Anda di halaman 1dari 31

Biofarmasetika

Dosen Pengampu: Bapak apt. Syahrizal Ramadhani, M.Clin.Pharm.

MAKALAH

TUGAS BIOFARMASETIKA

DISUSUN OLEH:

Nama : M.Irfan Azhari


NIM : SF20042

Kelas : 5A

UNIVERSITAS BORNEO LESTARI BORNEO LESTARI

PROGRAM STUDI S-1 FARMASI

BANJARBARU

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat- Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini dapat tepat pada waktunya. Tidak
lupa kami mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak yangtelah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya
untuk menjadi sebuah makalah yang bisa bermanfaat bagi orang banyak. Penulis
sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi pembaca.

Bagi saya sebagai penyusun merasa bahwa jauh dari kata sempurna, banyak
kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan
pengalaman Kami dalam membuat makalah ini. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan
makalah dan dapat berguna bagi saya pada khususnya dan pihak lain yang
berkepentingan lainya.

Banjarbaru, 09 Desember 2022

Penyusun

M.Irfan Azhari

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................... i

DAFTAR ISI ....................................................................................................... ii

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1

A. Latar Belakang .......................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 2

C. Tujuan Penulisan Makalah......................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................... 3

A. Sistem Limfatik ......................................................................................... 4

B. Komponen dan Karakterisasi Cairan Saluran Cerna ................................... 6

C. Siklus Enterohepatik .................................................................................. 8

D. Strategies to Improve Oral Drug Delivery .................................................. 9

BAB III PENUTUP ........................................................................................... 11

A. Kesimpulan ............................................................................................. 11

B. Saran ....................................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 12

ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar Sistem Limfatik ...................................................................................... 3

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Studi biofarmasetika memberikan fakta yang kuat bahwa metoda fabrikasi


dan formulasi dengan nyata mempengaruhi ketersediaan hayati dari suatu obat.
Umumnya absorpsi obat terjadi di saluran cerna secara difusi pasif. Agar dapat
diabsorpsi, obat harus terdissolusi dalam cairan pencernaan. Sebelum absorpsi
terjadi, suatu bentuk sediaan tablet mengalami desintegrasi, deagregasi dan
disolusi yang dapat berlangsung serentak dengan melepasnya suatu bahan obat
dari bentuk sediaan obat. Untuk obat yang sukar larut laju pelarutan obat dalam
cairan saluran cerna merupakan salah satu tahapan penentu (rate limiting step)
absorpsi sistemik obat, sedangkan laju dissolusi obat dalam saluran cerna
dipengaruhi oleh kelarutan obat itu sendiri (Abdou, 1989)
Tubuh manusia memiliki dua sistem peredaran darah yaitu system kardiovaskular
dan sistem limfatik (Kelenjar getah bening). Kelenjar getah bening terdapat di beberapa
tempat di tubuh kita. Seringkali timbul benjolanbenjolan di daerah tempat kelenjar getah
bening berada. Sistem limfatik merupakan bagian penting dari sistem kekebalan tubuh
yang membentuk pertahanan alamiah tubuh melawan infeksi dan kanker. Hampir
seluruh jaringan tubuh mempunyai saluran limfatik yang mengalirkan kelebihan cairan
secara langsung dari ruang interstisial. Cairan limfatik sendiri adalah cairan putih
menyerupai susu yang mengandung protein lemak dan limfosit yang semuanya mengalir
ke seluruh tubuh lewat pembuluh limfatik (LIPI, 2009)
Pada umumnya obat yang kelarutannya kecil dalam air merupakan suatu
tantangan dalam industri farmasi. Hal ini disebabkan karena ketersediaan hayati
obat sangat dipengaruhi oleh kelarutan obat di dalam air (Ansel, 1989).
Obat dalam arti luas ialah setiap zat kimia yang dapat mempengaruhi proses
hidup, maka farmakologi merupakan ilmu yang sangat luas cakupannya. Namun
untuk seorang dokter, ilmu ini dibatasi tujuannya yaitu agar dapat menggunakan
obat untuk maksud pencegahan, diagnosis, dan pengobatan penyakit. Selain itu,
agar mengerti bahwa penggunaan obat dapat mengakibatkan berbagai gejala
penyakit. Oleh karena itu pemberian obat yang paling sering digunakan adalah
pemberian oral, pemberian obat per oral merupakan cara pemberian yang paling
1
alamiah dan semua bahan yang diserap oleh organ tubuh. Walaupun beberapa
obat yang digunakan secara oral dimaksudkan larut dalam mulut, sebagian besar
dari obat yang digunakan secara oral adalah ditelan. Dari semua ini sebagian
besar penggunaan dimaksudkan untuk efek sistemik dari obat yang dihasilkan
setelah terjadi absorpsi pada berbagai permukaan sepanjang saluran cerna.
Beberapa obat ditelan untuk kerja lokal pada daerah yang terbatas dalam saluran
cerna, Seiring dengan perkembangan dunia kesehatan berbagai obat baru telah

2
ditemukan dan informasi yang berkaitan dengan perkembangan obat tersebut
juga semakin banyak, Kemajuan yang pesat di bidang farmasi telah
menyebabkan produksi berbagai jenis obat meningkat sangat tajam. (ISFI, 2008)

B. Rumusan Masalah

1. Apa itu sistem limfatik?


2. Apa saja komponen dan karakteristik cairan saluran cerna?
3. Apa itu siklus enterohepatic?
4. Apa itu Strategies to Improve Oral Drug Delivery?

C. Tujuan Penulisan Makalah

1. Memenuhi tugas mata kuliah Biofarmasetika


2. Agar mahasiswa dapat mengetahui definisi tentang system limfatik serta
fungsinya.
3. Agar mahasiswa dapat mengetahui tentang komponen dan karakteristik
cairan saluran cerna
4. Agar mahasiswa dapat mengetahui tentang siklus Enterohepatic.
5. Agar mahasiswa dapat mengetahui tentang Strategies to Improve Oral Drug
Delivery.

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sistem Limfatik

1. Pengertian
Sistem limfatik adalah suatu jalur tambahan cairan yang dapat mengalir dari
ruang interstial kembali kealiran darah atau sistem sirkulasi sekunder yang
berfungsi mengalirkan limfa jaringan yang berfungsi mengalirkan limfa atau
getah bening di dalam tubuh.

Gambar Sistem Limfatik

Limfa berasal dari plasma darah yang keluar dari sistem kardiovaskular ke
dalam jaringan sekitarnya. Cairan ini kemudian dikumpulkan oleh sistem
limfa melalui proses difusi ke dalam kelenjar limfa dan dikembalikan ke
dalam sistem sirkulasi. (Isnaeni, 2006)
Fungsi limpa yaitu mengakumulasi limfosit dan makrofaga, degradasi
eritrosit, tempat cadangan darah, dan sebagai organ pertahanan terhadap
infeksi partikel asing yang masuk ke dalam darah. (Peters TR, 2000)
Limpa dibungkus oleh kapsula, yang terdiri atas dua lapisan, yaitu satu
lapisan jaringan penyokong yang tebal dan satu lapisan otot halus.

