Puji syukur penulis ucapkan kehadirat allah SWT, atas segala rahmat dan hidayahnya
yang telah di limpahkan sehingga Kelompok dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Anatomi Fisiologi Sistem Imun “ makalah ini di susun untuk memenuhi
tugas Keperawatan Medikal Bedah II.
Adapun makalah ini dari buku. Dalam penyusunan makalah ini tentunya tidak lepas
dari adanya bantuan dari pihak tertentu, oleh karena itu kami tidak lupa mengucapkan banyak
trimakasih kepada dosen pembimbing yang telah membantu kami menyelesaikan makalah ini
Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan kelemahanya serta
jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu harapan kami agar tulisan ini dapat di terima dan
berguna bagi semua pihak. Untuk itu kami mengharapkan adanya kritik dan saran yang
membangun dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................1
DAFTAR ISI ........................................................................................................ 2
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 3
A. LATAR BELAKANG .................................................................................. 3
B. RUMUSAN MASALAH.............................................................................. 3
C. TUJUAN ....................................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................... 4
A. PENGERTIAN ............................................................................................ 4
B. FUNGSI SISTEM KEKEBALAN TUBUH ................................................ 4
C. PENGGOLONGAN SISTEM KEKEBALAN TUBUH ............................. 4
D. GANGGUAN SISTEM KEKEBALAN TUBUH...................................... 11
E. CARA MEMPERTAHANKAN SISTEM KEKEBALAN TUBUH ......... 14
F. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN.................................................... 15
BAB III PENUTUP ........................................................................................... 26
A. KESIMPULAN .......................................................................................... 26
B. SARAN ...................................................................................................... 26
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 28
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tubuh manusia tidak mungkin terhindar dari lingkungan yang mengandung
mikroba pathigen disekelilingnya. Mikroba tersebut dapat menimbulkan penyakit
infeksi pada manusia. Mikroba patogen yang ada bersifat poligenik dan kompleks.
Oleh karena itu respon imun tubuh manusia terhadap berbagai macam mikroba
patogen juga berbeda. Umumnya gambaran biologic spesific mikroba menentukan
mekanisme imun mana yang berperan untuk proteksi. Begitu juga respon imun
terhadap bakteri khususnya bakteri ekstraseluler mempunyai karakterisitik tertentu
pula.
Tubuh manusia akan selalu terancam oleh paparan bakteri, virus, parasit,
radiasi matahari, dan polusi. Stress emosional atau fisiologis dari kejadian ini adalah
tantangan lain untuk mempertahankan tubuh yang sehat. Biasanya kita diloindungi
oleh sistem pertahanan tubuh, sistem kekebalan tubuh, terutama makrofag dan cukup
lengkap kebutuhan gizi untuk menjaga kesehatan. Kelebihan tantangan negatif,
bagaimanapun dapat menekan sistem pertahanan tubuh, sistem kekebalan tubuh, dan
mengakibatkan berbagai penyakit fatal.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan sistem kekebalan tubuh?
2. Apa sajakah fungi imun ?
3. Apa saja jenis-jenis kekebalan tubuh pada manusia?
4. Apa saja gangguan yang dapat terjadi pada sistem kekebalan tubuh manusia?
5. Apa saja yang dapat dilakukan untuk mempertahankan sistem kekebalan tubuh
manusia?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian sistem kekebalan tubuh
2. Mengetahui fungsi imun tubuh manusia
3. Memahami jenis-jenis kekebalan tubuh pada manusia
4. Mengetahui gangguan apa saja yang dapat mengenai system kekebalan tubuh
manusia.
