PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tubuh manusia tidak mungkin terhindar dari lingkungan yang mengandung mikroba
pathogen disekelilingnya. Mikroba tersebut dapat menimbulkan penyakit infeksi pada
manusia. Mikroba patogen yang ada bersifat poligenik dan kompleks. Oleh karena itu respon
imun tubuh manusia terhadap berbagai macam mikroba patogen juga berbeda. Umumnya
gambaran biologic spesifik mikroba menentukan mekanisme imun mana yang berperan untuk
proteksi. Begitu juga respon imun terhadap bakteri khususnya bakteri ekstraseluler atau
bakteri intraseluler mempunyai karakteriskik tertentu pula.
Tubuh manusia akan selalu terancam oleh paparan bakteri, virus, parasit, radiasi
matahari, dan polusi. Stress emosional atau fisiologis dari kejadian ini adalah tantangan lain
untuk mempertahankan tubuh yang sehat. Biasanya kita dilindungi oleh system pertahanan
tubuh, sistem kekebalan tubuh, terutama makrofag, dan cukup lengkap kebutuhan gizi untuk
menjaga kesehatan. Kelebihan tantangan negattif, bagaimanapun, dapat menekan system
pertahanan tubuh, system kekebalan tubuh, dan mengakibatkan berbagai penyakit fatal.
Respon imun yang alamiah terutama melalui fagositosis oleh neutrofil, monosit serta
makrofag jaringan. Lipopolisakarida dalam dinding bakteri Gram negative dapat mangativasi
komplemen jalur alternative tanpa adanya antibody. Kerusakan jaringan yang terjaddi ini
adalah akibat efek samping dari mekanisme pertahanan tubuh untuk mengeliminasi bakteri.
Sitokin juga merangsang demam dan sintesis protein.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan sistem kekebalan tubuh?
2. Apa sajakah fungi imun dan hematologi ?
3. Apa saja jenis-jenis kekebalan tubuh pada manusia?
4. Apa saja gangguan yang dapat terjadi pada sistem kekebalan tubuh dan system
hematologi manusia?
5. Apa saja yang dapat dilakukan untuk mempertahankan sistem kekebalan tubuh
manusia?
4
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian sistem imun dan hematologi
2. Mengetahui fungsi sistem imun dan hematologi tubuh manusia.
3. Memahami jenis-jenis kekebalan tubuh pada manusia.
4. Mengetahui gangguan apa saja yang dapat mengenai system kekebalan tubuh dan
system hematologi manusia.
5. Memahami cara mempertahankan system kekebalan tubuh manusia.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
I. SISTEM IMUN
A. PENGERTIAN
Sistem kekebalan tubuh atau sistem imun adalah sistem perlindungan dari
pengaruh luar biologis yang dilakukan oleh sel dan organ khusus pada suatu
organisme sehingga tidak mudah terkena penyakit. Jika sistem imun bekerja dengan
benar, sistem ini akan melindungi tubuh terhadap infeksi bakteri dan virus, serta
menghancurkan sel kanker dan zat asing lain dalam tubuh. Sebaliknya, jika sistem
imun melemah, maka kemampuannya untuk melindungi tubuh juga berkurang,
sehingga menyebabkan patogen, termasuk virus penyebab demam dan flu,dapat
berkembang dalam tubuh. Sistem imun juga memberikan pengawasan terhadap
pertumbuhan sel tumor. Terhambatnya mekanisme kerja sistem imun telah dilaporkan
dapat meningkatkan resiko terkena beberapa jenis kanker.
6
d) Memiliki komponen yang mampu menangkal benda untuk masuk ke dalam tubuh
Pertahanan secara fisik dilakukan oleh lapisan terluar tubuh, yaitu kulit
dan membran mukosa, yang berfungsi menghalangi jalan masuknya patogen
ke dalam tubuh. Lapisan terluar kulit terdiri atas sel-sel epitel yang tersusun
rapat sehingga sulit ditembus oleh patogen. Lapisan terluar kulit mengandung
keratin dan sedikit air sehingga dapat menghambat pertumbuhan mikrobia.
