Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

IMUNOSEROLOGI
(sistem imun nonspesifik dan spesifik)

OLEH :
FIRDAYANTI ALLOLINGGI

(173145453137)

17-D

PROGRAM STUDI DIII TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS


FAKULTAS FARMASI, TEKNOLOGI RUMAH SAKIT DAN INFORMATIKA
UNIVERSITAS MEGAREZKY MAKASSAR
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur marilah selalu kita haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa

yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan Makalah yang membahasa tentang “ Sistem Imun Spesifik dan

Non-spesifik” ini tepat pada waktunya. Dalam penyusunan makalah ini tidak

terlepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis

mengucapkan terimakasih. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih belum

sempurna, maka saran dan kritik yang membangun sangat dibutuhkan untuk

menyempurnakan Makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis dan

bagi pembaca.

Makassar, 09 April 2019


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ………………………………………………………………….

KATA PENGANTAR………………………………………………………………....

DAFTAR ISI……………………………………………………………………………

BAB I PENDAHULUAN

Latar Belakang ………..……………………………………………………………….

Rumusan Masalah……………………………………………………………………..

Tujuan ……………………………………………………...........................

BAB II PEMBAHASAN

A.Pengertian Sistem Imun ……………………………………………………………

B. Sistem Imun Nonspesifik...........................................................................................

C. Sistem Imun Spesifik ……………………………………………………………...

BAB III PENUTUP

Kesimpulan……………………………………………………....................................

Saran…………………………………………………………………………………..

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………..
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Imonologi atau imunitas adalah resistensi terhadap penyakit terutama
penyakit infeksi. Gabungan sel, molekul dan jaringan yang berperan dalam
resistensi terhadap infeksi sistem imun. Reaksi yang dikoordinasi sel-sel,
molekul-molekul terhadap mikroba dan bahaya lainnya disebut respon
imun. Sistem imun diperlukan tubuh untuk dapat mempertahankan tubuh
dari penyakit atau infeksi dari benda asing yang masuk dalam tubuh.
Sistem kekebalan tubuh sangat mendasar peranannya bagi
kesehatan, Sistem imun membentuk sistem pertahanan badan terhadap
bahan asing seperti mikroorganisme, molekul-molekul berpotensi toksik,
atau sel-sel tidak normal (sel terinfeksi virus atau malignan). Sistem ini
menyerang bahan asing atau antigen dan juga mewujudkan peringatan
tentang kejadian tersebut supaya pendedahan yang berkali-kali terhadap
bahan yang sama
akan mencetuskan gerak balas yang lebih cepat dan bertingkat.Oleh karena i
tu tentunya harus disertai dengan pola makan sehat, cukup berolahraga,
dan terhindar dari masuknya senyawa beracun ke dalam tubuh. Sekali
senyawa beracun hadir dalam tubuh, maka harus segera dikeluarkan.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah sistem imun Itu?
2. Apakah sistem imun spesifik dan non-spesifik itu?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari sistem imun.
2. Untuk mengetahui hal-hal penting mengenai sistem imun spesifik dan
non-spesifik.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sistem Imun

Sistem imun adalah bagian terpenting dari sistem pertahanan tubuh Sistem
imun melindungi tubuh dari masuknya berbagai mikroorganisme seperti
bakteri dan virus yang banyak terdapat di lingkungan hidup. Dengan adanya
sistem imun, tubuh mampu mempertahankan diri dari infeksi yang dapat
disebabkan oleh mikroorganisme, dimana mikroorganisme akan selalu
mencari inang untuk diinfeksi. Penurunan sistem imun akan meningkatkan
kerentanan terhadap infeksi.

B. Sistem Imun non Spesifik

Dalam mekanisme imunitas non spesifik memiliki sifat selalu siap dan
memiliki respon langsung serta cepat terhadap adanya patogen pada individu
yang sehat. Sistem imun ini bertindak sebagai lini pertama dalam menghadapi
infeksi dan tidak perlu menerima pajanan sebelumnya, bersifat tidak spesifik
karena tidak ditunjukkan terhadap patogen atau mikroba tertentu, telah ada dan
berfungsi sejak lahir. Mekanismenya tidak menunjukkan spesifitas dan mampu
melindungi tubuh terhadap patogen yang potensial, Manifestasi respon imun
alamiah dapat berupa kulit, epitel mukosa, selaput lendir, gerakan silia saluran
nafas, batuk dan bersin lisozim, IgA, pH asam lambung.

Pertahanan humoral non spesifik berupa komplemen, interferon, protein


fase akut dan kolektin. Komplemen terdiri atas sejumlah besar protein yang
bila diaktifkan akan memberikan proteksi terhadap infeksi dan berperan dalam
respon inflamasi. Komplemen juga berperan sebagai opsonin yang
meningkatkan fagositosis yang dapat menimbulkan lisis bakteri dan parasit.
Tidak hanya komplemen, kolektin merupakan protein yang berfungsi sebagai
opsonin yang dapat mengikat hidrat arang pada permukaan kuman
Interferon adalah sitokin berupa glikoprotein yang diproduksi oleh
makrofag yang diaktifkan, sel NK dan berbagai sel tubuh yang mengandung
nukleus dan dilepas sebagai respons terhadap infeksi virus. Peningkatan kadar
C- reactive protein dalam darah dan Mannan Binding Lectin yang berperan
untuk mengaktifkan komplemen terjadi saat mengalami infeksi akut.

