Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

ADZAN , IQOMAH , DZIKIR DAN DOA


Disusun untuk memenuhi tugas
Mata Kuliah : Fiqih Ibadah
Dosen Pengampu : Drs. H. Djedjen Zainuddin, M.Pd

Disusun Oleh :

Anisa
Anna Shintya
Bahrum Syah Alif
Raihan Muhamad Azra

KELAS 1 B

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH

Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Al-Hikmah Jakarta


2019
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillah, Puji Syukur Kehadirat Allah SWT. Yang telah memberikan


rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah Fiqih
Ibadah yang berjudul “Adzan, Iqomah, Dzikir dan Do’a” ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas yang diberikan dosen, Bpk. Drs. H. Djedjen Zainuddin, M.Pd pada mata kuliah
Fiqih Ibadah. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
tentang Adzan, Iqomah , Dzikir dan Do’a bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Dosen pembimbing yang telah


memberikan arahan, kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak dan
penulis narasumber yang telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini.

kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna baik
dari segi penulisan, ejaan, bahasa ataupun dari segi yang lain sebagainya. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun kami nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Jakarta, 10 Oktober 2019

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................................................. 1

DAFTAR ISI.............................................................................................................................................2

BAB I :PENDAHULUAN.......................................................................................................... 3

Latar Belakang.................................................................................................................................. 3

BAB II :PEMBAHASAN.......................................................................................................... 4

2.1 Pengertian Adzan dan Iqomah.................................................................................................... 4

2.2 Sejarah disyari’atkannya Adzan................................................................................................. 5

2.3 Tatswib........................................................................................................................................6

2.4 Kriteria Mu’adzin........................................................................................................................6

2.5 Syarat Adzan...............................................................................................................................7

2.6 Ketentuan dan tata cara azan.......................................................................................................7

2.7 Adab seputar adzan dan iqomah................................................................................................. 7

2.8 Pengertian Dzikir dan Keutamaannya........................................................................................ 8

2.9 Pengertian Doa dan Keutamaannya.......................................................................................... 10

BAB III : PENUTUP................................................................................................ 14

Kesimpulan..................................................................................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................................. 14

2
BAB I : PENDAHULUAN

Latar Belakang

Di dalam Islam, shalat merupakan ibadah yang penting dan telah di tetapkan
waktu pelaksanaannya. Dan untuk mengetahui waktu shalat, Allah telah
menyariatkan adzan sebagai tanda masuk waktu shalat, berikut tata cara adzan dan
hukum islam berkenaan dengan adzan tersebut yang semua ini sangat penting untuk
diketahui oleh kaum muslimin. Berkut di jelaskan dalam firman Allah dalam Al
Qur’an, Surah An-Nisa ayat 103

Artinya : “Maka apabila kamu telah


menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di
waktu berbaring. Kemudian apabila kamu telah merasa aman, maka dirikanlah
shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang
ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman.”

ayat ini menjelaskan telah ditetapkannya sholat dengan waktu tertentu, yang
tiap-tiap shalat memiliki waktu awal dan akhirnya dan tidak boleh mendahulukannya
atau mengakhirkannya. Karena Allah mewajibkan hamba-hamba-Nya shalat dan
menentukan waktu-waktunya, maka tidak boleh seorangpun menjalankannya diluar
waktu yang telah ditentukan kecuali sebab halangan syar’i seperti, tertidur, begadang,
atau yang lainnya.
Kemudian melantunkan istighfar selepas shalat adalah rutinitas orang-orang
shalih,dan Allah pun menyuruh kita sebagai hamba-Nya dan ummat Nabi
Muhammad SAW untuk berdizikir selepas mendirikan shalat.

