Anda di halaman 1dari 22

Serum Kreatinin, Cystatin C,

Inulin, Klirens Kreatinin,


eGFR
FG -4
Ayu Savira Rahmafitri 1606874974
Denis Liuwanta 1606828444
Rafiqah Nur Viviani 1606924291
Ocha Putri Mulia 1606924360
Serum Kreatinin
• Kreatininnitrogen heterosiklik hasil pemecahan fosfat otot (diproduksi secara konstan,
tergantung massa otot)
• Faktor: massa otot, aktivitas otot, diet, status kesehatan (gagal jantung kongenstif, dehidrasi,
syok), gangguan ginjal (glomerulonefritis, nekrosis tubuler akut, polycystic kidney disease)
• Keuntungan:
• Merupakan produk hasil metabolisme tubuh yang diproduksi secara konstan,
• difiltrasi oleh ginjal,
• tidak direabsorbsi, dan
• Disekresikan oleh tubulus proksimal.
• Kreatinin laki-laki > perempuan (massa otot)

R., & Sadikin, H. (2016). Pemeriksaan Fungsi Ginjal. 43(2), 148–154.


Serum Kreatinin
Serum/plasma kreatinin (Pcr) Kreatinin urin (Ucr)
• Kadar kreatinin yang terdapat • Kadar kreatinin yang disekresikan
dalam plasma darah melalui filtrasi ginjal
• Penurunan: Berkurangnya massa • Penurunan: gangguan ginjal,
otot uremia, glomerulonefritis,
• Peningkatan: gangguan ginjal nekrosis tubuler akut, polycystic
(penurunan filtrasi) kidney disease

Otot  Pcr  filtrasi ginjal  Ucr

Higgins, C. (2016). Urea and creatinine concentration , the urea : creatinine ratio. Acutecaretesting.Org, (October), 1–8.
Ray, H., Pradhan, K. K., Sethi, S., & Dash, A. R. (2017). Study of effect of dexmedetomidine and clonidine as adjuvant with bupivacaine on the onset & duration of analgesia and anaesthesia in supraclavicular brachial plexus block. Scholars Academic Journal of Pharmacy , 6(6),
273–280. https://doi.org/10.21276/sajp
Pendidikan, P., Spesialis, D., Klinik, P., Sakit, R., & Sadikin, H. (2016). Pemeriksaan Fungsi Ginjal. 43(2), 148–154.
Limitasi kreatinin
• Konsumsi daging berlebih  peningkatan kreatinin
• Pasien dengan vol. distribusi tinggi  konsentrasi serum menurun
• Malnutrisi dan aktivitas otot rendah  produksi kreatinin rendah
• Serum sebagian kecil disekresi secara aktif di tubulus paroksimal  peningkatan sekresi
kreatinin
• Eliminasi ekstra-renal  pada gangguan ginjal yang berat
• Obat: cimetidine, trimethoprim, kortikosteroid, pyrimethamine, phenacemide, salisilat dan
vitamin D aktif
• Penyakit: Tekanan darah tinggi, diabetes melitus, gagal jantung kongestif, transplatasi ginjal

Higgins, C. (2016). Urea and creatinine concentration , the urea : creatinine ratio. Acutecaretesting.Org, (October), 1–8.
Ray, H., Pradhan, K. K., Sethi, S., & Dash, A. R. (2017). Study of effect of dexmedetomidine and clonidine as adjuvant with bupivacaine on the onset & duration of analgesia and anaesthesia in supraclavicular brachial
plexus block. Scholars Academic Journal of Pharmacy , 6(6), 273–280. https://doi.org/10.21276/sajp
Kadar Kreatinin

Pendidikan, P., Spesialis, D., Klinik, P., Sakit, R., & Sadikin, H. (2016). Pemeriksaan Fungsi Ginjal. 43(2), 148–154.
Diproduksi pada kecepatan Karena laju produksi konstan, Apalagi konsentrasi cystatin C
konstan oleh sel berinti konsentrasi serumnya tidak dipengaruhi oleh infeksi,

1 ditentukan oleh filtrasi penyakit hati, atau inflamasi.


glomerulus
Produksinya tidak dipengaruhi oleh
kondisi ginjal, peningkatan
katabolisme protein, faktor diet,
Cystatin C
2 Nilai normal: 0.6 – 1 mg/L
usia, atau massa otot.