Sel fagosit mononuklear dan polimorfonuklear serta sel Natural Killer dan
sel mast berperan dalam sistem imun non spesifik selular.

Neutrofil, salah satu fagosit polimorfonuklear dengan granula


azurophilic yang mengandung enzyme hidrolitik serta substansi bakterisidal
seperti defensins dan katelicidin. Mononuklear fagosit yang berasal dari sel
primordial dan beredar di sel darah tepi disebut sebagai monosit. Makrofag di
sistem saraf pusat disebut sebagai sel mikroglia, saat berada di sinusoid hepar
disebut sel Kupffer, di saluran pernafasan disebut makrofag alveolar dan di
tulang disebut sebagai osteoklas .

Sel Natural Killer merupakan sel limfosit yang berfungsi dalam


imunitas nonspesifik terhadap virus dan sel tumor. Sel mast berperan dalam
reaksi alergi dan imunitas terhadap parasit dalam usus serta invasi bakteri.

C. Sistem Imun Spesifik

Sistem imun spesifik mempunyai kemampuan untuk mengenali benda


yang dianggap asing. Benda asing yang pertama kali muncul akan segera
dikenali dan terjadi sensitisasi sel-sel sistem imun tersebut. Benda asing yang
sama, bila terpajan ulang akan dikenal lebih cepat dan kemudian dihancurkan.
Respon sistem imun spesifik lebih lambat karena dibutuhkan sensitisasi oleh
antigen namun memiliki perlindungan lebih baik terhadap antigen yang sama.
Sistem imun ini diperankan oleh Limfosit B dan Limfosit T yang berasal dari
sel progenitor limfoid.

a. Sistem imun spesifik humoral

Limfosit B atau sel B berperan dalam sistem imun spesifik humoral yang
akan menghasilkan antibodi. Antibodi dapat ditemukan di serum darah,
berasal dari sel B yang mengalami proliferasi dan berdiferensiasi menjadi sel
plasma. Fungsi utama antibodi sebagai pertahanan terhadap infeksi
ekstraselular, virus dan bakteri serta menetralisasi toksinnya. Sel B memiliki
reseptor yang spesifik untuk tiap-tiap molekul antigen dan dapat dideteksi
melalui metode tertentu melalui marker seperti CD19, CD21 dan MHC II

b. Sistem imun spesifik selular

Limfosit T berperan pada sistem imun spesifik selular. Pada orang dewasa,
sel T dibentuk di sumsung tulang tetapi proliferasi dan diferensiasinya
terjadi di kelenjar timus. Persentase sel T yang matang dan meninggalkan
timus untuk ke sirkulasi hanya 5-10%. Fungsi utama sistem imun spesifik
selular adalah pertahanan terhadap bakteri intraselular, virus, jamur, parasit
dan keganasan.

Sel T terdiri atas beberapa subset dengan fungsi yang berbeda-beda yaitu sel
Th1, Th2, Tdth, CTL atau Tc, Th3 atau Ts atau sel Tr. CD4+ merupakan
penanda bagi sel T helper dan CD8 merupakan penanda dari CTL yang
terdapat pada membran protein sel.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Imunologi adalah ilmu yang mempelajari tentang proses pertahanan tubuh


dari makromolekul atau organism asing yang masuk ke dalam tubuh. Sistem imun
terbagi dua berdasarkan perolehannya atau asalnya, yaitu sistem imun nonspesifik
( sistem imun alami) yaitu pertahanan pertama. Sedangkan sistem imun spesifik
(hasil adaptasi) merupakan pertahanan kedua yang berfungsi terhadap serangan
berikutnya oleh mikroorganisme atau pathogen yang sama.

B. Saran

Dalam kehidupan sangatlah penting menjaga kesehatan tubuh agar tidak


mudah terserang oleh mikroorganisme yang dapat membahayakan diri, maka dari
itu ada baiknya jika kita selalu memerhatikan kesehatan,dan kebersihan tubuh.
DAFTAR PUSTAKA

Baratawidjaya K G. Imunologi Dasar. Edisi ke 7. Jakarta : Balai Penerbit Fakultas


Kedokteran Universitas Indonesia; 2006.

Dahlan MS. Statistik Untuk Kedokteran dan Kesehatan. Edisi ke 5. Jakarta :


Salemba Medika; 2011.

Kresno S B. Imunologi Diagnosis dan Prosedur Laboratorium. Jakarta: Badan


Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2010.

Roitt I M. Imunologi Essential Immunology Edisi 8. Jakarta: Widya Medika;


2002.

Anda mungkin juga menyukai