4
Perpanjangan kapsula ke dalam parenkim limpa disebut trabekula. Trabekula
mengandung arteri, vena, saraf, dan pembuluh limfe. Parenkim limpa disebut
pulpa yang terdiri atas pulpa merah dan pulpa putih. Pulpa merah berwarna
merah gelap pada potongan limpa segar. Pulpa merah terdiri atas sinusoid
limpa. Pulpa putih tersebar dalam pulpa merah, berbentuk oval dan berwarna
putih kelabu.(Darmawi,2011)

2. Fungsi Limpatik
Menurut Irwan (2016), adapun fungsi sistem limfatik, yaitu sebagai
berikut:

1. Mengangkut limfosit

2. Mengembalikan cairan dan protein dari jaringan ke sirkulasi darah

3. Membawa lemak emulsi dari jaringan sekitar usus halus ke darah

4. Menyaring dan menghancurkan mikroorganisme untuk menghindarkan


penyebaran

5. Apabila ada infeksi, kelenjar limfe menghasilkan zat imun (antibodi)

untuk melindungi tubuh terhadap mikroorganisme

B. Komponen dan Karakterisasi Cairan Saluran Cerna


1. Pengertian
Saluran cerna atau traktus digestifus merupakan sistem organ yang berfungsi
untuk mengambil berbagai zat dari luar tubuh (air, mineral, nutrien, vitamin),
memecah partikel-partikel besar menjadi partikel kecil, dan mentransfer
partikelpartikel tersebut dari lingkungan luar ke dalam darah, untuk selanjutnya
digunakan atau disimpan dalam sel. Secara umum, struktur anatomi sistem
pencernaan terdiri atas saluran yang berkesinambungan dan terhubung satu sama
lain (rongga mulut, faring, esofagus, lambung/gaster, usus besar, usus halus,
anus) serta organorgan aksesoris, yaitu kelenjar ludah, liver, pankreas, serta
kelenjar empedu. Fungsi saluran cerna dapat dibagi menjadi empat komponen,
yaitu motilitas, sekresi, digesti, dan absorpsi. Fungsi motilitas melibatkan
kontraksi otot polos yang bertujuan untuk mendorong makanan melalui saluran
cerna dan mencampur makanan dengan jus digesti guna
5
memfasilitasi proses digesti serta absorpsi. Secara berurutan, motilitas saluran
cerna mencakup proses Sistem pencernaan manusia Fisiologi saluran cerna
(memasukkan makanan ke dalam mulut), mastikasi (mengunyah), deglutisi
(menelan), gerakan peristaltik (gerakan ritmis saluran cerna), dan segmentasi
(proses pencampuran di dalam usus).(Herlihy B, 2008)

a. Sekresi saluran cerna

Disebut juga dengan jus digestif, terdiri atas enzim, garam empedu,
mukus, cairan, serta elektrolit yang dihasilkan dan dilepaskan oleh kelenjar
eksokrin ke dalam saluran cerna. Pada umumnya, molekul makanan terlalu
besar untuk diserap secara langsung sehingga perlu diuraikan dengan
bantuan enzim. Proses digesti adalah pemecahan atau penguraian nutrien
secara fisik dan kimia menjadi bentuk atau unit yang dapat diserap. Digesti
secara fisik mencakup proses pengunyahann dan pencampuran, sedangkan
digesti kimia adalah penguraian makanan dengan bantuan atau katalisasi
enzim.

b. Rongga mulut

Setelah seseorang melakukan seleksi makanan dengan bantuan indra


penglihatan dan penciuman, proses pencernaan dimulai di dalam mulut
dan diawali dengan ingesti, yaitu memasukkan makanan ke dalam rongga
mulut. Pada saat makanan kontak dengan lidah, taste bud akanmendeteksi
komposisi kimia zat makanan. Proses ingesti dilanjutkan dengan mastikasi
atau gerakan mengunyah, yaitu digesti fisik oleh gigi dan lidah serta proses
digesti kimia oleh saliva.

c. Faring dan Esofagus

Faring merupakan saluran antara faring dan esofagus yang menjadi


tempat transisi pergerakan makanan secara volunter (di bawah kendali
sadar) menjadi gerakan involunter. Refleks menelan atau deglutisi yang
terjadi di faring akan mendorong makanan melalui esofagus menuju
lambung. Selain berfungsi untuk mentranspor makanan dan air ke dalam
lambung, faring dan esofagus dan juga mensekresi mukus.

6
d. Usus Halus

Usus halus merupakan tabung yang memiliki panjang kurang-lebih 6


– 7 meter dan terdiri atas duodenum (20 cm), jejunum (1.8 m), serta ileum.
Sebagian besar proses digesti kimia dan absorpsi terjadi di dalam usus
halus. Usus halus memiliki permukaan yang luas dengan adanya plika
(lipatan mukosa), vili (tonjolan mukosa seperti jari atau jonjot usus), serta
mikrovili atau brush border. Vili mengandung banyak kapiler dan
pembuluh limfa (central lacteal) yang memiliki peran sentral dalam proses
absorbsi. Selain itu, vili juga bergerak seperti tentakel gurita yang
membantu proses pergerakan zat makanan di dalam rongga usus halus.

e. Digesti Kimia: Usus Halus dan Pankreas

Kelenjar eksokrin pankreas mensekresi jus pankreas ke dalam


duodenum. Jus tersebut mengandung beberapa enzim dan elektrolit, yaitu
(1) amilase yang berfungsi untuk memecah karbohidrat/zat tepung; (2)
tripsinogen yang diaktifkan menjadi tripsin oleh enterokinase; (3) lipase
dan ko-lipase yang berfungsi untuk mencerna trigliserida; (4) enzim-
enzim protease serta nuklease; dan (4) natrium bikarbonat (alkali) yang
berfungsi untuk menetralisir asam lambung.

f. Digesti Kimia: Liver

Pada proses digesti kimia, liver memiliki fungsi utama untuk


mensekresi cairan empedu dan memetabolisme zat-zat yang telah
diabsorbsi. Cairan empedu yang dihasilkan oleh liver disimpan di dalam
kandung empedu (gall bladder) untuk kemudian disekresikan ke dalam
duodenum. Garam empedu berguna dalam proses emulsi/absorbsi lemak.
Selain itu, cairan empedu juga mengandung bilirubin yang merupakan
hasil pemecahan sel darah merah dan akan dibuang melalui saluran cerna

g. Absorpsi

Karbohidrat dan Protein Karbohidrat dan protein dipecah berturutturut


menjadi monosakarida dan asam amino/peptida rantai pendek.
Selanjutnya, partikel-partikel tersebut akan ditranspor ke permukaan
epitel oleh ko-transporter. Monosakarida dan asam
7
amino/peptida rantai pendek diserap melalui proses coupling dengan ion
Na+ atau H+ ke dalam sel epitel dan kemudian masuk ke dalam kapiler
darah menuju sistem porta hepatik

h. Absorpsi Lemak

Sebelum diserap dan dipecah, lemak (lipid) mengalami proses


emulsifikasi oleh garam empedu. Pada proses ini, lipid berinteraksi dengan
garam empedu untuk membentuk droplet. Selanjutnya, enzim lipase yang
dihasilkan oleh pankreas akan memecah lemak teremulfikasi menjadi
asam lemak bebas dan monogliserida yang kemudian diserap oleh
epitelium.

i. Usus Besar

Usus besar terdiri dari kolon, sekum, apendiks, dan rektum yang
keseluruhannya memiliki panjang kurang-lebih 5 kaki. Kolon terdiri dari
tiga segmen, yaitu kolon asenden, transversum, serta desenden. Usus besar
terhubung dengan usus halus melalui katup ileosekal yang berfungsi untuk
mengendalikan kecepatan masuknya makanan dari usus halus ke usus
besar dan mencegah refluks sisa makanan dari usus besarke usus halus.
Katup ileosekal membuka ke bagian usus besar yang disebut sekum
(caecum), yaitu segmen yang berfungsi menerima sisa makanan. Bagian
sekum yang menonjol disebut apendiks. Posisiapendiks yang eksentrik
mengakibatkan sisa makanan mudah berakumulasi di rongga tersebut dan
dapat mengakibatkan peradangan atau apendisitis.

