Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

INTERAKSI ANTARA ANTIGEN DAN ANTIBODI

KELOMPOK 1
1. Mizhul Habi
2. Ryan Azmi
3. Ira Rezki Rosita Dewi
4. Dwi Jayanti
5. Ahmad Taufik

PROGRAM STUDI S1 FARMASI EKSTENSI FAKULTAS ILMU KESEHATAN


UNIVERSITAS QAMARUL HUDA BAGU PRINGGARATA LOMBOK TENGAH

TAHUN 2021/2022

1
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami
tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah
yang lebih baik lagi.

Dalam penyusunan makalah ini, penulis juga menyampaikan terimakasih kepada pihak-
pihak yang telah membantu meyelesaikan makalah ini,

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Lombok Tengah, 12 Desember 2021

Kelompok 1

2
DAFTAR ISI

COVER .......................................................................................................................................... 1
KATA PENGANTAR ................................................................................................................... 2
DAFTAR ISI.................................................................................................................................. 3
BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................................................. 4
1. Latar Belakang ...................................................................................................................... 4
2. Rumusan Masalah ................................................................................................................. 5
3. Tujuan .................................................................................................................................... 5
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................................... 6
1. Antigen ................................................................................................................................... 6
A. Pembagian Antigen ............................................................................................................. 6
2. Antibodi .................................................................................................................................. 7
A. Jenis-jenis Antibodi ............................................................................................................ 8
B. Fungsi Antibodi ................................................................................................................ 10
C. Faktor Yang Mempengaruhi Antibodi .............................................................................. 10
3. Interaksi Antigen dengan Antibodi ................................................................................... 12
BAB III PENUTUP ..................................................................................................................... 13
1. KESIMPULAN .................................................................................................................... 13
2. SARAN ................................................................................................................................. 13
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................. 14

3
BAB 1
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Imunologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang imunitas atau kekebalan
akibat adanya rangsangan molekul asing dari luar maupun dari dalam tubuh manusia.
Manusia memiliki sistem pelacakan dan penjagaan terhadap benda asing yang dikenal
dengan sistem imun, dimana akan melindungi tubuh terhadap penyebab penyakit,
patogen seperti virus, bakteri, parasit, dan jamur.
Dalam tubuh manusia, sistem imun sangat memegang peranan penting dalam
pertahanan tubuh terhadap berbagai antigen (benda asing) dengan memberantas benda
asing tersebut agar bisa dikeluarkan dari tubuh. Dalam melangsungkan fungsi tersebut,
tubuh melibatkan berbagai jenis sel, yang satu sama lain berinteraksi dalam upaya untuk
melenyapkan benda asing tersebut.
Sistem imun dibutuhkan tubuh untuk mempertahankan keutuhannya terhadap
bahaya yang dapat ditimbulkan bahan dalam lingkungan hidup. Sistem imun dapat dibagi
menjadi sistem imun non-spesifik dan spesifik. Sistem imun non-spesifik bekerja cepat
dan siap mencegah mikroba masuk ke dalam tubuh. Sistem imun spesifik bekerja spesifik
karena respon terhadap setiap jenis mikroba berbeda dan harus mengenal dahulu jenis
mikroba yang akan ditangani. Oleh karena itu, sistem imun ini bekerja agak lama untuk
memberikan perlindungan.
Tubuh makhluk hidup memiliki suatu sistem pertahanan untuk melindungi diri
dari benda asing yang mungkin bersifat patogen. Sistem pertahanan tubuh inilah yang
disebut dengan sistem imun. Sistem imun terdiri dari semua sel, jaringan, dan organ yang
membentuk imunitas, yaitu kekebalan tubuh terhadap infeksi atau suatu penyakit. Sistem
imun memiliki beberapa fungsi pada tubuh, yaitu penangkal “benda” asing yang masuk
ke dalam tubuh, menjaga keseimbangan fungsi tubuh, sebagai pendeteksi adanya sel-sel
yang tidak normal, termutasi, atau ganas dan segera menghancurkannya.
Dalam lingkungan sekitar kita terdapat banyak substansi bermolekul kecil yang
bisa masuk ke dalam tubuh. Substansi kecil tersebut bisa menjadi antigen bila dia melekat
pada protein tubuh kita. Substansi kecil yang bisa berubah menjadi antigen tersebut
dikenal dengan istilah hapten. Substansi-substansi tersebut lolos dari barier respon non

