PRAKTIKUM IV
PEROBAAN ABON TELUR
OLEH :
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2021
61
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Telur merupakan salah satu sumber protein hewani yang dibutuhkan oleh
tubuh, dan mengandung asam amino esensial yang lengkap. Telur merupakan
bahan makanan yang sangat akrab dengan kehidupan kita sehari-hari. Telur
asam amino paling lengkap dibandingkan bahan makanan lain seperti ikan,
daging, ayam, tahu, tempe, dan lain-lain. Telur mempunyai cita rasa yang enak
sehingga digemari oleh banyak orang. Protein telur merupakan salah satu dari
protein yang berkualitas terbaik, dan dianggap mempunyai nilai biologi yang
tinggi dan dapat dipilah menjadi protein putih telur dan protein kuning telur.
Namun dengan kandungan protein yang tinggi telur mudah rusak dan akan
simpan serta mutu dari suatu bahan pangan. Menggunakan proses pengolahan
yang baik tentunya akan menghasilkan produk yang baik pula. Namun, dari
sekian banyak jenis pengolahan, perlu diketahui pengolahan yang paling tepat
sehingga nutrisi yang terdapat pada bahan tersebut tetap dapat dipertahankan.
Pengolahan dapat dilakukan pada semua produk hasil ternak salah satunya abon
telur.
62
Abon merupakan salah satu produk olahan yang sudah dikenal banyak
bumbu. Produk yang dihasilkan mempunyai tekstur, aroma, dan rasa yang khas.
Selain itu, proses pembuatan abon yaitu proses pengurangan kadar air dalam
mengenai Percobaan Abon Telur yaitu untuk megetahui cara pengolahan telur
menjadi abon dan meghasilkan produk abon yang berkualitas sehingga baik
dikonsumsi.
mengenai Percobaan Abon Telur yaitu agar mahasiswa dapat mengetahui cara
pembuatan abon telur dengan cara yang benar dan higenis sehingga menghasilkan
produk abon yang dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif pengolahan bahan
pangan.
63
TINJAUAN PUSTAKA
Telur merupakan salah satu produk hewani yang berasal dari ternak
unggas dan telah dikenal sebagai bahan pangan sumber protein yang bermutu
kandungan gizi telur yang tinggi, harganya relatif murah bila dibandingkan
kualitas yang disebabkan oleh kerusakan secara fisik, serta penguapan air,
karbondioksida, amonia, nitrogen, dan hidrogen sulfida dari dalam telur. Lama
senyawa bioaktif, dan komposisi serta jumlah bersihnya dapat dipengaruhi oleh
strain, usia, pola makan ayam, dan kondisi lingkungan. Rasio nutrisi dengan
kepadatan energi satu telur yang sangat tinggi dengan banyak nutrisi penting
Kualitas telur adalah sesuatu yang dinilai, dilihat dan diamati pada telur
untuk perbandingan baik atau tidaknya telur sehingga dapat dipergunakan untuk
kebutuhan konsumen. Kualitas eksternal dilihat pada kebersihan kulit, tekstur dan
bentuk telur, sedangkan kualitas internal dapat dilihat pada putih bentuk kuning
telur dan kekuatan kuning telur. Penurunan pada kualitas interior dapat diketahui
64
dengan menimbang bobot telur atau meneropong ruang udara (air cell) dan dapat
juga dengan memecahkan telur untuk diperiksa kondisi kuning telur dan putih
telur (HU). Semakin tua umur telur, maka diameter putih telur akan melebar
sehingga indeks putih telur semakin kecil. Pertukaran gas antara udara luar
dengan isi telur dengan melalui pori-pori kerabang telur dan penguapan air akibat
Abon termasuk salah satu makanan yang tahan lama yang memiliki
protein tinggi dan memiliki kadar kolesterol yang rendah, yang sudah dikenal
oleh masyarakat luas. Abon biasanya diolah dari daging sapi akan tetapi, daging
ikan juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan abon. Abon
termasuk salah satu makanan yang tahan lama yang memiliki protein tinggi dan
memiliki kadar kolesterol yang rendah, yang sudah dikenal oleh masyarakat luas.
Abon biasanya diolah dari daging sapi akan tetapi selain daging sapi, daging ikan
juga dapat di manfaatkan sebagai bahan baku pembuatan abon. Seperti halnya
produk abon yang terbuat dari daging sapi, abon ikan juga cocok dikonsumsi
sebagai lauk atau pelengkap makan ketan dan lainnya (Musyaddad, 2019).
