Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

GANGGUAN IMUNOLOGI

Di Susun Oleh Kelompk 4:

1. Arif Ramdhan Syafi’i (C180112005)


2. Lukman Nurhakim (200114024)
3. Muhammad Iqbal (200114031)

STIKES ABDI NUSANTARA

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

TAHUN AJARAN 2022/2023

1
DAFTAR ISI

(YANG GA ADA TITIKNYA JANGAN DI NOMERIN, HALAMANNYA LIAT


DIBAWAH UDAH GUE KASIH TINGGAL LU CATET)

BAB I:PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang............................................................................................ 3

1.2 Rumusan masalah....................................................................................... 3

1.3 Tujuan......................................................................................................... 3

BAB II: PEMBAHASAN

2.1Pengertian imunologi...................................................................................

2.2Fungsi sistem imun......................................................................................

2.3Antigen dan anti bodi...................................................................................

2.3.1Antigen.....................................................................................................

2.3.2Antibodi....................................................................................................

2.3.3Sistem komplemen....................................................................................

2.3.4macam-macam imun.................................................................................

2.3.5Hipersentivitas..........................................................................................

2.3.6Hubungan hipersentivitas dengan sistem imun........................................

BAB III: PENUTUP

3.1Kesimpulan..................................................................................................

3.2Saran............................................................................................................

Daftar pustaka

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Sistem kekebalan tubuh sangat mendasar peranannya bagi kesehatan, tentunya
harus disertai dengan pola makan sehat, cukup berolahraga, dan terhindar dari
masuknya senyawa beracun ke dalam tubuh.
Pola hidup modern menuntut segala sesuatu dilakukan secara cepat dan instan.
Hal ini berdampak juga pada pola makan misalnya sarapan didalam kendaraan,
makan siang serba tergesah-gesah, dan malam karena kelelahan jadi tidak ada nafsu
makan. Belum lagi kualitas makanan yang dikonsumsi, polusi udara, kurang
berolahraga dan stres. Apabila terus berlanjut maka daya tahan tubuh akan terus
menurun, lesu, cepat lelah dan mudah terserang penyakit. Sehingga saat ini banyak
orang yang masih muda banyak yang mengidap penyakit degeneratif. Kondisi stres
dan pola hidup modern serta polusi, diet tidak seimbang dan kelelahan menurunkan
daya tahan tubuh sehingga menurunkan kecukupan antibodi. Gejala menurunnya
daya tahan tubuh seringkali terabaikan sehingga timbul berbagai penyakit infeksi,
penuaan dini pada usia dini.
1.2. Rumusan Masalah (KASIH TANDA TANYA JUSEYO!)
1. Apa pengertian sistem imun?
2. Apa fungsi sistem imun
3. Apa yang dimaksud antigen dan antibody
4. Apa yang dimaksud sistem komplemen
5. Macam-macam imunitas
6. Apa yang dimaksud reaksi hipersensitivitas
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian sistem imun
2. Untuk mengetahui fungsi sistem imun
3. Untuk mengetahui apa yang dimaksud antigen dan antibody
4. Untuk mengetahui apa yang dimaksud sistem komplemen
5. Untuk mengetahui apa saja macam-macam imunitas
6. Untuk mengetahui apa yang dimaksud reaksi hipersensitivitas

