Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

Pengenalan Obat Pada Ilmu Farmakologi

Disususn oleh:

Andika Nasrullah (221010220006)

Dosen Pembimbing:

Rulia Meilia,S.FARM.,M.si

MATA KULIAH FARMAKOLOGI

PROGRAM STUDI S-1 FARMASI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS UBUDIYAH INDONESIA

2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT. Yang telah melimpahkan rahmat
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan ini sesuai dengan wakti yang telah
ditetapkan.

Penyusun makalah ini dilatar belakangi oleh pemberian tugas oleh dosen pengampu mata kuliah
sosiologi. Semoga laporan ini dapat bermanfaat tidak hanya bagi kami, melainkan bagi semua
pihak yang membacanya.

Harapan kami semoga laporan ini membantu pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca,
sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat
lebih baik. Oleh karena itu, kami harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan
masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

23 september 2023

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN...............................................................................4
1.1 Latar Belakang................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................4
1.3 Tujuan Penulisan.............................................................................5

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................6
2.1 pengertian Obat...............................................................................6
2.2 Bentuk Sediaan Obat........................................................................7
2.3 Cara Penggunaan Obat.....................................................................8
2.4 Klasifikasi Obat...............................................................................10
2.5 Dosis Obat.......................................................................................12
BAB III PENUTUP.........................................................................................14
3.1 Kesimpulan.....................................................................................14
3.2 Saran...............................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................15

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Obat merupakan salah satu elemen terpenting dalam dunia kesehatan. Mereka
berperan dalam pengobatan penyakit, pengurangan gejala, serta pencegahan
gangguan kesehatan. Kita juga sudah belajar proses penemuan senyawa obat hingga
tersebut dipasarkan nah tentunya agar obat tersebut bisa bermanfaat bagi manusi baik
untuk tujuan pengobatan pencegahan maupun untuk meningkatkan kesehatan tubuh
maka obat tersebut harus diberikan dalam berbagai bentuk sediaan obat.
Obat juga merupakan salah satu unsur utama dan pertama dalam ilmu
farmakologi, selainitu obat juga tidak bisa terpisahkan dalam unsur pelayanan
kesehatan. Farmakologi adalah Istilah yang berasal dari bahasa Yunani yaitu
Farmakos yang memiliki arti obat dan Logos yang artinya ilmu. Jadi secara harfiah,
farmakologi dapat ditafsirkan sebagai suatu ilmu yang mempelajari obat dan cara
kerjanya pada sistem biologis.
Dengan maraknya obat-obat yang muncul dikalangan masyarakat sekarang dan
masyarakat pun masih awam dengan berbagai jenis obat baik obat bebas, obat bebas
terbata dan obat terlarang. Maka dari itu menulis akan membahas mengenai hal
tersebut dengan mengambil judul pengenalan obat pada ilmu farmakologi.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan obat?
2. Bagaimana bentuk sediaan obat?
3. Bagaimana cara pemakaian obat?
4. Bagaimana klasifikasi obat?
5. Bagaimana dosis obat?

4
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah farmakulogi.
Serta mengetahui tentang obat, bentuk sediaan obat, cara pemakaian obat, klasifikasi
obat dan dosis obat.

5
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Obat

Obat adalah bahan atau paduan bahan termasuk produk biologi yang digunakan untuk
mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka penetapan
diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan kesehatan dan kontrasepsi untuk
manusia (Permenkes, 2016).

Pengertian Obat menurut Anief (1997), obat suatu bahan atau campuran
bahanyang di maksudkan untuk digunakan dalam menentukan diagnosis,
mencegah,mengurangi, menghilangkan, menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit,
luka ataukelainan badaniah atau rohaniah pada manusia atau hewan termasuk
memperelok tubuhatau bagian tubuh manusia. Obat adalah substansi kimia yang
digunakan untuk mencegah, mendiagnosis, mengobati, atau mengurangi gejala penyakit
pada manusia atau hewan. Obat dapat berasal dari berbagai sumber, termasuk
tumbuhan, mikroorganisme, sintesis kimia, atau bahan alami lainnya. Tujuan utama
penggunaan obat adalah untuk memulihkan atau menjaga kesehatan seseorang.