Bobot molekulnya rendah dan Menjadi penanda endogen GFR


memiliki muatan positif pada yang ideal
pH fisiologis Tidak disekresi, tetapi di
reabsorpsi dan hampir
Sehingga mudah difiltrasi oleh
glomerulus
sepenuhnya dikatabolisme
dalam tubulus proksimal.
3
Arora, P. (2019). Chronic Kidney Disease Workup. Diperoleh dari https://emedicine.medscape.com/article/238798-workup#c1
Murty, M., dkk (2013). Serum cystatin C as a marker of renal function in detection of early acute kidney injury. Indian J Nephrol. 2013 May-Jun; 23(3): 180–183. Diperoleh dari
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3692142/
Villa, P., dkk. (2005). Serum cystatin C concentration as a marker of acute renal dysfunction in critically ill patients. Critical Carevolume 9, Article number: R139 (2005). Diperoleh dari
https://ccforum.biomedcentral.com/articles/10.1186/cc3044
Penurunan fungsi ginjal menyebabkan penurunan GFR dan
peningkatan Cystatin C, dan ukuran fungsi ginjal lainnya
(kreatinin dan urea dalam darah)
• Ketika ginjal berfungsi normal, konsentrasi cystatin dalam darah akan stabil.

Uji cystatin C dapat digunakan sebagai alternatif ketika


pengukuran kreatinin kurang akurat.
• Misalnya, pada pasien yang memiliki sirosis hari, obesitas, kurang gizi, diet
vegetarian, memiliki anggota badan yang diamputasi, atau telah memiliki
pengurangan massa otot (orang tua dan anak-anak), pengukuran kreatinin
tidak bisa diandalkan.

Lab Tests Online. (2017). Cystatin C. Diperoleh dari https://labtestsonline.org/tests/cystatin-c


Pengukuran cystatin C juga berguna dalam deteksi
dini penyakit ginjal ketika hasil tes lainnya (eGFR,
kreatinin, atau albumin urin) masih normal.

Cystatin C kembali ke tingkat normal lebih cepat


daripada kreatinin
• Dapat digunakan untuk menilai fungsi ginjal dan tingkat
keparahan penyakit ketika GFR cepat berubah pada pasien
kritis yang dirawat di rumah sakit.
Lab Tests Online. (2017). Cystatin C. Diperoleh dari https://labtestsonline.org/tests/cystatin-c
Kadar Cystatin C diukur dengan metode enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA)

CKD-EPI. (2014). Cystatin C Based Equation. Diperoleh dari http://ckdepi.org/equations/estimating-equations/cystatin-c-based-equations/


Kekurangan Pengukuran Cystatin C

Cystatin C dapat dipengaruhi oleh sejumlah obat dan


kondisi medis lainnya
• Terjadi peningkatan kadar cystatin C terkait dengan kadar CRP
(C-reactive protein), hipertiroidisme, penggunaan steroid,
penyakit ganas, HIV/AIDS, penyakit rematik, dan kondisi
metabolism tertentu seperti hiperhomokisteinemia (peningkatan
homosistein)
Cystatin C dapat dibersihkan oleh jalur non-ginjal,
seperti usus.

