Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

SISTEM IMUN

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Patofisiologi

Dosen Pengampu : Ns. Tuti Anggarawati, M.Kep

Kelompok 8

Disusun Oleh :

SHINTA BELLA (20101440119093)

SITI ZAHROTUN NAFISA (20101440119095)

SUYANTO (20101440119098)

TIARA SAFIRA PUTRI (20101440119099)

TOTOK MARGIYANTO (20101440119100)

VINKA MEILINA PUTRI (20101440119103)

WANDA NOVITA (20101440119107)

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

AKPER KESDAM IV DIPONEGORO SEMARANG

2020
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.

Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya yang telah melimpahkan

rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan

makalah Patofisiologi tentang “ ”

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari

berbagai sumber dan pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan dan menyusun

makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak

yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada

kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu

dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca dan

pendengar agar saya dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata, kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan ilmu yang

bermanfaat terhadap pembaca. Terimakasih.

Semarang, 12 Maret 2020

Penulis,

1
A. RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang dimaksud dengan sel dan jaringan sistem imun?

2. Apa yang dimaksud dengan reaksi imun dan pathway reaksi imun tersebut?

3. Apa yang dimaksud dengan reaksi hipersensitivitas berdasarkan reaksi imun.

4. Apa itu penyakit sistem imun?

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Sel dan Jaringan Sistem Imun

Sel merupakan unit terkecil yang menjadi dasar kehidupan dalam arti biologis.

Semua fungsi kehidupan diatur dan berlangsung di dalam sel. Karena itulah, sel dapat

berfungsi secara autonom asalkan seluruh kebutuhan hidupnya terpenuhi. Makhluk

hidup (organisme) tersusun dari satu sel tunggal (uniselular), misalnya bakteri, Archaea,

serta sejumlah fungi dan protozoa) atau dari banyak sel (multiselular).

Jenis – Jenis Sel

1) Sel Prokariotik

Sel Prokariotik ialah makhluk hidup yang tidak memiliki membran inti sel (= karyon),

sedangkan eukariota memiliki membran inti sel.

Semua prokariota adalah uniseluler, kecuali myxobacteria yang sempat menjadi

multiseluler di salah satu tahap siklus hidup biologinya.

2) Sel Eukariotik

Sel Eukariotik merupakan salah satu organisme dengan sel yang memiliki nukleus dan

organel bermembran lainnya.

a. Pengertian Sistem Kekebalan Tubuh (Sistem Imun).

Sistem imun pada manusia berperan penting untuk mempertahankan

3
kondisi tubuh karena tubuh manusia secara terus – menerus terpapar oleh agen

penginfeksi yang dapat menyebabkan penyakit. Kebanyakan penyakit ataupun

ancaman dari luar lainnya dicegah masuk ke dalam tubuh oleh sistem pertahanan tubuh

manusia yang dikenal dengan sistem imun (Baratawidjaja, 2009).

Sistem imun adalah semua mekanisme yang digunakan tubuh untuk

mempertahankan keutuhan tubuh sebagai perlindungan terhadap bahaya yang dapat

ditimbulkan berbagai bahan dalam lingkungan hidup. Jika sistem kekebalan bekerja

dengan benar, sistem ini akan melindungi tubuh terhadap infeksi bakteri dan virus, serta

mengahancurkan sel kanker dan zat asing dalam tubuh. Jika sistem kekebalan

melemah, kemampuannya melindungi tubuh juga berkurang, sehingga menyebabkan

patogen dapat berkembang dalam tubuh (Yanti, 2010). (Friedman 2010)

Sistem kekebalan tubuh atau disebut juga imunitas merupakan suatu

kemampuan tubuh untuk melawan hampir semua jenis organisme atau toksin yang

cenderung merusak jaringan dan organ tubuh. Organisme atau toksin ini merupakan

protein asing yang berbeda dari protein tubuh manusia yang disebut antigen dan dapat

menyebabkan penyakit. Oleh karena itu, antigen tersebut harus disingkirkan, dinetralisir

dan dihancurkan. Sistem kekebalan tubuh yang berperan menjalankan tugas tersebut

ialah antibodi. Antibodi merupakan suatu zat yang berasal dari protein darah jenis gama

globulin dan berfungsi melawan antigen yang masuk ke dalam tubuh.

