Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH INSTRUMEN

BLOOD GAS

Dosen Pengampuh : Syahruni Hidayatullah S.Si,.M.Kes

DISUSUN OLEH
KELOMPOK III:
NAMA NIM
STEFANI MARAMIS B1D121021
RAHMA B1D121022
EVANA B1D121023
DITA DELFIAN B1D121024
HANA YURLIN B1D121026
ANDINA.SM B1D121027
ANITA ANJANI POLE B1D121028
HARTINA 183145353139

PROGRAM STUDI D-IV TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS

FAKULTAS TEKNOLOGI KESEHATAN

UNIVERSITAS MEGAREZKY

MAKASSAR

2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah Swt. atas segala rahmat-Nya

sehingga makalah ini dapat tersusun sampai selesai. Dengan materi “ANALISA

GAS DARAH ATAU BLOOD GAS” Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih

terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan

sumbangan baik pikiran maupun materi.

Kami sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan

dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar

makalah ini bisa pembaca praktikkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan

dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman

kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun

dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Makassar, 25 Januari 2023

Kelompok III
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ……………………………………………..……………… i

KATA PENGANTAR ……………………………………….………………….. ii

DAFTAR ISI …………………..…………………….…………………..……… iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ……………………...………………………….……….. 1


B. Rumusan Masalah ………………..………..…………………………….. 1
C. Tujuan …………………………..……………………………………..… 1

BAB II TINJUAN PUSTAKA

A. Definisi AGD…………………………………………………………… 2
B. Indikaasi Pemeriksaan AGD……………………………………………. 3
C. Langkah AGD…………………………………………………………... 4
D. Interpretasi AGD……………………………………………………...… 6
E. Pemriksaan Gas Darah Arteri…………………………………………… 9
F. Aspek Laboratorium …………………………………………………... 10

BAB III PEMBAHASAAN

A. Definisi AGD………………………………………………………..…. 14
B. Metode AGD…………………………………………………………… 16
C. Pemeriksaan AGD ………………………………………………….….. 17
D. Interpretasi ……………………………………………………………... 19
E. Resiko ………………………………………………………………….. 21

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan ……………………………………………………………. 22
B. Saran …………………………………………………………………... 22
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada mulanya imunologi merupakan cabang mikrobiologi yang

mempelajari respon tubuh, terutama respons kekebalan terhadap penyakit

infeksi. Imunologi adalah suatu cabang yang luas dari ilmu biomedis yang

mencakup kajian mengenai semua aspek sistem imun (kekebalan) pada semua

organisme. Imunologi antara lain mempelajari peranan fisiologis sistem imum

baik dalam keadaan sehat maupun sakit; malfungsi sistem imun pada gangguan

imunologi karakteristik fisik, kimiawi, dan fisiologis komponen-komponen

sistem imun. Tubuh manusia tidak mungkin terhindar dari lingkungan yang

mengandung mikroba pathogen disekelilingnya. Mikroba tersebut dapat

menimbulkan penyakit infeksi pada manusia. Mikroba patogen yang ada

bersifat poligenik dan kompleks. "leh karena itu respon imun tubuh manusia

terhadap berbagai macam mikroba patogen juga berbeda. mumnyagambaran

biologic spesifik mikroba menentukan mekanisme imun mana yang berperan

untuk proteksi. Segitu juga respon imun terhadap bakteri khususnya bakteri

ekstraseluler atau bakteri intraseluler mempunyai karakteriskik tertentu pula.

Tubuh manusia akan selalu terancam oleh paparan bakteri, virus, parasit,

radiasi matahari, dan polusi. Stres emosional atau fisiologis dari kejadian ini

adalah tantangan lain untuk mempertahankan tubuh yang sehat. biasanya kita

dilindungi oleh system pertahanan tubuh, sistem kekebalan tubuh, terutama

makrofag, dan cukup lengkap kebutuhan gizi untuk menjaga kesehatan.

Kelebihan tantangan negatif, bagaimanapun, dapat menekan system pertahanan


tubuh, system kekebalan tubuh, dan mengakibatkan berbagai penyakit fatal.

Respon imun yang alamiah terutama melalui fagositosis oleh neutrofil, monosit

serta makrofag jaringan. Lipopolisakarida dalam dinding bakteri gram

nnegative dapat mangati%asikomplemen jalur alternative tanpa adanya

antibody. Kerusakan jaringan yang terjadi ini adalah akibat efek samping dari

mekanisme pertahanan tubuh untuk mengeliminasi bakteri.&itokin juga

merangsang demam dan sintesis protein.