Lab Tests Online. (2017). Cystatin C. Diperoleh dari https://labtestsonline.org/tests/cystatin-c


Inulin
• Inulin adalah salah satu jenis fruktan atau polimer fruktosa dengan berat molekul
5.200 Da
• Inulin adalah zat yang paling akurat untuk diukur karena merupakan molekul
polisakarida inert kecil yang siap melewati glomeruli ke dalam urin tanpa diserap
kembali oleh tubulus ginjal.
• Klirens inulin menggambarkan fungsi filtrasi ginjal karena inulin merupakan zat yang
difiltrasi bebas, tidak direabsorpsi, dan tidak disekresikan oleh tubulus ginjal.
• Dengan demikian, jumlah inulin yang dikeluarkan melalui urin menunjukkan jumlah
plasma yang difilter oleh glomeruli tubuh.

http://www.cdkjournal.com/index.php/CDK/article/download/25/23
Pemeriksaan Klirens Inulin
• Pemeriksaan dengan inulin dilakukan dengan pemberian infus inulin
secara kontinyu dan kemudian dilakukan pengumpulan sampel urin
dengan kateter urin setelah satu waktu tertentu.
• Hal ini menjadikan inulin sebagai pemeriksan yang sulit dilakukan
terutama pada anak-anak sehingga kurang direkomendasikan dalam
praktik klinis sehari-hari. Beberapa keterbatasan inulin yang lain adalah
harganya yang mahal dan bahan yang tidak mudah dijumpai di pasaran.
Pemeriksaan Klirens Inulin

• Pasien berpuasa terlebih dahulu sebelum pemeriksaan kliren inulin dilakukan.


• Adapun cara pemeriksaan kliren inulin yaitu 25 mL inulin 10% diinjeksi intravena diikuti
dengan pemberian infus 500 mL inulin 1,5% dengan kecepatan 4 mL/menit.
• Pemasangan kateter urin diperlukan untuk mengumpulkan urin setiap 20 menit sebanyak 3 kali.
• Pengambilan darah vena untuk pemeriksaan inulin juga dilakukan pada awal dan akhir periode
pengumpulan urin.
• Penggunaan inulin untuk menilai fungsi ginjal membutuhkan laju infus intravena yang konstan
untuk mempertahankan tingkat plasma dan kadar puncak yang telah dicapai.

http://www.cdkjournal.com/index.php/CDK/article/download/25/23
https://www.khanacademy.org/test-prep/mcat/biological-sciences-practice/biological-sciences-practice-tut/e/measuring-glomerular-filtration-rate-of-the-kidneys-with-inulin
Pengukuran Inulin
• Pengukuran Inulin saat ini lebih sering dilakukan dengan menggunakan
inulinase.
• Inulinase adalah suatu enzim yang mengubah inulin menjadi fruktosa. Kadar
fruktosa kemudian ditentukan dengan bantuan sorbitol dehydrogenase dan
pengukuran kadar dilakukan secara fotometris pada panjang gelombang 340 nm.
• Namun pemeriksaan inulin membutuhkan prosedur khusus yang membutuhkan
waktu, observasi, harganya cukup mahal dan tidak dapat dilakukan untuk pasien
rawat jalan.
Nilai normal klirens inulin

http://www.cdkjournal.com/index.php/CDK/article/download/25/23
Klirens Kreatinin
 Merupakan pemeriksaan yang mengukur kadar kreatinin
yang difiltrasi di ginjal.

 Dinyatakan dalam mL/menit

Pengukuran klirens kreatinin dengan menggunakan perhitungan


telah menjadi standar untuk menentukan GFR.

Kreatinin terutama dieliminasi  filtrasi glomerular

Verdiansah. (2016). Pemeriksaan Fungsi Ginjal. Program Pendidikan Dokter Spesialis Patologi
Klinik Rumah Sakit Hasan Sadikin: Bandung
Klirens Kreatinin
Nilai klirens kreatinin harus dipertimbangkan secara hati-hati dalam populasi khusus, meliputi
pasien:
Orang tua Bertubuh kurus Obesitas
Pasien dengan lebih dari 20% berat badan ideal

 Klirens kreatinin hendaknya


Massa otot mungkin telah Kadar kreatinin serum ada di
didasarkan pada berat badan ideal.
menurun produksi kreatinin rentang normal “O/ekskresi
turun. kreatinin yang rendah lewat ginjal”  Jika estimasi klirens kreatinin
berdasarkan berat tubuh total.

