Anda di halaman 1dari 14

TUGAS

TENTANG
FARMAKODINAMIKA

OLEH
NAMA

: ARLIS DANITA

NIM

: (04112681620003)

BKU

: FARMAKOLOGI KEDOKTERAN

PROGRAM STUDI BIOMEDIK


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2016

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur hanya untuk Allah SWT yang telah begitu banyak
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga Kami dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul Farmakodinamika ini dengan baik.
Tugas ini berisikan materi-materi pengantar ilmu sejarah dimana dalam
setiap tulisannya mengandung motivasi yang dapat memberikan tambahan ilmu
pengetahuan bagi mereka yang membacanya. Kami menyadari bahwa makalah ini
masih memiliki kekurangan-kekurangan baik dari segi penulisan maupun isi. Hal
ini dikarenakan kebatasan kemampuan dan pengetahuan penulis. Untuk itu Kami
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dari semua pihak guna
perbaikan dalam pembuatan tugas-tugas selanjutnya.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat berguna bagi kita semua. Amin

Palembang, Nopember 2016

Penulis

ii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................

KATA PENGANTAR ................................................................................

ii

DAFTAR ISI ..............................................................................................

iii

BAB I PENDAHULUAN ...........................................................................

1.1 Latar Belakang ................................................................................

1.2 Rumusan Masalah ...........................................................................

1.3 Tujuan Penulisan .............................................................................

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................

2.1 Pengertian Farmakodinamika .........................................................

2.2 Mekanisme Kerja Obat ...................................................................

2.3 Respon Penderita Terhadap Suatu Obat ..........................................

2.4 Tujuan Mempelajari Farmakodinamik dan Mekanisme Obat .........

2.5 Macam - macam Reseptor ...............................................................

BAB III KESIMPULAN .............................................................................


DAFTAR PUSTAKA

iii

10

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam arti luas, obat ialah setiap zat kimia yang dapat mempengaruhi
proses hidup, maka farmakologi merupakan ilmu yang sangat luas
cakupannya. Namun untuk tenaga medis, ilmu ini dibatasi tujuannya yaitu
agar dapat menggunakan obat untuk maksud pencegahan, diagnosis, dan
pengobatan penyakit. Selain itu agar mengerti bahwa penggunaan obat dapat
mengakibatkan berbagai gejala penyakit.
Cabang farmakologi diantaranya farmakognosi ialah cabang ilmu
farmakologi yang memepelajari sifat-sifat tumbuhan dan bahan lain yang
merupakan sumber obat, farmasi ialah ilmu yang mempelajari cara membuat,
memformulasikan, menyimpan, dan menyediakan obat. farmakologi klinik
ialah cabang farmakologi yang mempelajari efek obat pada manusia.
farmakoterapi cabang ilmu yang berhubungan dengan penggunaan obat dalam
pencegahan dan pengobatan penyakit, toksikologi ialah ilmu yang
mempelajari keracunan zat kimia, termasuk obat, zat yang digunakan dalam
rumah tangga, pestisida dan lain-lain serta farmakokinetik ialah aspek
farmakologi yang mencakup nasib obat dalam tubuh yaitu absorpsi, distribusi,
metabolisme, dan ekskresinya dan farmakodinamik yang mempelajari efek
obat terhadap fisiologi dan biokimia berbagai oran tubuh serta mekanisme
kerjanya.
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam penulisan
makalah ini adalah :
1. Apakah pengertian dari farmakodinamika
2. Bagaimanakah mekanisme kerja obat
3. Bagaimanakah respon penderita terhadap suatu obat
4. Apakah tujuan mempelajari farmakodinamik dan mekanisme obat
5. Apasajakah macam - macam reseptor

iv

1.3 Tujuan Penulisan


Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu untuk
1. Mengetahui pengertian farmakodinamika
2. Mengetahui mekanisme kerja obat
3. Mengetahui respon penderita terhadap suatu obat
4. Mengetahui tujuan mempelajari farmakodinamik dan mekanisme obat
5. Mengetahui macam - macam reseptor

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Farmakodinamika


Pengertian farmakodinamika dalam ilmu farmakologi sebenarnya
memiliki

hubungan

yang

cukup

erat

dengan

farmakokinetik,

jika

farmakokinetik lebih fokus kepada perjalanan obat-obatan di dalam tubuh


maka farmakodinamik lebih fokus membahas dan mempelajari seputar efek
obat-obatan itu sendiri di dalam tubuh baik dari segi fisiologi maupun
biokimia berbagai organ tubuh serta mekanisme kerja obat-obatan itu sendiri
di dalam tubuh manusia.
Farmakologi merupakan suatu studi tentang obat dan pengaruhnya
terhadap manusia (lehne, 1988 dalam Kuntarti). Dalam farmakologi dikenal
dengan

istilah

farmakokinetik

dan

farmakodinamik.