C. Siklus Enterohepatis
Siklus enterohepatik terjadi melalui ekskresi bilier dan reabsorpsi zat terlarut di
usus, kadang-kadang dengan konjugasi hati dan dekonjugasi usus. Bersepeda sering
dikaitkan dengan beberapa puncak dan waktu paruh yang lebih lama dalam profil
waktu konsentrasi plasma. Faktor-faktor yang mempengaruhi ekskresi bilier termasuk
karakteristik obat (struktur kimia, polaritas dan ukuran molekul), transpor melintasi
membran plasma sinusoidal dan membran kanikula, biotransformasi dan

8
kemungkinan reabsorpsi dari duktus empedu intrahepatik. Reabsorpsi usus untuk
menyelesaikan siklus enterohepatik mungkin bergantung pada hidrolisis konjugat
obat oleh bakteri usus. (Robert MS,2002)

Komponen utama asam empedu dalam empedu manusia yaitu asam xenodeoksikolat
(45%) dan asam kolat (31%). Sebelum sebagian besar garam empedu disekresikan ke lumen
canalikuli, terlebih dulu terjadi konjugasi dengan ikatan amida pada terminal gugus karboksil
dengan asam amino glisin dan taurin. Reaksi konjugasi ini menghasilkan glycoconjugates dan
tauroconjugates. Sebanyak 95% dari total garam empedu yang disintesa di hati diserap oleh
usus distal dan dikembalikan lagi ke hati. Proses sekresi dari hati ke gallbladder, kemudian
ke usus, dan akhirnya diserap kembali disebut siklus enterohepatik. Jumlah total garam
empedu yang mengalami siklus berulang-ulang melalui siklus enterohepatik sekitar 3,5 g.
Jumlah tersebut bersirkulasi dua kali per makan dan 6- 8 kali per hari. Apabila empedu tidak
ada di usus, maka hapir 50% lemak yang dimakan akan keluar melalui feses (Ganong, 2002;
King, 2010).

D. Strategies to improve oral Drug Delivery / Strategi untuk Meningkatkan


Pemberian Obat Oral
Salah satu penyakit degeneratif yang banyak diderita oleh pasien geriartri adalah
hipertensi. Hipertensi merupakan penyakit kardiovaskular yang prevalensinya
meningkat pada usia lanjut. Atenolol merupakan obat antihipertensi golongan βbloker
(β1-selektif), banyak digunakan untuk pengobatan semua lini hipertensi, angina
pektoris, aritmia, dan infark miokard. Selain itu, atenolol juga termasuk obat
antihipertensi yang terdapat dalam formularium Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
Kesehatan (BPJS). Atenolol merupakan obat dengan kelarutan yang rendah didalam
air maupun cairan lambung Penggunaan sediaan tablet konvensional atenolol dinilai
tidak sesuai bila digunakan pada kondisi hipertensi yang membutuhkan onset aksi
yang cepat. Pasien geriartri juga menunjukkan kepatuhan pasien yang buruk selama
terapi hipertensi menggunakan sediaan tablet konvensional. Hal ini disebabkan
perubahan fungsi fisiologis yang dialami oleh pasien geriartri yaitukesulitan dalam
menelan tablet atau kapsul berukuran besar. Berdasarkan fakta tersebut,
pengembangan bentuk sediaan orally disintegrating tablet (ODT) dapat diaplikasikan
untuk meningkatkan efektifitas dan kepatuhan pasien dalam terapi hipertensi. Orally
disintegrating tablet (ODT) merupakan tablet yang dapat terdisintegrasi dalam waktu
kurang dari atau sama dengan 30 detik saat diletakkan di atas lidah. Orally
9
disintegrating tablet (ODT) dapat terdisintegrasi secara cepat di dalam rongga mulut,
sehingga obat dapat diabsorbsi melalui rongga mulut, faring, dan esophagus saat
saliva bergerak menuju saluran cerna. Waktu disintegrasi tablet yang cepat dapat
menunjang terjadinya mula proses disolusi menjadi lebih cepat. Kondisi ini dapat
menghasilkan onset aksi obat yang lebih cepat dan bioavailaibilitas obat yang lebih
tinggi dibandingkan tablet konvensional. Keuntungan lain penggunaan sediaan orally
disintegrating tablet (ODT) adalah tablet yang terdisintegrasi secara cepat dapat
menghasilkan suspensi partikel obat yang sangat halus. Kondisi ini akan berdampak
pada meningkatnya disolusi (Nikhil K,2009)

Faktor kondisi pasien yang dapat memengaruhi GRDDS adalah jenis kelamin, umur,
penyakit serta kondisi emosional. Wanita memiliki waktu pengosongan lambung dan sekresi
asam lambung yang lebih rendah dibandingkan laki-laki. Pasien yang lebih tua memiliki GRT
lebih panjang dibandingkan pasien yang lebih muda (Tripathi J, 2019)

10
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Sistem limfatik adalah suatu kumpulan jaringan yang terdiri dari pembuluh
limfatik yang dihubungkan oleh nodus limfatikus. Sistem limfatik juga
merupakan jalur tambahan yang mengalirkan cairan dari ruangan interstisial
ke dalam darah, yang berfungsi untuk mengatur keseimbangan cairan.
2. Saluran cerna atau traktus digestifus merupakan sistem organ yang berfungsi
untuk mengambil berbagai zat dari luar tubuh, yang terdiri atas kelenjar ludah,
liver, pankreas, serta kelenjar empedu.
3. Siklus enterohepatis adalah suatu proses obat atau metabolit yang disekresi
ke dalam empedu bersama asam empedu akhirnya akan sampai pada usus dua
belas jari. Selanjutnya obat atau metabolitnya tersebut akan dikeluarkan
melalui tinja atau direabsorpsi kembali ke sirkulasi sistemik
4. orally disintegrating tablet (ODT) adalah tablet yang terdisintegrasi secara
cepat dapat menghasilkan suspensi partikel obat yang sangat halus. Kondisi
ini akan berdampak pada meningkatnya disolusi obat.
5. Faktor-faktor yang mempengaruhi GRDDS yaitu, faktor farmasetika, faktor
fisiologis, dan faktor kondisi pasien

B. Saran

Sebagai seorang farmasis yang kedepannya memiliki peranan penting dalam


dunia kesehatan seharusnya dapat lebih memahami setiap hal yang dilakukan
termasuk salah satunya terkait biofarmasetika obat.

11
DAFTAR PUSTAKA

Abdou, H.M. 1989. Disolution, Bioavailibility and Bioequivalence.


Mack Publishing Co. Pennsylvania.

Ansel, H.C. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. diterjemahkan oleh


Ibrahim, F. ed. IV. UI Press. Jakarta. hal. 124-134.

Darmawi A.W. 2011. Optimasi Proses Ekstraksi, Pengaruh Ph Dan Jenis CahayaPada
Aktivitas Antioksidan Dari Kulit Buah Naga (Hylocereus P).

Ginanjar, 2005. Kegemukan dan Obesitas.

Herlihy B (2018) Lymphatic system. In: The Human Body in Health and Illness.
Elsevier.

Isnaeni, Wiwi. 2006. Fisiologi Hewan. Yogyakarta : Kanisius

Nikhil K Sachan, A Bhattacharya1, Seema Pushkar, A Mishra. 2009.


Biopharmaceutical classification system: A strategic tool for oral drug
delivery technology. 10.4103/0973-8398.55042

Peters TR, Edwards KM. 2000. Cervical Lymphadenopathy and Adenitis. 2Pediatrics
inReview.(21);12.