Artinya : “Apabila telah ditunaikan sembahyang, maka bertebaranlah kamu di muka


bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu
beruntung.” (Q.S. Al Jumuáh/62:10)

3
BAB II : PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Adzan dan Iqomah

Kata Adzan berasal dari bahasa Arab yang bermakna pemberitahuan, Adapun
menurut syariat, adzan adalah beribadah kepada Allah dengan pemberitahuan
masuknya waktu shalat dengan dzikir tertentu. orang yang mengumandangkan adzan
disebut Muadzin.
Adapun iqamah, menurut kaidah bahasa Arab berasal dari kata aqama yang
maknanya, menjadikannya lurus atau menegakkan. Sedangkan menurut istilah syariat,
iqamah ialah, ibadah kepada Allah untuk menegakkan shalat dengan dzikir tertentu.1
Secara umum, iqamat diberikan lebih cepat dan dengan cara yang lebih monoton,
dibandingkan dengan azan, karena ditujukan untuk mereka yang sudah di masjid
bukan pengingat bagi mereka di luar untuk pergi ke masjid.
Perbedaan Adzan dan Iqomah

Dari pengertian adzan dan iqamah di atas, maka dapat diketahui perbedaan antara
adzan dan iqamah ialah:
 Adzan untuk memberitahukan masuknya waktu shalat agar bersiap-siap
menunaikannya, dan iqamah untuk masuk dan memulai shalat.
 Lafadz (dzikir) yang dikumandangkan, dan masing-masing (antara adzan dan
iqamah) juga berbeda.
Dalam Kitab Hasyiyah Al-Bajury hal. 161, Haramain, disebutkan ada 10
tempat/waktu yang disunnahkan untuk melakukan azan.
1. Sebelum shalat fardhu
2. Pada telinga orang yang sedang gundah
3. Pada teling orang yang sedang marah
4. pada telinga orang yang memiliki sifat tercela
5. ketika terjadi kebakaran
6. pada telinga orang yang masru’ (kesurupan)
7. pada telinga bayi yang baru lahir, dan ini juga merujuk kepada orang yang
akan disemayamkan
8. saat melakukan perjalanan
9. saat perang berkecamuk
10. saat jin berubah wujud

1
Ibid, hlm. 2/36

4
2.2 Sejarah disyari’atkannya Adzan

Abu Daud mengisahkan bahwa Abdullah bin Zaid berkata sebagai berikut:
"Ketika cara memanggil kaum muslimin untuk salat dimusyawarahkan, suatu malam
dalam tidurku aku bermimpi. Aku melihat ada seseorang sedang menenteng sebuah
lonceng. Aku dekati orang itu dan bertanya kepadanya, "apakah ia bermaksud akan
menjual lonceng itu? Jika memang begitu, aku memintanya untuk menjual kepadaku
saja". Orang tersebut justru bertanya," Untuk apa?" Aku menjawabnya, "Bahwa
dengan membunyikan lonceng itu, kami dapat memanggil kaum muslim untuk
menunaikan salat". Orang itu berkata lagi, "Maukah kamu kuajari cara yang lebih
baik? dan aku menjawab, "ya" dan dia berkata lagi dengan suara yang amat lantang:

 Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar Allahu Akbar


 Asyhadu alla ilaha illalla, Asyhadu alla ilaha illallah
 Asyhadu anna Muhammadar Rasulullah, Asyhadu anna Muhammadar
Rasulullah
 Hayya 'alash sholah, Hayya 'alash sholah
 Hayya 'alal falah, Hayya 'alal falah
 Allahu Akbar Allahu Akbar
 La ilaha illallah
Ketika esoknya aku bangun, aku menemui Nabi Muhammad , dan menceritakan
perihal mimpi itu kepadanya, kemudian Nabi Muhammad , berkata, "Itu mimpi
yang sebetulnya nyata. Berdirilah disamping Bilal dan ajarilah dia bagaimana
mengucapkan kalimat itu. Dia harus mengumandangkan adzan seperti itu dan dia
memiliki suara yang amat lantang." Lalu akupun melakukan hal itu bersama Bilal."
Rupanya, mimpi serupa dialami pula oleh Umar. Ia juga menceritakannya kepada
Nabi Muhammad .
Setelah lelaki yang membawa lonceng itu melafalkan azan, dia diam sejenak, lalu
berkata: "Kau katakan jika salat akan didirikan:

 Allahu Akbar, Allahu Akbar


 Asyhadu alla ilaha illallah
 Asyhadu anna Muhammadarrasullulah
 Hayya 'alash sholah
 Hayya 'alal falah
 Qod qomatish sholah (2 kali), artinya "Salat akan didirikan"
 Allahu Akbar, Allahu Akbar
 La ilaha illallah
Begitu subuh, aku mendatangi Rasulullah kemudian kuberitahu dia apa yang
kumimpikan. Diapun bersabda: "Sesungguhnya itu adalah mimpi yang benar,
insya Allah. Bangkitlah bersama Bilal dan ajarkanlah kepadanya apa yang kau
mimpikan agar diadzankannya (diserukannya), karena sesungguhnya suaranya lebih
lantang darimu." Ia berkata: Maka aku bangkit bersama Bilal, lalu aku ajarkan
kepadanya dan dia yang berazan. Ia berkata: Hal tersebut terdengar oleh Umar bin
al-Khaththab ketika dia berada di rumahnya. Kemudian dia keluar dengan
selendangnya yang menjuntai. Dia berkata: "Demi Dzat yang telah mengutusmu

5
dengan benar, sungguh aku telah memimpikan apa yang dimimpikannya." Kemudian
Rasulullah bersabda: "Maka bagi Allah-lah segala puji."2
Kejadian dalam hadits tersebut terjadi di Madinah pada tahun pertama Hijriah atau
622 M.3

2.3 Tatswib

Disyariatkan muadzin tatswib yakni mengucapkan waktu adzan shubuh setelah


“Hayya ‘alal-falah” lalu “Ash Shalatu Khairum minan naum”. At Tatswib
disyariatkan berdasarkan hadits Abul Mahdzurah yang berbunyi:

൥ ൥ 䀔 XU䀔
⩦ Ϫ˴ϟ˶ ⩦ ൥ Ϫ䀔 ˴൥ϟU˶ R䀔m Ϫ˴ϟ Ϫ˴൥ϟU˶ Ϫ䀔 ˴൥ϟU˶ R䀔m Ϫ˴ϟ Ϫ˴൥ϟU˶ ϛ˴΃ 䀔Γ˴ϟU˶ Ϫ˴ϼ Roϟ R䀔˴ϟ
൥ Ϫ˴ϟ˶ ⩦

Jika shalat Subuh, aku mengucapkan :

൥ ൥ 䀔 XU䀔
⩦ Ϫ˴ϟ˶ ⩦ ൥ Ϫ䀔 ˴൥ϟU˶ R䀔m Ϫ˴ϟ Ϫ˴൥ϟU˶ Ϫ䀔 ˴൥ϟU˶ R䀔m Ϫ˴ϟ Ϫ˴൥ϟU˶
൥ Ϫ˴ϟ˶ ⩦

[HR Abu Dawud, no. 501; An Nasa-i, 2/7-8 dan Ahmad 3/408; dan dishahihkan al
Albani di dalam Takhrij al Misykah, no. 645]
Berdasarkan hadits ini, mayoritas ulama menghukumi At Tatswib sebagai sunnah
pada adzan Subuh.4

2.4 Kriteria Mu’adzin

1. Muslim
2. Pria
3. Berakal sehat
4. Memiliki suara yang lantang dan merdu5
5. Diutamakan orang dewasa, namun jika terpaksa anak kecil tidak mengapa;
6. Memiliki sifat amanah6
7. Tidak menerima upah azan7

2
Hadis riwayat Abu Dawud (499), at-Tirmidzi (189) secara ringkas tanpa cerita Abdullah bin Zaid
tentang mimpinya, al-Bukhari dalam Khalq Af'al al-Ibad, ad-Darimi (1187), Ibnu Majah (706)

3
Saiyid Sabiq. 1974 Fikih Sunnah 1, Bandung: PT Alma'arif. h. 197.

4
al Majmu’ (3/92) dan al Mughni (1/407).

