Alhamdulillah, Puji serta syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan kita begitu banyak Nikmat dan Rahmat-Nya, sehingga dengan
nikmatnya itu penulis bisa menyelesaikan tugas makalah ini yang berjudul Sistem
Kekebalan Tubuh dengan baik tanpa ada satu halangan apapun.
Shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada baginda Rasullulah SAW,
yang telah menuntun kita pada jalan kebenaran dan semoga kita selalu menjadi
pengikutnya hingga akhir zaman, Amin.
Makalah ini berisikan tentang materi sistem pertahanan tubuh pada manusia.
Kami berharap makalah ini dapat berguna untuk menambah pemahaman bagi
pemakalah ataupun pembacanya. Penulis menyadari bahwa makalah yang kami buat
ini masih memiliki banyak kekurangan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik
dan saran yang membangun dari pembaca. Akhir harapan dari penulis agar makalah
ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca pada umumnya dan penulis khususnya.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.2
Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan sistem kekebalan tubuh ?
2. Apa yang dimaksud dengan Anatomi dan fisiologi system sensorik
3. Apa yang dimaksud dengan Pasient Safety (Unifersal/isolated Precaused)
4. Apa yang dimaksud dengan Nasokomial Infection.
5. Apa yang dimaksut dengan Tranport Pasien
6. Apa yang dimaksut dengan Body Aligment
1.3
Tujuan
Kelompok kami menyusun makalah ini agar para pembaca bisa
mengetahui tentangAktifitasAnatomiFisiologiSensoridalamTubuhManusia dan
denganadanya makalah ini juga di harapkan dapat menjadi pengetahuan bagi kita
semua.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.
darah dari sel darah merah (erithrocyte), tetapi bekerja sama dalam melawan
infeksi penyakit ataupun masuknya benda asing kedalam tubuh (sebagai antigen).
Semua sel imun mempunyai bentuk dan jenis sangat bervariasi dan bersirkulasi
dalam sistem imun dan diproduksi oleh sumsum tulang (bone marrow).
Sedangkan kelenjar limfe adalah kelenjar yang dihubungkan satu sama lain oleh
saluran limfe yang merupakan titik pertemuan dari sel-sel sistem imun yang
mempertahankan diri dari benda asing yang masuk kedalam tubuh. Limpa adalah
organ yang penting tempat dimana sel imun berkonfrontasi dengan mikroba
asing, sedangkan kantung-kantung organ limpoid yang terletak diseluruh bagian
tubuh seperti: sumsum tulang, thimus, tonsil, adenoid dan apendix adalah juga
merupakan jaringan limpoid.
Beberapa macam sel imun yang bersirkulasi dalam sistem imun
diproduksi didalam sumsum tulang. Sumsum tulang adalah merupakan jaringan
lemak yang mengisi rongga tulang dimana sumsum tulang tersebut terdiri dari
dua tipe yaitu sumsum kuning dan merah. Sumsum yang berwarna kuning
mengisi rongga yang besar dari tulang yang besar dan terdiri dari sebagian besar
sel lemak dan beberapa sel darah yang muda. Sumsum yang berwarna merah
adalah jaringan haematopoietik tempat dimana sel darah merah dan leukosit
granula diproduksi.