Sistem imun atau sistem kekebalan tubuh merupakan suatu sistem perlindungan

secara biologis yang ada di dalam tubuh manusia dengan tujuan untuk menangkal

radikal bebas yang menyerang sehingga seorang individu akan terhindar dari penyakit.

4
Apabila sistem ini dapat bekerja dengan baik, maka seseorang akan terhindar dari

serangan virus ataupun bakteri, bahkan dapat mencegah dari serangan kanker.

Akan tetapi, apabila sistem ini tidak bekerja dengan baik atau dalam kondisi yang

lemah, maka kekebalan tubuh individu tersebut akan mudah terserang penyakit. Hal

yang ditakutkan ketika sistem ini melemah adalah dapat meingkatkan resiko terserang

penyakit kanker.

Dalam upaya melawan bermacam agen-agen yang infeksius dan toksik, sistem

kekebalan tubuh kita terdiri atas leukosit darah (sel darah putih) dan sel-sel jaringan

yang berasal dari leukosit. Sel ini bekerja secara bersama-sama melalui dua cara untuk

mencegah penyakit, yaitu :

 merusak bakteri atau virus yang menginvasi melelui proses fagositosis,

 membentuk antibodi dan limfosit yang tersensitisasi. Namun, dalam melakukan

tugas tersebut, prinsip kerja kedua sel ialah menghacurkan atau membuat agen menjadi

tidak aktif.

5
B. Reaksi Imun

Respons imun adalah respons tubuh berupa suatu urutan kejadian yang kompleks

terhadap antigen, untuk mengeliminasi antigen tersebut. Respons imun ini dapat

melibatkan berbagai macam sel dan protein, terutama sel makrofag, sel limfosit,

komplemen, dan sitokin yang saling berinteraksi secara kompleks. Mekanisme

pertahanan tubuh terdiri atas mekanisme pertahanan non spesifik dan mekanisme

pertahanan spesifik.

Sistem imun adaptif atau sistem imun perolehan (bahasa Inggris: adaptive immune

system, acquired immune system) adalah mekanisme pertahanan tubuh berupa

perlawanan terhadap antigen tertentu.

Sistem imun adaptif ini terutama diperankan oleh limfosit B dan limfosit T. Ada tiga jenis

molekul yang penting dalam hal ini yaitu protein MHC, antibodi (imunoglobulin), dan

reseptor sel T (TCR, T cell receptor).

6
C. Reaksi Hipersensitivitas berdasarkan Reaksi Imun

A) Definisi

Reaksi Alergi (Reaksi Hipersensitivitas) adalah reaksi-reaksi dari sistem kekebalan yang

terjadi ketika jaringan tubuh yang normal mengalami cedera/terluka. Mekanisme dimana

sistem kekebalan melindungi tubuh dan mekanisme dimana reaksi hipersensitivitas bisa

melukai tubuh adalah sama. Karena itu reaksi alergi juga melibatkan antibodi, limfosit

dan sel-sel lainnya yang merupakan komponen dalam system imun yang berfungsi

sebagai pelindung yang normal pada sistem kekebalan. Reaksi ini terbagi menjadi

empat kelas (tipe I – IV) berdasarkan mekanisme yang ikut serta dan lama waktu reaksi

hipersensitif. Tipe I hipersensitivitas sebagai reaksi segera atau anafilaksis sering

berhubungan dengan alergi. Gejala dapat bervariasi dari ketidaknyamanan sampai

kematian. Hipersensitivitas tipe I ditengahi oleh IgE yang dikeluarkan dari sel mast dan

basofil. Hipersensitivitas tipe II muncul ketika antibodi melilit pada antigen sel pasien,

menandai mereka untuk penghancuran. Hal ini juga disebut hipersensitivitas sitotoksik,

dan ditengahi oleh antibodi IgG dan IgM. Kompleks imun (kesatuan antigen, protein

komplemen dan antibodi IgG dan IgM) ditemukan pada berbagai jaringan yang

menjalankan reaksi hipersensitivitas tipe III. hipersensitivitas tipe IV (juga diketahui

sebagai selular) biasanya membutuhkan waktu antara dua dan tiga hari untuk

berkembang. Reaksi tipe IV ikut serta dalam berbagai autoimun dan penyakit infeksi,

tetapi juga dalam ikut serta dalam contact dermatitis. Reaksi tersebut ditengahi oleh sel

T, monosit dan makrofag.