Penggolongan obat ini terdiri dari: obat bebas, obat bebas terbatas, obat keras, obat wajib
apotek, obat psikotropika, dan obat narkotika. Yang termasuk kedalam kelompok tersebut adalah obat
yang dibuat menggunakan bahan kimia atau bahan - bahan dari unsur hewan dan tumbuhan yang
sudah dikategorikan sebagai bahan obat atau campuran keduanya, sehingga berupa obat sintetik dan
obat semi-sintetik. Penggolongan obat berdasarkan BPOM (2015) Antara lain:

1. Obat Bebas (Over-the-Counter - OTC): Obat bebas adalah obat-obatan yang


dapat dibeli tanpa resep dari dokter. Biasanya digunakan untuk mengobati
kondisi medis ringan atau gejala umum seperti nyeri ringan, demam, pilek,
atau alergi. Obat-obatan ini dianggap relatif aman jika digunakan sesuai
petunjuk pada label atau kemasan, dan risiko efek sampingnya rendah. Contoh
obat bebas termasuk parasetamol, ibuprofen, antihistamin, dan obat batuk.
2. Obat Terbatas (Prescription - RX): Obat terbatas adalah obat-obatan yang
hanya dapat diperoleh dengan resep dari dokter atau tenaga medis yang
berlisensi. Biasanya digunakan untuk mengobati kondisi medis yang lebih

6
serius atau memerlukan pemantauan medis. Penggunaan obat terbatas harus
diawasi oleh tenaga medis yang kompeten, dan pasien perlu mengikuti
instruksi yang ketat. Contoh obat terbatas termasuk antibiotik, obat tekanan
darah tinggi, dan obat anti-depresi. Obat Keras (Controlled Substances):
3. Obat keras adalah obat-obatan yang memiliki potensi penyalahgunaan dan
ketergantungan yang tinggi. Mereka biasanya diklasifikasikan dalam jadwal
atau kelas tertentu berdasarkan risiko penyalahgunaan dan dampaknya pada
kesehatan masyarakat. Distribusi dan penggunaan obat keras sangat diatur,
dan seringkali ada batasan ketat dalam hal resep dan penyimpanan. Contoh
obat keras meliputi narkotika seperti morfin, kokain, dan obat penenang
seperti diazepam.

2.2 Bentuk Sediaan Obat

Dalam penggunaannya, obat mempunyai berbagai macam bentuk. Semua bentuk obat
mempunyai karakteristik dan tujuan tersendiri. Ada zat yang tidak stabil jika berada dalam sediaan
tablet sehingga harus dalam bentuk kapsul atau ada pula obat yang dimaksudkan larut dalam usus
bukan dalam lambung. Semua diformulasikan khusus demi tercapainya efek terapi yang diinginkan.
Ketikapun bagi kita yang berpraktek di apotek, maka perlu diperhatikan benar etiket obat yanbg dibuat.
Misalnya tablet dengan kaplet itu berbeda, atau tablet yang harus dikunyah dulu (seperti obat maag
golongan antasida), seharusnyalah etiket obat memuat instruksi yang singkat namun benar dan jelas.
Jangan sampai pasien menjadi bingung dengan petunjuk etiket obat. Oleh karena itu penting sekali bagi
kita semua untuk mengetahui bentuk sediaan obat.

Sediaan obat adalah bentuk fisik atau formulasi tertentu dari suatu obat yang
digunakan untuk administrasi kepada pasien. Terdapat berbagai jenis sediaan obat yang
digunakan dalam praktik kedokteran dan farmasi. Berikut adalah beberapa jenis sediaan
obat beserta penjelasan singkat dan contoh referensinya:

1. Tablet. Obat dalam bentuk padat yang biasanya terdiri dari bahan aktif yang dicampur
dengan bahan pengikat dan pengecap. Tablet dapat memiliki berbagai bentuk, ukuran,
dan pewarnaan.Contohnya Tablet parasetamol 500 mg.
2. Kapsul. Kapsul adalah wadah berbentuk kapsul yang berisi obat dalam bentuk serbuk
atau butiran.Contohnya Kapsul amoksisilin 250 mg.

