Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

IMUNOLOGI
“Antibodi”

Oleh :

Guswan Ferdiansyah
1701062
S1 VI-B

Dosen Pengampu Matakuliah :

Dra. Syilfia Hasti, M.Farm, Apt

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI RIAU
YAYASAN UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2020
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada mulanya imunologi merupakan cabang mikrobiologi yang mempelajari respons


tubuh, terutama respons kekebalan terhadap penyakit infeksi. Imunologi adalah suatu cabang
yang luas dari ilmu biomedis yang mencakup kajian mengenai semua aspek sistem imun
(kekebalan) pada semua organisme. Imunologi antara lain mempelajari peranan fisiologis sistem
imum baik dalam keadaan sehat maupun sakit; malfungsi sistem imun pada gangguan imunologi
karakteristik fisik, kimiawi, dan fisiologis komponen-komponen sistem imun.
Tubuh manusia tidak mungkin terhindar dari lingkungan yang mengandung mikroba
pathogen disekelilingnya. Mikroba tersebut dapat menimbulkan penyakit infeksi pada manusia.
Mikroba patogen yang ada bersifat poligenik dan kompleks. Oleh karena itu respon imun tubuh
manusia terhadap berbagai macam mikroba patogen juga berbeda. Umumnya gambaran biologic
spesifik mikroba menentukan mekanisme imun mana yang berperan untuk proteksi. Begitu juga
respon imun terhadap bakteri khususnya bakteri ekstraseluler atau bakteri intraseluler
mempunyai karakteriskik tertentu pula.
Kecelakaan seperti luka tertusuk benda runcing, tersayat pisau dan sebagainya, dengan
jelas memperlihatkan keluarnya darah sehingga selalu ada reaksi untuk menghentikannya.
Apabila tidak diatasi, ada kemungkinan akan menyebabkan kehilangan darah dan terjadinya
infeksi. Tetapi untuk luka yang kecil yang terkadang bahkan tidak kita sadari, jarang sekali
dilakukan upaya untuk menegndalikan luka itu. Misalnya pada kasus luka kecil di saluran cerna
akibat memakan sesuatu yang keras dan runcing, misalnya tertelan duri ikan. Bisa saja hal ini
akan menimbulkan infeksi bila tidak ada kesadaran dari individu itu sendiri untuk mengatasinya.
Untunglah di dalam tubuh setiap manusia mempunyai suatu mekanisme pengendalian
pendarahan atau hemostasis dan pembekuan darah atau koagulasi.
Kekebalan atau sistem imun adalah sistem perlindungan pengaruh luar biologis yang
dilakukan oleh sel dan organ khusus pada suatu organisme. Jika sistem kekebalan bekerja dengan
benar,sistem ini akan melindungi tubuh terhadap infeksi bakteri dsan virus, serta menghancurkan
sel kanker dan zat asing lain dalam tubuh jika sistem kekebalan melemah,kemampuannya
melindungi tubuh juga berkurang, sehingga menyebabkan pathogen, termasuk virus yang
menyebabkan demam dan flu, dapat berkembang dalam tubuh. Sistem kekebalan juga
memberikan pengawasan terhadap sel tumor,dan terhambatnya sistem ini juga telah dilaporkan
meningkatkan resiko terkena beberapa jenis kanker.
1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan imunologi ?

2. Apa yang dimaksud dengan antibodi ?

3. Bagaimana struktur antibodi

4. Bagaimana interaksi antara antigen dengan antibodi ?

5. Apa saja sel yang berperan dalam antibodi ?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui lebih jauh mengenai imunologi.