Gambar 2. sel B yang memproduksi antibodi yang akan bersirkulasi dalam darah dan
limfe
Ganbar 3. Sel T dan proses pengaktivannya untuk membentuk helper T sel dan
cytotoksik T sel
a. Antibodi
Antibodi yang diproduksi oleh sel B adalah penanda dasar pada daerah
khusus yang spesifik untuk antigen target. Dengan melalui proses kimia atau sel
tertentu, sel imun memilih sasaran antigen yang dapat dihancurkannya. Dalam
hal ini antibodi yang berbeda memilih antigen yang sesuai dengannya untuk
dihancurkannya. Bilamana antibodi berikatan dengan antigen, maka akan
e. Antibodi
Setelah antigen masuk dalam tubuh, maka helper sel T memberi
peringatan pada sel B untuk bertransformasi menjadi plasma sel yang akan
mensintesis molekul antibodi atau imunoglobulin yang dapat bereaksi terhadap
antigen. Imunoglobulin adalah kelompok molekul yang erat hubungannya
dengan glikoprotein
yang terdiri dari 82-96% protein dan 4-18% karbohidrat. Pada dasarnya
molekul imunoglobulin mempunyai bentuk ikatan 4 rantai yang terdiri dari dua
rantai kembar yang kuat (H=heavy) dan dua rantai kembar yang lemah (L=light),
dimana kedua bentuk rantai tersebut dihubungkan dengan molekul disulfida (S 2).
Didalam rantai ikatan disulfida tersebut bertanggung jawab terhadap formasi dua
jalur ganda yang menguatkan antibodi yang juga merupakan ciri khas dari
molekul antibodi tersebut. Pada ujung terminal amina dan rantai H dan L terciri
dengan sifat yang berubah-ubah (variasi) dari komposisi asam aminonya,
sehingga disebut VH (variasi heavy) dan VL (variasi light). Bagian yang tetap atau
konstant dari rantai L disebut sebagai CL, sedangkan dari rantai H disebut C H,
sedangkan CH sendiri dibagi menjadi sub unit: CH1, CH2, dan CH3. Fungsi dan
daerah yang bervariasi tersebut (V) adalah terlihat dan berperan dalam
pengikatan antigen. Sedangkan pada daerah C adalah berperan untuk menguatkan
ikatan dalam molekul dan daerah C ini terlibat dalam proses sistem biologik
sehingga disebut fungsi efektor seperti: complement binding (ikatan
komplemen, pasase plasenta dan berikatan dengan membran sel).
Hal tersebut menunjukkan bahwa IgG adalah merupakan respon antibodi yang
telah matang yang merupakan kontak antibodi yang kedua dengan antigen.
Antibodi yang diproduksi pertama kali oleh sel B adalah IgM, sekali
diproduksi konsentrasi IgM meningkat dengan cepat dalam serum darah.
Beberapa jam setelah IgM diproduksi, sel B mulai memproduksi IgG, yang
kemudian konsentrasi IgG meningkat cepat melebihi konsentrasi IgM. Antibodi
IgG ini lebih kuat untuk melawan kuman patogen karena ukurannya yang kecil,
sehingga ia dapat berpenetrasi kedalam jaringan pada tempat yang penting.
Sedangkan aktifitas IgM terbatas pada saluran darah, tetapi IgM merupakan
respon antibodi pertama (antibodi primer) dalam mempertahankan tubuh
terhadap antigen sampai cukup terbentuknya IgG (antibodi sekunder).
Kedua bentuk antibodi tersebut secara terus menerus diproduksi
selama ada antigen dalam tubuh. Antibodi yang diproduksi oleh sel B tersebut
akan melekat pada antigen dan dikeluarkan dari tubuh, dimana antibodi lainnya
yang tidak digunakan di katabolisme dan hancur sendiri. Setiap antibodi
mempunyai kemampuan hidup yang berbeda yaitu: Waktu paroh biologi
(biological half life) dari antibodi: IgG1, IgG2 dan IgG4 adalah 20 hari, IgM
selama 10 hari, IgA 6 hari dan IgD, IgE selama 2 hari.
ujung saraf bebas, namun rasa raba, nyeri, panas dan dingin dapat diapresiasi.