A. Tipe-Tipe Alergi

1. Alergi tipe 1

7
Alergi atau hipersentivitas tipe 1 adalah kegagalan kekebalan tubuh dimana tubuh

seseorang menjadi hipersensitif dalam bereaksi secara imunologi terhadap bahan-

bahan yang umumnya imunogenik(antigenik) atau dikatakan orang yang bersangkutan

bersifat atopik.Dengan kata lain,Tubuh manusia bereaksi berlebihan terhadap

lingkungan atau bahan-bahan yang oleh tubuh dianggap asing dan berbahaya,padahal

sebenarnya tidak untuk orang-orang yang tidak bersifat atopik.Bahan-bahan yang

menyebabkan hipersentivitas tersebut disebut alergen.Terdapat 2 kemungkinan yang

terjadi pada mekanisme reaksi alergi tipe 1,yaitu:

1. Alergen langsung melekat/terikat pada Ig E yang berada di permukaan sel mast atau

basofil, dimana sebelumnya penderita telah terpapar allergen sebelumnya, sehingga Ig

E telah terbentuk. Ikatan antara allergen dengan Ig E akan menyebabkan keluarnya

mediatormediator kimia seperti histamine dan leukotrine.

2. Respons ini dapat terjadi jika tubuh belum pernah terpapar dengan allergen penyebab

sebelumnya. Alergen yang masuk ke dalam tubuh akan berikatan dengan sel B,

sehingga menyebabkan sel B berubah menjadi sel plasma dan memproduksi Ig E. Ig E

kemudian melekat pada permukaan sel mast dan akan mengikat allergen. Ikatan sel

8
mast, Ig E dan allergen akan menyebabkan pecahnya sel mast dan mengeluarkan

mediator kimia. Efek mediator kimia ini menyebabkan terjadinya vasodilatasi,

hipersekresi, oedem, spasme pada otot polos. Oleh karena itu gejala klinis yang dapat

ditemukan pada alergi tipe ini antara lain : rinitis (bersin-bersin, pilek) ; sesak nafas

(hipersekresi sekret), oedem dan kemerahan (menyebabkan inflamasi) ; kejang

(spasme otot polos yang ditemukan pada anafilaktic shock).

Keterangan :

Alergen/eksogen nonspesifik seperti asap, sulfurdioksida, obat yang masuk melalui

jalan nafas akan menyebabkan saluran bronkus yang sebelumnya masih baik menjadi

meradang. Alergen diikat Ig E pada sel mast dan menyebabkan sel yang berada di

bronkus mengeluarkan mediator kimia (sitokin) sebagai respons terhadap alegen.

Sitokin ini mengakibatkan sekresi mukus, sehingga sesak nafas.

Adapun penyakit-penyakit yang disebabkan oleh reaksi alergi tipe I adalah :

a. Konjungtivitis

b. Asma

c. Rinitis

d. Anafilaktic shock

9
2. Alergi tipe 2

Reaksi Alergi tipe II {Antibody-Mediated Cytotoxicity (Ig G)} Reaksi alergi tipe II

merupakan reaksi yang menyebabkan kerusakan pada sel tubuh oleh karena antibodi

melawan/menyerang secara langsung antigen yang berada pada permukaan sel.

Antibodi yang berperan biasanya Ig G. Berikut mekanisme terjadinya reaksi alergi tipe II.

Keterangan :

Tipe ini melibatkan K cell atau makrofag. Alergen akan diikat antibody yang berada di

permukaan sel makrofag/K cell membentuk antigen antibody kompleks. Kompleks ini

menyebabkan aktifnya komplemen (C2 –C9) yang berakibat kerusakan.