B. Tujuan

Mahasiswa mampu memahami materi dan menegtahui pemeriksaan

analisa gas darah sebagai ATLM


BAB II

PEMBAHASAAN

A. Definisi Imunologi dan Fungsi Sistem Imun

Analisis Tubuh manusia diciptakan dengan segala kelebihan yang

dimilikinya. Lingkungan tempat tinggal, di mana pun itu, kerap dihinggapi virus

dan bakteri. Namun, tubuh memilki sebuah mekanisme pertahaan untuk

menghalau atau menangkal bakteri dan virus itu masuk ke dalam tubuh. Ini

dinamakan dengan sistem imun tubuh. Sistem imun adalah sistem yang

membentuk kemampuan tubuh untuk melawan bibit penyakit dengan menolak

berbagai benda asing yang masuk ke tubuh agar terhindar dari penyakit (Irianto,

2012).

imunologi atau sering disebut sebagai immune sytem dalam bahasa

Inggris adalah sebuah sistem yang terdiri dari gabung dari berbagai sistem tubuh

lain yang bekerja sama membentuk sistem kekebalan tubuh yang mana sangat

berguna sebagai pertahanan tubuh terhadap berbagai macam benda- benda asing.

Sistem tubuh yang lain sangat berkaitan dengan dalam pertahanan tubuh adalah

seperti sistem sarah, sistem limfatik, dan sistem endokrin. Secara definitif, sistem

imunologi adalah sebuah sistem tubuh manusia yang mempunyai tugas mengenai

kemudian menghancurkan mikorganisme potegen dan sel-sel kanker.

Mikroorganisme potegen, sel-sel kanker, serta racun adalah sejenis protein asing

yang mempunyai struktur yang sangat berbeda dengan protein yang normal yang

ada dalam diri manusia. Protein asing ini di sebut sebagai antigen yang
mempunyai kemampuan untuk merusak dan menyebabkan ganguan/penyakit

(fahrudin et at. 2017).

Adapun fungsi dari sistem imun manusia adalah sebagai berikut :

1. Mengenali dan menghancurkan mikroorganisme potegen seperti bakteri ,

virus, parasit, Dan jamur.

2. Mengenali dan menghancurkan zat-zat berbahaya di sekitar tubuh

3. Mengenali dan menghancurkan penyakit perusak sel-sel tubuh seperti sel

kanker dan

4. Memperbaiki jaringan tubuh yang telah rusak.

B. Klasifikasi Sistem Imun

1. Pertahanan imun non spesifik

Sistem imun non-spesifik (bawa, komponen nonadaptif, innate immune

system, imunitas alamiah) adalah suatu mekanisme imunitas tubuh yang

tidak mengantarkan. Hanya pada satu antigen saja, tetapi juga dengan

antigen-antigen lainnya. Pada bayi yang baru saja di lahirkan sudah

memiliki jenis imunitas alamiah ini, sistem imun non-spesifik

diklasifikasikan menjadi :

a) Pertahanan fisik

Pertahanan fisik adalah pertahanan utama tubuh dalam mencegah

masuknya mikroorganisme patogen kedalam tubuh. Pertahanan fisik

terdapat di luar tubuh seperti kulit di dalam tubuh seperti membran

mukosa. Kulit manusia terdiri atas sel-sel epitelial yang tersusun

sangat rapat sehingga mikroorganisme patogen akan sulit menembus


lapisan kulit. Mikroorganisme patogen hanya bisa masuk menembus

kulit apa bila terjadi luka terbuka pada kulit tersebut. Pada kulit juga

terdapat zat keratin serta sedikit air yang berfungi menghambat

pertumbuhan serta perkembanganbiakan mikroorganisme patogen.

Kondisi pH kulit yang 37 derajat celcius juga memberikan kontribusi

penting dalam menghambat pertumbuhan, perkembangbiakan

mikroorganisme. Membran mukosa dapat ditemukan pada Saluran-

saluran seperti pada sistem pernapasan (trachea, bronchus, dan

Bronchiolus). Dan sistem perencanaan (esofagus, usus kecil dan usus

besar), dan sistem produksi (vas deferens, oviduct, urethra dan

vagina). Membran mukosa berfungsi sebagai benteng pertahanan

kedua mikroorganisme patogen tersebut tidak termasuk dan

menyebabkan penyakit.

b) Pertahanan fisis

Pertahanan fisis/mekanis adalah pertahanan tubuh yang dapat

ditemukan pada rongga hidung (nasalcavity) serta bronchus yang

mana berupa rambut-rambut dan silia ( bulu-bulu). Rambut -rambut

yang terdapat di hidung dan bronchus berfungsi sebagai penyaring

udara yang masuk dari luar menuju ke dalam tubuh, sedangkan silia

berfungsiSebagai penangkapan partikel-partikel berbahaya yang

masuk bersama udara.

c) Pertahanan larut
Pertahanan larut/kimiawi adalah pertahanan tubuh yang di lakukan

oleh membran mukosa organ dan kulit yang memproduksi sekret.

