Disusun oleh :
Anggota Kelompok 3
Penyusun
i
DAFTAR ISI
COVER.................................................................................................................
KATA PENGANTAR........................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................1
Latar Belakang..........................................................................................1
Rumusan Masalah.....................................................................................1
Tujuan ......................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................2
Pengertian system imun imun...................................................................2
Fungsi system imun..................................................................................2
Macam macam system imun ....................................................................3
Karakteristik dan komponen respon imun non adaptif (non spesifik)......4
Karakteristik system imun spesifik/adaptif...............................................6
Komponen respon imun spesifik/adaptif..................................................6
Antibody (immunoglobulin).....................................................................9
Struktur immunoglobulin..........................................................................9
Kelas immunoglobulin............................................................................11
Dinamika respon imun............................................................................12
Mekanisme respon kekebalan tubuh.......................................................13
BAB III PENUTUP ........................................................................................15
Kesimpulan ............................................................................................15
Saran........................................................................................................15
REFRENSI.......................................................................................................16
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Imunologi adalah ilmu yang mempelajari tentang sistem kekebalan tubuh
(respon imun) terhadap infeksi. Respon imun itu sendiri merupakan suatu sistem,
sehingga komponennya saling bekerja sama secara teratur.
Immunologi merupakan ilmu yang cukup baru, yaitu mulai berkembang pada
abad ke-18. Pada abad ini, seorang ilmuan Bernama Edward jenner mempelajari
suatu fenomena, yaitu apabila virus cacar secara sengaja diinokulasikan pada
orang sehat maka akan melindungi orang tersebut dari penyakit cacar. Hal inilah
yang mendasari penemuan vaksin.
Vaksinasi sendiri adalah Tindakan secara sengaja menginokulasikan suatu
pathogen yang dilemahkan kedalam tubuh individu sehat. Hal ini bertujuan
menimbulkan kekebalan tubuh terhadap pathogen yang sama.
1.2. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana inisiasi respon imun terhadap suatu serangan pathogen ?
2. Apa itu sintesis antibody ?
1.3. TUJUAN
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui bagaimana inisiasi respon imun dalam tubuh terhadap
suatu serangan patogen
2. Untuk mengetahui apa itu sintesis antibodi
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
2.3 Macam-macam Sistem Kekebalan Tubuh
Proses pertahanan tahap pertama ini bisa juga diebut kekebalan tubuh
alami. Tubuh memberikan perlawanan atau penghalang bagi masuknya
patogen/antigen. Kulit menjadi penghalan bagi masuknya patogen karena lapisan
luar kulit mengandung keratin dan sedikit air sehingga pertumbuhan
mikroorganisme terhambat. Air mata memberikan perlawanan terhadap senyawa
asing dengan cara mencuci dan melarutkan mikroorganisme tersebut.
2.4 Karakteristik dan komponen respon imun non adaptif (non spesifik)
Respon imun yang pertama kali akan berhadapan dengan agen infeksi
adalah respon imun innate/non spesifik/non adaptif. Karakteristik respon imun ini
adalah sudah tersedia di tubuh sebelum terjadinya infeksi, tidak spesifik terhadap
patogen tertentu (semua patogen diserang) dan responnya singkat di dalam tubuh.
Meskipun demikian, respon imun non spesifik ini mampu membedakan patogen
dengan protein tubuh, sehingga tidak akan menyerang tubuh kita sendiri.
Komponen respon imun non spesifik antara lain : sel-sel fagositik (makrofag,
netrofil, sel dendritik), sel-sel non fagositik (sel mast, sel NK), protein koplemen
dan permukaan epitel. (sara gibbrelli; 2016).
4
Sistem kekebalan tubuh spesifik
Sel limfosit T merupakan sel-sel yang berasal dari sumsum tulang dan mengalami
maturasi di timus (Gambar 11). Maturasi ini berfungsi untuk memberikan
kemampuan pada sel limfosit T membedakan sel terinfeksi dan sel normal. Ada 2
macam sel limfosit T yaitu sel limfosit T helper (sel T CD4+) dan sel limfosit T
sitotoksik (sel T CD8+)
6
.
7
Gambar 13. Sel limfosit T sitotoksik akan mengekspresikan molekul CD8 pada
permukaan selnya.
Pada respon imun humoral, terdapat produksi antibodi yang dihasilkan oleh
sel limfosit B (sel plasma). Antibodi sendiri terdiri dari 5 kelas, yaitu IgA
(Immunoglobulin A), IgG, IgM, IgD dan IgE. Masing-masing memiliki struktur
molekul yang khas. Antibodi mengeliminasi patogen dengan beberapa cara, yaitu
netralisasi, opsonisasi dan bekerjasama dengan protein komplemen
(Gambar 14).
b. Bereaksi khas dengan antigen yang cocok dengannya dan hasil reaksinya
mudah diamati
Struktur molekul antibodi seperti huruf Y dan memiliki bagian Fab dan Fc.
Bagian Fab pada antibodi akan berikatan dengan antigen, sedangkan Fc akan
berikatan dengan protein komplemen (Gambar 15).
9
Gambar 15. Struktur antibodi
Pada kelas IgA, struktur molekulnya berupa dimerik sedangkan pada IgM
berstruktur pentamerik. Imunoglobulin G (IgG) merupakan antibodi yang
pertama kali terbentuk pada saat infeksi, dan banyak terdapat pada darah.
Sedangkan IgM merupakan antibodi yang paling efektif dalam proses opsonisasi
dan aktivasi komplemen. Imunoglobulin M juga banyak terdapat pada darah.
Untuk IgA banyak terdapat pada lapisan epitel baik pada saluran pencernaan,
pernafasan maupun resproduksi. Antibodi ini sangat efektif dalam proses
netralisasi. Antibodi yang terdapat dalam darah dengan titer kecil adalah IgE.
Antibodi ini diketahui dapat menstimulasi sel mast untuk memproduksi mediator
kimiawi yang merangsang reaksi batuk, bersin dan muntah. Kelas antibodi yang
terakhir, yaitu IgD terdapat pada permukaan sel limfosit B yang belum matur.
Fungsinya belum diketahui dengan jelas, namun pada penelitian terlihat adanya
peran antibodi ini dalam proses inflamasi (Gambar 16).
10
2.9 Kelas-kelas immunoglobulin:
IgG
IgA
IgA adalah gama atau beta globulin yang dapat bergerak cepat, merupakan
10% globulin serum. Kadar normalnya di dalam serum ialah 0,6-4,2 mg/ml.
Waktu paruhnya 6-8 hari. Berat molekulnya 160.000 dengan angka sendimentasi
7S. Terdapat dalam konsentrasi tinggi pada kolostrum, air mata, cairan empedu,
air liur serta secret saluran pencernaan dan hidung. Jumlahnya akan sangat
meningkat pada kasus myeloma multiple. Tidak dapat melewati plasenta. IgA
tidak mengikat komplemen tetapi secara aktif mengubah jalur reaksi complement.
IgA mengikat fagositosit dan penghancuran mikroorganisme di dalam sel.
11
IgA yang terdapat di dalam secret mengandung unit struktur tambahan
yang disebut bagian transport (T) atau sekretori (S). Bagian T dibuat di dalam sel
epitel kelenjar, usus dan saluran pernafasan. Bagian ini melekat pada molekul IgA
selama pengangkutannya melalui sel. Bagian T mengikatkan dua molekul IgA
pada bagian Fc. Juga dapat ditemukan rantai J pada IgA. Rantai J ini dibuat oleh
sel limfoid.
IgM
IgD
IgE
Respon antibodi terhadap antigen memiliki dinamika. Hal ini terlihat pada
saat infeksi primer dan sekunder. Infeksi primer adalah infeksi patogen yang
pertama kali menyerang tubuh, sedangkan infeksi sekunder adalah infeksi
berulang dari patogen yang sama. Pada saat infeksi primer, antibodi yang pertama
kali muncul adalah IgM, kemudian diikuti oleh IgG dan IgA. Kemunculan
12
antibodi ini cukup lama, yaitu dalam jangka waktu berhari-hari bahkan
berminggu-minggu dari awal infeksi.
Pada saat terjadi infeksi sekunder, respon antibodi yang dihasilkan akan lebih
cepat dan titernya juga lebih tinggi
(Gambar 17).
Tubuh diibaratkan sebagai sebuah negara. Jika negara itu tidak memiliki
pertahanan yang kuat, akan mudah mendapatkan perlawanan baik dari dalam
maupun dari luar, sehingga lambat laun negara itu akan hancur. Begitupun halnya
tubuh kita. Jika kita tidak memiliki pertahanan tubuh yang tinggi pada akhirnya
tubuh kita akan jatuh sakit dan mungkin akan berujung kepada kematian.
Dibutuhkan sistem kekebalan tubuh untuk menjaga agar tubuh kita bisa melawan
serangan apapun baik dari dalam maupun dari luar.
Sistem imunitas yang sehat adalah jika dalam tubuh bisa membedakan
antara diri sendiri dan benda asing yang masuk ke dalam tubuh. Biasanya ketika
ada benda asing yang yang memicu respons imun masuk ke dalam tubuh (antigen)
dikenali maka terjadilah proses pertahanan diri. Secara garis besar, sistem imun
menurut sel tubuh dibagi menjadi sistem imun humoral dan sistem imun seluler.
Sistem imun humoral terdiri atas antibody (Imunoglobulin) dan sekret tubuh
(saliva, air mata, serumen, keringat, asam lambung, pepsin, dll). Sedangkan
sistem imun dalam bentuk seluler berupa makrofag, limfosit, neutrofil beredar di
dalam tubuh kita.
13
Tubuh kita mempunyai banyak sekali mekanisme pertahanan yang terdiri
dari berbagai macam sistem imun yaitu organ limfoid (thymus, lien, sumsum
tulang) beserta sistem limfatiknya. Organ tubuh kita yang juga termasuk dalam
mekanisme pertahanan tubuh yaitu jantung, hati, ginjal dan paru-paru.
Ada dua tipe leukosit pada umumnya, yaitu fagosit yang bertugas
memakan organisme yang masuk ke dalam tubuh dan limfosit yang bertugas
mengingat dan mengenali yang masuk ke dalam tubuh serta membantu tubuh
menghancurkan mereka. Sedangkan sel lainnya adalah netrofil, yang bertugas
melawan bakteri. Jika kadar netrofil meningkat, maka bisa jadi ada suatu infeksi
bakteri di dalamnya. Limfosit sendiri terdiri dari dua tipe yaitu limfosit B dan
limfosit T. Limfosit dihasilkan oleh sumsum tulang, tinggal di dalamnya dan jika
matang menjadi limfosit sel B, atau meninggalkan sumsum tulang ke kelenjar
thymus dan menjadi limfosit sel T. Limfosit B dan T mempunyai fungsi yang
berbeda dimana limfost B berfungsi untuk mencari target dan mengirimkan
tentara untuk mengunci keberadaan mereka. Sedangkan sel T merupakan tentara
yang bisa menghancurkan ketika sel B sudah mengidentifikasi keberadaan
mereka.
Jika terdapat antigen (benda asing yang masuk ke dalam tubuh) terdeteksi,
maka beberapa tipe sel bekerjasama untuk mencari tahu siapa mereka dan
memberikan respons. Sel-sel ini memicu limfosit B untuk memproduksi antibodi,
suatu protein khusus yang mengarahkan kepada suatu antigen spesifik. Antibodi
sendiri bisa menetralisir toksin yang diproduksi dari berbagai macam organisme,
dan juga antibodi bisa mengaktivasi kelompok protein yang disebut komplemen
yang merupakan bagian dari sistem imun dan membantu menghancurkan bakteri,
virus, ataupun sel yang terinfeksi
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
15
REFRENSI
Abbas, A.K, Andrew H.L, Shiv P. 2012. Cellular and Molecular Immunobiology.
6th Ed. Saunders Elsevier. Philadelphia Companies. New York.
Brooks, G.F et al. 2013. Jawetz, Melnick and Adelberg’s Medical Microbiology.
26th Ed. Mc.Graw-Hill Companies. New York.
16