Anda di halaman 1dari 18

SISTEM IMUNITAS

Disusun oleh:
kelompok 10 TK 1A

Desi patika sari NIM: P00520323014


Dewi NIM: P00520323015

Dosen pembimbing :
ANASRIL, S.Kep, M.Kes
NIP : 198004302002121001

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES ACEH
PRODI D-III KEPERAWATAN MEULABOH
TAHUN AKADEMIK 2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT. Yang atas rahmat-Nya dan karunia-Nya. Dapat
menyelesaikan makalah ini tepat waktu. Adapun tema dari makalah adalah “IMUNITAS”.
Tidak lupa kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada bapak Dosen yang telah
membimbing tugas kami.
Makalah ini jauh dari kata sempurna. Dan ini merupakan langkah yang baik dari studi yang
sesungguhnya. Oleh karena itu, keterbatasan watu dan kemampuan kami, maka kritik dan
saran yang membangun senantiasa kami harapkan. Semoga makalah ini dapat berguna bagi
kami khususnya dan pihak lain yang berkepentingan pada umumnya.

Meulaboh, 9 september 2023

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................... i


DAFTAR ISI .......................................................................................................ii
BAB I : PENDAHULUAN .................................................................................. 1
A.Latar Belakang ................................................................................. 1
B.Rumusan Masalah ............................................................................ 1
C.Tujuan ................................................................................................
BAB II : PEMBAHASAN / TINJAUAN PUSTAKA................................................ 2
A. Pengertian imunitas ....................................................................... 2
B. Sistem imun.................................................................................... 2
C. Antigen dan antibodi........................................................................
BAB III : PENUTUP ............................................................................................
A. Kesimpulan ......................................................................................
B. Saran................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada mulanya imunitas merupakan cabang mikrobiologi yang mempelajari respons tubuh,
terutama respons kekebalan terhadap penyakit infeksi. Imunitas adalah suatu cabang yang luas
dari ilmu biomedis yang mencakup kajian mengenai semua aspek sistem imun (kekebalan) pada
semua organisme. Sistem imunitas dalam tubuh manusia merupakan satu kesatuan yang
kompleks dan berlapis-lapis dalam menghadapi invasi patogen yang masuk. Sistem imun adalah
kumpulan dari sel, jaringan, dan molekul yang memediasi resistensi terhadap infeksi. Sistem
imun memiliki tujuan untuk melindungi tubuh dari patogen dan benda asing. Imunitas
merupakan kemampuan tubuh untuk melindungi dirinya sendiri dengan menahan atau
menghilangkan benda asing.
Sistem imun tubuh merupakan salah satu sistem pertahanan tubuh untuk memproteksi
tubuh dari penyakit melalui fungsi imunitas dan menstimulasi, mensupresi ataupun menghapus
beberapa respon imun tertentu. Sistem imun merupakan kumpulan mekanisme dalam suatu
makhluk hidup yang melindunginya terhadap infeksi dengan mengidentifikasi dan
menghilangkan patogen atau benda asing yang masuk kedalam tubuh. Aktifitas fisik berupa
olahraga, yang dilakukan secara rutin dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Sistem
imunitas pada tubuh manusia akan meningkatkan kemampuannya dalam melawan penyakit.
B. Rumusan Masalah
a. Apa pengertian imunitas ?
b. Apa saja yang termasuk dalam sistem imun ?
c. Apa yang dimaksud dengan antigen dan antibody ?
d. Apa saja macam-macam penyakit imunitas ?

iii
C.Tujuan
a. Mengetahui lebih jauh gambaran tentang imunitas
b. Mengetahui apa saja yang termasuk dalam system imun
c. Mengetahui apa yang dimaksud dengan antigen dan antibody
d. Mengetahui penyakit imunitas
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Imunitas

Imunitas adalah ilmu yang mencakup kajian mengenai semua aspek sistem imun
(kekebalan) pada semua organisme. Imunitas memiliki berbagai penerapan pada berbagai
disiplin ilmu dan karenanya dipecah menjadi beberapa subdisiplin seperti : mal fungsi sistem
imun pada gangguan imunitas (penyakit autoimun, hipersensitivitas, defisiensi imun, penolakan
allograft), karakteristik fisik, kimiawi, dan fisiologis komponen-komponen sistem imun. Imunitas
juga dikatakan sebagai suatu bidang ilmu yang luas yang meliputi penelitian dasar dan
penerapan klinis, membahas masalah antigen, antibodi, dan fungsi-fungsi berperantara sel
terutama yang berhubungan dengan imunitas terhadap penyakit, reaksi biologik yang bersifat
hipersensitif, alergi dan penolakan jaringan asing.

