Oleh
NPM : 12114201180104
Kelas : B
FAKULTAS KESEHATAN
2020
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat-Nya kepada kita semua. Penulisan makalah “Anatomi dan Fisiologi sistem
imunologi” ini bertujuan untuk memenuhi tugas Keperawatan Medikal Bedah.
Dalam penyusunan makalah ini, kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan karena pengalaman dan pengetahuan penulis yang terbatas. Oleh karena itu, kritik
dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi terciptanya makalah yang lebih baik lagi
untuk masa mendatang.
KATA PENGANTAR…………………………………………………………..
DAFTAR ISI……………………………………………………………………
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang………………………………………………………………
B. Rumusan Masalah………………………………………………………….
C. Tujuan Masalah……………………………………………………………
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan…………………………………………………………………
B. Saran………………………………………………………………………..
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Imonologi adalah resistensi terhadap penyakit terutama peny akitinfeksi.
Gabungan sel, molekul dan jaringan yang berperan dalam resistensi
terhadapi n f e k s i d i s e b u t s i s t e m i m u n . R e a k s i y a n g d i k o o r d i n a s i s e l - s e l ,
m o l e k u l - m o l e k u l terhadap mikroba dan bahan lainnya disebut respons imun.
Sistem imun diperlukantubuh untuk mempe rtahankan keutuhannya terhadap bahaya
yang dapat ditimbulkan berbagai bahan dalam lingkungan hidup.
Mikroba dapat hidup ekstraseluler, melepas enzim dan menggunakan makanany a n g
banyak mengandung gizi yang diperlukannya. Mikroba lain menginfeksi
s e l pejamu dan berkembang biak intraseluler dengan menggunakan sumber energi
sel pejamu. Baik mikroba ekstraseluler maupun intraseluler dapat menginfeksi subyek
lain,menimbulkan penyakit dan kematian, tetapi banyak juga yang tidak berbahaya
bahkan berguna untuk pejamu. pertahanan imun terdiri atas sistem imun alamiah
ataunonspesifik (nature innate/native) dan didapat atau spesifik (adaptive/acquired)
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan rumusan masalah
sebagai berikut :
1. Bagaimana penjelasan terkait Anatomi fisiologi sistem imunologi?
C. Tujuan Masalah
Mahasiswa mengetahui penjelasan terkait Anatomi fisiologi sistem imunologi.
BAB II
PEMBAHASAN
Rangsangan terhadap sel terjadi apabila di dalam tubuh masuk suatu zat yang lain oleh
sel atau jaringan dianggap asing dari zat yang berasal daritubuh sendiri. Pada beberapa keadaan
patogenik, sistem imun ini tidak dapat membedakan zat asing dari tubuh sendiri sehingga sel-sel
dalam sistem imun membentuk zat anti terhadap jaringan tubuhnya sendiri yang disebut auto
antibody.( Drs, H. Syaifuddin)
III. IMUNITAS
Tubuh manusia mempunyai kemampuan untuk melawan hampir semua organisme atau toksin
yang masuk ke jaringan atau organ. Kemampuan ini dinamakan imunitas( kekebalan ). Sistem
imunitas khususnya membentuk antibody serta limfosit untuk menyerang dan menghancurkan
mikroorganisme spesifik atau toksin.( Drs, H. Syaifuddin)
Ketika benda asing masuk ke dalam tubuh, sistem imun segera menghasilkan zat yang akan
bereaksi dan membuat substansi tersebut tidak berbahaya. Protein asing disebut antigen atau
substansi yang dihasilkan untuk berproses terhadap antigen disebut antibody. Bila sistem imun
terpapar pada zat yang dianggap asing maka adda dua jenis respons imun yang mungkin terjadi
Komponen spesifik dari sistem imun spesifik melakukan persiapan secara selektif
meyerang bahan asing. Sistem ini tidak saja mampu mengenali molekul asing sebagai
sesuatu yang berbeda, tetapi juga mampu membedakan jutaan molekul asing yang
berbeda-beda.
Yang termasuk imun spesifik adalah lmfosit yang dilengkapi dengan molekul
asing spesifik yang dikenal sebagai antigen. Selama perkembangan, limfosit secara tidak
sengaja dibentuk untuk menyerang sel tubuh sendiri sehingga tidak dapat berfungsi.