5. Memahami cara mempertahankan system kekebalan tubuh manusia.
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
Sistem kekebalan tubuh atau sistem imun adalah sistem perlindungan dari
pengaruh luar biologis yang dilakukan oleh sel dan organ khusus pada suatu
organisme sehingga tidak mudah terkena penyakit. Jika sistem imun bekerja dengan
benar, sistem ini akan melindungi tubuh terhadap infeksi bakteri dan virus, serta
menghancurkan sel kanker dan zat asing lain dalam tubuh. Sebaliknya, jika sistem
imun melemah, maka kemampuannya untuk melindungi tubuh juga berkurang,
sehingga menyebabkan patogen, termasuk virus penyebab demam dan flu,dapat
berkembang dalam tubuh. Sistem imun juga memberikan pengawasan terhadap
pertumbuhan sel tumor. Terhambatnya mekanisme kerja sistem imun telah dilaporkan
dapat meningkatkan resiko terkena beberapa jenis kanker.
Pertahanan secara fisik dilakukan oleh lapisan terluar tubuh, yaitu kulit dan
membran mukosa, yang berfungsi menghalangi jalan masuknya patogen ke dalam
tubuh. Lapisan terluar kulit terdiri atas sel-sel epitel yang tersusun rapat sehingga sulit
ditembus oleh patogen. Lapisan terluar kulit mengandung keratin dan sedikit air
4
sehingga dapat menghambat pertumbuhan mikrobia. Sedangkan membran mukosa
yang terdapat pada saluran pencernaan, saluran pernapasan, dan saluran kelamin
berfungsi menghalangi masuknya patogen ke dalam tubuh.
b. Pertahanan Mekanis
Pertahanan secara mekanis dilakukan oleh rambut hidung dan silia pada
trakea. Rambut hidung berfungsi menyaring udara yang dihirup dari berbagai partikel
berbahaya dan mikrobia. Sedangkan silia berfungsi menyapu partikel berbahaya yang
terperangkap dalam lendir untuk kemudian dikeluarkan dari dalam tubuh.
c. Pertahanan Kimiawi
Pertahanan secara kimiawi dilakukan oleh sekret yang dihasilkan oleh kulit
dan membran mukosa. Sekret tersebut mengandung zat-zat kimia yang dapat
menghambat pertumbuhan mikrobia. Contoh dari sekret tersebut adalah minyak dan
keringat. Minyak dan keringat memberikan suasana asam (pH 3-5) sehingga dapat
mencegah pertumbuhan mikroorganisme di kulit. Sedangkan air liur (saliva), air mata,
dan sekresi mukosa (mukus) mengandung enzim lisozim yang dapat membunuh
bakteri dengan cara menghidrolisis dinding sel bakteri hingga pecah sehingga bakteri
mati.
d. Pertahanan Biologis
5
v. Sel-sel fagosit memakan patogen.
3) Fagositosis
1. Pengenalan (recognition), mikrobia atau partikel asing terdeteksi oleh sel-sel fagosit.
2. Pergerakan (chemotaxis), pergerakan sel fagosit menuju patogen yang telah
terdeteksi. Pergerakan sel fagosit dipacu oleh zat yang dihasilkan oleh patogen.
3. Perlekatan (adhesion), partikel melekat dengan reseptor pada membran sel fagosit.
4. Penelanan (ingestion), membran sel fagosit menyelubungi seluruh permukaan patogen
dan menelannya ke dalam sitoplasma yang terletak dalam fagosom.
5. Pencernaan (digestion), lisosom yang berisi enzim-enzim bergabung dengan fagosom
membentuk fagolisosom dan mencerna seluruh permukaan patogen hingga hancur.
Setelah infeksi hilang, sel fagosit akan mati bersama dengan sel tubuh dan patogen.
Hal ini ditandai dengan terbentuknya nanah.
6. Pengeluaran (releasing), produk sisa patogen yang tidak dicerna akan dikeluarkan
oleh sel fagosit
4) Protein Antimikrobia
Protein yang berperan dalam sistem pertahanan tubuh non spesifik adalah protein
komplemen dan interferon. Protein komplemen membunuh patogen dengan cara
membentuk lubang pada dinding sel dan membran plasma bakteri tersebut. Hal ini
menyebabkan ion Ca2+ keluar dari sel, sementara cairan dan garam-garam dari luar
bakteri akan masuk ke dalamnya dan menyebabkan hancurnya sel bakteri tersebut.
