FARMAKODINAMIK
NIM : 1900087
PRODI: D-III
KELAS: II B
DOSEN PENGAMPU :
NOVIA SINATA,M.Sc.Apt
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-
Nya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan Makalah ini yang alhamdulillah tepat pada
waktunya yang berjudul “Farmakodinamik”.
Makalah ini disusun untuk menjelaskan tentang Ekskresi obat dalam tubuh agar dapat
dipergunakan dalam praktek proses keperawatan, serta diajukan demi memenuhi tugas mata kuliah
Farmakologi Semester Genap.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran
dari semua pihak yang bersifat membangun selalu saya harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, saya ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam
penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha
kita. Amin.
Segala puji dan syukur hanya untuk Allah SWT yang telah begitu banyak melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya sehingga Kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Farmakodinamika ini dengan
baik.
Tugas ini berisikan materi-materi pengantar ilmu sejarah dimana dalam setiap tulisannya
mengandung motivasi yang dapat memberikan tambahan ilmu pengetahuan bagi mereka yang
membacanya. Selesainya tugas ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, oleh karena itu pada
kesempatan ini Kami ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penulisan tuga kelompok ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih memiliki kekurangan-kekurangan baik dari segi
penulisan maupun isi. Hal ini dikarenakan kebatasan kemampuan dan pengetahuan penulis. Untuk itu
Kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dari semua pihak guna perbaikan dalam
pembuatan tugas-tugas selanjutnya.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat berguna bagi kita semua. Amin…
Pekanbaru, 2020
Penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam arti luas, obat ialah setiap zat kimia yang dapat mempengaruhi proses hidup, maka
farmakologi merupakan ilmu yang sangat luas cakupannya. Namun untuk tenaga medis, ilmu ini
dibatasi tujuannya yaitu agar dapat menggunakan obat untuk maksud pencegahan, diagnosis, dan
pengobatan penyakit. Selain itu agar mengerti bahwa penggunaan obat dapat mengakibatkan berbagai
gejala penyakit.
Dari latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam penulisan makalah ini adalah :
PEMBAHASAN
Farmakologi merupakan suatu studi tentang obat dan pengaruhnya terhadap manusia (lehne,
1988 dalam Kuntarti). Dalam farmakologi dikenal dengan istilah farmakokinetik dan
farmakodinamik. Farmakokinetik merupakan bagian ilmu farmakologi yang cenderung mempelajari
tentang nasib dan perjalanan obat didalam tubuh dari obat itu diminum hingga mencapai tempat kerja
obat itu. Sedangkan farmakodinamik ini merupakan bagian ilmu farmakologi yang mempelajari efek
fisiologik dan biokimiawi obat terhadap berbagai jaringan tubuh yang sakit maupun sehat serta
mekanisme kerjanya.Pengertian lain dari farmakokinetik menurut ilmu farmakologi sebenarnya dapat
diartikan sebagai proses yang dilalui obat di dalam tubuh atau tahapan perjalanan obat tersebut di
dalam tubuh. Proses farmakokinetik ini dalam ilmu farmakologi meliputi beberapa tahapan mulai dari
proses absorpsi atau penyerapan obat, distribusi atau penyaluran obat ke seluruh tubuh, metabolisme
obat hingga sampai kepada tahap ekskresi obat itu sendiri atau proses pengeluaran zat obat tersebut
dari dalam tubuh.
DistribusiDistribusi adalah proses di mana obat menjadi berada dalam cairan tubuh danjaringan
tubuh. Distribusi obat dipengaruhi oleh aliran darah, afinitas (kekuatanpenggabungan) terhadap
jaringan,dan efek pengikatan dengan protein. Ketika obat didistribusi di dalam plasma, kebanyakan
berikatan denganprotein (terutama albumin) dalam derajat (persentase) yang berbeda-beda. Obat-
Obatyang lebih besar dari 80% berikatan dengan protein dikenal sebagai obat-obat yangberikatan
dengan tinggi protein. Salah satu contoh obat yang berikatan tinggi denganprotein adalah diazepam
(Valium): yaitu 98% berikatan dengan protein. Aspirin 49% berikatan dengan protein clan termasuk
obat yang berikatan sedang dengan protein.Abses, eksudat, kelenjar dan tumor juga mengganggu
distribusi obat.Antibiotika tidak dapat didistribusi dengan baik pada tempat abses dan eksudat.Selain
itu, beberapa obat dapat menumpuk dalam jaringan tertentu, seperti lemak,tulang, hati, mata, dan
