Anda di halaman 1dari 12

Bahan Ajar

Sistem Imun

Lintas Minat Biologi

Kelas XI

Penulis
Baiq Irma Widiartini, S.Pd

Daftar Isi
Pendahuluan
A. Identitas Bahan Ajar
B. Tujuan Pembelajaran
1

C. Deskripsi Singkat Materi


D. Materi Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran 1
Uraian Materi ………………………………4
2.1 Ginjal ……………………………...5
2.2 Kulit ……………………………...7
2.3 Paru-paru ……………………………...10
2.4 Hati ……………………………...11
Rangkuman ………………………………13
Latihan Soal ………………………………14
Daftar Pustaka

PENDAHULUAN
A. Identitas
Mata Pelajaran : Lintas Minat Biologi
Kelas : XI IPS
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit
Materi : Sistem Imun
B. Tujuan Pembelajaran
● Peserta didik dapat mendeskripsikan mekanisme pertahanan tubuh
2

● Peserta didik dapat menjelaskan jenis imunisasi serta cara pemberian dan tujuannya

C. Deskripsi Singkat Materi


Suatu sistem dalam tubuh yang memiliki peran utama dalam pertahanan diri ini disebut
sistem pertahanan tubuh atau sistem imun. Sistem ini terdiri atas struktur dan sel yang
didistribusikan ke seluruh jaringan tubuh. Fungsi utamanya adalah sebagai pelindung dari
serangan benda-benda asing yang masuk ke dalam tubuh. Sementara ilmu yang mempelajari
sistem imun atau kekebalan tubuh disebut imunologi.
Apabila sistem imun di dalam tubuh kita baik, tentu serangan penyakit dapat ditangkal sedini
mungkin. Sebaliknya, bila sistem imun tubuh kita lemah, kemungkinan terserang penyakit pun
menjadi besar. Di dalam tubuh, sistem imun melawan berbagai penyerang asing atau antigen
dengan garis pertahanan yang bertahap.
Tahapannya dimulai dari garis pertahanan pertama seperti kulit, membran mukosa,
sekresi dari kulit dan mukosa. Garis pertahanan kedua dengan fagositosis oleh sel darah
putih, protein antimikroba, dan respon peradangan. Sementara garis pertahanan ketiga
melalui limfosit yang menghasilkan antibodi. Pada sub bab berikut, kita mempelajari
mekanisme pertahanan tubuh dari antigen dengan pembentukan antibodi.

Kegiatan Pembelajaran
Sistem Imun
I. Definisi
Apa itu sistem imun?
3

Seorang pendekar bela diri tentu mampu mengantisipasi berbagai macam serangan dari
lawannya. Bahkan, serangan dari banyak lawan dalam satu waktu sekaligus pun dapat teratasi.
Nah, sama seperti halnya pendekar bela diri, tubuh kita juga memiliki sistem yang dapat
mempertahankan tubuh dari berbagai macam serangan penyakit. Suatu sistem dalam tubuh
yang memiliki peran utama dalam pertahanan diri ini disebut sistem pertahanan tubuh atau
sistem imun.
Sistem imun adalah sistem pertahanan yang berkenan dalam mengenal,
menghancurkan serta menetralkan benda-benda asing atau sel-sel abnormal yang berpotensi
merugikan bagi tubuh. Sedangkan Imunitas (kekebalan) adalah kemampuan tubuh untuk
menahan atau menghilangkan benda asing serta sel-sel abnormal (Purnamasari, A. 2020).

Agar kita lebih memahami sistem kekebalan tubuh, maka kita perlu mengetahui fungsi
dari sistem kekebalan tubuh, yaitu :
1. Mempertahankan tubuh dari patogen invasif (dapat masuk ke dalam sel inang),
misalnya virus dan bakteri.
2. Melindungi tubuh terhadap suatu agen dari lingkungan eksternal yang berasal dari tumbuhan
dan hewan (makanan tertentu, serbuk sari dan rambut binatang), serta zat kimia (obat-obatan
dan polutan).
3. Menyingkirkan sel-sel yang sudah rusak akibat suatu penyakit atau cedera, sehingga
memudahkan penyembuhan luka dan perbaikan jaringan.
4. Mengenali dan menghancurkan sel abnormal (mutan) seperti kanker.
4

Salah satu komponen penting dalam sistem imun adalah sel darah putih (leukosit). Jenis sel
darah putih yang berperan dalam daya tahan tubuh, antara lain:

1. Fagosit
Fagosit berfungsi untuk “memakan” mikroorganisme berbahaya. Melansir dari laman
National Cancer Institute, fagosit terdiri atas 3 jenis, yakni neutrofil, monosit, dan makrofag.
Salah satu jenis fagosit, yaitu neutrofil, bertugas melawan infeksi bakteri. Itu sebabnya, dokter
kerap meminta pemeriksaan neutrofil, lewat tes darah lengkap untuk memastikan infeksi
bakteri. Infeksi bakteri membuat kadar neutrofil dalam tubuh melebihi batas normal. Sementara
itu, yang lainnya bertugas memastikan tubuh memiliki respon menyerang.