Roberts MS, Magnusson BM, Burczynski FJ, Weiss M. Enterohepatic


circulation: physiological, pharmacokinetic and clinical implications.
Clinical Pharmacokinetics. 2002 ;41(10):751-790. DOI:
10.2165/00003088-200241100-00005. PMID: 121627
Tripathi J, Thapa P, Maharjan R, Jeong SH, Current state and future
perspectives on gastroretentive drug delivery systems Pharmaceutics, 2019,
11(4);1–22

12
Jurnal Teknik Informatika vol. 6 no.4 October-December 2021, pp. 517-526 13
p-ISSN : 2301-8364, e-ISSN : 2685-6131 , available at : https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/informatika

DAFTAR PUSTAKA

Abdou, H.M. 1989. Disolution, Bioavailibility and Bioequivalence.


Mack Publishing Co. Pennsylvania.

Ansel, H.C. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. diterjemahkan oleh


Ibrahim, F. ed. IV. UI Press. Jakarta. hal. 124-134.

Darmawi A.W. 2011. Optimasi Proses Ekstraksi, Pengaruh Ph Dan Jenis CahayaPada
Aktivitas Antioksidan Dari Kulit Buah Naga (Hylocereus P).

Ganong, W.F. 2002. Buku Ajar Fifiologi Kedokteran. Edisi 20. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran. EGC.

Ginanjar, 2005. Kegemukan dan Obesitas.

Herlihy B (2018) Lymphatic system. In: The Human Body in Health and Illness.
Elsevier.

Isnaeni, Wiwi. 2006. Fisiologi Hewan. Yogyakarta : Kanisius

Nikhil K Sachan, A Bhattacharya1, Seema Pushkar, A Mishra. 2009.


Biopharmaceutical classification system: A strategic tool for oral drug
delivery technology. 10.4103/0973-8398.55042

Peters TR, Edwards KM. 2000. Cervical Lymphadenopathy and Adenitis. 2Pediatrics
inReview.(21);12.

Roberts MS, Magnusson BM, Burczynski FJ, Weiss M. Enterohepatic


circulation: physiological, pharmacokinetic and clinical implications.
Clinical Pharmacokinetics. 2002 ;41(10):751-790. DOI:
10.2165/00003088-200241100-00005. PMID: 121627
Tripathi J, Thapa P, Maharjan R, Jeong SH, Current state and future perspectives
on gastroretentive drug delivery systems Pharmaceutics, 2019, 11(4);1–22
Jurnal Teknik Informatika vol. 6 no.4 October-December 2021, pp. 517-526 14
p-ISSN : 2301-8364, e-ISSN : 2685-6131 , available at : https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/informatika

An Augmented Reality Interactive Card-


basedHuman Blood Circulation System
Learning Media for the 1 th Grade
Students
Kartu Interaktif Realitas Berimbuh sebagai Media Pembelajaran Sistem Sirkulasi
Darah Manusiauntuk Siswa Kelas XI SMA
Bunga Indahsari1), Brave Angkasa Sugiarso2), Daniel Febrian Sengkey3)
Teknik Elektro Universitas Sam Ratulangi Manado, Jl. Kampus Bahu-Unsrat Manado,
95115
e-mails : 17021106006@student.unsrat.ac.id1), brave@unsrat.ac.id2),
danielsengkey@unsrat.ac.id3)

Received: 9 June 2021; revised: 25 July 2021; accepted: 29 September 2021

bahwa aplikasi pembelajaran tersebut telah sesuai dengan


Abstract — The development of learning applications for
kurikulum pembelajaran. Dengan begitu, siswa dapat mempelajari
students today is very helpful for teachers in implementing
materi sesuai dengan tujuan pembelajaran. Penelitian ini bertujuan
effective and interactive learning. The applications that students
untuk mengembangkan aplikasi pembelajaran sistem sirkulasi
learn should be validated by experts or teachers who can state that
menggunakan teknologi Augmented Reality untuk siswa kelas XI
the learning applications are in accordance with the learning
SMA yang valid dan praktis. Pengembangan aplikasi menggunakan
curriculum. That way, students can learn the material according
metode Multimedia Development Life Cycle (MDLC) yang memiliki
to the learning objectives. This study aims to develop a circulation
6 tahap dan aplikasinya dilengkapi dengan fitur animasi dan suara.
system learning application using Augmented Reality technology
Dalam proses pengembangannya, penelitian ini melibatkan ahli
for students of class XI SMA that is valid and practical. The
sebagai validator konten materi pembelajaran.
application development uses the Multimedia Development Life
Cycle (MDLC) method which has 6 stages and the application is
equipped with animation and sound features.In the development
process, this research involves experts as validators of learning
material content. The subjects of this study were students of class
XI SMA. The results of this study indicate that the circulation
system augmented reality learning application developed by this
researcher has been improved according to the validator's request
to adjust the content of teaching materials in schools. It can be
concluded that the application was declared valid by experts who
tested 3 aspects, namely the material aspect, media display and
learning design.
Key words— augmented reality, circulatory system, human bood
circulation, high school biology, learning media.

Abstrak — Pengembangan aplikasi pembelajaran untuk siswa


saat ini sangat membantu guru dalam menerapkanpembelajaran
yang efektif dan interaktif. Aplikasi yang dipelajari siswa
hendaknya divalidasi oleh ahli atau guru yang dapat menyatakan
Jurnal Teknik Informatika vol. 6 no.4 October-December 2021, pp. 517-526 15
p-ISSN : 2301-8364, e-ISSN : 2685-6131 , available at : https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/informatika
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI SMA. Hasil dari
penelitian ini menunjukkan bahwa aplikasi pembelajaran
augmented reality sistem sirkulasi yang dikembangkan oleh
peneliti ini telah diperbaiki sesuai dengan permintaan validator
untuk penyesuaian konten materi pengajaran di sekolah. Dapat
disimpulkan bahwa aplikasi dinyatakan valid oleh para ahli yang
meguji 3 aspek yaitu aspek materi, tampilan media serta desain
pembelajaran.
Kata kunci — augmented reality, biologi sekolah mengengah
atas, media pembelajaran ,sistem sirkulasi, sistem peredaran
darah.