Farmakokinetik

merupakan bagian ilmu farmakologi yang cenderung mempelajari tentang


nasib dan perjalanan obat didalam tubuh dari obat itu diminum hingga
mencapai tempat kerja obat itu. Sedangkan farmakodinamik ini merupakan
bagian ilmu farmakologi yang mempelajari efek fisiologik dan biokimiawi
obat terhadap berbagai jaringan tubuh yang sakit maupun sehat serta
mekanisme kerjanya.Pengertian lain dari farmakokinetik menurut ilmu
farmakologi sebenarnya dapat diartikan sebagai proses yang dilalui obat di
dalam tubuh atau tahapan perjalanan obat tersebut di dalam tubuh. Proses
farmakokinetik ini dalam ilmu farmakologi meliputi beberapa tahapan mulai
dari proses absorpsi atau penyerapan obat, distribusi atau penyaluran obat ke
seluruh tubuh, metabolisme obat hingga sampai kepada tahap ekskresi obat itu
sendiri atau proses pengeluaran zat obat tersebut dari dalam tubuh.
Fase-fase

tersebut

diantaranya

adalah:AbsorpsiAbsorpsi

adalah

pergerakan partikel-partikel obat dari saluran gastrointestinalke dalam cairan


tubuh melalui absorpsi pasif, absorpsi aktif, atau pinositosis.Kebanyakan obat
oral diabsorpsi di usus halus melalui kerja permukaan vili mukosa yang luas.
Jika sebagain dari vili ini berkurang, karena pengangkatan sebagian dariusus

vi

halus, maka absorpsi juga berkurang. Obat-obat yang mempunyai dasar


protein,seperti insulin dan hormon pertumbuhan, dirusak di dalam usus halus
oleh enzim-enzim pencernaan. Absorpsi pasif umumnya terjadi melalui difusi
(pergerakan darikonsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah).
Dengan proses difusi, obat tidak memerlukan energi untuk menembus
membran. Absorpsi aktif membutuhkan karier (pembawa) untuk bergerak
melawan perbedaan konsentrasi. Sebuah enzim atauprotein dapat membawa
obat-obat menembus membran. Pinositosis berarti membawaobat menembus
membran dengan proses

menelan.Absorpsi obat dipengaruhi oleh aliran

darah, rasa nyeri, stres, kelaparan,makanan dan pH. Sirkulasi yang buruk
akibat syok, obat-obat vasokonstriktor, ataupenyakit yang merintangi absorpsi.
Rasa nyeri, stres, dan makanan yang padat, pedas,dan berlemak dapat
memperlambat masa pengosongan lambung, sehingga obat lebih lama berada
di dalam lambung. Latihan dapat mengurangi aliran darah denganmengalihkan
darah lebih banyak mengalir ke otot, sehingga menurunkan sirkulasi kesaluran
gastrointestinal. Obat-obat yang diberikan secara intramuskular dapat
diabsorpsi lebih cepat diotot-otot yang memiliki lebih banyak pembuluh
darah, seperti deltoid, daripada otot-otot yang memiliki lebih sedikit pembuluh
darah, sehingga absorpsi lebih lambatpada jaringan yang demikian..
DistribusiDistribusi adalah proses di mana obat menjadi berada dalam
cairan tubuh danjaringan tubuh. Distribusi obat dipengaruhi oleh aliran darah,
afinitas (kekuatanpenggabungan) terhadap jaringan,dan efek pengikatan
dengan protein. Ketika obat didistribusi di dalam plasma, kebanyakan
berikatan denganprotein (terutama albumin) dalam derajat (persentase) yang
berbeda-beda. Obat-Obatyang lebih besar dari 80% berikatan dengan protein
dikenal sebagai obat-obat yangberikatan dengan tinggi protein. Salah satu
contoh obat yang berikatan tinggi denganprotein adalah diazepam (Valium):
yaitu 98% berikatan dengan protein. Aspirin 49% berikatan dengan protein
clan termasuk obat yang berikatan sedang dengan protein.Abses, eksudat,
kelenjar dan tumor juga mengganggu distribusi obat.Antibiotika tidak dapat
didistribusi dengan baik pada tempat abses dan eksudat.Selain itu, beberapa
obat dapat menumpuk dalam jaringan tertentu, seperti lemak,tulang, hati,