Perbedaan utama diantara kedua jenis respons imun ini adalah dalam hal
sensivitas dan oembentukan memori terhadap antigen tertentu. Beberapa hal pada respons
imun spesifik tidak terdapat pada imun non-spesifik, namun kedua jenis respons ini
saling meningkatkan efektivitas dan respons imun yang terjadi sebenarnya merupakan
interaksi antara satu komponen lain yang terdapat dalam sistem imun. Interaksi ini
berlangsung bersama-sama sehingga menghasilkan suatu aktivitas biologic yang seirama
dan serasi serta merupakan mekanisme yang terjadi tidak bisa dipisahkan satu dari yang
lain. Dengan masuknya kinin, histamine, serta zat lain, neutrophil yang monosit dapat
masuk menagkap, dan memfagosit kerusakan serta kematian bakteri dan sel dari area
luka. Apabila proses ini berjalan dengan baik luka akan sembuh.
Dua kelompok besar imun : imunitas yang disertai oleh antibody dan imunitas
yang diperantarai oleh sel imunitas seluler, hasil akhir keduannya akan meningkatkan
limfosit ke antigen yang bertanggung jawab untuk imunitas humoral.
Semua mekanisme yang digunakan badan untuk empertahankan keutuhan tubuh sebagai
perlindungan terhadap bahaya yang dapat ditimbulkan berbagai bahan dalam lingkungan hidup.
Imunitas mengacu kepada kemampuan tubuh menahan atau mengeliminasi benda asing atau sel
abnormal yang potensial berbahaya. Aktivitas yang berkaitan dengan sistem pertahanan imun
yang berperan penting dalam mengenali dan menghancurkan benda-benda di dalam tubuh yang
dianggap asing oleh tubuh normal.
Musuh asing yang utama dilawan oleh sistem imun adalah bakteri dan virus .
Bakteri adalah mikroorganisme bersel tunggal, tidak berinti, dan diperlengkapi oleh
semua perangkat esensial bagi kelangsungan hidup dan produksinya. Bakteri pathogen yang
menginvasi tubuh menyebabkan kerusakan jaringan dan menimbulkan penyakit dengan
mengeluarkan enzim atau toksin. Secara fisik mencederai/menggangu fungsi sel dan organ yang
terkena. Daya pathogen untuk menimbulkan penyakit dikenal sebagai virulensi.
Virus terdiri dari asam nukleat ( DNA& RNA ) yang terbungkus di dalam selubug
protein, tidak memiliki perangkat untuk menghasilkan alergi dan membentuk protein. Virus tidak
mampu menjalankan metabolisme atau reproduksi , kecuali jika mereka menginvasi sel penjamu
( sel individu yang terinfeksi ) dan mengambil alih fasilitas biokimia sel tersebut untuk
kepentingan mereka sendiri. Virus tidak saja melemahkan sumber energy sel penjamu untuk
menyintesis protein-protein yang diperlukan oleh replikasi ( pengembalian ) virus pada sel
penjamu berbeda sesuai dengan jenis virus, tetapi virus juga dapat menimbulkan kerusakan atau
kematian sel melalui 4 ara :
Sel leukosit bertanggung jawab atas berbagai strategi pertahanan imun yang terdiri atas
bagian-bagian berikut :
1. Neutrofil : spesifik fagosit yang sangat mudah bergerak dan memakan serta
mengahncurkan bahan-bahan yang tidak diperlukan
2. Eosinofil : mengeluarkan zat-zat kimia yang menghancurkan cacing, parasite, dan
berperan dalam manifestasi alergi.
3. Basofil : mengeluarkan histamine dan heparin dan juga terlibat dalam manifestasi reaksi
alergi
4. Limfosit :
a. Limfosit B, berubah menjadi sel plasma yang mengeluarkan antibody yang secara
tidak langsung menyebabkan dekstruksi ( penghancuran ) benda asing
b. Limfosit T, berperan dalam imunitas yang dioerantai oleh sel imunitas seluler
dengan melibatkan destruksi langsung sel-sel yang terinvasi virus dan sel-sel
muatan melalui cara nonfagosit.