I. PENDAHULUAN
Biologi merupakan salah satu cabang ilmu yang wajib
dipelajari di tingkat sekolah menengah di Indonesia karena
prinsip, konsep, dan hukum biologi berperan penting dalam
kehidupan dan masalah lingkungan[1]. Pembelajaran biologi
di sekolah, hendaknya melibatkan keaktifan berpikir siswa
sehingga terjadi peningkatan kemampuan berpikir untuk
mendapatkan pemahaman mengenai konsep biologi. Pelajaran
Biologi banyak menyuguhkan materi yang sulit untuk dilihat
prosesnya secara langsung, salah satu contohnya adalah
materi sistem sirkulasi[2].
Landasan teori yang bersifat abstrak seringkali
menyebabkan miskonsepsi pada peserta didik[3]. Tanpa
pemberian media pembelajaran yang tepat dari pendidik, tentu
akan menyulitkan peserta didik dalam memahami arti dari
materi yang disampaikan[4]. Miskonsepi yang dialami oleh
peserta didik tentu menjadikan permasalahan utama bagi
pendidik[5]. Metode penjelasan dari guru dengan cara
penyampaian materi membuat siswa sulit memahami materi
sistem sirkulasi dengan hanya membayangkan mekanisme
yang dijelaskan[6]. Materi sistem sirkulasi sangat unik dan
kompleks, sehingga siswa sulit membayangkan bagaimana
mekanisme sistem sirkulasi.
Jurnal Teknik Informatika vol. 6 no.4 October-December 2021, pp. 517-526 16
p-ISSN : 2301-8364, e-ISSN : 2685-6131 , available at : https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/informatika
divisualisasikan dalam objek 3D yang dapat dilihat dari
Pada pembelajaran saat pandemi, media pembelajaran
berbagai sisi dan kinerja sistem organ dalam bentuk video yang
melalui video merupakan alternative yang dipilih guru sebagai
dapat tergambar dan berkerja sesuai yang terjadi secara nyata di
penyampaian materi. Namun bagi siswa, metode pembelajaran
perangkat mobile platform android[12].
tersebut membuat siswa tidak leluasa dalam melihat objek yang
Pada penelitian yang dilakukan oleh H. P. Putro, membahas
ditampilkan dari berbagai sisi yang diinginkan[7]. Media
mengenai pembelajaran anatomi tubuh manusia dengan
pembelajaran aplikasi android dapat digunakan karena bisa
rumusan masalah tingkat pemahaman siswa dalam mempelajari
menampilkan visual seperti video, animasi, gambar,
anatomi tubuh manusia yang rendah. Untuk membantu
pemodelan dan aplikasi untuk menciptakan kondisi tersebut.
pengembangan pembelajaran, peneliti membuat aplikasi media
Penelitian yang dilakukan oleh membahas tentang penilaian
pembelajaran yang interaktif dengan teknologi augmented
mahasiswa terhadap media pembelajaran dengan
reality yang dapat membantu belajar anatomi tubuh manusia
menggunakan tiga jenis media, yaitu teks dan gambar, slide
dalam telepon genggam lewat sebuah marker. Hal ini sangat
narasi suara dan slide penjelasan dosen. Hasil penelitian
membantu untuk mempercepat proses paham siswa[13].
menunjukkan bahwa mahasiswa cenderung memberikan
Pada penelitian yang dilakukan oleh Meryansumaeka
penilaian yang lebih baik terhadap media rekaman slide
membahas mengenai pengembangan kuis interaktif berbasis e-
dibandingkan dengan media yang hanya berisikan teks dan
learning pada mata kuliah matematika. Tahapan penelitian
gambar saja[8]–[10]. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa
meliputi perencanaan, pengembangan dan evaluasi.
pembelajaran menggunakan teks dan gambar saja kurang
Pengembangan penelitian digunakan metode validasi konten
diminati pelajar dilihat dari kurangnya penilaian pada jenis
kuis oleh para ahli yang dapat dipertanggungjawabkan isi dari
media pembelajaran tersebut yang berdampak pada kurangnya
konten aplikasi. Hasilnya, aplikasi dinyatakan valid setelah
akses mahasiswa yang berujung pada capaian pembelajaran
diujicobakan pada 3 siswa[14].
dari peserta didik [11].
Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh membahas
Dengan perkembangan teknologi yang semakin maju ini,
mengenai pengembangan aplikasi pembelajaran berbasis
tentunya sangat mempengaruhi bidang pendidikan. Banyak
android dengan materi tata surya dan fase bulan. Rumusan
sekali multimedia dan alat bantu komputer yang memberikan
masalah pada penelitian ini yaitu bagaimana membuat aplikasi
pembelajaran yang lebih interaktif dan inovatif. Salah satu
pembelajran tata surya yang praktis dan valid. Pengembangan
teknologi yang saat ini sedang terkenal di bidang pendidikan
aplikasi ini menggunakan metode Rowntree yang terdiri dari 3
adalah Augmented Reality (AR). Teknologi Augmented Reality
tahap, yaitu perencanaa, pengembangan dan evaluasi.
dapat membantu memvisualisasikan hal-hal yang tidak dapat
Pengujuan media pembelajaran menggunakan metode uji
dilihat bentuknya secara langsung. Dengan begitu, teknologi
validator . Hasil analisis yang didapatkan yaitu aplikasi
Augmented Reality ini dapat menjadi salah satu upaya untuk
dinyatakan valid dengan rata-rata penilaian validator sebesar
untuk memfasilitasi pembelajaran sistem sirkulasi karena
90,81%[15].
mekanismenya yang cukup sulit untuk dibayangkan.
Berdasarkan permasalahan tersebut, penulis akan membuat B. Sistem Sirkulasi
suatu aplikasi media pembelajaran tentang sistem sirkulasi Sistem sirkuasi dibangun oleh darah, sebagai medium
dengan memanfaatkan teknologi Augmented Reality dengan transportasi tempat bahanbahan yg akan disalurkan dilarutkan
judul “Augmented Reality Interactive Card sebagai media atau diendapkan, pembuluh darah yang berfungsi sebagai
pembelajaran sistem sirkulasi untuk kelas XI SMA”. saluran untuk mengarahkan dan mendistribusikan darah dari
jantung ke seluruh tubuh dan mengembalikannya ke jantung,
A. Penelitian Terkait
dan jantung yang berfungsi memompa darah agar mengalir ke
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya,
seluruh jaringan[16].
sudah banyak yang menggunakan augmented reality sebagai
Sistem peredaran darah atau sistem kardiovaskular adalah
teknologi untuk memudahkan pembelajaran. Penelitian terkait
suatu sistem organ yang berfungsi memindahkan zat dan nutrisi
dijabarkan sebagai berikut.
ke dan dari sel. Pada sistem peredaran darah manusia, sirkulasi
Pada penelitian yang dilakukan oleh D. Porsche, membahas
paru terdiri dari ventrikel kanan dan arteri pulmonalis yang
mengenai Augmented Reality pengenalan organ tubuh manusia
keluar dan cabang-cabangnya (arteriol, kapiler, dan venula
dengan rumusan masalah cara belajar siswa yang dominan
paru) dan vena pulmonalis. Darah beredar karena perbedaan
masih menggunakan cara konvensional dan tidak didukung
tekanan darah. Darah mengalir dari daerah tekanan tinggi ke
dengan media pembelajaran yang tepat. Inovasi yang tepat
daerah tekanan rendah.
untuk meningkatkan cara pembelajaran siswa yaitu dengan
Sistem limfa merupakan bagian dari sistem peredaran darah
membangun aplikasi Augmented Reality pengenalan organ
dan merupakan bagian vital dari sistem kekebalan, terdiri dari
tubuh manusia yang dapat digunakan guru sebagai media
mengajar kepada siswa. Aplikasi yang dibuat peneliti dapat
Jurnal Teknik Informatika vol. 6 no.4 October-December 2021, pp. 517-526 17
p-ISSN : 2301-8364, e-ISSN : 2685-6131 , available at : https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/informatika