Memperbesar nilai klirens kreatinin

Akibatnya penilaian u/pemeriksaan fungsi ginjal  tidak akurat


estimated Glomerular Filtration Rate
(eGFR)
Untuk mengukur seberapa baik ginjal dalam menyaring limbah darah membantu untuk menentukan
apakah ada kerusakan ginjal.

Jika laju filtrasi rendah, ginjal tidak berfungsi dengan baik

  GFR normal pada dewasa muda lebih besar dari


90 mL / menit / 1,73

https://kidney.org.au/cms_uploads/docs/estimated-glomerular-filtration-rate-egfr.pdf
estimated Glomerular Filtration Rate
(eGFR)
 Fungsi ginjal normal atau mendekati normal.

 Jika hasil GFR lebih dari 60 mL / min / 1,73  Biasanya disertai dengan dilakukannya beberapa tes
(mencari darah dalam urin, atau protein dalam urin) pada
urin untuk memeriksa tanda-tanda kerusakan ginjal.

  Jika GFR di atas 60 mL min / 1.73 dan


tidak ada tanda-tanda kerusakan ginjal Selanjutnya akan dilakukan pemantauan fungsi ginjal dan atau
mendiskusikan pilihan gaya hidup sehat.

 Nilai di bawah 60 mL / menit / 1,73m2 menunjukkan


hilangnya fungsi ginjal.
  Jika hasil GFR di bawah 60 mL / min / 1,73
 Untuk mengkonfirmasi ini, kemungkinan besar akan
https://kidney.org.au/cms_uploads/docs/estimated-glomerular-filtration-rate-egfr.pdf dilakukan pengulangan tes serta memantau perubahan pada
eGFR
https://www.kidney.org/atoz/content/gfr
Referensi
Arora, P. (2019). Chronic Kidney Disease Workup. Diperoleh dari https://emedicine.medscape.com/article/238798-workup#c1
CKD-EPI. (2014). Cystatin C Based Equation. Diperoleh dari http://ckdepi.org/equations/estimating-equations/cystatin-c-based-
equations/
Lab Tests Online. (2017). Cystatin C. Diperoleh dari https://labtestsonline.org/tests/cystatin-c
Murty, M., dkk (2013). Serum cystatin C as a marker of renal function in detection of early acute kidney injury. Indian J
Nephrol. 2013 May-Jun; 23(3): 180–183. Diperoleh dari https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3692142/
Villa, P., dkk. (2005). Serum cystatin C concentration as a marker of acute renal dysfunction in critically ill patients. Critical
Carevolume 9, Article number: R139 (2005). Diperoleh dari https://ccforum.biomedcentral.com/articles/10.1186/cc3044
Higgins, C. (2016). Urea and creatinine concentration , the urea : creatinine ratio. Acutecaretesting.Org, (October), 1–8.
Ray, H., Pradhan, K. K., Sethi, S., & Dash, A. R. (2017). Study of effect of dexmedetomidine and clonidine as adjuvant with
bupivacaine on the onset & duration of analgesia and anaesthesia in supraclavicular brachial plexus block. Scholars
Academic Journal of Pharmacy , 6(6), 273–280. https://doi.org/10.21276/sajp
Pendidikan, P., Spesialis, D., Klinik, P., Sakit, R., & Sadikin, H. (2016). Pemeriksaan Fungsi Ginjal. 43(2), 148–154.
Referensi
Verdiansah. 2016. Pemeriksaan Fungsi Ginjal. Program Pendidikan Dokter Spesialis Patologi Klinik
Rumah Sakit Hasan Sadikin, Bandung, Indonesia
Measuring glomerular filtration rate of the kidneys with inulin, diakses dari
https://www.khanacademy.org/test-prep/mcat/biological-sciences-practice/biological-sciences-practice
-tut/e/measuring-glomerular-filtration-rate-of-the-kidneys-with-inulin
Estimated Glomerular Filtration Rate (eGFR), diakses dari https://www.kidney.org/atoz/content/gfr

Anda mungkin juga menyukai