5. Monosit : berubah menjadi makrofag , yaitu spesialis fagositik yang berukuran besar dan
terikat ke jaringan
SISTEM IMUN SPESIFIK
1. Mempunyai kemampuan untuk mengenal benda yang dianggap asing bagi dirinya
2. Benda asing yang pertama timbul dalam bahan segera disensitisasi sel-sel sistem imun
dan akan dikenal lebih cepat kemudian dihancurkan
3. Dapat bekerja sendiri untuk menghancurkan benda asing yang berbahaya bagi tubuh,
tetapi pada umumnya bekerja sama antara antibody, komplemen, fagosit, dan antara sel T
makrofag.
PERTAHANAN TUBUH
1. Kekebalan aktif alami : diperoleh ketika sakit, dimana antibody tetap di dalam darah
untuk mencegah serangan penyakit yang sama. Tipe imun ini juga dihasilkan oleh apa
yang disebut infeksi non klinis, dimana tubuh terpapar pada sejumlah kecil
mikroorganisme dalam jumlah yang tidak cukup untuk memunculkan suatu gejala definiti
( gejala pasti ) tetapi cukup untuk menstimulasi produk antibody.
2. Kekebalan aktif buatan : diberikan kepada anak-anak dan orang yang berpergian untuk
mencegah terkena penyakit yang serius atau fatal. Suntukan mikroorganisme yang sudah
mati atau hidup diberikan dan tubuh berespons dengan menghasilkan antibody. Dengan
cara inilah imun aktif dibuat. Toksin yang tidak berbahaya juga digunakan untuk
memberikan imun tipe ini. Toksin adlah racun kimia yang dihasilkan oleh
mikroorganisme, jiak diberikan dalam kondisi tidak berbahaya roksin juga dapat bekerja
sebagai antigen.
3. Kekebalan pasif alami: diperoleh bayi sebelum lahir sebagai antibody uang diturunkan
ibu kepada janin
4. Kekebalan pasif buatan : bermanfaat untuk mencegah penyakit dan untuk pengobatan.
Antobodi dihasilkan orang lain lalu disuntikan kedalam tubuh seseorang yang beresiko.
Kekebalan pasif selalu hidup dalam jangka waktu singkat sebagai antibody yang
dihancurkan selalu waktu yang singkat.
Reaksi antigen-antibodi secara normal terjadi di dalam aliran darah dan dibawa oleh
sistem makrofag monosit. Ketika reaksi imun terjadi di jaringan, sel-sel didalamnya rusak
atau hancur akibat efek samping reaksi tersebut, hal ini dikenal sebagai alergi. Reaksi
alergi sering disebabkan oleh substansi seperti protein yang disebut allergen. Reaksi
alergi pada jaringan membuat lepasnya histamine yang menyebabkan kemerahan dan
pembengkakan pada kulit seperti pada uritkaria dan menghasilkan cairan hangat. Selain
itu juga dapat menyebabkan konstriksi otot polos pada saluran pernapasan sehingga
menimbulkan asma.
5. Autoimun : suatu keadaan dimana tubuh membuat antibody melewati selnya sendiri.
Banyak oenyakit yang berasal dari autoimun diantaranya ramatoid atritis dan demam
ramatik.
V. MEKANISME PERADANGAN
Ketika salah satu bagian dari tubuh terluka seperti telapak kaki, maka kuman penyakit
akan masuk ke dalam telapak kaki yang terluka, kemudian kuman penyakit akan mengeluarkan
klinin, histamine, dan zat lain sehingga darah yang keluar semakin banyak. Hal ini menyebabkan
pembuluh darah bereduksi masuk ke dalam jari tangan yang terluka. Luka tersebut akan merah,
panas, sakit, bengkak sehingga fungsi kaki akan terganggu. Pembuluh darah membawa lebih
banyak nutrisi serta O2 ke daerah yang luka karena metabolisme bertambah dan suu sel menjadi
lebih panas. Jika proses ini berjalan dengan baik, maka luka akan cepat sembuh.
Masuknya klinin , histamine dan zat lain pembuluh kapiler bocor menyebabkan
terjadinya edema dan protein menguapi di daerah luka. Hal ini menimbulkan nyeri serta bengkak
yang berlangsung sementara kemudian terjadi batasan untuk bergerak sebelum luka sembuh.
