Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

KETERAMPILAN DASAR KLINIK KEBIDANAN


PEMBERIAN OBAT

Disusun oleh:
1. Revita Dwi Marela Putri (P1337424621034)
2. Annisa Nurlita Mercyana (P1337424621035)
3. Pinasti Putri Wulandaru (P1337424621036)
4. Jihan Naila Qotrunnada (P1337424621037)

Disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Ketrampilan Dasar Klinik


Kebidanan
Dosen Pengampu : Ibu Murti Ani S.ST , M.Kes

PROGRAM STUDI KEBIDANAN BLORA PROGRAM DIPLOMA TIGA


POLTEKES KEMENKES SEMARANG
TAHUN PELAJARAN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, serta karunia-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “Pemberian Obat” ini dengan tepat waktu. Makalah ini disusun untuk
memenuhi salah satu tugas kelompok dari mata kuliah Asuhan Kebidanan Kehamilan
semester dua pada Program Studi Kebidanan Blora Program Diploma Tiga.
Dalam penulisan makalah ini, penyusun mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Murti Ani, SST, MKes selaku dosen pengampu mata kuliah Ketrampilan Dasar
Klinik Kebidanan.
2. Rekan-rekan yang mengikuti mata kuliah Ketrampilan Dasar Klinik Kebidanan.
3. Semua pihak yang ikut membantu dalam proses penyusunan makalah “Pemberian
Obat”, yang tidak dapat penyusun sebutkan satu-persatu.
Dalam penyusunan makalah ini, penyusun menyadari bahwa makalah ini tidak
sepenuhnya sempurna pada penulisan maupun materi. Tetapi penyusun berharap tugas ini
dapat berguna bagi para pembacanya baik di masa sekarang maupun di masa mendatang dan
menjadi pengalaman yang berharga bagi penyusun dalam proses pembuatannya. Kritik dan
saran yang membangun sangat penyusun harapkan.

Blora, 16 Februari 2022

Kelompok 9
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.................................................................................................................i
KATA PENGANTAR..............................................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah...................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan..............................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................2
1.1 Tujuan Pemberian Obat....................................................................................................2
1.2 Mekanisme Pemberian Obat...........................................................................................2
1.3 Faktor yang Mempengaruhi Kerja dan Reaksi Obat.......................................................3
1.4 Jenis Obat Menurut Khasiatnya.......................................................................................5
1. Sediaan obat oral.............................................................................................................5
2. Sediaan obat parenteral...................................................................................................6
3. Sediaan obat topikal........................................................................................................8
1.5 Reaksi Obat......................................................................................................................9
1.6 Efek Samping dan Cara Mengatasi...............................................................................10
1.7 Prinsip Pemberian Obat..................................................................................................12
BAB III PENUTUP................................................................................................................14
1.1 Kesimpulan.....................................................................................................................14
1.2 Saran...............................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................15
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Obat adalah sebuah sebuah substansi yang berasal dari tumbuhan, hewan, mineral
maupun zat kimia tertentu yang diberikan kepada manusia sebagai pengobatan
ataupun pencegahan terhadap berbagai gangguan yang terjadi dalam tubuh. Bidan
tentu harus tahu bagaimana tujuan pemberianobat, mekanisme pemberian obat
terhadap pasien, faktor apa saja yang mempengaruhi kerja dan reaksi obat, jenis obat,
reaksi obat, efek samping dan cara mengatasinya dan respon obat. Sehingga bidan
tidak akan slah dalam memberikan edukasi tentang obat terhadap pasiennya. Dalam
pemberian obat perlu diperhatikan prinsip 12 benar pemberian obat sehingga
mendukung tercapainya tujuan dari pemberian obat tersebut.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa saja tujuan pemberian obat?
2. Bagaimana mekanisme kerja obat?
3. Apa saja faktor yang mempengaruhi kerja dan reaksi obat?
4. Apa saja jenis obat menurut khasiatnya?
5. Bagaimana reaksi obat?
6. Apa saja efek samping dan cara mengatasinya?
7. Bagaimana prinsip pemberian obat?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui tujuan pemberian obat
2. Untuk mengetahui mekanisme kerja obat
3. Untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi kerja dan reaksi obat
4. Untuk mengetahui jenis obat menurut khasiatnya
5. Untuk mengetahui reaksi obat
6. Untuk mengetahui efek samping dan cara mengatasinya
7. Untuk mengetahui prinsip pemberian obat
BAB II
PEMBAHASAN