Interferon dihasilkan oleh sel yang terinfeksi virus. Interferon dihasilkan saat virus
memasuki tubuh melalui kulit dan selaput lendir. Selanjutnya, interferon akan berikatan
dengan sel yang tidak terinfeksi. Sel yang berikatan ini kemudian membentuk zat yang
mampu mencegah replikasi virus sehingga serangan virus dapat dicegah.
6
1. Bersifat selektif
2. Tidak memiliki reaksi yang sama terhadap semua jenis benda asing
3. Mampu mengingat infeksi yang terjadi sebelumnya
4. Melibatkan pembentukan sel-sel tertentu dan zat kimia (antibodi)
5. Perlambatan waktu antara eksposur dan respons maksimal
b) Limfosit T (Sel T)
1. Sel T pembunuh, berfungsi menyerang patogen yang masuk dalam tubuh, sel tubuh
yang terinfeksi, dan sel kanker secara langsung.
2. Sel T pembantu, berfungsi menstimulasi pembentukan sel B plasma dan sel T lainya
serta mengaktivasi makrofag untuk melakukan fagositosis.
3. Sel T supresor, berfungsi menurunkan dan menghentikan respons imun dengan cara
menurunkan produksi antibodi dan mengurangi aktivitas sel T pembunuh. Sel T
supresor akan bekerja setelah infeksi berhasil ditangani.
5) Antibodi (Immunoglobulin/Ig)
Antibodiakan dibentuk saat ada antigen yang masuk ke dalam tubuh. Antigen
adalah senyawa protein yang ada pada patogen sel asing atau sel kanker. Antibodi disebut
juga immunoglobulin atau serum protein globulin, karena berfungsi untuk melindungi
tubuh melalui proses kekebalan (immune). Antibodi merupakan senyawa protein yang
berfungsi melawan antigen dengan cara mengikatnya, untuk selanjutnya ditangkap dan
dihancurkan oleh makrofag. Suatu antibodi bekerja secara spesifik untuk antigen tertentu.
Karena jenis antigen pada setiap kuman penyakit bersifat spesifik, maka diperlukan
7
antibodi yang berbeda untuk jenis kuman yang berbeda. Oleh karena itu, diperlukan
berbagai jenis antibodi untuk melindungi tubuh dari berbagai kuman penyakit.
Antibodi tersusun dari dua rantai polipeptida yang identik, yaitu dua rantai ringan
dan dua rantai berat. Keempat rantai tersebut dihubungkan satu sama lain oleh ikatan
disulfida dan bentuk molekulnya seperti huruf Y. Setiap lengan dari molekul tersebut
memiliki tempat pengikatan antigen. Beberapa cara kerja antibodi dalam menginaktivasi
antigen yaitu :
8
Dari penjelasan tersebut, dapat kita simpulkan bahwa sistem kekebalan tubuh
berdasarkan cara mempertahankan diri dari penyakit terdiri atas beberapa lapis seperti
terlihat pada tabel di bawah ini.
Pertahanan Tubuh
Pertahanan Tubuh Non Spesifik
Spesifik
Apabila antigen yang sama masuk kembali dalam tubuh, sel B pengingat akan
mengenalinya dan menstimulasi pembentukan sel Bplasma yang akan memproduksi
antibodi. Respons tersebut dinamakan respons kekebalan sekunder.
Respons kekebalan sekunder terjadi lebih cepat dan konsentrasi antibodi yang
dihasilkan lebih besar daripada respons kekebalan primer. Hal ini disebabkan adanya
memori imunologi, yaitu kemampuan sistem imun untuk mengenali antigen yang
pernah masuk ke dalam tubuh.