4
spesifik eksternal maupun internal, kemudian substansi tersebut masuk dan berikatan
dengan sel limfosit B yang akan mensintesis pembentukan antibodi. Contoh hapten
diantaranya adalah toskin poison ivy, berbagai macam obat dan zat kimia lainnya yang
dapat membawa efek alergik.
Salah satu upaya tubuh untuk mempertahankan diri terhadap masuknya antigen
adalah dengan cara meniadakan antigen tersebut, secara non spesifik yaitu dengan cara
fagositosis. Dalam hal ini, tubuh memiliki sel-sel fagosit yang termasuk ke dalam 2
kelompok sel, yaitu kelompok sel agranulosit dan granulosit. Kelompok sel agranulosit
adalah monosit dan makrofag, sedangkan yang termasuk kelompok sel granulosit adalah
neutrofil, basofil, eosinofil yang tergolong ke dalam sel PMN (polymorphonuclear).
Respon imun spesifik bergantung pada adanya pemaparan benda asing dan pengenalan
selanjutnya, kemudian reaksi terhadap antigen tersebut. Sel yang memegang peran
penting dalam sistem imunspesifik adalah limfosit. Limfosit berfungsi mengatur dan
bekerja sama dengan sel-sel lain dalam sistem fagosit makrofag untuk menimbulkan
respon imunologi.
2. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan antigen dan antibodi?
2. Apa saja pembagian antigen dan antibodi?
3. Faktor apa saja yang mempengaruhi antigen terhadap antibodi?
4. Bagiaman interaksi antigen dengan antibodi?
3. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu antigen dan antibodi.
2. Untuk mengetahui pembagian antigen dan antibodi.
3. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi antigen terhadap antibodi.
4. Untuk mengetahui interaksi antigen dengan antibodi.

5
BAB II
PEMBAHASAN
1. Antigen
Antigen adalah bahan yang dapat merangsang respon imun dan dapat bereaksi
dengan antibodi. Macam-macam antigen antara lain imunogen adalah bahan yang dapat
merangsang respon imun dan hapten adalah bahan yang dapat bereaksi dengan antibodi.
Antigen ditemukan dipermukaan seluruh sel, tetapi dalam keadaan normal sistem
kekebalan seseorang tidak bereaksi terhadap selnya sendiri. Sehingga dapat dikatakan
antigen merupakan sebuah zat yang menstimulasi tanggapan imun, terutama dalam
produski antibodi. Antigen biasanya protein atau polisakarida, tetapi dapat juga berupa
molekul lainnya. Permukaan bakteri mengandung banyak protein dan polisakarida yang
berisfat antigen sehingga antigen dapat berupa virus, protein, karbohidrat, maupun racun.
A. Pembagian Antigen:
a. Secara fungsional
 Imunogen, yaitu molekul besar yang disebut sebagai molekul pembawa
 Hapten, yaitu kompleks yang terdiri atas molekul kecil
b. Pembagian antigen menurut epitop.
 Unideterminan, univalent yaitu hanya satu jenis determinan atau epitop
pada satu molekul.
 Unideterminan, multivalent yaitu hanya satu determinan tetapi dua atau
lebih determian tersebut ditemukan pada satu molekul.
 Multideterminan, univalent yaitu banyak epitop yang bermacam-macam
tetapi hanyasatu dari setiap macamnya (kebanyakan protein).
 Multideterminan, multivalent yaitu banyak macam determinan dan banyak
dari setiap macam pada satu molekul (antigen dengan berat molekul yang
tinggi dan kompleks secara kimiawi).
c. Pembagian antigen menurut spesifitasa.
 Heteroantigen, yaitu antigen yang terdapat pada jaringan dari spesies yang
berbeda.
 Xenoantigen yaitu antigen yang hanya dimiliki spesies tertentu.

