Disusun oleh:
Kelompok 6
1. Hanifah Eka S
2. Winda Aristia
IPA-Biologi C/VI
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SYEKH NURJATI CIREBON
2015
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, Puji serta syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan kita begitu banyak Nikmat dan Rahmat-Nya, sehingga dengan nikmatnya itu
penulis bisa menyelesaikan tugas makalah ini yang berjudul “Sistem Pertahanan Tubuh”
dengan baik tanpa ada satu halangan apapun.
Shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada baginda Rasullulah SAW, yang telah
menuntun kita pada jalan kebenaran dan semoga kita selalu menjadi pengikutnya hingga
akhir zaman, Amin.
Makalah ini berisikan tentang materi sistem pertahanan tubuh pada manusia. Kami
berharap makalah ini dapat berguna untuk menambah pemahaman bagi pemakalah ataupun
pembacanya. Penulis menyadari bahwa makalah yang kami buat ini masih memiliki banyak
kekurangan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca. Akhir harapan dari penulis agar makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
pembaca pada umumnya dan penulis khususnya.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sistem kekebalan tubuh sangat mendasar peranannya bagi kesehatan, tentunya harus
disertai dengan pola makan sehat, berolahraga, dan terhindar dari masuknya senyawa beracun
ke dalam tubuh. Sekali senyawa beracun hadir dalam tubuh, maka harus segera dikeluarkan.
Kondisi sistem kekebalan tubuh menentukan kualitas hidup. Ada orang yang mudah sakit,
ada pula orang yang jarang sakit, ini ada kaitannya dengan sistem pertahanan tubuh seseorang
tersebut. Dalam tubuh yang sehat terdapat sistem kekebalan tubuh yang kuat sehingga daya
tahan tubuh kebal terhadap penyakit. Pada bayi yang baru lahir, pembentukan sistem
kekebalan tubuhnya belum sempurna dan masih memerlukan ASI yang membawa sistem
kekebalan tubuh sang ibu untuk membantu daya tahan tubuh bayi. Semakin dewasa, sistem
kekebalan tubuh terbentuk sempurna. Namun, pada orang lanjut usia, sistem kekebalan
tubuhnya secara alami menurun. Itulah sebabnya timbul penyakit degeneratif atau penyakit
penuaan.
Pola hidup modern menuntut segala sesuatu dilakukan serba cepat dan instan. Hal ini
berdampak juga pada pola makan. Misalnya sarapan di dalam kendaraan, makan siang serba
tergesa, belum lagi kualitas makanan yang dikonsumsi, polusi udara, kurang berolahraga, dan
stres. Apabila terus berlanjut, daya tahan tubuh akan menurun, lesu, cepat lelah, dan mudah
terserang penyakit. Karena itu, banyak orang yang masih muda mengidap penyakit
degeneratif. Kondisi stres dan pola hidup modern sarat polusi, diet tidak seimbang, dan
kelelahan menurunkan daya tahan tubuh sehingga memerlukan kecukupan antibodi. Gejala
menurunnya daya tahan tubuh sering kali terabaikan sehingga timbul berbagai penyakit
infeksi, dan penuaan dini pada usia produktif.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan sistem kekebalan tubuh ?
2. Apa saja komponen sistem kekebalan tubuh ?
3. Bagaimanan mekanisme sistem kekebalan tubuh ?
4. Bagaimanan respon imunitas sistem kekebalan tubuh ?
5. Apa saja gangguan pada sistem kekebalan tubuh ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian sistem kekebalan tubuh
2. Untuk mengetahui komponen sistem kekebalan tubuh
3. Untuk mengetahui mekanisme sistem kekebalan tubuh
4. Untuk mengetahui respon imunitas sistem kekebalan tubuh
5. Untuk mengetahui gangguan pada sistem kekebalan tubuh
BAB II
ISI
Antibodi terdapat di dalam darah dan cairan tubuh yang dibentuk sebagai respons sistem
kekebalan terhadap antigen asing. Antigen yang dikenali oleh lifosit B, limfosit T, dan
makrofag akan merangsang pelepasan antibodi kedalam darah. Respons sel yng pertama
terhadap antibodi adalah pembentukan antibodi IgM oleh sel, setelah itu baru pembentukan
antibodi tipe lain seperti IgG, IgA, AgD, dan IgE.
