Anda di halaman 1dari 13

TUGAS KELOMPOK

KONSEP DASAR FARMAKOLOGI

MATA KULIAH FARMAKOLOGI

Dosen Pengampu:

Novi Fajar Utami, M.Farm.,Apt.

Disusun Oleh :

Kelompok 4:

1. Akifatul Husna Saputra ( P17320322061)


2. Aulia Nurhaliza ( P17320322070)
3. Ayu Putri Septiani ( P17320322071)
4. Azla Syahira Utami ( P17320322072)
5. Deden Rio Fahrozi ( P17320322074)
6. Nabiya Atsar Adiyanti ( P17320322097)
7. Putri Ratna Dewi H. ( P17320322105)
8. Sheryl Nitiani Susanto ( P17320322115)
9. Siti Nurazizah ( P17320322116)
10. Unaisah El Bashiroh ( P17320322118)

TK 1B

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANDUNG

DIII KEPERAWATAN BOGOR

TAHUN AJARAN 2022/2023


KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya sehingga Makalah “ Konsep Dasar Farmakologi ” ini dapat diselesaikan dengan
baik. Tidak lupa shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada Rasulullah, Muhammad SAW,
keluarganya, sahabatnya, dan kepada kita selaku umatnya.

Makalah ini kami buat untuk melengkapi tugas mata kuliah Farmakologi. Kami ucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Makalah ini. Kami
juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan arahan serta
bimbingannya selama ini sehingga penyusunan makalah dapat dibuat dengan sebaik-baiknya.

Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan Makalah ini sehingga kami
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi penyempurnaan makalah ini.
Kami mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan dan kekurangan, karena
kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa yaitu Allah SWT, dan kekurangan pasti milik kita
sebagai manusia. Semoga Makalah Konsep Dasar Farmakologi ini dapat bermanfaat bagi kita
semuanya.

Bogor, 15 Januari 2023

2
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR……………………………………………….. i

DAFTAR ISI …………………………………………………….. ii

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………….. 1

1.1 Latar Belakang ……………………………………… 1


1.2 Perumusan Masalah …………………………………. 4
1.3 Tujuan Penulisan ........................................................... 4

BAB II PEMBAHASAN..............................................................................10

3.1 Pengertian Farmakologi ............................................................10

3.2 Pengertian Obat .........................................................................11

3.3 Pengertian Efek Terapeutik dalam Farmakologi ........................13

3.4 Pengertian Efek samping dan efek toksik dari Obat...................14

3.5 Implikasi Efek tersebut dalam praktik keperawatan

3.6 Perbedaan Efek- efek yang dihasilkan ......................................21

3.7 Peran Perawat dalam Pemberian Obat dalam praktik

Keperawatan ..............................................................................23

BAB III PENUTUP........................................................................................19

4.1 Kesimpulan.................................................................................25

4.2 Saran ..........................................................................................25

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 26

3
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perawat berperan penting dalam memberikan obat-obatan sebagai hasil kolaborasi dengan
dokter kepada pasien. Mereka bertanggung jawab dalam pemberian obat – obatan yang aman. Untuk
itu, perawat harus mengetahui semua komponen dari perintah pemberian obat dan
mempertanyakan perintahtersebut jika tidak lengkap atau tidak jelas atau dosis yang diberikan di
luar batas yang direkomendasikan. Secara hukum perawat bertanggung jawab jika mereka
memberikan obat yang diresepkan dan dosisnya tidak benar atau obat tersebut merupakan
kontraindikasi bagi status kesehatan klien. Sekali obat telah diberikan, perawat bertanggung jawab
pada efek obat yang diduga bakal terjadi.
Agar dapat menyusun perencanaan keperawatan atau intervensi yang tepat berkaitan
dengan pemberian obat, perawat hendaknya mempelajari tentang obat-obatan, meliputi konsep dasar
farmasetika, farmakodinamik, farmakokinetik, penggolongan obat berdasarkan sistem tubuh, meliputi
dosis, indikasi-kontra indikasi obat, efek samping dan pertimbangan pemberian obat pada pasien.
Selanjutnya, peran kolaboratif perawat dalam pelaksanaan prinsip farmakologi serta
penghitungan dosis, termasuk bagaimana implikasinya dalam keperawatan juga merupakan hal
penting yang harus dikuasai oleh perawat.