Sedangkan membran mukosa yang terdapat pada saluran pencernaan, saluran
pernapasan, dan saluran kelamin berfungsi menghalangi masuknya patogen ke
dalam tubuh.
b. Pertahanan Mekanis
c. Pertahanan Kimiawi
d. Pertahanan Biologis
7
Pertahanan secara biologi dilakukan oleh populasi bakteri tidak
berbahaya yang hidup di kulit dan membran mukosa. Bakteri tersebut
melindungi tubuh dengan cara berkompetisi dengan bakteri patogen dalam
memperoleh nutrisi.
3. Fagositosis
8
fagosit akan bekerja sama setelah memperoleh sinyal kimiawi dari jaringan yang
terinfeksi patogen. Berikut ini adalah proses fagositosis :
Protein yang berperan dalam sistem pertahanan tubuh non spesifik adalah
protein komplemen dan interferon. Protein komplemen membunuh patogen dengan
cara membentuk lubang pada dinding sel dan membran plasma bakteri tersebut.
Hal ini menyebabkan ion Ca2+ keluar dari sel, sementara cairan dan garam-garam
dari luar bakteri akan masuk ke dalamnya dan menyebabkan hancurnya sel bakteri
tersebut.
9
Sistem Pertahanan Tubuh Spesifik merupakan pertahanan tubuh terhadap
patogen tertentu yang masuk ke dalam tubuh. Sistem ini bekerja apabila patogen telah
berhasil melewati sistem pertahanan tubuh non spesifik. Ciri-cirinya :
a) Bersifat selektif
b) Tidak memiliki reaksi yang sama terhadap semua jenis benda asing
c) Mampu mengingat infeksi yang terjadi sebelumnya
d) Melibatkan pembentukan sel-sel tertentu dan zat kimia (antibodi)
e) Perlambatan waktu antara eksposur dan respons maksimal
1. Limfosit B (Sel B)
b) Limfosit T (Sel T)
Sel T pembunuh, berfungsi menyerang patogen yang masuk dalam tubuh, sel
tubuh yang terinfeksi, dan sel kanker secara langsung.
10
Sel T pembantu, berfungsi menstimulasi pembentukan sel B plasma dan sel T
lainya serta mengaktivasi makrofag untuk melakukan fagositosis.
Sel T supresor, berfungsi menurunkan dan menghentikan respons imun dengan
cara menurunkan produksi antibodi dan mengurangi aktivitas sel T pembunuh.
Sel T supresor akan bekerja setelah infeksi berhasil ditangani.
4) Antibodi (Immunoglobulin/Ig)
Antibodiakan dibentuk saat ada antigen yang masuk ke dalam tubuh. Antigen
adalah senyawa protein yang ada pada patogen sel asing atau sel kanker. Antibodi
disebut juga immunoglobulin atau serum protein globulin, karena berfungsi untuk
melindungi tubuh melalui proses kekebalan (immune). Antibodi merupakan senyawa
protein yang berfungsi melawan antigen dengan cara mengikatnya, untuk selanjutnya
ditangkap dan dihancurkan oleh makrofag. Suatu antibodi bekerja secara spesifik
untuk antigen tertentu. Karena jenis antigen pada setiap kuman penyakit bersifat
spesifik, maka diperlukan antibodi yang berbeda untuk jenis kuman yang berbeda.
Oleh karena itu, diperlukan berbagai jenis antibodi untuk melindungi tubuh dari
berbagai kuman penyakit.
Antibodi tersusun dari dua rantai polipeptida yang identik, yaitu dua rantai
ringan dan dua rantai berat. Keempat rantai tersebut dihubungkan satu sama lain oleh
ikatan disulfida dan bentuk molekulnya seperti huruf Y. Setiap lengan dari molekul
tersebut memiliki tempat pengikatan antigen. Beberapa cara kerja antibodi dalam
menginaktivasi antigen yaitu :
Antibodi dibedakan menjadi lima tipe seperti pada tabel di bawah ini.
11
terjadi infeksi yang pertama kali (respons kekebalan
primer)
Pertahanan Tubuh
Pertahanan Tubuh Non Spesifik
Spesifik
12
4. Cairan sekresi dari kulit
danmembran mukosa
1. Kekebalan Humoral
Apabila antigen yang sama masuk kembali dalam tubuh, sel B pengingat
akan mengenalinya dan menstimulasi pembentukan sel Bplasma yang akan
memproduksi antibodi. Respons tersebut dinamakan respons kekebalan sekunder.
2. Kekebalan Seluler
1) Kekebalan Aktif
13
Kekebalan aktif merupakan kekebalan yang dihasilkan oleh tubuh itu sendiri.
Kekebalan aktif dapat diperoleh secara alami maupun buatan.
14
2. Vaksin pertusis dan polio jenis salk. Vaksin ini berasal dari mikroorganisme
yang telah dimatikan.
3. Vaksin tetanus toksoid dan difteri. Vaksin ini berasal dari toksin (racun)
mikrooganisme yang telah dilemahkan/diencerkan konsentrasinya.
4. Vaksin hepatitis B. Vaksin ini terbuat dari protein mikroorganisme.
2) Kekebalan Pasif
Kekebalan pasif alami dapat ditemukan pada bayi setelah menerima antibodi
dari ibunya melalui plasenta saat masih berada di dalam kandungan. Kekebalan
ini juga dapat diperoleh dengan pemberian ASI pertama (kolostrum) yang
mengandung banyak antibodi
1. Alergi
15
Proses terjadinya alergi diawali dengan masuknya alergen ke dalam tubuh
yang kemudian merangsang sel B plasma untuk menyekresikan antibod IgE. Alergen
yang pertama kali masuk ke dalam tubuh tidak akan menimbulkan alergi, namun IgE
yang terbentuk akan berikatan dengan mastosit. Akibatnya, ketika alergen masuk ke
dalam tubuh untuk kedua kalinya, alergen akan terikat pada IgE yang telah berikatan
dengan mastosit. Mastosit kemudian melepaskan histamin yang berperan dalam
proses inflamasi. Respons inflamasi ini mengakibatkan timbulnya gejala alergi seperti
bersin, kulit terasa gatal, mata berair, hidung berlendir, dan kesulitan bernapas. Gejala
alergi dapat dihentikan dengan pemberian antihistamin.
2. Autoimunitas
a. Diabetes mellitus
b. Myasthenia gravis
c. Addison’s disease
d. Lupus
16
Antibodi menyerang jaringan tubuh secara langsung. Misalnya, antibodi yang
menyerang sel darah merah sehingga menyebabkan anemia.
Antibodi bergabung dengan antigen sehingga membentuk ikatan yang
dianamakan kompleks imun. Dalam kondisi normal, sel asing yang antigennya
telah diikat oleh antibodi selanjutnya akan ditangkap dan dihancurkan oleh sel-sel
fagosit. Namun, pada penderita lupus, sel-sel asing ini tidak dapat dihancurkan
oleh sel-sel fagosit dengan baik. Jumlah sel fagosit justru akan semakin
bertambah sambil mengeluarkan senyawa yang menimbulkan inflamasi. Proses
inflamasi ini akan menimbulkan berbagai gejala penyakit lupus. Jika terjadi
dalam jangka panjang, fungsi organ tubuh akan terganggu.
4. AIDS
Sel T pembantu menjadi target utama HIV karena pada permukaan sel tersebut
terdapat molekul CD4 sebagai reseptor. Infeksi dimulai ketika molekul glikoprotein
pada permukaan HIV menempel ke reseptor CD4 pada permukaan sel T pembantu.
Selanjutnya, HIV masuk ke dalam sel T pembantu secara endositosis dan mulai
memperbanyak diri. Kemudian, virus-virus baru keluar dari sel T yang terinfeksi
secara eksositosis atau melisiskan sel.
Jumlah sel T pada orang normal sekitar 1.000 sel/mm3 darah, sedangkan pada
penderita AIDS, jumlah sel T-nya hanya sekitar 200 sel/mm3. Kondisi ini
17
menyebabkan penderita AIDS mudah terserang berbagai penyakit seperti TBC,
meningitis, kanker darah, dan melemahnya ingatan.
Penderita HIV positif umumnya masih dapat hidup dengan normal dantampak
sehat,tetapi dapat menularkan virus HIV.Penderita AIDS adalah penderitaHIV positif
yang telah menunjukkan gejala penyakit AIDS. Waktu yang dibutuhkan seorang
penderita HIV positif untuk menjadi penderita AIDS relatif lama,yaitu antara 5-10
tahun.Bahkan ada penderita HIV positif yang seumur hidupnya tidak menjadi
penderita AIDS.Hal tersebut dikarenakan virus HIV didalam tubuh membutuhkan
waktu untuk menghancurkan sistem kekebalan tubuh penderita. Ketika sistem
kekebalan tubuh sudah hancur, penderita HIV positif akan menunjukkan gejala
penyakit AIDS. Penderita yang telah mengalami gejala AIDS atau penderita AIDS
umumnya hanya mampu bertahan hidup selama dua tahun.
18
b. Memakai jarum suntik yang steril
c. Menghindari kontak langsung dengan penderita HIV/AIDS yang terluka
d. Menerima transfusi darah yang tidak terinfeksi HIV/AIDS
Setiap makanan yang kita makan harus mencakup berbagai nutrisi untuk tubuh kita
karena nutrisi dan sistem imun saling berkaitan. Oleh karena itu, penting bagi kita
untuk memakan makanan yang mengandung :
a. Protein
Vitamin dan mineral dapat diperoleh dari berbagai jenis sayuran dan buah.
c. Teh hijau
d. Aloevera
Aloevera mengandung zat aktif seperti asam amino dan vitamin yang dapat
membantu badan dalam mengeluarkan toksin, memulihkan jaringan yang terluka, dan
meningkatkan sistem imun badan dengan cepat.
19
Olahraga minimal 15 menit setiap hari secara berkelanjutan dapat
meningkatkan ketahanan tubuh. Olahraga seperti jogging, berenang, berjalan, dan
yoga dapat meningkatkan peredaran darah, menguatkan jantung, dan meningkatkan
sistem imun dalam tubuh.
A. PENGERTIAN
Hematologi adalah cabang ilmu kesehatan yang mempelajari darah, organ pembentuk
darah dan penyakitnya. Asal katanya dari bahasa Yunani haima artinya darah.
Hematologi secara umum dibagi atas 3 bagian kecil menurut jenis dan grup sel darah
yang dipelajari.
20
a. pendarahan dan kelainan pembekuan darah
b. trombosis
c. trombositopenia dan trombositosis
Darah merupakan bagian dari tubuh yang jumlahnya 6 – 8 % dari berat badan
total. Darah berbentuk cairan yang berwarna merah dan agak kental. Darah merupakan
bagian penting dari sistem transport karena darah mengalir ke seluruh tubuh kita dan
berhubungan langsung dengan sel-sel dalam tubuh kita.
B. Fungsi darah
1. Mengangkut O2 dari paru-paru ke jaringan dan CO2 dari jaringan ke paru-paru.
2. Mengangkut sari makanan yang diserap dari usus halus ke seluruh tubuh.
3. Mengangkut sisa metabolisme menuju alat ekskresi.
4. Berhubungan dengan kekebalan tubuh karena didalamnya terkandung lekosit, antibodi
dan substansi protektif lainnya.
5. Mengangkut ekskresi hormon dari organ yang satu ke organ lainnya.
6. Mengatur keseimbangan air dalam tubuh.
7. Mengatur suhu tubuh.
8. Mengatur keseimbangan tekanan osmotik.
9. Mengatur keseimbangan asam basa tubuh.
10. Mengatur keseimbangan ion-ion dalam tubuh.
C. Komponen darah
1. Bagian korpuskuli (elemen seluler)
a. ErItrosit (sel darah merah)
Merupakan bagian utama dari sel darah. Jumlah pada pria dewasa adalah lima
juta/μl darah sedangkan pada wanita empat juta/μl darah. Berbentuk bikonkaf, warna
merah disebabkan oleh adanya Hemoglobin. Dihasilkan oleh limpa, hati dan sum-sum
tulang pada tulang pipih. Berusia sekitar 120 hari, sel yang telah tua dihancurkan di
hati dan dirombak menjadi pigmen bilirubin (Pigmen empedu). Fungsi primernya
adalah mengangkut O2 dari paru-paru ke jaringan dan CO2 dari jaringan ke paru-
paru. Morfologi Mikroskopis Eritrosit dengan Pembesaran objektif 100 kali.
b. Lekosit (sel darah putih)
21
Jumlah sel pada orang dewasa 6000 – 9000 sel/μl darah. Diproduksi di sum-
sum tulang, limpa dan kelenjar limfe.Terdiri dari beberapa jenis, yaitu :
1). Granulosit : Lekosit yang di dalam sitoplasmanya memiliki granula. Terdiri
dari :
a). Eosinofil: Mengandung granula berwarna merah dan berperan pada reaksi alergi
(terutama infeksi cacing)
b) Basofil : Mengandung granula berwarna biru dan berperan pada reaksi alergi
c) Netrofil (Batang dan Segmen) : Disebut juga sel Poly Morpho Nuclear dan
berfungsi sebagai fagosit
2). Agranulosit : Lekosit yang sitoplasmanya tidak memiliki granula. Terdiri dari:
a) Limfosit Berfungsi sebagai sel kekebalan tubuh, yaitu
Limfosit T : Berperan sebagai imunitas seluler
Limfosit B : Berperan sebagai imunitas humoral
b) Monosit yaitu Lekosit dengan ukuran paling besar. Fungsi lekosit ada dua,
yaitu:
1. Fungsi defensip yaitu fungsi untuk mempertahankan tubuh terhadap benda-
benda asing termasuk mikroorganisme penyebab infeksi.
2. Fungsi reparatif yaitu fungsi yang memperbaiki / mencegah terjadinya
kerusakan terutama kerusakan vaskuler / pembuluh darah.
c) Trombosit (keping darah / sel darah pembeku)
Jumlah pada orang dewasa 200.000 – 500.000 sel/μl darah. Bentuknya
tidak teratur dan tidak mempunyai inti. Diproduksi pada sum-sum tulang dan
berperan dalam proses pembekuan darah.
22
d) Bagian cairan ini terdiri atas 91 % air dan 9 % bahan padat (organik dan
anorganik) dan didalamnya mengandung berbagai macam zat, yaitu:
(1) Golongan karbohidrat contohnya glukosa
(2)Golongan protein contohnya albumin, globulin, fibrinogen
(3)Golongan lemak contohnya kolesterol
(4)Golongan enzim contohnya amilase, transaminase
(5)Golongan hormon contohnya insulin, glukagon
(6)Golongan mineral contohnya zat besi (Fe), kalium (K)
(7)Golongan vitamin contohnya vitamin A, vitamin K
(8)Golongan sisa metabolisme contohnya urea, asam urat, kreatinin.
(9)Golongan zat warna contohnya bilirubin
23
Riwayat kontak dengan penyakit menular. apakah ada tindak lanjut yang
sudah dilakukan? kontak dengan infeksi apa? tanggal dan tipe terapi yang di
dapatkan.
6. Alergi
Riwayat alergi dan bagaimana reaksi alergi, bagaimana tindakan yang biasa
diberikan saat terjadi reaksi alergi?
7. Kelainan autoimun
Banyak kelainan autoimun seperti: seperti lupus, eritrematosis, artritis reumatoid,
psoriasis. Tanyakan keparahan, remisi, eksaserbasi, ketrbatasan fungsional, tanya
therapi yang pernah dan sedang dijalani serta efektivitasnya
8. Penyakit neoplasma
Riwayat kanker dalam keluarga (tipe, awitan, usia, hubungan pasien dengan
anggota keluarga tersebut) riwayat kangker pada pasien (tipe dan tanggal
penegakakan diagnosa, tanggal pemeriksaan skrining dan hasilnya, juga terapi
yang pernah dialami bentuk terapi radiasi, kemothrepi supresi fungsi imun.
9. Sakit kronik dan pembedahan
Riwayat penyakit : diabetes militus, penyrenal, riwayat awitan, beratnya
sakit, therapi yang sedang dijalani, riwayat operasi, pengangkatan limpah, nodul
limpakus, kelenjar timus, riwayat transplantasi organ.
10. Obat-obatan dan transfusi dara
Riwayat penggunaan obat masa lalu
Riwayat pengobatan saat ini (anti biotik, kortikosteroid, obat-obat anastesi,
supresi imun)
Riwayat tranfusi darah satu kali atau lebih penyebab reaksi.
B. PEMERIKSAAN FISIK
1. Pemeriksaan kulit
24
Periksa kondisi kulit,apakah memberan mukosa ada lesi, dermatitis, urtikaria,
inflamasi dan pengeluaran sceret. Perhatikan tanda- tanda infeksi calor, dolor,
turbor, tumor, functiolaisa, (perubahan fungsi)palpasi kelenjar, limpe serfikal
anterior ,aksilaris ,inguinalis, pembesaran, catat lokasi, ukuran, kosistensi dan
keluhan nyeri tekan.
2. Pemeriksaan persendian
Periksa sendi apakah ada nyeri tekan, pembengkakan, dan keterbatasan gerak
3. Pemeriksaan status respiratorik
Observasi frekuensi napas, batuk, sura paru, (respiratori, rettraksi dinding dada
dan lain –lain).
4. Status kardiovaskuler
Evaluasi adanya hipotensi, takikardi, aritmia, vaskulitis, dan anemia.
5. Status gastrointestinal
Cekhepatosplenomegali, politus, vomitus, dan diare.
6. Status urogenital
Amati tanda-tanda infeksi(frekuensi, disuria, hematuri, sckeret dari uretra).
7. Status neorosensorik
Gangguan fungsi koknitif, pendengaran, perubahan pisual, sakit kepala, migren,
dan lain- lain.
8. Status nutrisi
Obesitas atau malnutris, kaji pemenuhan nutrisi
9. kaji tingkat stres dan kemampuan atasi tingkat masalah
F. INTERVENSI KEPERAWATAN
26
E:
Jelaskan pemyebab, periode,
dan pemicu nyeri.
Jelaskan strategi Pereda nyeri.
Anjurkan menggunanakan
analgetic secara tepat.
Ajarkan Teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
K:
Kolaborasi pemberin analgetic
jika perlu.
2. SDKI SLKI SIKI
Defisist Nutrisi Setelah dilakukan Tindakan Manajemen Nutrisi
keperawatan, diharapkan O:
status nutrisi Identifikasi status nutrisi.
Kriteria Hasil : Identifikasi kebutuhan kalori dan
- Status nutrisi membaik jenis nutrisi
- Porsi makan yang Identifikasi perlunya selang
dihabiskan meningkat nasogastric
- Berat badan membaik Monitor asupan makanan
- IMT (Indeks Massa Monitor berat badan
Tubuh) Monitor hasil pemerikasaan
laboratorium
T:
Lakukan oral Hygien sebelum
makan
Fasilitasi menentukan pedoman
diet
Sajikan makanan secara menarik
dan suhu yang sesuai
Berikan makanan tinggi serat
untuk mencegah konstipasi
Berikan makanan tinggi kalori
dan tinggi protein.