2. Kekebalan Seluler
Kekebalan seluler melibatkan sel T yang bertugas menyerang sel asing atau
jaringan tubuh yang terifeksi secara langsung. Ketika sel T pembunuh terkena antigen
pada permukaan sel asing, sel T pembunuh akan menyerang dan menghancurkan sel
tersebut dengan cara merusak membran sel asing. Apabila infeksi berhasil ditangani,
sel T supresor akan mengehentikan respons kekebalan dengan cara menghambat
aktivitas sel T pembunuh dan membatasi produksi antibodi.
9
c) Berdasarkan Cara Memperolehnya
1) Kekebalan Aktif
Kekebalan aktif merupakan kekebalan yang dihasilkan oleh tubuh itu sendiri.
Kekebalan aktif dapat diperoleh secara alami maupun buatan.
2) Kekebalan Pasif
10
a. Kekebalan Pasif Alami
Kekebalan pasif alami dapat ditemukan pada bayi setelah menerima antibodi dari
ibunya melalui plasenta saat masih berada di dalam kandungan. Kekebalan ini juga dapat
diperoleh dengan pemberian ASI pertama (kolostrum) yang mengandung banyak
antibodi.
Proses terjadinya alergi diawali dengan masuknya alergen ke dalam tubuh yang
kemudian merangsang sel B plasma untuk menyekresikan antibod IgE. Alergen yang
pertama kali masuk ke dalam tubuh tidak akan menimbulkan alergi, namun IgE yang
terbentuk akan berikatan dengan mastosit. Akibatnya, ketika alergen masuk ke dalam
tubuh untuk kedua kalinya, alergen akan terikat pada IgE yang telah berikatan dengan
mastosit. Mastosit kemudian melepaskan histamin yang berperan dalam proses inflamasi.
Respons inflamasi ini mengakibatkan timbulnya gejala alergi seperti bersin, kulit terasa
gatal, mata berair, hidung berlendir, dan kesulitan bernapas. Gejala alergi dapat
dihentikan dengan pemberian antihistamin.
2. Autoimunitas
a. Diabetes mellitus
11
b. Myasthenia gravis
Myasthenia gravis disebabkan oleh antibodi yang menyerang otot lurik sehingga
otot lurik mengalami kerusakan.
c. Addison’s disease
Addison’s disease disebabkan oleh antibodi yang menyerang kelenjar adrenal. Hal
ini mengakibatkan berat badan menurun, kadargula darah menurun, mudah lelah, dan
pigmentasi kulit meningkat.
d. Lupus
Lupus disebabkan oleh antibodi yang menyerang tubuh sendiri. Pada penderita
lupus, antibodi menyerang tubuh dengan dua cara, yaitu :
3. AIDS
Sel T pembantu menjadi target utama HIV karena pada permukaan sel tersebut
terdapat molekul CD4 sebagai reseptor. Infeksi dimulai ketika molekul glikoprotein pada
permukaan HIV menempel ke reseptor CD4 pada permukaan sel T pembantu.
Selanjutnya, HIV masuk ke dalam sel T pembantu secara endositosis dan mulai
12
memperbanyak diri. Kemudian, virus-virus baru keluar dari sel T yang terinfeksi secara
eksositosis atau melisiskan sel.
Jumlah sel T pada orang normal sekitar 1.000 sel/mm3 darah, sedangkan pada
penderita AIDS, jumlah sel T-nya hanya sekitar 200 sel/mm3. Kondisi ini menyebabkan
penderita AIDS mudah terserang berbagai penyakit seperti TBC, meningitis, kanker
darah, dan melemahnya ingatan.
