OLEH:
MARDIANA
1826010072
4B KEPERAWATAN
HALAMAN DEPAN
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang
B. Rumus Masalah
C. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
A.PENGERTIAN
a) Kekebalan Humoral
b) Kekebalan Seluler
c) Berdasarkan Cara Memperolehnya
D. FUNGSI SISTEM KEKEBALAN TUBUH
a) Aergi
b) Autoimunitas
c) AIDS
A. Latar belakang
Untuk bisa memahami reaksi vaksin yang terjadi di dalam tubuh manusia maka, pertama
kali kita harus mengerti tentang sistem imunitas Sistem Imun Sistem yang sangat komplek di
dalam tubuh, yang bertanggung jawab untuk melawan penyakit. Tugas utama adalah
mengidentifikasi benda asing dalam tubuh (termasuk bakteri, virus, jamur, parasit, organ
atau jaringan transplantasi) dan menghasilkan pertahanan tubuh untuk melawan benda
asing tersebut. Pertahanan ini dikenal sebagai respon imun.. Sistem imunitas didesain untuk
mengenal dan menghancurkan benda asing yang masuk kedalam tubuh manusia termasuk
pathogen Patogen Suatu penyakit yang disebabkan oleh substansi, pada umumnya
dipergunakan untuk organisme (bakteri, virus) dan produk biologisnya (misalnya toksin).
Patogen adalah benda atau bahan yang dapat menimbulkan penyakit Penyakit yang dapat
dicegah dengan vaksinPenyakit-penyakit yang ada vaksinnya untuk memberikan perlindungan
sebagian atau lengkap. pada manusia. Istilah patogen secara umum dipakai untuk organisme
penyebab penyakit seperti bakteri, virus dan produk biologisnya seperti toksin yang dihasilkan oleh
organisme tersebut.
B. Rumus Masalah
C. Tujuan
1) Mengetahui pengertian system kekebalan tubuh.
2) Memahami jenis-jenis kekebalan tubuh pada manusia.
3) Mengetahui gangguan apa saja yang dapat mengenai system kekebalan tubuh
manusia.
4) Memahami cara mempertahankan system kekebalan tubuh manusia.
BAB II PEMBAHASAN
A.PENGERTIAN
Sistem kekebalan tubuh atau sistem imun adalah sistem perlindungan dari pengaruh
luar biologis yang dilakukan oleh sel dan organ khusus pada suatu organisme sehingga tidak
mudah terkena penyakit. Jika sistem imun bekerja dengan benar, sistem ini akan melindungi
tubuh terhadap infeksi bakteri dan virus, serta menghancurkan sel kanker dan zat asing lain
dalam tubuh. Sebaliknya, jika sistem imun melemah, maka kemampuannya untuk
melindungi tubuh juga berkurang, sehingga menyebabkan patogen, termasuk virus
penyebab demam dan flu, dapat berkembang dalam tubuh. Sistem imun juga memberikan
pengawasan terhadap pertumbuhan sel tumor. Terhambatnya mekanisme kerja sistem
imun telah dilaporkan dapat meningkatkan resiko terkena beberapa jenis kanker.
a. Melindungi tubuh dari serangan benda asing atau bibit penyakit yang masuk ke dalam
tubuh.
b. Menghilangkan jaringan sel yang mati atau rusak (debris cell) untuk perbaikan
jaringan.
c. Mengenali dan menghilangkan sel yang abnormal.
d. Menjaga keseimbangan homeostatis dalam tubuh.
Sistem Pertahanan Tubuh Non Spesifik merupakan pertahanan tubuh yang tidak
membedakan mikrobia patogen satu dengan yang lainnya. Ciri-cirinya :
Tidak selektif
Tidak mampu mengingat infeksi yang terjadi sebelumnya
Eksposur menyebabkan respon maksimal segera
Memiliki komponen yang mampu menangkal benda untuk masuk ke dalam
tubuh
Bersifat selektif
Tidak memiliki reaksi yang sama terhadap semua jenis benda asing
Mampu mengingat infeksi yang terjadi sebelumnya
Melibatkan pembentukan sel-sel tertentu dan zat kimia (antibodi)
Perlambatan waktu antara eksposur dan respons maksimal
Limfosit
a. Limfosit B (Sel B)
Proses pembentukan dan pematangan sel B terjadi di sumsum tulang.
Sel B berperan dalam pembentukan kekebalan humoral dengan
membentuk antibodi. Sel B dapat dibedakan menjadi :
1. Sel B plasma, berfungsi membentuk antibodi.
2. Sel B pengingant, berfungsi mengingat antigen yang pernah masuk ke dalam
tubuh serta menstimulasi pembentukan sel B plasma jika terjadi infeksi
kedua.
3. Sel B pembelah, berfungsi membentuk sel B plasma dan sel B pengingat.
b. Limfosit T (Sel T)
Proses pembentukan sel T terjadi di sumsum tulang, sedangkan
proses pematangannya terjadi di kelenjar timus. Sel T berperan dalam
pembentukan kekebalan seluler, yaitu dengan cara menyerang sel
penghasil antigen secara langsung. Sel T juga membantu produksi
antibodi oleh sel B plasma. Sel T dapat dibedakan menjadi :
a.Kekebalan Humoral
Kekebalan humoral melibatkan aktivitas sel B dan antibodi yang beredar dalam
cairan darah dan limfe. Ketika antigen masuk ke dalam tubuh untuk pertama kali, sel B
pembelah akan membentuk sel B pengingat dan sel B plasma. Sel B plasma akan
menghasilkan antibodi yang mengikat antigen sehingga makrofag akan mudah menangkap
dan menghancurkan patogen. Setelah infeksi berakhir, sel B pengingat akan tetap hidup
dalam waktu lama. Serangkaian respons ini disebut respons kekebalan primer.
Apabila antigen yang sama masuk kembali dalam tubuh, sel B pengingat akan
mengenalinya dan menstimulasi pembentukan sel B plasma yang akan memproduksi
antibodi. Respons tersebut dinamakan respons kekebalan sekunder.
Respons kekebalan sekunder terjadi lebih cepat dan konsentrasi antibodi yang
dihasilkan lebih besar daripada respons kekebalan primer. Hal ini disebabkan adanya
memori imunologi, yaitu kemampuan sistem imun untuk mengenali antigen yang pernah
masuk ke dalam tubuh.
b.Kekebalan Seluler
Kekebalan seluler melibatkan sel T yang bertugas menyerang sel asing atau jaringan
tubuh yang terifeksi secara langsung. Ketika sel T pembunuh terkena antigen pada
permukaan sel asing, sel T pembunuh akan menyerang dan menghancurkan sel tersebut
dengan cara merusak membran sel asing. Apabila infeksi berhasil ditangani, sel T supresor
akan mengehentikan respons kekebalan dengan cara menghambat aktivitas sel T pembunuh
dan membatasi produksi antibodi.
1).Kekebalan Aktif
Kekebalan aktif merupakan kekebalan yang dihasilkan oleh tubuh itu sendiri.
Kekebalan aktif dapat diperoleh secara alami maupun buatan.
A).Kekebalan aktif alami
diperoleh seseorang setelah mengalami sakit akibat infeksi suatu kuman penyakit.
Setelah sembuh, orang tersebut akan menjadi kebal terhadap penyakit itu. Misalnya,
seseorang yang pernah sakit campak tidak akan terkena penyakit tersebut untuk kedua
kalinya.
Kekebalan aktif buatan diperoleh melalui vaksinasi atau imunisasi. Vaksinasi adalah
proses pemberian vaksin ke dalam tubuh. Vaksin merupakan siapan antigen yang dierikan
secara oral (melalui mulut) atau melalui suntikan untuk merangsang mekanisme pertahanan
tubuh terhadap patogen. Vaksin dapat berupa suspensi mikroorganisme yang telah
dilemahkan atau dimatikan. Vaksin juga dapat berupa toksoid atau ekstrak antigen dari
suatu patogen yang telah dilemahkan. Vaksin yang dimasukkan ke dalam tubuh akan
menstimulasi pembentukan antibodi untuk melawan antigen sehingga tubuh menjadi kebal
terhadap penyakit yang menyerangnya.
a) Vaksin Bacille Calmette-Guerin (BCG), polio jenis sabin, dan campak. Vaksin
ini terbuat dari mikroorganisme yang telah dilemahkan.
b) Vaksin pertusis dan polio jenis salk. Vaksin ini berasal dari mikroorganisme
yang telah dimatikan.
c) Vaksin tetanus toksoid dan difteri. Vaksin ini berasal dari toksin (racun)
mikrooganisme yang telah dilemahkan/diencerkan konsentrasinya.
d) Vaksin hepatitis B. Vaksin ini terbuat dari protein mikroorganisme.
2. Kekebalan Pasif
Kekebalan pasif merupakan kebalikan dari kekebalan aktif. Kekebalan pasif diperoleh
setelah menerima antibodi dari luar tubuh, baik secara alami maupun buatan.
kekebalan pasif alami dapat ditemukan pada bayi setelah menerima antibodi dari
ibunya melalui plasenta saat masih berada di dalam kandungan. Kekebalan ini juga dapat
diperoleh dengan pemberian ASI pertama (kolostrum) yang mengandung banyak antibodi.
Kekebalan pasif buatan diperoleh dengan cara menyuntikkan antibodi yang diekstrak
dari suatu individu ke tubuh orang lain sebagai serum. Kekebalan ini berlangsung singkat,
tetapi mampu menyembuhkan dengan cepat. Contohnya adalah pemberian serum antibisa
ular kepada orang yang dipatuk ular berbisa.
A.Alergi
Alergi atau hipersensivitas adalah respons imun yang berlebihan terhadap senyawa
yang masuk ke dalam tubuh. Senyawa tersebut dinamakan alergen. Alergen dapat berupa
debu, serbuk sari, gigitan serangga, rambut kucing, dan jenis makanan tertentu, misalnya
udang.
Proses terjadinya alergi diawali dengan masuknya alergen ke dalam tubuh yang
kemudian merangsang sel B plasma untuk menyekresikan antibod IgE. Alergen yang
pertama kali masuk ke dalam tubuh tidak akan menimbulkan alergi, namun IgE yang
terbentuk akan berikatan dengan mastosit. Akibatnya, ketika alergen masuk ke dalam tubuh
untuk kedua kalinya, alergen akan terikat pada IgE yang telah berikatan dengan mastosit.
Mastosit kemudian melepaskan histamin yang berperan dalam proses inflamasi. Respons
inflamasi ini mengakibatkan timbulnya gejala alergi seperti bersin, kulit terasa gatal, mata
berair, hidung berlendir, dan kesulitan bernapas. Gejala alergi dapat dihentikan dengan
pemberian antihistamin.
B. Autoimunitas
Autoimunitas merupakan gangguan pada sistem kekebalan tubuh saat antibodi yang
diproduksi justru menyerang sel-sel tubuh sendiri karena tidak mampu membedakan sel
tubuh sendiri dengan sel asing. Autoimunitas dapat disebabkan oleh gagalnya proses
pematangan sel T di kelenjar timus. Autoimunitas menyebabkan beberapa kelainan, yaitu :
1.Diabetes mellitus
Diabetes mellitus disebabkan oleh antibodi yang menyerang sel-sel beta di pankreas
yang berfungsi menghasilkan hormon insulin. Hal ini mengakibatkan tubuh kekurangan
hormon insulin sehingga kadar gula darah meningkat.
2. Myasthenia gravis
Myasthenia gravis disebabkan oleh antibodi yang menyerang otot lurik sehingga otot
lurik mengalami kerusakan.
antibodi yang menyerang kelenjar adrenal. Hal ini mengakibatkan berat badan
menurun, kadar gula darah menurun, mudah lelah, dan pigmentasi kulit meningkat.
Addison’s disease
4. Lupus
Lupus disebabkan oleh antibodi yang menyerang tubuh sendiri. Pada penderita
lupus, antibodi menyerang tubuh dengan dua cara, yaitu :
C.AIDS