5 (HR. Tirmidzi (174) dan Ibnu Majah (698) dari Abdullah bin Zaid) (HR. Bukhari (574) dari Abu
Said Al Khudri)
6
“Imam adalah penanggung jawab sedangkan muadzin adalah orang yang bisa dipercaya…” (HR.
Ahmad (6872), dll dari Abu Hurairah)
7
“Jadikan muadzin yang tidak mengambil upah dalam adzannya.” (HR. Abu Dawud (447) dari
Utsman bin Abil Ash)

6
2.5 Syarat Adzan

. Telah Masuk Waktu Shalat


2. Berniat adzan
3. Dikumandangkan dengan bahasa arab
4. Tidak ada lahn dalam pengucapan lafadz adzan yang merubah makna
5. Lafadz-lafaznya diucapkan sesuai urutan
6. Lafadz-lafadznya diucapkan bersambung
7. Adzan diperdengarkan kepada orang yang tidak berada di tempat muadzin

2.6 Ketentuan dan tata cara azan

Muazin disunahkan suci dari hadas besar dan kecil


2. Berdiri8
3. Muazin menghadap ke arah kiblat ketika mengumandangkan azan
4. Melakukan azan ditempat tinggi, atau dengan pengeras suara
5. Memperhatikan tajwid, memperlambat azan dan mempercepat iqamah
6. Meletakkan jari-jari di telinga ketika azan9
7. Menengok ke kanan dan ke kiri ketika haya’alatain
8. Muadzin hendaklah memberikan senggang waktu antara adzan dan iqamah supaya
memberikan kesempatan kepada jamaah untuk sholat sunnah

2.7 Adab seputar adzan dan iqomah

Seperti yang sudah disinggung bahwa adab mendengarkan Adzan ialah dengan
menjawab atau mengikuti perkataan Muadzin, kecuali pada bagian tertentu dari
seruan Adzan yakni.

 Menjawab / mengikuti seruan dari Muadzin.

 Namun ketika pada bagian, Hayya’ Alash Sholaah dan Hayya’ Alal
Falaah maka dijawab dengan La Haula Wa La Quwwata Illa Billah.

 Khusus untuk Adzan Subuh di saat Muadzin mengumandangkan Assalatu


qhairum minan nauum maka dijawab shadaqta wa bararta artinya Anda benar
dan anda telah melakukan kebajikan.

Kemudian dianjurkan juga untuk membaca sholawat kepada Rasulullah SAW.


dan berdoa setelah adzan dan iqomah .

8
“Berdirilah wahai Bilal kemudian serukanlah adzan untuk salat.” (HR. Tirmidzi (175) dari Abdullah
bin Zaid)

9
Dari Abu Juhaifah ia berkata, “Aku melihat Bilal adzan dan aku ikuti bibirnya ke arah sini dan ke
arah situ dan jari tangannya berada di dalam kedua lubang telinganya.” (HR. Bukhari (598), Muslim
(777) dari Abu Juhaifah)

7
Dan diriwayatkan juga dari Anas bin Malik ra., Rasulullah SAW . bersabda , “ Doa
diantara adzan dan iqamat adalah doa yang tidak akan tertolak.”10
Doa Setelah Adzan :

Artinya : “Ya Allah, Tuhan pemilik panggilan yang sempurna (adzan) ini dan
shalat (wajib) yang didirikan. Berilah al-wasilah (derajat di surga), dan al-fadhilah
(keutamaan) kepada nabi Muhammad. Dan bangkitkanlah beliau sehingga bisa
menempati kedudukan terpuji yang Engkau janjikan.” (HR. Bukhari, Abu dawud,
Tarmidzi, Nasa’i dan Ibnu Majah).
Doa Setelah Iqomah :

Artinya : “Semoga Allah mendirikannya (shalat) dan mengekalkannya selama


langit dan bumi masih ada.”