Stimulasi yang berlebihan pada tiap ujung sensorik, terlebih bila bersifat melukai
akan menginduksi rasa nyeri. Hubungan manusia dengan dunia luar terjadi
melalui reseptor sensorik yang dapat berupa:1
2.2.3
keinginan pasien untuk bekerja sama. Sensasi dirasakan oleh pasien (sifat
subjektif) dan oleh karena itu pemeriksa sangat bergantung pada tingkat
kepercayaan kita terhadap pasien. Pemeriksaan ini tidak perlu untuk memeriksa
semua wilayahdi permukaankulit. Sebuahpemeriksaancepat pada wajah, le
her, lengan, badan, dan kaki dengan jarum hanya membutuhkan beberapa
detik. Biasanya salah satu tujuannya adalah mencari perbedaan antara kedua sisi
tubuh. Lebih baik untuk bertanya apakah rangsangan pada sisi berlawanan
dari tubuh terasa sama daripada menanyakan apakah terasa berbeda. Pemeriksaan
sensorik terdiri dari:
Sentuhan ringan
Sensasi nyeri
Sensasi getaran
Propriosepsi
Lokalisasi taktil
Pada pasien tanpa tanda atau gejala penyakit neurologis, pemeriksaan
fungsi sensorik dapat dilakukan dengan cepat, dengan memeriksa adanya sensasi
normal pada ujung jari tangan dan kaki. Pemeriksa dapat memilih apakah ia mau
memeriksa sentuhan ringan, nyeri dan sensasi getaran. Jika semuanya normal,
pemeriksaan sensorik lainnya tidak diperlukan. Jika ada gejala atau tanda yang
menunjukkan gangguan neurologi, harus dilakuka pemeriksaan lengkap.5,6,7
2.2.4
b.
Hipestesia alternans
Hipestesia tetraplegik
Hipestesia tetraplegik ialah hipestesia pada seluruh tubuh kecuali kepala
dan wajah. Defisit sensorik itu timbul akibat lesi transversal yang
memotong medulla spinalis di tingkat servikalis. Jika lesi menduduki
segmen medulla spinalis di bawah tingkat T1, maka defisit sensorik yang
terjadi dinamakan hipestesia paraplegi. 8
d.
e.
f.
g.
Hipestesia perifer
Hipestesia perifer ialah hipestesia pada kawasan saraf perifer yang
biasanya mencakup bagian-bagian beberapa dermatom. 8
2.2.5
2.2.6
Patient Safety
Patient Safety atau keselamatan pasien adalah suatu system yang
membuat asuhan pasien di rumah sakit menjadi lebih aman.Sistem ini
mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat
melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang
seharusnya diambil.
2.2.7
2.2.8
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
9)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
Standarnya adalah
1)
2)
3)
4)
5)
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
9)
2)
Kriterianya adalah
1)
memiliki program diklat dan orientasi bagi staf baru yang memuat topik
keselamatan pasien
2)
3)
2)
Kriterianya adalah
1)
2)
2.3
INFEKSI SOKOMIAL
Infeksi nosokomial disebut juga dengan Hospital acquired infection apabila
infeksitersebut.
Pada waktu penderita mulai dirawat tidak dalammasa inkubasi dari infeksi
3.
tersebut.
Tanda-tanda infeksi tersebut baru timbul sekurang-kurangnya 3 x 24 jam sejak
mulai dirawat.
4. Infeksi tersebut bukan merupakan sisa (residual) dari infeksi sebelumnya.
5. Bila pada saat mulai dirawat di RS sudah ada tanda-tanda infeksi,
tetapiterbukti bahwa infeksi didapat penderita pada waktu perawatan
sebelumnya dan belum pernah dilaporkan sebagai indeksi nosokomial.
2.3.1
infeksi)
Pasien mendapat infeksi nosokomial melalui petugas yang merwat
3.
di RS
Pasien mendapat infeksi nosokomial melalui pasien-pasien yang
4.
5.
6.
7.
2.3.2
1.
sakit.
