Anda di halaman 1dari 31

Toksikologi Lingkungan

Fiqi Nurbaya, SKM MKes


Materi
1. Bahan Toksik Pada Pangan
2. Monitoring Lingkungan dan Biomonitoring
3. Sistem Pertahanan Pada Manusia
Sistem Pertahanan Pada Manusia
Pendahuluan
• Tubuh manusia secara konstan ditantang oleh bakteri, virus, parasit, radiasi matahari,
dan polusi.

• Praktik medis saat ini adalah untuk mengobati penyakit saja. Infeksi bakteri dilawan
dengan antibiotik, infeksi virus dengan antivirus dan infeksi parasit dengan antiparasit
terbatas obat-obatan yang tersedia.

• Penyakit hanya terjadi ketika sistem kekebalan tubuh, sistem pertahanan tubuh menurun
 butuh merangsang, mengaktifkan dan meningkatkan aktivitas sistem pertahanan
alam (sistem kekebalan tubuh).
A. Mekanisme Pertahanan Tubuh

• Sistem pertahanan tubuh merupakan suatu sistem dalam tubuh yang


bekerja mempertahankan tubuh kita dari serangan suatu bibit
penyakit atau patogen yang masuk ke dalam tubuh.

• Berdasarkan cara mempertahankan diri dari penyakit, sistem


pertahanan tubuh digolongkan menjadi dua yaitu pertahanan tubuh
non spesifik dan spesifik.
1. Sistem pertahanan tubuh non
spesifik

Mekanisme pertahanan tubuh

2. Sistem pertahanan tubuh


spesifik
1. Sistem Pertahanan Tubuh Non Spesifik

• Sistem pertahanan tubuh nonspesifik adalah sistem pertahanan


tubuh yang tidak membedakan mikroorganisme patogen yang satu
dengan yang lainnya, sistem ini merupakan sistem pertahanan
pertama terhadap infeksi akibat masuknya mikroorganisme patogen
atau benda-benda asing yang masuk ke dalam tubuh.
a. Sistem pertahanan tubuh non 1. Pertahanan secara fisik
specific eksternal

. Pertahanan secara mekanik

3. Pertahanan secara biologis


Sistem pertahanan b. Sistem pertahanan tubuh
tubuh non spesific nonspecific internal

4. Pertahanan secara kimia


Inflamasi

c. Protein antimikrobia
a. Sistem Pertahanan Tubuh Non Spesifik
Eksternal (Permukaan Tubuh)
1. Pertahanan secara fisik  dilakukan oleh lapisan terluar tubuh (kulit dan membrane
mukosa). Lapisan terluar kulit tersusun atas sel-sel mati yang rapat sehingga
menyulitkan bagi mikroorganisme patogen untuk masuk ke dalam tubuh

2. Pertahanan secara mekanik  Pertahanan secara mekanik seperti terjadi pada rambut
hidung dan silia, rambut hidung bertugas menyaring udara dari partikel-partikel
berbahaya maupun dari mikroorganisme yang kurang menguntungkan, sedangkan silia
yang terdapat pada trakea berfungsi menyapu partikel-partikel berbahaya yang
terperangkap dalam lendir dan keluar bersama air ludah
a. Sistem Pertahanan Tubuh Non Spesifik
Eksternal (Permukaan Tubuh)
3. Pertahanan secara biologis  Pertahanan secara biologis seperti
adanya populasi bakteri yang tidak berbahaya yang terdapat pada
permukaan kulit dan membran mukosa, bakteri-bakteri tersebut
berkompetisi dengan bakteri patogen dalam memperoleh nutrisi
sehingga perkembangan bakteri patogen terhambat.
a. Sistem Pertahanan Tubuh Non Spesifik
Eksternal (Permukaan Tubuh)
4. Pertahanan secara kimia  Pertahanan secara kimia dilakukan oleh
cairan sekret seperti keringat dan minyak yang dihasilkan oleh membran
mukosa dan kulit yang mengandung zat-zat kimia yang menghambat
pertumbuhan mikroorganisme, sedangkan air liur (saliva), air mata, dan
sekresi mukosa mengandung enzim lizosim yang dapat membunuh bakteri,
enzim lizosim dapat menguraikan dinding bakteri dan patogen dengan cara
hidrolisis sehingga sel pecah dan mati
b. Sistem Pertahanan Tubuh Nonspesifik
Internal
• Inflamasi adalah respon tubuh terhadap kerusakan jaringan yang
disebabkan antara lain tergores atau benturan keras.