Contoh penyakit-penyakit :

a. Goodpasture (perdarahan paru, anemia)

b. Myasthenia gravis (MG)

c. Immune hemolytic (anemia Hemolitik)

d. Immune thrombocytopenia purpura

e. Thyrotoxicosis (Graves' disease)

Terapi yang dapat diberikan pada alegi tipe II: immunosupresant

cortikosteroidsprednisolone).

10
3. Alergi tipe 3

Reaksi Alergi Tipe III (Immune Complex Disorders) Merupakan reaksi alegi yang dapat

terjadi karena deposit yang berasal dari kompleks antigen antibody berada di jaringan.

Gambar berikut ini menunjukkan mekanisme respons alergi tipe III.

Keterangan :

Adanya antigen antibody kompleks di jaringan, menyebabkan aktifnya komplemen.

Kompleks ini mengatifkan basofil sel mast aktif dan merelease histamine, leukotrines

dan menyebabkan inflamasi.

Reaksi Alergi tipe III

Keterangan gambar :

Alergen (makanan) yang terikat pada antibody pada netrofil (yang berada dalam darah)

dan antibody yang berada pada jaringan, mengaktifkan komplemen. Kompleks tersebut

menyebabkan kerusakan pada jaringan.


11
Penyakit :

a. the protozoans that cause malaria

b. the worms that cause schistosomiasis and filariasis

c. the virus that causes hepatitis B, demam berdarah.

d. Systemic lupus erythematosus (SLE)

e. "Farmer's Lung“ (batuk, sesak nafas)

4. Alergi tipe 4

Reaksi Alergi Tipe IV {Cell-Mediated Hypersensitivities (tipe lambat)}

Reaksi ini dapat disebabkan oleh antigen ekstrinsik dan intrinsic/internal (“self”). Reaksi

ini melibatkan sel-sel imunokompeten, seperti makrofag dan sel T.

Ekstrinsik : nikel, bhn kimia

Intrinsik : Insulin-dependent diabetes mellitus (IDDM or Type I diabetes), Multiple

sclerosis (MS), Rheumatoid arthritis, TBC.

Mekanisme Reaksi alergi tipe IV

12
Keterangan:

Makrofag (APC) mengikat allergen pada permukaan sel dan akan mentransfer allergen

pada sel T, sehingga sel T merelease interleukin (mediator kimia) yang akan

menyebabkan berbagai gejala.

B. Pathway hipersensitivitas

Sensitization

Sensitization

Food Allergen B-Cells and T-Cells

IgE Production

Elicitation

IgE Mast Cells

Food Allergen Activated Mast Cells

Release of

Allergic

Reactio

13
Fase elisitasi terjadi jika terdapat pajanan ulang. Ketika terpajan denganmakanan

(penyebab alergi) yang sama, protein akan mengikat molekul di sel mediator(sel basofil

dan sel mast). Tahap elisitasi ini menyebabkan tubuh mengeluarkanmolekul yang

menyebabkan inflamasi (seperti leukotrien dan histamin). Efek yangtimbul serta

keparahan alergi dipengaruhi oleh konsentrasi dan tipe alergen, rute pajanan, dan

sistem organ yang terlibat (misalnya kulit, saluran cerna, saluran pernapasan, dan

darah).

Antibodi melampirkan ke bentuk sel darah yang disebut sel mast. sel Mastdapat

ditemukan di saluran udara, di usus, dan di tempat lain. Kehadiran sel mastdalam

saluran udara dan saluran pencernaan membuat daerah ini lebih rentan terhadap

paparan alergen. Mengikat alergen ke IgE, yang melekat pada sel mast. Hal

inimenyebabkan sel mast untuk melepaskan berbagai bahan kimia ke dalam

darah.Histamin, senyawa kimia utama, menyebabkan sebagian besar gejala reaksi

alergi.

