Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala kasih karunia-Nya
1
sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai, adapun tujuan dari pembuatan
makalah ini adalah untuk memenuhi tugas materi perkuliahan Keperawatan Dasar II
dan juga untuk membantu proses pembelajaran pada 30 Prinsip dalam pemberian obat
pada pasien. Harapan saya semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman saya, saya yakin masih
banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu saya sangat mengharapkan saran
dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan dalam penulisan
makalahini.
Penyusun
DAFTAR ISI
2
DAFTAR ISI ..................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN ................................................................. 4
1.1 Latar Belakang ....................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................... 4
1.3 Tujuan penulisan ....................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN .................................................................. 5
2.1 Pengertian Medikasi .................................................................. 5
2.2 Aspek hukum dan undang undang standar Obat ....................... 5
2.3 Nomenklatur dan bentuk obat.................................................... 6
2.4 Aspek Legal Pemberian medikasi ............................................. 8
2.5 Proses Keperawatan dan pemberian medikasi........................... 11
2.6 Cara Mencegah dalam kesalahan pemberian medikasi ............ 15
BAB III PENUTUP .......................................................................... 18
3.1 Kesimpulan ................................................................................ 18
3.2 Saran ......................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 19
BAB I PENDAHULUAN
1. 1.Latar Belakang
Makalah ini ditujukan khusus bagi Mahasiswa Keperawatan yang dapat
menggunakan makalah ini sebagai pedoman dalam pembelajaran keperawatan
Dasar dengan keperawatan dan aspek legal dalam pemberian medikasi yang
nantinya bermanfaat untuk mahasiswa keperawatan dalam melakukan pemberian
medikasi yang sesuai dengan aspek legal yang ada. . Dengan Adanya makalah ini
diharapkan Mahasiswa akan lebih memahami tentang tugas utama nya sebagai
perawat kelak dalam memberikan obat yang aman dan akurat dan juga dalam setiap
obat pasti memiliki cara kerja dan juga efek samping yang ditimbulkan jadi perawat
harus bertanggung jawab mengetahui cara kerja dan efek samping nya dan juga
perawat harus menilai respon dari klien. Makalah ini diperbuat sebagai bahan
pembelajaran juga untuk lebih memahami materi yang diajarkan oleh Dosen dan
juga nanti nya dapat mengaplikasikan nya dalam pemberian pelayanan kesehatan
dalam bentuk pengobatan.
3
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian pemberian medikasi?
2. Apa yang menjadi aspek hukum dan Undang undang standart obat?
3. Apa apa saja nomenklatur dan bentuk obat?
4. Bagaimana aspek legal dalam pemberian medikasi?
5. bagaimana proses keperawatan dan pemberian medikasi?
6. apa saja cara mencegah dalam kesalahan pemberian medikasi?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Sebagai Bahan Pembelajaran untuk dapat melakukan proses pemberian
medikasi
2. Untuk Memenuhi Tugas dari dosen Perkuliahan Keperawatan Dasar II
BAB II PEMBAHASAN
4
harus mendapat izin, diuji dan distandarisasi untuk menyeragamkan
kualitasnya. Di Indonesia, berbagai hal yang menyangkut pengawasan obat,
makanan dan minuman, kosmetika dan alat kesehatan, obat tradisional,
narkotika dan bahan berbahaya diatur berdasarkan kebijaksanaan yang
ditetapkan oleh Menteri Kesehatan. Dalam pengorganisasiannya tugas-tugas
yang menyangkut pengawasan obat dan makanan diberikan ini diberikan
kepada Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan. Seperti tertuang
pada Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor: 558/-Menkes/SIC/1984
tentang organisasi dan tata kerja Depkes pada Bab VI, pasal 679: “Tugas
pokok Direktoral Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan ialah
melaksanakan sebagian tugas pokok Departemen Kesehatan di bidang
pengawasan obat, makanan dan minuman, kosmetika dan alat kesehatan, obat
tradisional, narkotika dan bahan berbahaya yang berdasarkan kebijaksanaan
yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan”. Lebih lanjut, dalam
UndangUndang Republik Indonesia No. 23 Tahun 1992 tentang kesehatan
tertuang beberapa pasal (pasal 39 s/d 43) yang mengatur tentang pengamanan
sediaan farmasi dan alat kesehatan di mana dijelaskan bahwa Undang-
Undang disusun melindungi masyarakat (pasal 39). Untuk sediaan dan alat
kesehatan harus memenuhi syarat farmakope Indonesia dan buku standar
lainnya (pasal 40). Izin edar diatur dalam pasal 41, penandaan dan informasi
dalam pasal 41, dan mutu sediaan dan alat kesehatan yang beredar dalam
pasal 42.
