan atau tanpa Facts
makanan.
Kontraindikasi Hipersensitivitas terhadap A to Z Drug
obat; perdarahan patologis Facts
aktif seperti ulkus
peptikum atau perdarahan
intrakranial.
Perhatian Kategori Kehamilan B. A to Z Drug
Gunakan dengan hati-hati Facts
pada pasien yang memiliki
lesi dengan kecenderungan
berdarah. Hati-hati
menggunakan obat yang
dapat meningkatkan lesi
tersebut (misalnya, aspirin,
NSAID).
Efek Samping Edema, hipertensi, nyeri A to Z Drug
kepala, nyeri perut, diare, Facts
mual, muntah, batuk, nyeri
punggung, nyeri dada.
Interaksi Clopidogrel menghambat A to Z Drug
P450 2C9. Oleh karena itu, Facts
clopidogrel dapat
mengganggu metabolisme
fenitoin, tamoxifen,
tolbutamide, warfarin
(memperpanjang waktu
perdarahan), torsemide,
fluvastatin, dan banyak
NSAID, tetapi tidak ada
data yang dapat digunakan
untuk memprediksi
besarnya interaksi ini.
Neurodex
Komposisi Vitamin B1 100 mg, Vit MIMS
B6 200 mg, Vit B12 250 Indonesia
mcg 2022
Kelas Suplemen MIMS
Farmakologi Indonesia
2022
Bentuk Tablet salut selaput PIONAS,
Sediaan 2022
Indikasi Sebagai suplemen MIMS
makanan Indonesia,
2022
Dosis Oral, defisiensi vit B12 A to Z Drug
karena kekurangan gizi, Facts
50-150 mcg atau lebih
diberikan diantara makan.
ANAK 35-50 mcg dua kali
sehari.
Kontraindikasi Hipersensitivitas terhadap A to Z Drug
kobalt, vitamin B12, atau Facts
komponen apa pun dari
obat ini; atrofi saraf optik
herediter.
Perhatian Kehamilan: Kategori A A to Z Drug
(Kategori C dalam dosis Facts
yang melebihi RDA).
Laktasi: Diekskresikan
dalam ASI.
Hipersensitivitas: Syok
anafilaksis dan kematian
telah dikaitkan dengan
penggunaan parenteral.
Efek Samping Kardiovaskular: CHF, Drug
gangguan vaskular perifer, Information
trombosis vaskular perifer Handbook
Sistem saraf pusat: edisi ke 17
Kecemasan, pusing, sakit
kepala, hipoestesia,
inkoordinasi, nyeri, gugup
Dermatologis: Gatal,
urtikaria, eksantema
(sementara)
Gastrointestinal: Diare,
dispepsia, glositis, mual,
sakit tenggorokan, muntah
Hematologi: Polisitemia
vera
Neuromuskular & skeletal:
gaya berjalan abnormal,
artritis, nyeri punggung,
mialgia, parestesia,
kelemahan
Pernafasan: Dispnea,
edema paru, rinitis
Lain-lain: Anafilaksis
(parenteral) dan infeksi
Interaksi Kloramfenikol: A to Z Drug
Menurunkan efek Facts
hematologi vitamin B12
pada pasien dengan anemia
pernisiosa. Kolkisin,
asupan alkohol berlebihan
(lebih dari 2/minggu)
neomisin, kalium yang
dilepaskan waktu, asam
para-aminosalisilat:
Menurunkan penyerapan
vitamin B12 oleh saluran
cerna.
Atorvastatin
Komposisi Atorvastatin 20 mg PIONAS,
2022
Kelas Antihyperlipidemic A to Z Drug
HMG-CoA reductase
Farmakologi Facts
inhibitor
Bentuk Tablet PIONAS,
Sediaan 2022
Indikasi Hiperkolesterolemia: A o Z Drug
Tambahan untuk diet untuk Facts
mengurangi peningkatan
kolesterol total, kolesterol
LDL, apolipoprotein B,
dan kadar trigliserida.
Hiperlipoproteinemia
familial tipe III: Untuk
mengobati pasien dengan
disbetalipoproteinemia
primer (Fredrickson tipe
III) yang tidak memberikan
respons yang memadai
terhadap diet, Peningkatan
serum Trigliserida
Dosis Dewasa : PO 10 sampai 80 A o Z Drug
mg/hari.
Facts

Kontraindikasi Penyakit hati aktif atau A o Z Drug


peningkatan transaminase Facts
serum persisten yang tidak
dapat dijelaskan;
kehamilan; laktasi.
Perhatian Kehamilan: Kategori X. A to Z Drug
Laktasi: Kontraindikasi Facts
pada wanita menyusui.
ANAK-ANAK: Keamanan
dan kemanjuran tidak
ditetapkan. Penyakit hati:
Gunakan dengan hati-hati
pada pasien yang
mengonsumsi alkohol
dalam jumlah besar atau
memiliki riwayat penyakit
hati
Efek Samping SSP: Sakit kepala, pusing, A to Z Drug
kelemahan, insomnia, Facts
parestesia.
DERMATOLOGI : Ruam.
GI: Sembelit, diare, perut
kembung, dyspepsia, sakit
perut, mual.
PERNAPASAN: Sinusitis,
faringitis, rhinitis,
bronkitis. LAINNYA:
Sindrom mirip flu,
kelemahan, sakit kaki dan
punggung, arthralgia,
myalgia, radang sendi,
nyeri dada,
Interaksi Calcium Channel Blockers Drug
(Nondihydropyridine): Information
Dapat menurunkan Handbook
metabolisme HMG-CoA edisi ke 17
Reductase Inhibitors.
Risiko D: Pertimbangkan
modifikasi terapi

Clopidogrel: Atorvastatin
dapat mengurangi efek
terapeutik Clopidogrel.
Cetirizine
Komposisi Cetirizine tablet 500 mg PIONAS,
2022
Kelas Antihistamin A to Z Drug
Farmakologi Facts
Bentuk Kapsul PIONAS,
Sediaan 2022
Indikasi Menghilangkan gejala A o Z Drug
yang berhubungan dengan Facts
rinitis alergi (hidung dan
nonnasal); pengobatan dari
urtikaria idiopatik kronis.
Dosis DEWASA & ANAK 6 A o Z Drug
TAHUN: PO 5 atau 10 mg Facts
setiap hari.

Kontraindikasi Hipersensitivitas terhadap Drug


cetirizine, hydroxyzine, Information
atau komponen formula Handbook
lainnya edisi ke 17

Perhatian Depresi SSP: Dapat Drug


menyebabkan depresi SSP, Information
yang dapat mengganggu Handbook
kemampuan fisik atau edisi ke 17
mental; pasien harus
diperingatkan tentang
melakukan tugas-tugas
yang memerlukan
kewaspadaan mental
(misalnya, mengoperasikan
mesin atau mengemudi).

Gangguan hati: Gunakan


dengan hati-hati pada
pasien dengan gangguan
hati; penyesuaian dosis
dianjurkan.

Gangguan ginjal: Gunakan


dengan hati-hati pada
pasien dengan gangguan
ginjal; penyesuaian dosis
dianjurkan.

Lansia: Gunakan dengan


hati-hati pada orang tua;
mungkin lebih sensitif
terhadap efek samping.
Efek Samping Nyeri kepala, kelelahan, Medscape,
mulut kering, diare, 2022
muntah, nyeri perut,
hipotensi
Interaksi Acetylcholinesterase Drug
Inhibitors (Central): Information
Antikolinergik dapat Handbook
mengurangi efek terapeutik edisi ke 17
dari Acetylcholinesterase
Inhibitors

B. Analisa Kesesuaian Dosis :

Nama Obat Dosis Dosis Kesesuaian


Dalam Literatur
Resep
Candesartan 1 kali Dewasa : Sesuai
sehari 1 Dosis awal:
tablet (8 PO 16
mg) mg/hari; Total
dosis harian
berkisar antara
8 hingga 32
mg dalam 1
atau 2 dosis (A
to Z Drug
Facts).

Clopidogrel 1 kali PO 75 mg Sesuai


sehari 1 sekali sehari
tablet (75 dengan atau
mg) tanpa makanan
(A to Z Drug
Facts).
Neurodex 1 kali Oral, defisiensi Sesuai
sehari 1 vit B12 karena
tablet kekurangan
gizi, 50-150
mcg atau lebih
diberikan
diantara
makan (A to Z
Drug Facts).
Atorvastatin 1 kali Dewasa : PO Sesuai
sehari 1 10 sampai 80
tablet (20 mg/hari (A o Z
mg) Drug Facts)

Cetirizine 2 kali DEWASA & Tidak sesuai


sehari 1 ANAK 6
tablet bila TAHUN: PO 5
gatal (10 atau 10 mg
mg) setiap hari (A
to Z Drug
Facts)

C. Masalah Terkait Klinis

Jenis DRP DRP yang Penyelesaian


ditemukan
Interaksi Obat Atorvastatin dapat Dilakukan
mengurangi efek monitoring
terapeutik penggunaan obat,
Clopidogrel (Drug kedua obat ini tidak
Information diminum secara
Handbook 17 bersamaan.
edition) Atorvastatin
diminum pada
malam hari,
Clopidogrel
diminum pagi hari
setelah makan.
Dosis obat lebih Dituliskan pada Dilakukan
resep Cetirizine konfirmasi pada
diminum 2 kali penulis resep.
sehari 1 tablet bila
gatal (10 mg),
sedangkan pada
lteratur disebutkan
bahwa dosis
Cetirizine PO 5
atau 10 mg setiap
hari (A to Z Drug
Facts).