Penderita HIV positif umumnya masih dapat hidup dengan normal dan tampak
sehat,tetapi dapat menularkan virus HIV.Penderita AIDS adalah penderitaHIV positif
yang telah menunjukkan gejala penyakit AIDS. Waktu yang dibutuhkan seorang
penderita HIV positif untuk menjadi penderita AIDS relatif lama,yaitu antara 5-10
tahun.Bahkan ada penderita HIV positif yang seumur hidupnya tidak menjadi penderita
AIDS.Hal tersebut dikarenakan virus HIV didalam tubuh membutuhkan waktu untuk
menghancurkan sistem kekebalan tubuh penderita. Ketika sistem kekebalan tubuh sudah
hancur, penderita HIV positif akan menunjukkan gejala penyakit AIDS. Penderita yang
telah mengalami gejala AIDS atau penderita AIDS umumnya hanya mampu bertahan
hidup selama dua tahun.
13
E. CARA MEMPERTAHANKAN SISTEM KEKEBALAN TUBUH
1. Nutrisi yang sempurna
Setiap makanan yang kita makan harus mencakup berbagai nutrisi untuk tubuh
kita karena nutrisi dan sistem imun saling berkaitan. Oleh karena itu, penting bagi kita
untuk memakan makanan yang mengandung :
a. Protein
d. Aloevera
Aloevera mengandung zat aktif seperti asam amino dan vitamin yang dapat
membantu badan dalam mengeluarkan toksin, memulihkan jaringan yang terluka, dan
meningkatkan sistem imun badan dengan cepat.
14
F. Konsep Asuhan Keperawatan Gangguan Sistem Imunobiologi
1.1 Pengkajian
1. Identitas pasien
1) Nama pasien :
2) Jenis kelamin :
3) Umur : Pada rinitis alergik lebih sering penderita bayi.
4) Alamat : Lingkungan yang terpapar oleh alergen seperti
lingkungan tempat tinggal yang kotor seperti diperkotaan yang dipenuhi
dengan debu dan asap, selain itu lingkungan yang sanitasinya kurang sehat
dan tempat tinggal yang tidak mempunyai ventilasi atau pertukaran udara
yang baik merupakan awal dari timbulnya gangguan pada sistem imunitas.
Cuaca, suhu dingin di tempat tinggal tertentu juga merupakan penyakit
rhinitis alergi.
5) Suku bangsa :
6) Pekerjaan : mempunyai hubungan langsung sebab akibat
terjadinya serangan rhinitis alergi. Hal ini berkaitan dengan dimana dia
bekerja. Misalnya orang yang bekerja di laboratorium hewan, industri
tekstil, polisi lalu lintas.
7) Agama :
8) Diagnosa medis :
9) Tanggal MRS :
1) Nama :
2) Pekerjaan :
3) Alamat :
4) Agama :
5) Pendidikan :
6) Hub dengan pasien :
2. Riwayat kesehatan
1) Keluhan utama
Bersin-bersin, hidung mengeluarkan sekret, hidung tersumbat, dan hidung
gatal.
15
2) Riwayat penyakit terdahulu
Pasien pernah menderita penyakit THT.
3) Riwayat penyakit keluarga
Ibu mengungkapkan bahwa dahulu pernah mengalami hal yang sama dengan
penderita.
3. Pemeriksaan fisik
1) Keadaan umum : Klien lemah dan demam.
2) Kesadaran : Composmentis.
3) Cek TTV :
1) RR.
2) Suhu (meningkat).
3) Nadi.
4) TD.
4) Pemeriksaan Head To Toe
1. Kepala
Bentuk kepala bulat, warna rambut hitam, tidak ada benjolan, kulit kepala
bersih.
2. Mata
Simetris, tidak ada sekret, konjungtiva merah, sklera merah, mata berair.
3. Hidung
Simetris, ada sekret (hidung buntu), tidak ada pernafasan cuping hidung,
tidak polip.
4. Telinga
Simetris, tidak ada benjolan, lubang telinga bersih, tidak ada serumen.