Hentikan pemberian makanan
melalui selang nasogatrik, jika
asupan oral dapat ditoleransi
E:
Anjurkan posisi duduk, jika perlu
Ajarkan diet yang diprogramkan
K:
Kolaborasi dengan ahli gizi
untuk menentukan jumlah
kalori dan jenis nutrisi yang
dibutuhkan, jika perlu
E:
28
- produksi sputum menurun monitor sputum
- mengi menurun T:
- wheezing menurun pertahankan kepatenan jalan
- meconium menurun napas
- frekuensi membaik posisikan semi fowler
- pola napas membaik berikan minum hangat
lakukan fisioterapi dada jika
perku
melakukan penghisapan lender
kurang dari 15 detik
lakukan hiperoksegenasi
sebelum penghisapan
endotrskeal
keluarkan sumbatan benda
padat dengan forest mcgill
berikan oksigen jika perlu
E:
anjurkan asupan cairan 2000
ml/hari jika tidak kontra
indikasi
ajarkan Teknik batuk efektif
K:
Kolaborasi pemberian
bronkodilator, ekspetoran,
mukolitik, jika perlu.
29
Anjurkan tirah baring
Anjurkan melakukan aktifitas
secara bertahap
Anjurakan menghubungi
perawat jika tanda dan gejala
kelelahan tidak berkurang
Ajarkan stratgi hopping untuk
mengurangi kelelahan
K:
Kolaborasi dengan ahli gizi
tentang cara meingkatkan
asupan makanan
6. SDKI SLKI SIKI
Gangguan Setelah dilakukan Tindakan Perawatan integritas kulit
Intregitas Kulit keperawatan diharapkan O:
integritas kulit dan jaringan - identifikasi penyebab gangguan
meningkat. integritas
kriteria hasil: T:
- Kerusakan jaringan ubah posisi tiap 2 jam jika tirah
menurun baring
- Kerusakan lapisan lakukan pemijitan pada area
menurun penonjolan tulangng, jika perlu
- hidrasi meningkat berihkan perineal dengan air
- perkusi jaringan hangat, terutama selama
meningkat periode diare
- perdarahan menurun gunakan produk berbahan
- kemerahan menurun petroleum atau minyak pada
- nekrosis menurun kulit kering
- suhu kulit membaik gunakan produk berbahan
- tekstur membaik ringan/ alami dan hipoalergi
- pertumbuhan rambut pada kulit sensitive
membaik hindari produk berbhan dasar
alcohol pada kulit kering
E:
Anjurkan menggunakan
pelembab
Anjurkan minum air yang
cukup
Anjurkan meningkatkan asupan
nutrisi
Anjurkan meningkatkan asupan
buah dan sayur
Anjurkan menghindari terpapar
suhu ekstrim
Anjurkan mandi dan
menggunakan sabun
secukupnya.
30
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sistem kekebalan tubuh ( imunitas ) adalah sistem mekanismepadaorganismeyang
melindungi tubuh terhadap pengaruhbiologis luar dengan mengidentifikasi dan
membunuhpatogen. Sistem imun terbagi dua berdasarkan perolehannya atau
asalnya,yaitu:
1. Sistem imun Non Spesifik (Sistem imun alami)
2. Sistem imun Spesifik (Sistem imun yang didapat/hasil adaptasi)
Imunisasi merupakan salah satu usaha manusia untuk menjadikanindividu kebal.
terhadap suatu penyakit.Imunisasi terbagi 2,yaitu:
31
a. Imunisasi aktif: Diperoleh karena tubuh secara aktif membuatantibody sendiri.
b. Imunisasi Pasif : kekebalan yang didapat dari pemindahan antibody darisuatu
individu ke individu lainnya.
Beberapa faktor yang mempengaruhi sistem imun tubuh adalah Faktor Keturunan,
Faktor Stres, Faktor Usia, Faktor Hormone, Faktor Nutrisi dan Penyalahgunaan
Antibiotik.
DAFTAR PUSTAKA
32
33