D. Etiket dan Label


1. Candesartan diminum 1 kali sehari 1 tablet pada malam
hari.
2. Clopidogrel diminum 1 kali sehari 1 tablet pada pagi hari
setelah makan.
3. Neurodex diminum 1 kali sehari 1 tablet setelah makan.
4. Atorvastatin diminum 1 kali sehari 1 tablet pada malam hari
5. Cetirizine diminum 2 kali sehari 1 kapsul bila gatal.
E. KIE
F. Candesartan
Nama Obat Candesartan
Indikasi Menurunkan tekanan darah (hipertensi)
Cara Penggunaan Diminum 1 kali sehari 1 tablet setelah
makan pada malam hari. Diusahakan
diminum pada waktu yang sama.
Konseling Diminum secara teratur untuk
menurunkan tekanan darah tinggi.
Diusahakan diminum pada waktu yang
sama setiap harinya. Diminum pada
malam hari dan tidak boleh bersamaan
dengan Meloxicam karena dapat
mengurangi efek kerja Candesartan.
Cara Penyimpanan Disimpan di kotak obat atau tempat
penyimpanan khusus, hindarkan dari
sinar matahari secara langsung dan
disimpan pada tempat yang kering dan
tidak lembap.
Clopidogrel

Nama Obat Clopidogrel 75 mg


Indikasi Menurunkan kejadian aterosklerotik
Cara Penggunaan Diminum 1 kali sehari 1 tablet setelah
makan
Konseling Diminum secara rutin selama 30 hari
dan diusahakan diminum pada waktu
yang sama.
Cara Penyimpanan Disimpan di kotak obat atau tempat
penyimpanan khusus, hindarkan dari
sinar matahari secara langsung dan
disimpan pada tempat yang kering dan
tidak lembap.
Neurodex
Nama Obat Neurodex
Indikasi Suplemen
Cara Penggunaan Diminum 1 kali sehari 1 tablet setelah
makan selama 30 hari. Diusahakan
diminum pada waktu yang sama setiap
harinya.
Konseling Diminum secara teratur sebagai
suplemen.
Cara Penyimpanan Disimpan di kotak obat atau tempat
penyimpanan khusus, hindarkan dari
sinar matahari secara langsung dan
disimpan pada tempat yang kering dan
tidak lembap.
Atorvastatin

Nama Obat Atorvastatin


Indikasi Menurunkan kadar kolesterol
Cara Penggunaan Diminum 1 kali sehari 1 tablet pada
malam hari.
Konseling Obat ini diminum secara teratur dan
rutin selama 30 hari. Diusahakan
diminum pada waktu yang sama setiap
harinya.
Cara Penyimpanan Disimpan di kotak obat atau tempat
penyimpanan khusus, hindarkan dari
sinar matahari secara langsung dan
disimpan pada tempat yang kering dan
tidak lembap.
Cetirizine

Nama Obat Cetirizine HCl 10 mg


Indikasi Menghilangkan gejala alergi
Cara Penggunaan Diminum 2 kali sehari 1 tablet pada
malam hari.
Konseling Cetirizine merupakan obat alergi yang
memiliki efek samping mengantuk,
mulut kering, dan rasa mudah lelah,
sehingga konsumsi obat ini lebih baik
pada malam hari.
Cara Penyimpanan Disimpan di kotak obat atau tempat
penyimpanan khusus, hindarkan dari
sinar matahari secara langsung dan
disimpan pada tempat yang kering dan
tidak lembap.

G. KIE Non Farmakologi


a. Pasien disarankan untuk mengurangi konsumsi makanan
tinggi garam, minuman yang mengandung kafein (kopi,
teh).
b. Pasien disarankan untuk mengurangi konsumsi makanan
berlemak.
c. Pasien disarankan untuk memiliki waktu istirahat yang
cukup.
c. Pasien disarankan untuk dapat mengelola stress dan
melakukan olahraga ringan setiap hari, seperti berjalan kaki
salaam 15-30 menit.
d. Pasien disarankan untuk meminum obat secara rutin setiap
harinya dan sebelum obat habis, disarankan untuk periksa
ke dokter supaya tekanan darah terpantau dan mendapatkan
terapi pengobatan secara maksimal.

Resep 11
G. Skrining Resep
4. Aspek Administrative
c. Validitas Prescriber

Nama Dokter Ada


Nama Apoteker Ada
Alamat Apotek Ada
Nomor Telefon Ada
Paraf Apoteker Ada
Tanggal Penulisan Copy Ada
Resep

d. Validitas Pasien

Nama Pasien Ada


Alamat Ada
Umur Ada

5. Aspek Farmasetik

Sangmag
Nama Asiklovir
Bentuk Tablet
Dosis Mg trisilicate 325 mg, Al
hydroxide colloidal 325 mg,
papaverine HCl 30 mg,
chlordiazepoxide HCl 5 mg, vit
B1 2 mg, vit B2 1 mg, vit B6
0.5 mg, vit B12 1 mcg,
niacinamide 5 mg, Ca
pantothenate 1 mg
Jumlah 10 tablet
Aturan Pakai 3 kali sehari 1 tablet
Analsik
Nama Analsik
Bentuk Kaplet
Dosis Metampiron 500 mg
Diazepam 2 mg
Jumlah 10 kaplet
Aturan Pakai 2 kali sehari 1 Kapsul

6. Aspek Klinis
Tinjauan Obat

Aspek Informasi Obat Pustaka


Sanmag
Komposisi Mg trisilicate 325 mg, Al hydroxide MIMS
colloidal 325 mg, papaverine HCl 30 mg,
chlordiazepoxide HCl 5 mg, vit B1 2 mg,
vit B2 1 mg, vit B6 0.5 mg, vit B12 1 mcg,
niacinamide 5 mg, Ca pantothenate 1 mg
Kelas Antasida, Agen Antirefluks & Antiulceran MIMS
Farmakologi
Bentuk Sediaan Tablet salut selaput MIMS
Indikasi Hiperasiditas GI, gastritis, spasme GI & MIMS
pilorus, tukak peptik & duodenum,
dispepsia neurogenik, hipermotilitas usus,
perut kembung. Mengurangi gejala
hiperasiditas lambung seperti mual, nyeri
lambung & epigastrium, perut kembung &
rasa penuh di perut.
Dosis Oral : 1-2 tab MIMS
Indonesia,
2018
Kontraindikasi Hipersensitivitas. Gangguan ginjal berat. MIMS
Indonesia,
2018
Perhatian Kemungkinan ketergantungan obat, MIMS
amnesia & meningkatkan keparahan kejang Indonesia,
grand mal; penyakit otak organik, 2018
insufisiensi cardio-resp, penurunan fungsi
hati atau ginjal, PPOK; penggunaan jangka
panjang >2 minggu; hipofosfatemia &
osteomalasia. Hamil & laktasi. Tua.
Efek Samping Kelelahan, kantuk, kelemahan otot, diare, MIMS
sembelit; mual, muntah. Indonesia,
2018
Interaksi Dapat meningkatkan efek depresan SSP MIMS
dari alkohol, barbiturat, antihistamin, Indonesia,
fenotiazin; fenitoin (potensiasi); 2018
peningkatan efek relaksan otot dengan
benzodiazepin & relaksan otot sentral atau
perifer lainnya; antasida dapat
memperlambat penyerapan GI; simetidin &
tetrasiklin.
Analsik
Komposisi Methampyrone 500 mg, diazepam 2 mg PIONAS,
2022
Kelas Nonsteroidal Anti-Inflammatory Drugs MIMS
Farmakologi (NSAIDs)
Bentuk Sediaan Kapsul PIONAS,
2022
Indikasi Meredakan nyeri sedang hingga berat, MIMS
terutama kolik & pascaoperasi bila
diperlukan kombinasi dengan obat
penenang.
Dosis 1 kaplet, jika nyeri menetap, diikuti 1 kaplet MIMS
setiap 6-8 jam. Maks: 4 kaplet setiap hari..
Kontraindikasi Hipersensitivitas terhadap lansoprazole, MIMS
benzimidazol tersubstitusi (yaitu,
esomeprazole, omeprazole, pantoprazole,
rabeprazole), atau komponen apa pun dalam
formulasi
Perhatian Disfungsi hati dan ginjal, pasien depresi MIMS
berat, kelainan darah.

Efek Samping Agranulositosis, reaksi hipersensitivitas, MIMS


reaksi kulit, kantuk, pusing, konstipasi,
depresi, hipotensi, mual, tremor, retensi
urin, vertigo.
Interaksi Klorpromazin, simetidin, alkohol, depresan MIMS
SSP lainnya.

H. Analisa Kesesuaian Dosis :

Nama Obat Dosis Dosis Kesesuaian


Dalam Literatur
Resep
Sanmag 3 kali sehari Dewasa : 1-2 Tidak sesuai
tablet sehari
(mims)

Analsik 2 kali sehari 1 kaplet, jika Sesuai


nyeri
menetap,
diikuti 1
kaplet setiap
6-8 jam.
Maks: 4
kaplet setiap
hari..

I. Masalah Terkait Klinis

Jenis DRP DRP yang Penyelesaian


ditemukan
Over dose Penggunaan Dilakukan
sanmag 3x1 tidak konfirmasi pada
seusai literatur dokter penulis resep
yaitu 1-2 tablet
sehari (mims)
Interaksi obat Sanmag Pemberian obat
mengandung dapat diberikan jeda
papaverine dan
analsik
mengandung
diazepam keduanya
dapat
meningkatkan efek
sedasi. (Medscape)

J. Etiket dan Label


4. Sanmag diminum 3 kali sehari 1 tablet sebelum makan
5. Analsik diminum 2 kali sehari 2 jam sesudah makan
K. KIE
Sanmag

Nama Obat Sanmag


Indikasi Mengurangi gejala hiperasiditas
lambung seperti mual, nyeri lambung
& epigastrium, perut kembung & rasa
penuh di perut.
Cara Penggunaan Diminum 3 kali sehari setiap 8 jam
sebelum makan
Konseling Diminum secara teratur sesuai aturan
yakni 3 kali sehari setiap 8 jam
sebelum makan. Diusahakan diminum
pada waktu yang sama setiap harinya.
Jangan hentikan penggunaan tanpa
saran dokter
Cara Penyimpanan Disimpan di kotak obat atau tempat
penyimpanan khusus, hindarkan dari
sinar matahari secara langsung dan
disimpan pada tempat yang kering dan
tidak lembap.
Analsik

Nama Obat Analsik


Indikasi Untuk mengurangi rasa nyeri sedang
sampai berat
Cara Penggunaan Diminum 2 kali sehari
Konseling Diminum secara teratur dan pada
waktu yang sama. 2 kali sehari setiap
12 jam, diminum 2 jam sesudah makan
untuk menghindari interaksi dengan
sanmag
Cara Penyimpanan Disimpan di kotak obat atau tempat
penyimpanan khusus, hindarkan dari
sinar matahari secara langsung dan
disimpan pada tempat yang kering dan
tidak lembap.