1.2 Perumusan Masalah

1.2.1 Menjelaskan apa itu Efek Terapetik ?


1.2.2 Menjelaskan apa itu Efek Samping dari obat yang dikonsumsi?
1.2.3 Menjelaskan apa itu Efek Toksik yang dihasilkan?
1.2.4 Menjelaskan Bagaimana Implikasi dalam Praktek Keperawatannya?

1.3 Tujuan Penulisan


Agar mampu Mengetahui Apa itu Efek- Efek yang dihasilkan dari pemberian Obat dan
mengetahui perbedaannya, Serta mampu mengimplikasikannya dalam praktik
keperawatan agar peran yang dijalankan dapat terlaksana dengan baik.

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Farmakologi

Farmakologi (pharmacology) ini berasal dari bahasa Yunani, yakni pharmacon (obat)
serta logos (ilmu). Farmakologi ini dapat didefinisikan ialah sebagai ilmu pengetahuan
yang mempelajari interaksi obat dengan tubuh untuk dapat menghasilkan efek terapi
(therapeutic).
Farmakologi adalah sebuah istilah yang merujuk kepada suatu bidang ilmu tentang
pengaruh senyawa terhadap sel hidup dengan melalui proses kimiawi. Adapun senyawa
yang ditujukan di sini yakni  obat. Obat merupakan tiap-tiap zat kimia yang bisa
mempengaruhi suatu proses hidup pada tingkat molekuler. Dimasa lalu, farmakologi ini
mencakup semua bidang ilmu pengetahuan tentang sejarah, sumber, sifat-sifat fisik serta
kimia, komposisi, efek-efek biokimia dan juga fisiologi, mekanisme kerja, absorpsi,
biotransformasi, eksresi, penggunaan terapi, dan juga penggunaan lainnya dari obat.
Tetapi, beriring berkembangnya ilmu pengetahuan, beberapa bagian dari farmakologi ini
tersebut berkembang menjadi disiplin ilmu yang berdiri sendiri, dalam ruang lingkup
yang lebih sempit.

2.2 Pengertian Obat

Secara Umum, Obat adalah suatu bahan/campuran bahan untuk menentukan diagnosis,
mencegah, mengurangi, menghilangkan, menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit atau luka.
Selain itu, terdapat pengertian Obat yang lainnya yang dapat didefinisikan bahwa obat adalah zat
yang dipakai dalam diagnose, mengurangi rasa sakit, mengobati atau mencegah penyakit pada
manusia atau hewan. Salah satu kualitas obat yang paling mengherankan ialah mempunyai
beraneka ragam kerja dan efek pada tubuh. 

5
Obat yaitu zat kimia yang dapat mempengaruhi jaringan biologi pada organ tubuh manusia
(Batubara, 2008). Definisi lain menjelaskan obat merupakan sejenis subtansi yang digunakan
dalam proses diagnosis, pengobatan, penyembuhan dan perbaikan maupun pencegahan
terhadap gangguan kesehatan tubuh. Obat adalah sejenis terapi primer yang memiliki hubungan
erat dengan proses penyembuhan sebuah penyakit (Potter & Perry, 2009). Jadi, definisi obat
merupakan sebuah terapi primer tersusun atas substansi zat kimia yang digunakan dalam proses
diagnosis, penyembuhan atau perbaikan dan pencegahan terhadap proses penyakit serta
berpengaruh terhadap organ tubuh secara biologis.