7
3. Sirup. Obat yang dilarutkan dalam larutan gula atau sirup, biasanya digunakan untuk
administrasi oral. Contohnya Sirup ibuprofen 100 mg/5 ml.
4. Injeksi. Obat yang disuntikkan langsung ke dalam tubuh, biasanya dalam bentuk
larutan atau suspensi. Contoh Injeksi insulin.
5. Salep/Krim. Obat topikal yang digunakan untuk penggunaan luar pada kulit. Salep
umumnya lebih padat daripada krim. Contohnya Salep hidrokortison 1%.
6. Supositoria Obat dalam bentuk lilin yang dimasukkan ke dalam anus atau vagina
untuk administrasi rektal atau intravaginal..Contohnya Supositoria parasetamol 125
mg.
7. Infus. Cairan obat yang diberikan melalui selang intravena untuk pengobatan jangka
panjang atau pengiriman obat yang cepat. Contoh Referensi: Infus glukosa 5%.
8. Granul. Obat dalam bentuk butiran kecil, sering digunakan untuk pembuatan larutan
oral. Contoh Granul parasetamol 250 mg.
9. Suspensi. Obat yang mengandung partikel terlarut yang harus dikocok sebelum
penggunaan. Contoh Suspensi amoksisilin 125 mg/5 ml.
10. Inhaler. Sediaan untuk menghantar obat ke dalam saluran pernapasan melalui
inhalasi. Contoh Inhaler albuterol untuk mengatasi serangan asma.
11. Larutan Tetes Mata. Larutan yang digunakan untuk pengobatan mata, biasanya dalam
botol berbentuk tetes. Contoh Larutan tetes mata lubrikan

Setiap jenis sediaan obat memiliki karakteristik dan indikasi penggunaannya sendiri-
sendiri, dan pemilihan sediaan obat yang tepat akan bergantung pada kondisi pasien
serta tujuan pengobatan. Referensi obat dapat berbeda tergantung pada negara,
produsen, dan regulasi yang berlaku. Pastikan untuk selalu mengikuti petunjuk dokter
atau petunjuk penggunaan yang tertera pada kemasan obat untuk penggunaan yang
aman dan efektif.

2.3 Cara Pemakaian Obat

Cara pemakaian obat dapat berbeda-beda tergantung pada jenis obat yang
digunakan dan petunjuk dokter atau petunjuk pada kemasan obat. Berikut adalah

8
langkah-langkah umum yang dapat membantu Anda menggunakan obat dengan
benar:

1. Baca Informasi Obat: Bacalah informasi yang terdapat pada kemasan obat dan
leaflet yang menyertainya. Informasi ini biasanya mencakup nama obat, dosis,
cara penggunaan, efek samping, dan peringatan khusus.
2. Konsultasikan dengan Dokter atau Apoteker: Jika Anda memiliki pertanyaan atau
kebingungan mengenai cara menggunakan obat, konsultasikan dengan dokter atau
apoteker Anda. Mereka dapat memberikan panduan khusus sesuai dengan kondisi
kesehatan Anda.
3. Patuhi Dosis yang Dianjurkan: Gunakan obat sesuai dengan dosis yang dianjurkan
oleh dokter atau sesuai petunjuk pada kemasan obat. Jangan melebihi atau
mengurangi dosis tanpa berkonsultasi dengan dokter.
4. Waktu Pemberian: Ikuti petunjuk mengenai waktu pemberian obat. Beberapa obat
harus diminum sebelum makan, sesudah makan, atau pada waktu tertentu.
5. Cara Penggunaan: Pastikan Anda mengikuti instruksi cara penggunaan obat
dengan benar. Beberapa obat diminum dengan air, sementara yang lain mungkin
harus dikonsumsi bersama makanan. Obat-obatan lainnya bisa dalam bentuk
suntikan atau olesan kulit.

6. Hindari Alkohol dan Interaksi Obat: Berbicaralah dengan dokter atau apoteker
mengenai interaksi obat dengan alkohol atau obat-obatan lain yang Anda
gunakan. Beberapa obat tidak boleh digunakan bersamaan dengan alkohol.
7. Jangan Menghentikan Penggunaan Secara Tiba-tiba: Jika Anda merasa obat tidak
lagi diperlukan atau mengalami efek samping yang tidak diinginkan, jangan
menghentikan penggunaan obat secara tiba-tiba tanpa berkonsultasi dengan
dokter. Beberapa obat memerlukan proses penghentian bertahap.
8. Simpan Obat Dengan Benar: Simpan obat di tempat yang sejuk, kering, dan
terhindar dari sinar matahari langsung. Pastikan obat tetap dalam kemasan aslinya
dan terlalu jauh dari jangkauan anak-anak.