1.1 Tujuan Pemberian Obat


Obat berperan sangat penting dalam pelayanan kesehatan karena
penanganan dan pencegahan berbagai penyakit tidak dapat dilepaskan dari tindakan
terapi dengan obat atau farmakoterapi. Seperti yang telah dituliskan pada pengertian
obat diatas, maka peran obat secara umum adalah sebagai berikut:
1. Penetapan diagnosa
2. Untuk pencegahan penyakit
3. Menyembuhkan penyakit
4. Memulihkan (rehabilitasi) kesehatan
5. Mengubah fungsi normal tubuh untuk tujuan tertentu
6. Peningkatan kesehatan
7. Mengurangi rasa sakit

1.2 Mekanisme Pemberian Obat


1. Farmakodinamika

Farmakodinamika mempelajari efek obat terhadap fisiologi dan


biokimia selular dan mekanisme kerja obat. Respons obat dapat
menyebabkan efek fisiologis primer atau sekunder atau kedua-duanya. Efek
primer adalah efek yang diinginkan dan efek sekunder bisa diinginkan atau
tidak diinginkan. Salah satu contoh dari obat dengan efek primer dan
sekunder adalah difenhidramin (Benadryl), suatu antihistamin. Efek primer
dari difenhidramin adalah untuk mengatasi gejala-gejala alergi, dan efek
sekundernya adalah penekanan susunan saraf pusat yang menyebabkan rasa
kantuk. Efek sekunder ini tidak diinginkan jika pemakai obat sedang
mengendarai mobil atau beraktivitas lain, tetapi pada saat tidur, efek ini
menjadi diinginkankarena menimbulkan sensasi ringan.

2. Farmakokinetik
a. Absorbsi
Absorpsi adalah pergerakan partikel-partikel obat dari
salurangastrointestinal ke dalam cairan tubuh melalui absorpsi pasif,
absorpsiaktif atau pinositosis. Absorbsi pasif umumnya terjadi melalui
difusi. Absorbsi aktif membutuhkan karier (pembawa) untuk bergerak
melawan perbedaan konsentrasi. Pinositosis berarti membawa obat
menembus etaboli dengan proses menelan.

b. Distribusi
Distribusi adalah proses di mana obat menjadi berada dalam
cairan tubuh dan jaringan tubuh. Distribusi obat dipengaruhi oleh aliran
darah, afinitas (kekuatan penggabungan) terhadap jaringan, dan efek
pengikatan dengan protein.Ketika obat didistribusi di dalam plasma,
kebanyakan berikatan dengan protein (terutamaalbumin) dalam derajat
(persentase) yang berbeda-beda.

c. Metabolisme
Hati merupakan tempat utama untuk metabolism. Kebanyakan
obat diinaktifkan oleh enzim-enzim hati dan kemudian diubah atau
ditransformasikan oleh enzim-enzim hati menjadi metabolit inaktif atau
zat yang larut dalam air untuk diekskresikan. Tetapi, beberapa obat
ditransformasikan menjadi metabolit aktif, menyebabkan peningkatan
respons farmakologik

d. Eliminasi
Rute utama dari eliminasi obat adalah melalui ginjal, rute-rute
lain meliputi empedu, feses, paru-paru, saliva, keringat, dan air susu ibu.
Obat bebas, yang tidak berikatan, yang larut dalam air, dan obat-obat
yang tidak diubah, difiltrasi oleh ginjal. Obat-obat yang berikatan
dengan protein tidak dapat difiltrasi oleh ginjal.