Saat protein menggumpal didaerah luka , protein akan bertukar dengan fibrin sehingga luka kan
sembuh.
Kekebalan terjadi karena adanya linfosit ( sel limfosit ) yang akan dibuat oleh sel limfosit
T. mikroorganisme yang hidup dan berkembangbiak secra intraseluler salah satunya makrofag,
sulit dijangkau oleh antibody. Untuk melawan mikroorganisme intreseluler diperlukan respons
imun seluler yang merupakan fungsi limfosit T. sinyal ini menginduksi limfosit untuk
memperoduksi berbagai jenis limfokin yang dapat membantu makrofag untuk menghancurkan
mikroorganisme.
Pertahanan seluler dalam sistem imun non-spesifik
1. Fagosit sel utama yang berperan ada pertahanan non-spesifik adalah sel
monocular ( monosit dan makrofag ) serta sel polimorf nuclear seperti netrofil.
Kedua golongan tersebut berasal dari sel hemopoetik.
2. Fogosit dini yang efektif pada invasi kuman dapat mencegah timbulnya penyakit
3. Kerja fagosit terjadi dalam beberapa tingkat sebagai berikut: kematoksis,
menangkap, membunuh dan mencerna.
1. Sel NK adalah sel limfosit tanpa ciri-ciri sel limfoid sistem imun spesifik yang
sering ditemukan dalam sirkulasi
2. Disebut juga sebagai non B – non T atau sel populasi ketiga
3. Dapat menghancurkan sel yang mengandung virus atau sel neoplasma
4. Interferon ( interaksi dalam sel ) yang mempunyai pengaruh dalam mempercepat
pematangan dan meninggalkan sitolitik sel NK.
Kekebalan terjadi karena adanya pembentukan antobodi sel plasma derivate limfosit B.
setiap sel B mempunyai reseptor pada permukaannya yang berkaitan dengan antigen tertentu.
Bila sel B terpapar oleh antigen , sel B akan terangsang untuk berdiferensiasi menjadi sel plasma,
kemuadian sel plasma akan membuat antibody yang akan disekresi ke sirkulasi darah, antibody
tersebut adalah gamma globulin.
Diferensiasi limfosit B menjadi satu populasi ( klon ) sel plasma yang memproduksi dan
melepaskan antibody spesifik kedalam darah. Pada respons humoral berlaku respons primer yang
membentuk klon sel B memori.
Setiap klon limfosit diprogramkan untuk memproduksi satu jenis antibody spesifik
terhadap antigen tertentu Hasil seleksi populasi .antibody ini berikatan dengan antigen
membentuk kompleks antigen antibodi yang dapat mengaktivasi komplemen sehingga
mengakibatkan hancurnya antigen tersebut. Supaya limfosit B berdiferensiasi ( berproses ) dan
membentuk antibody diperlukan bantuan limfosit T penolong atau sinyal tertentu.
Respon berbentuk antibody pada pemaparan antigen pertama kali berjalan lambat dan
membutuhkan beberapa hari. Pada infeksi berikutnya, jumlah antibody akan meningkat tajam.
Hal ini terjadi karena telah terdapat memori yang disimoan untuk meningkatkan pembentukan
antibody.
Limfosit sel T merupakan limfosit yang terdapat dalam sirkulasi pada awal
perkembangan dalam kontek timus. Sel T disebut juga pro T. dalam proses maturasi selanjutnya
berlangsung dalam medulla, sebagian antigen menghilang, sebagian menetap, dan muncul
antigen lain.
Sel tidak mengeluarkan antibody, tetapi hanya berkontak langsung dengan sasaran.
Proses ini dikenal dengan imunitas yang diperantarai oleh sel T. setiap sel T memiiki protein-
protein reseptor diaktifkan oleh atigen asing. Apabila antigen tersebut berada di permukaan,
maka sel dapat mengikat sel asing.
Sebagian besar sel T tergolong populasi penolong ataupun penekan yang tidak secara
langsung ikut serta dalam destruksi pathogen imunologik ( terkait dengan imun ). Sel ini
secara kolektif memodulasi aktivitas sel B dan sel T sitotoksik dan aktivitas makrofag.