Abon telur merupakan produk olahan lain dari telur, dimana melalui
proses pengocokan telur (pencampuran kuning dan putih), lalu diaduk melalui
digunakan dalam pembuatan abon, diaduk sampai merata, Campuan bumbu dan
65
(spinner) untuk mengeluarkan minyak sehingga abon menjadi lebih kering. Abon
telur yang dibuat dengan komposisi bumbu dan lama penggorengan yang tepat
akan memberikan warna dan rasa yang tidak berbeda jauh dengan abon daging
Salah satu bentuk olahan produk makanan yang bisa dibuat dari ikan-ikan
tersebut adalah abon. Abon adalah makanan yang dibuat dari daging yang di
digoreng. Daging yang umum digunakan untuk pembuatan abon adalah daging
sapi atau kerbau. Semua jenis daging termasuk daging ikan dapat digunakan
untuk pembuatan abon. Kadar air merupakan komponen penting dalam bahan
pangan, karena dapat mempengaruhi kesegaran, tekstur serta cita rasa pangan.
Pada produk pangan yang kering seperti dendeng, kerupuk, dan abon. Kadar air
yang tinggi dapat dapat menyebabkan produk lebih mudah mengalami kerusakan,
Pengeringan
suatu material yang dikeringkan. Pada proses pengeringan perlu adanya fluida
udara kering yang mampu menyerap air di dalam material tersebut. Upaya yang
66
menggunakan alat pengering yang dirancang khusus. Keunggulan pengeringan
matahari, dan laju pengeringan lambat. Pada pengeringan vakum (vaccum dryer)
sebagai alat pengering bahan pangan seperti cabai (Reringga dkk., 2019).
tahan produk dan tekstur yang akan dihasilkan. Spinner mengeringkan hampir
seluruh kadar minyak yang ada pada abon basah untuk menghasilkan abon kering
yang siap dikemas dan dipasarkan. Abon yang dikeringkan menggunakan spinner
didinginkan terlebih dahulu agar abon yang berada dalam kemasan tidak
kurang lebih tiga bulan apabila disimpan dalam ruangan yang terlindungi dari
67
penyimpanan atau pengangkutan makanan untuk menghasilkan
sulfur inilah yang memberikan bau khas dan berbagai efek obat
dibuat dari nira palma termasuk kelapa dan aren. Gula merah
68
sering digunakan sebagai bahan tambahan pangan. Gula merah
maupun tidak. Bentuk yang tidak digerus mirip dengan lada, seperti biji kecil-
kecil berdiameter 1-2 mm. Manfaat yang diambil dari ketumbar adalah daun, biji,
dan buah. Ketumbar juga sering digunakan sebagai salah satu bahan tambahan
dengan terigu, garam, air, dan mikroba seperti Aspergillus oryzae atau
Aspergillus zozae. Selain melalui proses fermentasi, kecap kedelai dapat dibuat
Kecap yang melalui proses HVP tersebut dibuat dengan menghidrolisis protein
kedelai menjadi asam amino melalui hidrolisis asam, kemudian dicampur dengan
menyerupai kecap kedelai yang dibuat melalui proses fermentasi (Meutia, 2015).
Lada salah satu bahan alami yang mudah didapat dan harganya
terjangkau. Dari beberapa macam lada, lada yang biasa ditemui sehari-hari adalah
lada hitam dan lada putih.dikenal. Warna lada yang berbeda-beda disebabkan
perbedaan waktu panen dan pengolahan setelah panen. Pengolahan yang berbeda
69
menyebabkan kandungan setiap macam warna lada juga berbeda meskipun
berasal dari jenis lada yang sama. Di dalam buah lada terdapat kandungan yang
bermanfaat bagi tubuh salah satunya sebagai antibakteri. Antibakteri yang ada
pada buah lada adalah fenol, alkaloid, dan minyak esensial (Putri dkk., 2017).
Tamarindus indica atau yang sering dikenal dengan nama Asam Jawa
memiliki rasa asam yang menyenangkan dan aroma yang kaya, dan karenanya,
digunakan sebagai bahan utamanya agen asam untuk kari, saus, dan minuman.
minuman memberi efek yang menyegarkan serta memberi aroma yang khas
sehingga meningkatkan cita rasanya. Selain itu asam jawa juga digunakan sebagai
70
METODE PRAKTIKUM
Telur dilakukan pada hari Minggu, 7 Maret 2021, pukul 08:00 sampai selesai. Di
Hasanuddin, Makassar.
yaitu pisau, wajan, sendok, kompor, saringan minyak, wadah Abon, timbangan,
adalah telur ayam sebanyak 3 butir, gula merah 16,67% , kecap 8,3%, garam
6,6%, bawang putih 6,6% , bawang merah 6,6%, penyedap rasa 5%, asam jawa
71
tanpa biji sebanyak 8%, ketumbar 3,3%, merica bubuk 6,6% dan minyak goreng
secukupnya.