5
3. Bioavailability. Kemampuan obat untuk lepas dari bentuk dosisnya
dan melarut, diabsopsi dan diangkut tubuh ke tempat kerjanya
disebut bioavailability
4. Kemanjuran. Pemeriksaan laboratorium yang terinci dapat
menentukan efektivitas obat
5. Keamanan. Semua obat harus dievaluasi untuk menentukan efek
samping obat tersebut.
6
dalam setiap golongan. Setiap golongan obat memiliki implikasi
keperawatan untuk pemberian dan pemantauan yang tepat. Implikasi
keperawatan untuk semua obat dalam satu golongan memandu
perawat dalam memberikan perawatan yang aman dan efektif.
Bentuk obat
Jenis Deskripsi
Spray busa Cairan, bubuk atau busa yang disimpan ke
atau dalam lapisan tipis kulit dengan tekanan udara
aerasol
Larutan Satu atau lebih obat dilarutkan kedalam air
Suspensi Satu atau lebih obat dipisahkan secara halus
dalam cairan seperti air
Kaplet Bentuk padat, bentuk serperti kapsul bersalut
dan mudah ditelan
Kapsul Pembungkus gelatin untuk menempatkan obat
berbentuk bubuk, cair dan minyak
Krim Preparatsemisolid, tidak berminyak, digunakan
pada kulit
eliksir Larutan alcohol yang dimaniskan dan aromatic
digunakan sebagai pembawa agens obat
ekstrak Bentuk konsetrat obat yang dibuat dari sayuran
atau binatang
Gel atau jeli Bentuk semisolid yang jernih atau transparan
yang mencair ketika digunakan dikulit
Obat gosok Obat yang dicampur dengan alcohol,minyak,
atau emolien bersabun dan digunakan dikulit
Losion Obat dalam bentuk suspense cair yang
digunakan pada kulit
Tablet isap Praparat datar, bulat dan oval yang melarutkan
atau melepaskan obat ketika dimasukkan ke
dalam mulut
Salep Preparet semisolid yang terdiri dari satu atu
lebih obat yang digunakan pada kulit atau
membrane mukosa
Fasta Preparat seperti salep,tetapi lebih pekat dan
lengket, yang berpenetrasi ke kulit lebih sedikit
disbanding salep
pil Satu atau lebihobat dicampur dengan bahan
kohesf dalam bentuk oval, bulat atau datar
Bubuk Bentuk halus suatu obat atau obat-obatan
beberapa digunakan secara internal ataupun
7
eksternal
Supostooria Satu atau beberapa obat dicampur dengan
penguat dasar seperti gelatin dan dibentuk untuk
dimasukkan kedalam tubuh (rectum) dan
penguat dasar melarut secara bertahap pada
suhu tubuh dan melepaskan obat
sirop Larutan guka yang cair sering kali digunakan
menyamarkan rasa obat yang tidak enak
Tablet Bentuk bubuk yang dipadatkan dalam bentuk
diskus kecil dan padat
tinktur Larutan alcohol atau airdan alkoholddari obat
yang berasal dari tanaman
8
yang dibutuhkan biasanya meliputi nama klien, tanggal dan waktu
pemberian, nama obat, dosis, dan tanda tangan orang yang memberikan dan
menyiapkan obat. Nama dokter yang memprogramkan pengobatan dapat
juga menjadi bagian dari pencatatan. Sebelum mengambil zat yang
dikendalikan, perawat perlu menyelidiki dan mengoreksi ketidaksesuaian
yang ada sebelum melanjutkan bekerja.