L. KIE Non Farmakologi


e. Pasien disarankan untuk makan makanan sehat secara teratur.
f. Pasien disaranakan untuk mengurangi aktivits berat yang membutuhkan
focus tinggi selama mengkonsumsi obat yang diresepkan, karena obat
memiliki efek sedasi.
g. Pasien disarankan untuk mengelola stress.
h. Apabila pasien mengalami efek samping berlebihan yang mengganggu
aktivitas, disarankan untuk menghubungi dokter.

Resep 12
C. Skrining Resep
4. Aspek Administrative
c. Validitas Prescriber

Nama Dokter Ada


Alamat praktek dokter Ada
SIP Ada
Nomor Telefon Ada
Paraf Ada
Tanggal Penulisan Resep Ada
Kesesuaian spesialis Sesuai

d. Validitas Pasien

Nama Pasien Ada


Alamat Ada
Umur Ada

5. Aspek Farmasetik

Amlodipin
Nama Amlodipine
Bentuk Tablet
Dosis Amlodipine 10 mg
Jumlah 15
Aturan Pakai 1 kali sehari 1 tablet bila
nyeri
B komplek
Nama B komplek
Bentuk Tablet
Dosis -
Jumlah 10
Aturan Pakai 1 kali sehari 1 Tablet
Bisoprolol
Nama Bisoprolol
Bentuk Tablet
Dosis Bisoprolol 5 mg
Jumlah 15
Aturan Pakai 1 kali sehari 1 tablet

6. Aspek Klinis
Tinjauan Obat

Aspek Informasi Obat Pustaka


Amlodipin
Komposisi Amlodipin 10 mg MIMS
Indonesia,
2022
Kelas Antihipertensi MIMS
Farmakologi Indonesia,
2022
Bentuk Tablet MIMS
Sediaan Indonesia,
2022
Indikasi Pengobatan hipertensi; DIH 17
pengobatan gejala angina
stabil kronis, angina
vasospastik (Prinzmetal)
(dikonfirmasi atau)
tersangka); pencegahan rawat
inap karena angina dengan
CAD yang terdokumentasi
(terbatas pada pasien tanpa
gagal jantung atau ejeksi)
pecahan <40%)
Dosis hipertensi: Oral: Dosis awal: DIH 17
5 mg sekali sehari; dosis
maksimum: 10 mg sekali
sehari; secara umum, titrasi
dengan peningkatan 2,5 mg
selama 7-14 hari. Kisaran
dosis biasa (JNC 7): 2,5-10
mg sekali sehari
Angina: Oral: Dosis biasa: 5-
10 mg; dosis yang lebih
rendah disarankan pada orang
tua atau gangguan hati;
kebanyakan pasien
membutuhkan 10 mg untuk
efek yang memadai
Kontraindikasi Hipotensi berat, syok MIMS
kardiogenik, obstruksi Indonesia,
saluran keluar ventrikel kiri 2022
(misalnya stenosis aorta
derajat tinggi), gagal jantung
setelah infark miokard akut.
Perhatian Pasien dengan stenosis aorta, MIMS
gagal jantung kongestif, Indonesia,
kardiomiopati hipertrofik, 2022
obstruksi saluran keluar,
penyakit koroner obstruktif
berat. Kerusakan hati. Orang
tua dan anak-anak.
Kehamilan dan menyusui.
Efek Samping Signifikan: Edema perifer, MIMS
hipotensi, angina/MI. Indonesia,
Gangguan sistem darah dan 2022
limfatik: Leukopenia,
trombositopenia.
Gangguan jantung:
Bradikardia, takikardia
ventrikel, nyeri dada,
palpitasi.
Gangguan telinga dan labirin:
Tinnitus.
Gangguan mata: Gangguan
penglihatan, diplopia,
konjungtivitis.
Gangguan gastrointestinal:
Mual, dispepsia, diare,
konstipasi, sakit perut.
Gangguan umum dan kondisi
situs admin: Kelelahan,
asthenia.
Pemeriksaan penunjang:
Peningkatan berat badan,
peningkatan enzim hati.
Gangguan muskuloskeletal
dan jaringan ikat: Kram otot,
artralgia, nyeri punggung.
Gangguan sistem saraf: Sakit
kepala, mengantuk, pusing,
gejala ekstrapiramidal.
Gangguan kejiwaan:
Insomnia, kecemasan,
depresi.
Gangguan ginjal dan kemih:
Gangguan berkemih,
nokturia.
Sistem reproduksi dan
gangguan payudara:
Disfungsi seksual,
ginekomastia.
Gangguan pernapasan,
toraks, dan mediastinum:
Edema paru, sesak napas,
batuk, rinitis.
Gangguan kulit dan jaringan
subkutan: Ruam, perubahan
warna kulit, pruritus.
Gangguan pembuluh darah:
Flushing.
Interaksi Peningkatan konsentrasi MIMS
plasma sistemik dengan Indonesia,
imunosupresan (misalnya 2022
siklosporin, tacrolimus).
Peningkatan konsentrasi
serum simvastatin.
Peningkatan paparan dengan
inhibitor enzim CYP3A4
(misalnya inhibitor protease,
antijamur azol, eritromisin,
diltiazem). Penurunan
konsentrasi plasma dengan
penginduksi CYP3A4
(misalnya rifampisin).
Efek Samping KARDIOVASKULAR: A To Z
Angina; takikardia; Drug Facts
bradikardia; debaran jantung.
SSP: Sakit kepala; pusing.
DERMATOLOGI : Ruam.
GI: Diare; sakit perut; mual;
muntah; sembelit; perut
kembung. PERNAPASAN:
Batuk; infeksi saluran
pernafasan atas. LAINNYA:
sakit punggung.
B komplek
Komposisi Riboflavin 15 mg, thiamine MIMS
mononitrate 10 mg,
pyridoxine HCl 2 mg,
nicotinamide 15 mg, Ca
pantothenate 5 mg,
cyanocobalamin 2 mcg
Kelas Suplemen MIMS
Farmakologi
Bentuk Tablet MIMS
Sediaan Indonesia,
2018
Indikasi Profilaksis dan pengobatan MIMS
defisiensi vit B Indonesia,
2018
Dosis 1-2 tablet sehari sekali MIMS
Indonesia,
2018
Kontraindikasi Hipersensitivitas terhadap A to Z
kobalt, vitamin B, atau Drug Facts
komponen apa pun dari obat
ini
Perhatian Tidak untuk pengobatan MIMS
anemia pernisiosa atau Indonesia,
anemia megaloblastik lainnya 2018
di mana vit B12 kurang.
Efek Samping sistem saraf pusat: Somnolen DIH 2017
Dermatologis: Gatal
Gastrointestinal: Kembung,
sembelit, diare, perut
kembung, mual, muntah
Hematologi: Trombosis
pembuluh darah perifer,
polisitemia vera
Neuromus kular & rangka:
Parestesia
Mis cellaneous: Reaksi alergi
Interaksi Tidak ada interaksi signifikan DIH 2017
yang diketahui.
BISOPROLOL
Komposisi Bisoprolol 5 mg Mims
Kelas Antihipertensi
Farmakologi
Bentuk Tablet MIMS
Sediaan
Indikasi Angina pektoris, Hipertensi MIMS
Dosis 5 mg sekali sehari MIMS
disesuaikan dengan respon.
Dosis biasa: 10 mg sekali
sehari. Maks: 20 mg setiap
hari.
Kontraindikasi Syok kardiogenik dan MIMS
hipovolemik, blok
atrioventrikular derajat 2 atau
3, blok sinoatrial, sindrom
sinus sakit, bradikardia dan
hipotensi simtomatik,
feokromositoma yang tidak
diobati, asidosis metabolik,
penyakit oklusi arteri perifer
berat, sindrom Raynaud
berat, asma bronkial berat
atau PPOK berat, gagal
jantung akut atau selama
episode dekompensasi gagal
jantung yang membutuhkan
terapi inotropik IV.
Perhatian pasien dengan penyakit MIMS
bronkospastik, miastenia
gravis, sindrom Raynaud,
diabetes mellitus, angina
Prinzmetal, blok
atrioventrikular derajat 1,
penyakit oklusi arteri perifer,
psoriasis, hipertiroidisme,
hipoglikemia. Pasien yang
menjalani operasi besar yang
melibatkan anestesi umum.
Hindari penarikan mendadak.
Gangguan ginjal dan hati.
Kehamilan dan menyusui.
Efek samping Gangguan sistem darah dan MIMS
limfatik: Agranulositosis,
trombositopenia.
Gangguan jantung: Nyeri
dada, bradikardia, palpitasi.
Gangguan mata: Sakit mata,
gangguan penglihatan.
Gangguan gastrointestinal:
Muntah, sembelit, diare,
mulut kering, sakit perut.
Gangguan umum dan kondisi
situs admin: Asthenia,
kelelahan.
Gangguan muskuloskeletal
dan jaringan ikat: Asam urat,
nyeri punggung, artralgia.
Gangguan sistem saraf:
Pusing, sakit kepala.
Gangguan pernapasan, toraks
dan mediastinum: Dispnea,
rinitis, sinusitis.
Gangguan kulit dan jaringan
subkutan: Ruam, eksim,
pruritus. Jarang, alopesia.
Gangguan pembuluh darah:
Sinkop, ekstremitas dingin
atau mati rasa, hipotensi,
kemerahan.
Interaksi Dapat mempotensiasi waktu MIMS
konduksi atrioventrikular dan
dapat meningkatkan efek
inotropik negatif dengan obat
antiaritmia kelas I (misalnya
quinidine, disopyramide,
propafenone). Penggunaan
bersamaan dengan antagonis
kalsium (misalnya verapamil,
diltiazem) dapat
menyebabkan blok
atrioventrikular dan hipotensi
berat. Obat penipis
katekolamin secara
bersamaan (misalnya
reserpin, guanethidine) dapat
menghasilkan pengurangan
aktivitas simpatis yang
berlebihan. Gagal jantung
dapat memburuk bila
diberikan dengan
antihipertensi yang bekerja
secara sentral (misalnya
klonidin, metildopa).
Peningkatan risiko
bradikardia dengan glikosida
digitalis. Pemberian bersama
dengan rifampisin
meningkatkan pembersihan
metabolik bisoprolol.
Mengurangi efek hipotensi
dengan NSAID.
D. Analisa Kesesuaian Dosis :

