Disusun oleh :
Kelompok 2 Kelas A17
Imunologi adalah ilmu yang luas, yang mencakup peneitian dasar sampai
dengan aplikasi klinis . imunologi mempelajari antigen, antibody dan fungsi
pertahanan tubuh penjamu yang diperantai oleh sel, terutma yang
berhubungan dengan imunitas terhadap penyakit, reaksi biologis hipersensitif,
lergi dan penolakan jarinfgan asing. Jika sistem kekebalan dalam tubuh
melemah, kemampuan melindungi tubuh juga berkurang, sehingga
menyebabkan patogen termasuk virus yang menyebabkan demam dan flu
dapat berkembang dalam tubuh. Sistem kekebalan juga memberikan
pengawasan terhadap sel tumor dan terhambatnya sistem ini juga telah
dilaporkan meningkatkan resiko terkena beberapa jenis kanker
1. Fungsi System Imun
a. Melindungi tubuh dari infeksi penyebab penyakit dengan
menghancurkan dan
b. mennghilangkan mikroorganisme atau substansi asing (bakteri,
virus, parasit, jamur serta tumor) yang masuk kedalam tubuh,
c. menghilangkan jaringan atau sel yang mati atau rusak untuk
perbaikan jaringan, menggenali sel atau jaringan yang
abnormal. Sasaran utama yaitu bakteri, patogen dan virus.
Leukosit merupakan sel imun utama (disamping sel plasma,
makrofag, dan sel mast).
B. Antigen dan Antibodi
1. Antigen
Antigen ( imunogen ) adalah suatu bahan bila dimasukkan ke dalam
tubuh dapat membangkitkan respons imun baik respons imun seluler
maupun humoral. Karaktristik antigen yang sangat menentukan
imunogenitas respomn imun adalah sebagai berikut:
a. Asing ( berbeda dari sself) : pada umumnya, molekul yang bersifat self
tidak bersifat imunogenik; untuk menimbulkan respon imun, molekul
harus dikenal sebagai nonself .
b. Ukuran molekul : molekul dengan berat kurang dari 10.000 (misalnya
asam amino) tidak bersifat imunogenik. Mereka hanya bisa menjadi
imunogenik hanya jika bergabung dengan protein pembawa.
c. Komplekstisitas kiiawi dan stuktural : jumlahhtetetu kompleksitas
kmiawi diperlukan. Contohnya: homo polimer lebih imunogenik
dibanding heteropolimer .
d. Determinan antigeik ( epitop ) : unit terkecil dari suatu antigen
kompleks yang dapat diikat oleh antiboddi isebu antigen atau epitop.
e. tatanan genetic penjamu : dua strain bintang yang dari spesies yang
sama dapat merespon secara berbeda terhadap antigren yang sama
karena perbedaan komposisi gen respon imun.
f. dosis, cara dan pemberian antigen : respon imun dapat dioptimalkan
dengan cara menentukan dosis antigen denga cermat .
2. Antibodi
Antibodi adalah protein immunoglobulin yang disekresi oleh sel B yang
teraktifasi oleh antigen. Antibodi merupakan senjata yang tersusun dari
protein dan dibentuk untuk melawan sel-sel asing yang masuk ke tubuh
manusia. Antibodi mengandung Imunoglobulin (Ig). Ig dibentuk oleh sel
plasma (proliferasi sel B) akibat kontak/dirangsang oleh antigen. Macam
Imunoglobulin: Ig G, Ig A, Ig M, Ig E dan IgD.
Antibodi mempunyai sifat yang sangat luar biasa, karena untuk
membuat antibodi spesifik untuk masing-masing musuh merupakan
proses yang luar biasa, dan pantas dicermati. Proses ini dapat terwujud
hanya jika sel-sel B mengenal struktur musuhnya dengan baik. Dan, di
alam ini terdapat jutaan musuh (antigen). Dia mengetahui polanya
berdasarkan perasaan. Sulit bagi seseorang untuk mengingat pola
kunci, walau cuma satu, Akan tetapi, satu sel B yang sedemikian kecil
untuk dapat dilihat oleh mata, menyimpan jutaan bit informasi dalam
memorinya, dan dengan sadar menggunakannya dalam kombinasi
yang tepat.
C. Sitem komplemen
1. Imunitas Pasif
Imunitas pasif diperankan oleh antibodi atau limfosit yang telah
dibentuk sebelumnya didalam tubuh penjamu yang lain . pemberian
secara pasif antibodi (dalam antiserum) terhadap bakteri menyebabkan
antitoksin tersedia dengan cepat dalam jumlah berlebih untuk menetralkan
toksin. Keuntungan utama imunitas pasif dengan antibodi yang telah
dibentuk sebelumnya (siap pakai) adalah tersedianya antibodi dalam
jumlah banyak secara cepat. Kerugiannya adalah jangka waktu antibody
yang pendek dan reaksi hipersensitivitas yang dapat terjadi jika diiberikan
antibodi (imunoglobulin) dari spesies lain.