2.8 Definisi Dzikir dan Keutamaannya

Dzikir menurut berasal dari bahasa arab, yakni sebuah aktivitas ibadah dalam
umat Muslim untuk mengingat Allah. Di antaranya dengan menyebut dan memuji
nama Allah, dan zikir adalah satu kewajiban yang tercantum dalam al-Qur'an.

Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, berzdikirlah (dengan menyebut nama)


Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya.’’ (Q.S Al Ahzab:41)
Secara bahasa zikir memiliki arti "menyebut", "mengingat" atau "berdoa", kata
zikir juga berarti memori, pengajian. Dalam bahasa agama Islam zikir sering
didefinisikan dengan menyebut atau mengingat Allah dengan lisan melalui
kalimat-kalimat thayyibah.

10
(HR. Abu Daud Tirmidzi, Ibnu Hibban dan Ibnu Khuzaimah salam shahihnya ).

8
Dzikir merupakan perkara ibadah, maka dari itu dzikir harus mengikuti aturan
Islam. Ada dzikir – dzikir yang sifatnya mutlak, jadi boleh dibaca kapan saja, dimana
saja, dan dalam jumlah berapa saja karena memang tidak perlu dihitung. Kalau
seseorang membuat sendiri aturan – aturan dzikir yang tidak diterangkan oleh Islam,
maka berarti dia telah membuat jalan yang baru yang tertolak. Karena sesungguhnya
jalan – jalan untuk mendekatkan diri kepada Allah itu telah diterangkan oleh
Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam. karena Agama Islam ini telah sempurna.
Kita harus mencukupkan dengan jalan yang telah diterangkan oleh Rasulullah SAW.
Tetapi ada juga dzikir – dzikir yang terkait dengan tempat, misal bacaan –
bacaan dzikir ketika mengelilingi (thawaf) di Ka’bah. Ada juga dzikir yang terkait
dengan waktu, misal bacaan dzikir turun hujan. Juga ada dzikir yang terkait dengan
bilangan, misal membaca tasbih, tahmid, dan takbir dengan jumlah tertentu (33 kali)
setelah shalat wajib. Tentu tidak boleh ditambah – tambah kecuali ada dalil yang
menerangkannya. Berikut salah satu dzikir
 Salat sunnah
Istighfar 3 kali: Astaghfirullah, astaghfirullah, astaghfirullah,
Allahumma antas salaam wa minkas salaam tabaarokta yaa dzal jalaal wal
ikroom.11
 Salat wajib (fardhu)
Istighfar 3 kali: Astaghfirullah, astaghfirullah, astaghfirullah,
Laa ilaha illallah wahdahu laa syarika lah, lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa
‘ala kulli syai-in qadiir. Allahumma laa maani’a lima a’thaita wa laa mu’thiya
limaa mana’ta wa laa yanfau dzal jaddi minkal jaddu.12
Tasbih 33 kali Subhanallah ( Ro ˴ ),
Tahmid 33 kali Alhamdulillah ( R U˶),
Takbir 33 kali Allahu-akbar (Ϫ˴ϟ˶ ),
Laa ilaha illallahu wahdahu laa syarikalahu lahul mulku walalhul hamdu
wahuwa ‘ala kulli syai-in qodiir.13,14
Membaca ayat Kursy;15

11
(HR. Muslim no. 591 (135), Nasai 1337 dan 3/68-69, Ahmad 5/275, 279, Abu Daud no. 1513, Ibnu
Khuzaimah no. 737, ad-Darimi 1/311 dan Ibnu Majah no. 928).

12
(Sahih; H.R. Bukhari, no. 6862; Muslim, no. 593; An-Nasa’i, no. 1341).