B. Sistem Imunitas
Sistem imunitas adalah semua mekanisme yang digunakan badan untuk mempertahankan
keutuhan tubuh sebagai perlindungan terhadap bahaya yang dapat ditimbulkan berbagai bahan
dalam lingkungan hidup. Imunitas atau kekebalan adalah sistem mekanisme pada organisme
yang melindungi tubuh terhadap pengaruh biologis luar dengan mengidentifikasi dan
membunuh patogen serta sel tumor. Imunitas atau sistem imun tubuh manusia terdiri dari
imunitas alami atau sistem imunnon spesifik .
Sistem imun non-spesifik telah befungsi sejak lahir,merupakan tentara terdepan dalam sistem
imun, meliputi sistem fisik yaitu pada kulit, selaput lendir, dan silia, kemudian level larut seperti
pada asam lambung atau enzim. Sistem imun spesifik ini meliputi sel B yang membentuk
antibodi dan sel T yang terdiri dari sel T helper, sel T sitotok-sik, sel T supresor, dan sel T
delayed hyper
1
sensitivity. Salah satu cara untuk mempertahankan system imun berada dalam kondisi optimal
adalah dengan asupan gizi yang baik dan seimbang. Kedua sistem imun ini bekerja sama dengan
saling melengkapi secara humo-ral, seluler, dan
sitokin dalam mekanisme yang kompleks dan
rumit.
a. Imunitas Alami atau Non spesifik
sistem imun alami atau sistem imun
nonspesifik adalah respon pertahanan inheren
yang secara nonselektif mempertahankan tubuh
dari invasi benda asing atau abnormal dari jenis
apapun dan imunitas ini tidak diperoleh melalui
kontak dengan suatu antigen.
Sistem ini disebut nonspesifik karena tidak
ditujukan terhadap mikroorganisme
tertentu. Selain itu istem imun ini memiiki
respon yang cepat terhadap serangan agen
patogen atau asing, tidak memiliki memori
immunologik, dan umumnya memiliki durasi
yang singkat.
Sistem imun non spesifik terdiri atas
pertahanan fisik/mekanik seperti kulit,
selaput lendir, dan silia saluran napas yang
dapat mencegah masuknya berbagai kuman patogen ke dalam tubuh, sejumlah komponen
serum yang disekresikan tubuh, seperti sistem komplemen, sitokin tertentu, dan antibody
alamiah, serta komponen seluler, seperti sel natural kiler (NK).
• Sistem komplemen adalah komponen immunitas bawaan lainnya yang
Penting. Aktivasi sistem komplemen menghasilkan suatu reaksi biokimia yang
akan melisiskan dan merusak sel asing atau sel tak berguna. Tanpa aktivasi,
2
komponen dari system komplemen bertindak sebagai pro enzim dalam cairan
tubuh.
• Sitokin dan kemokin (cytokine and chemokine ) adalah polipeptida yang
memiliki fungsi penting dalam regulasi semua fungsi sistem imun. Sitokin dan
kemokin menghasilkan hubungan kompleks yang dapat mengaktifkan atau
menekan respons inflamasi. Contoh sitokin yang berperan penting dalam
merespon infeksi bakteri yaitu: interleukin-1 ( IL-1) dan tumor necrosis factor-a (
TNF-a).
• Antibodi alamih (immunoglobulin) didefinisikan sebagai antibodi pada individu
normal dan sehat yang belum distimulasi oleh antigen eksogen. Antibodi lamiah
berperan penting sebagai pertahanan ini pertama terhadap pathogen dan
beberapa tipe sel, termasuk pra kanker, kanker, sisa pecahan sel, dan beberapa
antigen.
• Natural killer cels (sel natural killer) diketahui secara morfologi mirip dengan
limfosit ukuran besar dan dikenal sebagai limfosit granular besar. Sekitar 10-15%
limfosit yang beredar pembuluh darah tepi adalah sel NK. Sel NK berperan penting
pada respon dan pengaturan imun bawaan. Sel NK mengenal dan melisiskansel
terinfeksi patogen dan sel kanker. Sel NK melisiskan sel dengan melepaskan
sejumlah granul sitolitik disisi interaksi dengan target. Komponen utama granul
sitolitik adalah perforin. Sel NK juga menghasilkan sitokin dan kemokin yang
digunakan untuk membunuh sel target termasuk IFN-y, TNF-a, IL-5, dan IL-13.
Sistem imun yang ada pada tubuh dapat kita lihat dari sel darah kita.

