PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1.3.1 Mengetahui tentang pengertian sistem imunitas.
1.3.2 Memahami jenis-jenis kekebalan tubuh.
1.3.3 Mengetahui cara memperoleh kekebalan tubuh.
1.3.4 Mengetahui organ yang terlibat dalam sistem imunitas.
1.3.5 Memahami gangguan yang mungkin terjadi pada sistem imunitas.
1.4 Manfaat
Adapun manfaat dari makalah ini yaitu sebagai berikut :
1.4.1 Dapat mengetahui tentang sistem imunitas.
1.4.2 Dapat memahami tentang jenis-jenis kekebalan tubuh.
1.4.3 Dapat mengetahui cara memperoleh kekebalan tubuh.
1.4.4 Dapat mengetahui organ yang terlibat dalam sistem imunitas.
1.4.5 Dapat memahami gangguan yang mungkin terjadi pada sistem
imunitas.
BAB II
PEMBAHASAN
a) Alergi
Alergi atau hipersensivitas adalah respons imun yang berlebihan
terhadap senyawa yang masuk ke dalam tubuh. Senyawa tersebut
dinamakan alergen. Alergen dapat berupa debu, serbuk sari, gigitan
serangga, rambut kucing dan jenis makanan tertentu, misalnya udang.
Proses terjadinya alergi diawali dengan masuknya alergen ke
dalam tubuh yang kemudian merangsang sel B plasma untuk
menyekresikan antibod IgE. Alergen yang pertama kali masuk ke dalam
tubuh tidak akan menimbulkan alergi, namun IgE yang terbentuk akan
berikatan dengan mastosit. Akibatnya, ketika alergen masuk ke dalam
tubuh untuk kedua kalinya, alergen akan terikat pada IgE yang telah
berikatan dengan mastosit. Mastosit kemudian melepaskan histamin yang
berperan dalam proses inflamasi.
Respons inflamasi ini mengakibatkan timbulnya gejala alergi
seperti bersin, kulit terasa gatal, mata berair, hidung berlendir, dan
kesulitan bernapas. Gejala alergi dapat dihentikan dengan pemberian
antihistamin.
b) Autoimunitas
Autoimunitas merupakan gangguan pada sistem kekebalan
tubuh saat antibodi yang diproduksi justru menyerang sel-sel tubuh
sendiri karena tidak mampu membedakan sel tubuh sendiri dengan
sel asing. Autoimunitas dapat disebabkan oleh gagalnya proses
pematangan sel T di kelenjar timus. Autoimunitas menyebabkan
beberapa kelainan, yaitu :
1. Diabetes mellitus
Diabetes mellitus disebabkan oleh antibodi yang
menyerang sel-sel beta di pankreas yang berfungsi menghasilkan
hormon insulin. Hal ini mengakibatkan tubuh kekurangan
hormon insulin sehingga kadar gula darah meningkat.
2. Myasthenia gravis
Myasthenia gravis disebabkan oleh antibodi yang
menyerang otot lurik sehingga otot lurik mengalami kerusakan.
3. Addisons disease
Addisons disease disebabkan oleh antibodi yang
menyerang kelenjar adrenal. Hal ini mengakibatkan berat badan
menurun, kadar gula darah menurun, mudah lelah dan pigmentasi
kulit meningkat.
4. Lupus
Lupus disebabkan oleh antibodi yang menyerang tubuh
sendiri. Pada penderita lupus, antibodi menyerang tubuh dengan
dua cara, yaitu :
a. Antibodi menyerang jaringan tubuh secara langsung.
Misalnya, antibodi yang menyerang sel darah merah sehingga
menyebabkan anemia.
b. Antibodi bergabung dengan antigen sehingga membentuk
ikatan yang dianamakan kompleks imun. Dalam kondisi
normal, sel asing yang antigennya telah diikat oleh antibodi
selanjutnya akan ditangkap dan dihancurkan oleh sel-sel
fagosit.
Namun, pada penderita lupus, sel-sel asing ini tidak dapat
dihancurkan oleh sel-sel fagosit dengan baik. Jumlah sel fagosit
justru akan semakin bertambah sambil mengeluarkan senyawa
yang menimbulkan inflamasi. Proses inflamasi ini akan
menimbulkan berbagai gejala penyakit lupus. Jika terjadi dalam
jangka panjang, fungsi organ tubuh akan terganggu.
5. Radang sendi (artritis reumatoid)
Radang sendi merupakan penyakit autoimunitas
yang menyebabkan peradangan dalam waktu lama pada
sendi. Penyakit ini biasanya mengenai banyak sendi dan
ditandai dengan radang pada membran sinovial dan
struktur sendi, atrofi otot, serta penipisan tulang.
c) AIDS
AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrome) merupakan
kumpulan berbagai penyakit yang disebabkan oleh melemahnya
sistem kekebalan tubuh. Penyakit ini disebabkan oleh infeksi HIV
(Human Immunodeficiency Virus) yang menyerang sel T pembantu
yang berfungsi menstimulasi pembentukan sel B plasma dan jenis sel
T lainnya. Hal ini mengakibatkan berkurangnya kemampuan tubuh
dalam melawan berbagai kuman penyakit.