13
(HR. Muslim no. 597).
14
(HR. Bukhari no. 843 dan HR. Muslim no. 595).
15
(Sahih; H.R. Ath-Thabrani dalam Al-Mu’jamul Kabir, no. 7532, Al-Jami’ush Shaghir wa
Ziyadatuhu, no. 11410).

9
Membaca surah Al-Mu’awwidzat, yaitu Al-Ikhlas, Al-Falaq, dan An-Nas.16
 Salat Maghrib dan Subuh
Laa ilaha illallah wahdahu laa syarika lah. Lahul mulku wa lahul hamdu yuhyi
wa yumiit wa huwa ‘ala kulli syai-in qodiir.17
 Salat Subuh
Allahumma inni as-aluka ‘ilman naafi’a, wa rizqon thoyyiba, wa ‘amalan
mutaqobbala.18
Keutamaan Dzikir :
1. Membuat hati kuat, menghasilkan keyakinan/ keteguhan hati19
2. Allah Ta’ala Akan Mengingat Kita20, Memberi Ampunan dan Pahala21
3. Sebagai pencegah tipu daya setan22

Dan masih banyak lagi keutamaan Dzikir kepada Allah SWT. yang memiliki
keberkahan-keberkahan yang melimpah, baik di dunia maupun di akhirat.

2.9 Pengertian Doa dan Keutamaannya

sebagaimana yang telah kita ketahui bersama bahwa orang yang mendirikan
shalat, dia akan mendapatkan pahala atas shalatnya. Demikian pula orang yang
berdoa kepada Allah Ta’ala. Setiap kali seseorang mengangkat kedua tangannya ke
langit sambil mengatakan,”Wahai Rabb-ku, Wahai Rabb-ku” dan
bersungguh-sungguh dalam doanya, maka Allah Ta’ala akan memberikan pahala atas
doanya tersebut, baik doanya tersebut dikabulkan atau ditunda pengabulannya oleh
Allah Ta’ala. Hal ini karena doa termasuk ibadah, sebagaimana shalat.
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

Artinya : ”Doa adalah ibadah.”


(HR. Tirmidzi no. 2969. Dinilai shahih oleh Syaikh Al-Albani)23

16
(Sahih; H.R. Abu Daud, no. 1523; Shahih Sunan Abi Daud, no. 1348).
17
HR. Ahmad 4/227, 5/420 dan at-Timirdzi no. 3474.
18
HR. Ibnu Majah (no. 925), Shahih Ibnu Majah (1/152, no. 753)
19
(QS. Al-Anfal : 45)
20
(QS. Al-Baqarah : 152).
21
(QS. Al-Ahzab : 35)
22
(QS. Al-A’raf : 201)
23
Lihat Fiqhu Ad-Du’a hal. 11, karya Syaikh Musthafa Al ’Adawi hafidzahullah.

10
Berikut pengertian do’a menurut beberapa tokoh :

Imam at-Thaibi
Yang dimaksud berdoa menurut beliau adalah memperlihatkan sikap berserah diri
dan membutuhkan Allah SWT, karena tidak dianjurkan ibadah melainkan untuk
berserah diri dan tunduk kepada Pencipta serta merasa butuh kepada Allah. Jadi doa
adalah sebuah permohonan kepada Allah dan bentuk rasa membutuhkan-Nya.

Quraish Shihab
Doa ialah suatu permohonan hamba kepada Tuhan-Nya agar memperoleh anugerah
pemeliharaan dan pertolongan, baik buat si pemohon maupun pihak lain yang harus
lahir dari lubuk hati yang terdalam disertai dengan ketundukan dan pengagungan
kepada-Nya.

Syaikh Taqiyuddin Subki


Istilah berdoa itu lebih khusus daripada beribadah. Artinya, barangsiapa sombong
tidak mau beribadah, maka pasti sombong tidak mau berdoa.