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Imunologi


Imunologi adalah ilmu yang luas, yang mencakup peneitian dasar sampai dengan
aplikasi klinis . imunologi mempelajari antigen, antibody dan fungsi pertahanan tubuh
penjamu yang diperantai oleh sel, terutma yang berhubungan dengan imunitas terhadap
penyakit, reaksi biologis hipersensitif, lergi dan penolakan jarinfgan asing. Jika sistem
kekebalan dalam tubuh melemah, kemampuan melindungi tubuh juga berkurang,
sehingga menyebabkan patogen termasuk virus yang menyebabkan demam dan flu dapat
berkembang dalam tubuh. Sistem kekebalan juga memberikan pengawasan terhadap sel
tumor dan terhambatnya sistem ini juga telah dilaporkan meningkatkan resiko terkena
beberapa jenis kanker.
2.2 Fungsi System Imun
Melindungi tubuh dari infeksi penyebab penyakit dengan menghancurkan dan
mennghilangkan mikroorganisme atau substansi asing (bakteri, virus, parasit, jamur serta
tumor) yang masuk kedalam tubuh, menghilangkan jaringan atau sel yang mati atau
rusak untuk perbaikan jaringan, menggenali sel atau jaringan yang abnormal. Sasaran
utama yaitu bakteri, patogen dan virus. Leukosit merupakan sel imun utama (disamping
sel plasma, makrofag, dan sel mast).
2.3 Antigen dan Antibodi Antigen
2.3.1 Antigen
Adalah
(KETIK YANG TADI GUE KIRIM YA)
2.3.2 Antibodi
Antibodi adalah protein immunoglobulin yang disekresi oleh sel B
yang teraktifasi oleh antigen. Antibodi merupakan senjata yang tersusun
dari protein dan dibentuk untuk melawan sel-sel asing yang masuk ke
tubuh manusia. Antibodi mengandung Imunoglobulin (Ig). Ig dibentuk
oleh sel plasma (proliferasi sel B) akibat kontak/dirangsang oleh antigen.
Macam Imunoglobulin: Ig G, Ig A, Ig M, Ig E dan IgD.
Antibodi mempunyai sifat yang sangat luar biasa, karena untuk
membuat antibodi spesifik untuk masing-masing musuh merupakan proses
yang luar biasa, dan pantas dicermati. Proses ini dapat terwujud hanya jika

4
sel-sel B mengenal struktur musuhnya dengan baik. Dan, di alam ini
terdapat jutaan musuh (antigen). Dia mengetahui polanya berdasarkan
perasaan. Sulit bagi seseorang untuk mengingat pola kunci, walau cuma
satu, Akan tetapi, satu sel B yang sedemikian kecil untuk dapat dilihat
oleh mata, menyimpan jutaan bit informasi dalam memorinya, dan dengan
sadar menggunakannya dalam kombinasi yang tepat.
2.3.3 Sitem komplemen
Sistem komplemen membantu antibodi atau sel fagositik untuk
membersihkan patogen dalam tubuh. Komplemen merupakan bagian dari
sistem imun non-spesifik (innate immune system), tetapi dapat juga
berperan dalam sistem imun spesifik yang setiap waktu dapat diaktifkan
kompleks imun. Istilah komplemen merujuk pada kemampuan protein
tersebut untuk mengkomlementasikan atau menggabungkan efek
komponen-komponen yang lain dari system imun ( misalnya antibody ).
Komplemen mempunyai beberapa pengaruh yaitu : melisis sel (misalnya
sel bakteri dan tumor produksi mediator yang berperan dalam inflamasi
dan menarik fagosit, dan penguatan respon imun yang diperantarai
antibody.Protein komplemen disintesis terutama olehh hepar dan oleh sel
fagositik. Komplemen yang tidak tahan panas, diinaktivasi pada suhu 56 ͦ
C selama 30 menit; imunoglobulin tidak mengalami inaktivasi pada suhu
tersebut. Beberapa komponen komplemen merupakan proenim, yang
harus dipecahkan untuk membentuk enim yang aktif. Aktivasi komponen
komplemen terjadi melalui dua jalur yaitiu;
(KETIK YANG 2 TADI YA)