2. Prosedur pemberian obat


Dokter merupakan penanggung jawab utama dalam pemberian resep obat bagi masing-
masing pasien yang dirawat di rumah sakit. Kemudian apoteker memberikan obat yang
sesuai dengan resep dokter. Sedangkan cara dalam pemberian obat harus sesuai dengan
prosedur dan tergantung pada keadaan umum pasien, kecepatan respon yang diinginkan,
sifat obat, dan tempat kerja obat yang diinginkan serta pengawasan terkait efek obat dan
sesuai dengan SOP rumah sakit yang bersangkutan (Depkes, 2014). 10 Prosedur pemberian
obat berdasarkan prinsip 7 benar pemberian obat merupakan suatu kegiatan yang dilakukan
oleh perawat dalam memersiapkan obat yang diberikan kepada pasien sebagai upaya
mencegah terjadinya kesalahan obat yang diterima pasien (RSU PKU Muhammadiyah
Bantul, 2014).

2.3 Pengertian Efek Terapeutik

Merupakan respon fisiologis obat yang diharapkan atau yang diperkirakan timbul. Setiap obat
yang diprogramkan memiliki efek terapeutik yang diinginkan. Contoh, perawat memberi kodein
fosfat untuk menciptakan efek analgesik dan memberi teofilin untuk medilatasi bronkiolus
pernapasan yang menyempit. Pengobatan tunggal dapat menghasilkan banyak efek yang
terapeutik. Contoh, aspirin berfungsi sebagai analgesik, antipiretik, dan antiinflamasi, dan
menurunkan agregasi gumpalan trombosit.

2.4 Pengertian Efek samping dan Efek Toksik

Efek samping adalah efek fisiologis yang tidak berkaitan dengan efek obat yang diinginkan.
Semua obat mempunyai efek samping,baik yang diinginkan maupun tidak. Bahkan dengan dosis

6
yang tepatpun, efek samping terutama diakibatkan oleh kurangnya spesifitas obat tersebut. Dalam
beberapa masalah kesehatan, efek samping dapat diinginkan, seperti dryl diberikan sebelum tidur.
Efek sampingnya berupa rasa kantuk menjadi menguntungkan. Efek toksik atau toksitas suatu
obat dapat diidenfikasi melalui pantauan batas terapeutik obat tersebut dalam plasma serum.
Tetapi untuk obat-obat yang mempunyai indeks terapeutik yang lebar, batas terapeutik jarang di
berikan. Untuk obat-obat yang mempunyai batas terapeutik sempit maka batas terapeutik
dipantau dengan ketat.

Efek toksik atau toksitas suatu obat dapat diidenfikasi melalui pantauan batas terapeutik obat
tersebut dalam plasma serum. Tetapi untuk obat-obat yang mempunyai indeks terapeutik yang
lebar, batas terapeutik jarang di berikan. Untuk obat-obat yang mempunyai batas terapeutik
sempit maka batas terapeutik dipantau dengan ketat.

Penjelasan perbedaan reaksi merugikan dan efek samping


Seorang apoteker kandidat PhD dari the Lake Erie College of Osteopathic Medicine (LECOM),
USA, Shelby Leheny mencoba menjelaskan bahwa reaksi merugikan adalah reaksi yang tidak
diinginkan yang dihasilkan dari minum obat dengan benar.
Reaksi ini baik dapat menjadi reaksi tipe A atau reaksi tipe B. Reaksi Tipe A merupakan efek
samping yang dapat diprediksi yang umumnya tergantung dosis dan dapat ringan, sedang, atau
berat.

Reaksi tipe B benar-benar tak terduga dan tidak ada hubungannya dengan dosis. Reaksi ini terjadi
lebih sering dan dipengaruhi oleh faktor-faktor kerentanan pasien tertentu seperti alergi obat dan
intoleransi.

Seorang pasien mungkin mengalami peristiwa buruk karena kurangnya penyedia layanan
kesehatan tentang pengetahuan tentang obat dan obat mekanisme lengkap. Kejadian ini tidak
diharapkan baik oleh dokter atau pasien dan efek dapat dikurangi dengan menurunkan dosis atau
berhenti mengkonsumsi semua obatnya.

Sedangkan efek samping adalah efek yang tidak diinginkan yang terjadi ketika obat diberikan
pada dosis tertentu. Tidak seperti reaksi merugikan, efek samping kebanyakan mampu
diramalkan oleh dokter, dan pasien diminta menyadari efek yang bisa terjadi saat terapi.