Sel T memiliki unsur panjang karena harus secara terus menerus menghasilkan
antibody setelah diubah menjadi sel plasma akibat stimulasi antigen. Dengan demikian
imunisasi pada respons seluler serupa dengan respons humoral, tetapi berlangsug lama.
Sel T secara simultan dapat menekan atau mempermudah sekresi antibody sel B, selain
itu juga dpaat meningkatkan atau mengahmbat kemampuan sel-sel T sitotoksik dalam
mengahncurkan sel korban.
Sel T penolong meningkatkan banyak aspek respons imun, terutama melalui sekresi
limfokin ( imunitas perantara sel ) yaitu sebagian dari zat-zat perantara kimiawi ynag
dihasilkan oleh sel T.
Setiap sel B memiliki reseptor dipermukaanya untuk mengikat salah satu jenis antigen.
Peningkatan dengan antigen akan menyebabkan sel berdiferensiasi menjadi sel plasma yang
mengahasilkan antibody yang mampu berkaitan dengan jenis antigen yang merangsang
pembentukan antibody tersebut. Selama berdifernsiasi menjadi sel plasma, limfosit B
membengkak karena reticulum endoplasma sangat berkembang.
Antibody dikeluarkan ke dalam darah atau limfe bergantung pada lokasi sel plasma yang
aktif, tetapi semua antibody pada akhirnya memperoleh akses ke darah. Setiap antigen
merangsang memiliki limfosit B yang berbeda untuk menghasilkan antibody.
Limfosit B berespons hanya terdapat satu dari jutaan jenis antigen yang lain. Antigen lain
tidak dapat berikatan dengan sel B yang sama dan menginduksinya untuk menghasilkan antibody
yang berbeda. Limfosit B tertentu membentuk satu keluarga yang terdiri atas sel identic yang
memiliki komitmen untuk menghasilkan antibody spesifik yang sama. Sel-sel B tetap dominan
untuk tidak mengeluarkan produk antibody khusus mereka, kecuali apabila mereka berkontrak
dengan antigen yang sesuai.
Antibody pertama yang dihasilkan oleh sel B yang baru terbentuk adalah
immunoglobulin ( Ig) M berfungsi sebagai reseptor untuk mengikat antigen spesifik. Pegikatan
antigen yang sesuai ke sel B menghasilkan seksresi antinode dalam jumlah besar. Sebagian kecil
limfosit B berubah menjadi sel pengikat yang tidak ikut serta dalam respons imun yang sedang
berlangsung.
Antigen
Antigen atau imunogen adalah setiap bahan yang dapat menimbulkan imun spesifik pada
manusia dan hewan. Komponen antigen yang disebut determinan antigen adalah bagian antigen
yang dapat meningkatkan antibody.
Determinan antigen ( epitope ) adalah komponen kimia terkecil dari semua antigen yang
dapat membangkitkan respons imun. Suatu antigen dapat memiliki dua atau lebih molekul
determinan antigen, satu molekul pun dalam keadaan yang sesuai yang menstimulasi respons
lebih jelas.
Hapten adalah senyawa kecil yang jika sendirian tidak dapat mengiduksi respons imun,
tetapi senyawa ini menjadi imunologik jika bersatu dengan carrier ( pembawa penyakit ) yang
berat molekulnya besar seperti protein serum. Determinan antigen dengan berat molekul yang
rendah akan menjadi imunogen bila di ikat oleh molekul besar ( carrier ) sehingga dapat
meningkatkan antibody. Hapten bisa dikenal oleh sel B dan carrier oleh sel T. carrier sering
digabung dengan hapten dalam pemberian imunisasi.
Hapten dapat berupa obat antbiotik, zat tambahan makan, atau kosmetik. Banyak
senyawa dengan berat molekul kecil yang jika dikonjugasi dengan carrier dalam tubuh dapat
membentuk imunoginisitas, misalanya pada beberapa orang penisilin tersebut bergabung dengan
protein serum dan mampu memicu respons imun.
