Sistem Imun
Kelas XI
Penulis
Baiq Irma Widiartini, S.Pd
Daftar Isi
Pendahuluan
A. Identitas Bahan Ajar
B. Tujuan Pembelajaran
1
PENDAHULUAN
A. Identitas
Mata Pelajaran : Lintas Minat Biologi
Kelas : XI IPS
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit
Materi : Sistem Imun
B. Tujuan Pembelajaran
● Peserta didik dapat mendeskripsikan mekanisme pertahanan tubuh
2
● Peserta didik dapat menjelaskan jenis imunisasi serta cara pemberian dan tujuannya
Kegiatan Pembelajaran
Sistem Imun
I. Definisi
Apa itu sistem imun?
3
Seorang pendekar bela diri tentu mampu mengantisipasi berbagai macam serangan dari
lawannya. Bahkan, serangan dari banyak lawan dalam satu waktu sekaligus pun dapat teratasi.
Nah, sama seperti halnya pendekar bela diri, tubuh kita juga memiliki sistem yang dapat
mempertahankan tubuh dari berbagai macam serangan penyakit. Suatu sistem dalam tubuh
yang memiliki peran utama dalam pertahanan diri ini disebut sistem pertahanan tubuh atau
sistem imun.
Sistem imun adalah sistem pertahanan yang berkenan dalam mengenal,
menghancurkan serta menetralkan benda-benda asing atau sel-sel abnormal yang berpotensi
merugikan bagi tubuh. Sedangkan Imunitas (kekebalan) adalah kemampuan tubuh untuk
menahan atau menghilangkan benda asing serta sel-sel abnormal (Purnamasari, A. 2020).
Agar kita lebih memahami sistem kekebalan tubuh, maka kita perlu mengetahui fungsi
dari sistem kekebalan tubuh, yaitu :
1. Mempertahankan tubuh dari patogen invasif (dapat masuk ke dalam sel inang),
misalnya virus dan bakteri.
2. Melindungi tubuh terhadap suatu agen dari lingkungan eksternal yang berasal dari tumbuhan
dan hewan (makanan tertentu, serbuk sari dan rambut binatang), serta zat kimia (obat-obatan
dan polutan).
3. Menyingkirkan sel-sel yang sudah rusak akibat suatu penyakit atau cedera, sehingga
memudahkan penyembuhan luka dan perbaikan jaringan.
4. Mengenali dan menghancurkan sel abnormal (mutan) seperti kanker.
4
Salah satu komponen penting dalam sistem imun adalah sel darah putih (leukosit). Jenis sel
darah putih yang berperan dalam daya tahan tubuh, antara lain:
1. Fagosit
Fagosit berfungsi untuk “memakan” mikroorganisme berbahaya. Melansir dari laman
National Cancer Institute, fagosit terdiri atas 3 jenis, yakni neutrofil, monosit, dan makrofag.
Salah satu jenis fagosit, yaitu neutrofil, bertugas melawan infeksi bakteri. Itu sebabnya, dokter
kerap meminta pemeriksaan neutrofil, lewat tes darah lengkap untuk memastikan infeksi
bakteri. Infeksi bakteri membuat kadar neutrofil dalam tubuh melebihi batas normal. Sementara
itu, yang lainnya bertugas memastikan tubuh memiliki respon menyerang.
2. Limfosit
Secara umum, fungsi limfosit adalah mengingat dan menghancurkan mikroorganisme
berbahaya. Limfosit terdiri atas dua jenis, yakni limfosit B dan limfosit T. Limfosit B terbentuk di
sumsum tulang belakang. Sementara, limfosit T akan menuju kelenjar timus, untuk proses
pematangan. Dalam sistem imun, limfosit B berfungsi untuk menemukan patogen dan
mengingatnya. Setelah itu, limfosit T akan bertugas menghancurkan penyebab penyakit
tersebut (Yanita Nur, I.S. 2021)
II. Mekanisme Pertahanan Tubuh
Mekanisme pertahanan tubuh merupakan imunitas bawaan sejak lahir, berupa
komponen normal tubuh yang selalu ditemukan pada individu sehat, dan siap
mencegah serta menyingkirkan dengan cepat antigen yang masuk ke dalam tubuh.
Tubuh manusia memiliki dua macam mekanisme pertahanan tubuh, yaitu pertahanan
non Spesifik (alamiah) dan pertahanan tubuh spesifik (adaptif) (Purnamasari, A.
2020).
A. Pertahanan Nonspesifik
1) Pertahanan Fisik, Kimia, dan Mekanis terhadap Agen Infeksi
Kulit yang sehat dan utuh, menjadi garis pertahanan pertama terhadap antigen,
membran mukosa yang melapisi permukaan bagian dalam tubuh, mensekresikan
mucus sehingga dapat merangkap antigen, serta menutup jalan masuk ke sel epitel.
Cairan tubuh yang mengandung zat kimia antimikroba, Zat kimia ini membentuk
5
lingkungan buruk bagi beberapa mikroorganisme. Pembilasan oleh air mata, saliva,
dan urine, berperan juga dalam perlindungan terhadap infeksi dan mengandung enzim
Lisozim.
2) Fagositosis
Merupakan garis pertahanan ke-2 bagi tubuh melalui proses penelanan dan
pencernaan mikroorganisme dan toksin yang berhasil masuk ke dalam tubuh. Proses
ini dilakukan oleh neutrofil dan makrofag, yang bergerak secara kemotaksis
(dipengaruhi oleh zat kimia). Makrofag dibedakan menjadi makrofag jaringan ikat.
Makrofag dan prekursor nya (monosit) dan Sistem makrofag mononukleus.
3) Inflamasi (Peradangan)
Inflamasi adalah reaksi lokal jaringan terhadap infeksi atau cedera, yang ditandai
dengan kemerahan, panas, pembengkakan, nyeri, dan kehilangan fungsi. Tujuannya
untuk membawa fagosit dan protein plasma ke jaringan yang terinfeksi untuk
mengisolasi, menghancurkan, menginaktifkan agen penyerang, membersihkan debris,
serta mempersiapkan penyembuhan dan perbaikan jaringan.
6
Keterangan gambar :
a. Jaringan mengalami luka, kemudian merangsang mastosit mengeluarkan baik
histamine maupun senyawa kimia lainnya.
b. Terjadi pelebaran pembuluh darah yang mengakibatkan peningkatan kecepatan
aliran darah sehingga permeabilitas pembuluh darah meningkat. Hal ini
mengakibatkan terjadinya perpindahan sel-sel fagosit (neutrofil dan monosit) menuju
jaringan yang terinfeksi
c. Sel-sel fagosit kemudian memakan patogen
4) Zat Antimikroba Spesifik yang Diproduksi Tubuh
Zat antimikroba terdiri dari Interferon, yaitu protein antivirus yang berfungsi
menghalangi multiplikasi virus dan Komplemen, yaitu protein plasma yang tidak aktif
dan dapat diaktifkan oleh berbagai bahan dari antigen.
7
mengalaminya. Apabila terinfeksi kembali, kemungkinan hanya akan mengalami gejala ringan
(Yanita Nur, I.S. 2021).
III. Imunisasi
Apakah imunisasi itu?
Upaya pencegahan penyakit menular dengan memberikan “vaksin” sehingga
terjadi imunitas (kekebalan) terhadap penyakit tersebut.