Beberapa obat bahkan digunakan karena efek samping mereka, salah satu contoh yaitu
penggunaan mirtazapine digunakan pada pasien anoreksia karena obat berpotensi menyebabkan
kenaikan berat badan. Efek samping dilacak dan diselidiki secara luas selama uji klinis sebelum
memasuki pasar.

Prinsip Pemberian Obat Kepada Pasien

7
Perawat bertanggungjawab terhadap keamanan pasien dalam pemberian terapi, oleh karena itu dalam
memberikan obat, seorang perawat harus melakukan tujuh hal yang benar : klien yang benar, obat yang
benar, dosis yang benar, waktu yang benar, rute yang benar, dan dokumentasi yang benar serta
informasi yang benar.

A.

BENAR PASIEN

● Klien yang benar dapat dipastikan dengan memeriksa identitas klien dan meminta klien
menyebutkan namanya sendiri. Sebelum obat diberikan, identitas pasien harus diperiksa (papan
identitas di tempat tidur, gelang identitas) atau ditanyakan langsung kepada pasien atau
keluarganya. Jika pasien tidak sanggup berespon secara verbal, respon non verbal dapat dipakai,
misalnya pasien mengangguk. Jika pasien tidak sanggup mengidentifikasi diri akibat gangguan
mental atau kesadaran, harus dicari cara identifikasiyang lain seperti menanyakan langsung
kepada keluarganya. Bayi harus selalu diidentifikasi dari gelang identitasnya.Jadi terkait dengan
klien yang benar, memiliki implikasi keperawatan diantaranya mencakup memastikan klien
dengan memeriksa gelang identifikasi dan membedakan dua klien dengan nama yang sama.

B. OBAT YANG BENAR

Obat memiliki nama dagang dan nama generik. Setiap obat dengan nama dagang yang kita asing
(baru kita dengar namanya) harus diperiksa nama generiknya, bila perlu hubungi apoteker untuk
menanyakan nama generiknya atau kandungan obat. Untuk menghindari kesalahan, sebelum
memberi obat kepada pasien, label obat harus dibaca tiga kali: (1) pada saat melihat botol atau
kemasan obat, (2) sebelum menuang/ mengisap obat dan (3) setelah menuang/mengisap obat.
Jika labelnya tidak terbaca, isinya tidak boleh dipakai dan harus dikembalikan ke bagian farmasi.
Perawat harus ingat bahwa obat-obat tertentu mempunyai nama yang bunyinya hampir sama
dan ejaannya mirip, misalnya digoksin dan digitoksin, quinidin dan quinine, Demerol dan
dikumarol, dst. Bagaimana implikasi keperawatannya? Dapatkah saudara menyebutkannya?
Benar, implikasi keperawatannya adalah pertama, periksa apakah perintah pengobatan lengkap
dan sah. Jika perintah tidak lengkap atau tidak sah, beritahu perawat atau dokter yang
bertangung jawab. Kedua, ketahui alasan mengapa pasien mendapat terapi tersebut dan
terakhir libat label minimal 3 kali.

8
C. BENAR DOSIS

Sebelum memberi obat, perawat harus memeriksa dosisnya. Jika ragu, perawat harus
berkonsultasi dengan dokter yang menulis resep atau apoteker, sebelum dilanjutkan ke
pasien,Sebelum menghitung dosis obat, perawat harus mempunyai dasar pengetahuan
mengenai rasio dan proporsi. Jika ragu-ragu, dosis obat harus dihitung kembali dan diperiksa
oleh perawat lain. Jika pasien meragukan dosisnya perawat harus memeriksanya lagi.

Ada beberapa obat baik ampul maupun tablet memiliki dosis yang berbeda tiap ampul atau
tabletnya. Misalnya dapat dilihat pada gambar dibawah, Diazepam Tablet, dosisnya berapa? Ini
penting !! karena 1 tablet amplodipin dosisnya ada 5 mg, ada juga 10 mg. Jadi anda harus tetap
hati tetap hati-hati dan teliti! Implikasi dalam keperawatan adalah perawat harus menghitung
dosis dengan benar.