Nama Obat Dosis Dosis Kesesuaian


Dalam Literatur
Resep
Amlodipin 1 kali 5 mg sekali Sesuai
sehari 1 sehari,dosis
tablet bila maksimum 10
nyeri mg sehari
(MIMS)
B komplek 1 kali 1-2 tablet Sesuai
sehari 1 sehari
kapsul (20 (MIMS)
mg)
Bisoprolol 1 kali 5 mg sekali Sesuai
sehari 1 sehari
tablet disesuaikan
dengan
respon. Dosis
biasa: 10 mg
sekali sehari.
Maks: 20 mg
setiap hari.
G. Masalah Terkait Klinis

Jenis DRP DRP yang Penyelesaian


ditemukan
- - -
H. Etiket dan Label
4. Amlodipin diminum 1 kali sehari 1 tablet pagi hari
5. B komplek diminum 1 kali sehari
6. Bisoprolol diminum 1 kali sehari 1 tablet pagi hari
I. KIE
Amlodipin

Nama Obat Amlodipin


Indikasi Antihipertensi
Cara Penggunaan Diminum 1 kali sehari 1 tablet pagi
hari
Konseling Diminum secara teratur dijam yang
sama setiap harinya, jika terlupa
minum obat di hari itu jangan
menggandakan dosis, jika tensi sudah
normal tetap konsumsi obat.
Cara Penyimpanan Disimpan di kotak obat atau tempat
penyimpanan khusus, hindarkan dari
sinar matahari secara langsung dan
disimpan pada tempat yang kering dan
tidak lembap.
B komplek

Nama Obat B komplek


Indikasi Profilaksis dan pengobatan defisiensi
vit B
Cara Penggunaan Diminum 1 kali sehari
Konseling Diminum secara teratur dan
diusahakan pada waktu yang sama.
Cara Penyimpanan Disimpan di kotak obat atau tempat
penyimpanan khusus, hindarkan dari
sinar matahari secara langsung dan
disimpan pada tempat yang kering dan
tidak lembap.
Buscopan Plus

Nama Obat Bisoprolol


Indikasi Antihipertensi
Cara Penggunaan Diminum 1 kali sehari 1 pada pagi hari
Konseling Diminum secara teratur dijam yang
sama setiap harinya, jika terlupa
minum obat di hari itu jangan
menggandakan dosis, jika tensi sudah
normal tetap konsumsi obat. Jika
mengalami sesak nafas segera hubungi
dokter.
Cara Penyimpanan Disimpan di kotak obat atau tempat
penyimpanan khusus, hindarkan dari
sinar matahari secara langsung dan
disimpan pada tempat yang kering dan
tidak lembap.
J. KIE Non Farmakologi
5. Pasien disarankan untuk makan secara teratur dan diet rendah
garam.
6. Pasien disarankan untuk memiliki waktu istirahat yang cukup.
7. Pasien disarankan untuk dapat mengelola stress dan melakukan
olahraga ringan setiap hari.

Resep 13
M. Skrining Resep
7. Aspek Administrative
h. Validitas Prescriber

Nama Dokter Ada


Alamat praktek dokter Ada
SIP Ada
Nomor Telefon Ada
Paraf Ada
Tanggal Penulisan Resep Ada
Kesesuaian spesialis Sesuai

i. Validitas Pasien

Nama Pasien Ada


Alamat Tidak ada
Umur Tidak ada

8. Aspek Farmasetik

Spironolacton
Nama Spironolacton
Bentuk Tablet
Dosis 25 mg
Jumlah 30
Aturan Pakai 1 kali sehari 1 tablet (Siang)
Simtor
Nama Atorvastatin
Bentuk Tablet
Dosis 20 mg
Jumlah 30
Aturan Pakai 1 kali sehari 1 tablet (malam)
Bisovel
Nama Bisoprolol
Bentuk Tablet
Dosis 5 mg
Jumlah 15
Aturan Pakai 1 kali sehari ½ tablet
(malam)

9. Aspek Klinis
Tinjauan Obat

Aspek Informasi Obat Pustaka


Spironolacton
Komposisi Spironolacton 25 mg PIONAS
Kelas Diuretic A to Z
Farmakologi Drug
Facts
Bentuk Tablet PIONAS
Sediaan 2021
Indikasi edema dan asitas pada sirosis PIONAS
hati, asites malignan, sindroma
nefrotik, gagal jantung
kongestif; hiperaldosteronism
primer.
Dosis Tambahan pada pasien yang MIMS
tidak cukup terkontrol pada
agen lain: Sebagai tab:
Awalnya, 25-100 mg setiap hari
sebagai dosis tunggal atau
dalam dosis terbagi. Sebagai
susp: Awalnya, 20-75 mg setiap
hari dosis tunggal atau dalam
dosis terbagi. Dosis dapat
dititrasi dengan interval 2
minggu, jika diperlukan, sesuai
dengan respons dan
tolerabilitas.
Kontraindika Hiperkalemia, penyakit MIMS
si Addison, anuria, insufisiensi
ginjal akut, nefropati diabetik.
Gangguan ginjal berat. Anak
dengan gangguan ginjal sedang
sampai berat. Laktasi.
Penggunaan bersama dengan
eplerenone atau diuretik hemat
K lainnya, dan suplemen K
(kecuali dalam kasus penipisan
K awal)
Perhatian Pasien dengan diabetes MIMS
mellitus, porfiria, kelainan
menstruasi atau pembesaran
payudara; sirosis, predisposisi
asidosis respiratorik atau
metabolik, penipisan garam.
Pasien dengan gagal jantung:
eGFR harus >30 mL/mnt/1,73
m2 atau kreatinin harus 2,5
mg/dL (pria) atau 2 mg/dL
(wanita) tanpa perburukan baru-
baru ini, dan K <5 mEq/L
dengan tidak ada riwayat
hiperkalemia berat. Hentikan
penggunaan sebelum
kateterisasi vena adrenal.
Hindari penggunaan yang tidak
perlu. Gangguan ginjal dan hati.
Anak-anak dan orang tua.
Kehamilan.

Efek gangguan saluran cerna; impotensi, PIONAS


Samping ginekomastia, menstruasi tidak
teratur, letargi, sakit kepala,
bingung; ruam kulit; hiperkalemia;
hiponatremia; hepatotoksisitas,
osteomalasia, dan gangguan darah
dilaporkan..
Interaksi Mengurangi pembersihan ginjal A to Z
lithium sehingga meningkatkan Drug
risiko toksisitas lithium. Efek Facts
diuretik, natriuretik, dan
antihipertensi dapat dikurangi
dengan NSAID (misalnya
aspirin, indometasin, asam
mefenamat). Dapat
meningkatkan kadar serum
digoxin. Dapat menyebabkan
asidosis metabolik hiperkalemia
dengan colestyramine. Dapat
mempotensiasi efek hipotensi
dari antihipertensi. Efektivitas
dapat dikurangi dengan
carbenoxolone. Dapat
mengurangi respon vaskular
terhadap norepinefrin. Dapat
meningkatkan risiko
hiponatremia dengan
klorpropamid.
Berpotensi Fatal: Peningkatan
risiko hiperkalemia berat
dengan eplerenone dan diuretik
hemat K lainnya (misalnya
amiloride, triamterene),
suplemen K, inhibitor ACE,
penghambat reseptor
angiotensin, NSAID, heparin,
LMWH, siklosporin, dan
kotrimoksazol.
Simtor
Komposisi Ca Atorvastatin 20 mg PIONAS,
2021
Kelas Agen Dislipidemia MIMS
Farmakologi
Bentuk Tablet, film coated Drugs.co
Sediaan m
Indikasi Pencegahan Penyakit Drugs.co
Kardiovaskular pada Orang m
Dewasa, Hiperlipidemia.
Dosis Oral MIMS
Hiperkolesterolemia
homozigot familial
Dewasa: Sebagai tambahan
untuk pengobatan penurun lipid
lainnya (misalnya apheresis
LDL): 10-80 mg setiap hari.
Oral
Hiperkolesterolemia familial
heterozigot, Dislipidemia
campuran, Hiperkolesterolem
ia nonfamilial
Dewasa: Dosis bersifat
individual sesuai dengan kadar
LDL-C awal, tujuan terapi, dan
respons pasien. Dosis awal
biasa: 10 atau 20 mg sekali
sehari. Dapat disesuaikan
dengan respon pada interval 2-4
minggu. Kisaran biasa: 10-80
mg sekali sehari. Maks: 80 mg
setiap hari. Pasien yang
membutuhkan penurunan
kolesterol LDL >45%: Dapat
dimulai pada 40 mg sekali
sehari.

Anak: Hiperkolesterolemia
familial heterozigot: 10-17
tahun Awalnya, 10 mg sekali
sehari. Dapat menyesuaikan
sesuai dengan respons pada
interval 4 minggu. Kisaran
dosis biasa: 10-20 mg sekali
sehari.