Sekret adalah zat yang tersusun ats senyawa kimia yang mampu

menghambat pertumbuhan dan perkembangan mikroorganisme

patogen. Kulit manusia memproduksi minyak pelumas yang keringat

yang berfungsi mengatur kadar pH kulit dalam keadaan sedikit asam

( pH 3-5). Kadar pH kulit yang sedikit asam inilah yang dapat

menghambat perkembangan dan pertumbuhan mikroorganisme

patogen pada kulit. Sedangkan pada membran mukosa organ seperti

pada kulit kelenjar air liur (salivary glands). Kelenjer air mata,

kelenjer keringat air susu ibu (ASI) diproduksi cairan-cairan seperti

airn liur (saliva) air mata, keringat dan asi mengandung enzim lisozim

yaitu polisakarida mukolitik yang berfungsi sebagai zat anti mikrobia.

Pertahanan kimiawi lainnya adalah adanya asam lambung (HCI) yang

diproduksi oleh mukosa-mukosa pada dinding lambung. HCI

berfungsi sebagai untuk membunuh mikroorganisme tidak tahan

asam yang masuk bersama makanan dan minuman pada sistem

gastrointestinal.

d) Pertahanan biologis

Pertahanan biologis adalah pertahanan yang dilakukan oleh beberapa

bakteri-bakteri nonton patologis yang hidup di kulit dan tidak

berbahaya bagi tubuh. Adanya bakteri-bakteri tersebut di permukaan


kulit tersebut akan dapat membantu kulit dalam membunuh bakteri-

bakteri patogen penyebab penyakit. Contohnya bakteri nonton

patogen kulit seperti streptococcus pyogenes, dan Staphylococcus

epidermis.

2. Pertahanan imun spesifik

Sistem imun spesifik atau disebut juga sebagai sistem imun adaptif

( adapttive immune system) adalah sistem imun yang dibentuk oleh tubuh

setelah tubuh terpapar oleh zat-zat asing tertentu. Kekebalan yang timbul

merupakan hasil dari antibodi yang berhasil memerangi antigen tertentu.

Antibodi-generators atau yang kita kenal sebagai antigen adalah sebuah

molekul penanda yang berada pada permukaan sel-sel yang mampu

menstimulasi pembentukan antibodi. Antibodi adalah sebuah protein

plsama yang di hasilkan oleh kekebalan tubuh sebagai reaksi terhadap

keberadaan antigen serta beraksi dengan keberadaan antigen tersebut.

Sistem imun spesifik memiliki kemampuan untuk mengenali antigen yang

sama pada saat antigen tersebut kembali menyerang tubuh, kemampuan

ini disebabkan karena sistem imun spesifik memiliki kemampuan

pengingat antigen-antigen yang perna di kenali. Hal ini yang menjadi

Prinsip dasar dari vaksinasi dan imunisasi. Sistem imun spesifik terdiri

atas:

e) Spesifik humoral

Sistem imun spesifik humoral ini dikenal juga sebagai imunitas sel B.

Imunitas sel B adalah limfosit yang berubah menjadi sel plasma dan
memproduksi antibodi. Antibodi juga sering ditulis sebagai

immunoglobulin (Ig). Setelah antibodi berhasil mengalahkan antigen.

Antibodi akng memperbanyak diri dan akan di sebut sebagai sel

memori B. Sel memori B berperang penting di dalam respon imunitas

sekunder dan respon terhadap antigen yang sama pada saat antigen

tersebut masuk lagi ke dalam tubuh. Kekebalan Humoral adalah jenis

kekebalan yang terjadi karena terbentuknya gama Globulin yang

spesifik untuk suatu antigen setelah beraksi dengan sel limfosit B.

Jenis kekebalan ini bersifat sementara dan tidak berlangsung lama.