b. Sistem Imun Adaptif (adaptive immunity system) Imunitas ini terjadi setelah
pemaparan terhadap suatu penyakit infeksi, bersifat khusus dan diperantarai oleh
antibody atau sel limfoid. Imunitas ini bersifat pasif dan aktif.
• Imunitas pasif, diperoleh dari antibody yang telah terbentuk sebelumnya
dalam inang lain.
3
• Imunitaas aktif, resistensi yang di induksi setelah kontak yang efektif dengan antigen asing
yang dapat berupa infeksi klinis atau subklinis, imunisasi, pemaparan terhadap produk mikroba
atau transplantasi sel asing.
Sistem imun Adaptis atau system imun nonspesifik mempunyai kemampuan untuk
mengenal benda yang dianggap asing bagi dirinya. Sistem imun adaptif memiliki beberapa
karakteristik, meliputi kemampuan untuk merespon berbagai antigen, masing-masing dengan
pola yang spesifik, kemampuan untuk membedakan antara antigen asing dan antigen sendiri,
dan kemampuan untuk merespon antigen yang ditemukan sebelumnya dengan memulai
respon memori yang kuat. Terdapat dua kelas reespon imun spesifik:
• Imunitas humoral (Humoral immunity), Imunitas humural ditengahi oleh sekelompok limfosit
yang berdiferiensasi di sumsum tulang, jaringan limfoid sekunder yaitu meliputi limfonodus,
limpa dan nodulus limfatikus yang terletak di sepanjang saluran pernafasan, percernaan dan
urogenital.
• Imunial selular(cellular immunity), Sel T mengalami perkembangan dan pematangan dalam
organ timus. Dalam timus, sel T mulai berdiferensiasi dan memperoleh kemampuan untuk
menjalankan fungsi farmakologi tertentu. Berdasarkan perbedaan fungsi dan kerjanya, sel T
dibagi dalam beberapa subpopulasi, yaitu sel T sitotoksik (Tc), sel T penindas atau supresor (Ts)
dan sel T penolong (Th). Perbedaan ini tampak pula pada permukaan sel-sel tersebut. Untuk
mengetahui cara kerja sel T penindas atau sel T pembunuh dapat kita lihat dibawah ini.

4
Tabel Perbedaan Sifat Sistem Imun Non Spesifik dan Spesifik

Non Spesifik Spesifik

Resistensi Tidak berubah oleh Membaik oleh infeksi berulang


infeksi

Spesifitas Umumnya efektif Spesifik untuk mikroorganisme yang sudah


terhadap semua mensintesis sebelumnya
mikroorganisme.
Sel yang Fagosit Limfosit
penting Sel NK
Sel K
Molekul yang Lizosim Antibody sitokin
penting Komplemen
Protein fase akut
Interferon (sitokin)
Sel yang Didominasi sel
berada polimorfonuklear
didalamnya

Sifat Bersifat general / Berikutnya dengan antigen yang sama


umum

Cara kerja Cara kerja cepat Cara kerja kualitas meningkat karena memiliki sifat
memory

