Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

Konsep Imunitas Dalam Tubuh Manusia


( System Imun Spesifik dan Non Spesifik)

Oleh:

Rista Yulia Npm (21340012)

Prodi Profesi Bidan Fakultas Kedokteran


Universitas Malahayati
Tahun Pelajaran 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena hanya dengan

rahmat dan hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan Makalah Immunologi dengan

pokok bahasan mengenai “Sistem Imun Spesifik dan Nonspesifik ; Fenomena

Oral Tolerans System Immune (Makanan Sebagai Oral Toleran System)” ini

dengan tepat waktu. Tidak lupa saya ucapkan terima kasih kepada rekan-rekan

yang telah membantu dalam penyusunan makalah resmi ini. Makalah ini berisi

tentang kajian dan pembahasan mengenai Immunologi dengan pokok bahasan

mengenai “Sistem Imun Spesifik dan Nonspesifik ; Fenomena Oral Tolerans

System Immune (Makanan Sebagai Oral Toleran System)” dengan menambahkan

literature dari buku terkait. Kami berharap, dengan membaca makalah ini dapat

memberi manfaat bagi kita semua, dalam hal ini dapat menambah wawasan kita

mengenai Sistem Imun Spesifik dan Nonspesifik ; Fenomena Oral Tolerans

System Immune (Makanan Sebagai Oral Toleran System). Kami sadar makalah

ini masih jauh dari sempurna, maka kami mengharapkan kritik dan saran dari

pembaca demi perbaikan menuju arah yang lebih baik.

Lampung,23 Desember
2021

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .............................................................................................i

DAFTAR ISI...........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN......................................................................................iii

A. LATAR BELAKANG.......................................................................................iv

B. RUMUSAN MASALAH......................................................................................

C. TUJUAN...............................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN ..........................................................................................

A. PENGERTIAN SISTEM IMUN SPESIFIK DAN NON SPESIFIK

B. FUNGSI KEKEBALAN TUBUH

BAB III PENUTUP...................................................................................................

A. SIMPULAN ..........................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Untuk melawan benda asing, tubuh memiliki sistem pertahanan yangsaling

mendukung. Epidermis yang berfungsi sebagai pertahanan fisik,dibantu oleh

airmata, sebum, ludah, dan getah lambung yang mengandungunsur pertahanan

kimiawi.Sistem pertahanan tubuh merupakan gabungan sel, molekul, dan

jaringanyang berperan dalam resistensi terhadap bahan atau zat yang masuk

kedalamtubuh. Jika bakteri pathogen berhasil menembus garis pertahanan

pertama,tubuh melawan serangan dengan reaksi radang (inflamasi) atau reaksi

imunyang spesifik.Reaksi yang dikoordinasikan sel-sel dan molekul-molekul

terhadap bandaasing yang masuk kedalam tubuh disebut respon imun. Sistem

imun ini sangatdiperlukan tubuh untuk mempertahankan keutuhannya terhadap

bahaya yangdapat ditimbulkan oleh berbagai bahan atau zat dari lingkungan

hidup. Lingkungan di sekitar manusia mengandung berbagai jenis unsur mikroba

patogen, misalnya bakteri, virus, fungus, protozoa dan parasit yang dapat

menyebabkan infeksi pada manusia. Mikroba dapat hidup ekstraseluler, melepas

enzim dan menggunakan makanan yang banyak mengandung gizi yang

diperlukannya. Mikroba lain menginfeksi sel pejamu dan berkembang biak

intraseluler dengan menggunakan sumber energi sel pejamu. Baik mikroba

ekstraseluler maupun intraseluler dapat menginfeksi subyek lain, menimbulkan

penyakit dan kematian, tetapi banyak juga yang tidak berbahaya bahkan berguna

untuk pejamu. Infeksi yang terjadi pada manusia normal umumnya singkat dan

jarang meninggalkan kerusakan permanen. Hal ini disebabkan tubuh manusia

memiliki suatu sistem yaitu sistem imun yang melindungi tubuh terhadap unsur-
unsur patogen. Sistem ini mendeteksi berbagai macam pengaruh biologis luar

yang luas, melindungi tubuh dari infeksi bakteri, virus, fungus, protozoa dan

parasit serta menghancurkan zat-zat asing lain dan memusnahkan mereka dari sel

yang sehat dan jaringan agar tetap dapat berfungsi seperti biasa. Sistem imun yang

sehat 2

adalah jika dalam tubuh bisa membedakan antara diri sendiri dan benda

asing yang masuk ke dalam tubuh. Biasanya ketika ada benda asing yang memicu

respons imun masuk ke dalam tubuh (antigen) dikenali maka terjadilah proses

pertahanan diri. Sistem imun dapat dibagi menjadi menjadi dua yaitu sistem imun

nonspesifik dan sistem imun spesifik. Mekanisme imunitas spesifik timbul atau

bekerja lebih lambat dibanding imunitas non spesifik. Pembagian sistem imun

dalam sistem imun spesifik dan non-spesifik hanya dimaksudkan untuk

mempermudah pengertian saja. Sebenarnya antara kedua sistem imun tersebut

terjadi kerja sama yang erat, yang satu tidak dapat dipisahkan dari yang lain. Pada

makalah ini akan dijelaskan tentang sistem imun spesifik dan sistem imun

nonspesifik, pembagian serta mekanisme kerja masing-masing secara ringkas.

B. Rumusan Masalah

1.Apakah yang dimaksud dengan sistem kekebalan tubuh?

2.Apa saja jenis-jenis kekebalan tubuh pada manusia?

3.Gangguan apa saja yang dapat terjadi pada sistem kekebalan tubuh ?

4.Upaya apa yang dapat mempertahankan kekebalan tubuh?


5. Bagaimana mekanisme sistem imun spesifik dan nonspesifik pada tubuh dan

interaksi kedua sistem imun tersebut

C. Tujuan

1. Mengetahui pengertian sistem kekebalan tubuh


2. Memahami jenis-jenis kekebalan tubuh pada manusia.
3. Mengetahui gangguan yang dapat terjadi sistem kekebalan tubuh.
4. Memahami upaya mempertahankan system kekebalan tubuh
5. Mengetahui sistem imun pada tubuh, yaitu sistem imun non-spesifik maupun
sistem imun spesifik, mekanisme kerja masing-masing sistem imun serta interaksi
antar kedua sistem imun tersebut.

BAB II
SISTEM IMUN SPESIFIK DAN SISTEM IMUN NON-SPESIFIK

A. PENGERTIAN SISTEM IMUN


Sistem kekebalan tubuh atau sistem imun adalah sistem perlindungan dari
pengaruh luar biologis yang dilakukan oleh sel dan organ khusus pada suatu
organisme sehingga tidak mudah terkena penyakit. Jika sistem imun bekerja
dengan benar, sistem ini akan melindungi tubuh terhadap infeksi bakteri dan
virus, serta menghancurkan sel kanker dan zat asing lain dalam tubuh. Sebaliknya,
jika sistem imun melemah, maka kemampuannya untuk melindungi tubuh juga
berkurang, sehingga menyebabkan patogen, termasuk virus penyebab demam dan
flu,dapat berkembang dalam tubuh.
Sistem imun juga memberikan pengawasan terhadap pertumbuhan sel tumor.

B. FUNGSI KEKEBALAN TUBUH


1. Melindungi tubuh dari serangan benda asing atau bibit penyakit yang masuk
ke dalam tubuh.
2. Menghilangkan jaringan sel yang mati atau rusak (debris cell) untuk
perbaikan jaringan.
3. Mengenali dan menghilangkan sel yang abnormal.
4. Menjaga keseimbangan homeostatis dalam tubuh Imunitas adalah resistensi
terhadap penyakit terutama infeksi.
Sementara sistem imun itu sendiri adalah sel, molekul dan jaringan yang
berperan dalam resistensi terhadap infeksi. Reaksi yang dikoordinasi sistem imun
tersebut terhadap mikroba disebut respons imun. Sistem imun diperlukan tubuh
untuk mempertahankan keutuhannya terhadap bahaya yang ditimbulkan
berbagai bahan dalam lingkungan hidup (Bratawidjaja dan Rengganis, 2009).

Sistem imun berdasarkan fungsinya terdiri dari 2 tipe, yaitu respon imun alamiah
atau non-spesifik (innate immunity) dan respon imun adaptif atau spesifik
(acquired immunity). Respon imun non-spesifik dan spesifik pada kenyataannya
tidak terjadi secara terpisah, tetapi terjadi dengan saling melengkapi dan
mempengaruhi satu sama lain (Darwin, 2005).

C. SISTEM IMUN SPESIFIK (AQUIRED IMMUNITY)

Sistem imun spesifik mempunyai kemampuan untuk mengenal benda yang


dianggap asing bagi dirinya. Benda asing yang pertama kali terpajan dengan tubuh
segera dikenal oleh sistem imun spesifik. Pajanan tersebut menimbulkan
sensitifitatasi, sehingga antigen yang sama dan masuk tubuh untuk kedua kali
akan dikenal lebih cepat dan kemudian dihancurkan. Oleh karena itu, sistem
tersebut disebut spesifik. Untuk menghancurkan benda asing yang berbahaya bagi
tubuh, sistem imun spesifik dapat bekerja tanpa bantuan sistem imun nonspesifik.
Namun pada umumnya terjalin kerjasama yang baik antara sistem imun
nonspesifik dan spesifik seperti antara

komplemen-fagosit-antibodi dan antara makrofag dengan sel T (Baratawidjaja dan


Rengganis, 2010). Sistem pertahanan spesifik terutama tergantung pada sel-sel
limfoid. Ada dua populasi utama sel limfoid, yaitu sel T dan sel B. Rasio sel T
terhadap sel B sekitar 3 : 1. Limfosit berkembang pada organ limfoid primer, sel T
berkembang di timus, sedangkan sel B di hepar janin atau di sumsum tulang.
Kedua jenis sel tersebut kemudian akan bermigrasi ke jaringan limfoid sekunder,
tempatnya merespon antigen (Wahab dan Julia, 2002). Sistem imun spesifik
terdiri atas sistem humoral dan sistem seluler. Pada imunitas humoral, sel B
melepas antibodi untuk menyingkirkan mikroba ekstraselular. Pada imunitas
seluler, sel T mengaktifkan makrofag sebagai efektor untuk menghancurkan
mikroba atau mengaktifkan sel CTC/Tc sebagai efektor yang menghancurkan sel
terinfeksi (Baratawidjaja dan Rengganis, 2010). Tabel 2.C.1 Tipe-Tipe Antibodi
Beserta Karakteristiknya

Tipe antibodi IgM Karakteristik Pertama kali dilepaskan ke aliran darah pada saat
terjadi infeksi yang pertama kali

Ig D (respons kekebalan primer) Paling banyak terdapat dalam darah dan


diproduksi saat terjadi infeksi kedua (respons kekebalan sekunder). Mengalir
melalui plasenta dan memberi kekebalan

Ig A pasif dari ibu kepada janin. Ditemukan dalam air mata, air ludah, keringat,
dan membran mukosa.

Berfungsi mencegah infeksi pada permukaan epitelium. Terdapat dalam


kolostrum yang berfungsi untuk mencegah kematian bayi

Ig D akibat infeksi saluran pencernaan Ditemukan pada permukaan limfosit B


sebagai reseptor dan berfungsi merangsang
pembentukan antibodi oleh sel B plasma. Ditemukan terikat pada basofil dalam

Ig E sirkulasi darah dan cell mast (mastosit) di dalam


jaringan memengaruhi sel yang berfungsi untuk melepaskan histamin dan terlibat
dalam reaksi alergi. Tabel 2.C.2 Beberapa Lapis Pertahanan Tubuh terhadap
Penyakit Pertahanan Tubuh Non Spesifik Pertahanan

Tubuh Spesifik Pertahanan Pertama 1. Kulit 2. Membran Kedua 1. Inflamasi


mukosa 3. Rambut dan dari fagosit 2. Protein antimikrobia hidung silia
trakea 4. Cairan Ketiga Sel-sel 1. Limfosit 2. Antibodi pada sekresi kulit dan
membran mukosa

Sistem Imun Spesifik Humoral Limfosit B atau sel B berperan dalam sistem imun
spesifik humoral. Sel B tersebut berasal dari sel asal multipoten. Pada unggas sel
asal tersebut akan berdiferensiasi menjadi sel B di dalam alat yang disebut Bursa
Fabricius yang terletak dekat kloaka. Bila sel B dirangsang oleh benda asing,
makaPrevalance

D. SISTEM IMUN NON-SPESIFIK (INNATE IMMUNITY)


Sistem imun non-spesifik merupakan pertahanan tubuh terdepan dalam
menghadapi serangan berbagai mikroorganisme, karena dapat memberikan
respon langsung terhadap antigen. Sistem tersebut disebut non-spesifik
karena tidak ditujukan terhadap mikroorganisme tertentu. (Bratawidjaja dan
Rengganis, 2009). Sebagai elemen pertama dari sistem imun untuk
menemukan agen penyerang,

respon imun non-spesifik diaktifkan lebih cepat daripada respon imun


spesifik namun dengan durasi yang lebih singkat (Delves and Ivan, 2000).
Komponen-kompenen sistem imun non-spesifik terdiri atas: a. Pertahanan
fisik/mekanik b. Pertahanan biokimiawi c. Pertahanan humoral d. Pertahanan
selular (Baratawidjaya dan Rengganis, 2009) 1.

Pertahanan Fisik/Mekanik Dalam sistem pertahanan fisik atau mekanik


ini, kulit, selaput lendir, silia
saluran napas, batuk dan bersin akan mencegah masuknya berbagai
kuman patogen ke dalam tubuh. Kulit yang rusak misalnya oleh luka bakar
dan selaput lendir yang rusak oleh asap rokok akan meninggikan risiko
infeksi (Baratawidjaja dan Rengganis, 2009). Menurut Baratawidjaja dan
Rengganis (2010), mekanisme imunitas non-spesifik terhadap bakteri pada
tingkat sawar fisik seperti kulit atau permukaan mukosa: a. Bakteri yang
bersifat simbiotik atau komensal yang ditemukan pada kulit menempati
daerah terbatas pada kulit dan menggunakan hanya sedikit nutrient, sehingga
kolonisasi kolonisasi oleh mikroorganisme patogen sulit terjadi. b. Kulit
merupakan sawar fisik efektif dan pertumbuhan bakteri dihambat sehingga
agen patogen yang menempel akan dihambat oleh pH rendah dari asam laktat
yang terkandung dalam sebum yang dilepas kelenjar keringat. c. Sekret
dipermukaan mukosa mengandung enzim destruktif seperti lisozim yang
menghancurkan dinding sel bakteri. d. Saluran napas dilindungi oleh gerakan
mukosiliar sehingga lapisan mukosa secara terus menerus digerakkan menuju
arah nasofaring. e. Bakteri ditangkap oleh mukus sehingga dapat disingkirkan
dari saluran napas.

Sekresi mukosa saluran napas dan saluran cerna mengandung peptida


antimikrobial yang dapat memusnahkan mikroba pathogen. g. Mikroba
patogen yang berhasil menembus sawar fisik dan masuk ke jaringan
dibawahnya dapat simusnahkan dengan bantuan komplemen dan dicerna oleh
fagosit

Pertahanan Biokimiawi Pertahanan biokimiawi adalah seperti asam


hidroklorida dalam lambung,

enzim proteolitik dalam usus, serta lisozim dalam keringat, air mata, dan
air susu (Baratawidjaja dan Rengganis, 2009). Lisozim dalam keringat, ludah,
air mata dan air susu ibu, melindungi tubuh terhadap berbagai kuman postif-
Gram oleh karena dapat menghancurkan lapisan peptidoglikan dinding
bakteri. Air susu ibu juga mengandung laktooksidase dan asam neuraminik
yang mempunyai sifat antibakterial terhafap E.koli dan stafilokokus
(Baratawidjaja dan Rengganis, 2010).

Pertahanan Humoral a. Komplemen Sistem komplemen tersusun lebih


dari 20 protein plasma. Sistem ini mempunyai fungsi antimikroba non-
spesifik dan merupakan sistem aplikasi yang efektif untuk memperkuat
mekanisme pertahanan nonspesifik dan spesifik (Wahab dan Julia, 2002).
Berbagai bahan seperti antigen dan kompleks imun dapat mengaktivsi
komplemen sehingga menghasilkan berbagai mediator yang mempunyai sifat
biologi yang aktif, yang menyebabkan lisis bakteri atau sel, memproduksi
mediator proinflamasi yang dapat memperkuat proses dan solubilisasi
kompleks antigen-antibodi. Komplemen memiliki 3 jalur, yaitu jalur klasik,
alternatif dan membrane attack pathway. (Darwin, 2005).

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Sistem kekebalan tubuh (imunitas) adalah sistem mekanisme pada organisme
yang melindungi tubuh terhadap pengaruh biologis luar dengan mengidentifikasi
dan membunuh patogen. Sistem kekebalan tubuh dapat diklasifikasikan
berdasarkan : 1. Cara mempertahankan diri dari penyakit a. Sistem pertahanan
tubuh non spesifik, tidak membedakan mikrobia patogen yang satu dengan yang
lainnya. b. Sistem pertahanan tubuh spesifik, pertahanan tubuh terhadap patogen
tertentu yang masuk dalam tubuh 2. Cara memperoleh

a. Kekebalan aktif, yang dihasilkan oleh tubuh itu sendiri. b. Kekebalan pasif,
yang diperoleh setelah menerima antibodi dari luar tubuh. 3. Mekanisme kerja a.
Kekebalan humoral, melibatkan aktivitas sel B dan antibodi yang beredar dalam
aliran darah. b. Kekebalan seluler, melibatkan sel T yang berfungsi menyerang
selsel asing atau jaringan tubuh yang terinfeksi secara langsung. Sistem kekebalan
tubuh kita dapat mengalami gangguan, antara lain : 1) Alergi, respons imun yang
berlebihan terhadap suatu senyawa yang masuk ke dalam tubuh. 2) Autoimunitas,
antibodi yang diproduksi menyerang sel-sel tubuh sendiri karena tidak mampu
membedakan antara sel tubuh sendiri dengan sel asing yang masuk ke dalam
tubuh. 3) AIDS, kumpulan berbagai penyakit yang disebabkan oleh melemahnya
sistem kekebalan tubuh karena infeksi virus HIV. Untuk mempertahankan sistem
kekebalan tubuh, kita harus menjaga kesehatan tubuh kita dengan cara : a.
Memakan makanan yang bernutrisi. b. Berolahraga yang teratur. c. Senantiasa
gembira dan bijak dalam menghadapi tekanan.

Anda mungkin juga menyukai