a. IgM adalah antibodi yang dihasilkan pada pemaparan awal oleh suatu antigen, contohnya
jika sorang anak menerima vaksinasi tetanus i, maka 10-14 hari kemudian akan terbentuk
antibodi antitetanus IgM (respons antibodi primer). IgM banyak terdapat di dalam darah,
tetapi dalam keadaan normal tidak ditemukan dalam organ maupun jaringan.
b. IgG adalah jenis antibodi yang dihasilkan pada pemaparan antigen berikutnya. Contohnya
setelah mendapatkan suntikan tetanus ii, maka 5-7 hari kemudian seorang anak akan
membentuk antibodi IgG. IgG (Respons antibodi sekunder) ditemukan di dalam darah dan
jaringan.
c. IgA adalah antibodi yang memegang peranan penting pada pertahanan tubuh terhadap
msuknya mikroorganisme melalui permukaan yang dilapisi selaput lendir, yaitu hidung,
mata, paru-paru, dan usus. IgA ditemukan di dalam darah dan cairan tubuh (pada saluran
pencernaan, hidung, mata, paru-paru, dan ASI).
d. IgE adalah antibodi yang menyebabkan reaksi alergi akut (reaksi alergi cepat).
e. IgD adalah antibodi yang terdapat dalam jumlah yang sangat sedikit di dalam darah.
Zat antibodi menghentikan aktivitas antigen penyebab penyakit dengan cara menetralisir dan
opsonisai.
Kekebalan Humoral
Seperti telah dijelaskan sebelumnya, kekebalan humoral melibatkan aktivasi sel B dan
produksi antibodi yang beredar di dalam plasma darah dan limfa. Antibodi yang beredar
sebagai respons humoral, bekerja melawan bakteri, virus, dan toksin yang ada di dalam cairan
tubuh. Untuk melawan antigen, limfosit B dengan antibodi tertentu akan membelah dan
berdiferensiasi menjadi dua bagian, yaitu sel plasma dan sel B memori. Sel plasma dapat
memproduksi antibodi dengan kecepatan ±120.000 molekul/menit, dengan umur sel plasma
sekitar 5 hari. Antibodi memiliki dua sisi ikatan (binding site) yang berbeda. Oleh karena itu,
antibodi dapat membentuk suatu formasi ikatan (crosslink) terhadap antigen sehingga
membentuk suatu ikatan kompleks. Antigen yang telah berikatan dengan antibodi, tidak dapat
menginfeksi sel. Selain itu, antigen tersebut menjadi sasaran yang mudah bagi sel-sel fagosit
untuk ditelan dan dihancurkan.
Untuk membuat respons ini lebih efektif, antibodi memberikan “instruksi” kepada
molekul dan sel-sel lain di dalam tubuh untuk mengetahui adanya serangan. Apabila antigen
tersebut berupa protein bebas, antibodi akan berikatan dengan antigen tersebut dan
diekskresikan oleh ginjal. Adapun antigen yang berupa bakteri dan virus, antibodi akan
memberi sinyal kimiawi untuk menarik sel-sel fagosit agar menghancurkannya.
Kemudian, beberapa antibodi akan mengaktifkan sejumlah protein dalam darah atau
protein komplemen. Ketika protein komplemen ini bertemu dengan antibodi yang menempel
pada permukaan sel, protein tersebut akan menempel pada membran sel dan membentuk
pori-pori. Pori-pori ini akan membuat sel menjadi lisis (pecah).
Keterangan: Mekanisme kekebalan yang dilakukan oleh (a) sel T sitotoksik, (b) sel T
pembantu, dan (c) sel Tsupressor.
Kekebalan selular sangat penting dalam menghadapi infeksi oleh virus. Meskipun
antibodi dapat menangkap partikel-partikel virus, antibodi tidak dapat menyerang virus yang
telah masuk ke dalam sel. Sel T sitotoksik dapat mendeteksi protein virus pada permukaan sel
yang terinfeksi dan menghancurkannya sebelum virus tersebut bereplikasi dan menginfeksi
sel-sel yang lain.
Firmansyah, Rikky, dkk. 2009. Mudah Dan Aktif Belajar Biologi. Jakarta: PT Setia Purna
Inves
Priadi, Arif. 2009. Biology 2 For Senior High School Year XI. Jakarta: Yudhistira
Rachmawati, Faidah, dkk. 2009. Biologi. Jakarta: Ricardo CV
Widayari, Sri, dkk. 2009. Biologi SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Penerbit Pustaka Insan Madani