Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

FARMAKOLOGI BIOFARMASI (BIOFARMASEIKA)

GURU PEMBIMBING : IKA APRILIA AZIZ

Disusun oleh :

Kelompok 1

1. APRILIA MARLINA (02)

2. DESTI DWI RAHAYU (03)

3. DEVINA PUTRI MAILANI (05)

4. DIA PERMATA SARI (06)

5. MEI WULANDARI (10)

6. NANDA WAHYU AJI .N. (13)

SMK KESEHATAN DERMAJAYA TANJUNGANOM

PROGRAM STUDY KEFARMASIAN

X-FARMASI

2019

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
rahmatnya sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai
. Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke
depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi
makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman
kami, Kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah
ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan
kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan
makalah ini.

Nganjuk, 12 januari 2019

ii

Daftar Isi
HALAMAN JUDUL…………………………………………………i
KATA PENGANTAR ……………………………………………… ii
DAFTAR ISI …………………………………………………………. iii

BAB I PENDAHULUAN ……………………………………..1

A. Latar Belakang …………………………………………


B. Tujuan .............................................................................

BAB II PEMBAHASAN ………………………………………2

A. Pengertian Biofarmasi ....................................................

B. Cara obat bekerja ............................................................

C. Ketersediaan obat untuk reserpsi ....................................

D. Proses terakhir obat ........................................................

BAB III PENUTUP ………………………………………………3

A. Kesimpulan ....................................................................

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………..4

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam pemberian obat banyak sekali jalur-jalur pemberian
obat, baik itu pemberian obat secara oral, pemberian rektal,
pemberian intraperitoneal dan intraportal, pemberian
intramuskular, subkutan, intravena dan bukal, pemberian
perinhalasi dan intra-arterial. Ini semua perjalan obat dari tempat
pemberian, pencapaian sistem sirkulasi sampai timbulnya efek.
Absorpsi sistemik suatu obat dari tempat ekstravaskular
dipengaruhi oleh sifat-sifat fisikokimia produk obat. Untuk obat-
obat yang mempunyai kelarutan kecil dalam air, laju pelarutan
seringkali merupakan tahap yang paling lambat, oleh karena itu
mengakibatkan terjadinya efek penentu kecepatan terhadap
bioavailabilitas obat.

B. Tujuan

 Agar siswa dapat memahami aspek aspek biofarmasi


 Mengetahui hal-hal apa saja yang harus diperhatikan dalam uji
bioavailabilitas dan bioekuivalensi.

iv
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Biofarmasi
Biofarmasi adalah ilmu yang mempelajari / menyelidiki pengaruh-
pengaruh pembuatan sediaan atas kegiatan terapetik obat. Sekitar tahun 1960
para sarjana mulai sadar bahwa efek obat tidak tergantung semata-mata pada
faktor farmakologi, melainkan juga faktor-faktor formulasi yang dapat mengubah
efek obat dalam tubuh, antara lain :

– Bentuk fisik zat aktif (amorf, kristal atau kehalusannya)


– Keadaan kimiawi (ester, garam, garam kompleks, dsb)
– Zat pembantu (pengisi, pelekat, pelicin, pelindung, dsb)
– Proses teknik yang digunakan untuk membuat sediaan (tekanan tablet,
alat emulgator, dsb)

Sebelum obat yang diberikan pada pasien sampai pada tujuannya dalam
tubuh, yaitu tempat kerjanya atau target site, obat harus mengalami banyak
proses. Dalam garis besar proses-proses ini dapat dibagi dalam tiga tingkat, yaitu
Fase Biofarmasi, Fase Farmakodinamik, Fase Farmakokinetika, yang mana dapat
digambarkan dengan skema berikut untuk obat dalam bentuk tablet yaitu :

 Fase Biofarmasi atau Farmasetika :


Fase ini meliputi waktu mulai penggunaan sediaan obat melalui mulut hingga
pelepasan zat aktifnya ke dalam cairan tubuh. Misalnya : tablet hanya mengandung 5-
10% zat aktif, 90% zat tambahan yang terdiri dari 80% zat pengencer, zat pengikat
dan 10% zat penghancur tablet. Yang penting dalam hubungannya dengan fase ini
adalah kesediaan farmasi dari zat aktifnya, yaitu obat siap diabsorpsi.
 Fase Farmakokinetika
Fase ini meliputi waktu selama obat diangkut ke organ yang ditentukan, setelah obat
dilepas dari bentuk sediaan. Obat harus diabsorpsi ke dalam darah, yang segera akan
didistribusikan melalui tiap-tiap jaringan tubuh. Dalam darah, obat dapat terikat
protein darah dan mengalami metabolisme, tetapi hanya sedikit yang tersdia untuk
diikat pada struktur yang telah ditentukan. Perlu diketahui bahwa jaringan yang
ditentukan tidak perlu identik dengan reseptor.
 Fase Farmakodinamika
Bila obat berinteraksi dengan sisi reseptor, biasanya protein membran, akan
menimbulkan respon biologik. Tujuan pokok dari fase ini adalah optimalisasi dari
efek biologik.