Oral
Profilaksis kejadian
kardiovaskular pada pasien
berisiko tinggi
Dewasa: Pencegahan primer:
Awalnya, 10 mg setiap hari.
Dapat diberikan pada dosis
yang lebih tinggi yang
diperlukan untuk mencapai
kadar kolesterol LDL sesuai
dengan pedoman saat ini.

Kelompok Pasien Khusus


Pasien yang memakai
klaritromisin, itrakonazol,
fosamprenavir, ritonavir
(ditambah darunavir,
fosamprenavir, atau saquinavir),
elbasvir/grazoprevir: Gunakan
dosis atorvastatin efektif
terendah. Maks: 20 mg setiap
hari.
Pasien yang memakai
boceprevir, nelfinavir: Gunakan
dosis atorvastatin efektif
terendah. Maks: 40 mg setiap
hari.

Kontraindika Penyakit hati aktif, MIMS


si peningkatan transaminase
serum persisten yang tidak
dapat dijelaskan. Kehamilan
dan menyusui. Penggunaan
bersamaan dengan kombinasi
siklosporin, asam fusidat
sistemik, telaprevir,
glecaprevir/pibrentasvir dan
tipranavir/ritonavir.

Perhatian Pasien dengan diabetes MIMS


mellitus, hipotiroidisme,
gangguan otot herediter, stroke
baru-baru ini, serangan iskemik
transien, infeksi akut berat,
hipotensi, operasi besar, faktor
predisposisi untuk
rhabdomyolysis, gangguan
metabolisme berat dan kejang
yang tidak terkontrol. Tidak
diindikasikan untuk kilomikron
yang meningkat sebagai
kelainan lipid primer. Pasien
yang mengkonsumsi minuman
beralkohol dalam jumlah besar.
Gangguan ginjal. Anak-anak.
Pasien yang menggunakan
inhibitor CYP3A4 bersamaan
[misal klaritromisin,
itrakonazol, fosamprenavir,
ritonavir (ditambah darunavir,
fosamprenavir, atau saquinavir),
elbasvir/grazoprevir, boceprevir
dan nelfinavir].
Efek Signifikan: Miopati, mialgia,
Samping diabetes mellitus, peningkatan
transaminase serum persisten.
Gangguan sistem darah dan
limfatik: Trombositopenia.
Gangguan telinga dan labirin:
Tinnitus, gangguan
pendengaran.
Gangguan mata: Penglihatan
kabur.
Gangguan gastrointestinal:
Diare, sembelit, mual,
dispepsia, dysgeusia, perut
kembung.

Berpotensi Fatal:
Rhabdomyolysis parah dengan
gagal ginjal akut, hepatitis,
gagal hati. Jarang, sindrom
Stevens-Johnson, anafilaksis,
nekrolisis epidermal toksik.

Interaksi Dapat meningkatkan risiko


miopati dan rhabdomyolisis
dengan inhibitor CYP3A4
sedang hingga kuat (misalnya,
inhibitor protease HIV dan
HCV, itrakonazol, ketokonazol,
klaritromisin, eritromisin, Medscape
verapamil, diltiazem), , 2022
fenofibrat, gemfibrozil,
ezetimibe, niasinvir/ritonavir,
kombinasi tetap niasin,
colchilopinavir.

Penggunaan bersamaan dengan


kombinasi siklosporin,
telaprevir,
glecaprevir/pibrentasvir dan
tipranavir/ritonavir dapat
meningkatkan risiko miopati
atau rhabdomyolisis

Bisovell
Komposisi Bisoprolol hemifumarate 5 MIMS

mg
Kelas Beta-Blocker MIMS
Farmakologi
Bentuk Tablet MIMS
Sediaan
Indikasi Managemen hipertensi Drugs.co
m
Dosis Oral MIMS
Angina pektoris, Hipertensi
Dewasa: Awalnya, 5 mg sekali
sehari disesuaikan dengan
respons. Dosis biasa: 10 mg
sekali sehari. Maks: 20 mg
setiap hari.
Angina pektoris, Hipertensi
Gangguan Ginjal
CrCl <40 Awalnya, 2,5 mg
sekali sehari. Maks: 10 mg
setiap hari.

Angina pektoris, Hipertensi


Gangguan Hati
Parah: Awalnya, 2,5 mg sekali
sehari. Maks: 10 mg setiap hari

Oral
Gagal jantung kronis
Dewasa: Awalnya, 1,25 mg
sekali sehari. Dapat digandakan
setelah 1 minggu jika
ditoleransi, kemudian
ditingkatkan secara bertahap
dengan interval 1-4 minggu.
Maks: 10 mg sekali sehari.

Kelompok Pasien Khusus


Pasien dengan penyakit
bronkospastik: Awalnya, 2,5
mg sekali sehari.

Kontraindika pasien dengan syok Drugs.co


si kardiogenik, gagal jantung yang m
nyata, blok AV derajat kedua
atau ketiga, dan bradikardia
sinus yang nyata.

Perhatian Pasien dengan penyakit


bronkospastik, miastenia gravis,
sindrom Raynaud, diabetes
mellitus, angina Prinzmetal,
blok atrioventrikular derajat 1,
penyakit oklusi arteri perifer,
psoriasis, hipertiroidisme,
hipoglikemia. Pasien yang
menjalani operasi besar yang
melibatkan anestesi umum.
Hindari penarikan mendadak.
Gangguan ginjal dan hati.
Kehamilan dan menyusui.

Efek Gangguan sistem darah dan


Samping limfatik: Agranulositosis,
trombositopenia.
Gangguan jantung: Nyeri dada,
bradikardia, palpitasi.
Gangguan mata: Sakit mata,
gangguan penglihatan.
Gangguan gastrointestinal:
Muntah, sembelit, diare, mulut
kering, sakit perut.

Interaksi Bisoprolol fumarat tidak boleh Drugs.co


dikombinasikan dengan agen m
beta-blocking lainnya.
Pasien yang menerima obat
penipis katekolamin, seperti
reserpin atau guanethidine,
harus dipantau secara ketat,
karena kerja penghambatan
beta-adrenergik tambahan dari
Bisoprolol fumarat dapat
menghasilkan pengurangan
aktivitas simpatis yang
berlebihan.
Menggunakan furosemide dan
bisoprolol bersama-sama dapat
menurunkan tekanan darah dan
memperlambat detak jantung.

N. Analisa Kesesuaian Dosis :

Nama Obat Dosis Dosis Kesesuaian


Dalam Literatur
Resep
Spironolakton 1 kali Awalnya 25- Sesuai
sehari 1 100 mg
tablet (25 setiap hari
mg) sebagai dosis
siang tunggal atau
dalam dosis
terbagi.
Simtor 1 kali Dosis Sesuai
sehari 1 bersifat
tablet (20 individual
mg) sesuai
Malam dengan kadar
LDL-C awal,
tujuan terapi,
dan respons
pasien. Dosis
awal biasa:
10 atau 20
mg sekali
sehari. Dapat
disesuaikan
dengan
respon pada
interval 2-4
minggu.
(MIMS)
Bisovell 1 kali Dosis Sesuai
sehari ½ Dewasa
Tablet ( 5 Biasa untuk
mg) Hipertensi
Malam Dosis awal: 5
mg secara
oral sekali
sehari. Dosis
harus
disesuaikan
dengan
pasien;
beberapa
pasien
mungkin
mendapat
manfaat dari
dosis awal
2,5 mg sekali
sehari.
(Drugs.com)
O. Masalah Terkait Klinis

Jenis DRP DRP yang Penyelesaian


ditemukan
Interaksi Obat - -
Efek Samping - -

P. Etiket dan Label


3. Spironolakton diminum 1 kali sehari 1 Tablet siang,
sesudah makan .
4. Simtor diminum 1 kali sehari 1 tablet malam, sebelum tidur.
5. Bisovell diminum 1 kali sehari ½ tablet, malam sesudah
makan.
Q. KIE
Spironolakton

Nama Obat Spironolakton


Indikasi Menurunkan tekanan darah (hipertensi)
Cara Penggunaan Diminum 1 kali sehari 1 tablet setelah
makan pada siang hari. Diusahakan
diminum pada waktu yang sama.
Konseling Diminum secara teratur untuk
menurunkan tekanan darah tinggi.
Diusahakan diminum pada waktu yang
sama setiap harinya.
Cara Penyimpanan Disimpan di kotak obat atau tempat
penyimpanan khusus, hindarkan dari
sinar matahari secara langsung dan
disimpan pada tempat yang kering dan
tidak lembap.
Simtor

Nama Obat Simtor ( Ca Atorvastatin)


Indikasi Menurunkan kadar kolestrol.
Cara Penggunaan Diminum 1 kali sehari setelah makan
pada malam hari. Diusahakan diminum
pada waktu yang sama setiap harinya.
Konseling Diminum secara teratur untuk
menurunkan tekanan darah tinggi.
Diusahakan diminum pada waktu yang
sama setiap harinya. Apabila
merasakan efek samping kram/nyeri
otot, penglihatan kabur, nyeri perut
setelah mengkonsumsi obat ini
disarankan untuk berhenti
mengkonsumsi Hydrochlorthiazide dan
menghubungi dokter.
Cara Penyimpanan Disimpan di kotak obat atau tempat
penyimpanan khusus, hindarkan dari
sinar matahari secara langsung dan
disimpan pada tempat yang kering dan
tidak lembap.

Bisovell

Nama Obat Bisovell (Bisoprolol Fumarat)


Indikasi Menurunkan tekanan darah (hipertensi)
Cara Penggunaan Diminum 1 kali sehari ½ tablet setelah
makan pada malam hari. Diusahakan
diminum pada waktu yang sama.
Konseling Diminum secara teratur untuk
menurunkan tekanan darah tinggi.
Diusahakan diminum pada waktu yang
sama setiap harinya.
Cara Penyimpanan Disimpan di kotak obat atau tempat
penyimpanan khusus, Simpan pada
suhu 20-25°C. Lindungi dari cahaya
dan kelembapan.