2. Mengetahui apa yang dimaksud dengan antibodi.

3. Memahami struktur antibodi

4. Mengetahui bagaimana interaksi antara antigen dengan antibodi didalam tubuh manusia.

5. Mengetahui peranan Sel B dalam sistem pertahanan tubuh.


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Imunologi

Imunologi adalah ilmu yang mencakup kajian mengenai semua aspek sistem imun
(kekebalan) pada semua organisme. Imunologi memiliki berbagai penerapan pada berbagai
disiplin ilmu dan karenanya dipecah menjadi beberapa subdisiplin seperti : malfungsi sistem
imun pada gangguan imunologi (penyakit autoimun, hipersensitivitas, defisiensi imun,
penolakan allograft); karakteristik fisik, kimiawi, dan fisiologis komponen-komponen sistem
imun. Imunologi juga di katakan sebagai suatu bidang ilmu yang luas yang meliputi
penelitian dasar dan penerapan klinis , membahas masalah antigen, antibodi, dan fungsi –
fungsi berperantara sel terutama yang berhubungan dengan imunitas terhadap penyakit ,
reaksi biologik yang bersifat hipersensitif, alergi dan penoloakan jaringan asing.

2.2 Sistem Imun

Sistem Imun adalah semua mekanisme yang digunakan badan untuk


mempertahankan keutuhan tubuh sebagai perlindungan terhadap bahaya yang dapat di
timbulkan berbagai bahan dalam lingkungan hidup. Imunitas atau kekebalan adalah sistem
mekanisme pada organisme yang melindungi tubuh terhadap pengaruh biologis luar dengan
mengidentifikasi dan membunuh patogen serta sel tumor. Imunitas atau sistem imun tubuh
manusia terdiri dari imunitas alami atau system imunnon spesifik dan imunitas adaptif atau
system imun spesifik.
Sistem imun non-spesifik telah berfungsi sejak lahir, merupakan tentara terdepan
dalam sistem imun, meliputi level fisik yaitu pada kulit, selaput lendir, dan silia, kemudian
level larut seperti pada asam lambung atau enzim.
Sistem imun spesifik ini meliputi sel B yang membentuk antibodi dan sel T yang terdiri dari
sel T helper, sel T sitotoksik, sel T supresor, dan sel T delayed hypersensitivity. Salah satu
cara untuk mempertahankan sistem imun berada dalam kondisi optimal adalah dengan
asupan gizi yang baik dan seimbang. Kedua sistem imun ini bekerja sama dengan saling
melengkapi secara humoral, seluler, dan sitokin dalam mekanisme yang kompleks dan rumit.
2.3 Antibodi

Antibodi adalah protein yang bersirkulasi dalam darah yang dihasilkan oleh sel B
dan sel plasma sebgai respon terhadap paparan antigen asing. Antibodi sangat bervariasi
spesifisitasnya sehingga dapat mengenal antigen asing dan menjadi mediator primer respon
imun humoral. Peran sebagai mediator berati antibodi bukanlah sebgai eksekotor membunuh
antigen tetapi memediasi eksekutpr lain (makrofag, komplemen, sel NK, sel mast) untuk
mengeleminasi antigen. Walaupun dikatakan antibodi dibuat meresponi antigen asing tapi
dalam kedaan tidak normal dapat juga berespon terhadap antigen sendiri sehingga
menimbulkan penyakit yang disebut dengan auto imun. Variasi antibodi yang dapat terbentuk
tentu tergantung pada banyaknya variasi colne sel B naif yang memiliki spesifisitas BCR
yang berbeda .

Gambar 2.1. Membrane bound antibodies dan secretoried antibodies. Membrane bound
antibodies berada pada membran sel B naif berperan sebgai reseptor antigen (BCR). Apabila
BCR menangkap antigen akan memicu aktivasi sel B menjadi sel B efektor yang aktif
mensekresikan antibodi (secretoried antibodi) yang beredar dalam cairan tubuh (soluble
antibodies.