6
 Alloantigen (isoantigen) yaitu antigen yang spesifik untuk individu dalam
satuspesies.
 Antigen organ spesifik, yaitu antigen yang dimilki oleh organ yang sama
dari spesies yang berbeda.
 Autoantigen, yaitu antigen yang dimiliki oleh alat tubuh sendiri.
d. Pembagian antigen menurut ketergantungan terhadap sel T
 T dependent yaitu antigen yang memerlukan pengenalan oleh sel T dan sel
B untukdapat menimbulkan respons antibodi. Sebagai contoh adalah
antigen protein.
 T independent yaitu antigen yang dapat merangsang sel B tanpa bantuan
sel T untuk membentuk antibodi. Antigen tersebut berupa molekul besar
polimerik yang dipecah di dalam badan secara perlahan-lahan, misalnya
lipopolisakarida, ficoll, dekstran,levan, dan flagelin polimerik bakteri.
e. Pembagian antigen menurut sifat kimiawi
 Hidrat arang (polisakarida)
 Lipid, biasanya tidak imunogenik tetapi menjadi imnogenik bila diikat
protein pembawa
 Asam nukleat tidak imunogenik tetapi dapat menjadi imnogenik bila diikat
proteinmolekl pembawa
 Protein, kebanyakan protein adalah imnogenik dan pada umumnya
multiderminant atau univalent.
2. Antibodi
Antibodi adalah molekul yang dihasilkan oleh sistem imunitas sebagai reaksi
terhadap antigen, berfungsi untuk menetralkan antigen. Antibodi juga dapat dikatakan
sebagai sebuah molekul protein besar berbentuk Y yang dibuat oleh sistem kekebalan
tubuh untuk mengidentifikasi dan menetralisir benda asing dan patogen seperti bakteri,
virus, jamur, parasit maupun racun.
Sistem imun merupakan sistem yang sangat komplek dengan berbagai peran
ganda dalam usaha menjaga keseimbangan tubuh. Seperti halnya sistem endokrin, sistem
imun yang bertugas mengatur keseimbangan, menggunakan komponennya yang beredar
diseluruh tubuh, supaya dapat mencapai sasaran yang jauh dari pusat. Untuk

7
melaksanakan fungsi imunitas, didalam tubuh terdapat suatu sistem yang disebut dengan
sistem limforetikuler. Sistem ini merupakan jaringan atau kumpulan sel yang letaknya
tersebar diseluruh tubuh, misalnya didalam sumsum tulang, kelenjar limfe, limfa, timus,
sistem saluran napas, saluran cerna dan beberapa organ lainnya. Jaringan ini terdiri atas
bermacam-macam sel yang dapat menunjukkan respons terhadap suatu rangsangan sesuai
dengan sifat dan fungsinya masing-masing.
Rangsangan terhadap sel-sel tersebut terjadi apabila kedalam tubuh terpapar suatu
zat yang oleh sel atau jaringan tadi dianggap asing. Konfigurasi asing ini dinamakan
antigen atau imunogen dan proses serta fenomena yang menyertainya disebut dengan
respons imun yang menghasilkan suatu zat yang disebut dengan antibodi. Jadi antigen
atau imunogen merupakan potensi dari zat-zat yang dapat menginduksi respons imun
tubuh yang dapat diamati baik secara seluler ataupun humoral. Dalam keadaan tertentu
(patologik), sistem imun tidak dapat membedakan zat asing (non-self) dari zat yang
berasal dari tubuhnya sendiri (self), sehingga sel-sel dalam sistem imun membentuk zat
anti terhadap jaringan tubuhnya sendiri. Kejadian ini disebut dengan Autoantibodi.
Bila sistem imun terpapar oleh zat yang dianggap asing, maka akan terjadi dua
jenis respons imun, yaitu respons imun non spesifik dan respons imun spesifik. Walaupun
kedua respons imun ini prosesnya berbeda, namun telah dibuktikan bahwa kedua jenis
respons imun diatas saling meningkatkan efektivitasnya. Respons imun yang terjadi
sebenarnya merupakan interaksi antara satu komponen dengan komponen lain yang
terdapat didalam sistem imun. Interaksi tersebut berlangsung bersama-sama sedemikian
rupa sehingga menghasilkan suatu aktivitas biologik yang seirama dan serasi.
A. Jenis-jenis Antibodi
a. Immunoglobulin A (Ig A)
Immunoglobulin A (Ig A) dapat ditemukan dalam sekresi eksternal.
Contoh dalam konsentrasi tinggi pada selaput lendir, terutama lapisan yang
saluran pernafasan dan saluran pencernaan, serta dalam air liur dan air mata.
Selain itu, dapat menetralisir virus dan menghalangi penempelan bakteri pada sel
epitelium. Immunoglobulin A atau IgA ditemukan pada bagian-bagian tubuh yang
dilapisi oleh selaput lendir, misalnya hidung, mata, paru-paru, dan usus. IgA juga
ditemukan didalam darah dan cairan tubuh lainnya, seperti air mata, air liur, ASI,

