Disusun oleh :
Kelompok 1
X-FARMASI
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
rahmatnya sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai
. Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke
depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi
makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman
kami, Kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah
ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan
kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan
makalah ini.
ii
Daftar Isi
HALAMAN JUDUL…………………………………………………i
KATA PENGANTAR ……………………………………………… ii
DAFTAR ISI …………………………………………………………. iii
A. Kesimpulan ....................................................................
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam pemberian obat banyak sekali jalur-jalur pemberian
obat, baik itu pemberian obat secara oral, pemberian rektal,
pemberian intraperitoneal dan intraportal, pemberian
intramuskular, subkutan, intravena dan bukal, pemberian
perinhalasi dan intra-arterial. Ini semua perjalan obat dari tempat
pemberian, pencapaian sistem sirkulasi sampai timbulnya efek.
Absorpsi sistemik suatu obat dari tempat ekstravaskular
dipengaruhi oleh sifat-sifat fisikokimia produk obat. Untuk obat-
obat yang mempunyai kelarutan kecil dalam air, laju pelarutan
seringkali merupakan tahap yang paling lambat, oleh karena itu
mengakibatkan terjadinya efek penentu kecepatan terhadap
bioavailabilitas obat.
B. Tujuan
iv
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Biofarmasi
Biofarmasi adalah ilmu yang mempelajari / menyelidiki pengaruh-
pengaruh pembuatan sediaan atas kegiatan terapetik obat. Sekitar tahun 1960
para sarjana mulai sadar bahwa efek obat tidak tergantung semata-mata pada
faktor farmakologi, melainkan juga faktor-faktor formulasi yang dapat mengubah
efek obat dalam tubuh, antara lain :
Sebelum obat yang diberikan pada pasien sampai pada tujuannya dalam
tubuh, yaitu tempat kerjanya atau target site, obat harus mengalami banyak
proses. Dalam garis besar proses-proses ini dapat dibagi dalam tiga tingkat, yaitu
Fase Biofarmasi, Fase Farmakodinamik, Fase Farmakokinetika, yang mana dapat
digambarkan dengan skema berikut untuk obat dalam bentuk tablet yaitu :
V
B. Cara Obat Bekerja
1.Absorbsi
Proses absorbsi sangat penting dalam menentukan efek obat. Pada umumnya obat
yang tidak diabsorbsi tidak menimbulkan efek, kecuali antasida dan obat yang bekerja
lokal. Proses absorbsi terjadi di berbagai tempat pemberian obat, misalnya melalui alat
cerna, otot rangka, paru-paru, kulit dan sebagainya.Absobsi dipengaruhi oleh beberapa
faktor:
Kelarutan Obat
Kemampuan difusi melintasi membran sel
Konsentrasi Obat
Sirkulasi Pada letak absopsi
Luas pernukaan kontak obat
Bentuk sediaan obat
Cara pemakaian obat
Vi
2. Metabolisme (Biotransformasi)
Tujuan biotransformasi obat adalah pengubahannya yang sedemikian rupa hingga
mudah di eksresi ginjal,dalam hal ini menjadikannya lebih hidrofil. Pada Umumnya obat di
metabolisme oleh enzim mikrosom di retikulum endoplasma sel hati. pada proses
metabolisme molekul obat dapat berubah sifat antara lain menjadi lebih polar. Metabolit yang
lebih polar ini menjadi tidak larut dalam lemak sehingga mudah di eksresi melalui ginjal.
3. Distribusi
Obat setelah di absorpsi akan tersebar melalui sirkulasi darah ke seluruh tubuh badan
dan harus melalui membran sel agar tercapai tepat pada efek aksi. Molekul obat yang mudah
melintasi membran sel akan mencapai semua cairan tubuh baik intra maupun ekstra sel,
sedangkan obat yang sulit menembus membran sel maka penyebaran umumnya terbatas pada
cairan ekstra sel.
4.Ekskesi
Pengeluaran obat atau metabolitnya dari tubuh terutama dilakukan oleh ginjal melalui
air seni, dan dikeluarkan dalam bentuk metabolit maupun bentuk asalnya.
Vii
BAB III
PENUTUP
A. kesimpulan
- Bioavailabilitas adalah presentase obat yang diabsorbsi tubuh dari
suatu dosis yang diberikan dan tersedia, untuk melakukan efek
terapeutisnya, sedangkan bioekivalensi yaitu suatu proses dengan
innovator produk yang telah dipasarkan dan memiliki data valid tentang
etikasi dan keamanannya
- Sediaan obat yang dinyatakan lulus uji bioavailabilitas dan uji
bioekivalensi terhadap produk innovator berarti memiliki kualitas yang
sama dengan produk innovator, dan produk inilah yang dapat dijadikan
alternatif selain produk innovator.
DAFTAR PUSTAKA
Viii