1.3 Faktor yang Mempengaruhi Kerja dan Reaksi Obat


Menurut Pusporini (2019) ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kerja
obat, sehingga kinerja obat dapat mengalami perubahan, baik secara kuantitatif (kerja obat
meningkat atau menurun) maupun secara kualitatif (jenis respon diubah). Adapun faktor-
faktor yang dapat memengaruhi kerja obat diantaranya:
a. Usia
 Bayi baru lahir, tingkat filtrasi glomerulus dan transpor tubular belum
matang, membutuhkan waktu 5 sampai 7 bulan untuk matang
 Anak-anak lebih beresiko mendapatkan efek samping yang tidak
diinginkan
 Orang tua atau lanjut usia fungsi ginjal sudah mengalami penurunan,
maka dosis obat perlu dikurangi
b. Ukuran Tubuh atau Berat Badan
 Dosis obat orang dewasa ditentukan berdasarkan berat badan orang
dengan berat medium. Kemudian untuk orang yang kelebihan berat
badan (obesitas) menggunakan rumus: Adult dose x weight (kg) : 70
c. Jenis Kelamin
 Kebutuhan dosis obat untuk wanita biasanya lebih rendah
dibandingkan pria.
 Bagi wanita hamil, obat-obatan dapat mempengaruhi janin
 Selama kehamilan dapat terjadi perubahan fisiologis tertentu
d. Genetik
 Pada individu tertentu, dosis yang sama dapat menghasilkan efek 5-6
kali lebih besar
e. Rute dan Waktu Pemberiaan Obat
 Perbedaan waktu pemberian obat dapat menimbulkan perubahan
intensitas efek obat
 Waktu pemberian obat juga berbeda, ada yang pagi hari saat perut
kosong, ada yang malam hari sebelum tidur. Misalnya saja Rifampisin
harus diberikan pada pagi hari saat perut dalam keadaan kosong
f. Kondisi Patologis
 Terdapat beberapa penyakit yang memberikan pengaruh terhadap kerja
dan pembuangan obat, diantaranya: liver, ginjal, dan penyakit pada
saluran pencernaan
g. Toleransi
 Toleransi merupakan suatu keadaan diperlukan dosis obat yang lebih
tinggi untuk menghasilkan respon
h. Obat Lain
 Obat lain dapat memberikan pengaruh terhadap interaksi
farmakokinetik dan farmakodinamik

1.4 Jenis Obat Menurut Khasiatnya

1. Sediaan obat oral


Bentuk obat oral biasanya merupakan sediaan yang paling mudah
diminum oleh pasien dan pemberiannya paling tidak menyulitkan bidan.
Bentuk sediaan obat oral antara lain:

a. Tablet adalah obat serbuk yang dipadatkan atau dicetak dalam


bentuk padat. Tablet biasa untuk pemberian per oral dapat
dihancurkan jika pasien mengalami kesulitan menelan.

Gambar 1.1 tablet


b. Tablet salut merupakan tablet yang biasanya dilapisi (gula)
sehingga rasa obat yang pahit tidak terasa dan obat lebih mudah
ditelan karena lapisannya lebih licin. Jika perlu tablet jenis ini
dapat dihancurkan

Gambar 1.2 tablet salut

c. Kapsul adalah wadah gelatin yang digunakan untuk menyimpan


obat dalam bentuk padat atau cair. Kapsul berfungsi untuk
memudahkan pasien meminum obat dan menjaga kestabilan obat.
Jika pasien kesulitan menelan,bidan dapat membuka kapsul dan
memberikannya bersama cairan pelarut.

Gambar 1.3 kapsul

d. Sirup adalah larutan gula air yang dapat menyembunyikan rasa


obat.Beberapa sirup obat untuk anak-anak mendapat tambahan
perasa, hal iniberujuan agar anak-anak lebih mudah dalam
meminum obat.

Gambar 1.4 sirup obat

e. Bubuk adalah obat kering dan sangat halus yang harus dilarutkan
sesuai dengan petunjuk.