vii

mata, dan otot.3. BiotransformasiFase ini dikenal juga dengan metabolisme


obat, diman terjadi proses perubahan struktur kimia obat yang dapat terjadi
didalam tubuh dan dikatalisis olen enzim.4. Ekskresi atau eliminasiRute utama
dari eliminasi obat adalah melalui ginjal, rute-rute lain meliputi empedu, feses,
paru-paru, saliva, keringat, dan air susu ibu. Obat bebas, yang tidak berikatan,
yang larut dalam air, dan obat-obat yang tidak diubah, difiltrasi oleh
ginjal.Obat-obat yang berikatan dengan protein tidak dapat difiltrasi oleh
ginjal. Sekali obatdilepaskan ikatannya dengan protein, maka obat menjadi
bebas dan akhirnya akandiekskresikan melalui urin.pH urin mempengaruhi
ekskresi obat. pH urin bervariasi dari 4,5 sampai 8.Urin yang asam
meningkatkan eliminasi obat-obat yang bersifat basa lemah. Aspirin,suatu
asam lemah, dieksresi dengan cepat dalam urin yang basa. Jika
seseorangmeminum aspirin dalam dosis berlebih, natrium bikarbonat dapat
diberikan untuk mengubah pH urin menjadi basa. Juice cranberry dalam
jumlah yang banyak dapatmenurunkan pH urin, sehingga terbentuk urin yang
asam.Setiap orang mempunyai gambaran farmakokinetik obat yang berbedabeda. Dosis yang sama dari suatu obat bila diberikan pada suatu kelompok
orang, dapat menunjukkan gambaran kada dalam darah yang berbeda-beda
dengan intensitas respon yang berbda-beda pula. Kemudian setelah
farmakodinamik, ada satu bahasan lagi dalam ilmu farmakologi, yaitu
farmakodinamik.Farmakodinamik

ialah

subdisiplin

farmakologi

yang

mempelajari efek biokimiawi dan fisiologi obat, serta mekanisme kerjanya.


2.2 Mekanisme Kerja Obat
Efek obat umumnya timbul karena interaksi obat dengan resptor pada sel
suatu organisme. interaksi obat dengan reseptornya ini mencetuskan
perubahan biokimiawi dan fisiologi yang merupakan respon khas untuk obat
tersebut. Reseptor obat mencakup 2 konsep penting. Pertama, bahwa obat
dapat mengubah kecepatan kegiatan faal tubuh fungsi baru, tetapi hanya
memodulasi fungsi yang sudah ada. Walaupun tidak berlaku bagi terapi gen
secara umum konsep ini masih berlaku sampai sekarang setiap komponen
makromolekul fungsional dapat berperan sebagai reseptor obat, tetapi

viii

sekelompok reseptor obat tertentu juga berperan sebagai reseptor untuk ligand
endrogen (hormon, neurotransmitor). Substansi yang efeknya menyerupai
senyawa endrogen disebut agonis. Sebaiknya, senyawa yang tidak mempunyai
aktivitas intrinsik tetapi menghambat secara kompetitif efek suatu agonis
ditempat ikatan agonis (agonist bind-ing site) disebut antagonis.
2.3 Respon Penderita Terhadap Suatu Obat
Didalam respon seorang penderita terhadap suatu obat dapat dipengaruhi
oleh