Disamping ke-6 cara-cara terjadinya infeksi nosokomial seperti yang
dinyatakan diatas, maka faktor lingkungan tidak kalah penting
sebagai factor penunjang untuk terjadinya infeksi nosokomial, faktor
lingkungan tersebut adalah
Air
Bahan yang harus di buang ( Disposial)
Udara
tidak selalu menimbulkan gejala klinis karena banyaknya faktor lain yang
dapat menyebabkan terjadinya infeksi nosokomial. Kemungkinan terjadinya
infeksi tergantung pada:
karakteristik mikroorganisme,
resistensi terhadap zat-zat antibiotika,
tingkat virulensi,
dan banyaknya materi infeksius.
Bakteri
Bakteri dapat ditemukan sebagai flora normal dalam tubuh manusia
yang sehat. Keberadaan bakteri disini sangat penting dalam melindungi tubuh
dari datangnya bakteri patogen. Tetapi pada beberapa kasus dapat
menyebabkan infeksi jika manusia tersebut mempunyai toleransi yang rendah
terhadap mikroorganisme. Contohnya Escherichia coli paling banyak
dijumpai sebagai penyebab infeksi saluran kemih. Bakteri patogen lebih
berbahaya dan menyebabkan infeksi baik secara sporadik maupun endemik.
Contohnya :
3.
Virus
Banyak kemungkinan infeksi nosokomial disebabkan oleh berbagai
macam virus, termasuk virus hepatitis B dan C dengan media
penularan dari transfusi, dialisis, suntikan dan endoskopi. Respiratory
syncytial virus (RSV), rotavirus, dan enteroviruses yang ditularkan
dari kontak tangan ke mulut atau melalui rute faecal-oral. Hepatitis
dan HIV ditularkan melalui pemakaian jarum suntik, dan transfusi
darah. Rute penularan untuk virus sama seperti mikroorganisme
lainnya. Infeksi gastrointestinal, infeksi traktus respiratorius, penyakit
kulit dan dari darah. Virus lain yang sering menyebabkan infeksi
nosokomial adalah cytomegalovirus, Ebola, influenza virus, herpes
simplex virus, dan varicella-zoster virus, juga dapat ditularkan
(Wenzel, 2002)
4.
5.
Faktor alat
Dari suatu penelitian klinis, infeksi nosokomial tertama disebabkan
infeksi dari kateter urin, infeksi jarum infus, infeksi saluran nafas,
infeksi kulit, infeksi dari luka operasi dan septikemia. Pemakaian infus
dan kateter urin lama yang tidak diganti-ganti. Diruang penyakit
dalam, diperkirakan 20-25% pasien memerlukan terapi infus.
Komplikasi kanulasi intravena ini dapat berupa gangguan mekanis,
fisis dan kimiawi.
2.3.3
jenis common vehicleadalah darah/produk darah, cairan intra vena, obatobatan dan sebagainya.
3. Penularan melalui udara dan inhalasi
Penularan ini terjadi bila mikroorganisme mempunyai ukuran yang sangat
kecil sehingga dapat mengenai penjamu dalam jarak yang cukup jauh dan
melalui saluran pernafasan. Misalnya mikroorganisme yang terdapat dalam
4.
2.3.4
Demam
bernapas cepat,
kebingungan mental,
tekanan darah rendah,
urine output menurun,
pasien dengan urinary tract infection mungkin ada rasa sakit ketika
kencing dan darah dalam air seni
sel darah putih tinggi
radang paru-paru mungkin termasuk kesulitan bernapas dan
ketidakmampuan untuk batuk.
infeksi : pembengkakan, kemerahan, dan kesakitan pada kulit atau
luka di sekitar bedah atau luka
2.3.5
1.
2.
3.
2.3.6
akan
lebih
banyak
menurunkan
resiko
terjadinya
penularan
1.
2.
