MAKALAH
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Tugas Perkuliahan Dengan Mata Kuliah Ulumul
Qur’an
Oleh:
MUHAMMAD YUNUS
NIM: 80400220013
Dosen pengampu:
PASCASARJANA
PENDIDIKAN BAHASA ARAB
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) ALAUDDIN
MAKASSAR
2021
KATA PENGANTAR
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................. ii
DAFTAR ISI........................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................ 1
A. Latar Belakang............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah........................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................... 3
A. Pengertian Jam’ul Qur’an............................................................................. 2
B. Pengumpulan Al-Qur’an Pada Masa Rasulullah dan Sahabat..................... 4
BAB III PENUTUP................................................................................................ 10
A. Kesimpulan ................................................................................................ 10
B. Saran........................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dalam memahami dan mempelajari Islam itu sendiri. Selaku umat Islam
merupakan suatu nama pilihan Allah yang sungguh tepat, karena tiada satu
bacaan pun sejak manusia mengenal sejak mengenal lima ribu tahun lalu yang
dapat menandingi al- Qur’an al-Karim, bacaan sempurna lagi mulia itu. Tiada
bacaan semacam al- Qur’an yang dibaca ratusan juta orang di seluruh
dunia yang tidak mengerti artinya atau tidak dapat menulis dengan
aksaranya. Bahkan dihafal huruf demi huruf oleh orang dewasa, remaja dan
anak-anak.1
Qur’an. Oleh sebab itu, umat Islam pada dasarnya tetap berkewajiban
memeliharannya.
1
Quraish,Shihab, Wawasan Alqur’an (Cet. XII; Bandung: Mizan, 2001), h. 3
1
2
bahkan sampai saat ini umat Islam senantiasa melakukan tradisi tersebut
al-Qur’an.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui tentang Pengertian Jam’ul Qur’an .
2. Untuk mengetahui tentang Bagaimana Proses Pengumpulan Al-Qur’an
pada Masa Rasulullah dan Sahabat ?
3. Untuk Bagaimana usaha lanjutan pemeliharaan al-Qur’an pasca
Sahabat?
3
BAB II
PEMBAHASAN
Ditinjau dari segi bahasa, al-Jam’u berasal dari kata جيمع-مجعyang artinya
Qur’an dalam hati, dan kedua yaitu menuliskan huruf demi huruf dan
ayat demi ayat yang telah diwahyukan oleh Allah SWT kepada Nabi
Muhammad SAW. Menurut al-Qurtubi dan Ibnu Katsir maksud dari Jam’ul
menghafal al-Qur’an.
2
Hafidz Abdurrahman, Ulumul Qur’an Praktis , Idea Pus taka Utama, Bogor, 2003, h. 82.
3
Hafidz Abdurrahman, Ulumul Qur’an Praktis , ... , h. 82
4
Ibrahim ‘Abd al-Rahman Khalifah, Al-Mausu’ah al-Qur’aniyyah al- Mutak hassisah. h.
135
3
4
takut apa yang turun itu akan terlewatkan. Ia ingin segera mengahafalnya,
maka Allah menurunkan ayat di atas, dengan maksud bahwa Kamilah Allah
Allah. 5
setiap surah ditulis dalam satu lembaran secara terpisah, ataupun menertibkan
menghimpun semua surah, yang sebagiannya ditulis sesudah bagian yang lain.6
Pertama, pada masa Nabi saw. Kedua, pada masa Abu Bakar al-Siddiq.
Ketiga, pada masa ‘Usman bin ‘Affan. Ini akan penulis uraikan pada
pembahasan selanjutnya.
5
Mardan, Al-QUR’AN: Sebuah Pengantar Memahami a l-Qur’an Secara Utuh (Jakarta: Pus taka
MAPAN, 2009), h.64.
6
Mardan, Al-QUR’AN: Sebuah Pengantar Memahami a l-Qur’an Secara Utuh .h.66.