2. Imunitas Aktif
Imunitas aktif diinduksi setelah kontak dengan antigen. Kontak ini
dapat berupa Infeksi klinis atau sub klini, imunisasi dengan agen infeksius
yang masih hidup atau sudah mati atau antigennya, paparan terhadap
hasil mikroba atau transplantasi se lasing. Pada semua keadaan ini, tubuh
penjamu aktif membentuk antibodi dan sel limfoid yang mampu merespon
antigen. Keuntungan imunitas aktif adalah imunitas bersifat jangka
panjang. Kerugiaanya adalah onset imunitas lambat dan membutuhkan
kontak dengan antigen lebih lama atau kontak ulangan.
E. Hipersensitivitas
1. Pengertian
Alergi merupakan salah satu respon sistem imun yang disebut reaksi
hipersensitif. Pada individu yang rentan , reaksi tersebutv secara khas
terjadi setelah kontak yang kedua dengan antigen spesifik. Kontak yang
pertama kali merupakan kejadian yang diperlukan untuk menginduksi
sanitasi terhadap allergen tersebut. Reaksi hipersensitif merupakan
salah satu respon system imun yang berbahaya karena dapat
menimbulkan kerusakan jaringan maupun penyakit yang serius. Oleh
Coobs dan Gell reaksi hipersensitif dikelompokkan menjadi empat
kelas.
a. Hipersensitivitas tipe 1( Anafilaksis ) ,Tipe ini disebut juga tipe
cepat. Mekanisme umum dari tipe ini meliputi langkah-langkah
berikut: antigen menginduksi pembentukan antibodi IgE, yang
terikat kuat dengan reseptor pada sel basofil dan sel mast melalui
bagian Fc antibody tersebut. Beberapa saat kemudian kontak
yang kedua dengan antigen yang sama mengakibatkan fiksasi
antigen kee IgE yang terikat ke sel dan pelepasan mediator yang
aktif secara farmakologis dari sel tersebut ddalam waktu
bebrraopa menit. Mediator tipe ini adalah histamine dan
prostaglandin .
b. Hipersensitivitas tipe II,Tipe ini melibatkan pengikatan antibody
(IgG atau IgM) ke antigen permukaan sel atau molekul matriks
ekstraseluler. Antibody yang ditujukan ke antigen permukaan sel
dapat mengaktifkan komplemen untuk menghancurkan sel
tersebut.
Obat-obat sepeerti penisilin , fenasetin san kinidin sapat melekat
pada protein permukaan sel darah merah dan mengawali
pembentukan antibody. Antibody autoimun ini ini kemudian dapat
bergabung dengan peermukaan ssel yang mengakibatkan
hemolisis.
c. Hipersensitivitas tipe III,Reaksi tipe III disebut juga reaksi
kompleks imun adalah reaksi yang terjadi bila kompleks antigen-
antibodi ditemukan dalam jaringan atau sirkulasi/ dinding
pembuluh darah dan mengaktifkan komplemen. Antibodi yang
bisa digunakan sejenis IgM atau IgG sedangkan komplemen
yang diaktifkan kemudian melepas faktor kemotatik makrofag.
Faktor kemotatik yang ini akan menyebabkan pemasukan
leukosit-leukosit PMN yang mulai memfagositosis kompleks-
kompleks imun. Reaksi ini juga mengakibatkan pelepasan zat-
zat ekstraselular yang berasal dari granula-granula polimorf,
yakni berupa enzim proteolitik, dan enzim-enzim pembentukan
kinin.
Antigen pada reaksi tipe III ini dapat berasal dari infeksi kuman
patogen yang persisten (malaria), bahan yang terhirup (spora
jamur yang menimbulkan alveolitis alergik ekstrinsik) atau dari
jaringan sendiri (penyakit autoimun). Infeksi dapat disertai
dengan antigen dalam jumlah berlebihan, tetapi tanpa adanya
respons antibodi yang efektif.
d. Hipersensitivitas tipe IV (hipersensitivitas
lambat),Hipersensitivitas tipe lambat merupakan fungsi dari
limfosit T terrsensitosasi secara spesifik, bukan merupakan
fungsi antibody. Respon imun ini lambat, yakni respon ini dimulai
beberapa jam atau beberapa hari setelah kontak dengan antigen
berlangsung selama berhari-hari.