Selain itu, hal yang perlu dicatat adalah zat yang dikendalikan yang terbuang
pada saat sedang dipersiapkan. Ketika sebagian atau semua dosis zat yang
dikendalikan terbuang, perawat harus meminta perawat yang lain untuk
menyaksikan obat yang terbuang. Kedua perawat harus menandatangani
formulir inventaris zat yang dikendalikan.
Pada sebagian besar institusi, penghitungan zat yang dikendalikan dilakukan
pada akhir sift jaga. Jumlah total obat yang dihitung harus cocok dengan
jumlah toal pada akhir sif jaga sebelumnya dikurangi jumlah obat yang
digunakan. Bila total jumlah zat tersebut tidak cocok dan ketidaksesuaian
tidak dapat teratasi, keadaan ini harus segera dilaporkan kepada kepala
manajer keperawatan, pengawas keperawatan, dan apotek sesuai dengan
kebijakan institusi. Pada fasilitas kesehatan yang mmenggunakan siste
penyimpanan komputerisasi, penghitungan secara manual tidak diperlukan
karena system penyimpanan telah melakukan penghitungan secara kontinu,
namun ketidaksesuaian yang timbul harus tetap dilaporkan. Undang Undang
Obat AS
Undang-Undang Isi
Food, Drug and Cosmetic Act (1938) Dilakukakn oleh Food and Drug
(FDA):mewajibkan semua obat diberi
label yang akurat dan telah teruji tidak
memiliki efek membahayakan
Durkham-Humphrey Amendrement (1952) Dengan jelas membedakan obat yang
didapatbdijual hanya dengan resep,obat
yang dapat dijual tanpa resep, dan obat
yang tidak dapat dibeli kembali tanpa
resep baru
Ketauver-Harris Amendment (1962) Mewajibkan ketersediaan bukti untuk
memenuhi keamanan dan kemanjuran obat
9
Comprehensive Drug Abuse Prevention Mengategorikan zat-zat terkontrol dan
and Control Act(1970) (controlled membatasi penggunaan utang resep obat,
Substances Act) mengembangkan program pemerintah
untuk mencegah dan menangani
ketergantungan obat
10
riwayat medikasi, untuk menentukan apakah medikasi yang di order
sesuai diberikan pasien tertentu. Alergi harus ditinjau. Riwayat medikasi
harus ditinjau dan dievaluasi untuk mencegah duplikasi (overdosisi) dan
interaksi yang tidak diharapkan. Variasi perkembangan (usia lanjut dan
anak-anak) juga harus menjadi pertimbangan. Sebagai contoh, pasien
usia lanjut lebih rentan terhadap interaksi obat, reaksi berlawanan, dan
overdosis sebagai hasil polifarmasi (misal, melakukan banyak medikasi
pada saat bersamaan). Sebagai contoh, fungsi lever dan ginjal serta status
gizi seorang pasien akan mempengaruhi kemampuannya untuk
memetabolisme dan mengekskresikan medikasi yang diorder. Adapun
data hasil penilaian yang didapatkan dapat dikelompokkan menjadi dua
data yaitu :
a. Data subjektif
1. Riwayat kesehatan sekarang
Perawat menilai tentang gejala gejala yang dirasakan klien
2. Pengobatan sekarang
Perawat mengkajai Informasi tentang setiap obat, termasuk kerja
tujuan, dosis normal, rute pemberian, efek samping, dan
implikasi keperawatan dalam pemberian dan pengawasan obat.
Beberapa sumber harus sering dikonsultasi untuk memperoleh
keterangan yang dibutuhkan. Perawat bertanggung jawab untuk
mengetahui sebanyak mungkin informasi tentang obat yang
diberikan.