Gambar 1.5 Bubuk


2. Sediaan obat parenteral
Bentuk obat untuk pemberian secara parenteral (injeksi) antara lain larutan,
Suspensi, dan serbuk. Sediaan obat injeksi dikemas dalam bentuk ampul, vial
Atau kantung plastik fleksibel. Pemberian obat parenteral dapat melalui
Intramuscular (IM), subcutan (SC), inravena (IV) dan piggyback
intravena(IVPB)

(A)

(B)
(C)

Gambar 1.6 vial obat cair (A), Vial obat kering (B), Ampul (C)

3. Sediaan obat topikal


Obat topikal adalah obat yang diberikan melalui kulit dan membran
mukosa yang pada prinsipnya menimbulkan efek lokal. Berikut ini merupakan
bentuk obat topikal

a. Obat cair dikemas dalam bentuk obat tetes (instilasi) yang dipakai untuk

tetes mata, telinga, atau hidung

Gambar 1.7 obat tetes telinga

b. Krim adalah preparat obat setengah padat untuk pemakaian luar pada
kulit atau membrane mukosa

Gambar 1.8 Krim

c. Salep adalah preparat setengah padat dalam dasar minyak atau lanolin
untuk digunakan sebagai obat luar. Bahan obat harus larut atau terdispersi
homogen dalam dasar salep yang cocok.
Gambar 1.9 salep pemakaian luar

d. Supositoria berisi obat yang dicetak dengan suatu dasar yang keras
seperti mentega yang meleleh pada suhu tubuh. Suposutoria dibentuk
untuk dapatdimasukan kedalam rectum atau vagina.

Gambar 2.0 supositoria

e. Transdermal obat yang terkandung dalam tempelan polimer


yangditempelkan pada kulit seperti plester biasa

Gambar 2.1 Transdermal

1.5 Reaksi Obat


Reaksi Obat Obat sebagai benda asing yang masuk ke dalam tubuh akan
bekerja melalui proses kimiawi dengan memerlukan interval waktu dalam tubuh
untuk proses eliminasi sehingga terjadi pengurangan konsentrasi dari kadar puncak
obat. Adapun faktor yang mempengaruhi yaitu absorbsi obat, distribusi obat,
metabolisme obat dan ekskresi sisa. Terdapat 2 efek obat yaitu efek terapeutik dan
efek samping. Efek terapeutik adalah obat memiliki kesesuaian dengan efek yang
diharapkan sesuai kandungan obatnya. Efek samping adalah dampak yang tidak
diharapkan dan dapat membahayakan seperti adanya alergi maupun toksisitas.

1.6 Efek Samping dan Cara Mengatasi


Efek samping adalah efek fisiologis yang tidak berkaitan dengan efek obat
yang diinginkan. Semua obat mempunyai efek samping, baik yang diingini maupun
tidak. Istilah efek samping dan reaksi yang merugikan kadang dipakai bergantian.Efek
samping atau efek sekunder dari suatu obat adalah hal yang tidak diinginkan. Efek
samping biasanya dapat diprediksikan dan mungkin berbahaya atau kemungkinan
berbahaya. Contoh : Difenhidramin memiliki efek terapeutik berupa pengurangan
sekresi selaput lendir hidung sehingga melegakan hidung, sedangkan efek
sampingnya adalah mengantuk. Namun ketika difenhidramin digunakan untuk
mengatasi masalah sukar tidur, maka efek terapeutik difenhidramin adalah mengantuk
dan efek sampingnya adalah kekeringan pada selaput lendir.

Efek samping terjadi karena interaksi yang rumit antara obat dengan system biologis
tubuh, antar individu bervariasi. Efek samping obat bisa terjadi antara lain :

1. Penggunaan lebih dari satu obat sehingga interaksi antara obat menjadi
tumpang tindih pengaruh obat terhadap organ yang sama

2. Obat-obat tersebut punya efek saling berlawanan terhadap organ tertentu


Reaksi merugikan merupakan batas efek yang tidak diinginkan dari obat
yang mengakibatkan efek samping yang ringan sampai berat. Reaksi
merugikan selalu tidak diinginkan.Efek toksik atau toksitas suatu obat dapat
diidentifikasi melalui pemantauan batas terapetik obat tersebut dalam plasma.
Jika kadar obat melebihi batas terapetik, maka efek toksik kemungkinan
besar akan terjadi akibat dosis yang berlebih atau penumpukan obat.