Pembagian antigen
Antibody
Antibody ata imunoglobin (Ig): ada;ah suatu protein yang dapat larut yang dihasilkan
oleh sistem imun sebagai reseptor terhadap keberadaan antigen dan akan bereaksi khususnya
dengan antigen tersebut. Antibody merupakan golongan protein yang dibentuk sel plasma atau
poliferasi sel B akibat kontak dengan antigen yang menimbulkannya secara spesifik. Semua
molekul memounyai 4 polipeptida dasar yang terdiri dari 2 rantai berat dan 2 rantai ringan yang
identic, dihubungkan satu sama lainnya dengan ikatan disulfida ( senyawa sulphur )
Sebuah molekul antibody terdiri atas 4 rantai polipeptida yaitu dua rantai berat identic
dan dua rantai ringan identic. Istilah berat atau ringan mangacu pada berat molekul relatifnya.
Rantai dihubungkan dengan ikatan disulfida dan ikatan lain yang membentuk molekul berbentuk
Y ini untuk memungkinkan terjadinya perubahan bentuk saat bereaksi dengan jumlah antigen
maksimum. Rantai berat-ringan terletak dibagian ujung lengan Y. bagian ini membentuk dua sisi
yang mengikat antigen, setiap antibody memiliki minimal dua sisi pengikat yang disebut bivalen.
Klasifikasi ini didasarkan pada cara-cara antibody berfungsi, protein dari kelima
subklas tersebut terdiri atas 4 rantai polypeptide yang saling berhubungan dan tersusun
seperti huruf Y. setiap antibody hanya dapat berintegrasi dengan satu jenis antigen yang
secara spesifik cocok dengannya seperti kunci dan anak kunci. Variasi yang luar biasa
dalam fragment-fragment tempat pengingkatan antigen ini membentuk sejumlah besar
antibody yang mampu berkaitan secara spesifik dengan jutaan jenis antigen.
Fungsi antibody yang paling penting adalah meningkatkan respon imun spesifik
yang sudah dimulai oleh masuknya zat asing. Antibody memberi tanda atau
mengidentifikasi benda asing sebagai suatu sasaran yang harus dihancurkan oleh sistem
komponen fagosit atau sel-sel pembunuh. Sementara itu, antibody meningkatkan aktifitas
dengan berbagai sistem pertahanan sebagai berikut.
Penyakit kompleks imun juga dapat terjadi akibat aktifitas peradangan yang
berlebihan yang disebabkan adanya kompleks imun yang terbentuk oleh antigen tubuh
sendiri dan antibody yang terbentuk.
Imunitas aktif.
1. Imunitas aktif dapat secara alamia terjadi jika seorang terpapar satu penyakit dan
sistem imun memproduksi antibody secara khusus. Imunitas ini dapat bersifat
seumur hidup (campak dan cacar). Atau sementara (pneumonia dan gonorhoe).
2. Imunitas aktif dapat secara buatan (terinduksi), merupakan hasil vaksinasi. Vaksin
dibuat dari pathogen yang mati, dilemahkan, atau toksin yang telah diubah.
Vaksin ini dapat merangsang respon imun, tetapi tidak menyebabkan penyakit.
Factor Rh (rhesusfaktor) : suatu anti gen eritrosit yang pertama ditemukan dalam
darah monyet sehingga diberi nama rhesus. Dikatakan memiliki darah Rh positif jika
terdapat factor Rh, sementara yang tidak memiliki factor Rh dianggap Rh negatif.
Antibody Rh diproduksi hanya oleh individu Rh negatif sewaktu mereka pertama kali
terpajan ke antigen pada Rh asing yang terdapat didalam darah Rh positif.
Factor Rh terutama penting dalam dunia kedokteran pada kasus seorang ibu
dengan Rh negatif yang membentuk antibody terhadap eritrosit janin Rh positif yang di
kandungnya dan menimbulkan penyakit yang disebut eritrobastosis atau penyakit
hemolitit pada bayi yang baru lahir.
Imunitas pasif
1. Imunitas pasif alami : terjadi pada janin saat antibody IgG ibu masuk menembus
plasenta. Antibody IgG memberi perlindungan sementara (mingguan-bulanan).
Pada sistem imun yang imatur (tidak matang).
2. Imunitas pasif buatan :imunitas yang diberikan melalui injeksi antibody yang
diproduksi oleh orang atau hewan yang kebal karena pernah terpapar suatu
antigen. Misalnya antibody dari kuda yang sudah kebal terhadap racun ular
tertentu dapat diinjeksikan pada individu yang di patuk ular sejenis.