• Kerusakan jaringan  patogen dapat masuk ke dalam tubuh 


menginfeksi sel2 tubuh  sel tubuh rusak mengeluarkan signal kimiawi
 meningkatnya permeabilitas pembuluh darah  sel darah putih
berpindah dari pembuluh darah ke jaringan sel yang mengalami infeksi
 bergerak menghancurkan patogen
Mekanisme pertahanan tubuh secara
inflamasi
Mekanisme pertahanan tubuh secara
inflamasi
a. Jaringan mengalami luka dan merangsang pengeluaran histamin.

b. Histamin menyebabkan terjadinya pelebaran pembuluh darah serta peningkatan aliran


darah yang menyebabkan permeabilitas pembuluh darah meningkat, hal ini
menyebabkan perpindahan sel-sel fagosit (neutrofil, monosit, dan eosinofil).

c. Sel-sel fagosit kemudian memakan patogen. Setelah infeksi tertanggulangi, neutrofil


dan sel-sel fagosit akan mati seiring dengan matinya sel-sel tubuh dan patogen. Sel-sel
fagosit yang hidup atau mati serta sel-sel tubuh yang rusak akan membentuk nanah.
Inflamasi mencegah infeksi ke jaringan lain serta mempercepat proses penyembuhan.
c. Protein Antimikrobia

• Terdapat protein yang berperan dalam sistem pertahanan tubuh yaitu


protein komplemen yang terdiri dari sekitar 20 jenis protein

• Protein komplemen dapat membunuh bakteri penginfeksi dengan cara


melubangi dinding dan membran plasma bakteri tersebut

• Jenis protein lain yang berperan dalam sistem pertahanan tubuh yaitu
interferon yang dihasilkan dari sel-sel yang terinfeksi oleh virus
2. Sistem Pertahanan Tubuh Spesifik

• Sistem pertahanan tubuh spesifik juga dikenal dengan sistem imun


atau sistem kekebalan tubuh, jika patogen berhasil melewati sistem
pertahanan tubuh nonspesifik maka selanjutnya harus berhadapan
dengan pertahanan tubuh spesifik
a. Struktur sistem kekebalan
tubuh 1. Limfosit

2. Antibodi
Sistem pertahanan
tubuh spesific

1. Kekebalan humoral

b. Respon kekebalan tubuh


terhadap antigen

2. Kekebalan selular
a. Struktur Sistem Kekebalan Tubuh

1. Limfosit  Limfosit terdiri dari dua jenis yaitu limfosit B (sel B) dan
limfosit T (sel T). Dua jenis limfosit ini memiliki fungsi yang berbeda-
beda, walaupun jika diamati dengan mikroskop menunjukan
struktur yang sama.
a. Struktur Sistem Kekebalan Tubuh

2. Antibodi  pada setiap mikroorganisme terdapat senyawa protein yang


beperan sebagai antigen. Antigen yang masuk ke tubuh akan menyerang
tubuh untuk membentuk antibodi, antibodi adalah senyawa protein yang
berfungsi melawan antigen dengan cara mengikatnya, setelah diikat
antigen akan ditangkap dan dihancurkan oleh makrofag. Antibodi bekerja
secara spesifik untuk suatu antigen tertentu seperti antibodi cacar hanya
cocok untuk antibodi cacar.
b. Respon Kekebalan Tubuh Terhadap
Antigen
1. Kekebalan tubuh humoral  Imunitas humoral melibatkan aktivitas sel B
dengan antibodi yang berada dalam plasma darah dan cairan limfa dalam
bentuk protein. Pembentukan antibodi dipicu oleh kehadiran antigen dimana
prosesnya dimulai dari sel B pembelah yang akan membentuk sel B plasma dan
sel B pengingat, sel B plasma akan menghasilkan antibodi yang berfungsi
mengikat antigen dimana antibodi bekerja secara spesifik terhadap antigen
tertentu. Antigen yang terikat akan mempermudah makrofag untuk lebih
mudah menangkap dan menghancurkan patogen tersebut
Cara antibodi dalam menghadapi antigen

• a) Netralisasi, yaitu antibodi memblokir tempat-tempat dimana antigen

seharusnya berikatan dengan sel inang. Selain itu antibodi menetralkan bakteri

beracun dengan menyelubungi bagian beracunya sehingga makrofag dapat

dengan mudah memfagositnya.