5. Leher
Tidak ada pembesara kelenjar tiroid, limfe, tidak ada bendungan vena
jugularis, tidak ada kaku kuduk.
6. Dada
Inspeksi : Dada simetris, bentuk bulat datar, pergerakan dinding dada
simetris, tidak ada retraksi otot bantu pernapasan.
Palpasi : Tidak ada benjolan mencurigakan.
Perkusi : Paru-paru sonor, jantung dullens.
Auskultasi : Irama nafas teratur, suara napas vesikuler, tidak ada suara
napas tambahan.
16
7. Perut
Inspeksi : Simetris.
Auskultasi : Peristaltik meningkat 40x/menit.
Palpasi : turgor kulit tidak langsung kembali dalam 1 detik.
Perkusi : Hipertimpan, perut kembung.
17
TD 90/70 mmHg, RR
25x/menit, Nadi
110x/menit
DS : Pasien Intake yang tidak Gangguan
mengatakan kurang adekuat. pemenuhan
nafsu makan dan kebutuhan nutrisi
kurang tertarik kurang dari
terhadap makanan. kebutuhan tubuh.
DO : Pasien tidak
nafsu makan.
A : BB SMRS = 47
kg, BB MRS = 45
kg.
B : Hasil
pemeriksaan
laboratorium,
penurunan kadar
protein dalam darah
tidak dalam batas
normal (<3,5 mg/dl),
Hb menurun (<1
mg/dl).
C : Turgor kulit
menurun (kembali >
2 detik) mukosa bibir
kering.
D. Penurunan nafsu
makan, porsi makan
tidak habis
Diagnosa :
1) Ketidakefektifan jalan napas b.d obstruksi atau adanya sekret yang berlebihan.
18
2) Gangguan rasa nyeri dikepala b.d kurang suplai oksigen.
3) Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d
intake yang tidak adekuat.
1.3 Perencanaan
19
episode akut.
5) Hidrasi membantu
menurunkan
kekentalan sekret,
mempermudah
pengeluaran.
2. Setelah dilakukan tindakan 1) Kaji nyeri, lokasi, 1) Untuk membantu
keperawatan selama 1x24 jam karakteristik, dan meringankan
diharapkan nyeri dapat integritas nyeri tingkat nyeri
berkurang atau hilang. dengan skala 0-10 diberikan edukasi.
Kriteria hasil : ditanyakan kepada 2) Cek tanda vital
1) Klien dapat pasien nyerinya apakah ada
mengetahui terjadinya urutan ke skala indikator terhadap
gangguan rasa berapa. Kaji tanda- nyeri yang timbul.
nyaman yang tanda vital. 3) Meningkatkan
berhubungan dengan 2) Lakukan masase pada kenaikan kadar
nyeri kepala. daerah nyeri. oksigen dalam
2) Klien mengatasi nyeri 3) Ajarkan teknit ottak untuk
tanpa bantuan. relaksasi misalnya meredakan rasa
3) Pasien dapat napas dalam. nyeri di kepala.
mengatasi sekret 4) Kolaborasi dengan 4) Kolaborasi dengan
tanpa bantuan. dokter dalam tenaga kesehatan
4) Klien dapat bergerak pemberian obat. lainnya untuk
dengan leluasa. memberikan oba
5) Tanda-tanda vital analgetik untuk
dalam batas normal. meningkatkan
tingkat
kenyamanan klien.
3. Nutrisi terpenuhi sesuai 1. Jelasakn tentang 1. Dengan
dengan kebutuhan tubuh. manfaat makan bila pemahaman klien
Kriteria hasil : dikatikan dengan akan lebih
1) Nafsu makan kondisi klien saat ini. kooperatif
membaik. 2. Anjurkan agar klien mengikuti aturan.