Respon Obat
Suatu obat dapat mengalami perubahan respon dari respon yang
seharusnya dengan dosis yang sama. Respon obat yang mengalamai
penurunan disebut toleransi, sedangkan respon obat yang mengalami
peningkatan disebut sensitisasi.
Gambar di atas menunjukkan terjadinya sensitisasi suatu obat,
sehingga menggeser kurva ke arah kiri. hal ini menunjukkan bahwa dengan
inisiasi dosis yang kecil dapat menimbulkan efek yang lebih besar.
Sedangkan toleransi terjadi karena respon obat yang semakin menurun
dengan dosis sama.
Toleransi secara umum dibagi menjadi 2, yaitu innate dan acquired
tolerance. Innate tolerance merupakan toleransi bawaan yang didapatkan
secara genetis dan sudah ditemukan sejak pertama kali obat diberikan.
Sedangkan acquired tolerance dibagi lagi menjadi 3, yaitu :
farmakokinetik, farmakodinamik dan learn tolerance.
1. Toleransi farmakokinetik. Terjadi karena perubahan distribusi dan
metabolisme suatu obat setelah pemberian berulang. Mekanisme
umum yang sering terjadi adalah peningkatan kecepatan metabolisme
suatu obat.
2. Toleransi farmakodinamik. Meupakan respon adaptif yang terjadi
pada sistem sehingga menyebabkan menurunnya respon obat.
Misalnya perubahan respon suatu obat akibat perubahan densitas atau
efisiensi coupling reseptor terhadap jalur signal transduksi (Brunton.
et al.. 2008).
Distribusi kumulatif suatu populasi terhadap obat tertentu (kiri).
Distribusi frekuensi % populasi terhadap obat tertentu (Kanan) (Brunton, et
al., 2008).

Kurva dosis respon suatu obat dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu:
1. Graded Response
Respon obat yang semakin meningkat dengan semakin meningkatnya
dosis. Misalnya : tekanan darah, kontraksi otot, dll.
2. Quantal Dose Response atau All or None Respons Respon obat yang
menghasilkan respon (tertentu) atau sama sekali tidak menghasilkan
respon (tertentu). Misalnya : kejang atau tidak, mati atau survive,
paralisis atau tidak.

1.7 Prinsip Pemberian Obat


Prinsip Pemberian Obat ( 12 benar )
a. Benar obat

Sebelum mempersiapkan obat ke tempatnya, perawat harus


memperhatikan kebenaran obat sebanyak 3 kali, ketika memindahkan obat
dari tempat penyimpanan, saat obat diprogramkan, dan saat mengembalikan
ke tempat penyimpanan. Saat memberi obat, perawat harus ingat untuk apa
obat diberikan sekaligus membantu perawat mengingat nama obat dan
kerjanya
b. Benar dosis

Dosis yang diberikan sesuai dengan kondisi klien dalam batas yang
direkomendasikan. Selain itu perawat harus teliti menghitung secara akurat
jumlah dosis yang akan diberikan dengan pertimbangan ketersediaan obat
dan berat badan pasien. Selain itu perlu melihat batas yang
direkomendasikan bagi dosis obat tertentu.
c. Benar pasien

Identifikasi kebenaran obat dengan mencocokkan nama, nomor


register, alamat dan program pengobatan. Dalam pemberian obat, pasien
berhak mengetahui alasan obat diberikan, menolak penggunaan obat .
Selain itu perlu diperhatikan perbedaan klien apabila ditemukan nama yang
sama.
d. Benar cara

