PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kondisi system kekebalan tubuh menentukan kualitas hidup. Dalam tubuh yang
sehat terdapat system kekebalan tubuh yang kuat sehingga daya tahan tubuh terhadap
penyakit juga prima. Pada bayi yang baru lahir, pembentukan system kekebalan tubuhnya
belum sempurna danmemerlukan ASI yang membawa system kekebalan tubuh sang
ibuuntuk membantu daya tahan tubuh bayi. Semakin dewasaa, system kekebalan tubuh
terbentuk sempurna. Namun, pada orang lanjut usia, system kekebalan tubuhnya secara
alami menurun. Itulah sebabnya timbul penyakit degenaratif atau penyakkit penuaan.
Pola hidup modern menuntut segala sesuatu dilakukan serba cepat dan instan. Hal
ini berdampak juga pada pola makan. Sarapan di dalam kendaraan, makan siang serba
tergesa, dan malam karena kelelahan tida ada nafsu makan. Belum lagi kualitas makanan
yang dikonsumsi, polusi udara, kurang berolahraga, dan stress. Apabila terus berlanjut,
daya tahan tubuh akan menurun, lesu, cepat lelah, dan mudah terserang penyakit. Karena
itu banyak orang masih muda mengidap penyakit degenerative.
PEMBAHASAN
System kekebalan atau system imun adalah system perlindungan pengaruh luar
biologis yang dilakukan oleh sel dan organ khususpada suatu organisme. Jika system
kekebalan bekerja dengan benar, system ini akan melindungi tubuh terhadap infeksi
bakteri dan virus, serta menghancurkkan sel kkanker dan zatasing lain dalam tubuh. Jika
system kekkebalan tubuh melemah, kemampuannya melindungi tubuh juga berkurang,
sehingga menyebabkan pathogen, trmasuk virus yang menyebabkan demam dan flu,
dapat berkembang dalam tubuh. System kekebalan juga memberikan pengawasan
terhadap sel tumor, dan terhambatnya system ini juga telaah dilaporkan meningkatkan
resiko terkena beberapa jenis kanker.
Pertahanan tubuh, yaitu menangkal bahan berbahaya agar tubuh tidak sakit, dan jika sel-
sel imun yang bertugas untuk pertahanan ini mendapatan gangguan atau tidak bekerja
dengan bai, makka seseorang akan mudah terkena penyakit.fungsi
Keseimbangan atau homeostatic artinya menjaga keseimbangan dari komponen tubuh.
Perondaan, sebagian dari sel-sel imun memiliki kemampuan untuk mmemantau ke
seluruh bagian tubuh. Jika ada sel-sel tubuh yang mengalami mutasi maka sel peronda
tersebut akan membinasakannya.
Macam Macam Sistem Kekebalan Tubuh
Sistem kekebalan tubuh manusia dibagi 2, yaitu kekebalan tubuh tidak spesifik dan
kekebalan tubuh spesifik.
1. Sistem kekebalan tubuh non spesifik
Proses pertahanan tubuh non spesifik tahap pertama
Proses pertahanan tahap pertama ini bisa juga diebut kekebalan tubuh alami.
Tubuh memberikan perlawanan atau penghalang bagi masuknya patogen/antigen. Kulit
menjadi penghalan bagi masuknya patogen karena lapisan luar kulit mengandung keratin
dan sedikit air sehingga pertumbuhan mikroorganisme terhambat. Air mata memberikan
perlawanan terhadap senyawa asing dengan cara mencuci dan melarutkan
mikroorganisme tersebut. Minyak yang dihasilkan oleh Glandula Sebaceae mempunyai
aksi antimikrobial. Mukus atau lendir digunakan untuk memerangkap patogen yang
masuk ke dalam hidung atau bronkus dan akan dikeluarkjan oleh paru-paru. Rambut
hidung juga memiliki pengaruh karenan bertugas menyaring udara dari partikel-partikel
berbahaya. Semua zat cair yang dihasilkan oleh tubuh (air mata, mukus, saliva)
mengandung enzimm yang disebut lisozim. Lisozim adalah enzim yang dapat meng-
hidrolisis membran dinding sel bakteri atau patogen lainnya sehingga sel kemudian pecah
dan mati. Bila patogen berhasil melewati pertahan tahap pertama, maka pertahanan kedua
akan aktif.