faktor

penting

yaitu

Farmakodinamik

dan

Farmakokinetik,

farmakodinamik ini merupakan bagian ilmu farmakologi yang mempelajari


efek fisiologik dan biokimiawi obat terhadap berbagai jaringan tubuh yang
sakit maupun sehat serta mekanisme kerjanya.
Sedangan farmakokinetik merupakan bagian ilmu farmakologi yang
cenderung mempelajari tentang nasib dan perjalanan obat didalam tubuh dari
obat itu diminum hingga mencapai tempat kerja obat itu.
Dalam Farmakokinetik perjalanan obat dari dia diminum sampai
mencapai tempat kerja obat tersebut melewati beberapa fase, diantaranya :
1. Fase Absorpsi, Dimana fase ini merupakan fase penyerapan obat pada
tempat masuknya obat selain itu faktor absorpsi ini akan mempengaruhi
jumlah obat yang harus diminum dan kecepatan perjalanan obat didalam
tubuh
2. Fase Distibusi merupakan fase penyebaran atau distribusi obat didalam
jaringan tubuh. Faktor distribusi ini dipengaruhi oleh ukuran dan bentuk
obat yang digunakan, komposisi jaringan tubuh, distribusi obat dalam
cairan atau jaringan tubuh, ikatan dengan protein plasma dan jaringan.
3. Fase Biotransformasi, fase ini dikenal juga dengan metabolisme obat,
diman terjadi proses perubahan struktur kimia obat yang dapat terjadi
didalam tubuh dan dikatalisis olen enzim.
4. Fase Ekskresi, merupakan proses pengeluaran metabolit yang merupakan
hasil dari biotransformasi melalui berbagai organ ekskresi. Kecepatan
ekskresi ini akan mempengaruhi kecepatan eliminasi atau pengulangan
efek obat dalam tubuh.

ix

Berikut

adalah

serba

serbi

tentang

Farmakodinamik.

Definisi

farmakodinamik adalah ilmu yang mempelajari efek biokimiawi dan fisiologi


obat serta mekanisme kerjanya.
2.4 Tujuan Mempelajari Farmakodinamik dan Mekanisme Obat
Selanjutnya

akan

kita

bicarakan

lebih

mendalam

tentang

farmakodinamik obat.
Tujuan mempelajari mekanisme kerja obat adalah:
1. Meneliti efek utama obat
2. Mengetahui interaksi obat dengan sel
3. Mengetahui urutan peristiwa serta spektrum efek dan respon yang terjadi
Efek obat umumnya timbul karena interaksi obat dengan reseptor pada
sel suatu organisme. Interaksi obat dengan reseptornya ini mencetuskan
perubahan biokimia dan fisiologi yang merupakan respons yang khas untuk
obat tersebut.
1. Reseptor Obat
Reseptor adalah makromolekul ((biopolimer)khas atau bagiannya
dalam organisme yakni tempat aktif obat terikat.
Komponen yang paling penting dalam reseptor obat adalah protein.
struktur kimia suatu obat berhubungan erat dengan affinitasnya terhadap
reseptor dan aktivitas intrinsiknya, sehingga perubahan kecil dalam
molekul obat dapat menimbulkan perubahan yang besar.
2. Interaksi Obat - Reseptor
Persyaratan untuk obat - reseptor adalah pembentukan kompleks
obat reseptor. apakah kompleks ini terbentuk dan seberapa besar
terbentuknya tergantung pada affinitas obat terhadap reseptor. kemampuan
obat untuk menimbulkan suatu rangsang dan membentuk kompleks
dengan reseptor disebut aktivitas intrinsik. Agonis adalah obat yang
memilki baik afinitas dan aktivitas intrinsik. Pada teori reseptor obat
sering dikemukakan bahwa efek obat hanya dapat terjadi bila terjadi