jaringan pembuluh limfatik yang membawa cairan bening B. Populasi dan Sampel
disebut getah bening. Fungsi utama dari kelenjar getah adalah Populasi dalam penelitian ini khususnya siswa di beberapa
menyaring cairan getah bening (yang terdiri atas cairan dan zat sekolah berbeda yang ada di kota Manado termasuk di
sisa dari jaringan tubuh) dari organ terdekat atau area pada antaranya SMA Negeri 7 Manado berjumlah 14 siswa, SMA
tubuh[17]. Negeri 9 Manado berjumlah 13 siswa dan MAN 1 Manado
berjumlah 12 siswa.
C. Expert Review
Expert Review adalah tahap evaluasi yang dilakukan untuk C. Metode Pengumpulan Data
mengetahui kevalidan dan kepraktisan suatu aplikasi. Expert Terdapat 2 sumber pengumpulan data yang dilakukan yaitu
review merupakan evaluasi instrinsik pada konten kuis sumber data primer dan sumber data sekunder. Sumber data
interaktif dan bukan pada keberhasilan peserta didik atau primer merupakan hasil survei lapangan berupa pengujian
efektivitas[18]. Melalui expert review, dapat diberikan validator untuk menguji kevalidan aplikasi. Sumber data
masukan untuk perbaikan, karena dalam expert review tidak sekunder merupakan hasil studi literatur yang menjadi referensi
hanya memberi tahu kesalahan saja tetapi juga masukan untuk penulis.
perbaikannya. D. MetodePerancangan Aplikasi
D. Augmented Reality Untuk perancangan aplikasi dalam penelitian ini, digunakan
AR adalah augmented reality. Augmented reality mengambil metode MDLC (Multimedia Development Life Cycle)
beberapa bentuk realitas dan mengubahnya dengan cara tertentu berdasarkan 6 tahap yaitu concept (pengonsepan), design
untuk meningkatkan pengalaman. Augmented Reality (AR), (perancangan), material collecting (pengumpulan bahan),
mengacu pada semua kasus di mana lingkungan nyata assembly (pembuatan), testing (pengujian) dan distribution
dimediasi dan ditambah dengan objek non-nyata (pendistribusian) (lihat gambar 1).
(tervirtualisasi). Fungsi khas augmented terdiri dari 1) Concept (Pengonsepan)
menampilkan berbagai gambar, teks atau bahkan Model 3D di Tahap ini adalah tahap awal dari pembuatan aplikasi. Pada
dunia nyata yang dirasakan oleh pengguna. Penggunaan tahap ini penulis melakukan kegiatan untuk menentukan
aplikasi terbaru input data tambahan seperti suara, lokasi dan tujuan pembelajaran dan konsep dari materi dan untuk siapa
terutama video. Konsep augmented reality secara langsung aplikasi dibuat. Pada tahap ini penulis melakukan wawancara
mengikuti prinsip realitas yang dimediasi dan memperluasnya bersama guru mengenai konsep serta materi terhadap
secara menyeluruh. aplikasi yang akan dibuat.
2) Design (Perancangan)
II. METODE PENELITIAN Pada tahap ini dimulai dengan perancangan materi,
pembuatan use case, pembuatan activity diagram, serta
A. Waktu dan Tempat Penelitian pembuatan storyboard untuk merancang setiap tampilan
Dalam penelitian ini, dibutuhkan waktu kira-kira lima bulan. dalam aplikasi.
Adapun lokasi yang dijadikan tempat penelitian adalah di 3) Material Collecting (Pengumpulan Bahan Materi)
beberapa sekolah SMA yang ada di kota Manado yaitu SMA Tahap ini adalah tahap dimana pada tahap ini dilakukan
Negeri 7 Manado, SMA Negeri 9 Manado dan MAN 1 Manado. pengumpulan bahan yang akan ditampilkan dalam aplikasi
pembelajaran interaktif.

Gambar 1. Multimedia Development Life Cycle


Gambar 2. Use Case Diagram
Jurnal Teknik Informatika vol. 6 no.4 October-December 2021, pp. 517-526 18
p-ISSN : 2301-8364, e-ISSN : 2685-6131 , available at : https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/informatika
III. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Concept (Konsep)
Tahap concept atau pengonsepan dilakukan untuk
menentukan tujuan pembelajaran, konsep materi, konsep
media pembelajaran serta siapa pengguna aplikasi. Pada tahap

Gambar 3. Layout Tampilan Menu Utama

Gambar 5. Activity Diagram Menu ARCam

Gambar 4. Activity Diagram Menu Materi

4) Assembly (Pembuatan)
Tahap assembly (pembuatan) adalah dimana setelah semua
bahan yang telah terkumpul dibuat menjadi sebuah aplikasi
pembelajaran sesuai dengan design yang sudah dirancang.
5) Testing (Pengujian)
Gambar 6. Activity Diagram Menu Kompetensi
Pengujian yang dilakukan setelah menyelesaikan tahap
pembuatan dengan pengujian terhadap fitur-fitur dalam
ini, ditentukan tujuan penggunaan aplikasi, konsep materi,
aplikasi.
konsep media pembelajaran serta target pengguna aplikasi.
6) Distribution (Pendistribusian) 1. Tujuan aplikasi ini adalah membantu siswa/i SMA untuk
Pada tahap yang terakhir ini dimana setelah pengujian yang
lebih mudah dalam mempelajari materi sirkulasi pada
dilakukan berhasil maka aplikasi akan disimpan dan
manusia.
didistribusikan terhadap guru untuk dijadikan sebagai alat
2. Aplikasi ini dapat digunakan pada system operasi android.
bantu kegiatan belajar mengajar.
3. Sistem peredaran darah yang ditampilkan dalam bentuk
animasi dan bagian-bagian pembuluh dalam bentuk teks serta
penjelasannnya.
4. Pengguna dapat melihat animasi system peredaran darah
menggunakan teknologi Augmented Reality.
Jurnal Teknik Informatika vol. 6 no.4 October-December 2021, pp. 517-526 19
p-ISSN : 2301-8364, e-ISSN : 2685-6131 , available at : https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/informatika
TABEL I
5. Dalam aplikasi ini, terdapat materi pembelajaran mengenai BAHAN DAN M ATERIAL PEMBUATAN APLIKASI
mekanisme peredaran darah manusia, darah, limfa,gangguan
NO. MATERIAL KETERANGAN
system sirkulasi dan teknologi system peredaran darah.
1. Gambar yang digunakan
6. Konten pada aplikasi akan divalidasi oleh guru agar sesuai sebagai referensi konten
dengan kurikulum pembelajaran. pembelajaran.
7. Tampilan aplikasi akan divalidasi oleh guru.

2. Gambar yang digunakan


sebagai icon aplikasi.

3. Gambar yang digunakan


sebagai logo aplikasi.

4. Gambar yang digunakan


sebagai tombol ARCAM

5. Gambar yang digunakan


sebagai tombol Cetak
Marker
Gambar 7. Activity Diagram Menu Cetak Marker
6. Gambar yang digunakan
sebagai tombol Kompetensi.

7. Gambar yang digunakan


sebagai tombol Materi

8. Gambar yang digunakan


sebagai tombol memutar
video animasi mekanisme
peredaran darah.
9. Gambar yang digunakan
untuk tombol kembali

10. Gambar yang digunakan


untuk tombol keluar
Gambar 8. Hasil Pembuatan Karakter aplikasi.

11. Gambar yang digunakan


untuk background
aplikasi.
Jurnal Teknik Informatika vol. 6 no.4 October-December 2021, pp. 517-526 20
p-ISSN : 2301-8364, e-ISSN : 2685-6131 , available at : https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/informatika
B. Design (Perancangan)
Pada tahap ini dimulai dengan perancangan materi,
pembuatan use case (lihat gambar 2) pengguna dapat melihat
menu utama dan memilih menu selanjutnya yaitu ARCam,
Materi, Kompetensi dan Cetak Marker.
Pembuatan layout aplikasi (lihat gambar 3) untuk merancang
setiap scene dan frame dari aplikasi seperti pembuatan tampilan
dari aplikasi, penempatan teks, serta penempatan tombol dalam
aplikasi.
Pembuatan activity diagram (lihat gambar 4) dimana ketika
pengguna memilih materi dan akan muncul materi yang dipilih
oleh pengguna. Activity diagram menu materi (lihat gambar 5)
merupakan activity diagram menu ARCam dimana ketika user
masuk ke menu arcam, maka sistem akan menampilkan
halaman memindai untuk selanjutnya dapat digunakan oleh
Gambar 9. Hasil Pembuatan Animasi user untuk memindai objek dan selanjutnya sistem akan
menampilkan hasil pemindaian.