5
RaSyidin
gugur. Umar bin al-Khattab merasa khawatir melihat kenyataan ini, lalu ia
menolak usulan ini dan keberatan melakukan apa yang belum pernah
sehingga Allah membuka hati Abu Bakar untuk menerima usulan tersebut. 7
Ada suatu riwayat yang tersebut luas, karena itu muncul dalam
berbagai versi yang mengisahkan pengumpulan al-Qur’an pada masa
kekhalifaan Abu
Bakar. Menurut riwayat ini, ‘Umar bin al-Khattab merasa khawatir
bertambah lagi angka kematian itu, maka beberapa bagian dari al-Qur’an yang
al-Qur’an. Pada mulanya Abu Bakar agak ragu untuk melakukan tugas
7
Mardan, Al-QUR’AN: Sebuah Pengantar (Jakarta: Mazhab Ciputat, 2010), h.84.
6
Zaid bin Tsabit adalah orang yang ditunjuk Abu Bakar untuk
Zaid oleh karena beliau berusia muda, intelegensi tinggi dan pekerjaannya di
Meskipun pada awalnya Zaid bin Tsabit juga ragu namun pada
Ubay bin Ka’ab, Ali bin Abi Thalib dan Utsman bin Affan.10
dari para sahabat, mencocokkan dengan hafalan para sahabat, atau pun
menghadirkan dua orang saksi yang menyaksikan bahwa pembawa al-Qur’an
pada saat tidak menemukan naskah mengenai ayat 128 dari Surat at-Taubah.
Ayat tersebut dihafal oleh banyak sahabat termasuk Zaid, namun tidak
ditemukan dalam bentuk tulisan. Kesulitan itu nanti berakhir ketika naskah dari
8
Watt, W. Montgomery. Bell’s Introduction to the Qur’an, terj. Taufik Adnan Amal,
Richard Bell Pengantar Studi al-Qur’an (Cet. II; Jakarta: PT Raja Grafindo Pers ada, 1995), h.
61
9
Taufik Adnan Amal, Rek onstruk si sejarah al-Qur’an (Cet.I; Jakarta: Forum kajian
Budaya dan Agama,2001), h.145.
10
Has ybi al-Siddieqi, Sejarah dan Pengantar Ilmu al Qur’a nTafsir, h. 100
11
Muha mma d Ha di Ma ’ri fa t, Sejarah Al-Qur’a>n, terj.Thoha Mus awa , h.136.
12
Manna’ al-Qattan, Mabahis fi‘Ulum Al-Qur’an, h. 126.
7
selama kurang lebih dua tahun mulai Rabi’ul Awwal 11 H sampai Jumadil
Yamamah (bulan ketiga tahun 12 H). Hal ini berarti bahwa waktu yang tersisa
surah- surahnya.14
Suhuf yang telah dikumpulkan itu berada di tangan Abu bakar sampai
Qur’an yang pernah ditulis pada masa Rasulullah saw. yang tersimpan di
Sahabat penghafal al- Qur’an. Hal ini menunjukkan ketelitian beliau dalam
dituliskannya sehingga disaksikan oleh dua orang saksi. Pekerjaan ini dapat
diselesaikan dalam waktu satu tahun yaitu pada tahun ke-13 Hijriah di
bawah pengawasan Khalifah Abu Bakar, Umar bin Khattab dan para
13
Taufik Adnan Amal, sejarah al-Qur’an (Cet.I; Jakarta: Forum kajian Budaya dan
Agama,2001.,h.148.
14
al-Zarqani, Manahal al-Irfan fi Ulumu al-Qur’an, Juz I(t.t:Dar al-Fikr, 1996), h. 182.
15
HR al-Bukhari, al-Jami’ al-Sahih, kitab tentang Fadail Alquran , bab jam’al-Qur’an.
8
dari para Qurra’ yang telah dikirim kepada mereka. Cara-cara pembacaan al-
Qur’an yang mereka bawakan berbeda sejalan dengan perbedaan huruf yang
terkejut dengan adanya perbedaan mereka dalam bacaan. Lalu, ia berkata kepada
16
Ahmad Syadali, Ahmad Rafi’i, Ulum al-Qur’an (Cet.II; Bandung: Pus taka Setia,2000),h.78-
79
17
Mardan, AL-QUR’AN:Sebuah Pengantar, h. 69-70
18
Richard Bell, h. 64
19
Taufik Adnan Amal, Rek osntruk si Sejarah Alquran ., h. 196.