interaksi molekul obat dengan reseptornya. Lebih mudahnya dirumuskan


seperti ini.
Obat (O) + Reseptor (R) --> Kompleks obat reseptor (OR) ---> Efek
3. Efek Terapeutik
Tidak semua obat bersifat betul-betul menyembuhkan penyakit,
beberapa obat memang dibuat hanya untuk meniadakan atau meringankan
gejala suatu penyakit. Berikut ini adalah tiga jenis terapi obat:
Terapi Kausal, obat yang berfungsi untuk memusnahkan penyebab
penyakit, obat inilah yang digunakan untuk menyembuhkan penderita dari
penyakit. contoh obat dengan terapi kausal adalah antibiotik, anti malaria
dan lain-lain.
Terapi simptomatis, obat ini berguna untuk meringankan gejala dari
suatu penyakit. contoh obat jenis ini adalah analgesik, antipiritik, anti
emetik dan sebagainya.
Terapi subtitusi, obat yang digunakan untuk mengantikan zat yang
lazim diproduksi oleh tubuh. misal insulin pada penderita diabetes,
hormon estrogen pada pasien hipo fungsi ovarium dan obat-obat hormon
lainnya.
2.5 Macam - macam Reseptor
1. Reseptor Kanal Ion
Reseptor ini desebut juga sebagai reseptor ionotropik. Reseptor
kanal ion merupakan suatu reseptor membrane yang langsung terhubung
dengan suatu kanal ion dan memperantarai aksi sinaptik yang cepat.
Contohnya adalah reseptor asetilkolin nikotinik, reseptor GABAa, dan
reseptor glutamate.
2. Reseptor Terikat Protein G
Reseptor terikat protein G atau GPCR (G-Protein Coupled Receptor)
atau 7TM Receptor (7 Trans Membrane Receptor) ini merupakan
golongan reseptor yang memiliki jumlah anggota yang paling banyak.
Sesuai dengan namanya, rangkaian peptida penyusun reseptor ini melintasi

xi

membrane sebanyak tujuh kali dan terikat dengan sistem efektor yang
disebut

protein

G.

reseptor

ini

memperantarai

beberapai

aksi

neurotransmitter dan hormon secara lambat. Contoh reseptor ini misalnya


reseptor asetil kolin muskarinik, reseptor adrenergic, reseptor histamine,
reseptor dopaminergik, dan reseptor serotonin.
3. Reseptor Tyrosine Kinase
Reseptor ini merupakan reseptor single trans membrane (hanya
melintasi membrane satu kali) yang memiliki aktibitas kinase dalam
transduksi sinyalnya. Cobtoh dari reseptor ini adalah reseptor sitokinin,
reseptor growth factor, dan reseptor insulin.
Ketiga reseptor di atas terletak di membrane sel dan melintasi
membrane.
4. Reseptor Intra Seluler
Reseptor intra seluler merupakan satu - satunya kelompok reseptor
yang tidak terletak di membrane sel tetapi terletak di dalam sitoplasmik
atau nukleus.

xii

BAB III
KESIMPULAN

1.

Pengertian farmakodinamika dalam ilmu farmakologi sebenarnya memiliki


hubungan yang cukup erat dengan farmakokinetik

2.

Farmakologi merupakan suatu studi tentang obat dan pengaruhnya terhadap


manusia (lehne, 1988 dalam Kuntarti). Dalam farmakologi dikenal dengan
istilah farmakokinetik dan farmakodinamik

3.

Farmakokinetik merupakan bagian ilmu farmakologi yang cenderung


mempelajari tentang nasib dan perjalanan obat didalam tubuh dari obat itu
diminum hingga mencapai tempat kerja obat itu

4.

farmakodinamik ini merupakan bagian ilmu farmakologi yang mempelajari


efek fisiologik dan biokimiawi obat terhadap berbagai jaringan tubuh yang
sakit maupun sehat serta mekanisme

5.

Berdasarkan sistem transduk Berdasarkan sistem transduksi sinyalnya,


reseptor dapat dikelompokkan menjadi empat, yaitu:
Reseptor Kanal Ion
Reseptor Terikat Protein G
Reseptor Tyrosine Kinase
Reseptor Intra Seluler

xiii

DAFTAR PUSTAKA
Mutschler, Ernst. 1999. Dinamika Obat Edisi 5. Bandung: Penerbit ITB.
Syarif, Amir, dkk. 2007. Farmakologi dan Terapi Edisi 5. Jakarta: Badan Penerbit
FKUI.
Tjay, Tan Hoan, dkk. Obat-Obat Penting Edisi 6. Jakarta: PT Elex Media
Komputindo.
http://dianhusadafitrii.blogspot.com/p/pengertian-farmakodinamik.html
http://aboealkhair.blogspot.com/2013/05/farmakologi-farmakokinetik-dan.html
http://kumpulanmakalah-dandifazri.blogspot.com/2012/04/makalahfarmakodinamik.html

xiv

Anda mungkin juga menyukai