Prosedur Kerja
wadah yang berisi telur. Menggoreng adonan abon dengan menuang sedikit demi
sampai minyaknya tidak menetes lagi dan siap untuk melakukan uji daya
penerimaan.
Menyiapkan
Wadah
Memanaskan minyak
Menggoreng hingga
kecoklatan
72
Meniriskan
Abon Telur
Warna
Hitam Coklat Muda
1 2 3 4 5 6
Keterangan :
1 = Hitam 3 = Agak Cokelat 5 = Cokelat
2 = Agak Hitam 4 = Cokelat Tua 6 = Cokelat Muda
Tekstur
Kasar Halus
1 2 3 4 5 6
Keterangan :
1 = Kasar 3 = Sedikit Kasar 5 = Agak Halus
2 = Agak Kasar 4 = Sedikit Halus 6 = Halus
Aroma
Tidak Beraroma Telur Sangat Aroma Telur
1 2 3 4 5 6
73
Keterangan :
1 = Tidak Beraroma Telur 3 = Sedikit Beraroma 5 = Beraroma
2 = Hampir Tidak Beraroma 4 = Agak Beraroma 6 = Sangat Beraroma
Kesukaan
Tidak Suka Sangat Suka
1 2 3 4 5 6
Keterangan :
1 = Tidak Suka 3 = Sedikit Tidak Suka 5 = Suka
2 = Hampir Tidak Suka 4 = Agak Suka 6 = Sangat Suka
Pada uji daya penerimaan pada percobaan abon telur diperoleh hasil pada
memiliki nilai 2 (Agak Kasar), kemudian pada aroma diperoleh nilai 4 (Agak
Beraroma) dan pada parameter terakhir yaitu kesukaan nilai 3 (Sedikit Suka) pada
percobaan Abon Telur. Hal ini sesuai dengan pendapat pendapat Rohmawati dkk.
74
disebabkan adanya penambahan gula merah yang dipanaskan pada saat proses
karamelisasi yang timbul bila gula dipanaskan maka makanan tersebut akan
yang pada parameter warna dengan skala 2 yaitu menghasilkan warna hampir
hitam. Hal ini dikarenakan pengaruh oleh lamanya waktu dan proses
penggorengan dan juga dipengaruhi oleh suhu minyak yang sangat tinggi .Hal ini
terjadi perubahan fisik, kimia dan sifat sensori. Faktor suhu dan lama waktu
flavour, lemak. Semakin tinggi suhu dan semakin lama waktu penggorengan
parameter tekstur dengan skala 2 yaitu menghasilkan tekstur agak kasar dimana
hal ini disebabkan oleh kandungan air pada telur sebagai bahan dasar abon telur
dapat mempengaruhi tekstur dari abon telur itu sendiri. Hal ini sesuai dengan
pendapat Ofiranti (2015) yang menyatakan bahwa air yang terkandung dalam
bahan makanan dapat mempengaruhi tekstur dan cita rasa makanan. Semakin
sedikit air dalam bahan makanan, maka tekstur bahan makanan semakin kasar.
75
Berdasarkan Tabel 5 diperoleh hasil uji daya penerimaan yaitu Abon
Telur pada parameter aroma pada skala 4 yang agak beraroma telur dimana hal
ini dipengaruhi oleh telur yang digunakan dalam pembuatan abon telur sehingga
berpengaruh pada aroma yang dihasilkan pada akhir. Hal ini sesuai dengan
pendapat Agustina dkk. (2013) yang menyatakan bahwa Putih telur merupakan
salah satu bagian dari sebuah telur yang utuh. Lapisan kental terdiri atas lapisan
kental dalam dan lapisan kental luar dimana lapisan kental dalam hanya 3% dari
volume total putih telur dan lapisan kental putih telur mengandung protein
dengan karakteristik gel yang berhubungan dengan jumlah ovomucin protein dan
Berdasarkan Tabel 5 diperoleh hasil uji daya penerimaan yaitu abon telur
memiliki nilai parameter 3 yaitu sedikit suka hal ini dipengaruhi oleh bahan yang
digunakan dalam pembuatan abon adalah bahan-bahan yang tersedia dan banyak
tersedia dipasaran dan juga dipengaruhi tekstur yang agak kasar dan rasa yang
kurang enak. Hal ini tidak sesuai dengan pendapat Ningrum dkk. (2013) yang
menyatakan bahwa panelis dan masyarakat lebih menyukai abon telur yang
memiliki tektur yang halus. Hal ini dipengaruhi oleh bahan-bahan yang
digunakan.