Ruangan Isolasi
Penyebaran dari infeksi nosokomial juga dapat dicegah dengan membuat
suatu pemisahan pasien. Ruang isolasi sangat diperlukan terutama untuk
penyakit yang penularannya melalui udara, contohnya tuberkulosis, dan
SARS, yang mengakibatkan kontaminasi berat. Penularan yang melibatkan
virus, contohnya DHF dan HIV. Biasanya, pasien yang mempunyai resistensi
rendah eperti leukimia dan pengguna obat immunosupresan juga perlu
diisolasi agar terhindar dari infeksi. Tetapi menjaga kebersihan tangan dan
makanan, peralatan kesehatan di dalam ruang isolasi juga sangat penting.
Ruang isolasi ini harus selalu tertutup dengan ventilasi udara selalu menuju
keluar. Sebaiknya satu pasien berada dalam satu ruang isolasi, tetapi bila
sedang terjadi kejadian luar biasa dan penderita melebihi kapasitas, beberapa
pasien dalam satu ruangan tidaklah apa-apa selama mereka menderita
penyakit yang sama.
Pencegahan Infeksi nosokomial yaitu dengan:
1.
Membatasi transmisi organisme dari atau antar pasien dengan cara mencuci
tangan dan penggunaan sarung tangan, tindakan septik dan aseptik, sterilisasi
dan disinfektan.
2. Mengontrol resiko penularan dari lingkungan.
3.
Melindungi pasien dengan penggunaan antibiotika yang adekuat, nutrisi
yang cukup, dan vaksinasi.
4. Membatasi resiko infeksi endogen dengan meminimalkan prosedur invasi
5. Pengawasan infeksi, identifikasi penyakit dan mengontrol penyebarannya.
Selain itu Pencegahan Infeksi nosokomial juga dengan menggunakan Standar
kewaspadaan terhadap infeksi, antara lain :
1.
Cuci Tangan
2.
terkontaminasi.
Segera setelah melepas sarung tangan.
Di antara sentuhan dengan pasien.
Sarung Tangan
Bila kontak dengan darah, cairan tubuh, sekresi, dan bahan yang
terkontaminasi.
Bila kontak dengan selaput lendir dan kulit terluka.
3.
Masker, Kaca Mata, Masker Muka
Mengantisipasi bila terkena, melindungi selaput lendir mata, hidung, dan
mulut saat kontak dengan darah dan cairan tubuh.
4.
Baju Pelindung
Lindungi kulit dari kontak dengan darah dan cairan tubuh
5.
Kain
Tangani kain tercemar, cegah dari sentuhan kulit/selaput lendir
Jangan melakukan prabilas kain yang tercemar di area perawatan
pasien
6.
7.
8.
contohnya
alat
transportasi
yang
digunakan
untuk
Pastikan pasien terikat dengan baik dengan tandu. Tali ikat keamanan
digunakan ketika pasien siap untuk dipindahkan ke ambulans, sesuaikan
kekencangan tali pengikat sehingga dapat menahan pasien dengan aman.
b.
Letakan tangan pasien yang dekat dengan perawat ke dada dan tangan yang jauh ari
perawat, sedikit kedapan badan pasien
c.
Letakan kaki pasien yang terjauh dengan perawat menyilang di atas kaki yang
terdekat
d.
e.
f.
g.
Kenali kemampuan diri dan kemampuan pasangan kita. Nilai beban yang akan
2.
diangkat secara bersama dan bila merasa tidak mampu jangan dipaksakan
3.
Ke-dua kaki berjarak sebahu kita, satu kaki sedikit didepan kaki sedikit sebelahnya
4.
5.
Tubuh sedekat mungkin ke beban yang harus diangkat. Bila terpaksa jarak
maksimal tangan dengan tubuh kita adalah 50 cm
7.
8.