2. Limfosit
Secara umum, fungsi limfosit adalah mengingat dan menghancurkan mikroorganisme
berbahaya. Limfosit terdiri atas dua jenis, yakni limfosit B dan limfosit T. Limfosit B terbentuk di
sumsum tulang belakang. Sementara, limfosit T akan menuju kelenjar timus, untuk proses
pematangan. Dalam sistem imun, limfosit B berfungsi untuk menemukan patogen dan
mengingatnya. Setelah itu, limfosit T akan bertugas menghancurkan penyebab penyakit
tersebut (Yanita Nur, I.S. 2021)
II. Mekanisme Pertahanan Tubuh
Mekanisme pertahanan tubuh merupakan imunitas bawaan sejak lahir, berupa
komponen normal tubuh yang selalu ditemukan pada individu sehat, dan siap
mencegah serta menyingkirkan dengan cepat antigen yang masuk ke dalam tubuh.
Tubuh manusia memiliki dua macam mekanisme pertahanan tubuh, yaitu pertahanan
non Spesifik (alamiah) dan pertahanan tubuh spesifik (adaptif) (Purnamasari, A.
2020).
A. Pertahanan Nonspesifik
1) Pertahanan Fisik, Kimia, dan Mekanis terhadap Agen Infeksi
Kulit yang sehat dan utuh, menjadi garis pertahanan pertama terhadap antigen,
membran mukosa yang melapisi permukaan bagian dalam tubuh, mensekresikan
mucus sehingga dapat merangkap antigen, serta menutup jalan masuk ke sel epitel.
Cairan tubuh yang mengandung zat kimia antimikroba, Zat kimia ini membentuk
5

lingkungan buruk bagi beberapa mikroorganisme. Pembilasan oleh air mata, saliva,
dan urine, berperan juga dalam perlindungan terhadap infeksi dan mengandung enzim
Lisozim.
2) Fagositosis
Merupakan garis pertahanan ke-2 bagi tubuh melalui proses penelanan dan
pencernaan mikroorganisme dan toksin yang berhasil masuk ke dalam tubuh. Proses
ini dilakukan oleh neutrofil dan makrofag, yang bergerak secara kemotaksis
(dipengaruhi oleh zat kimia). Makrofag dibedakan menjadi makrofag jaringan ikat.
Makrofag dan prekursor nya (monosit) dan Sistem makrofag mononukleus.

3) Inflamasi (Peradangan)
Inflamasi adalah reaksi lokal jaringan terhadap infeksi atau cedera, yang ditandai
dengan kemerahan, panas, pembengkakan, nyeri, dan kehilangan fungsi. Tujuannya
untuk membawa fagosit dan protein plasma ke jaringan yang terinfeksi untuk
mengisolasi, menghancurkan, menginaktifkan agen penyerang, membersihkan debris,
serta mempersiapkan penyembuhan dan perbaikan jaringan.
6

Keterangan gambar :
a. Jaringan mengalami luka, kemudian merangsang mastosit mengeluarkan baik
histamine maupun senyawa kimia lainnya.
b. Terjadi pelebaran pembuluh darah yang mengakibatkan peningkatan kecepatan
aliran darah sehingga permeabilitas pembuluh darah meningkat. Hal ini
mengakibatkan terjadinya perpindahan sel-sel fagosit (neutrofil dan monosit) menuju
jaringan yang terinfeksi
c. Sel-sel fagosit kemudian memakan patogen
4) Zat Antimikroba Spesifik yang Diproduksi Tubuh
Zat antimikroba terdiri dari Interferon, yaitu protein antivirus yang berfungsi
menghalangi multiplikasi virus dan Komplemen, yaitu protein plasma yang tidak aktif
dan dapat diaktifkan oleh berbagai bahan dari antigen.
7