Kurang lebih hanya sekitar beberapa bulan saja.

f) Spesifik seluler

Sistem spesifik seluler ini dikenal juga sebagai imunitas sel T. Sel T

yang salah satunya adalah sel T helper yang mempunyai fungsi untuk

mengaktifkan sel B dan sel T sitotoksik. Sel T sitotoksik akan

melawan antigen deng cara menghancurkan Sel-sel yang sudah

terinfeksi oleh antigen. Apabila infeksi sudah berhasil ditangani oleh

sel B dan sel T sitotoksik maka sel T supressor kekebalan yang

berlebihan seluler adalah jenis kekebalan yang di lakukan oleh sel T

hanya untuk antigen-antigen tertentu saja jenis kekebalan ini bersifat

tetap dan berlangsung lama, umumnya terjadi hingga Bertahun-tahun.

C. Penggolongan antigen

3. Epitop
a. Unidaterminan univalent bila mempunyai determinan / epitop

pada satu molekul

b. Unidaterminan multivalent, hanya satu jenis daterminan tetapi dua

atau lebih determinan di temukan pada satu molekul

c. Multideterminan, univelnt bila memiliki banyak epitop yang

bermacam-macam tetapi hanya satu dari setiap macam (kekebalan

protein)

d. Multideterminan, multivalnt, bila memiliki banyak deteriman dan

dari setiap macam pada satu molekul

4. Spesifitas

a. heteronitigen , yang di miliki oleh banyak spesies

b. xenoantigen, yang hanya di miliki oleh banyak spesies tertentu

c. Aloantigen, (asiosntegen), yang spesifik untuk individu dalam satu

spesies

d. Antigen organ spesifik, yang hanya memiliki organ tertentu

e. Autoantigen, yang berasal dari dalam tubuh sendiri

D. Interaksi Antigen-Antibody

Reaksi imunologi merupakan mekanisme yang berkaitan dengan pertahanan

hots terdapat suatu antigen saluran ataupun non saluran. Respon imun terdapat

terhadap unsur-unsur patogen sangat bergantung kepada kemampuan sistem imun

untuk mengenal molekul - molekul asing atau antigen terdapat pada permukaan

unsur patogen kemampuan untuk melakukan reaksi untuk menyingkirkan antigen.


Antigen adalah zat-zat asing yang pada umumnya merupakan protein yang

berkaitan dengan bakteri dan virus yang masuk ke dalam tubuh. Beberapa berupa

olisakarida atau polipeptida, yang tergolong makromolekul dengan BM > 10.000.

Antigen bertindak sebagai benda asing atau nonself oleh seekor ternak dan akan

merangsang timbulnya antibodi.

Antibodi merupakan protein-protein yang terbentuk sebagai respon terhadap

antigen yang masuk ke tubuh, yang bereaksi secara spesifik dengan antigen

tersebut. Konfigurasi molekul antigen-antibodi sedemikian rupa sehingga hanya

antibodi yang timbul sebagai respon terhadap suatu antigen tertentu saja yang

ccocok dengan permukaan antigen itu sekaligus bereaksi dengannya.

Sel-sel kunci dalam respon antigen-antibodi adalah sel limfosit. Terdapat

dua jenis limfosit yang berperan, yaitu limfosit B dan T. Keduanya berasal dari sel

tiang yang sama dalam sumsum tulang. Pendewasaan limfosit B terjadi di Bursa

Fabricius pada unggas, sedangkan pada mamalia terjadi di hati fetus, tonsil, usus

buntu dan jaringan limfoid dalam dinding usus. Pendewasaan limfosit T terjadi di

organ timus. Sistim kebal atau imun terdiri dari dua macam, yaitu sistim kebal

humoral dan seluler. Limfosit B bertanggung jawab terhadap sistim kebal

humoral. Apabila ada antigen masuk ke dalam tubuh, maka limfosit B berubah

menjadi sel plasma dan menghasilkan antibodi humoral. Antibodi humoral yang

terbentuk di lepas ke darah.

Apabila ada antigen masuk ke dalam tubuh ternak maka tubuh akan

terangsang dan memunculkan suatu respon awal yang disebut sebagai respon
imun primer. Respon ini memerlukan waktu lebih lama untuk memperbanyak

limfosit dan membentuk ingatan imunologik berupa sel-sel limfosit yang lebih

peka terhadap antigen. Kalau antigen yang sama memasuki tubuh kembali maka

respon yang muncul dari tubuh berupa respon imun sekunder. Respon ini muncul

lebih cepat , lebih kuat dan berlangsung lebih lama dari pada respon imun primer.