14
4.Penyakit Sistem Imun

No Jenis penyebab Manifestasi klinis

penyakit

1 Rematik Kesalahan pada sisitem Sendi sakit , kaku,dan bengkak

imun seseorang yang

menyerang sinovium

atau sebuah membran

yang melapisi sendi

sendi dalam tubuh


2 Lupus Saat anti bodi yang Demam,berat badan menurun,rambut

dihasilkan tubuh rontok,kelelahan,ruam , nyeri,atau

menempel pada jaringan bengkak pada sendi dan otot,sensitive

diseluruh tubuh terhadap sinar matahari ,sakit

dada,sakit kepala,kejang.
3 psoriasis Pertumbuhan sel kulit Kemerahan,lebih tebal,bersisik dan

baru yang sangat cepat terlihat seperti bercak putih perak.

sehingga menumpuk

dipermukaan kulit.
4 Penyakit Sistem kekebalan tubuh Diare,pendarahanpadadubur, buang

radang yang menyerang lapisan air besar yang mendesak, sakit perut

usus usus demam , berat badan turun, kelelahan


5 Diabetes Antibody sistemimun Kadar gula darah menjadi tinggi

miletustipe 1 yang menyerang dan kemudian mempengaruhi

menghancurkan sel pengelihatan, gijal,saraf, dan gusi.

penghasil

15
isulin( hormone yang

dibutuhkan dalam

mengontrol kadar gula

darah ) .
6 Sclerosis Penyakit autoimun yang Kebutaan, koordinasi yang buruk,

ganda meneyerang lapisan kelumpuhan,otot menengang ,

pelindung disekitar saraf. matirasa,dan lemah.

Hal ini dapat

menimbulkan kerusakan

yang memepengaruhi

otak dan sum sum tulang

belakang.

DAFTAR PUSTAKA

1. Abbas AK, Lichtman AH, Pober JS. Celluler and Moleculer Immunology. 4th Ed.,

16
Philadelphia: W.B. Saunders Company. 2000.

2. Campbell & J.B. Reece. Biology. Sevent Ed. San Fransisco: Person Education, Inc.

2005.

3. Ernest Jawetz Melnick and Adelberg. Geo F. Brooks, Janet S Butel, L. Nicho-las

Ornoston. Mikrobiologi Kedokteran. Ed. 20. Alih Bahasa: Edi Nugroho, R.F Maulana.

Judul Asli: Medical Microbiology. Jakarta: EGC. 1996.

4. Janeway CA, Travers P, Walport M, Capra JD. Immunobiology-The Immune System

in Health and Disease. Fourth Edition. New York: Elsevier Science Ltd/Garland

Publishing. 1999.

5. Pollard & W. C. Earnshaw. Cell Biology. USA: Elsevier Science. 2002.

6.http://faculty.weber.edu/ewalker/Medicinal_Chemistry/topics/Antihistam_local_a

nesth/histamine_release.gif. diakses tanggal 12 Februari 2010 jam 09.00 wib

7. http://pathmicro.med.sc.edu/ghaffar/hy per00.htm. diakses tanggal 12 Februari 2010

jam 09.00 wib. 8. Roitt J. Brostoff J., Male D. Immunology. 5 Ed. London: Mosby

International Ltd. 1998.

9. Lodish, H., A. Berk, S. L. Zipursky, P. Matsuidaira, D. Baltimore, J. Darnell. Moleculer

Biology Cell. Fourth Edition. New York: W. H. Freeman and Company. 2000.

10. Lehner, T. Immunologi of Oral Desease. Imunologi pada Penyakit Mulut. Ed. 3.

Terjemahan: Ratna Farida dan NG Suryadhana. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran

EGC. 1995.

11. Lonhar Thomas. Imonologi pada penyakit mulut. Edisi 3 Alih bahasa Ratna Farida

dkk, editor Yuwono Lilian. Jakarta: EGC. 1995.

12. Roorlan, dkk 2002. Imunologi Oral Kelainan Di Dalam Rongga Mulut. Jakarta: FKUI

17
13. https://duniapendidikan.co.id/apa-itu-sel/

14. Friedman. 2010. EGC Buku Ajar Keperawatan Keluarga : Riset, Teori, Dan Praktek.

15. Gary E. Kaiser.

16. Pritchard, Dorian J (2008). Medical Genetics at a Glance. Blackwell Publishing.

hlm. 103. ISBN 978-1-4051-4846-7.

18

Anda mungkin juga menyukai