2.3.4 Macam-Macam Imun


1. Imunitas Pasif
Imunitas pasif diperankan oleh antibodi atau limfosit yang telah
dibentuk sebelumnya didalam tubuh penjamu yang lain .
pemberian secara pasif antibodi (dalam antiserum) terhadap bakteri
menyebabkan antitoksin tersedia dengan cepat dalam jumlah
berlebih untuk menetralkan toksin. Keuntungan utama imunitas
pasif dengan antibodi yang telah dibentuk sebelumnya (siap pakai)
adalah tersedianya antibodi dalam jumlah banyak secara cepat.
5
Kerugiannya adalah jangka waktu antibody yang pendek dan reaksi
hipersensitivitas yang dapat terjadi jika diiberikan antibody
(imunoglobulin) dari spesies lain.
2. Imunitas Aktif
Imunitas aktif diinduksi setelah kontak dengan antigen. Kontak
ini dapat berupa Infeksi klinis atau sub klini, imunisasi dengan
agen infeksius yang masih hidup atau sudah mati atau antigennya,
paparan terhadap hasil mikroba atau transplantasi se lasing. Pada
semua keadaan ini, tubuh penjamu aktif membentuk antibodi dan
sel limfoid yang mampu merespon antigen. Keuntungan imunitas
aktif adalah imunitas bersifat jangka panjang. Kerugiaanya adalah
onset imunitas lambat dan membutuhkan kontak dengan antigen
lebih lama atau kontak ulangan.

2.3.5 Hipersensitivitas

Alergi merupakan salah satu respon sistem imun yang disebut reaksi
hipersensitif. Pada individu yang rentan , reaksi tersebutv secara khas
terjadi setelah kontak yang kedua dengan antigen spesifik. Kontak yang
pertama kali merupakan kejadian yang diperlukan untuk menginduksi
sanitasi terhadap allergen tersebut. Reaksi hipersensitif merupakan salah
satu respon system imun yang berbahaya karena dapat menimbulkan
kerusakan jaringan maupun penyakit yang serius. Oleh Coobs dan Gell
reaksi hipersensitif dikelompokkan menjadi empat kelas yaitu :

1. Hipersensitivitas tipe 1( Anafilaksis ) : Tipe ini disebut juga tipe cepat.


Mekanisme umum dari tipe ini meliputi langkah-langkah berikut:
antigen menginduksi pembentukan antibodi IgE, yang terikat kuat
dengan reseptor pada sel basofil dan sel mast melalui bagian Fc
antibody tersebut. Beberapa saat kemudian kontak yang kedua dengan
antigen yang sama mengakibatkan fiksasi antigen kee IgE yang terikat
ke sel dan pelepasan mediator yang aktif secara farmakologis dari sel
tersebut ddalam waktu bebrraopa menit. Mediator tipe ini adalah
histamine dan prostaglandin .

6
2. Hipersensitivitas tipe II : Tipe ini melibatkan pengikatan antibody
(IgG atau IgM) ke antigen permukaan sel atau molekul matriks
ekstraseluler. Antibody yang ditujukan ke antigen permukaan sel dapat
mengaktifkan komplemen untuk menghancurkan sel tersebut.
Obat-obat sepeerti penisilin , fenasetin san kinidin sapat melekat pada
protein permukaan sel darah merah dan mengawali pembentukan
antibody. Antibody autoimun ini ini kemudian dapat bergabung
dengan peermukaan ssel yang mengakibatkan hemolisis.
3. Hipersensitivitas tipe III : Reaksi tipe III disebut juga reaksi kompleks
imun adalah reaksi yang terjadi bila kompleks antigen-antibodi
ditemukan dalam jaringan atau sirkulasi/ dinding pembuluh darah dan
mengaktifkan komplemen. Antibodi yang bisa digunakan sejenis IgM
atau IgG sedangkan komplemen yang diaktifkan kemudian melepas
faktor kemotatik makrofag. Faktor kemotatik yang ini akan
menyebabkan pemasukan leukosit-leukosit PMN yang mulai
memfagositosis kompleks-kompleks imun. Reaksi ini juga
mengakibatkan pelepasan zat-zat ekstraselular yang berasal dari
granula-granula polimorf, yakni berupa enzim proteolitik, dan enzim-
enzim pembentukan kinin. Antigen pada reaksi tipe III ini dapat
berasal dari infeksi kuman patogen yang persisten (malaria), bahan
yang terhirup (spora jamur yang menimbulkan alveolitis alergik
ekstrinsik) atau dari jaringan sendiri (penyakit autoimun). Infeksi
dapat disertai dengan antigen dalam jumlah berlebihan, tetapi tanpa
adanya respons antibodi yang efektif.
4. Hipersensitivitas tipe IV (hipersensitivitas lambat) :Hipersensitivitas
tipe lambat merupakan fungsi dari limfosit T terrsensitosasi secara
spesifik, bukan merupakan fungsi antibody. Respon imun ini lambat,
yakni respon ini dimulai beberapa jam atau beberapa hari setelah
kontak dengan antigen berlangsung selama berhari-hari.