E. Diic

Analisis gas darah atau disingkat dengan AGD atau arterial blood gas

(ABG) adalah suatu pemeriksaan untuk mengukur kadar gas oksigen, karbon

dioksida (CO2), serta kadar asam basa (pH) darah. Pemeriksaan AGD dapat

menggambarkan seberapa baik kerja paru dan membantu tenaga medis untuk

mendiagnosis sejumlah penyakit. Dokter biasanya akan melakukan analisis gas

darah antara lain (Asman,dkk,2022):

a. Memeriksa penyakit gangguan pernapasan atau paru-paru, seperti asma,

cystic fibrosis, atau penyakit paru obstruktif kronis yang dikenal dengan PPOK.

Biasanya kondisi tersebut ditandai dengan gejala seperti napas cepat (tacipnea),

sesak napas, kebingungan, serta mual (nausea).

b. Menilai keberhasilan pengobatan pada penyakit paru.

c. Menentukan apakah pasien membutuhkan tambahan oksigen (02) atau

alat bantu napas lainnya.


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

5. Analisa gas darah (AGD) adalah prosedur pemeriksaan medis yang

bertujuan untukmengukur jumlah oksigen dan karbon dioksida dalam

darah.

6. Pada pemeriksaan ini diperlukan sedikit sampel darah yang diambil dari

pembuluh darah arteri yang ada di pergelangan tangan, lengan, atau

pangkal paha.

7. Tes analisis gas darah jarang menimbulkan efek samping. Sekalipun ada,

efek samping yang dialami pasien umumnya hanya bersifat ringan, seperti

pusing, nyeri, atau memar di area suntik pengambilan darah.

B. Saran

Kami sadar bahwa masih banyak kekurangan yang kami miliki, baik dari

tulisan maupun bahasan yang kami sajikan, oleh karena itu mohon di berikan

sarannya agar kami bisa membuat makalah lebih baik lagi , dan semoga

makalah ini bisa bermanfaat bagi kita semua, dan menjadi wawasan kita dalam

memahami materi Analisa gas darah


DAFTAR PUSTAKA

Ariosta, Indranila, Indrayani. 2017. Prediksi Nilai Analisa Gas Darah Arteri.

Asmadi,2008.Teknik Prosedurasl Keperawatan : Konsep Dan Aplikasi Kebutuhan

Dasar Klien..Salemba Medika:Jakarta

Asman Aulia,2022. Asuhan Keperawatan Sistem Pernapasan Berbasis

SDKI,SLKI,Dan Siki. Media Sains Indonesia :Bandung

Ahmet AK, 2006 Prediction of arterial blood gas values from venous blood gas

values in patientswith acute exacerbation of chronic obstructive

pulmonary disease.

Anonim, 2003. Operator’s guide GEM Premier 3000. Critical care GEM

Premiere 3000. Instrumentation Laboratory Company.

Anne-Mare Kelly.2010 Review article: Can venous blood gas analysis replace

arterial in emergency medical care. Emergency Medicine Australia.

Chu YC etc. 2003.Prediction of arterial blood gas values from venous blood gas

values in patients with acute respiratory failure receiving mechanical

ventilation.

Dr. Meva Nareza. 2021. Analisis Gas Darah (AGD) Atau Arterial Blood

Gas (ABG) Test Adalah Tes Untuk Mengukur Kadar Oksigen, Karbon

Dioksida, Dan Tingkat Asam Basa (Ph) Di Dalam Darah.: KKRI


Farhan AR, Calcarina FRW, Bhisrowo YP. 2015.Aplikasi Klinis Analisis Gas

Darah.Pendekatan Stewart Pada Periode Perioperatif. Vol 3, No 1

Kusuma Ayu Diah , Banundari Rachmawati.2019. Perbedaan parameter analisa

gas darah (AGD) pada mixing sampel sesuai dan tidak sesuai standar

Clinical and Laboratory Standards Institute (CLSI). Jurnal Intisari Sains

Medis , Volume 10, Number 1: 214-217

Sukinem N, Skep G.2013.Interpretasi Analisa Gas Darah. Ministry Of Health

Department Kariadi Hospital Of Semarang Central Jawa, Indonesia

Severinghaus John, 2010. Blood Gas Analysis and Critical Care

William Marshall. 2008 .Blood Gas Analysis.Annals of Biochemical Chemistry.

Yuli Kumalawati,dkk, 2013. Jurnal Indonesia Vol. 19, No. 2

Anda mungkin juga menyukai