R. KIE Non Farmakologi


5. Pasien disarankan untuk mengurangi konsumsi makanan
tinggi garam, minuman yang mengandung kafein (kopi,
teh).
6. Pasien disarankan untuk memiliki waktu istirahat yang
cukup.
7. Pasien disarankan untuk dapat mengelola stress dan
melakukan olahraga ringan setiap hari, seperti berjalan kaki
salaam 15-30 menit.
8. Pasien disarankan untuk meminum obat secara rutin setiap
harinya dan sebelum obat habis, disarankan untuk periksa
ke dokter supaya tekanan darah terpantau dan mendapatkan
terapi pengobatan secara maksimal.

Resep 14

H. Skrining Resep
4. Aspek Administrative
e. Validitas Prescriber

Nama Dokter Ada


Alamat praktek dokter Ada
SIP Ada
Nomor Telefon Ada
Paraf Ada
Tanggal Penulisan Resep Tidak Ada
Kesesuaian spesialis Sesuai

f. Validitas Pasien

Nama Pasien Ada


Alamat Ada
Umur Ada

5. Aspek Farmasetik

Simvastatin
Nama Candesartan
Bentuk Tablet
Dosis 20 mg
Jumlah 15
Aturan Pakai 1 kali sehari 1 tablet malam
hari
Sanmag
Nama Sanmag
Bentuk Tablet
Dosis Mg trisilicate 325 mg, Al
hydroxide colloidal 325 mg,
papaverine HCl 30 mg,
chlordiazepoxide HCl 5 mg,
vit B1 2 mg, vit B2 1 mg, vit
B6 0.5 mg, vit B12 1 mcg,
niacinamide 5 mg, Ca
pantothenate 1 mg
Jumlah 30
Aturan Pakai 3 kali sehari 1 tablet sebelum
makan

6. Aspek Klinis
Tinjauan Obat

Aspek Informasi Obat Pustaka


Simvastatin
Komposisi Simvastatin 20 mg MIMS edisi
17
Kelas Antihyperlipidemic A to Z Drug
HMG-CoA reductase
Farmakologi Facts
inhibitor
Bentuk Tablet PIONAS
Sediaan 2021
Indikasi Pengurangan risiko MIMS
kardiovaskular,
Hiperlipidemia
Dosis Pengurangan risiko MIMS
kardiovaskular :
Dewasa: Pasien dengan
penyakit CV aterosklerotik
atau diabetes mellitus: 20-
40 mg sekali sehari di
malam hari. Dapat
meningkatkan dosis dengan
interval minimal 4 minggu.
Maks: 80 mg setiap
hari.Dewasa: Pasien dengan
penyakit CV aterosklerotik
atau diabetes mellitus: 20-
40 mg sekali sehari di
malam hari. Dapat
meningkatkan dosis dengan
interval minimal 4 minggu.
Maks: 80 mg setiap hari.

Hiperlipidemia :
Dewasa: Awalnya, 10-20
mg sekali sehari. Pasien
yang membutuhkan
pengurangan kolesterol
yang besar atau dengan
risiko CV tinggi: Awalnya,
40 mg sekali sehari. Pasien
dengan hiperkolesterolemia
familial homozigot:
Awalnya, 40 mg sekali
sehari.
Anak: Hiperkolesterolemia
familial heterozigot: 10-17
tahun Awalnya, 10 mg
sekali sehari. Dosis yang
dianjurkan: 10-40 mg setiap
hari. Sesuaikan dosis sesuai
dengan tujuan terapi yang
direkomendasikan dengan
interval minimal 4 minggu.
Semua dosis harus diminum
di malam hari.
Kontraindikasi Penyakit hati aktif atau MIMS
peningkatan transaminase
serum persisten yang tidak
dapat dijelaskan, miopati
akibat agen penurun lipid
lainnya. Penggunaan
bersamaan dengan inhibitor
CYP3A4 kuat (misalnya
itrakonazol, ketokonazol,
posaconazole, vorikonazol,
klaritromisin, eritromisin,
telithromycin, nefazodone,
inhibitor protease HIV,
produk yang mengandung
cobicistat, asam fusidat),
siklosporin, danazol dan
gemfibrozil. Kehamilan dan
menyusui.
Perhatian Pasien dengan diabetes MIMS
mellitus, faktor predisposisi
miopati/rhabdomyolisis
(misalnya hipotiroidisme
yang tidak terkontrol,
riwayat gangguan otot
pribadi atau keluarga,
riwayat toksisitas otot
dengan statin atau fibrat,
penyalahgunaan alkohol).
Gangguan ginjal dan hati.
Anak-anak dan orang tua.
Pasien dengan
polimorfisme gen
SLCO1B1. Pemberian
bersama niasin (≥1 g) pada
pasien keturunan Cina.
Dosis 80 mg harus dibatasi
untuk pasien yang telah
menggunakan simvastatin
80 mg selama 12 bulan atau
lebih. Hentikan sementara
simvastatin sebelum operasi
besar elektif
Efek Samping Signifikan: Peningkatan MIMS
transaminase serum.
Gangguan sistem darah dan
limfatik: Anemia.
Gangguan gastrointestinal:
Sembelit, sakit perut, perut
kembung, dispepsia, diare,
mual, regurgitasi asam,
muntah, pankreatitis.
Gangguan hepatobilier:
Hepatitis, penyakit kuning.
Gangguan sistem
kekebalan: Reaksi
hipersensitivitas.
Gangguan metabolisme dan
nutrisi: Hiperglikemia.
Gangguan muskuloskeletal
dan jaringan ikat: Mialgia,
artralgia. kram otot.
Gangguan sistem saraf:
Sakit kepala, parestesia,
pusing, neuropati perifer.
Interaksi Dapat meningkatkan risiko MIMS
miopati dan rhabdomyolisis
dengan penggunaan
bersamaan dengan
amiodarone, amlodipine,
verapamil, diltiazem,
lomitapide, daptomycin,
dan colchicine. Dapat
meningkatkan konsentrasi
serum elbasvir dan
grazoprevir. Dapat
meningkatkan waktu
protrombin dengan
antikoagulan kumarin.
Berpotensi Fatal:
Peningkatan risiko miopati
termasuk rhabdomyolysis
dengan inhibitor CYP3A4
kuat (misalnya itrakonazol,
ketoconazole,
posaconazole, vorikonazol,
klaritromisin, eritromisin,
telithromycin, nefazodone,
HIV protease inhibitor,
nelfinavir, boceprevir,
produk yang mengandung
telaprevir, telaprevir,
cobicist danazol dan asam
fusidat.
Sanmag
Komposisi Mg trisilicate 325 mg, Al MIMS
hydroxide colloidal 325 mg,
papaverine HCl 30 mg,
chlordiazepoxide HCl 5 mg,
vit B1 2 mg, vit B2 1 mg,
vit B6 0.5 mg, vit B12 1
mcg, niacinamide 5 mg, Ca
pantothenate 1 mg
Kelas Antasida, Agen Antirefluks A To Z Drug
Farmakologi & Antiulceran Facts
Bentuk Tablet PIONAS,
Sediaan 2021
Indikasi Hiperasiditas GI, gastritis, MIMS
spasme GI & pilorus, tukak
peptik & duodenum,
dispepsia neurogenik,
hipermotilitas usus, perut
kembung. Mengurangi
gejala hiperasiditas
lambung seperti mual, nyeri
lambung & epigastrium,
perut kembung & rasa
penuh di perut.
Dosis PO 1-2 Tab A to Z Drug
Facts
Kontraindikasi Hipersensitivitas. Gangguan A to Z Drug
ginjal berat. Facts
Perhatian Kemungkinan A to Z Drug
ketergantungan obat, Facts
amnesia & meningkatkan
keparahan kejang grand
mal; penyakit otak organik,
insufisiensi cardio-resp,
penurunan fungsi hati atau
ginjal, PPOK; penggunaan
jangka panjang >2 minggu;
hipofosfatemia &
osteomalasia. Hamil &
laktasi. Tua.
Efek Samping Kelelahan, kantuk, A to Z Drug
kelemahan otot, diare, Facts
sembelit; mual, muntah.
Interaksi Dapat meningkatkan efek A to Z Drug
depresan SSP dari alkohol, Facts
barbiturat, antihistamin,
fenotiazin; fenitoin
(potensiasi); peningkatan
efek relaksan otot dengan
benzodiazepin & relaksan
otot sentral atau perifer
lainnya; antasida dapat
memperlambat penyerapan
GI; simetidin & tetrasiklin.
I. Analisa Kesesuaian Dosis :

Nama Obat Dosis Dosis Literatur Kesesuaian


Dalam
Resep
Simvastatin 1 kali Pengurangan Sesuai
sehari 1 risiko
tablet (20 kardiovaskular
mg) :
malam Dewasa: Pasien
hari. dengan penyakit
CV
aterosklerotik
atau diabetes
mellitus: 20-40
mg sekali sehari
di malam hari

Hiperlipidemia
:
Dewasa:
Awalnya, 10-20
mg sekali sehari.
Pasien yang
membutuhkan
pengurangan
kolesterol yang
besar atau
dengan risiko
CV tinggi:
Awalnya, 40 mg
sekali sehari.
(MIMS)
Sanmag 3 kali PO: 1-2 tab Tidak
sehari 1 (MIMS). sesuai
tablet
sebelum
makan

J. Masalah Terkait Klinis

Jenis DRP DRP yang Penyelesaian


ditemukan
Dosis lebih Dituliskan pada Dilakukan
(Over dose) resep Sanmag konfirmasi pada
diminum 3 kali
sehari 1 tablet, penulis resep.
sedangkan pada
lteratur disebutkan
bahwa dosis
Sanmag PO 1 atau
2 Tablet setiap hari
(MIMS).