D. RUTE YANG BENAR

Obat dapat diberikan melalui sejumlah rute yang berbeda. Faktor yang menentukan pemberian
rute terbaik ditentukan oleh keadaan umum pasien, kecepatan respon yang diinginkan, sifat
kimiawi dan fisik obat, serta tempat kerja yang diinginkan. Obat dapat diberikan melalui oral,
sublingual, parenteral, topikal, rektal, inhalasi.

1. Oral

adalah rute pemberian yang paling umum dan paling banyak dipakai, karena ekonomis, paling
nyaman dan aman. Obat dapat juga diabsorpsi melalui rongga mulut (sublingual atau bukal)
seperti tablet ISDN. Beberapa jenis obat dapat mengakibatkan iritasi lambung dan menyebabkan
muntah (misalnya garam besi dan salisilat). Untuk mencegah hal ini, obat dipersiapkan dalam
bentuk kapsul yang diharapkan tetap utuh dalam suasana asam di lambung, tetapi menjadi
hancur pada suasana netral atau basa di usus. Dalam memberikan obat jenis ini, bungkus kapsul
tidak boleh dibuka, obat tidak boleh dikunyah dan pasien diberitahu untuk tidak minum antasida
atau susu sekurang-kurangnya satu jam setelah minum obat.

2. Parenteral

9
kata ini berasal dari bahasa Yunani, para berarti disamping, enteron berarti usus, jadi parenteral
berarti diluar usus atau tidak melalui saluran cerna. Obat dapat diberikan melalui intracutan,
subcutan, intramusculer dan intravena. Perawat harus memberikan perhatian pendekatan
khusus pada anak-anak yang akan mendapat terapi injeksi dikarenakan adanya rasa takut

3. Topikal yaitu pemberian obat melalui kulit atau membran mukosa. Misalnya salep, losion,
krim, spray, tetes mata.

4. Rektal

obat dapat diberi melalui rute rektal berupa enema atau supositoria yang akan mencair pada
suhu badan. Pemberian rektal dilakukan untuk memperoleh efek lokal seperti konstipasi
(dulcolax supp), hemoroid (anusol), pasien yang tidak sadar/kejang (stesolid supp). Pemberian
obat melalui rektal memiliki efek yang lebih cepat dibandingkan pemberian obat dalam bentuk
oral, namun sayangnya tidak semua obat disediakan dalam bentuk supositoria

5. Inhalasi

yaitu pemberian obat melalui saluran pernafasan. Saluran nafas memiliki epitel untuk absorpsi
yang sangat luas, dengan demikian berguna untuk pemberian obat secara lokal pada salurannya,
misalnya salbutamol (ventolin), combivent, berotek untuk asma, atau dalam keadaan darurat
misalnya terapi oksigen.

Implikasi dalam keperawatan termasuk: a Nilai kemampuan klien untuk menelan obat sebelum
memberikan obat-obat per oral.

b. Pergunakan teknik aseptik sewaktu memberikan obat. Teknik steril dibutuhkan dalam

10
rute parenteral, C Berikan obat-obat pada tempat yang sesuai. d. Tetaplah bersama klien sampai
obat oral telah ditelan

E. BENAR WAKTU

Waktu yang benar adalah saat dimana obat yang diresepkan harus diberikan. Dosis obat harian
diberikan pada waktu tertentu dalam sehari, seperti b.id (dua kali sehari), tid (tiga kali sehari),
qid (empat kali sehari), atau q6h (setiap 6 jam), sehingga kadar obat dalam plasma dapat
dipertahankan. Jika obat mempunyai waktu paruh (t ) yang panjang, maka obat diberikan sekali
sehari. Obat-obat dengan waktu paruh pendek diberikan beberapa kali sehari pada selang waktu
yang tertentu. Beberapa obat diberikan sebelum makan dan yang lainnya diberikan pada saat
makan atau bersama makanan (Kee and Hayes, 1996). Jika obat harus diminum sebelum makan,
untuk memperoleh kadar yang diperlukan, harus diberikan satu jam sebelum makan. Ingat
dalam pemberian antibiotik yang tidak boleh diberikan bersama susu/produk susu karena
kandungan kalsium dalam susu/produk susu dapat membentuk senyawa kompleks dengan
molekul obat sebelum obat tersebut diserap. Ada obat yang harus diminum setelah makan,
untuk menghindari iritasi yang berlebihan pada lambung misalnya asam mefenamat.