Proses pertahanan tubuh non spesifik tahap ke dua
Inflamasi merupakan salah satu proses pertahanan non spesifik, dimana jika ada
patogen atau antigen yang masuk ke dalam tubuh dan menyerang suatu sel, maka sel
yang rusak itu akan melepaskan signal kimiawi yaitu histamin. Signal kimiawi
berdampak pada dilatasi(pelebaran) pembuluh darah dan akhirnya pecah. Sel darah putih
jenis neutrofil,acidofil dan monosit keluar dari pembuluh darah akibat gerak yang dipicu
oleh senyawa kimia(kemokinesis dan kemotaksis). Karena sifatnya fagosit,sel-sel darah
putih ini akan langsung memakan sel-sel asing tersebut. Peristiwa ini disebut fagositosis
karena memakan benda padat, jika yang dimakan adalah benda cair, maka disebut
pinositosis. Makrofag atau monosit bekerja membunuh patogen dengan cara
menyelubungi patogen tersebut dengan pseudopodianya dan membunuh patogen dengan
bantuan lisosom. Pembunuh dengan bantuan lisosom bisa melalui 2 cara yaitu lisosom
menghasilkan senyawa racun bagi si patogen atau lisosom menghasilkan enzim lisosomal
yang mencerna bagian tubuh mikroba. Pada bagian tubuh tertentu terdapat makrofag
yang tidak berpindah-pindah ke bagian tubuh lain, antara lain : paru-paru(alveolar
macrophage), hati(sel-sel Kupffer), ginjal(sel-sel mesangial), otak(sel–sel microgial),
jaringan penghubung(histiocyte) dan pada nodus dan spleen. Acidofil/Eosinofil berperan
dalam menghadapi parasit-parasit besar. Sel ini akan menempatkan diri pada dinding luar
parasit dan melepaskan enzim penghancur dari granul-granul sitoplasma yang dimiliki.
Selain leukosit, protein antimikroba juga berperan dalam menghancurkan patogen.
Protein antimikroba yang paling penting dalam darah dan jaringan adalah protein dari
sistem komplemen yang berperan penting dalam proses pertahan non spesifik dan
spesifik serta interferon. Interferon dihasilkan oleh sel-sel yang terinfeksi oleh virus yang
berfungsi menghambat produksi virus pada sel-sel tetangga. Bila patogen berhasil
melewati seluruh pertahanan non spesifik, maka patogen tersebut akan segera berhadapan
dengan pertahanan spesifik yang diperantarai oleh limfosit.
2. Sistem kekebalan tubuh spesifik
Pertahanan spesifik: imunitas diperantarai antibodi untuk respon imun yang
diperantarai antibodi, limfosit B berperan dalam proses ini, dimana limfosit B akan
melalui 2 proses yaitu respon imun primer dan respon imun sekunder.Jika sel limfosit B
bertemu dengan antigen dan cocok, maka limfosit B membelah secara mitosis dan
menghasilkan beberapa sel limfosit B. Semua Limfosit b segera melepaskan antibodi
yang mereka punya dan merangsang sel Mast untuk menghancurkan antigen atau sel
yang sudah terserang antigen untuk mengeluarkan histamin. 1 sel limfosit B dibiarkan
tetap hidup untuk menyimpan antibodi yang sama sebelum penyerang terjadi. Limfosit B
yang tersisa ini disebut limfosit B memori. Inilah proses respon imun primer. Jika suatu
saat, antigen yang sama menyerang kembali, Limfosit B dengan cepat menghasilkan
lebih banyak sel Limfosit B daripada sebelumnya. Semuanya melepaskan antibodi dan
merangsang sel Mast mengeluarkan histamin untuk membunuh antigen tersebut.
Kemudian, 1 limfosit B dibiarkan hidup untuk menyimpan antibodi yang ada dari
sebelumnya. Hal ini menyebabkan kenapa respon imun sekunder jauh lebih cepat
daripada respon imun primer.