Antibody yang dipindahkan secara pasif biasanya diuraikan dalam waktu kurang
dari satu bulan, tetapi sementara itu bayi baru lahir mendapat perlindungan imun yang
penting yang dimiliki ibu sampai bayi tersebut secara aktif mulai membentuk sendiri
respons imunnya. Kemampuan membentuk antibody belum muncul sampai satu bulan
setelah lahir.
Untuk memperoleh antibody dalam jumlah besar, sering digunakan kuda atau
sapi. Penyuntikan yang mengandung antibody ini (antiserum atau antitoksin) bermanfaat
untuk menghasilkan proteksi segera terhadap penyakit atau toksin tertentu. Penerima
mungkin membentuk respons imun terhadap antibody yang diberikan tersebut, karena
antibody ini adalah protein asing yang dapat berakibat reaksi alergi hebat yang dikenal
sebagai serum sickness.
Penyakit defisiensi: terjadi apabila sistem imun gagal berespons secara adekuat
terhadap invasi (serangan). Benda asing, keadaan ini dapat bersifat congenital (sejak
lahir). Atau non herediter. Penderita memiliki pertahanan yang sangat terbatas terhadap
organisme pathogen. Penderita dapat meninggal ketika bayikecuali hidup dalam
lingkungan yang bebas kuman.
Penyakit defsiensi imu yang paling baru dan paling sering dijumpai adalah AIDS
yang disebabkan oleh HIV, suatu virus yang menyerang dan melumpuhkan sel T
penolong.
Serangan imun yang tidak sesuai: serangan imun spesifik yang tidak sesuai dan
menimbulkan reaksi yang merugikan tubuh mencakup hal-hal berikut ini.
1. Respons autoimun: yaitu sistem imun yang menyerang jaringan tubuh sendiri.
2. Penyakit kompleks imun: respons antibody yang berlebihan dan merusak
jaringan normal.
3. Alergi: akuisisi (pemindahan) reaktivitas imun spesifik yang tidak sesuai atau
hipersensitivitas terhadap bahan lingkungan yang dalam keadaan normal tidak
berbahaya misalnya debu,serbuk sari, dan lain-lain.
1. Usia
Frekuensi dan intensitas infeksi meningkat pada usia lanjut serta terjadi
penurunan kemampuan untuk bereaksi secara memadai terhadap mikroorganisme
yang menginvasi,terganggunya fungsi limfosit T dan B, menurunnya fungsi siten
organ yang berkaitan seperti lambung, sel kemih, jaringan paru, penipisan
kulit,neuropati perifer, dan penurunan sensibilitas sirkulasi.
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Imunologi adalah ilmu yang mempelajari tentang proses
p e r t a h a n a n a t a u imunitas terhadap senya3a makromolekuler atau organisme asing
yang masuk ke dalamtubuh. Lat asing dapat berupaAirus, Bakteri, Protozoa atau parasit.
Sistem imun terbagidua berdasarkan perolehannya atau asalnya, yaitu Sistem
Imun Nonspesifik (Sistemimun alami) merupakan lini pertama sedangkan
Sistem Imun Spesifik (Sistem imun yang didapat/hasil adaptasi)
m e r u p a k a n l i n i k e d u a d a n j u g a b e r f u n g s i t e r h a d a p serangan berikutnya
oleh mikroorganisme patogen yang sama. (Drs, H. Syaifuddin)
Masing-masing dari sistem imun mempunyai komponen seluler dan
komponenhumoral, Walaupun demikian, kedua sistem imun tersebut saling
bekerjasama dalammenjalankan fungsinya untuk mempertahankan tubuh. (Drs, H.
Syaifuddin)
B. SARAN
Diharapkan dengan disusunnya makalah ini, dapat menjadi
s u a t u b a h a n pembelajaran bagi pembaca.diharapkan adanya saran_saran
y a n g m e m b a n g u n .dikarenakan penyusun menyadari masih banyak
k e k u r a n g a n d a l a m penyusunannya
DAFTAR PUSTAKA
Drs, H. Syaifuddin,A.Mk. 2009. Buku Fisiologi tubuh manusia keperawatan, Edisi 2. Jakarta :
Salemba Medika.