V
B. Cara Obat Bekerja

Tablet pecah, granul pecah, zat aktif lepas dan larut

Setelah ditelan, tablet di dalam lambung akan pecah


(disintegrasi) menjadi banyak granul kecil yang terdiri zat-zat
aktif dengan antara lain zat pengisi dan pelekat. Kemudian
granul-granul ini pecah pula, zat aktif terlepas, dan jika zat
larutnya cukup besar akan larut dalam cairan lambung atau usus.
Baru setelah obat larut, proses resorpsi oleh usus dapat dimulai,
proses yang disebut Farmaceutical Availability.

C. Ketersediaan Obat Untuk Reserpsi

Larutan – Suspensi – Emulsi – Serbuk – Kapsul – Tablet


Enterik Coated Tablet Kerja Panjang.

D. Proses Terakhir Obat

1.Absorbsi
           Proses absorbsi sangat penting dalam menentukan efek obat. Pada umumnya obat
yang tidak diabsorbsi tidak menimbulkan efek, kecuali antasida dan obat yang bekerja
lokal. Proses absorbsi terjadi di berbagai tempat pemberian obat, misalnya melalui alat
cerna, otot rangka, paru-paru, kulit dan sebagainya.Absobsi dipengaruhi oleh beberapa
faktor:

 Kelarutan Obat
 Kemampuan difusi melintasi membran sel
 Konsentrasi Obat
 Sirkulasi Pada letak absopsi
 Luas pernukaan kontak obat
 Bentuk sediaan obat
  Cara pemakaian obat

Vi
2. Metabolisme (Biotransformasi)
           Tujuan biotransformasi obat adalah pengubahannya yang sedemikian rupa hingga
mudah di eksresi ginjal,dalam hal ini menjadikannya lebih hidrofil. Pada Umumnya obat di
metabolisme oleh enzim mikrosom di retikulum endoplasma sel hati. pada proses
metabolisme molekul obat dapat berubah sifat antara lain menjadi lebih polar. Metabolit yang
lebih polar ini menjadi tidak larut dalam lemak sehingga mudah di eksresi melalui ginjal.

3. Distribusi
           Obat setelah di absorpsi akan tersebar melalui sirkulasi darah ke seluruh tubuh badan
dan harus melalui membran sel agar tercapai tepat pada efek aksi. Molekul obat yang mudah
melintasi membran sel akan mencapai semua cairan tubuh baik intra maupun ekstra sel,
sedangkan obat yang sulit menembus membran sel maka penyebaran umumnya terbatas pada
cairan ekstra sel.

  4.Ekskesi
           Pengeluaran obat atau metabolitnya dari tubuh terutama dilakukan oleh ginjal melalui
air seni, dan dikeluarkan dalam bentuk metabolit maupun bentuk asalnya.

Vii
BAB III
PENUTUP 

A. kesimpulan
-          Bioavailabilitas adalah presentase obat yang diabsorbsi tubuh dari
suatu dosis yang diberikan dan tersedia, untuk melakukan efek
terapeutisnya, sedangkan bioekivalensi yaitu suatu proses dengan
innovator produk yang telah dipasarkan dan memiliki data valid tentang
etikasi dan keamanannya

-          Sediaan obat yang dinyatakan lulus uji bioavailabilitas dan uji
bioekivalensi terhadap produk innovator berarti memiliki kualitas yang
sama dengan produk innovator, dan produk inilah yang dapat dijadikan
alternatif selain produk innovator.

DAFTAR PUSTAKA

Amalia, Lala. 2008. Bioavalabilitas dan Bioekivalensi. Tersedia:


ladytulipe.wordpress.com/2009/12/16/ bioavalabilitas-dan-
bioekivalensi /. Diakses pada : 15 Oktober 2013, pukul: 16.05

Bachtiar, Rico. 2009. Bioekuivalensi. Tersedia:


ricobachtiar.wordpress.com/2009/07/17/bioekuivalensi/. Diakses pada :
15 Oktober 2013, pukul: 15.20

Hakim, Lukman. 2002. Farmakokinetika. Bursa Buku. Yogyakarta

R, Husniah. 2007. Obat-Obat Penting. Elex Media Komputindo. Jakarta

Viii

Anda mungkin juga menyukai