Gambar 12. Tampilan Hasil Pembuatan Menu Kompetensi


Gambar 10. Tampilan Hasil Menu Utama

Gambar 11. Tampilan Hasil Pembuatan Menu Materi Gambar 13. Tampilan Hasil Pembuatan Menu Pilihan
Materi
Jurnal Teknik Informatika vol. 6 no.4 October-December 2021, pp. 517-526 21
p-ISSN : 2301-8364, e-ISSN : 2685-6131 , available at : https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/informatika

Activity diagram menu kompetensi (lihat gambar 6) dimana


ketika pengguna memilih fitur Kompetensi aplikasi akan
merespon dan menampilkan soal-soal pengguna menjawab
sampai selesai dan aplikasi akan merespon untuk menampilkan
nilai akhir. Activity diagram menu cetak marker (lihat gambar
7) pengguna memilih menu cetak marker maka akan muncul
menu cetak marker. Kemudian pengguna memilih tombol
download maka aplikasi akan menampilkan halaman download
marker.
C. Material Collecting (Pengumpulan Material)
Dalam tahap material collecting, terdapat material-material
yang dibuat sendiri. Material collecting dalam penelitiaan ini
dijelaskan pada tabel I.
D. Assembly (Pembuatan)
1). Pembuatan Objek 3D
Gambar 14. Tampilan Hasil Impor Animasi
Pembuatan objek meliputi pembuatan objek 3D dan
pembuatan animasi menggunakan blender. Pada 3). Validasi Konten
pembuatan objek 3D yang dibuat adalah tubuh manusia, Tahapan selanjutnya yaitu validasi konten yang dilakukan
jantung, aliran pembuluh darah dan aliran limfa (lihat oleh guru biologi kelas XI SMA dari beberapa sekolah yang
gambar 8). Pada pembuatan animasi dibuat aliran darah berbeda yaitu SMAN 7 Manado, SMAN 9 Manado dan
dan aliran limfa sesuai dengan mekanisme peredaran MAN Model 1 Manado. Tabel II merupakan daftar validasi
darah yang ada pada buku referensi biologi kelas XI SMA konten dari guru biologi.
(lihat gambar 9).
2). Pembuatan Aplikasi E. Testing (Pengujian)
Tahap pembuatan aplikasi meliputi pembuatan menu Setelah selesai menyelesaikan tahap pembuatan dilanjutkan
utama aplikasi (lihat gambar 10), pembuatan menu materi dengan tahap pengujian yang melibatkan langsung pengguna
(lihat gambar 11), Pembuatan menu kompetensi (lihat akhir dari aplikasi ini.
gambar 12), pembuatan menu pilihan materi (lihat gambar
13), dan impor animasi (lihat gambar 14). Pembuatan
aplikasi ini menggunakan Unity dan Vuforia SDK.

TABEL II
TAMPILAN VALIDASI KONTEN

Aspek Keterangan
Mekanisme peredaran darah Valid

Bagian-bagian pembuluh darah Valid


arteri

Bagian-bagian pembuluh darah Valid


vena

Bagian-bagian pembuluh limfa Valid

Materi Sistem Peredaran Darah Valid

Materi Sistem Limfa Valid


Gambar 15. Tampilan Menu Utama
Pertanyaan Soal Kompetensi Valid
Jurnal Teknik Informatika vol. 6 no.4 October-December 2021, pp. 517-526 22
p-ISSN : 2301-8364, e-ISSN : 2685-6131 , available at : https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/informatika

1) Alpha Test Gambar 19 merupakan tampilan pilihan materi.


Pada tahap ini, dilakukan pengujian sendiri oleh peneliliti 2) Beta Test
setelah aplikasi selesai dibuat dan di install pada platform Pengujian ini dibagi menjadi 3 tahapan. Yang pertama
android. Pengujian yang dilakukan meliputi pengujian melakukan wawancara terhadap aplikasi prototype
apakah tombol-tombl dan tampulan aplikasi sudah berjalan pertama. Tahap kedua melakukan revisi pada aplikasi. Dan
dengan baik sesuai yang diharapkan atau tidak. ketiga melakukan wawancara ulang terhadap aplikasi
Tabel III merupakan tabel pengujian tombol yang berhasil. prototype kedua yang telah direvisi.
Gambar 15 merupakan tampilan menu utama yang akan Tabel IV merupakan perbedaan prototyope pertama dan
dilakukan pengujian tombol. Gambar 16 merupakan prototype kedua yang telah direvisi berdasarkan
tampilan kompetensi. Gambar 17 merupakan tampilan isi permintaan pakar.
materi. Gambar 18 merupakan tampilan menu ARCam.

Gambar 18. Tampilan Menu ARCam


Gambar 16. Tampilan Menu Kompetensi

TABEL III
TAMPILAN PENGUJIAN MENU UTAMA

INPUT OUTPUT HASIL

Pengguna menekan Dapat menampilkan Berhasil


tombol ARCam menu pindai marker

Pengguna menekan Dapat menampilkan Berhasil


tombol kompetensi menu kompetensi

Pengguna menekan Dapat menampilkan Berhasil


tombol materi menu pilihan materi

Pengguna menekan Dapat menampilkan Berhasil


tombol cetak marker menu cetak marker

Pengguna menekan Dapat menampilkan Berhasil


tombol informasi menu informasi aplikasi
aplikasi

Pengguna menekan Dapat menampilkan pop Berhasil


Gambar 17. Tampilan Menu Isi Materi tombol keluar aplikasi up keluar aplikasi
Jurnal Teknik Informatika vol. 6 no.4 October-December 2021, pp. 517-526 23
p-ISSN : 2301-8364, e-ISSN : 2685-6131 , available at : https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/informatika
Jurnal Teknik Informatika vol. 6 no.4 October-December 2021, pp. 517-526 24
p-ISSN : 2301-8364, e-ISSN : 2685-6131 , available at : https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/informatika

Gambar 19. Tampilan Menu Pilihan Materi


Jurnal Teknik Informatika vol. 6 no.4 October-December 2021, pp. 517-526 25
p-ISSN : 2301-8364, e-ISSN : 2685-6131 , available at : https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/informatika

TABEL IV
TAMPILIAN PERBEDAAN SETELAH REVISI

NAMA TAMPILAN SEBELUM REVISI SETELAH REVISI KETERANGAN

Tampilan Menu Utama Merubah tampilan utama aplikasi dengan


menambahkan gambar pemnuluh darah agar
memperjelas aplikasi.

Tampilan Pembuluh Darah Menambahkan Pembuluh darah vena dan


Vena, bagian-bagian - bagian-bagian pembuluh.
pembuluh dan penjelasan

Tampilan Video Mekanisme Dapat menampilkan menu Menambahkan


Peredaran Darah pilihan materi video mekanisme peredaran darah.

Merubah Background Merubah background aplikasi agar dapat


Aplikasi menyesuaikan dengan tampilan utama.
Jurnal Teknik Informatika vol. 6 no.4 October-December 2021, pp. 517-526 26
p-ISSN : 2301-8364, e-ISSN : 2685-6131 , available at : https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/informatika

Tabel II merupakan aspek pertanyan konten pembelajaran pada aplikasi augmented reality sistem sirkulasi yang
telah di validasi oleh para ahli dan sudah sesuai dengan kurikulum pembelajaran sekolah. Tabel IV merupakan
perbaikan aplikasi yang diminta oleh validator setelah wawancara pertama. Pada wawancara kedua, aplikasi telah
disetujui validator yang selanjutnya akan diujikan kepada siswa.nm

IV. KESIMPULAN DAN SARAN


Berdasarkan penelitian yang dilakukan, dapat disimpilkan bahwa telah dihasilkan aplikasi augmented reality
sistem sirkulasi darah dengan menggunakan metode pengembangan aplikasi Multimedia Development Life Cycle
(MDLC). Pada pengembangan aplikasi augmented reality sistem sirkulasi darah dilakukan dengan 3 tahap yaitu;
melakukan wawancara aplikasi prototype 1, melakukan revisi dan wawancara aplikasi prototype 2 untuk memastikan
bahwa aplikasi yangdikembangkan oleh peneliti ini dinyatakan valid oleh para ahli yang menguji 2 aspek yaitu materi
dan tampilan pembelajaran.