otot.3. BiotransformasiFase ini dikenal juga dengan metabolisme obat, diman terjadi proses
perubahan struktur kimia obat yang dapat terjadi didalam tubuh dan dikatalisis olen enzim.4. Ekskresi
atau eliminasiRute utama dari eliminasi obat adalah melalui ginjal, rute-rute lain meliputi empedu,
feses, paru-paru, saliva, keringat, dan air susu ibu. Obat bebas, yang tidak berikatan, yang larut dalam
air, dan obat-obat yang tidak diubah, difiltrasi oleh ginjal.Obat-obat yang berikatan dengan protein
tidak dapat difiltrasi oleh ginjal. Sekali obatdilepaskan ikatannya dengan protein, maka obat menjadi
bebas dan akhirnya akandiekskresikan melalui urin.pH urin mempengaruhi ekskresi obat. pH urin
bervariasi dari 4,5 sampai 8.Urin yang asam meningkatkan eliminasi obat-obat yang bersifat basa
lemah. Aspirin,suatu asam lemah, dieksresi dengan cepat dalam urin yang basa. Jika
seseorangmeminum aspirin dalam dosis berlebih, natrium bikarbonat dapat diberikan untuk
mengubah pH urin menjadi basa. Juice cranberry dalam jumlah yang banyak dapatmenurunkan pH
urin, sehingga terbentuk urin yang asam.Setiap orang mempunyai gambaran farmakokinetik obat
yang berbeda-beda. Dosis yang sama dari suatu obat bila diberikan pada suatu kelompok orang, dapat
menunjukkan gambaran kada dalam darah yang berbeda-beda dengan intensitas respon yang berbda-
beda pula. Kemudian setelah farmakodinamik, ada satu bahasan lagi dalam ilmu farmakologi, yaitu
farmakodinamik.Farmakodinamik ialah subdisiplin farmakologi yang mempelajari efek biokimiawi
dan fisiologi obat, serta mekanisme kerjanya.
Efek obat umumnya timbul karena interaksi obat dengan resptor pada sel suatu organisme.
interaksi obat dengan reseptornya ini mencetuskan perubahan biokimiawi dan fisiologi yang
merupakan respon khas untuk obat tersebut. Reseptor obat mencakup 2 konsep penting. Pertama,
bahwa obat dapat mengubah kecepatan kegiatan faal tubuh fungsi baru, tetapi hanya memodulasi
fungsi yang sudah ada. Walaupun tidak berlaku bagi terapi gen secara umum konsep ini masih
berlaku sampai sekarang setiap komponen makromolekul fungsional dapat berperan sebagai reseptor
obat, tetapi sekelompok reseptor obat tertentu juga berperan sebagai reseptor untuk ligand endrogen
(hormon, neurotransmitor). Substansi yang efeknya menyerupai senyawa endrogen disebut agonis.
Sebaiknya, senyawa yang tidak mempunyai aktivitas intrinsik tetapi menghambat secara kompetitif
efek suatu agonis ditempat ikatan agonis (agonist bind-ing site) disebut antagonis.
Didalam respon seorang penderita terhadap suatu obat dapat dipengaruhi oleh 2 faktor penting
yaitu Farmakodinamik dan Farmakokinetik, farmakodinamik ini merupakan bagian ilmu farmakologi
yang mempelajari efek fisiologik dan biokimiawi obat terhadap berbagai jaringan tubuh yang sakit
maupun sehat serta mekanisme kerjanya.
Dalam Farmakokinetik perjalanan obat dari dia diminum sampai mencapai tempat kerja obat
tersebut melewati beberapa fase, diantaranya :
1. Fase Absorpsi, Dimana fase ini merupakan fase penyerapan obat pada tempat masuknya obat
selain itu faktor absorpsi ini akan mempengaruhi jumlah obat yang harus diminum dan kecepatan
perjalanan obat didalam tubuh
2. Fase Distibusi merupakan fase penyebaran atau distribusi obat didalam jaringan tubuh. Faktor
distribusi ini dipengaruhi oleh ukuran dan bentuk obat yang digunakan, komposisi jaringan tubuh,
distribusi obat dalam cairan atau jaringan tubuh, ikatan dengan protein plasma dan jaringan.
3. Fase Biotransformasi, fase ini dikenal juga dengan metabolisme obat, diman terjadi proses
perubahan struktur kimia obat yang dapat terjadi didalam tubuh dan dikatalisis olen enzim.
4. Fase Ekskresi, merupakan proses pengeluaran metabolit yang merupakan hasil dari
biotransformasi melalui berbagai organ ekskresi. Kecepatan ekskresi ini akan mempengaruhi
kecepatan eliminasi atau pengulangan efek obat dalam tubuh.
Berikut adalah serba serbi tentang Farmakodinamik. Definisi farmakodinamik adalah ilmu yang
mempelajari efek biokimiawi dan fisiologi obat serta mekanisme kerjanya.
3. Mengetahui urutan peristiwa serta spektrum efek dan respon yang terjadi
Efek obat umumnya timbul karena interaksi obat dengan reseptor pada sel suatu organisme.
Interaksi obat dengan reseptornya ini mencetuskan perubahan biokimia dan fisiologi yang merupakan
respons yang khas untuk obat tersebut.