2.3.6 Hubungan hipersensitivitas dengan system imun

7
Reaksi hipersensitivitas atau alergi menunjukan suatu kondisi respon
imunitas yang menimbulkan reaksi yang berlebihan atau reaksi yang tidak
sesuai. Hipesensitivitas termasuk dalam penyakit autoimun.
Autoimun adalah respon imun terhadap antigen jaringan sendiri yang
disebabkan oleh kegagalan mekanime normal yang berperan
mempertahankan self tolerance sel B sel T atau keduanya. Potensi
autoimunditemukan pada semua individu oleh karena limfosit dapat
mengekspresikan reseptor spesifik untuk banyakl antigen.
Automunitas terjadi karena self antigen yang dapat menimbulkan aktivasi,
prolifirasi serta diferensiasi sel T. autoreaktif menjadi sel efektor yang
menimbulkan kerusakan jaringan dari berbagai organ, baik antibody
maupun sel T atau keduanaya dapat berperan dalam pathogenesis
automun. Antigen disebut auto antigen sedangkan antibody disebut
autoantibody. (kamen, 2006) .

Autoimun secara teori berkembang sewaktu tolernsi terhadap self


antigen belum terbentuk atau sewaktu toleransi terhadap sel antigen
hilang. Kebanyyakan dari kesalahan tersebut kemungkinan karena factor
genetic. Kegagalan dalam mendapatkan toleransi disebabkan sebagai
berikut: kegagalan clononal detection dari sel autoreaktif (kegagalan dari
sel Tpusat), kegagalan anergi klononal (kegaglan dari sel T perifer).
Pelepasan antigen, pemisahan dimana toleransi bbelum berkembang,
perubahan dari self anti gen dimana tidak diknal sebagai antigen sendiri.
Tiruan molekul antarra antigen dari lingkungan dan self antigen.
Penyimpangan ekspresi MHC , rangsangan super antigen dari klonal
anergi autoreaktif rangsangan sel B poliklonat.

BAB III
PENUTUP

8
3.1 Kesimpulan

Sistem imun adalah sistem perlindungan pengaruh luar biologis yang


dilakukan oleh sel dan organ khusus pada suatu organisme. Jika sistem kekebalan
bekerja dengan benar, sistem ini akan melindungi tubuh terhadap infeksi. Jika sistem
kekebalan melemah, kemampuannya melindungi tubuh juga berkurang, sehingga
menyebabkan patogen, termasuk virus yang menyebabkan demam dan flu, dapat
berkembang dalam tubuh. Jika sistem ini terlalu aktif akan terjadi autoimunitas seperti
alergi atau hipersensitivitas.

3.2 Saran

Setelah mengetahui teori dasar tentang imunologi, kita diharapkan mampu


meningkatkan atau mempertahankan kekebalan tubuh kita dengan menjalankan gaya
hidup yang sehat agar terhindar dari berbagai macam infeksi.

9
DAFTAR PUSTAKA

Zewert,dkk. 2011. Mikrobiologi kedokteran . jakarta: salemba

Kimbal,1983. Biologi, Jakarta : erlangga

Gorman dkk, 1982. Kimia dan biologi antibiotic laktan, London : academic press

http://ners.unair.ac.id/materikuliah/IMUNOPATOLOGI.pdf

http://muhaiminrifai.lecture.ub.ac.id/files/2011/01/Alergi-hipersensitif-diktat1.pdf

http://eprints.undip.ac.id/43998/3/Josephine_Rahma_G2A009055_Bab2KTI.pdf

10

Anda mungkin juga menyukai