V. KUTIPAN
[1] Kemendikbud, “LAPORAN HASIL UJIAN NASIONAL 2014,” 2014.
[2] M. Karagöz and M. Çakir, “Problem solving in genetics: Conceptual and procedural difficulties,” Kuram ve Uygulamada Egit.
Bilim., vol. 11, no. 3, pp. 1668–1674, 2011.
[3] D. L. Fay, “ANALISIS MISKONSEPSI PESERTA DIDIK KELAS X MENGGUNAKAN ASESMEN PETA KONSEP PADA
MATA PELAJARAN BIOLOGI SMA NEGERI DI BANDAR LAMPUNG,” Angew. Chemie Int. Ed. 6(11), 951–952., 1967.
[4] T. Nurrita, “Pengembangan Media Pembelajaran Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa,” MISYKAT J. Ilmu-ilmu Al- Quran,
Hadist, Syari’ah dan Tarb., vol. 3, no. 1, p. 171, 2018, doi:10.33511/misykat.v3n1.171.
[5] T. L. Hajiriah, S. Mursali, and I. D. Dharmawibawa, “Analisis Miskonsepsi Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Miskonsepsi Pada
Mata Pelajaran Biologi,” Biosci. J. Ilm. Biol., vol. 7, no. 2, p. 97, 2019, doi: 10.33394/bjib.v7i2.2356.
[6] P. Hidayah, M. F. A. Untari, and M. Y. S. Wardana, “Pengembangan Media Sepeda (Sistem Peredaran Darah) dalam Pembelajaran
IPA di Sekolah Dasar,” Int. J. Elem. Educ., vol. 2, no.4, p. 306, 2018, doi: 10.23887/ijee.v2i4.16109.
[7] L. D. Herliandry, Nurhasanah, M. E. Suban, and K. Heru, “Transformasi Media Pembelajaran Pada Masa Pandemi Covid-19,”
J. Teknol. Pendidik., vol. 22, no. 1, pp. 65–70, 2020.
[8] D. F. Sengkey, A. M. Sambul, and S. D. E. Paturusi, “Penilaian Mahasiswa terhadap Jenis Media Pembelajaran dalam Penerapan
Flipped Classroom,” J. Tek. Elektro dan Komput., vol. 8, no. 2, pp. 103–110, Aug. 2019, doi: 10.35793/JTEK.8.2.2019.25029.
[9] D. F. Sengkey, S. D. E. Paturusi, and A. M. Sambul, “Perbandingan Akses Mahasiswa terhadap Media Pembelajaran Daring dalam
Penerapan Flipped Classroom,” J. Tek. Elektro dan Komput., vol. 9,no. 1, pp. 31–38, Jun. 2020, doi:
10.35793/JTEK.9.1.2020.28634.
[10] D. F. Sengkey, S. D. E. Paturusi, A. M. Sambul, and C. T. Gozali, “A Survey on Students’ Interests toward On-line Learning Media
Choices (A Case Study from the Operations Research Course in the Department of Electrical Engineering, UNSRAT),” Int. J. Educ.
Vocat. Stud., vol. 1, no. 2, pp. 146–152, Jun. 2019, doi: 10.29103/ijevs.v1i2.1527.
[11] D. F. Sengkey, S. D. E. Paturusi, and A. M. Sambul, “Correlations between Online Learning Media Types, First Access Time, Access
Frequency, and Students’ Achievement in a Flipped Classroom
Jurnal Teknik Informatika vol. 6 no.4 October-December 2021, pp. 517-526 27
p-ISSN : 2301-8364, e-ISSN : 2685-6131 , available at : https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/informatika

Implementation,” J. Sist. Inf., vol. 17, no. 1, pp. 44–57, Apr. 2021,doi: 10.21609/jsi.v17i1.1008.
[12] D. Porsche, V. Tulenan, and B. A. Sugiarso, “Aplikasi Pembelajaran Interaktif Sistem Peredaran Darah Manusia Untuk Kelas 5
Sekolah Dasar,” J. Tek. Inform., vol. 14, no. 2, pp. 173–182,2019, doi: 10.35793/jti.14.2.2019.23992.
[13] H. P. Putro, “Teknologi Mobile Sebagai Media Belajar Menggunakan Augmented Reality untuk Pelajaran Anatomi Tubuh
Manusia,” Semin. Nas. Energi Teknol., pp. 199–209, 2010.
[14] Meryansumayeka, M. D. Virgiawan, and S. Marlini, “Pengembangan Kuis Interaktif Berbasis E-Learning Dengan Menggunakan
Aplikasi Wondershare Quiz Creator Pada Mata Kuliah Belajar Dan Pembelajaran Matematika,” J. Pendidik. Mat., vol. 12, no. 1,
pp. 29–42, 2018.
[15] D. Badiro, S. Syuhendri, and A. Fathurohman, “Pengembangan Media Pembelajaran Aplikasi Android Berbasis Teori Perubahan
Konseptual Materi Tata Surya Dan Fase Bulan Mata Kuliah Ipba,”
J. Inov. dan Pembelajaran Fis., vol. 6, no. 1, pp. 103–112, 2019,doi: 10.36706/jipf.v6i1.7825.
[16] S. Saadah, Sistem Peredaran Darah Manusia. 2018.
[17] M. Kotani, Anatomy of the lymphatic system, vol. 26, no. 3. 1972.
[18] M. Tessmer, Planning and Conducting FORMATIVE EVALUATIONS. British: Routledge, 1993.

Bunga Indahsari dilahikan di kota Kotamobagu 21 Juli 2000, penulis merupakan anak
pertama dari tiga bersaudara, dari pasangan Sandy Faryanto dan Yetti Veronika Mansyur.
Alamat tempat tinggal penulis sekarang adalah di jalan tanjung torawitan kelurahan bahu,
kecamatan malalayang, kota Manado.

Penulis menempuh Pendidikan dimulai dari Sekolah Dasar Negeri 1 Kotobangon pada tahun (2005 – 2011).
Setelah itu penulis melanjutkan Pendidikan Sekolah Menengah Pertama Negeri 4 Kotamobagu pada tahun (2011
– 2014). Dan melanjutkan Pendidikan Sekolah Menengah Atas Yadika Kopandakan pada tahun (2014 – 2017).
Pada tahun 2017 penulis melanjutkan Pendidikan tingkat Sarjana 1 (S1) pada salah satu perguruan tinggi Negeri
di Sulawesi Utara yaitu Universitas Sam Ratulangi, dengan mengambil Jurusan Teknik Elekto Program studi
Teknik Informatika. Selama perkuliahan penulis bergabung dengan beberapa organisasi yaitu Himpunan
Mahasiswa Elektro(HME), Badan Tadzkir Fakultas Teknik (BTFT), Badan Tadzkir Universitas (BTU), Himpunan
Mahasiswa Islam (HMI), Korps HMI-Wati dan Generasi Baru Indonesia (GenBI) Sulawesi Utara.

Anda mungkin juga menyukai