Informasi bahwa area tempat pasien akan dipindahkan telah siap untuk
menerima pasien tersebut serta membuat rencana terapi
Dokter yang bertugas harus menemani pasien dan komunikasi antar dokter
dan perawat juga harus terjalin mengenai situasi medis pasien
Tuliskan dalam rekam medis kejadian yang berlangsung selama transport dan
evaluasi kondisi pasien
Transport monitor
Cairan intravena dan infus obat dengan syringe atau pompa infus dengan
baterai
Pada tingkat kader atau dukun bayi terlatih ditemukan penderita yang tidak
dapat ditangani sendiri oleh keluarga atau kader/dukun bayi, maka segera dirujuk ke
fasilitas pelayanan kesehatan yang terdekat,oleh karena itu mereka belum tentu dapat
menerapkan ke tingkat kegawatdaruratan.
b)
Meminta petunjuk dan cara penangan untuk menolong penderita bila penderita tidak
mungkin dikirim.
5.
6.
Pengiriman Penderita
7.
a)
b)
Harus kunjungan rumah, penderita yang memerlukan tindakan lanjut tapi tidak
melapor
Jalur Rujukan
Alur rujukan kasus kegawat daruratan :
1. Dari Kader
Dapat langsung merujuk ke :
d.
a.
Puskesmas pembantu
b.
c.
b)
Puskesmas pembantu
Body Aligment
BODY ALIGMENT
Body alignment adalah susunan geometric bagian-bagian tubuh dalam hubungannya
dengan bagian-bagian tubuh yang lain. Body alignmen baik akan meningkatkan
keseimbangan yang optimal dan fungsi tubuh yang maksimal, baik dalam posisi
berdiri, duduk, maupun tidur. Body aligment yang baik: keseimbangan pada
persendian otot, tendon, ligamen.
Body Alignment yang baik dapat meningkatkan fungsi tangan yang baik,
mengurangi jumlah energi yang digunakan untuk mempertahankan keseimbangan,
mengurangi kelelahan, memperlyas ekspansi paru Meningkatkan sirkulasi renal dan
fungsi gastrointestinal
Body alignment yang buruk dapat: Mengurangi penampilan individu dan
mempengaruhi kesehatan yang dapat mengarah pada gangguan. Perawat merupakan
role model yang penting dalam mengajarkan kebiasaan yang sehat/baik: postur tubuh
yang baik.
A. Prinsip Body Alignment
Prinsip body alignment adalah sebagai berikut:
1. Keseimbangan dapat dipertahankan jika line of gravity melewati dan base of
support.
2. The base of support lebih luas dan pusat gravity lebih rendah kestabilan dan
keseimbangan lebih besar.
3. Jika line gravity berada diluar pusat dari base of support, energi lebih banyak
digunakan untuk mempertahankan keseimbangan.
4. The base of support yang luas dan bagian-bagian dari body alignment baik akan
menghemat energi dan mencegah kelelahan otot.
5. Perubaan dalam posisi tubuh membantu mencegah ketidaknyamanan otot-otot.
6. Body alignment yang jelek dalam waktu yang lama dapat menimbulkan rasa
nyeri kelelahan otot dan kontraktur.
7. Karena struktur enatomi individu berbeda maka intervensi keperawatan harus
secara individual dan sesuai dengan kebutuhan individu tersebut.
8. Memperkuat otot-otot yang lemah, membantu mencegah kekakuan otot dan
ligament ketika body alignment jelek baik secara temporal maupun penggunaan yang
kurang hati-hati.
PENGKAJIAN
Pengkajian body alignment meliputi inspeksi pasien pada saat berdiri, duduk atau
tiduran.
Perawat juga harus memeprtimbangkan factor perkembangan dan faktor lain yang
mempengaruhi body alignment.
Mereview catatan lesehatan pasien untuk menentukan masalah keperawatan dan
medis baik yang lalu maupun yang sekarang.
Tujuan dari pengkajian Body Alignment adalah:
1. Menentukan perubahan normal akibat dari tumbang
2. Mengidentifikasi postur tubuh yang jelek.
3. Mempelajari kebutuhan untuk mempertahankan postur tubu ang baik.
4. Mengidentifikasi kelemahan otot dan kerusakan motorik lainnya.
Kriteria mengkaji alignment pada saat berdiri:
Perawat harus memangdang pasien dari enterior, lateral, dan posterior sehingga posisi
yang tidak dialami/biasa atau kaku dapat dihindari.