5
C. Antigen dan Antibody
a. Antigen
Antigen merupakan bahan asing yang merupakan target yang akan dihancurkan
oleh sistem kekebalan tubuh . Antigen ditemukan di permukaan seluruh sel, tetapi dalam
keadaan normal, sistem kekebalan seseorang tidak bereaksi terhadap selnya sendiri. sehingga
dapat dikatakan antigen merupakan sebuah zat yang menstimulasi tanngapan imun. Antigen
biasanya berbentuk protein atau polisakarida. Sistem kekebalan atau sistem imun adalah sistem
perlindungan pengaaruh luar biologis yang dilakukan oleh sel dan organ khusus pada suatu
organisme. Jika sistem kekebalan bekerja dengan sistem ini akan melindungi tubuh terhadap
infeksi bakteri dan virus, serta menghancurkan sel kanker dan zat asing lain dalam tubuh. jika
sistem kekebalan melemah, kemampuannya melindungi tubuh juga berkurang, sehingga
menyebabkan patogen. Sistem kekebalan juga memberikan pengawasan terhadap sel tumor,
dan terhambatnya sistem ini juga telah dilaporkan meningkatkan resiko terkena beberapa jenis
kanker.
Pada umumnya, antigen-antigen dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis utama, yaitu
antigen eksogen dan antigen endogen. Antigen eksogen adalah antigen-antigen yang disajikan
dari luar kepada hospes dalam bentuk mikroorganisme, tepung sari, obat-obatan atau polutan.
Antigen ini bertanggung jawab terhadap suatu spektrum penyakit manusia, mulai dari penyakit
infeksi sampai ke penyakit-penyakit yang dibenahi secara immologi, seperti pada asma. Antigen
endogen adalah antigen yang terdapat didalam tubuh dan meliputi antigen-antigen berikut :
antigen senogeneik (heterolog), antigen autolog dan antigen idiotipik atau antigen aulogenik
(homolog). Antigen senogeneik adalah antigen yang terdapat dalam aneka macam spesies yang
secara filogenetik tidak ada hubungannya, antigen-antigen ini penting untuk mendiagnosa
penyakit. Kelompok-kelompok antigen yang digunakan untuk membedakan satu individu
spesies dengan individu spesies yang sama. Pada manusia determinan antigen semacam ini
terdapat pada sel darah merah, sel darah putih trombosit, protein serum,dan permukaan sel-
sel yang menyusun jaringan tertentu dari tubuh, termaksud antigen-antigen
histokompatibilitas.
6
Antigen ini dikenal antigen polomorfik, karena adanya dua atau lebih bentuk-bentuk
yang berbeda secara genetik didalam populasi. Ciri-ciri antigen yang menentukan imunogenitas
dalam respon imun:
• Keasingan, yaitu imunogen adalah bahwa zat tersebut secara genetik asing
terhadap hospes.
• Ukuran molekul
• Kekompleksian kimia dan struktural
• Penentu antigen (epilop)
• Konstitusi genetic inang
• Dosis, jalur, dan saat pemberian antigen
b. Antibodi
Antibodi adalah protein yang dapat ditemukan pada darah atau kelenjar tubuh
vertebrata lainnya, dan digunakan oleh sistem kekebalan tubuh untuk mengidentifikasikan dan
menetralissikan benda asing seperti bakteri dan virus. Mereka terbuat dari sedikit struktur dasar
yang disebut rantai. Tiap antibodi memiliki dua rantai berat besar dan dua rantai ringan. Antibodi
diproduksi oleh tipe sel darah yang disebut sel B. terdapat beberapa tipe yang berbeda dari rantai
berat antibodi, dan beberapa tipe antibodi yang berbeda, yang dimasukkan kedalam isotype yang
berbeda berdasarkan pada tiap rantai berat mereka masuki. Lima isotype antibodi yang berbeda
diketahui berada pada tubuh mamalia, yang memeainkan peran yang berbeda dan menolong
mengarahkan respon imun yang tepat untuk tiap tipe benda asing yang berbeda yang ditemui.
Antibodi adalah molekul immunoglobulin yang bereaksi dengan antigen spesifik yang
menginduksi sintesisnya dan dengan molekul yang sama; digolongkan menurut cara kerja seperti
agglutinin,bakteriolisin,hemolisin,opsinin,atau presipitin. Antibodi disentesis oleh limfosit B yang
telah diaktifkan dengan pengikatan antigen pada reseptor permukaan sel. Antibodi biasanya
disingkat penulisannya Ab.(Dorlan).

7
Antibodi terdiri dari sekelompok protein serum globuler yang disebut sebagai
immunoglobulin (Ig). Sebuah molekul antibody umumnya mempunyai dua tempat pengikatan
antigen yang identic dan spesifik untuk epitop (determinan antigenik) yang memyebabkan
produksi antibody tersebut.
Masing-masing molekul antibody terdiri atas empat rantai polipeptida, yaitu dua rantai berat
(heafy chain) yang identik dan dua rantai ringan (ligh chain) yang identik, yang dihubungkan
oleh jembatan disulfida untuk membentuk suatu molekul berbentuk Y. pada kedua ujung
molekul berbentuk . pada kedua ujung molekul berbentuk Y itu terdapat daerah variabel ( V)
rantai berat dan rantai ringan. Disebut demikian karena urutan asam amino pada bagian ini
sangat bervariasi dari satu antibody ke antibody yang lain. Daerah V rantai berat dan daerah V
rantai ringan secara bersama-sama membentuk suatu kontur unik tempat peningkatan antigen
milik antibodi. Interaksi antara tempat pengikatan antigen dengan epitopnya mirip dengan
interaksi enzim dan subtratnya: ikatan nonkovalen berganda terbentuk antara gugus-gugus
kimia pada masing-masing molekul ( canpbell).
c. Interaksi Antigen dan Antibodi
Interaksi Antigen dan Antibodi adalah sebagai berikut:
• Reaksi ini pada umumnya spesifik, biarpun ada beberapa ditemukan reaksi
silang (cross reaction)
• Pengabungan antara antigen – antibody adalah erat sekali, tetapi sering kali
reverse
• Antigen dan antibodi bergabung dalam jumlah yang variabel
( Danysz phenomenon)
• Antigen dan antibodi adalah suatu reaksi kimia, karena yang bergabung adalah
gugus-gugus spesifik dari kedua regens.
• Dari suatu antigen dengan anti serumnya dapat diperhatikan tipe-tipe reaksi
serologic yang berbeda, mungkin disebabkan oleh molekul-molekul antibodi
yang sama sering merefleksikan yang berbeda.