Pemberian obat harus benar-benar sesuai dengan waktu yang diprogramkan, karena
berhubungan dengan kerja obat yang dapat menimbulkan efek terapi dari obat.

1. Pemberian obat harus sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan

2. Dosis obat harian diberikan pada waktu tertentu dalam sehari. Misalnya seperti dua kall
sehari, tiga kali sehari, empat kall sehari dan 6 kall sehari sehingga kadar obat

dalam plasma tubuh dapat diperkirakan 3. Pemberian obat harus sesuai dengan waktu paruh
obat (t ). Obat yang mempunyal

waktu paruh panjang diberikan sekali sehari dan untuk obat yang memiliki waktu paruh pendek
diberikan beberapa kali sehari pada selang waktu tertentu 4. Pemberian obat juga
memperhatikan diberikan sebelum atau sesudah makan atau

11
bersama makanan 5. Memberikanobat-obat seperti kallum dan aspirin yang dapat mengiritasi
mukosa lambung sehingga diberikan bersama-sama dengan makanan

6. Menjadi tanggung jawab perawat untuk memeriksa apakah klien telah dijadwalkan

untuk memeriksa diagnostik, seperti tes darah puasa yang merupakan kontraindikasi

pemeriksaan obat

Implikasi dalam keperawatan mencakup:

Berikan obat pada saat yang khusus. Obat-obat dapat diberikan jam sebelum atau

sesudah waktu yang tertulis dalam resep.

Berikan obat-obat yang terpengaruh oleh makanan seperti captopril, diberikan sebelum makan

3. Berikan obat-obat, seperti kalium dan aspirin, yang dapat mengiritasi mukosa lambung,
diberikan bersama-sama dengan makanan.

4.Tanggung jawab perawat untuk memeriksa apakah klien telah dijadwalkan untuk pemeriksaan
diagnostik, seperti endoskopi, tes darah puasa, yang merupakan

kontraindikasi pemberian obat. Periksa tanggal kadaluarsa. Jika telah melewati tanggalnya,
buang atau kembalikan ke apotik (tergantung peraturan).

5. Antibiotika harus diberikan dalam selang waktu yang sama sepanjang 24 Jam (misalnya

12
setiap 8 jam bila di resep tertulls tl.d) untuk menjaga kadar terapeutik dalam darah,

F. BENAR DOKUMENTASI

Sebagai suatu informasi yang tertulis, dokumentasi keperawatan merupakan media komunikasi
yang efektif antar profesi dalam suatu tim pelayanan kesehatan pasien. Disamping itu
dokumentasi keperawatan bertujuan untuk perencanaan perawatan pasien sebagai indikator
kualitas pelayanan kesehatan, sumber data untuk penelitian bagi pengembangan Ilmu
keperawatan, sebagal bahan bukti pertanggung jawaban dan pertanggunggugatan pelaksanaan
asuhan, Dokumentasi merupakan suatu metode untuk

mengkomunikasikan suatu informasi yang berhubungan dengan manajemen pemeliharaan


kesehatan, termasuk pemberian obat-obatan. Dokumentasi merupakan tulisan dan pencatatan
suatu keglatan/aktivitas tertentu secara sah/legal. Pendokumentasian asuhan. keperawatan
merupakan penulisan dan pencatatan yang dilakukan oleh perawat tentang Informasi kesehatan
klien termasuk data pengkajian, diagnosa, perencanaan, Implementasi. dan evaluasi
keperawatan (Carpenito, 1998) Dalam hal terapi,setelah obat itu diberikan, harus
didokumentasikan, dosis, rute,b

waktu dan oleh siapa obat itu diberikan. Bila pasien menolak meminum obatnya atau obat itu
tidak dapat diminum, harus dicatat alasannya dan dilaporkan.

13

Anda mungkin juga menyukai