Kriteria mengkaji alignment pada saat duduk
Untuk mengkaji alignment pada saat duduk perawat memandang pasien dari arah
lateral pada pasien orang dewasa alignment pada saat duduk kepala dan panggul sama
dengan posisi berdiri.
PERENCANAAN
Tujuan:
1. Mempertaankan body alignment yang baik
2. Pada individu yang mempunyai body alignment yang jelek:
a. Memperbaiki body alignment pada tingkat yang optimal
b. Mencegah kontraktur, memperluas ekspansi dada serta mencegah terjadinya
komplikasi aibat body alignment yang jelek.
EVALUASI
Body alignment dapat dengan mudah diobservasi dengan cara:
1. berdiri didepan pasien untuk mengevaluasi frontal plane pada saat berdiri dan
duduk.
2. berdiri secara lateral untuk memandang sagital plane.
3. Menanyakan kepada pasien apakah merasa nyaman dengan posisi yang diambil
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Resiko cedera b.d standing alignment dan sitting alignment yang jelek
2. Ganguan mobilitas fisik b.d kontraktur
3.
Resiko cedera berhubungan dengan gangguan keseimbangan yang disertai
kelemahan otot
C.
PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN KEPERAWATAN
1.
Pertahankan posisi tubuh yang tepat dengan pengaturan posisi yang tepat
2.
Perbaiki postur tubuh pada tingkat optimal dengan melatih berdiri, duduk dan
berbaring secara optimal.
3.
Kurangi cedera akibat posisi tubuh yang tidak tepat dengan membantu pasien
melakukan aktifitas sehari-hari
4.
Kurangi beban otot dengan cara meletakan alat dekat dengan pasien dan bantu
pasien pada saat melakukan kegiatan yang bersifat berat.
5.
Cegah komplikasi akibat postur tubuh yang tidak tepat.
D.
EVALUASI KEPERAWATAN
Evaluasi yang diharapkan dari hasil tindakan keperawatanuntuk mengatasi gangguan
postur tubuh adalah tidak terjadi perubahan atau kesalahan dalam postur tubuh dan
pasien mampu melaksanakan aktifitas dengan mudah serta tidak merasakan
kelemahan.
iNTERVENSI
Untuk masalah standing alignment:
Jika kontraktur fleksi pada spina servikal: cegah kontraktur yang lebi lanjut lurangi
kontraktur yang ada
Jika tidak mengalami kontraktur: cegah jangan sampai terjadi ontraktur
Kondosis
Latihan mengempeskan perut
Latihan menguatkan dan menyokong otot-otot tulang belakang yang menyokong
spina lumbaris dan otot-otot abdomen
Latihan untuk meningkatkan body alignment yang baik:
Berjalan
Berenang
Intervensi Untuk masalah pada sitting alignment:
Duduk dikursi
Duduk dikursi roda
mempengaruhi tulang belakang danDuduk disamping tempat tidur berhubungan
dengan ukuran dan bentuk objek yangekstremitas atas digunakan
Tempat duduk dan sandaran kursi harus aps utuk individu tersebut:
Tempat duduk tidak terlalu tinggi
Tempat duduk tidak terlalu rendah
Sandaran kursi tidak terlalu jauh
TINDAKAN KEPERAWATAN DALAM MEMBANTU PASIEN BERDIRI,
4.
Posisi dorsal recumbent
Adalah dimana posisi kepala dan bahu pasien sedikit mengalami elevasi diatas bantal,
kedua lengan berada di samping sisi tubuh, posisi kaki datar diatas tempat tidur.
5.