8
D. Penyakit imunitas
Mekanisme Imun/kekebalan tubuh merupakan sistim pertahanan tubuh yang
terintegritasi sejak awal konsepsi (pembuahan). Merupakan sistim pertahanan tubuh yang
sudah merupakan software bawaan. Tetapi sistim imun tersebut dapat juga berubah menjadi
suatu penyakit yang dalam beberapa jenis tidak bisa disembuhkan. Contoh : saat udara dingin,
sering kita mengalami hidung tersumbat, bersin-bersin pada saluran nafas kita (hidung), ini
merupakan mekanisme untuk menghangatkan dan melembabkan udara luar yang kita hirup
kedalam paru-paru, tetapi pada orang-orang tertentu, justru udara dingin tersebut akan
memicu timbulnya reaksi berlebihan, yaitu timbulnya serangan sesak nafas (astma),bisa juga
timbulnya gatal-gatal sidekujur tubuh (biduren/urtikaria). Berikut ini merupaakan penyakit
akibat merendahnya sistem imun.
a. Hipersensivitas
Hipersensivitas adalah reaksi imun yang patologik, terjadi akibat respons imun yang
berlebihan sehingga menimbulkan kerusakan jaringan tubuh. reaksi tersebut oleh Gell dan
Coombos dibagi dalam 4 tipe reaksi berdasarkan kecepatan dan mekanisme imun yang terjadi,
yaitu tipe l, ll, lll, lV. Reaksi itu dapat terjadi sendiri –sendiri, tetapi klinik sering dua atau lebih
jenis tersebut terjadi bersama.
b. Autoimunitas
Autoimunitas atau hilangnya toleransi ialah reaksi sistem imun terhadap antigen
jaringan sendiri. Antigen tersebut disebut autoantigen sedangkan antibodi yang dibentuk
disebut autoantibodi. Penyakit auto imun dpat dibagi atas beberapa golongan, yaitu:

• Hipersensivitas
Hipersensivitas adalah reaksi imun yang patologik, terjadi akibat respons
imun yang berlebihan sehingga menimbulkan kerusakan jaringan tubuh. reaksi tersebut
oleh Gell dan Coombs dibagi dalam 4 tipe reaksi berdasarkan kecepatan dan mekanisme
imun yang terjadi, yaitu tipe l, ll, lll, dan IV. Reaksi itu dapat terjadi sendiri-sendiri, tetapi
klinik sering dua atau lebih jenis tersebut terjadi bersama.
9
• Autoimunitas
Autoimunitas atau hilangnya toleransi ialah reaksi sistem imun terhadap
antigen jaringan sendiri. Antigen tersebut disebut autoantigen sedangkan antibody yang
dibentuk disebut autoantibodi.
• HIV/AIDS
AIDS adalah singkatan dari acquired immunedeficiency
syndrome,merupakan sekumpulan gejala yang menyertai infeksi HIV. Infeksi HIV disertai
gejala infeksi yang oportunistik yang diakibatkan adanya penurunan kekebalan tubuh
akibat kerusakan sistem imun. Sedangkan HIV adalah singkatan dari human
immunodeficiency virus.
• Lupus
Penyakit lupus yang dalam Bahasa kedokterannya dikenal sebagai
systemic lupus erythematosus (SLE) adalah penyakit radang yang menyerang banyak
sistem dalam tubuh, dalam perjalanan penyakit bisa akut atau kronis, dan disertai adanya
antibodi yang menyerang tubuhnya sendiri. penyakit lupus atau systemic lupus
erythrmatosus (SLE) lebih sering ditemukan pada ras tertentu seperti ras kulit hitam, Cina,
dan Filipina. Penyakit ini terutama diderita oleh wanita muda dengan puncak kejadian
pada usia 15-40 tahun (selama masa reproduktif) dengan perbandingan wanita dan laki-
laki 5:1. Penyakit ini sering ditemukan pada beberapa orang dalam satu keluarga.
Penyebab dan mekanisme terjadinya SLE masih belum diketahui dengan
jelas. Namun diduga mekanisme terjadinya penyakit ini melibatkan banyak factor
seperti genetik, lingkungan, dan sistem kekebalan humoral. Faktor genetik yang
abnormal menyebabkan seseorang menjadi rentan menderita SLE, sedangkan
lingkungan berperan sebagai faktor pemicu bagi seseorang yang sebelumnya sudah
memiliki gen abnormal. Sampai saat ini, jenis pemicunya masih belum jelas, namun
diduga kontak sinar matahari, infeksi virus/bakteri, obat golongan sulfa, penghentian
kehamilan, dan trauma psikis maupun fisik.

