KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
a. latar Belakang Masalah
b. Rumusan Masalah
c. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
a. Pengertian Tayamum
b. Rukun dan Syarat Tayamum
c. Sebab - Sebab tayamum
d. Hal hal Yang Membatalkan Tayamum
e. Sunah-Sunah Tayamum
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu cara untuk kita bersuci dari hadast kecil maupun hadast besar
adalah dengan berwudhu. Namun adakalanya ada yang membuat kita untuk
tidak menggunakan air untuk berwudhu. Cara lain agar dapat bersuci yaitu
dengan kita bertayamum.
Sering kali kita mendengar kata tayamum namun belum tentu kita
memahami bagaimana tata cara yang sesuai dengan syariat islam. Maka dari
itu setiap orang muslim harus mengetahui tata caranya, sehingga bersuci yang
kita lakukan sah.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Tayamum?
2. Apa Rukun dan syarat Tayamum ?
3. Apa Sebab Sebab Tayamum ?
4. Apa Hal Hal yang membatalkan Tayamum ?
5. Apa Sunah Sunah Tayamum ?
C. Tujuan Masalah
Untuk menambah pengetahuan dan diharapkan bermanfaat untuk
semuanya.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN TAYAMUM
Kata Tayamum menurut bahasa berarti menyengaja. Sedangkan
menurut termonologi berarti menycngajakan diri menyentuh debu yang suci
untuk mengusap wajah kedua tangan.
Dalil dari Al-Qur'an si (QS. An Nisa' (4):43).
Yang Artinya : Dan .iika kamu sakit atau sedang dalam musafir atau datang
dari tempat buang air atau kamu telah menyentuh perempuan kemudian kamu
tidak inendapat air, maka bertayamumlah kamu dengan tanah yang baik
(suci), sapulah mukamu dan tangan mu sesungguhnya Allah Maha Pema'af
Lagi Maha Pengampun. (QS. An Nisa' (4):-43)
untukku dan umatk sebagai masjid dan alat bersuci." (HR. Ahmad dan yang
lainnya).
Kecuali Asy-Syafriyah dan Hanabilah, mereka berpendapat : disyariatkan bagi
yang bertayamum itu menggunakan tanah yang berdebu, sebagaimana yang di
jelaskan dalam hadist yang diriwayatkan dari Hudzaifah Radhiyallahu Anhu,
sesungguhnya Nabi SAW bersabda : Dan di jadikan tanahnya itu alat bersuci
bagi kami jika kami tidak mendapatkan air ( HR Muslim ).
Dan dalam riwayat dari Ali Radhiyallahu Anhu, "Dan dijadikan tanah bagiku
sebagai alat bersuci."4
3. Mengusap seluruh wajah, walaupun dengan satu tangan, termasuk jenggot
walaupun
panjang demikian juga yang ada di sekeliling kelopak mata, dan antara jenggot
dan tulang yang mengarah ke telinga, demikian juga di bawah tulang yang
mengarah telinga berwarna putih, yang antara telinga dan jenggot.
Hanafiyah mereka berpendapat : tidak wajib mengusap jenggot yang
memanjang,yaitu yang melebihi kulit muka yang wajib dibasuh. Rukun ini
disebutkan secara tegas dalam AI-Quran, As-Sunnah dan Ijma. Adapun
dalam A1-Quran, adalah firman Allah SWT Maka basuhlah mukamu.
Dan dalam As-Sunnab adalah hadits dan Amar bin Yasir Radhiyaliahu
Anhuma, ia herkata
Nabi SAW mengirimku untuk suatu misi, lalu dalam perjalanan aku junub,
dan aku tidak mendapatkan air, kemudian aku berguling di bumi sebagaimana
binatang berguling, kemudian aku datang kepada Nabi SAW dan menceritakan
apa yang terjadi, maka sabdanva, Cukup untukmu, engkau berbuat dengan
kedua tanganmu seperti ini : lalu ia tepukkan dua tangannya di bumi satu kali,
kemudian ia usap tangan yang kiri dengan tangan yang kanan, dan punggung
telapak tangannya, dan wajahnya. (HR. Asy-Syaikhani lafazhnya untuk
MusIim).5
4. Mengusap kedua tangan sampai siku. Dan wajib melepaskan apapun yang
menghalangi, seperti cincin, gelang dan jam tangan,dan usaplah bagian
bawahnya. Dalam tayamum tidak cukup menggerakkannya, berbeda dengan
wudhu.