Suatu saat, jika suatu individu lama tidak terkena antigen yang sama dengan yang
menyerang sebelumnya, maka bisa saja ia akan sakit yang disebabkan oleh antigen yang
sama karena limfosit B yang mengingat antigen tersebut sudah mati. Limfosit B memori
biasanya berumur panjang dan tidak memproduksi antibodi kecuali dikenai antigen
spesifik. Jika tidak ada antigen yang sama yang menyerang dalam waktu yang sangat
lama, maka Limfosit b bisa saja mati, dan individu yang seharusnya bisa resisten
terhadap antigen tersebut bisa sakit lagi jika antogen itu menyerang, maka seluruh proses
respon imun harus diulang dari awal.
Pertahanan Spesifik Imunitas Diperantarai Sel
Untuk respon imun yang diperantarai sel, Limfosit yang berperan penting adalah
limfosit T. Jika suatu saat ada patogen yang berhasil masuk dalam tubuh kemudian
dimakan oleh suatu sel yang tidak bersalah(biasanya neutrofil), maka patogen itu dicerna
dan materialnya ditempel pada permukaan sel yang tidak bersalah tersebut. Materi yang
tertempel itu disebut antigen. Respon imun akan dimulai jika kebetulan sel tidak bersalah
ini bertemu dengan limfosit T yang sedang berpatroli, yaitu sel tadi mengeluarkan
interleukin 1 sehingga limfosit T terangsang untuk mencocokkan antibodi dengan
antigennya. Permukaan Limfosit T memiliki antibodi yang hanya cocok pada salah satu
antigen saja. Jadi, jika antibodi dan antigennya cocok, Limfosit T ini, yang disebut
Limfosit T pembantu mengetahui bahwa sel ini sudah terkena antigen dan mempunyai 2
pilihan untuk menghancurkan sel tersebut dengan patogennya. Pertama, Limfosit T
pembantu akan lepas dari sel yang diserang dan menghasilkan senyawa baru disebut
interleukin 2, yang berfungsi untuk mengaktifkan dan memanggil Limfosit T Sitotoksik.
Kemudian, Limfosit T Sitotoksik akan menghasilkan racun yang akan membunuh sel
yang terkena penyakit tersebut. Kedua, Limfosit T pembantu bisa saja mengeluarkan
senyawa bernama perforin untuk membocorkan sel tersebut sehingga isinya keluar dan
mati.
Sistem imun mempunyai hubungan rapat dengan cara hidup kita. Berikut adalah
faktor-faktor yang merendahkan sistem keimunan kita:
1) Cara hidup yang tidak sehat
2) Kekurangan zat makanan
3) Pencemaran udara atau alam sekitar
4) Keletihan
5) Tekanan dan kerisauan
6) Kurang bersenaman
7) Penggunaan antibiotik yang berlebihan
Apabila sistem imun kita menurun, maka lebih mudah untuk kita mendapat
jangkitan. Orang yang mempunyai sistem imun yang rendah mudah berasa letih, tidak
bersemangat, sentiasa selesema, jangkitan usus (makanan yang tidak sesuai akan
menyebabkan muntah dan mual), luka sukar untuk sembuh, alergi dan sebagainya. Selain
itu, sistem imun yang tidak teratur juga boleh menyebabkan kecederaan pada sel.
Antibodi - Imunologlobulin
Antibodi didefinisikan sebagai suatu zat cair ( ᵞ- globulin) yang dibuat sebagai
respon terhhadap rangsangan antigen. Ia bekerja sebagai zat perlindungan terhadap
organisme tertentu. Antibodi ditentukan di dalam serum, getah bening dan cairan tubuh
lainya. Serum yang mengandung kadar antibodi tinggi sesudah infeksi atau imunisasi
disebut serum imun.
Sifat-sifat antibodi
Struktur Imuoglobulin
Imunoglobulin adalah glikoprotein,tiap molekulnya mempunyai dua pasang rantai
polipeptida yang ukurannya berbeda terikat oleh ikatan disulfide (S-S). Rantai pendek
disebut rantai ringan (light = L) dan rantai panjang disebut rantai berat (heavy = H). Berat
molekul rantai L ialah 25.000 sedangkan rantai H 50.000. Rantai L menempel pada rantai
H oleh ikatan disulfide. Kedua rantai H diikat oleh 1-5 ikatan S-S tergantung jenis kelas
immunoglobulin tersebut. Secara structural dan antigenic rantai H berbeda untuk tiap-tiap
kelas.
Kelas-kelas immunoglobulin
Struktur Imunoglobulin
Struktur dasar imunoglobulin terdiri atas 2 macam rantai polipeptida yang
tersusun dari rangkaian asam amino yang dikenal sebagai rantai H (rantai berat) dengan
berat molekul 55.000 rantai L (rantai ringan) dengan berat molekul 22.000. Tiap rantai
dasar imunoglobulin (satu unit) terdiri dari 2 rantai H dan 2 rantai L. Kedua rantai ini
diikat oleh suatu ikatan disulfida sedemikian rupa sehingga membentuk struktur yang
simetris. Yang menarik dari susunan imunoglobulin ini adalah penyusunan daerah
simetris rangkaian asam amino yang dikenal sebagai daerah domain, yaitu bagian dari
rantai H atau rantai L, yang terdiri dari hampir 110 asam amino yang diapit oleh ikatan
disulfid interchain, sedangkan ikatan antara 2 rantai dihubungkan oleh ikatan disulfid
interchain. Rantai L mempunyai 2 tipe yaitu kappa dan lambda, sedangkan rantai H
terdiri dari 5 kelas, yaitu rantai G (γ), rantai A (α), rantai M (μ), rantai E (ε) dan rantai D
(δ). Setiap rantai mempunyai jumlah domain berbeda. Rantai pendek L mempunyai 2
domain; sedang rantai G, A dan D masing-masing 4 domain, dan rantai M dan E masing-
masing 5 domain.
Rantai dasar imunoglobulin dapat dipecah menjadi beberapa fragmen. Enzim
papain memecah rantai dasar menjadi 3 bagian, yaitu 2 fragmen yang terdiri dari bagian
H dan rantai L. Fragmen ini mempunyai susunan asam amino yang bervariasi sesuai
dengan variabilitas antigen. Fab memiliki satu tempat tempat pengikatan antigen (antigen
binding site) yang menentukan spesifisitas imunoglobulin. Fragmen lain disebut Fc yang
hanya mengandung bagian rantai H saja dan mempunyai susunan asam amino yang tetap.
Fragmen Fc tidak dapat mengikat antigen tetapi memiliki sifat antigenik dan menentukan
aktivitas imunoglobulin yang bersangkutan, misalnya kemampuan fiksasi dengan
komplemen, terikat pada permukaan sel makrofag, dan yang menempel pada sel mast dan
basofil mengakibatkan degranulasi sel mast dan basofil, dan kemampuan menembus
plasenta.
Enzim pepsin memecah unit dasar imunoglobulin tersebut pada gugusan karboksil
terminal sampai bagian sebelum ikatan disulfida (interchain) dengan akibat kehilangan
sebagian besar susunan asam amino yang menentukan sifat antigenik determinan, namun
demikian masih tetap mempunyai sifat antigenik. Fragmen Fab yang tersisa menjadi satu
rangkaian fragmen yang dikenal sebagai F(ab2) yang mempunyai 2 tempat pengikatan
antigen
Variabilitas Antibody
Immunoglobulin merupakan kumpulan protein yang sangat heterogen.
Heterogenitas ini disebabkan oleh susunan asam amino yang berbeda satu dengan yang
lain, yang akan mengakibatkan perbedaan struktur molekul. Hal ini selanjutnya
menimbulkan variabilitas dalam determinan antigenik Ig.
Keragaman antibodi tergantung pada :
Ø Segmen gen V, D dan J multiple.
Ø Hubungan kombinasi misalnya hubungan tiap segmen V, tiap segmen D dan Segmen
J
Ø Kombinasi acak rantai L dan H yang berbeda Mutasi somatic
Ø Keragaman junctional yang dihasilkan oleh penggabungan yang tepat selama
penyusunan kembali dan mengakibatkan perubahan atau penghilangan asam amino
dalam regio hipervariabel
Ø Keragaman intersional, yaitu enzim deoksinukleotidil transferase ujung menyisipkan
kelompok kecil nukleotida pada persilangan ( junctional ) V – D dan D – J ( keragaman
regio N ).
3. Variasi Idotip
Adalah determinant Antigen yang diasosiasikan dengan reseptor binding site. Beberapa
penelitian menunjukkan bahwa antibodi terhadap antigen yang sama dan diproduksi oleh
individu yang berbeda secara genetik, dapat memiliki idiotip yang sama. Idiotip inilah
yang membedakan satu molekul imunoglobulin dengan molekul imunoglobulin yang lain
dalam alotip yang sama. Variasi idiotip adalah karakterisitik bagi setiap molekul antibodi.
Klasifikasi imunoglobulin
Ø Ada lima kelas Imunoglobulin manusia yaitu: IgG, IgM, IgA, IgE dan IgD.
Ø Perbedaan antara kelas tersebut bergantung pada perbedaan diantara rantai beratnya.
Perbedaan ini disebut: Isotip.
Ø Rantai berat IgG ditandai dengan rantai gama IgM disebut rantai M4, IgA rantai Alfa,
IgE rantai Epsilon, dan IgD rantai Delta.
Ø Struktur dasar immunoglobulin terdiri dari 12 gugusan yang masing-masing dibentuk
dari kira-kira 110 asam amino. Tiap rantai berat dibentuk oleh 4 (empat) gugusan serupa
itu dan tiap rantai ringan dibentuk oleh 2 (dua) gugusan tersebut.
Ø Kemampuan suatu molekul antibodi untuk bergabung dengan antigen tergantung pada
suatu tempat yang disebut: tempat pengikatan antigen (Fab). Di sini suatu sekuens asam
amino tertentu membentuk konfigurasi yang merupakan pasangan dari konfigurasi
antigen.
Ø Sekuens ini berbeda pada masing-masing antibodi dengan spesifitas. Sendiri-sendiri
dan ditentukan oleh gen-gen variabel. Gugusan variabel pada rantai ringan dan berat
disebut VL dan VH. Tiap-tiap daerah ini mengandung bagian-bagian yang mempunyai
asam amino yang lebih bervariasi daripada yang lain. Daerah ini disebut daerah hiper
variabel dan merupakan tempat pengikatan antigen.
Ø Bagian lain dari molekul antibodi tersebut mengandung sekuens satu sama lain.
Daerah-daerah tetap ini pada tiap-tiap molekul dari kelas antibodi mana pun, baik pada
rantai ringan maupun berat, Cl maupun CH. Gugusan tetap ini menentukan aktivitas
biologik tertentu dari molekul tersebut
Antibodi Monoklonal
Adalah antibodi yang spesifik terhadap satu macam epitop. Dalam pembuatan
antibodi monoclonal dapat dilakukan dengan cara in vitro dan in vivo. Secara in vitro
antibodi monoclonal diproduksi dengan cara hibridisasi sel myeloma dan sel limfa,
kemudian di biakan pada mikroplate 9b well dan diinkubasi pada incubator 37 ºC
mengandung CO2 5%, sedangkan secara in vivo setelah hibridisasi dinokulasikan pada
ruang peritioned pada mencit, kemudian cairan asites diisolasikan dan dimurnikan
sebagai antibodi monoclonal Tahap pembuatan antibodi monoclonal
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Imunoglobilin merupakan sekumpulan glikoprotein yang terdapat didalam serum
atau zat cair yang terdapat pada tubuh setiap mamalia yang mempunyai struktur dasar
sama terdiri dari82%-96% polipeptida dan 4-8% karbohidrat.
Adapun klasifikasi immunoglobulin dibagi menjadi dua sub kelas yakni :
Immunoglobulin sebagai rantai panjang dan immunoglobulin sebagai rantai pendek.
Imunoglobulin sebagai rantai panjang dibagi menjadi:
Immunoglobulin A
Immunoglobulin E
Immunoglobulin M
Immunogloblulin D
Immunoglobulin G
Sedangkan sebagai rantai pendeknya antara lain:
Antibodi imun
AntibodiPoliklonal
Antibodi Monoklonal
Antibodi Alamiah
Keimunan badan kita mempunyai hubungan rapat dengan cara hidup dan
pemakanan kita. Jika badan dibekalkan dengan nutrien yang mencukupi dan sesuai,
sistem imun kita dapat diperkuatkan. Produk berkualiti seperti Phyto Greens, Jus Aloe
Vera, Royal Spora Lingzhi dan Teh Hijau dapat meningkatkan daya ketahanan badan
kita. Kita dikelilingi oleh virus dan bakteri, oleh itu, adalah amat penting untuk
memastikan sistem imun kita berfungsi dengan baik supaya dapat mempertahankan
badan dan melawan dari berbagai penyakit.
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_kekebalan
.