8
getah lambung, dansekresi usus. Antibodi ini melindungi janin dalam kandungan
dari berbagai penyakit. IgA yang terdapat dalam ASI akan melindungi sistem
pencernaan bayi terhadap mikroba karena tidak terdapat dalam tubuh bayi yang
baru lahir.
b. Immunoglobulin D (Ig D)
Immunoglobulin D (Ig D) ditemukan melekat pada permukaan luar sel
limfosit B yang berfungsi sebagai reseptor antigen sel limfosit B dan penting bagi
aktivitas sel limfosit B tersebut. Immunoglobulin D atau IgD juga terdapat dalam
darah, getah bening, dan pada permukaan sel-sel B, tetapi dalam jumlah yang
sangat sedikit.
c. Immunoglobulin E (IgE)
Immunoglobulin E yang bertanggung jawab terhadap reaksi
hipersensifitas, diantaranya reaksi atopik dan anafilaktik. Biasanya ditemukan
dalam jumlah tinggi pada pasien akibat hipersensitifitas, misalnya: asma,
bronkial, rinitis, eksem dll. IgE terikat kuat pada mast cell dan setelah bereaksi
dengan antigen akan memacu mast cell untuk mengeluarkan histamine dan
heparin.
d. Immunoglobulin G ( Ig G )
Immunoglobulin G merupakan antibodi dominan yang berlokasi di serum
cairan interstisium. IgG ini paling banyak terdapat dalam darah, lalu satu-satunya
yang dapat menembus plasenta.
e. Immunoglobulin M ( IgM )
Imunoglubin M adalah antibodi pertama yang bersirkulasi sebagai respons
terhadap pemaparan awal ke suatu antigen dan antibodi berukuran paling besar
merupakan immunoglobulin yang diproduksi pada awal respon imunitas primer.
Antibodi ini terdapat pada darah, getah bening, dan pada permukaan sel-sel B.
Pada saat antigen masuk ke dalam tubuh, Immunoglobulin M (IgM) merupakan
antibodi pertama yangdihasilkan tubuh untuk melawan antigen tersebut. IgM
terbentuk segera setelah terjadi infeksi dan menetap selama 1-3 bulan, kemudian
menghilang.

9
B. Fungsi Antibodi
a. Untuk mengingatkan diri kepada sel-sel musuh yakni antigen
b. Membusukkan struktur biologi antigen tersebut lalu menghancurkannya
c. Sebagai penjaga keseimbangan tubuh

C. Faktor Yang Mempengaruhi Antibodi


a. Faktor Metabolik
Beberapa hormon dapat mempengaruhi respons imun tubuh, misalnya
pada keadaan hipoadrenal dan hipotiroidisme akan mengakibatkan
menurunnya daya tahan terhadap infeksi. Demikian juga pada orang-orang
yang mendapat pengobatan dengan sediaan steroid sangat mudah mendapat
infeksi bakteri maupun virus. Steroid akan menghambat fagositosis, produksi
antibodi dan menghambat proses radang.
b. Faktor lingkungan
Kenaikan angka infeksi tersebut, mungkin disebabkan oleh keadaan
ligkungan yang lebih kumuh karena lebih banyak menghadapi bibit penyakit
atau hilangnya daya tahan tubuh yang disebabkan oleh jeleknya keadaan gizi.
c. Faktor Gizi
Keadaan gizi seseorang sangat berpengaruh terhadap status imun
seseorang. Tubuh membutuhkan enam komponen dasar bahan makanan yang
dimanfaatkan untuk pertumbuhan dan pemeliharaan kesehatan tubuh. Keenam
komponen tersebut yaitu: protein, karbohidrat, lemak, vitamin, mineral dan
air. Gizi yang cukup dan sesuai berperan sangat penting untuk menjaga sistem
imun bekerja dengan normal.
d. Faktor Anatomi
Garis pertahanan pertama dalam menghadapi invasi mikroba biasanya
terdapat pada kulit dan selaput lender yang melapisi bagian permukaan dalam
tubuh. Struktur jaringan tersebut, bertindak sebagai imunitas alamiah dengan
menyediakan suatu rintangan fisik yang efektif. Dalam hal ini kulit lebih
efektif dari pada selaput lendir. Adanya kerusakan pada permukaan kulit, atau
pada selaput lender, akan lebih memudahkan timbulnya suatu penyakit.

10
e. Faktor Fisiologis
Getah lambung pada umumnya menyebabkan suatu lingkungan yang
kurang menguntungkan untuk sebagian besar bakteri patogen. Demikian pula
dengan air kemih yang normal akan membilas saluran kemih sehingga
menurunkan kemungkinan infeksi oleh bakteri. Pada kulit juga dihasilkan
zatzat yang bersifat bakterisida. Didalam darah terdapat sejumlah zat protektif
yang bereaksi secara non spesifik.
f. Faktor Umur
Berhubung dengan perkembangan sistem imun sudah dimulai semasa
dalam kandungan, maka efektifitasnya juga diawali dari keadaan yang lemah
dan meningkat sesuai dengan bertambahnya umur. Walaupun demikian tidak
berarti bahwa pada umur lanjut, sistem imun akan bekerja secara maksimal.
Malah sebaliknya fungsi sistem imun pada usia lanjut akan mulai menurun
dibandingkan dengan orang yang lebih muda, walaupun tidak mengalami
gangguan pada sistem imunnya. Pada usia lanjut juga resiko akan timbulnya
berbagai kelainan yang melibatkan sistem imun akan bertambah, misalnya
resiko menderita penyakit autoimun, penyakit keganasan, sehingga akan
mempermudah terinfeksi oleh suatu penyakit.
g. Faktor Mikroba
Berkembangnya koloni mikroba yang tidak patogen pada permukaan
tubuh, baik diluar maupun didalam tubuh, akan mempengaruhi sistem imun.
Misalnya dibutuhkan untuk membantu produksi natural antibodi. Flora normal
yang tumbuh pada tubuh dapat pula membantu menghambat pertumbuhan
kuman patogen. Pengobatan dengan antibiotika tanpa prosedur yang benar,
dapat mematikan pertumbuhan flora normal, dan sebaliknya dapat
menyuburkan pertumbuhan bakteri patogen.