K. Etiket dan Label


6. Simvastatin diminum 1 kali sehari 1 tablet pada malam hari.
7. Sanmag diminum 3 kali sehari 1 tablet sebelum makan.
8.
L. KIE
Sanmag

Nama Obat Sanmag


Indikasi Mengurangi gejala hiperasiditas
lambung seperti mual, nyeri lambung
& epigastrium, perut kembung & rasa
penuh di perut.
Cara Penggunaan Diminum 3 kali sehari setiap 8 jam
sebelum makan
Konseling Diminum secara teratur sesuai aturan
yakni 3 kali sehari setiap 8 jam
sebelum makan. Diusahakan diminum
pada waktu yang sama setiap harinya.
Jangan hentikan penggunaan tanpa
saran dokter
Cara Penyimpanan Disimpan di kotak obat atau tempat
penyimpanan khusus, hindarkan dari
sinar matahari secara langsung dan
disimpan pada tempat yang kering dan
tidak lembap.

Simvastatin

Nama Obat Simvastatin 20 mg


Indikasi Antikolestrol
Cara Penggunaan Diminum 1 kali sehari 1 tablet malam
hari
Konseling Diminum secara rutin selama 30 hari
dan diusahakan diminum pada waktu
yang sama dan pada malam hari
Cara Penyimpanan Disimpan di kotak obat atau tempat
penyimpanan khusus, hindarkan dari
sinar matahari secara langsung dan
disimpan pada tempat yang kering dan
tidak lembap.

M. KIE Non Farmakologi


d. Pasien disarankan untuk mengurangi konsumsi minuman
yang mengandung kafein (kopi, teh).
e. Pasien disarankan untuk mengurangi konsumsi makanan
berlemak.
f. Pasien disarankan untuk memiliki waktu istirahat yang
cukup.
g. Pasien disarankan untuk dapat mengelola stress dan
melakukan olahraga ringan setiap hari, seperti berjalan kaki
salaam 15-30 menit.
Resep 15
N. Skrining Resep
7. Aspek Administrative
h. Validitas Prescriber

Nama Dokter Ada


Alamat praktek dokter Ada
SIP Ada
Nomor Telefon Tidak Ada
Paraf Ada
Tanggal Penulisan Resep Ada
Kesesuaian spesialis Sesuai

i. Validitas Pasien

Nama Pasien Ada


Alamat Tidak Ada
Umur Tidak Ada

8. Aspek Farmasetik

Lansoprazol
Nama Lansoprazol
Bentuk Kapsul
Dosis 30 mg
Jumlah 10
Aturan Pakai 1 kali sehari 1 kapsul
Levofloxacin
Nama Levofloxacin
Bentuk Tablet film coated
Dosis 500 mg
Jumlah 10
Aturan Pakai 1 kali sehari 1 tablet
Asam Folat
Nama Asam folat
Bentuk Tablet
Dosis 400 mcg
Jumlah 30
Aturan Pakai 3 kali sehari 1 tablet

9. Aspek Klinis
Tinjauan Obat

Aspek Informasi Obat Pustaka


Lansoprazol
Komposisi Lansoprazol MIMS
Kelas Proton Pump Inhibitor Drug
Farmakologi Information
Handbook
edisi ke 17
Bentuk Kapsul Lepas lambat PIONAS
Sediaan
Indikasi Tukak duodenum dan tukak lambung PIONAS
ringan, refluks esofagitis.
Dosis tukak lambung, 30 mg sehari pada pagi PIONAS
hari selama 8 minggu. Tukak
duodenum, 30 mg sehari pada pagi hari
selama 4 minggu; pemeliharaan 15 mg
sehari. Tukak lambung atau tukak
duodenum karena AINS, 15-30 mg
sekali sehari selama 4 minggu,
dilanjutkan lagi selama 4 minggu jika
tidak sepenuhnya sembuh; profilaksis,
15-30 mg sekali sehari.
Kontraindikas Penggunaan bersamaan dengan
i rilpivirine dan atazanavir.
Perhatian Pasien dengan keganasan lambung,
faktor risiko berkurangnya penyerapan
vitamin B12 atau berkurangnya
simpanan tubuh; risiko osteoporosis.
Gangguan hati sedang sampai berat.
Tua. Kehamilan dan menyusui.
metabolisme ultrarapid CYP2C19.
Efek Samping Signifikan: Hipomagnesemia, fraktur MIMS
terkait osteoporosis, polip kelenjar
fundus, karsinoma, lupus eritematosus
kulit subakut, SLE, nefritis interstisial,
diare terkait Clostridium difficile,
infeksi saluran cerna (misalnya
Salmonella, Campylobacter), defisiensi
vitamin B12 (terapi jangka panjang).
Gangguan sistem darah dan limfatik:
Trombositopenia, leukopenia,
eosinofilia.
Gangguan mata: Gangguan
penglihatan.
Gangguan gastrointestinal: Diare, sakit
perut, sembelit, mual, dispepsia, perut
kembung, mulut atau tenggorokan
kering. Jarang, radang usus besar,
stomatitis.
Gangguan umum dan kondisi situs
admin: Kelelahan, nyeri dan reaksi
situs inj (IV).
Gangguan hepatobilier: Peningkatan
enzim hati.
Gangguan sistem kekebalan: Urtikaria.
Gangguan metabolisme dan nutrisi:
Edema perifer.
Interaksi Dapat menurunkan konsentrasi plasma MIMS
rilpivirine, atazanavir dan nelfinavir.
Peningkatan INR dan waktu
protrombin dengan warfarin. Dapat
mengurangi efek terapeutik
clopidogrel. Dapat meningkatkan
paparan digoksin. Dapat mengurangi
penyerapan ketoconazole dan
itraconazole. Dapat meningkatkan
risiko hipomagnesemia dengan
diuretik. Dapat meningkatkan
konsentrasi plasma methotrexate dan
tacrolimus. Dapat mengurangi
konsentrasi serum teofilin.
Bioavailabilitas berkurang dengan
sukralfat dan antasida. Peningkatan
konsentrasi plasma dengan inhibitor
CYP2C19 (misalnya fluvoxamine).
Mengurangi kadar serum dengan
penginduksi CYP2C19 dan CYP3A4
(misalnya rifampisin).
Levofloxacin
Komposisi Levofloxacin 500 mg PIONAS,
2021
Kelas Eye Anti-Infectives & MIMS
Farmakologi Antiseptics /Quinolones
Bentuk Tablet PIONAS,
Sediaan 2021
Indikasi Infeksi sinusitis maksilaris akut, PIONAS
eksaserbasi bakterial akut pada
bronkitis kronik, pneumonia komunitas
(community-acquired
pneumonia), uncomplicated
skin dan skin structure infections,
infeksi saluran kemih kompleks
(complicated urinary tract infection),
dan pielonefritis akut karena
mikroorganisme yang sensitif.
Dosis Community-Acquired Pneumonia Medscape
500 mg PO/IV sekali sehari selama 7-
14 hari atau 750 mg PO/IV sekali
sehari selama 5 hari.

Nosocomial Pneumonia
750 mg PO/IV sekali sehari selama 7-
14 hari

Sinusitis Bakterial Akut


500 mg PO/IV sekali sehari selama 10-
14 hari atau 750 mg PO/IV sekali
sehari selama 5 hari
Batasan penggunaan: Cadangan
fluoroquinolones untuk pasien yang
tidak memiliki pilihan pengobatan lain
yang tersedia untuk sinusitis akut

Eksaserbasi Bakteri Akut Bronkitis


Kronis
500 mg PO/IV sekali sehari selama 7
hari

Batasan penggunaan: Cadangan


fluoroquinolones untuk pasien yang
tidak memiliki pilihan pengobatan lain
yang tersedia untuk eksaserbasi bakteri
akut bronkitis kronis
Antraks Inhalasi
Terapi pasca pajanan

500 mg PO sekali sehari selama 60


hari, dimulai sesegera mungkin setelah
terpapar

Infeksi Kulit/Struktur Kulit


Tanpa komplikasi: 500 mg PO/IV
sekali sehari selama 7-10 hari

Komplikasi: 750 mg PO/IV sekali


sehari selama 7-14 hari
Prostatitis Bakteri Kronis
500 mg PO/IV sekali sehari selama 28
hari
Infeksi Saluran Kemih dengan
Komplikasi & Pielonefritis Akut
250 mg PO/IV sekali sehari selama 10
hari atau 750 mg PO/IV sekali sehari
selama 5 hari

Oral
Complicated urinary tract infections
Dewasa: 500 mg Sekali sehari selama
7-14 days. (MIMS)

Infeksi Saluran Kemih Tanpa


Komplikasi
250 mg PO/IV sekali sehari selama 3
hari

Kontraindikas hipersensitivitas terhadap levofloksasin PIONAS


i dan antimikroba golongan kuinolon,
epilepsi, riwayat gangguan tendon
terkait pemberian florokuinolon, anak
atau remaja, kehamilan, menyusui.
Perhatian Kategori Kehamilan C. MIMS
Pasien dengan riwayat interval QT
yang memanjang, gangguan elektrolit
yang tidak dikoreksi (misalnya
hipokalemia), faktor risiko yang
menjadi predisposisi kejang atau
menurunkan ambang kejang,
aneurisma dan/atau diseksi aorta yang
sudah ada sebelumnya, defek laten atau
aktual pada G6PD, diabetes mellitus,
riwayat atau faktor risiko gangguan
psikiatri, riwayat atau faktor risiko
gangguan tendon, penyakit dasar yang
parah (misalnya sepsis), hemoptisis
(penghirupan). Gangguan ginjal. Anak-
anak dan orang tua. Kehamilan dan
menyusui.