o Dosis, rute, frekuensi, dokter yang meresepkan, jika ada
o Pengetahuan klien mengenai obat dan efek
sampingnya o Harapan dan persepsi klien tentang
efektivitas obat
o Kepatuhan klien terhadap aturan dan
alasan ketidakpatuhan
o Alergi dan reaksi terhadap obat o Obat yang dibeli
sendiri
3. Riwayat kesehatan dahulu, meliputi :
11
o Riwayat penyakit dahulu yang pernah diderita pasien o
Obat yang disimpan dalam pemakaian waktu lampau o
Obat yang dibeli sendiri/OTC
4. Sikap dan lingkungan pasien
Sikap lien terhadap obat emnunjukkan tingkat ketergantungan
pada obat. Klien seringkali enggan mengungkapkan perasaannya
tentang obat, khususnya jika klien mengalami ketergantungan
obat. Untuk mengkaji sikap klien, perawat perlu mengobservasi
perilaku klien yang mendukung bukti ketergantungan obat. o
Anggota keluarga o Kemampuan menjalankan activity of daily
living (ADL) o Pola makan, pengaruh budaya klien o Sumber
keuangan klien
b. Data obyektif
Dapat diketahui dengan beberapa cara yaitu dengan pemeriksaan
fisik, pemeriksaan diagnostic dan pemeriksaan laboratorium.
Jangan lupa anda harus memusatkan perhatian pada gejala-gejala
dan organ- organ yang kemungkinan besar terpengaruh dengan
obat.
Diagnosa keperawatan
Suatu penilaian yang akaurat akan mengarah pada identifikasi
kebutuhan pasien terkait pemberian medikasi. Diagnosis yang mungkin
akan disebutkan pasien meliputi :
o Tidak mengeluh (missal, terkait kurangnya pengetahuan,
kurangnya sumber financial)
o Menelan tidak efektif(dampak dari medikasi dengan rute oral) o
Eliminasi perkemihan rusak (berdampak pada ekskresi medikasi)
o Kekurangan volume cairan (berdampak pada distribusi
medikasi)
Perawat tidak hanya akan mengidentifikasi kebutuhan pasien dan diagnosis
keperawatan, namun ia juga akan mulai memprioritaskan asuhan yang
12
akan diberikan. Sebagai contoh, prioritas utama pasien yang emngalami
eliminasi perkemihan rusak harus dikonsultasikan dengan dokter untuk
memverifikasi apakah medikasi yang diresepkan dalam jumlah yang
disorder perlu dimodifikasi. Tidak mengeluh karena kesulitasn keuangan,
meskipun penting, akan menduduki prioritas lebih rendah selama periode
rawat inap awal karena medikasi disuplai oleh rumah sakit.
Perencanaan
Pada fase perencanaan ditandai dengan penetapan lingkup tujuan, atau
hasil yang diharapkan. Lingkup tujuan yang efektif memenuhi hal
berikut ini :
o Berpusat pada klien dan dengan jelas menyatakan perubahan yang
diharapkan.
o Dapat diterima (pasien dan perawat) o Realistik dan dapat diukur
o Dikerjakan bersama o Batas waktu jelas o Evaluasi jelas
Sebagai salah satu contoh adalah klien mampu mandiri dalam
memberikan dosis insulin yang diresepkan pada akhir sesi ketiga dari
pendidikan kesehatan yang dilakukan perawat.
Perawat mengatur aktivitas perawatan untuk memastikan bahwa teknik
pemberian obat aman. Perawat juga dapat merencanakan untuk
menggunakan waktu selama memberikan obat. Pada situasi klien belajar
menggunakan obat secara mandiri, perawat dapat merencanakan untuk
menggunakan semua sumber pengajaran yang tersedia. Apabila klien
dirawat di rumah sakit,sangat penting bagi perawat untuk tidak menunda
pemberian instruksi sampai hari kepulangan klien. Baik,seorang klien
mencoba menggunakan obat secara mandiri maupun perawat yang
bertanggung jawab memberikan obat, sasaran berikut harus dicapai :
o Tidak ada komplikasi yang timbul akibat rute pemberian obat yang
digunakan.
o Efek terapeutik obat yang diprogramkan dicapai dengan aman
sementara kenyamanan klien tetap dipertahankan.
o Klien dan keluarga memahami terapi obat.
13
o Pemberian obat secara mandiri dilakukan dengan aman.
Implementasi
Implementasi meliputi tindakan keperawatan yang perlu untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Penyuluhan dan pengajaran pada fase ini
merupakan tanggungjawab perawat. Dalam beberapa ruang lingkup
praktek, pemberian obat dan pengkajian efek obat juga merupakan
tanggung jawab keperawatan yang penting. Selain itu perawat harus
mampu mencegah resiko kesalahan dalam pemberian obat.
