GANGGUAN IMUNOLOGI
1
DAFTAR ISI
BAB I:PENDAHULUAN
1.3 Tujuan......................................................................................................... 3
2.1Pengertian imunologi...................................................................................
2.3.1Antigen.....................................................................................................
2.3.2Antibodi....................................................................................................
2.3.3Sistem komplemen....................................................................................
2.3.4macam-macam imun.................................................................................
2.3.5Hipersentivitas..........................................................................................
3.1Kesimpulan..................................................................................................
3.2Saran............................................................................................................
Daftar pustaka
2
BAB I
PENDAHULUAN
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
sel-sel B mengenal struktur musuhnya dengan baik. Dan, di alam ini
terdapat jutaan musuh (antigen). Dia mengetahui polanya berdasarkan
perasaan. Sulit bagi seseorang untuk mengingat pola kunci, walau cuma
satu, Akan tetapi, satu sel B yang sedemikian kecil untuk dapat dilihat
oleh mata, menyimpan jutaan bit informasi dalam memorinya, dan dengan
sadar menggunakannya dalam kombinasi yang tepat.
2.3.3 Sitem komplemen
Sistem komplemen membantu antibodi atau sel fagositik untuk
membersihkan patogen dalam tubuh. Komplemen merupakan bagian dari
sistem imun non-spesifik (innate immune system), tetapi dapat juga
berperan dalam sistem imun spesifik yang setiap waktu dapat diaktifkan
kompleks imun. Istilah komplemen merujuk pada kemampuan protein
tersebut untuk mengkomlementasikan atau menggabungkan efek
komponen-komponen yang lain dari system imun ( misalnya antibody ).
Komplemen mempunyai beberapa pengaruh yaitu : melisis sel (misalnya
sel bakteri dan tumor produksi mediator yang berperan dalam inflamasi
dan menarik fagosit, dan penguatan respon imun yang diperantarai
antibody.Protein komplemen disintesis terutama olehh hepar dan oleh sel
fagositik. Komplemen yang tidak tahan panas, diinaktivasi pada suhu 56 ͦ
C selama 30 menit; imunoglobulin tidak mengalami inaktivasi pada suhu
tersebut. Beberapa komponen komplemen merupakan proenim, yang
harus dipecahkan untuk membentuk enim yang aktif. Aktivasi komponen
komplemen terjadi melalui dua jalur yaitiu;
(KETIK YANG 2 TADI YA)
2.3.5 Hipersensitivitas
Alergi merupakan salah satu respon sistem imun yang disebut reaksi
hipersensitif. Pada individu yang rentan , reaksi tersebutv secara khas
terjadi setelah kontak yang kedua dengan antigen spesifik. Kontak yang
pertama kali merupakan kejadian yang diperlukan untuk menginduksi
sanitasi terhadap allergen tersebut. Reaksi hipersensitif merupakan salah
satu respon system imun yang berbahaya karena dapat menimbulkan
kerusakan jaringan maupun penyakit yang serius. Oleh Coobs dan Gell
reaksi hipersensitif dikelompokkan menjadi empat kelas yaitu :
6
2. Hipersensitivitas tipe II : Tipe ini melibatkan pengikatan antibody
(IgG atau IgM) ke antigen permukaan sel atau molekul matriks
ekstraseluler. Antibody yang ditujukan ke antigen permukaan sel dapat
mengaktifkan komplemen untuk menghancurkan sel tersebut.
Obat-obat sepeerti penisilin , fenasetin san kinidin sapat melekat pada
protein permukaan sel darah merah dan mengawali pembentukan
antibody. Antibody autoimun ini ini kemudian dapat bergabung
dengan peermukaan ssel yang mengakibatkan hemolisis.
3. Hipersensitivitas tipe III : Reaksi tipe III disebut juga reaksi kompleks
imun adalah reaksi yang terjadi bila kompleks antigen-antibodi
ditemukan dalam jaringan atau sirkulasi/ dinding pembuluh darah dan
mengaktifkan komplemen. Antibodi yang bisa digunakan sejenis IgM
atau IgG sedangkan komplemen yang diaktifkan kemudian melepas
faktor kemotatik makrofag. Faktor kemotatik yang ini akan
menyebabkan pemasukan leukosit-leukosit PMN yang mulai
memfagositosis kompleks-kompleks imun. Reaksi ini juga
mengakibatkan pelepasan zat-zat ekstraselular yang berasal dari
granula-granula polimorf, yakni berupa enzim proteolitik, dan enzim-
enzim pembentukan kinin. Antigen pada reaksi tipe III ini dapat
berasal dari infeksi kuman patogen yang persisten (malaria), bahan
yang terhirup (spora jamur yang menimbulkan alveolitis alergik
ekstrinsik) atau dari jaringan sendiri (penyakit autoimun). Infeksi
dapat disertai dengan antigen dalam jumlah berlebihan, tetapi tanpa
adanya respons antibodi yang efektif.
4. Hipersensitivitas tipe IV (hipersensitivitas lambat) :Hipersensitivitas
tipe lambat merupakan fungsi dari limfosit T terrsensitosasi secara
spesifik, bukan merupakan fungsi antibody. Respon imun ini lambat,
yakni respon ini dimulai beberapa jam atau beberapa hari setelah
kontak dengan antigen berlangsung selama berhari-hari.
7
Reaksi hipersensitivitas atau alergi menunjukan suatu kondisi respon
imunitas yang menimbulkan reaksi yang berlebihan atau reaksi yang tidak
sesuai. Hipesensitivitas termasuk dalam penyakit autoimun.
Autoimun adalah respon imun terhadap antigen jaringan sendiri yang
disebabkan oleh kegagalan mekanime normal yang berperan
mempertahankan self tolerance sel B sel T atau keduanya. Potensi
autoimunditemukan pada semua individu oleh karena limfosit dapat
mengekspresikan reseptor spesifik untuk banyakl antigen.
Automunitas terjadi karena self antigen yang dapat menimbulkan aktivasi,
prolifirasi serta diferensiasi sel T. autoreaktif menjadi sel efektor yang
menimbulkan kerusakan jaringan dari berbagai organ, baik antibody
maupun sel T atau keduanaya dapat berperan dalam pathogenesis
automun. Antigen disebut auto antigen sedangkan antibody disebut
autoantibody. (kamen, 2006) .
BAB III
PENUTUP
8
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
9
DAFTAR PUSTAKA
Gorman dkk, 1982. Kimia dan biologi antibiotic laktan, London : academic press
http://ners.unair.ac.id/materikuliah/IMUNOPATOLOGI.pdf
http://muhaiminrifai.lecture.ub.ac.id/files/2011/01/Alergi-hipersensitif-diktat1.pdf
http://eprints.undip.ac.id/43998/3/Josephine_Rahma_G2A009055_Bab2KTI.pdf
10