11
3. Interaksi Antigen dengan Antibodi
Terdapat berbagai kategori interaksi antigen-antibodi, kategori tersebut antara lain:
A. Primer
Interaksi tingkat primer adalah saat kejadian awal terikatnya antigen dengan
antibodi pada situs identik yang kecil, bernama epitop.
B. Sekunder
Interaksi tingkat sekunder terdiri atas bebrbagai jenis interaksi, diantaranya:
a. Netralisasi
Adalah jika antibodi secara fisik dapat menghalangi sebagian antigen
menimbulkan efek yang merugikan. Contohnya adalah dengan mengikat
toksin bakteri, antibodi mencegah zat kimia ini berinteraksi dengan sel yang
rentan.
b. Aglutinasi
Adalah jika sel-sel asing yang masuk, misalnya bakteri atau transfusi darah
yang tidak cocok berikatan bersama-sama membentuk gumpalan.
c. Presipitasi
Adalah jika komplek antigen-antibodi yang terbentuk berukuran terlalu besar,
sehingga tidak dapat bertahan untuk terus berada di larutan dan akhirnya
mengendap.
d. Fagositosis
Adalah jika bagian ekor antibodi yang berikatan dengan antigen mampu
mengikat reseptor fagosit (sel penghancur) sehingga memudahkan fagositosis
korban yang mengandung antigen tersebut.
e. Sitotoksis
Adalah saat pengikatan antibodi ke antigen juga menginduksi serangan sel
pembawa antigen oleh killer cell (sel K). Sel K serupa dengan natural killer
cell kecuali bahwa sel K mensyaratkan sel sasaran dilapisi oleh antibodi
sebelum dapat dihancurkan melalui proses lisis membran plasmanya.
C. Tersier
Interaksi tingkat tersier adalah munculnya tanda-tanda biologik dari interaksi
antigen-antibodi yang dapat berguna atau merusak penderitanya.

12
BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan
Antigen adalah bahan yang dapat merangsang respon imun dan dapat bereaksi
dengan antibodi. Sehingga dapat dikatakan antigen merupakan sebuah zat yang
menstimulasi tanggapan imun, terutama dalam produski antibodi. Antigen biasanya
protein atau polisakarida, tetapi dapat juga berupa molekul lainnya. Permukaan bakteri
mengandung banyak protein dan polisakarida yang berisfat antigen sehingga antigen
dapat berupa virus, protein, karbohidrat, maupun racun.
Antibodi adalah molekul yang dihasilkan oleh sistem imunitas sebagai reaksi
terhadap antigen, berfungsi untuk menetralkan antigen. Antibodi juga dapat dikatakan
sebagai sebuah molekul protein besar berbentuk Y yang dibuat oleh sistem kekebalan
tubuh untuk mengidentifikasi dan menetralisir benda asing dan patogen seperti bakteri,
virus, jamur, parasit maupun racun. Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi
antibodi seseorang diantaranya adalah faktor metabolik, faktor lingkungan, faktor gizi,
faktor anatomi, faktor fisiologi, faktor umur serta faktor mikroba.
Interaksi antigen dengan antibodi mempunyai kategori seperti interkasi primer,
sekunder dan tersier.
2. Saran
Antigen merupakan benda asing yang dapat menstimulus sistem imun atau
antibodi kita sendiri, oleh karena itu untuk dapat melawan antigen maka harus diperlukan
antibodi yang baik dan normal yang dapat diperoleh dengan cara menjaga lingkungan,
asupan gizi, dan pola hidup yang sehat sehingga antigen akan mampu bekerja dengan
baik normal.

13
DAFTAR PUSTAKA

Abbas, A.K. and Lichtman, A.H. 2007. Cellular and Molecular Immunology. 6th ed. WB
Saunders Company Saunders, Philadelphia.

Baratawidjaja, K.G., Rengganis I. 2006. Imunologi Dasar Edisi 7. Jakarta: Balai Penerbit
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Baratawidjaja, K.G., Rengganis I. 2010. Imunologi Dasar edisi. 9. Jakarta: Balai Penerbit
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Handayani N, Wahyuono S, Hertriani T, Murwanti R. Uji Aktivitas Fagositosis Makrofag


Ekstrak Etanol Daun Suji (Dracaena angustifolia (Medik.)Roxb. ) secara In Vitro. Pharm Med J.
2018;1(1):26–32.

Kresno. 1991. Imunologi Diagnosis dan Prosedur Laboratorium.

Tizard. 2004. Veterinary Immunology. An Introduction. 6th ed. WB Saundres Company.


Philadelpia.

14

Anda mungkin juga menyukai