• b) Penggumpalan atau aglutinasi patogen atau antigen sehingga memudahkan

makrofag dalam menjalankan aktivitas fagositnya terhadap patogen.


Cara antibodi dalam menghadapi antigen

• c) Pengendapan, yaitu dilakukan pada antigen terlarut oleh antibodi yang

menyebabkan antigen terlarut tidak dapat bergerak sehingga mudah

ditangkap makrofag.

• d) Antibodi bekerja sama dengan protein komplemen dimana antibodi

berikatan dengan antigen akan mengaktifkan protein komplemen untuk

membentuk pori atau lubang pada sel patogen.


b. Respon Kekebalan Tubuh Terhadap
Antigen
2. Kekebalan selular  Kekebalan selular diprakarsai sel T yang menyerang
sel-sel asing atau jaringan tubuh yang telah terinfeksi secara langsung.
Ketika sel T membunuh dengan antigen pada permukaan sel asing, sel T
akan menyerang dan menghancurkannya dengan cara merusak membran
sel asing. Apabila infeksi telah berhasil ditangani, sel T supresor akan
menghentikan respon kekebalan dengan cara menghambat kegiatan sel T
pembunuh dan membatasi produksi antibodi.
B. Jenis-Jenis Kekebalan Tubuh

1. Kekebalan 2. Kekebalan
aktif pasif
1. Kekebalan Aktif
• Kekebalan aktif adalah kekebalan yang dihasilkan oleh tubuh itu sendiri dimana jika seseorang
mengalami sakit karena infeksi patogen dan tubuh merespon dengan membuat antibodi, setelah
sembuh antibodi tersebut dapat bertahan lama sehingga orang tersebut menjadi kebal terhadap
penyakit tersebut, seperti contoh orang yang pernah sakit cacar air tidak akan terkena penyakit
tersebut untuk kedua kali. Kekebalan jenis ini dinamakan kekebalan aktif alami.

• Selain itu terdapat juga kekebalan aktif buatan seperti dengan menyuntikan antigen bakteri,
patogen, atau mikroba yang sudah tidak aktif cara ini dikenal dengan vaksinasi. Vaksinasi
menyebabkan orang yang disuntik tersebut mendapatkan kekebalan karena tubuhnya akan
membentuk antibodi.
2. Kekebalan Pasif
• Kekebalan pasif adalah kekebalan yang diperoleh setelah mendapat antibodi dari
luar. Sebagai contoh kekebalan yang diperoleh bayi dari ibunya melalui air susu
pertama (kolostrum) atau diperoleh bayi pada saat masih berada dalam
kandungan. Kekebalan jenis ini dinamakan kekebalan pasif alami.

• Sedangkan kekebalan pasif buatan diperoleh dengan menyuntikan antibodi yang


diekstrak dari satu individu ke tubuh orang lain melalui serum, walaupun kekebalan
pasif ini berlangsung singkat tapi berguna untuk penyembuhan secara cepat.
C. Gangguan Pada Sistem Kekebalan Tubuh

1. Alergi
2. Autoimunitas
3. AIDS
1. Alergi

• Alergi adalah respon imun yang berlebihan terhadap suatu senyawa


yang masuk ke dalam tubuh.

• Reaksi alergi disebut juga dengan anaphylaxis.

• Senyawa yang dapat menimbulkan alergi adalah Alergen yang dapat


berupa serbuk, debu, bulu hewan, gigitan serangga, serta jenis
makanan tertentu.
2. Autoimunitas

• Autoimunitas adalah keadaan dimana sistem kekebalan tubuh


membentuk antibodi untuk menyerang sel-sel tubuh sendiri
3. AIDS
• AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome) adalah penyakit yang disebabkan oleh
infeksi virus HIV (Human Immunodeficiency Virus).

• AIDS sendiri merupakan kumpulan dari berbagai penyakit.

• IDS disebabkan virus HIV yang menyerang sel T pembantu yang berfungsi menstimulasi
sel T lainnya serta sel B plasma. Ketika virus berhasil menginfeksi sel T virus
menggunakan perangkat selnya untuk menggandakan diri setelah itu menembus
membran sel kemudian menginfeksi sel T yang lain. Hal ini menyebabkan kemampuan
tubuh melawan kuman penyakit menjadi berkurang
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai