FARMAKOLOGI
DI SUSUN OLEH :
LUSIANA (21030)
D III KEPERAWATAN
Puji syukur saya haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
karunia nya saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Peran.Perawat
Dalam Farmakologi” Terimakasih kepada dosen pembimbing mata kuliah
Farmakologi, yang telah memberikan tugas ini kepada saya dan tidak lupa saya
juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikian.
Saya berharap semoga makalah ini dapat menjadi sesuatu yang berguna
bagi kita bersama.saya menyadari bahwa dalam menyusun karya tulis ini masih
jauh dari kesempurnaan,untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun guna sempurnanya makalah ini. saya berharap semoga
karya tulis ini bisa bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada
umumnya.
penyusun
2
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI...................................................................................................................... 3
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.......................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah ................................................................................................... 4
C. Tujuan Pembahasan ................................................................................................ 5
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perawat bertanggung jawab dalam pemberian obat - obatan yang aman.
Perawat harus mengetahui semua komponen dari perintah pemberian obat
dan mempertanyakan perintah tersebut jika tidak lengkap atau tidak jelas
atau dosis yang diberikan di luar batas yang direkomendasikan. Secara
hukum perawat bertanggung jawab jika mereka memberikan obat yang
diresepkan dan dosisnya tidak benar atau obat tersebut merupakan
kontraindikasi bagi status kesehatan klien. Sekali obat telah diberikan,
perawat bertanggung jawab pada efek obat yang diduga bakal terjadi. Buku-
buku referensi obat seperti,
Daftar Obat Indonesia (DOI), Physicians’ Desk Reference (PDR), dan
sumber daya manusia, seperti ahli farmasi, harus dimanfaatkan perawat jika
merasa tidak jelas mengenai reaksi terapeutik yang diharapkan,
kontraindikasi, dosis, efek samping yang mungkin terjadi, atau reaksi yang
merugikan dari pengobatan. Sebelum sesuatu obat diberikan atau dikonsumsi
seseorang, obat telah melalui berbagai proses antara lain proses penyediaan,
pengolahan, pengijinan, perdagangan, pengorderan, pemblian dan
pemakaian. Pada aspek pemberian obat, perawat harus yakin tentang order
pengobatan yang dibuat oleh dokter sehingga tidak terjadi tumpang tindih
kewenangan dan pelaksanannya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja peran perawat dalam pemberian pengobatan?
2. Apa saja prinsip-prinsip pemberian obat?
3. Bagaimana cara penyimpanan obat?
4. Apa saja hak-hak pasien dalam pemberian obat?
4
C. Tujuan
1. Agar seorang perawat mengetahui peran apa saja yang harus dimiliki
dalam pemberian.
2. Supaya perawat dapat menghargai hak-hak pasien dalam pemberian obat.
3. Agar seorang perawat tidak salah lagi dalam pemberian obat.
4. Agar perawat memahami apa saja yang perlu di perhatikan dalam
pemberian obat.
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
nama generiknya, bila perlu hubungi apoteker untuk menanyakan nama
generiknya atau kandungan obat. Sebelum memberi obat kepada pasien,
label pada botol atau kemasannya harus diperiksa tiga kali. Pertama saat
membaca permintaan obat dan botolnya diambil dari rak obat, kedua
label botol dibandingkan dengan obat yang diminta, ketiga saat
dikembalikan ke rak obat. Jika labelnya tidak terbaca, isinya tidak boleh
dipakai dan harus dikembalikan ke bagian farmasi.
Jika pasien meragukan obatnya, perawat harus memeriksanya lagi.
Saat memberi obat perawat harus ingat untuk apa obat itu diberikan. Ini
membantu mengingat nama obat dan kerjanya.
3. Dosis yang Benar
Sebelum memberi obat, perawat harus memeriksa dosisnya. Jika
ragu, perawat harus berkonsultasi dengan dokter yang menulis resep atau
apoteker sebelum dilanjutkan ke pasien. Jika pasien meragukan dosisnya
perawat harus memeriksanya lagi. Ada beberapa obat baik ampul
maupun tablet memiliki dosis yang berbeda tiap ampul atau tabletnya.
4. Cara/Rute Pemberian yang Benar
Obat dapat diberikan melalui sejumlah rute yang berbeda. Faktor
yang menentukan pemberian rute terbaik ditentukan oleh keadaan umum
pasien, kecepatan respon yang diinginkan, sifat kimiawi dan fisik obat,
serta tempat kerja yang diinginkan. Obat dapat diberikan peroral,
sublingual, parenteral, topikal, rektal, inhalasi.
a. Oral, adalah rute pemberian yang paling umum dan paling banyak
dipakai, karena ekonomis, paling nyaman dan aman. Obat dapat juga
diabsorpsi melalui rongga mulut (sublingual atau bukal) seperti tablet
ISDN.
b. Parenteral, kata ini berasal dari bahasa Yunani, para berarti
disamping, enteron berarti usus, jadi parenteral berarti diluar usus,
atau tidak melalui saluran cerna, yaitu melalui vena (perset /
perinfus).
7
c. Topikal, yaitu pemberian obat melalui kulit atau membran mukosa.