Abdul Halim Mahmud


Makna doa menurutnya adalah keinginan terhadap Allah SWT atas apa yang ada
pada-Nya dari semua kebaikan dan mengadu kepada-Nya dengan memohon sesuatu.

kemudian keutamaan Do’a ialah diantaranya :

1. Do’a merupakan perintah dari Allah


“Berdo’alah kalian kepada-Ku, niscaya akan Aku kabulkan bagi kalian.” (Ghafir: 60)
“Dan berdo’alah kepada Allah dengan mengikhlashkan ibadah (do’a) kepada-Nya.” (Al
A’raf: 29)
“Berdo’alah kepada Rabb kalian dengan merendahkan diri dan dengan suara yang
lembut.” (Al Jin: 18)

2. Do’a merupakan pembuka pintu-pintu rahmat dari Allah


Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
“Barangsiapa diantara kalian yang dibukakan baginya pintu do’a, niscaya ia akan
dibukakan baginya pintu-pintu rahmat. Dan tidaklah Allah dimintai sesuatu yang lebih
Allah cintai dari meminta keselamatan (di dunia dan akhirat). Sesungguhnya do’a itu
bermanfaat pada hal-hal yang sudah terjadi ataupun yang belum terjadi, maka hendaklah
berdo’a wahai hamba-hamba Allah.” (At-Tirmidzi)

3. Enggan dan lalai dari do’a tanda kesombongan pada dirinya


“Dan Rabb kalian telah berfirman: “Berdo’alah kalian kepada-Ku, niscaya akan Aku
kabulkan bagi kalian, sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan dirinya dari
beribadah (berdo’a) kepada-Ku akan masuk jahannam dalam keadaan hina.” (Ghafir:
60)

4. Enggan dan lalai dari berdo’a kepada Allah tanda kelemahan pada dirinya.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Manusia yang paling lemah adalah orang yang paling lemah dalam berdo’a dan
manusia yang paling kikir adalah orang yang kikir dalam mengucapkan salam.” (Ibnu

11
Hibban, lihat Ash Shahihah no. 154)

berikut beberapa contoh doa :

1. Doa Setelah Sholat Tahajud

Artinya : “Ya Allah, milikmulah segala puji, Engkaulah penegak langit dan bumi serta
apa-apa yang ada di dalamnya, milik-Mu lah segala puji, milik-Mu lah kerajaan langit dan
bumi dan apa-apa yang ada di dalamnya, milik-Mu lah segala puji, Engkaulah cahaya langit
dan bumi dan apa-apa yang ada di dalamnya, milik-Mu lah segala puji, Engkaulah
penguasa langit dan bumi , milik-Mu lah segala puji, Engkaulah yang benar dan janjimu
adalah benar, pertemuan dengan-Mu adalah benar, perkataanmu benar, surga-Mu itu benar
ada, neraka itu benar ada, para nabi itu benar, Nabi Muhammad Saw itu benar, dan kiamat
itu benar ada. Ya Allah hanya kepada-Mu lah aku berserah diri, hanya kepada-Mu lah aku
beriman, hanya kepada-Mu lah aku bertawakkal, hanya kepada-Mu lah aku kembali, hanya
dengan-mu lah aku menghadapi musuh, dan hanya kepada-Mu lah aku berhukum. Maka
ampunilah aku atas segala dosa yang telah aku lakukan dan yang mungkin akan aku lakukan,
dosa yang aku lakukan sembunyi-sembunyi maupun terang-terangan. Engkaulah yang Maha
terdahulu dan Engkaulah yang Maha terakhir. Tiada Tuhan selain Engkau dan tiada daya
upaya dan kekuatan kecuali dengan (pertolongan) Allah.”