B. Pertahanan Spesifik (Adaptif)


Sistem pertahanan tubuh spesifik merupakan sistem kompleks yang
memberikan respons imun terhadap antigen yang spesifik, misalnya bakteri,
virus, dan toksin yang dianggap asing. Apa saja yang berperan dalam sistem
pertahanan tubuh spesifik? Mari kita uraikan dalam modul ini.
Komponen Respons Imunitas Spesifik
Antigen, zat yang merangsang respons imunitas, terutama dalam
menghasilkan antibodi.Terdiri atas bagian determinan antigen (epitop), yaitu
bagian antigen yang membangkitkan respons imun, dan hapten, yaitu molekul
kecil yang jika sendirian tidak dapat menginduksi produksi antibodi, melainkan
harus bergabung dengan carrier yang bermolekul besar.
Antibodi, protein larut yang dihasilkan oleh sistem imunitas sebagai
respons terhadap keberadaan antigen dan akan bereaksi dengan antigen
tersebut. Merupakan protein plasma yang disebut imunoglobulin (Ig), yang
terdiri atas 5 kelas.
1) IgA, melawan mikroorganisme, banyak terdapat pada zat sekresi seperti
keringat, ASI, dan ludah.
2) IgD, membantu memicu respons imunitas, jumlah sedikit.
3) IgE, menyebabkan pelepasan histamin dan mediator kimia
4) IgG, jumlah paling banyak sekitar 80%. Jumlahnya akan lebih besar setelah
pajanan pertama.
8

5) IgM, antibodi pertama yang tiba di lokasi infeksi, menetap di pembuluh


darah.

Bagaimana mekanisme kerja sistem imun?


Sistem kekebalan tubuh akan mulai bekerja ketika ada mikroorganisme asing masuk ke
dalam tubuh (patogen). Patogen asing ini kemudian masuk ke tubuh, dan tubuh mengenalinya
sebagai antigen.
Saat antigen terdeteksi, limfosit B dari sumsum tulang belakang, membuat semacam protein
yang disebut antibodi. Antibodi inilah yang akan mengenali dan mengunci antigen
mikroorganisme berbahaya tersebut.
Selanjutnya, limfosit T dari kelenjar timus akan bekerja untuk menghancurkan antigen
berbahaya. Itulah sebabnya, limfosit T (sel T) disebut juga sebagai sel pembunuh. Selain itu, sel
T ini juga berperan memberi sinyal pada sel lainnya, seperti fagosit untuk melakukan tugasnya,
yaitu melakukan perlawanan. Beberapa respon sistem imun terhadap penyakit, antara lainnya
peradangan, kelelahan, dan demam. Kemampuan dalam melindungi tubuh dari penyakit inilah
yang disebut dengan imunitas tubuh. Ketika tubuh sudah membentuk antibodi terhadap
mikroorganisme tertentu, antibodi ini akan berada dalam tubuh selama beberapa waktu. Jika
mikroorganisme yang sama kembali menyerang tubuh, antibodi sudah siap untuk melawannya.
Itulah sebabnya, Anda mungkin menjadi kebal terhadap suatu penyakit, jika pernah
9

mengalaminya. Apabila terinfeksi kembali, kemungkinan hanya akan mengalami gejala ringan
(Yanita Nur, I.S. 2021).

III. Imunisasi
Apakah imunisasi itu?
Upaya pencegahan penyakit menular dengan memberikan “vaksin” sehingga
terjadi imunitas (kekebalan) terhadap penyakit tersebut.

Apakah Vaksin itu ?


Jenis bakteri atau virus yang sudah dilemahkan atau dimatikan guna merangsang sistem imun
(kekebalan) dengan membentuk antibodi di dalam tubuh. Antibodi ini yang melindungi tubuh di
masa yang akan datang (A Sriatmi, dkk. 2018).
Jenis Imunisasi
a) Imunisasi aktif, diperoleh akibat kontak langsung dengan toksin/patogen sehingga tubuh
mampu memproduksi antibodi sendiri.
● Imunisasi aktif alami: jika seseorang terkena penyakit kemudian sistem imunitas
memproduksi antibodi/limfosit khusus.
● Imunisasi aktif buatan: merupakan hasil vaksinasi. Vaksin adalah patogen yang
dilemahkan atau toksin yang telah diubah, yang dapat merangsang imunitas namun
tidak menyebabkan penyakit.
b) Imunisasi pasif, jika antibodi satu individu dipindahkan ke individu lain.
● Imunisasi pasif alami: terjadi melalui pemberian ASI dan saat IgG ibu masuk ke
plasenta.
● Imunisasi pasif buatan: terjadi melalui injeksi antibodi dalam serum yang dihasilkan oleh
orang atau hewan yang kebal karena pernah terpapar antigen tertentu (Purnamasari,
A. 2020).

Mengapa Imunisasi Penting ?


Mencegah risiko tertular dan terserang penyakit infeksi menular yang berbahaya yang
dapat mengakibatkan kecacatan permanen dan bahkan kematian (A Sriatmi, dkk.
2018).
10

Alasan Perlu Imunisasi


1. Imunisasi cepat, aman dan sangat efektif (relatif murah atau cost effective);
2. Sekali diberikan imunisasi, kemampuan tubuh melawan penyakit akan lebih baik;
3. Jika tidak diimunisasi, anak berisiko lebih tinggi untuk terkena penyakit yang dapat
menyebabkan kecacatan dan bahkan kematiannya.
11

Anda mungkin juga menyukai