10
Gejala klinis dan perjalanan penyakit SLE sangat bervariasi. Penyakit dapat timbul
mendadak disertai tanda-tanda terkenanya bebagai sistem dalam tubuh. munculnya
penyakit dapat spontan atau didahului faktor pemicu. Setiap serangan biasanya disertai
gejala umum, seperti demam, badan lemah, nafsu makan berkurang, dan berat badan
menurun. Infeksi juga lebih mudah terjadi pada penderita SLE sehingga penderita
dianjurkan mendapat terapi pencegahan dengan antibiotika bila akan menjalani operasi
gigi, saluran kencing, atau tindakan bedah lainnya. Salah satu bagian dari pengobatan
SLE yang tidak boleh terlupakan adalah memberikan penjelasan kepada penderita
mengenai penyakit yang dideritanya. Sehingga penderita dapat bersikap positif
terhadap terapi yang akan dijalaninya.

11
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
a. Imunitas adalah suatu cabang yang luas dari ilmu biomedis yang mencakup kajian
mengenai semua aspek sistem imun (kekebalan) pada semua organisme.
b. Imunitas atau sistem imun tubuh manusia terdiri dari imunitas alami atau system
imunnon spesifik dan imunitas adaptif atau system imun spesifik. Sistem imun non
spesifik terdiri atas pertahanan fisik/mekanik seperti kulit, selaput lendir, dan silia
saluran napas. Sistem imun adaptif humoral ditengahi oleh sekelompok limfosit yang
berdiferiensasi disumsum tulang, jaringan limfoid sekunder yaitu meliputi limfonodus,
limpa dan nodulus limfa tikus yang terletak disepanjang saluran pernafasan, pencernaan
dan urogenital.
c. Antigen merupakan bahan asing yang merupakan target yang akan dihancurkan oleh
sistem kekebalan tubuh. sehingga dapat dikatakan antigen merupakan sebuah zat yang
menstimulasi tanggapan imun.
Antibodi adalah protein yang dapat ditemukan pada darah atau kelenjar tubuh
vertebrata lainnya, dan digunakan oleh sistem kekebalan tubuh untuk mengidentifikasi
dan menetralisasikan benda asing seperti bakteri dan virus.
d. Berikut ini merupakan penyakit akibat merendahnya sistem imun.
• Hipersensivitas
• Autoimunitas
• HIV/AIDS
• Lupus

12
B. SARAN
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan yang diharapkan,
karna masih terbatasnya pengetahuan penulis. Oleh karenannya penulis mengharapkan kritik
dan saran yang sifatnya membangun. Makalah ini perlu dikaji ulang agar dapat sempurna dan
makalah ini harus digunakan sebagaimana mestinya.

DAFTAR PUSTAKA
Garna Baratawidjaja Karnen dan Rengganis Iris. 2009. Imunitas Dasar Vlll.
Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Ernets, Jawetz. 1996. “Mikrobiologi Kedokteran Edisi 20”. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC.
Staf Pengajar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 1994. “Buku Ajar
Mikrobiologi Kedokteran Edisi Revisi”. Jakarta : Penerbit Binarupa Aksara. 26
Ihsan Taufik Rahmawan. 2019. “Konsep Dasar Imunitas”.
https://www.academia.edu/8425658/idk_Imunitas.

13

Anda mungkin juga menyukai