Hanafivah berpendapat : cukup menggerak-gerakkannya karena ja telah
mengusap bagian bawahnya. karena tujuarrnya adalah mengusap bukan
meratakan tanah. Sebagaimana yang tercantum dalam hadits dari Abdullah bin
Umar Radhiyallahu Anhuma, ia berkata : Nabi SAW bersabda, Tayamum
adalah dua kali tepukan, tepukan yang pertama untuk wajah, dan yang kedua
untuk kedua tangan sampai siku. (HR. Ad-Daruquthni)
Malikiyah dan Hanabilah berpendapat: bahwa yang wajib adalah mengusap
dua tangan sampai pergelangan, adapun sampai siku hukumnya sunnah, hal ini
sebagai mana yang telah dijelaskan dalam hadits Ammar. Dan ada riwayat lain
menyebutkan, Cukup bagimu melakukan seperti itu, lalu Nabi SAW menepuk
kedua telapak tangannya ke bumi, lalu ia tiup keduanya, kemudian dengan
kedua tangannya ia usap wajah dan telapak tangan. (Muttafaq Alaihi)
Dan dalam lafadz lain untuk Ad-Daruquthni : Cukup bagimu untuk
menepukkan kedua telapak tanganmu ke tanah, lalu engkau tiup keduanya,
kemudian engkau usapkan wajah dan kedua telapak tanganmu sampai
pergelangan.6
5. Kontiyu (muwalat). Yaitu adanya kesinambungan dalam mengusap wajah dan
kedua tangan dan janganlah ada jeda waktu yang lama diantara keduanya.
Hanafiyah dan
Asy-Syafiiyah berpendapat
: Bahwa
kontinyu atau
utarakan yaitu, tayamum adalah dua kali tepukan, pertama untuk wajah, dan
tepukan kedua untuk kedua tangan sampai siku. Kecuali Hanafiyah dan
Maiikiyah mereka berpendapat : tertib hukumnya sunnah dan bukanlah wajib.
lalu Malikivah menambahkan rukun yang ketujuh.7
SYARAT - SYARAT TAYAMUM
Ada beberapa syarat sahnya tayamum. Dan kami sebutkan ebagai berikut:
1. waktu shalat. Maka tidak sah tayamum sebelum masuknya waktu. Kecuali
Hanafiyah
2. Niat. Menurut Hanaflyab dan Hanabilah niat adalah syarat. Dan menurut
Malikiyah dan Asy-Syafiiyah niat adalah rukun. Perbedaan antara syarat
dan rukun adalah syarat didahulukan atas suatu pekerjaan dengan tenggang
waktu yang sangat singkat,adapun rukun tidak sah dilakukan sebelum suatu
amal, akan tetapi ia bagian dan amal itu sendiri.
3. Telah berusaha mencari air tetapi tidak mendapatkannya. Secara rinci nanti
akan di bahas pada sebab-sebab dibolehkannya tayamum.
4. Tidak ada pcnghalang pada anggota tubuh yang merupakan anggota
tayamum. Seperti cat dan lilin yang menghalangi tempat diusapnya anggota
tayamum.
5. Tidak haid dan nifas8
C. SEBAB-SEBAB DIBOLEHKANNYA TAYAMUM
Tayamum dibolehkan bagi yang memiliki hadats kecil atau besar,
bermukim atau safar, jika ada sebab beberapa sebab berikut ini.
1. Apabila tidak ada air, atau ada air namun tidak mencukupi untuk bersuci.
Namun Asy-Syafiiyah dan Hanabilah berpendapat : apabila ada air namun
tidak cukup untuk bersuci maka ia wajib memanfaatkan air tersebut untuk
mensucikan sebagian anggota wudhu kemudian sisa anggota Iainnya dengan
tayamum. Sebagaimana yang tercantum hadist yang diriwayatkan dari Imran
bin Al-Hushain Radhiyallahu Anhu, ia berkata : Kami tengah bepergian
bersama Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, lalu beliau hendak shalat
Apakah
aku
rnendapatkan
rukhsah
untuk
Kami rasakan ini tatkala kami dalam tahanan militer di Mesir. Dimana di sana
ada air namun jeruji penjara tertutup bagi kami tidak bisa sampai ketempat air
kecuali dua kali dalam sehari. Sekali pada saat fajar dan sekali pada saat
sebelum matahari tenggelam.
Sedangkan kami tidak memiiiki tempat untuk menyimpan air kecuali tempat
yang cukup untuk di minum.10
7. Kebutuhan untuk menggunakan air untuk diminum. mungkin pula air itu ada
dan tidak ada penghalang untuk sampai padanya. Namun dia sangat
membutuhkan air untuk sesuatu yang Iebih penting daripada wudhu dalam
pandangan syariah. Seperti untuk minum dirinya atau minum orang lain, atau
untuk minum binatang. Seperti domba, sapi, keIedai. dan anjing. Karena
mereka adalah binatang-binatang yang tidak bisa hidup tanpa air. Dengan
demikian kebutuhan mereka sama dengan kebutuhan manusia.
Sebab dikedepannya minum atas wudhu, padahal menjaga agama itu sebuah
keharusan dan menjaga jiwa dan kehidupan itu juga merupakan keharusan.