9
Kitab, sebagaimana yang telah terjadi pada umat Yahudi dan Nasrani pada
masa lalu.” Kemudian Usman mengirim utusan kepada Hafsah dengan pesan:
yang kemudian memanggil Zaid bin Sabit, Abdullah bin al-Zubair, Sa’id bin
‘As dan Abd al-Rahman bin al-Haris bin Hisyam, lalu memerintahkan
tiga orang Quraisy (yang ada dalam tim) : “Apabila kalian berbeda pendapat
mengirim mushaf salinan yang ada ke setiap propinsi dengan perintah agar
20
Ma rda n.AL-QUR’AN:Sebuah Penganta r. h.86
21
HR al-Bukhari, al-Jami’ al-Sahih, kitab tentang Fadail Al-Qur’an, bab Jam’ Al-Qur’an
10
Qur’an di masa Usman dilakukan oleh suatu komisi yang terdiri dari empat
orang, yakni: Zaid bin Sabit, Abdullah bin al-Zubair, Sa’id bin al-As dan Abd al-
Anshar yang sewaktu mudanya aktif sebagai sekretaris Nabi dan mencatat
masa Khalifah Abu Bakar. Riwayat di atas menyebutkan bahwa s}uh}uf yang
dikumpulkan pertama kali oleh Zaid di masa Abu Bakar kini dijadikan basis
kodifikasi Usman.22
Mushaf yang disusun pada masa khalifah Usman bin Affan ini
lebih lengkap jika dibandingkan dengan mushaf pada masa khalifah Abu
penulisannya selain tertib urutan ayat, juga sudah ada urutan-urutan surah.23
beragam. Menurut pandangan yang diterima secara luas, satu mushaf al-
mengatakan ada tujuh mushaf selain kelima kota di atas, dikirim juga ke
Bahrain dan Yaman.
22
Taufik Adnan Amal. h. 197
23
al-Zarqani, , Manahal al-Irfan fi Ulumu al-Qur’an., h. 73.
24
Taufik Adnan Amal, h. 202.
11
Rasyidin
kitab suci yang keasliannya terjaga dengan sempurna. Bakat menghafal yang
luar biasa pada bangsa Arab, kesungguhan generasi Sahabat Nabi dan generasi-
setelah wafatnya Nabi, Abu Bakar memerintahkan panitia yang dipimpin oleh
diperbanyak naskahnya pada masa Khalifah Usma bin Affan. Semua itu telah
peperangan sesama umat Islam, al-Qur’an mereka tetap satu, tidak berbeda,
dari dulu sampai sekarang, dan insya Allah sampai akhir zaman.25
umat Islam semakin diperketat dengan sangat teliti dan hati-hati. Naskah-
hatian dengan tulisan yang lebih indah dan rapi sesuai dengan perkembangan
khat Arab.26
Dari beberapa naskah yang dikirim Usman bin Affan, umat Islam
Suatu contoh, Abd al-Aziz bin Marwan, Gubernur Mesir setelah menulis
25
Mardan,AL-QUR’AN: Sebuah Pengantar Memahami a l-Qur’an Secara Utuh , h. 72-73
26
Mardan,AL-QUR’AN: Sebuah Pengantar Memahami a l-Qur’an Secara Utuh , h. 74
12
antara pemeriksa itu ada seorang qari yang dapat menunjukkan suatu
jumlah mushaf yang diangkat di atas tombak ada 300 buah, meskipun pada
waktu itu penyalinan dilakukan dengan tulisan tangan saja. Ini menunjukkan
Usman di St. Petersbaurg, Rusia pada tahun 1873M, seperti itu juga
Taheran dan pada tahun 1833 M Tibriz Flugel mencetak al-Qur’an di Leipzig
27
Ahmad Syadali, Ahmad Rafi’I, Ulum al-Qur’an h. 87.
28
Ahmad Syadali, Ahmad Rafi’I, Ulum al-Qur’an , h. 87-88.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Implikasi
10
DAFTAR PUSTAKA