Misalnya salep, losion, krim, spray, tetes mata.
d. Rektal, obat dapat diberi melalui rute rektal berupa enema atau
supositoria yang akan mencair pada suhu badan. Pemberian rektal
dilakukan untuk memperoleh efek lokal seperti konstipasi (dulkolax
supp), hemoroid (anusol), pasien yang tidak sadar / kejang (stesolid
supp). Pemberian obat perektal memiliki efek yang lebih cepat
dibandingkan pemberian obat dalam bentuk oral, namun sayangnya
tidak semua obat disediakan dalam bentuk supositoria.
e. Inhalasi, yaitu pemberian obat melalui saluran pernafasan. Saluran
nafas memiliki epitel untuk absorpsi yang sangat luas, dengan
demikian berguna untuk pemberian obat secara lokal pada
salurannya, misalnya salbotamol (ventolin), combivent, berotek
untuk asma, atau dalam keadaan darurat misalnya terapi oksigen.
5. Waktu yang Benar
Ini sangat penting, khususnya bagi obat yang efektivitasnya
tergantung untuk mencapai atau mempertahankan kadar darah yang
memadai. Jika obat harus diminum sebelum makan, untuk memperoleh
kadar yang diperlukan, harus diberi satu jam sebelum makan. Ingat
dalam pemberian antibiotik yang tidak boleh diberikan bersama susu
karena susu dapat mengikat sebagian besar obat itu sebelum dapat
diserap. Ada obat yang harus diminum setelah makan, untuk
menghindari iritasi yang berlebihan pada lambung misalnya asam
mefenamat.
6. Dokumentasi yang Benar
Setelah obat itu diberikan, harus didokumentasikan, dosis, rute,
waktu dan oleh siapa obat itu diberikan. Bila pasien menolak meminum
obatnya, atau obat itu tidak dapat diminum, harus dicatat
8
C. Cara Penyimpanan Obat
1. Suhu, adalah faktor terpenting, karena pada umumnya obat itu bersifat
termolabil (rusak atau berubah karena panas), untuk itu perhatikan cara
penyimpanan masing-masing obat yang berbeda-beda. Misalnya insulin,
supositoria disimpan di tempat sejuk < 15°C (tapi tidak boleh beku),
vaksin tifoid antara 2 – 10°C, vaksin cacar air harus < 5°C.
2. Posisi, pada tempat yang terang, letak setinggi mata, bukan tempat
umum dan terkunci.
3. Kedaluwarsa, dapat dihindari dengan cara rotasi stok, dimana obat baru
diletakkan dibelakang, yang lama diambil duluan. Perhatikan perubahan
warna (dari bening menjadi keruh) pada tablet menjadi basah / bentuknya
rusak.
9
obat yang benar pada waktu yang salah, atau memberi obat yang benar pada
rute yang salah.
Jika terjadi kesalahan pemberian obat, perawat yang bersangkutan harus
segera menghubungi dokternya atau kepala perawat atau perawat yang senior
segera setelah kesalahan itu diketahuinya.
F. Pendidikan Kesehatan
Secara moral perawat bertanggung jawab memberikan pendidikan
kesehatan pada pasien dan keluarga. Pendidikan kesehatan yang perlu
diberikan mencakup informasi tentang penyakit kemajuan pasien, obat, cara
merawat pasien. Pendidikan kesehatan yang berkaitan dengan peberian obat
yaitu informasi tentang obat efek samping cara minum obat waktu dan dosis.
10
kemungkinan efek samping yang dapat terjadi. Beberapa efek samping obat
khususnya yang menimbulkan keracunan memerlukan tindakan segera
misalnya dengan memberikan obat-obatan emergensi, menghentikan obat
yang diberikan dan secepatnya memberitahu dokter.
Perawat harus memberitahu pasien yang memakai/ minum obat di
rumah mengenai tanda-tanda atau gejala efek samping obat yang harus
dilaporkan pada dokter atau perawat. Setiap pasien mempunyai ketahanan
yang berbeda terhadap obat. Beberapa pasien dapat mengalami alergi
terhadap obat-obat tertentu. Perawat mempunyai peran penting untuk
mencegah terjadinya alergi pada pasien akibat pemberian obat. Data tentang
alergi harus diperoleh sewaktu perawat melakukan pengumpulan data riwayat
kesehatan.
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, jelaslah bahwa pemberian obat
pada klien merupakan fungsi dasar keperawatan yang membutuhkan
keterampilan teknik dan pertimbangan terhadap perkembangan klien.
Perawat yang memberikan obat-obatan pada klien diharapkan mempunyai
pengetahuan dasar mengenai obat dan prinsip-prinsip dalam pemberian obat.
B. Saran
Perawat harus mengetahui enam hal yang benar dalam pemberian obat
kepada pasien. Karena hal itu berperan penting dalam kesuksesan perawat
dalam pemberian obat
12
DAFTAR PUSTAKA
http://www.fkep.unpad.ac.id/2008/11/peran-perawat-dalam-pemberian-obat/
http://akper1a2010.blogspot.com/2011/08/peran-perawat-dalam-
pemberian-obat.html
http://haris715.blogspot.com/2013/04/prinsip-enam-benar-dalam-pemberian-
obat.html,http://health.liputan6.com/read/627062/meningkat-tren-
pengobatan-herbal-di-indonesia
13