Posisi pronasi
Adalah dimana posisi pasien berbaring diatas abnomen dengan kepala menoleh
kesalah satu sisi. Kedua lengan fleksi disamping kepala. Posisi ini memiliki beberapa
keuntungan diantaranya :
7.
Sim (semi pronasi)
Adalah posisi dimana tubuh miring kekiri atau kekanan. Posisi ini dilakukan untuk
member kenyamanan dan memberikan obat per anus (supositoria).
dapat disimpulkan bahwa body alignment adalah postur atau sikap tubuh.Tubuh dapat
membentuk banyak postur yang memungkinkan tubuh dalam posisi yang nyaman
selama mungkin.Postur tubuh yang baik dapat meningkatkan fungsi tangan dengan
baik, mengurangi jumlah energi yang digunakan, mempertahankan keseimbangan,
mengurangi kecelakaan, memperluas ekspansi paru, dan memingkatkan sirkulasi
renal dan gastrointestinal.
Prinsip body alignment,intinya menjaga keseimbangan dari kemungkinan
kelainan,yang disebakan karena beberapa faktor yang mempengaruhi,yaitu Gravity
dan Postural reflek dan Apposing Muscles Group. Selain itu,faktor yang
mempengaruhi antara lain:nutrisi,status kesehatan,emosi,gaya hidup,perubahan
perilaku seseorang,hidrasi pasien.
Body alignment bisa terjadi ketidaknormalan, diantaranya adalah
Tortikolis,Lordosis,Kifosis, Kifolordosis,Skoliosis ,Kifoskoliosi,Dysplasia Pinggung
Kongenital dan Knock-knee (genu varum)
Refrensi .
http://smointi.blogspot.co.id/2012/12/makalah-sistem-kekebalantubuh.html
http://gladiator909.blogspot.co.id/2015/03/contoh-makalah-biologisistem.html
https://konsepbiologi.wordpress.com/2011/05/23/sistem-kekebalan-tubuhimun/
http://www.academia.edu/12503435/Makalah_Sistem_Kekebalan_Tubuh
http://tugasmine.blogspot.co.id/2015/03/makalah-anatomi-dan-fisiologisistem.html
http://dokumen.tips/documents/anatomi-fisiologi-sistem-sensorik.html
http://referatnaya.blogspot.co.id/2012/01/referat-ilmu-penyakit-sarafsistem.html
https://www.scribd.com/doc/139400989/ANATOMI-DAN-FISOLOGI-SISTEMSENSORIK-docx
https://marsenorhudy.wordpress.com/2011/01/07/patient-safetiykeselamatan-pasien-rumah-sakit/
https://marsenorhudy.wordpress.com/2011/01/07/patient-safetiykeselamatan-pasien-rumah-sakit/
http://sheringtipshidupsehat.blogspot.co.id/2015/02/pengertian-danlangkah-langkah-patient.html
https://en.wikipedia.org/wiki/Patient_safety
http://lpkeperawatan.blogspot.co.id/2014/01/infeksinosokomial.html#.VwqnZzGZtro
http://makalahkesehatan88.blogspot.co.id/2013/11/makalah-infeksinosokomial.html
http://arisetiyani1994.blogspot.co.id/2012/11/makalah-nosokomial.html
http://www.academia.edu/6380424/MAKALAH_INFEKSI_NOSOKOMIAL
http://makalahtransportpasien0928.blogspot.co.id/
http://tanyadokterkeluarga.blogspot.co.id/2010/01/transportasi-pasienkritis.html
https://www.scribd.com/doc/256744726/Makalah-Transport-Pasien
http://makalahtransportpasien0928.blogspot.co.id/
http://keperawatanprofesionalislami.blogspot.co.id/2013/03/makalahbody-aligment.html
http://fadilahnursolehati.blogspot.co.id/2014/05/makalah-bodyalignment.html
http://kep-censs.blogspot.co.id/2012/03/makalah-body-alighment.html
http://adindatataa.blogspot.co.id/2014/01/body-aligment.html