Anda di halaman 1dari 13

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBERIAN OBAT

Alfiyanda Ridhana S.Pane


1502101010028
OBAT
Obat ialah suatu bahan atau paduan bahan-bahan
yang dimaksudkan untuk digunakan dalam
menetapkan diagnosis, mencegah,
mengurangkan,menghilangkan, menyembuhkan
penyakit atau gejala penyakit, luka atau kelainan
badaniah dan rohaniah pada manusia atau hewan
dan untuk memperelok atau memperindah badan
atau bagian badan manusia.
DOSIS OBAT
Pengertian :
Dosis obat adalah jumlah atau ukuran yang
diharapakan dapat menghasilkan efek terapi pada fungsi
tubuh yang mengalami gangguan. Dosis obat harus
diberikan pada pasien untuk menghasilkan efek yang
diharapkan tergantung dari banyak faktor, antara lain usia,
bobot badan, kelamin, luas permukaan tubuh, berat
penyakit dan keadaan daya tahan tubuh.
Jumlah obat yang diberikan kepada penderita dalam
satuan berat (gram, milligram,mikrogram) atau satuan isi
(liter, mililiter) atau unit-unit lainnya (Unit Internasional).
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PEMBERIAN DOSIS OBAT
 
Dosis obat yang diberikan kepada penderita
dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor obat, cara
pemberian obat tersebut dan penderita.
Berikut beberapa faktornya :
1. Faktor Cara Pemberian Obat Kepada Penderita:
a. Oral : dimakan atau diminum
b. Parenteral : subkutan, intramuskular, intravena,dsb
c. Rektal, vaginal, uretral
d. Lokal, topical
e. Lain-lain.
2. Faktor Penderita
a. Umur
 Umur pasien merupakan suatu pertimbangan yang penting untuk menentukan
dosis obat, khususnya anak-anak dan orang lanjut usia (>65 tahun). Pada anak-
anak bukan dewasa kecil dimana adanya perbedaan dalam kemampuan
farmakokinetik dan farmakodinamik obat, sehingga harus diperhitungkan dosis
obat yang diberikan. Sedangkan pada orang usia lanjut kebanyakan fungsi
fisiologisnya mulai berkurang seperti :
-          proses metaboliknya lebih lambat,
-          laju filtrasi glomerulus berkurang,
-          kepekaan/respon reseptor (factor farmakodinamik) terhadap obat
berubah,
-          kesalahan minum obat lebih kurang 60 % karena penglihatan,
-          pendengaran telah berkurang dan pelupa,
-          efek samping obat 2-3 kali lebih banyak dari dewasa, maka dosis obat
perlu diturunkan.
b.      Berat badan
Biarpun sama-sama dewasa berat badan dapat
berbeda besar. Pasien obesitas mempunyai akumulasi
jaringan lemak yang lebih besar, dimana jaringan lemak
mempunyai proporsi air yang lebih kecil dibandingkan
dengan jaringan otot. Jadi pasien obesitas mempunyai
proporsi cairan tubuh terhadap berat badan yang lebih
kecil daripada pasien dengan berat badan normal,
sehingga mempengaruhi volume distribusi obat.
 
c.       Jenis kelamin
Wanita dianggap lebih sensitive terhadap pengaruh
obat dibandingkan pria. Pemberian obat pada wanita
hamil juga harus mempertimbangkan terdistribusinya
obat ke janin seperti pada obat-obat anestesi, antibiotic,
barbiturate, narkotik, dan sebagainya yang dapat
menyebabkan kematian janin atau kerusakan congenital.
 
d.      Toleransi
Efek toleransi obat yaitu obat yang dosisnya harus
diperbesar untuk menjaga respon terapi tertentu.
Toleransi ini biasanya terjadi pada pemakaian obat-
obatan seperti antihistamin, barbiturate & anagetik
narkotik.
e.       Keadaan pato-fisiologi
kelainan pada saluran cerna mempengaruhi absorbsi
obat, penyakit hati mempengaruhi metabolisme obat,
kelainan pada ginjal mempengaruhi ekskresi obat
 
f. Bentuk sediaan dan cara pemakaian
Dosis obat dapat berbeda-beda tergantung pada
bentuk sediaan yang digunakan dan cara
pemakaian,perbedaan kecepatan dan luasnya absorpsi
obat. Seperti bentuk sediaan tablet memerlukan proses
desintegrasi dan disolusi lebih dahulu sebelum
diabsorpsi sehingga dosisnya lebih besar dibandingkan
bentuk sediaan larutan. 
g.      Waktu pemakaian
Waktu ketika obat itu dipakai kadang-kadang
mempengaruhi dosisnya. Hal ini terutama pada
pemberian obat melalui oral dalam hubungannya dengan
kemampuan absorpsi obat oleh saluran cerna dengan
adanya makanan. Ada beberapa obat yang efektif bila
dipakai sebelum makan atau sesudah makan.
h. Pemakaian bersama obat lain (interaksi obat)
Obat-obat yang diberikan secara bersamaan akan terjadi
interaksi obat secara fisika dan kimiawi yang dapat berupa
efek yang diinginkan atau efek yang menganggu.
Misal interaksi tetrasiklin dengan logam-logam kalsium,
magnesium & aluminium (logam ini terdapat pada antasida
atau produk susu keju), pemakaian secara bersamaan harus
dihindari atau dengan cara mengatur jadwal pemberian,
karena tetrasiklin membentuk kompleks dengan logam
tersebut yang sukar diabsorpsi oleh saluran cerna.  
SEKIAN

Anda mungkin juga menyukai