76
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Percobaan Abon Telur dapat disimpulkan bahwa diperoleh hasil uji daya
penerimaan yaitu warna dengan nilai 2 yang berarti hampir hitam, Tekstur dengan
nilai 2 yang berarti agak kasar, Aroma dengan nilai 4 yang agak beraroma telur
dan kesukaan dengan nilai 3 yang berarti sedikit suka terhadap abon telur.
Saran
mencuci tangan terlebih dahulu agar tidak terdapat kotoran saat proses percobaan
sehingga hasil yang diperoleh maksimal dan melengkapi alat- alat yang
diperlukan di lab.
77
DAFTAR PUSTAKA
Aditya, H. P., Herpandi, S. Lestari. 2016. Karakteristik fisik, kimia dan sensoris
abon ikan dari berbagai ikan ekonomis rendah. Jurnal Teknologi Hasil
Perikanan. 5 (1) : 61-72.
Berliana, Nelwida, dan Nurhayati. 2020. Massa protein dan lemak daging dada
pada ayam broiler yang mengkonsumsi ransum mengandung bawang
hitam (Black garlic). Jurnal Sain Peternakan. 18 (1) : 15-22.
78
Kuang, H., F. Yang. Zhang, Y., Wang, T., dan Chen, G. 2018. The impact off egg
nutrient composition and its consumption on cholesterol homeostatis.
Meutia, Y. R. 2015. Standarisasi produk kecap kedelai manis sebagai produk khas
Indonesia. Jurnal Standarisasi. 17 (2) : 147-156.
Muharrani, L.K. 2015. Anlisis kualitatif kandungan boraks pada krupuk puli di
Kecamatan Kamal. Jurnal Pena Sains. 2 (2) : 120-124.
Muliawati, M., S. Mus, dan D. Buchari. 2016. The effect of the temperature and
frying time on the quality of spice shredded fish of little tuna (euthynnus
affinis). Jurnal Online Mahasiswa. 1 (1) : 1-9.
Nawansih, O., S. Rizal, dan W. R. Hartari. 2017. Survey mutu dan keamanan gula
merah di pasar Kota Bandar Lampung. Jurnal Teknologi Hasil Pertanian.
1 (1) : 1-15.
Ningrum, E.M., M.I. Said, dan Muh. Hatta. 2013. Pengaruh penggunaan daging
buah semu jambu mete dan telur infertil sebagai bahan dasar pembuatan
abon Telur. Universitas Hasanuddin. Makassar.
Putri, I. Z., M. C. Effendi, dan Sumarno. 2017. Perbedaan efek antibateri ekstrak
etanol lada hitam (Piper Ningrum L.) dengan ekstrak etanol lada putih
(Piper Ningrum l.) terhadap Sterptococcus Mutasn secara In Vitro.
Journal of Dentistry. 1 (1) : 1-7.
79
Rohmawati, Sulistiyani, L. Y. Ratnawati. 2013. Pengaruh penambahan keluwih(a
rtocarpus camasi) terhadap mutu fisik, kadar protein, dan kadar air
abon lele dumbo (clarias gariepinus). Jurnal Ikesma. 9(2): 127-5.
Tandi, O. G., J. Paulus, dan A. Pinaria. 2015. Pertumbuhan dan produksi bawang
merah (Allium ascalonicum L.) berbasis aplikasi biourine sapi. Jurnal
Eugenia. 21 (3) : 1-9.
Yulia. 2021. Pendampingan analisis usaha pembuatan abon rebung di UKM “Raja
Abon Makmur Lestari” Kelurahan Air Kepala Tujuh Kota Pangkal
Pinang. Jurnal Abdidas 2 (1) : 59-68.
80
LAMPIRAN
Warna
5( 2) 10
= =2 (Hampir Hitam)
5 5
Tekstur
3 (2 )+2 ( 3 ) 6+6 12
= = = 2,4 = 2 (Agak Kasar)
5 5 5
Aroma
3 (3 )+ 2 ( 5 ) 9+10 19
= = = 3,8 = 4 (Agak Beraroma)
5 5 5
Kesukaan
3 ( 4 )+1 ( 2 ) +1(1) 12+ 2+ 1 15
=¿
5
= 5 = 3 (Sedikit Suka)
5
81
Lampiran 6. Dokumentasi Percobaan Abon Telur
82
Ket. Proses Penggorengan Ket. Pengepresan
83