Sel T pembantu menjadi target utama HIV karena pada
permukaan sel tersebut terdapat molekul CD4 sebagai reseptor.
Infeksi dimulai ketika molekul glikoprotein pada permukaan HIV
menempel ke reseptor CD4 pada permukaan sel T pembantu.
Selanjutnya, HIV masuk ke dalam sel T pembantu secara endositosis
dan mulai memperbanyak diri. Kemudian, virus-virus baru keluar
dari sel T yang terinfeksi secara eksositosis atau melisiskan sel.
Jumlah sel T pada orang normal sekitar 1.000 sel/mm3 darah,
sedangkan pada penderita AIDS, jumlah sel T-nya hanya sekitar 200
sel/mm3. Kondisi ini menyebabkan penderita AIDS mudah terserang
berbagai penyakit seperti TBC, meningitis, kanker darah, dan
melemahnya ingatan. Penderita HIV positif umumnya masih dapat
hidup dengan normal dan tampak sehat, tetapi dapat menularkan
virus HIV. Penderita AIDS adalah penderita HIV positif yang telah
menunjukkan gejala penyakit AIDS.
Waktu yang dibutuhkan seorang penderita HIV positif untuk
menjadi penderita AIDS relatif lama, yaitu antara 5-10 tahun.
Bahkan ada penderita HIV positif yang seumur hidupnya tidak
menjadi penderita AIDS. Hal tersebut dikarenakan virus HIV di
dalam tubuh membutuhkan waktu untuk menghancurkan sistem
kekebalan tubuh penderita. Ketika sistem kekebalan tubuh sudah
hancur, penderita HIV positif akan menunjukkan gejala penyakit
AIDS. Penderita yang telah mengalami gejala AIDS atau penderita
AIDS umumnya hanya mampu bertahan hidup selama dua tahun.
Gejala-gejala penyakit AIDS yaitu :
1. Gangguan pada sistem saraf
2. Penurunan libido
3. Sakit kepala
4. Demam
5. Berkeringat pada malam hari selama berbulan-bulan
6. Diare
7. Terdapat bintik-bintik berwarna hitam atau keunguan pada
sekujur tubuh
8. Terdapat banyak bekas luka yang belum sembuh total
9. Terjadi penurunan berat badan secara drastis
Cara penularan virus HIV/AIDS :
1. Hubungan seks dengan penderita HIV/AIDS
2. Pemakaian jarum suntik bersama-sama dengan penderita
3. Transfusi darah yang terinfeksi HIV/AIDS
4. Bayi yang minum ASI penderita HIV/AIDS atau dilahirkan dari
seorang ibu penderita HIV/AIDS
Cara mencegah penularan HIV/AIDS :
1. Menghindari hubungan seks di luar nikah
2. Memakai jarum suntik yang steril
3. Menghindari kontak langsung dengan penderita HIV/AIDS yang
terluka
4. Menerima transfusi darah yang tidak terinfeksi HIV/AIDS
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Sistem kekebalan tubuh (imunitas) adalah sistem mekanisme pada
organisme yang melindungi tubuh terhadap pengaruh biologis luar dengan
mengidentifikasi dan membunuh patogen.
2. Sistem kekebalan tubuh dapat diklasifikasikan berdasarkan :
a) Cara mempertahankan diri dari penyakit
1) Sistem pertahanan tubuh non spesifik
Tidak membedakan mikrobia patogen yang satu dengan
yang lainnya.
2) Sistem pertahanan tubuh spesifik
Pertahanan tubuh terhadap patogen tertentu yang masuk
dalam tubuh.
b) Mekanisme kerja
1) Kekebalan humoral
Melibatkan aktivitas sel B dan antibodi yang beredar dalam
aliran darah.
2) Kekebalan seluler
Melibatkan sel T yang berfungsi menyerang sel-sel asing
atau jaringan tubuh yang terinfeksi secara langsung.
3. Cara memperoleh kekebalan tubuh ada dua, yakni :
1) Kekebalan aktif
Kekebalan yang dihasilkan oleh tubuh itu sendiri.
2) Kekebalan pasif
Kekebalan yang diperoleh setelah menerima antibodi
dari luar tubuh.
4. Organ pada sistem imunitas, antara lain :
a) Nodus Limfe
b) Sumsum Tulang
c) Limpa
d) Timus
e) Pembuluh dan Kelenjar Getah Bening
5. Sistem kekebalan tubuh kita dapat mengalami gangguan, antara
lain :
a) Alergi
Respons imun yang berlebihan terhadap suatu senyawa
yang masuk ke dalam tubuh.
b) Autoimunitas
Antibodi yang diproduksi menyerang sel-sel tubuh
sendiri karena tidak mampu membedakan antara sel tubuh
sendiri dengan sel asing yang masuk ke dalam tubuh.
c) AIDS
Kumpulan berbagai penyakit yang disebabkan oleh
melemahnya sistem kekebalan tubuh karena infeksi virus HIV.
DAFTAR PUSTAKA
Campbell, N.A dan Reece, J.B. 2008. Biologi Edisi Kedelapan Jilid 3.
Erlangga : Jakarta.