SISTEM KOMPLEMEN
ARAHMAN 2010070150022
UNIVERSITAS BAITURRAHMAH
PADANG
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT. yang atas rahmat-Nya dan karunia-Nya.
Kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu. Adapun tema dari Makalah adalah
“SISTEM KOMPLEMEN IMUNOLOGI”.
Tidak lupa kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada ibu Dosen yang
telah memberikan tugas kepada kami, kami juga mengucapkan terima kasih kepada
pihak yang turut membantu dalam pembuatan makalah ini.
Makalah ini jauh dari kata sempurna. Dan ini merupakan langkah yang baik dari studi
yang sesungguhnya. Oleh karena itu, keterbatasan waktu dan kemampuan kami, maka
kritik dan saran yang membangun senantiasa kami harapkan. Semoga makalah ini dapat
berguna bagi kami khususnya dan pihak lain yang berkepentingan pada umumnya.
Padang,oktober 2023
Penulis
2
DAFTAR ISI
3
BAB 1
PENDAHULUAN
adalah suatu cabang yang luas dari ilmu biomedis yang mencakup kajian
Imunologi antara lain mempelajari peranan sistem imum baik dalam keadaan
sehat maupun sakit; malfungsi sistem imun pada gangguan imunologi karakteristik
infeksi pada manusia. Mikroba patogen yang ada bersifat poligenik dan kompleks.
Oleh karena itu respon imun tubuh manusia terhadap berbagai macam mikroba
mekanisme imun mana yang berperan untuk proteksi. Begitu juga respon imun
Tubuh manusia akan selalu terancam oleh paparan bakteri, virus, parasit, radiasi
matahari, dan polusi. Stress emosional atau fisiologis dari kejadian ini adalah
tantangan lain untuk mempertahankan tubuh yang sehat. Biasanya kita dilindungi
oleh system pertahanan tubuh, sistem kekebalan tubuh, terutama makrofag, dan
4
negattif, bagaimanapun, dapat menekan system pertahanan tubuh, system
Respon imun yang alamiah terutama melalui fagositosis oleh neutrofil, monosit
jaringan yang terjaddi ini adalah akibat efek samping dari mekanisme pertahanan
tubuh untuk mengeliminasi bakteri. Sitokin juga merangsang demam dan sintesis
protein.
1.3 Tujuan
1. Mengetahui lebih jauh tentang imunologi
5
BAB 2
PEMBAHASAN
Imunologi adalah ilmu yang mencakup kajian mengenai semua aspek sistem
pada berbagai disiplin ilmu dan karenanya dipecah menjadi beberapa subdisiplin
sebagai suatu bidang ilmu yang luas yang meliputi penelitian dasar dan penerapan
klinis , membahas masalah antigen, antibodi, dan fungsi – fungsi berperantara sel
Komplemen merupakan salah satu molekul humoral dari imunitas innate/ non
membentuk suatu sistem yang disebut sistem komplemen merupakan salah satu
sistem enzim yang diketahui terdapat lebih dari 30 molekul yang terlarut maupun
yang terikat sel (Kindt et al., 2007). Komplemen memnbetuk suatu sistem protein
di plasma yang mengatifkan suatu reaksi proteolitik yang berantai (cascade) pada
permukaan mikroba (antigen), namun tidak terjadi pada permukaan sel host
6
mikroba tersebut dengan fragmen yang dikenali dan berikatan dengan reseptor
peptida (fragmen) kecil yang berperan untuk proses inflamasi (Janeway et al.,
2001). Molekul komplemen ini bersifat labil atau terdegradasi terhadap suhu panas
(> 56°C) yang dibedakan dari komponen serum lainnya yaitu antibodi yang lebih
tahan panas (Isenman et al., 2013). Komplemen beraksi sebagai sistem perondaan
yang cepat dan efisien, sehingga dapat membedakan pengaruh sel host yang sehat
dan sel host yang telah mengalami perubahan serta membedakan bahan asing yang
Komplemen beredar di darah dalam kondisi yang tidak aktif. Ketika dirasa
terjadi ancaman bahan asing oleh sistem imun, komplemen akan aktif dan sistem
proses yang beragam seperti maturasi sinaps, cleareance kompleks imun (ikatan
dalamnya, ada yang berperan sebagai efektor, reseptor dan regulator. Seperti
7
eksekutif, yudikatif dan legislatif.
komplemen yang aktif akan berperan sebagai enzim, dan memecah komplemen
lain sebagai substrat sehingga menghasilkan produk berupa fragmen peptida kecil
1. Komplemen Efektor
Efektor secara umum dapat diartikan sebagai molekul yang mengatur aktivitas biologikal
dan dapat berperan sebagai sinyal dari suatu reaksi berantai. Komplemen sebagai efektor
juga memiliki peran yang sama, diantaranya sebagai sinyal agar reaksi aktivasi komplemen
dapat berjalan berurutan (cascade). Sebagian besar komponen komplemen berperan sebagai
efektor, baik komplemen yang berperan sebagai enzim, substrat, maupun produk yang
dihasilkan dari sistem enzimatis tersebut Komplemen Reseptor Komunikasi antara sel dan
molekul disekelilingnya diperankan oleh banyak perantara, salah satunya adalah reseptor.
untuk berikatan dengan sel yang membantu menjalankan fungsinya, contoh : komplemen
C3b yang salah satu fungsinya sebagai opsonin (membantu fagositosis) memerlukan bantuan
sel fagosit (contoh : makrofag) untuk menjalankan fungsinya. Komunikasi komplemen C3b
dengan makrofag akan terjalin jika terdapat reseptor CR1 pada permukaan makrofag
tersebut.
2. Komplemen Regulator
terus menerus selama sistem imun mengenali adanya bahan asing (antigen) di
dalam tubuh host. Akhir dari aktivasi komplemen melalui jalurnya masing-masing
komplemen yang terus menerus ini perlu di atur oleh komponen komplemen yang
8
berperan sebagai regulator/ pengatur. Jika suatu individu tidak memiliki atau
enzimatis dari C1r dan C1s, yang selanjutnya jugaakan menghambat aktivasi C2,ds.
Aktivitas utama dari sistem komplemen adalah untuk mengubah membran dan
mengikat antigen melalui pengikatan kovalen dari fragmennya yang sedang aktif
menyebabkan kemotaksis pada fagosit, aktivasi sel mast dan fagosit, opsonisasi dan
lisis sel pathogen, juga sebagai clearance kompleks imun (Male et al., 2006)
berantai yang diatur sedemikian rupa, untuk menjalankan fungsi utamanya, yaitu :
immunoregulatory.
sirkulasidan lalu mengendapkannya pada limpa atau hepar (Kindt et al. et al.
2007).
9
2.4 Aktivitas komplemen
Komplemen ada dalam keadaan inaktif, untuk menjadi aktif harus ada yang
lektin. Aktivasi dari ketiga jalur dibedakan berdasarkan aktivatornya. Pada jalur
klasik, aktivasi. terjadi karena adanya ikatan antara antigen dan antibodi selanjutnya
akan berikatan dengan komplemen C1, dst. Jalur alternatif diaktifkan oleh
komponen asing, baik berupa patogenmaupun non patogen. Dan jalur Lektin
Reaksi berantai terakhir dari masing- masing ketiga jalur tersebut akan mengawali
terjadinya suatu proses pelisisan membran target atau disebut dengan Membrane-
a. Jalur Klasik
antigen pada target tertentu, seperti sel bakteri (Ag). Pembentukan ikatan Ag-Ab
memapar komponen komplemen C1, yaitu C1q (Kindt et al., 2007). Jalur Klasik
Mycoplasma, RNA virus, dan komponen lipid A dari endotoksin bakteri dapat
mengaktifkan C1q dan memicu full cascade komplemen. Molekul endogen seperti
kristal asam urat, deposit amyloid, DNA, ataupun komponen dari sel yang telah
rusak (apoptosis) juga dapat mengaktifkanC1q. C1q disintesis di retina, dan otak
10
(Johnston, 2011).
b. Jalur Alternatif
Jalur Alternatif dari sistem komplemen ini merupakan jalur pintas atau shortcut.
Dikatakan jalur Alternatif atau jalur pintas karena menghasilkan C5b produk yang
sama dari yang dihasilkan oleh jalur Klasik. Jalur ini dicetuskan oleh semua bahan-
bahan yang dianggap asing oleh host (contoh : baik bakteri gram positif maupun
gram negatif).
thioester yang tidak stabil dan dapat mengalami hidrolisis spontan menjadi C3a
yang lepas dan menyebar (sebagai anafilatoksin) dan C3b. Komplemen C3b dapat
berikatan dengan antigen permukaan asing, seperti sel bakteri atau partikel virus
atau bahkan sel host itu sendiri. Sebagian besar membran sel mamalia mengandung
konsentrasi tinggi sialic acid yang berperan dalam inaktivasi spontan ikatan C3b
pada sel host. Jika terjadi kesalahan dalam target aktivasi komplemen, dan sel
normal host yang menjadi target, tidak akan terjadi kerusakan yang berkelanjutan.
c. Jalur Lektin
Jalur Lektin dan jalur Klasik hanya berbeda pada awal, yaitu pada tahap
pengenalan dan aktivasi oleh bahan asingnya (aktivator). Pada jalur Klasik
dibutuhkan antibodi untuk mengaktifkan jalur, sedangkan pada jalur Lektin tanpa
keberadaan antibodi pun mampu teraktivasi. Lektin merupakan suatu protein yang
mengenali dan berikatan secara spesifik dengan karbohirat yaitu manosa. Beberapa
istilah lain digunakan untuk jalur Lektin ini adalah jalur Mannan – Binding Lektin
11
acetyl gucosamine yang berada di dinding sel pada kebanyakan pathogen, termasuk
yeast, bakteri, virus, dan fungi. Ikatan dengan manosa menyebabkan perubahan
bentuk MBL yang menginduksi aktivasi autokatalitik pada MASPs, enzim ini
dapat memecah C4 dan C2 untuk berlanjut ke aktivasi berikutnya seperti pada jalur
Jalur Lektin seperti jalur Alternatif, tidak tergantung antibodi untuk aktivasinya,
tetapi mekanismenya lebih mirip dengan jalur Klasik karena setelah tahap aktivasi
diaktifkan oleh ikatan manosa dan Lektin (MBL), yaitu yang berasal dari residu
genus strain Salmonella, Listeria, Neisseria, atau juga pada spesies Cryptococcus
12
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Komponen komplemen dapat mengalami defisiensi terkait kelainan genetik.
Defisiensi homozigot pada komponen jalur klasik seperti C1q, C1r, C1s, C2 dan
pada awal sistem komplemen yaitu pada pembentukan C3b, dan peran penting C3b
13
DAFTAR PUSTAKA
Immunobiology, 5th edition, The Immune System in Health and Disease, New
Edition. Chapter 4
Kindt, TJ., RA. Goldby, BA. Osbrne ang J. Kuby. 2007. Immunology.
NaturePublishing Group.
Male D., J. Bronstoff, DB. Roth, and I. Roitt. 2006. Immunology. 7 th Ed. Sullivan
, 8th ed. Ricklin D., G. Hajishengallis, K. Yang, and JD. Lambris. 2010.
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27