Dalam pemberian obat perlu diperhatikan cara pemberian obat tersebut


apakah secara oral, parenteral, topikal, rektal ataupun inhalasi.
e. Benar waktu

Pemberian obat harus sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan, dosis
obat harian diberikan pada waktu tertentu dalam sehari. Pemberian obat
juga harus sesuai dengan waktu paruh obat. Perlu diperhatikan pula
pemberiannya sebelum makan, setelah makan atau bersamaan dengan
makanan karena ada obat-obat tertentu yang dapat mengiritasi mukosa
lambung sehingga perlu bersamaan dengan makanan. Perawat juga perlu
meneliti apakah pasien dijadwalkan untuk melakukan pemeriksaan
diagnostik seperti tes gula darah puasa yang merupakan kontra indikasi
pemberian obat.
f. Benar dokumentasi

Setelah obat diberikan, harus didokumentasikan dosis, rute, waktu, oleh


siapa obat itu diberikan. Pemberian obat harus sesuai dengan standar
operasional prosedur yang telah ditetapkan. Selain itu respon pasien
mengenai obat yang diberikan juga perlu untuk didokumentasikan.
g. Benar pendidikan kesehatan

perihal medikasi pasien Perawat memiliki tanggung jawan dalam


melakukan pendidikan kesehatan pada pasien dan keluarga terutama yang
berkaitan dengan obat seperti manfaat, penggunaan yang baik dan benar,
alasan terapi diberikan, hasil yang diharapkan, efek samping dan reaksi
yang terjadi, interaksi obat dengan makanan.
h. Hak pasien untuk menolak

Pasien berhak untuk menolak pemberian obat, dalam hal ini perawat
harus memberikan informed consent pada pasien.
i. Benar pengkajian

Perawat harus memeriksa tanda-tanda vital sebelum pemberian obat.


j. Benar evaluasi
Perawat harus memantau efek kerja obat setelah pemberian
k. Benar reaksi

Obat memiliki efektifitas terhadap makanan jika diberikan pada waktu


yang tepat, misalnya sebelum makan atau setelah makan.
l. Benar reaksi dengan obat lain

BAB III

PENUTUP

1.1 Kesimpulan

Setelah kita memahami tentang Pemberian Obat penting bagi kita yakni
mahasiwa untuk mengetahui mekanisme pemberian obat di mulai dari tujuan pemberian
obat itu sendiri, faktor yang mempengaruhi kerja dan reaksi obat, kemudian ada jenis obat
menurut khasiatnya, reaksi obat, efek samping dan cara mengatasi, respon obat terhadap
tubuh, dan prinsip pemberian obat.
Dengan demikian ketika kita sudah mengetahui prinsip pemberian obat
dengan benar harapannya bisa menerapkan prinsip dan mekanisme pemberian obat
tersebut dengan benar dan tepat baik itu benar dosis, benar obat dan prinsip pemberian
obat lainnya dapat terlaksana dengan baik.

1.2 Saran
Setelah membaca, memahami, dan mempelajari isi makalah Pemberian
Obat ini, penulis berharap untuk kedepannya mahasiswa dapat meningkatkan lagi
intensitas belajar dan membaca dalam proses kuliah dan khususnya mahasiswa
kebidanan terkhusus dalam mata kuliah Ketrampilan Dasar Klinik Kebidanan dengan
materi Pemberian Obat.
DAFTAR PUSTAKA

Nabila, P. (2020).”Penggolongan Obat, Farmakodinamika Dan Farmakokinetik, Indikasi


Dan Kontraindikasi Serta Efek Samping Obat.” Journal of Chemical Information and
Modeling.”

https://www.academia.edu/download/63510887/Putri_Nabila_Kelas_1B_Tugas_Makalah
_IDK_220200602-82793-z8c0t6.pdf
Musfiroh, Mujahidatul. “Pemberian Obat Oral, Topical, Bucal, Suppositoria.”
https://spada.uns.ac.id/mod/resource/view.php?id=37686

Tike, Irene. “Prosedur Pemberian Obat Topikal, Supositoria, Intraekal, dan Obat Tetes
dengan Prinsip 12 Benar”

Anda mungkin juga menyukai