9
9. Perhatikan Efek Samping: Pantau efek samping yang mungkin timbul setelah
mengonsumsi obat. Jika Anda mengalami reaksi yang tidak diharapkan, segera
hubungi dokter Anda.
10. Jangan Gunakan Obat Kadaluwarsa: Jangan menggunakan obat yang sudah
kadaluwarsa. Hapus obat-obatan yang sudah tidak digunakan dengan benar sesuai
panduan yang ada.

Penting untuk selalu mengikuti petunjuk dokter dan label obat dengan cermat.
Penggunaan obat yang benar adalah kunci untuk mendapatkan manfaat optimal dari
perawatan medis dan menghindari risiko efek samping yang tidak diinginkan.

2.4 Klasifikasi Obat

Klasifikasi obat adalah proses pengelompokkan obat-obatan berdasarkan berbagai


kriteria tertentu, seperti mekanisme kerja, penggunaan medis, struktur kimia, dan efek
farmakologisnya. Klasifikasi ini membantu tenaga medis, peneliti, dan regulator dalam
mengorganisasi obat-obatan agar lebih mudah dimengerti, dikelola, dan digunakan
dengan aman. Berikut adalah beberapa jenis klasifikasi obat yang umum digunakan:

1. Klasifikasi Berdasarkan Mekanisme Kerja:

a) Antibiotik: Obat yang digunakan untuk mengatasi infeksi bakteri.


b) Antivirus: Obat yang digunakan untuk mengatasi infeksi virus.
c) Antijamur: Obat yang digunakan untuk mengatasi infeksi jamur.
d) Antikanker: Obat yang digunakan untuk mengobati kanker.
e) Antiinflamasi: Obat yang mengurangi peradangan dalam tubuh.
f) Antipiretik: Obat yang digunakan untuk menurunkan demam.
g) Antikoagulan: Obat yang digunakan untuk mencegah pembekuan darah
berlebihan.

2. Klasifikasi Berdasarkan Penggunaan Medis:

10
a) Obat Generik: Obat yang memiliki nama kimia umum dan tidak merek
tertentu.
b) Obat Paten: Obat yang memiliki merek dagang dan biasanya lebih mahal.
c) Obat Resep: Obat yang hanya dapat diperoleh dengan resep dokter.
d) Obat Bebas: Obat yang dapat dibeli tanpa resep dokter.
e) Obat Over-the-Counter (OTC): Obat yang dapat dibeli tanpa resep dan
umumnya digunakan untuk mengatasi gejala ringan.

3. Klasifikasi Berdasarkan Struktur Kimia:

Obat-obatan dibagi berdasarkan komposisi kimianya, misalnya, obat golongan


beta-laktam untuk antibiotik.

4. Klasifikasi Berdasarkan Organ atau Sistem Tubuh Sasaran:

Obat-obatan dapat diklasifikasikan berdasarkan sistem organ atau kondisi


medis yang mereka obati, seperti obat kardiovaskular untuk penyakit jantung dan
pembuluh darah.

5. Klasifikasi Berdasarkan Sumber atau Asal Usul:


Obat-obatan dapat diklasifikasikan berdasarkan asal usulnya, seperti obat
alami (bahan baku dari tumbuhan atau hewan) atau obat sintetis (dibuat secara
laboratorium).
6. Klasifikasi Berdasarkan Kelompok Terapi:
Obat-obatan dapat dikelompokkan berdasarkan kelompok terapi tertentu,
seperti obat psikotropika untuk gangguan mental.

7. Klasifikasi Berdasarkan Cara Pemberian:


Obat-obatan dapat diklasifikasikan berdasarkan cara pemberiannya,
seperti oral (melalui mulut), injeksi (melalui jarum), topikal (langsung ke kulit),
atau intravena (melalui pembuluh darah).