Tidak direkomendasikan sebagai


pilihan pengobatan untuk infeksi
MRSA dan E. coli yang diketahui atau
dicurigai karena peningkatan risiko
resistensi di beberapa negara.
Efek Samping Signifikan: MIMS
Efek SSP termasuk kejang,
peningkatan tekanan intrakranial,
pusing, pusing, tremor; reaksi psikotik
(misalnya halusinasi, gugup, delirium),
neuropati perifer sensorik atau
sensorimotor, interval QT yang
berkepanjangan, gangguan glukosa
darah (hipo-/hiperglikemia),
fototoksisitas, superinfeksi
(penggunaan jangka panjang),
bronkospasme, batuk atau batuk
produktif, hemoptisis, fluoroquinolone-
resisten P. aeruginosa (inhalasi),
eksaserbasi miastenia gravis, nefritis
interstisial, insufisiensi atau gagal
ginjal akut, hipotensi (infus IV cepat
atau bolus).
Interaksi Penurunan penyerapan dengan garam MIMS &
Fe, multivitamin yang mengandung Zn, Drugs.com
antasida yang mengandung Mg atau
Al, didanosine.
Teofilin, NSAID  Peningkatan risiko
stimulasi SSP dan kejang dengan obat-
obatan yang dapat mempengaruhi
ambang kejang.
Kortikosteroid  Peningkatan risiko
gangguan tendon parah.
Menggunakan albuterol bersama
dengan levofloxacin dapat
meningkatkan risiko irama jantung
tidak teratur yang mungkin serius dan
berpotensi mengancam jiwa.

Penurunan klirens ginjal dengan


simetidin dan probenesid karena
penyumbatan sekresi tubulus ginjal
levofloxacin.
insulin, glibenklamid  Dapat
menyebabkan perubahan kadar glukosa
darah dengan agen antidiabetik

Asam Folat
Komposisi Asam Folat
Kelas Vitamins & Minerals (Pre & Post MIMS
Farmakologi Natal) / Antianemics
Bentuk Tablet Medscape
Sediaan
Indikasi Defisiensi Asam Folat, Suplementasi MIMS
Nutrisi Tunjangan harian yang
direkomendasikan (RDA), anemia
megaloblastik defisiensi folat.

Dosis Suplementasi Nutrisi Tunjangan Medscape


harian yang direkomendasikan
(RDA)
Pria: 400 mcg/hari PO
Wanita: 400-800 mcg/hari PO
Wanita hamil: 600 mcg/hari PO
Wanita menyusui: 500 mcg/hari PO
Batas atas: 1 mg/hari PO

Profilaksis Cacat Tabung Neural


Wanita yang berpotensi melahirkan
anak:
400 mcg/hari PO
Wanita hamil: 600 mcg/hari PO

Wanita dengan risiko tinggi atau


riwayat keluarga cacat tabung saraf: 4
mg/hari PO
Oral
Profilaksis cacat tabung saraf pada
kehamilan (MIMS)
Dewasa: 5 mg setiap hari mulai 4
minggu sebelum kehamilan dan
dilanjutkan hingga trimester pertama.

Defisiensi Asam Folat


0,4-1 mg PO/IV/IM/SC sekali sehari

Toksisitas Metanol
50-75 mg IV setiap 4 jam selama 24
jam
Profilaksis Toksisitas Methotrexate
(Off-label)
1 mg PO setiap hari; dapat meningkat
hingga 5 mg/hari jika toksisitas
muncul.
Oral
Anemia megaloblastik defisiensi
folat (MIMS)
Dewasa: 5 mg setiap hari hingga 4
bulan. Dapat meningkat menjadi 15 mg
setiap hari pada keadaan malabsorpsi.
Pemeliharaan: 5mg setiap 1-7 hari.
Anak: >1 tahun Sama seperti dosis
dewasa

Kontraindikas Anemia pernisiosa yang tidak diobati, MIMS


i defisiensi cobalamin yang tidak diobati
atau penyebab defisiensi cobalamin
lainnya.

Perhatian Kehamilan: Kategori A MIMS


Pasien dengan tumor yang bergantung
pada folat

Efek Samping Gangguan jantung: Flushing. MIMS


Gangguan gastrointestinal: Anoreksia,
mual, distensi abdomen, perut
kembung.
Gangguan sistem kekebalan: Reaksi
alergi.
Gangguan sistem saraf: Malaise.
Gangguan pernapasan, toraks dan
mediastinum: Bronkospasme.
Gangguan kulit dan jaringan subkutan:
Eritema, pruritus, ruam kulit,
hipersensitivitas.

Interaksi Dapat menurunkan konsentrasi MIMS


fenitoin. Penurunan penyerapan dengan
sulfasalazine dan triamterene.
Kloramfenikol, metotreksat, dan
kotrimoksazol dapat mengganggu
metabolisme folat. Dapat
meningkatkan kemanjuran lithium.
O. Analisa Kesesuaian Dosis :

Nama Obat Dosis Dosis Kesesuaian


Dalam Literatur
Resep
Lansoprazol 1 kali tukak lambung, Sesuai
sehari 1 30 mg sehari
kapsul 30 pada pagi hari
mg selama 8
minggu. Tukak
duodenum, 30
mg sehari pada
pagi hari
selama 4
minggu;
pemeliharaan
15 mg sehari.
Levofloxacin 1 kali Community- Sesuai
sehari 1 Acquired
tablet Pneumonia
(500 mg) 500 mg PO/IV
sekali sehari
selama 7-14
hari atau 750
mg PO/IV
sekali sehari
selama 5 hari.

Nosocomial
Pneumonia
750 mg PO/IV
sekali sehari
selama 7-14
hari

Sinusitis
Bakterial
Akut
500 mg PO/IV
sekali sehari
selama 10-14
hari atau 750
mg PO/IV
sekali sehari
selama 5 hari

Asam folat 3 kali Profilaksis Sesuai


sehari 1 Cacat Tabung
Neural
tablet
Wanita yang
berpotensi
melahirkan
anak:
400 mcg/hari
PO
Wanita hamil:
600 mcg/hari
PO
Defisiensi
Asam Folat
0,4-1 mg
PO/IV/IM/SC
sekali sehari

P. Masalah Terkait Klinis


Jenis DRP DRP yang Penyelesaian
ditemukan
Interaksi Obat - -
Dosis obat lebih - -

Q. Etiket dan Label


1. Levofloxacin diminum 1 kali sehari 1 tablet sesudah
makan, harus dihabiskan.
2. Asam folat diminum 3 kali sehari 1 tablet sesudah makan
3. Lansoprazol diminum 1 kali sehari pagi hari 1 jam sebelum
makan
R. KIE

Lansorazol

Nama Obat Lansoprazol


Indikasi Tukak duodenum dan tukak lambung
ringan, refluks esofagitis.
Cara Penggunaan Diminum 1 kali sehari 1 kapsul, 1 jam
sebelum makan
Konseling Lansoprazole sebaiknya diminum
bersama kapsulnya, jangan
mengeluarkan isi obat dan menggerus
isi obat dari kapsulnya.
Cara Penyimpanan Disimpan di kotak obat atau tempat
penyimpanan khusus, hindarkan dari
sinar matahari secara langsung dan
disimpan pada tempat yang kering dan
tidak lembap.

Levofloxacin

Nama Obat Levofloxacin


Indikasi Pengobatan topikal untuk infeksi
okular eksternal seperti konjungtivitis
yang disebabkan oleh strain bakteri
yang rentan terhadap levofloksasin.
Cara Penggunaan Diminum 1 kali sehari 1 tablet setelah
makan.
Konseling Seluruh tablet harus diminum hingga
habis untuk mencegah resistensi.
Levofloxacin dapat menyebakan
pusing, mengantuk, gangguan
penglihatan (ophthalmic) jika
terpengaruh, jangan mengemudi atau
mengoperasikan mesin.
Cara Penyimpanan Disimpan di kotak obat atau tempat
penyimpanan khusus, hindarkan dari
sinar matahari secara langsung dan
disimpan pada tempat yang kering dan
tidak lembap.
Asam Folat

Nama Obat Asam Folat


Indikasi Anemia Megaloblastik
Cara Penggunaan Diminum 1 kali sehari 1 tablet setelah
makan
Konseling Asam folat adalah vitamin yang aman,
walaupun begitu tetap konsumsi sesuai
anjuran dokter dan jangan
menggandakan dosis.
Cara Penyimpanan Simpan pada suhu 20-25°C. Lindungi
dari cahaya
S. KIE Non Farmakologi
a. Pasien disarankan untuk memiliki waktu istirahat yang
cukup.
b. Pasien disarankan untuk dapat mengelola stress dan
melakukan olahraga ringan setiap hari, seperti berjalan kaki
salaam 15-30 menit.
c. Pasien disarankan untuk meminum obat secara rutin setiap
harinya dan makan dengan teratur.
BAB V.

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Dari praktek kerja profesi Apoteker yang dilakukan di Apotek Sukun
Farma pada tanggal 06 Desember 2021 - 15 September 2021 dapat diambil
kesimpulan bahwa pada kegiatan tersebut:

1. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 14 Tahun 2021, Apotek


Sukun farma telah memenuhi persyaratan lokasi, bangunan, sarana,
prasarana dan peralatan serta ketenagaan.
2. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 73 Tahun 2016, tugas
dan peran Apoteker di Apotek meliputi 2 ruang lingkup yaitu pengelolaan
sediaan farmasi dan bahan medis habis pakai serta pelayanan kefarmasian
klinik.
3. Dengan membiasakan diri berlatih memberikan pelayanan kefarmasian
klinik, mahasiswa dapat meningkatkan skill komunikasi dan wawasan
kefarmasian terkait pengobatan yang diberikan kepada masyarakat.
4. Pengelolaan sediaan farmasi seperti pengadaan obat antar apotek dapat
berbeda tergantung masyarakat dan lingkungan sekitar apotek.
5.2 Saran
1. Mahasiswa perlu membekali diri sebelum dimulainya praktek kerja proesi
dengan membaca serta memahami dasar-dasar hukum yang diterapkan di
Apotek, khususnya dasar hukum yang berkaitan dengan profesi Apoteker
2. Mahasiswa harus memaksimalkan waktu belajar yang berdurasi 6 minggu
di apotek dengan berdiskusi serta berperan aktif bertanya kepada Preseptor
sehingga akan timbul komunikasi 2 arah yang diharapkan dapat
mengembangkan pola pikir mahasiswa.
3. Dalam melaksanakan pelayanan kefarmasian dapat lebih baik dan
mengikuti aturan aturan yang telah di tetapkan.

Anda mungkin juga menyukai