1. Reseptor Obat
Persyaratan untuk obat - reseptor adalah pembentukan kompleks obat reseptor. apakah
kompleks ini terbentuk dan seberapa besar terbentuknya tergantung pada affinitas obat terhadap
reseptor. kemampuan obat untuk menimbulkan suatu rangsang dan membentuk kompleks dengan
reseptor disebut aktivitas intrinsik. Agonis adalah obat yang memilki baik afinitas dan aktivitas
intrinsik. Pada teori reseptor obat sering dikemukakan bahwa efek obat hanya dapat terjadi bila
terjadi interaksi molekul obat dengan reseptornya. Lebih mudahnya dirumuskan seperti ini.
Obat (O) + Reseptor (R) --> Kompleks obat reseptor (OR) ---> Efek
3. Efek Terapeutik
Tidak semua obat bersifat betul-betul menyembuhkan penyakit, beberapa obat memang
dibuat hanya untuk meniadakan atau meringankan gejala suatu penyakit. Berikut ini adalah tiga
jenis terapi obat:
Terapi Kausal, obat yang berfungsi untuk memusnahkan penyebab penyakit, obat inilah
yang digunakan untuk menyembuhkan penderita dari penyakit. contoh obat dengan terapi kausal
adalah antibiotik, anti malaria dan lain-lain.
Terapi simptomatis, obat ini berguna untuk meringankan gejala dari suatu penyakit. contoh
obat jenis ini adalah analgesik, antipiritik, anti emetik dan sebagainya.
Terapi subtitusi, obat yang digunakan untuk mengantikan zat yang lazim diproduksi oleh
tubuh. misal insulin pada penderita diabetes, hormon estrogen pada pasien hipo fungsi ovarium
dan obat-obat hormon lainnya.
Reseptor ini desebut juga sebagai reseptor ionotropik. Reseptor kanal ion merupakan
suatu reseptor membrane yang langsung terhubung dengan suatu kanal ion dan memperantarai
aksi sinaptik yang cepat. Contohnya adalah reseptor asetilkolin nikotinik, reseptor GABAa, dan
reseptor glutamate.
Reseptor terikat protein G atau GPCR (G-Protein Coupled Receptor) atau 7TM Receptor (7
Trans Membrane Receptor) ini merupakan golongan reseptor yang memiliki jumlah anggota yang
paling banyak. Sesuai dengan namanya, rangkaian peptida penyusun reseptor ini melintasi
membrane sebanyak tujuh kali dan terikat dengan sistem efektor yang disebut protein G. reseptor
ini memperantarai beberapai aksi neurotransmitter dan hormon secara lambat. Contoh reseptor ini
misalnya reseptor asetil kolin muskarinik, reseptor adrenergic, reseptor histamine, reseptor
dopaminergik, dan reseptor serotonin.
Reseptor ini merupakan reseptor single trans membrane (hanya melintasi membrane satu
kali) yang memiliki aktibitas kinase dalam transduksi sinyalnya. Cobtoh dari reseptor ini adalah
reseptor sitokinin, reseptor growth factor, dan reseptor insulin.
Reseptor intra seluler merupakan satu - satunya kelompok reseptor yang tidak terletak di
membrane sel tetapi terletak di dalam sitoplasmik atau nukleus.
BAB III
KESIMPULAN
1. Pengertian farmakodinamika dalam ilmu farmakologi sebenarnya memiliki hubungan yang cukup
erat dengan farmakokinetik
2. Farmakologi merupakan suatu studi tentang obat dan pengaruhnya terhadap manusia (lehne, 1988
dalam Kuntarti). Dalam farmakologi dikenal dengan istilah farmakokinetik dan farmakodinamik
3. Farmakokinetik merupakan bagian ilmu farmakologi yang cenderung mempelajari tentang nasib
dan perjalanan obat didalam tubuh dari obat itu diminum hingga mencapai tempat kerja obat itu
4. farmakodinamik ini merupakan bagian ilmu farmakologi yang mempelajari efek fisiologik dan
biokimiawi obat terhadap berbagai jaringan tubuh yang sakit maupun sehat serta mekanisme
5. Berdasarkan sistem transduk Berdasarkan sistem transduksi sinyalnya, reseptor dapat
dikelompokkan menjadi empat, yaitu:
Reseptor Kanal Ion
Reseptor Terikat Protein G
Reseptor Tyrosine Kinase
Reseptor Intra Seluler
DAFTAR PUSTAKA
Syarif, Amir, dkk. 2007. Farmakologi dan Terapi Edisi 5. Jakarta: Badan Penerbit FKUI.
Tjay, Tan Hoan, dkk. Obat-Obat Penting Edisi 6. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
http://dianhusadafitrii.blogspot.com/p/pengertian-farmakodinamik.html
http://aboealkhair.blogspot.com/2013/05/farmakologi-farmakokinetik-dan.html
http://kumpulanmakalah-dandifazri.blogspot.com/2012/04/makalah-farmakodinamik.html