2. Doa Qunut

Artinya : “Ya Allah, berilah aku petunjuk sebagai mana orang-orang yang telah Engkau beri
petunjuk, maafkanlah aku sebagaimana orang-orang yang telah Engkau maafkan, tolonglah
aku sebagaimana orang-orang yang telah Engkau tolong, berkatilah aku dalam semua
pemberian-Mu, dan peliharalah daku berkat karunia-Mu dari keburukan qada-Mu. Karena
sesungguhnya Engkaulah Yang memberi keputusan dan tiada seorangpun yang menetapkan
keputusan terhadap-Mu, dan sesungguhnya tidak akan terhina orang yang Engkau musuhi.
Maha suci Engkau wahai Tuhan kami lagi Maha tinggi, bagiMu-lah segala puji atas semua
keputusan-Mu. aku memohon ampun dan bertaubat kepada-Mu, dan segala salawat dan

12
salam terlimpahkan kepada junjungan kami Nabi Muhammad dan juga segenap keluarga
dan para sahabatnya.”

3. Doa Setelah Sholat Dhuha

Artinya : “Tuhanku, sungguh waktu dhuha adalah milik-Mu. Yang ada hanya keagungan-Mu.
Tiada lagi selain keindahan-Mu. Hanya ada kekuatan-Mu. Yang ada hanya kuasa-Mu. Tidak
ada yang lain kecuali lindungan-Mu. Tuhanku, kalau rezekiku di langit, turunkanlah. Kalau
berada di bumi, keluarkanlah. Kalau sulit, mudahkanlah. Kalau haram, gantilah jadi yang
suci. Bila jauh, dekatkanlah dengan hakikat dhuha, keagungan, kekuatan, kekuasaan-Mu.
Tuhanku, berikanlah aku apa yang Kau anugerahkan kepada hamba-hamba-Mu yang
saleh.”

4. Doa Sujud Sahwi

Artinya: “Maha Suci Dzat yang tidak mungkin tidur dan lupa.”

5. Doa Sujud Tilawah

Artinya : “Wajahku bersujud kepada Dzat yang menciptakannya, yang membentuknya, dan
yang memberi pendengaran dan penglihatan, Maha berkah Allah sebaik-baiknya pencipta”

6. Doa Sujud Syukur

Artinya : “Ya Tuhanku, berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat-Mu yang telah
Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada kedua orang tuaku dan untuk mengerjakan amal
shalih yang Engkau ridhai dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan
hamba-hamba-Mu yang shalih.”

13
BAB III: PENUTUP

Kesimpulan

Adzan adalah pemberitahuan masuknya waktu shalat agar bersiap-siap


menunaikannya, dan iqamah untuk masuk dan memulai shalat. keduanya merupakan
seruan dalam bentuk dzikir kepada Allah SWT. Sedangkan Dzikir merupakan sebuah
aktivitas ibadah dalam umat Muslim untuk mengingat Allah dan Doa adalah sebuah
permohonan kepada Allah dan bentuk rasa membutuhkan-Nya. Semua ini merupakan
bentuk kegiatan atau aktivitas ibadah kepada Allah SWT. Suatu bentuk kegiatan
mengingat dan memuji asma Allah. Karenanya kita hidup hanya untuk Allah, hanya
untuk beribadah dan mengingat Allah SWT. Jadi segala aktivitas yang kita lakukan
merupakan kegiatan yang tidak luput dari kegiatan mengingat Allah SWT.

DAFTAR PUSTAKA

Muhammad Azzam, Abdul Aziz , 2015. Fiqih Ibadah. : Amzah

Ayyub, Hasan. 2007. Fiqih Ibadah .Cairo-Egypt : Dar As-Salam

Al Mahfani, M Khalilurrahman, 2007. Buku Pintar Sholat. Jakarta : Wahyu


Media

https://id.wikipedia.org/wiki/Azan

Artikel Muslim.or.id ( Muhammad Abduh Tuasikal)

https://almanhaj.or.id/3080-adzan-dan-iqamah-1.

http://makhluqbumi.blogspot.com

https://wisatanabawi.com

14
15

Anda mungkin juga menyukai