20
2) Keadaan umum mengkonsumsi 2. Untuk menghindari
membaik. makanan yang makanan yang
3) Klien tampak mau disediakan di rumah justru dapat
makan. sakit. mengganggu
3. Lakukan dan ajarkan proses
perawatan mulut penyembuhan
sebelum dan sesudah klien.
makan serta sebelum 3. Higiene oral yang
dan sesudah baik akan
intervensi atau meningkatkan
periksaan peoral. nafsu makan klien.
4. Tingkatkan 4. Makanan adalah
lingkungan yang bagian dari
menenangkan untuk peristiwa sosial,
makan dengan teman dan nafsu makan
jika memungkinkan. dapat meningkat
5. Berikan makanan dengan sosialisasi.
dalam keadaan 5. Makanan hangat
hangat. dapat
6. Berikan makanan meningkatkan
selinga (Mis. Keju, nafsu makan.
biskuit, buah-buahan) 6. Membantu
yang tersedia dalam memenuhi
24 jam. kebutuhan dan
7. Kolabrasi tentang meningkatkan
pemenuhan diet klien. pemasukan.
7. Meningkatkan
pengetahuan sesuai
dengan kondisi
klien.
21
1.4 Implementasi
22
porsi kecil dan DS : Pasien
frekuensi sedang. kooperatif dalam
4. Menjelaskan pada tindakan.
pasien dan keluarga DO : Berat badan
tentang manfaat berangsur-angsur
makanan bernutrisi. meningkat dan
pasien merasa segar
dan tidak lemas.
DS : Pasien tenang
selama makan.
DO : Pasien
menghabiskan
setengah porsi.
DS : Pasien
meneirma
penyuluhan yang
diberikan.
DO : Pasien mampu
menghindari
makanan yang
berisiko untuknya.
18 April 2015 2,3 1. Mengajarkan DS : Pasien dapat
(13.00) teknik relaksasi melakukan teknik
misalnya napas napas dalam.
dalam. DO : Pasien terlihat
2. Memberikan semangat.
antasida dana DS : Pasien
pemberian kooperatif untuk
nutrisi minum obat.
parenteral. DO : Pasien tidak
3. Memberikan meringis kesakitan.
posisi yang DS : Pasien bersedia
nyaman. melaksanakannya.
23
DO : Pasien terlihat
nyaman dan tenang.
1.5 Evaluasi
24
tidak tampak pucat
lagi.
A : Masalah teratasi.
P : Intervensi
dihentikan.
25
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
b. Cara memperoleh
1. Kekebalan aktif
2. Kekebalan pasif
c. Mekanisme kerja
1. Kekebalan humoral
Melibatkan aktivitas sel B dan antibodi yang beredar dalam aliran darah.
2. Kekebalan seluler
Melibatkan sel T yang berfungsi menyerang sel-sel asing atau jaringan tubuh yang
terinfeksi secara langsung.
a. Alergi
Respons imun yang berlebihan terhadap suatu senyawa yang masuk ke dalam tubuh.
b. Autoimunitas
Antibodi yang diproduksi menyerang sel-sel tubuh sendiri karena tidak mampu
membedakan antara sel tubuh sendiri dengan sel asing yang masuk ke dalam tubuh.
26
c. AIDS
Untuk mempertahankan sistem kekebalan tubuh, kita harus menjaga kesehatan tubuh
kita dengan cara :
B. Saran
Supaya makalah ini dapat memberikan manfaat yang besar bagi pembaca, maka
penulis menyarankan :
1. Jagalah pola hidup yang sehat agar tidak mudah terserang penyakit
2. Perhatikanlah setiap makanan yang akan dikonsumsi
3. Jagalah kebersihan lingkungan sekitar
27
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/7537645/MAKALAH_BIOLOGI_SISTEM_IMUNITAS_
PADA_TUBUH_MANUSIA
http://rendezvous-point.blogspot.com/p/imunitas.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_kekebalan
http://kidungkawan.blogspot.com/2013/10/pengertian-fungsi-dan-mekanisme-
sistem.html
28