11
2.5 Dosis Obat

Dosis obat adalah jumlah atau kuantitas obat yang diresepkan atau
direkomendasikan untuk dikonsumsi oleh pasien dalam satu kali pemberian atau dalam
satu periode waktu tertentu. Dosis obat sangat penting karena dapat mempengaruhi
efektivitas pengobatan serta potensi efek samping atau risiko overdosis jika tidak diikuti
dengan benar.

Berikut beberapa faktor yang memengaruhi penentuan dosis obat:

1. Jenis Obat: Dosis obat dapat berbeda-beda tergantung pada jenis obatnya. Obat-obatan
berbeda memiliki dosis yang berbeda karena sifat kimia, mekanisme kerja, dan indikasi
penggunaannya bisa berbeda.
2. Umur dan Berat Badan: Dalam pengobatan pediatrik dan geriatrik, dosis obat sering
disesuaikan dengan umur dan berat badan pasien. Anak-anak mungkin memerlukan dosis
yang lebih rendah dibandingkan orang dewasa, sedangkan dosis untuk orang tua bisa
lebih rendah atau sama dengan orang dewasa tergantung pada obatnya.
3. Kondisi Medis: Kondisi medis pasien juga dapat memengaruhi dosis obat. Pasien dengan
gangguan ginjal atau hati mungkin memerlukan penyesuaian dosis karena tubuh mereka
mungkin tidak dapat menghilangkan obat dengan efisien.
4. Tujuan Pengobatan: Dosis obat dapat berbeda tergantung pada tujuan pengobatan.
Misalnya, dosis obat yang digunakan untuk pengobatan akut mungkin berbeda dengan
dosis yang digunakan untuk pengobatan jangka panjang atau pencegahan.
5. Respons Individu: Setiap individu dapat merespons obat secara berbeda. Beberapa pasien
mungkin memerlukan dosis yang lebih rendah atau lebih tinggi untuk mencapai efek
yang diinginkan.
6. Bentuk Obat: Bentuk obat juga dapat memengaruhi dosis. Obat dalam bentuk tablet,
kapsul, sirup, atau suntikan dapat memiliki dosis yang berbeda.

Dalam prakteknya, dosis obat biasanya ditentukan oleh seorang profesional kesehatan,
seperti dokter atau apoteker, berdasarkan informasi tentang pasien dan kondisi medisnya. Pasien
harus mengikuti petunjuk dosis yang diberikan oleh profesional kesehatan dan tidak boleh

12
mengubah dosis tanpa persetujuan mereka. Penggunaan obat sesuai dosis yang diresepkan sangat
penting untuk mencapai hasil pengobatan yang efektif dan mencegah risiko efek samping yang
tidak diinginkan atau overdosis.

13
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Obat memiliki peran penting dalam dunia kesehatan dan telah mengalami
perkembangan yang signifikan sepanjang sejarah. Sementara obat telah
membantu menyelamatkan nyawa dan meningkatkan kualitas hidup manusia,
penting untuk memahami penggunaan yang tepat dan mengatasi tantangan
yang terkait dengan obat agar manfaatnya dapat dinikmati secara maksimal.

3.2 Saran
Saran yang dapat diberikan adalah selalu patuhi petunjuk penggunaan yang
tertera pada label obat atau yang diberikan oleh dokter atau apoteker. Ini
mencakup dosis yang direkomendasikan, jadwal penggunaan, dan durasi
pengobatan. Selalu ingat bahwa dosis obat yang tepat adalah faktor penting
dalam keselamatan dan efektivitas pengobatan.

14
DAFTAR PUSTAKA

Anief, 1996, Penggolongan Obat: berdasarkan khasiat dan penggunaan, 9-10, Gadjah Mada
University Press, Yogyakarta.

Hendarti, H. F. (2016). Evaluasi Ketepatan Obat dan Dosis Obat Antihipertensi pada Pasien
Hipertensi Rawat Jalan di Puskesmas Ciputat Januari-Maret 2015 (Bachelor's thesis,
FKIK UIN Jakarta).
hidayati, a. (2017). tingkat pengetahuan obat bebas dan obat terbatas. jurnal ilmiah manutung,
139-149.
sanjoyo, r. (2006). obat ( biomedik farmakologi). academica.edu, 2.
Tjay, T. H., & Rahardja, K. (2007). Obat-obat penting: khasiat, penggunaan dan efek-efek
sampingnya. Elex Media Komputindo.

15

Anda mungkin juga menyukai