Kesalahan pengobatan adalah suatu kejadian yang dapat membuat klien
menerima obat yang salah atau tidak mendapat terapi obat yang tepat
Kesalahan pengobatan dapat dilakukan oleh setiap individu yang terlibat
dalam pembuatan resep, transkripsi, persiapan, penyaluran, dan
pemberian obat. Perawat sebaiknya tidak menyembunyikan kesalahan
pengobatan. Pada catatan statusklien, harus ditulis obat apa yang telah
diberikan kepada klien, pemberitahuan kepada dokter, efek samping
yang klien alami sebagai respons terhadap kesalahan pengobatan dan
upaya yang dilakukan untuk menetralkan obat.Perawat bertanggung
jawab melengkapi laporan yang menjelaskan sifat insiden tersebut.
Laporan insiden bukan pengakuan tentang suatu kesalahan atau menjadi
dasar untuk memberi hukuman dan bukan merupakan bagian catatan
medis klien yang sah.
Laporan ini merupakan analisis objektif tentang apa yang terjadi dan
merupakan penatalaksanaan risiko yang dilakukan institusi untuk
memantau kejadian semacam ini.Laporan kejadian membantu komite
interdisiplin mengidentifikasi kesalahan dan menyelesaikan masalah
sistem di rumah sakit yang mengakibatkan terjadinya kesalahan.
Evaluasi
Waktunya untuk meninjau proses dan menentukan apakah hasil yang
diharapkan tercapai. Pertanyaan yang harus diajukan meliputi ;
1. Apakah medikasi diberikan seperti yang diresepkan, atau apakah
anda mengalami masalah?
14
2. Apakah respon pasien terhadap medikasi seperti diharapkan, atau
apakah pasiern mengalamai reaksi yang berlawanan atau efek yang
tidak diharapkan?
3. Apakah pasien atau keluarganmya memahami bagaimana melakukan
atau memberikan medikasi yang aman dan efektif?
2.6 Cara Mencegah kesalahan Pemberian Obat
Untuk mencegah kesalahan dalam pemberian obat kepada pasien,perawat
harusmemperhatikan beberapa hal sebagai berikut :
Kewaspadaan Rasional
Baca label obat dengan teliti Banyak produk yang tersedia dalam kotak,
15
Ketika suatu obat baru atau Jika dokter tidak lazim dengan obat tersebut
obat yang tidak lazim maka risiko pemberian dosis yang tidak
akurat menjadi besar
diprogramkan, konsultasi
kepada sumbernya
Kenali klien yang memiliki Seringkali, satu dua orang klien memiliki
nama akhir sama. Juga minta nama akhir yangsama atau mirip. Label
khusus pada kardeks atau bukuobat dapat
klien menyebutkan nama memberi peringatan tentang masalah yang
lengkapnya. Cermati nama potensial.
yang tertera pada tanda
pengenal
16
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Perawat memainkan peran penting dalam proses pemberian
medikasi. Dalam pemebrian medikasi perawat harus :
o Memiliki pengetahuan tentang prinsip-prinsip dasar
farmakologis, ketentuan-ketentuan hukum, dan prinsip prinsip
pemberian medikasi
o Pemikiran kritis bersama dengan proses keperawatan
memberikan pendekatan medikasi yang aman, efektif dan
sistematis
o Diharapkan setiap apsien yang menerima medikasi mendapat
keuntungan terbaik tanpa efek yang tidak diharapkan atau
efek yang tidak diharapkan dalam jmlah minimal.
o Perawat sepenuhnya dapat dipercaya atas tindakannya dalam
pemberian medikasi termasuk bertanggung jawab melaporkan
kesalahan medikasi dan segera untuk memastikan
keselamatan pasien.
17
3.2 Saran
Semoga Makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan dapat
menambah wawasan setiap perawat ataupun calon perawat dalam proses
pemberian medikasi.
DAFTAR PUSTAKA
18
Modul pembelajaran dari Universitas NU SBY Yayasan Rumah sakit Islam
Dilihat Maret 8 2014 . https://www.slideshare.net/idapartii/makalah-
teknikpemberian-obat
19