Bahkan keharusan menjaga agama didahulukan daripada keharusan menjaga
kehidupan.Oleh sebab itulah seseorang mengorbankan jiwanya pada saat iwa
demi agamanya. Namun disini dilakukan karena wudhu ada gantinya bagi
orang yang sedang kehausan. ini merupakan sebuah bentuk keindahan dalam
syariat. Dan yang serupa dengan minuman adalah segala sesuatu yang mesti
seperti adonan, rnasakan yang sangat di butuhkan. Kami mengalami hal ini
pada saat berada di penjara militer. Dimana kami hanya memiliki sedikit air
yang kami butuhkan untuk kami minum. Bahkan kadang kala tidak cukup.
Sehingga kami terpaksa mengambil rukhsah. dengan bertayamum. Karena
kami yakin bahwa Allah tidak membuat kesusahan dalam agama.
8. Adanya Kekhawatiran Saat Menggunakan Air. Diantara yang membolehkan
seseorang
bertayamum
adalah
adanya
kekhawatiran
seseorang
jika
menggunakan air. Sehab dalam islam tidak boleh melakukan sesuatu yang
berbahaya dan membahayakan. Dan Allah tidak membuat kesulitan dalam
agama.
menghangatkan
air
setelah
sebelumnya
tidak
mampu
perintahkan mereka untuk siwak setiap kali wudhu. (HR. Malik, Asy-Syafil
dan yang Iainnya). Dan teiah kita ketahui sebelumnya bahwa Nabi SAW
menamakan tayamum juga dengan wudhu.
3. Menepuk dengan bagian bawah telapak tangan kepada sesuatu yang akan
digunakan untuk tayamum. Kecuali Malikiyah, mereka berpendapat: tepukan
pertama adalah rukun. Hal itu sebagaimana yang tercantum dalam hadits
Ammar yang telah diutarakan sebelumnya, dimana ada lafazh, Nabi menepuk
bumi dengan telapak tangannya. (Muttafaq Alaihi) dan riwayat AdDaruquthni, Cukup bagimu menepuk tanah dengan kedua telapak tanganmu
4. Melebarkan jari-jari ketika menepukkannya ketanah agar debu bisa menembus
di sela-sela jari.
5. Mengibaskan kedua tangan, atau meniup debu jika yang menempel di di tangan
terlalu banyak.. Hal ini seperti dalam hadist yang telah dikemukakan yaitu,
dan Nabi meniup kedua tangannya. (HR. Asy-Syaikhani).
6. Melepaskan cincin pada tepukan pertama. Adapun pada tepukan kedua, maka
melepaskan cincin adalah fardhu sebagaimana yang telah di sebutkan, kecuali
Hanafiyah mereka berpendapat : cukup dengan menggerak-gerakkannya.
7. Memulai dari anggota tubuh yang kanan. Yaitu mulai mengusap tangan kanan
sebelum tangan kiri, hal ini sesuai dengan sabda Rasulullab SAW, Mulailah
oleh kalian dari anggota tubuhmu yang kanan.
8. Menyelat-nyelat jari. Demikian juga menyelat-nyelat jenggot menurut
Hanafiyah.
9. Berdoa ketika mengusap wajah dan kedua tangan seperti doa yang dipakai
dalam wudhu, demikian juga doa sesuadah tayamum sama dengan doa setelah
selesai berwudhu, dengan membaca syahadat dan yang lainnya, maka lihatlah
kembali pada pembahasan tentang sunnah-sunnah wudhu.
10.Menghadap kiblat ketika bertayamum. Dan sunnah-sunnah yang telah
disebutkan ini ada hukumnya disunnahkan dan ada yang sekedar di sukai
(mandub). Maka barang siapa yang mengerjakannya akan di beri pahala dan
bagi yang meninggalkannya tidak berdosa dan tayamum tetap sah. 13
BAB III
KESIMPULAN
1. Tayamum berarti menyengajakan din menyentuh debu yangsuci untuk
mengusap wajah dan kedua tangan
2. Rukun tayamum
a Niat
b. Shaid (tanah berdebu)
c. Mengusap seluruh wajab
d. Mengusap kudua tangan sampai kesiku
e Tertib
Syarat Tayamum
a. Masuknya wakiti cholat
b. Niat
c. Telah berusahahieikari air
d. Tidak ada penghalang
e. Tidak sedang haid dan nifas
3. Sebab-Sebab Tayamum
a. Apabila tidak ada air
b. Tidak sanggup dalam menggunakan air karena sebab-sebab syari
e. merasa khawatir dengan keselamatan dirinya
d. Ada yang lebih membutuhkan air
e. Khawatir dengan memakai air yang sangat dingin, karena akan
membahayakan
f. Adanya Hambatan Hingga Tidak Sampai Ke Tempat Air
g. Kebutuhan Untuk Menggunakan Air Untuk Diminum
h. Adanya Kekhawatiran Saat Menggunakan Air.
j. Bertayamum Karena Khawatir Kelewatan Waktu Jika Mandi
4. Hal-hal yang memoatalkan tayamum adalab semua yang membatalkan sholat
5. Sunah-Sunah Tayamum