Antibodi yang berperan sebgai BCR inilah yang sudah ada sebelum antigen asing
datang sedangkan aecretoried antibodies muncul setelah antigen asing datang. Walaupun ada
dua bentuk antibodi tetapi penggunaan kata antibodi pada umumnya yang dimkasud adalah
antibodi yang disekresikan, kalau yang melekat pada membrane sel B disebut reseptor sel B
(BCR). Antibodi berperan sebgai mediator imunitas humoral berarti antibodi hanya dapat
ditemukan didalam tubuh kita pada wilayah cair (layaknya tentara laut) seperti plasma darah,
sekresi mukosa dan cairan intestinal jaringan. Dengan demikian, antibodi bisa menyerang
semua mikroba jenis apa saja selama masih berada dlama mileu cair (termasuk mikroba
intraseluler yang belum masuk sel). Antibodi juga bisa mengikat antigen yang diekspresikan
dipermukaan sel sebgai molekul permukaan karena molekul itu tergenang dalam cairan
interstisial. Antibodi tidak bisa masuk kedalam sel, sehingga tak berdaya terhadap mikroba
yang sudah ada dalam sel (mikroba intraseluler).

Orang dewasa mengahsilkan sekitar 2-3 kg antibodi dalam sehari, dimana yang
terbanyak (hampir 2/3 dari seluruh antibodi) adalah IgA, IgA disekresika dijaringan pada
seluruh permukaan tubuh, meyebrangi sel epitel penutup permukaan tubuh untuk mencari
musuh (antigen) yangmecoba mendekati mukosa dari saluran cerna, saluran nafas, dan
saluran urogenitalia. Oleh karena mukosa ini sebenarnya adalah permukaan tubuh kita juga
sama halnya kulit, maka IgA berfungsi menyerang musuh yang belum memasuki tubuh tapi
sudah ada pada saluran saluran tersebut diatas. Berdasarkan luas permukaan tubuh dalam
bentuk mukosa saluran nafas, saluran cerna, saluran urogenital yang merupakan wilayah
kerja IgA, maka dapat dipahami mengapa IgA yang mendominasi jumlah antibodi.

2.4 Struktur Antibodi

Memahami struktur antibodi adalah sangat penting untuk memahami fungsi nya
dan bagaimana strukturnya itu digunakan untuk menjalankan fungsinya sebaga mediator
respon imun humoral. Sebagai perumpamaan bahwa memahami anatomi  manusia
diperlukan untuk kita memahami fungsi semua organ dan bagaimana organa organ itu
menjalankan fungsinya. Pemahaman tentang struktur antibodi perlu juga untuk memahami
bagaimana pengorganisasian genetik untuk menghasilkan reseptor antigen dengan variasi
yang sangat besar.
Semua antibodi memiliki regio dengan struktur dasar yang relatif sama dan regio
yang memiliki variabilitas yang luar biasa antar antibodi. Regio antibodi yang memiliki
variabilitas yang luas (variable region) berada pada regio yang diberi nama regio Fab
(antigen binding region). Perbedaan pada regio Fab inilah yang membedakan antibodi dalam
spesifisitas terhadap antigen. Diperkirakan sekitar 10 juta variasi dari koleksi antibodi (BCR)
seseorang sehingga mampu berespon terhadap antigen dengan variabilitas yang luas pula
yang ada di alam ini. Struktur dasar yang relatif sama di antara berbagai tipe antibodi berada
pada regio yang diberi nama regio Fc (constant region). Non antigen binding region (Fc
region) ini hanya memiliki variasi yang sedikit saja di antara berbagai jenis antibodi, variasi
yang sedikit inilah yang dinyatakan dalam perbedaan isotypes. Perbedaan isotypes
berdampak pada perbedaan fungsi efektor antibodi dalam memediasi respon imun humoral.
Sehingga regio Fc berperan penting dalam eliminasi antigen karena di regio inilah makrofag,
sel NK, sel mast dan komplemen dapat mengikat ke antibodi untuk membunuh mikroba yang
telah diikat oleh antibodi pada regio Fab.

Gambar 2.2. Antibodi sebgai mediator mengeleminasi antigen. Antibodi yang sudah
menginkat antigen memediasi makrofag (M), sel Natural killer (NK), aktivasi komplemen
dan sel mast untuk aktif berfungsi mengeleminasi antigen.
Gambar 2.3. Struktur antibodi. A. Rantai berat (biru) dibentuk oleh suatu domain virable
region (VH) dan 3 atau 4 constant region (CH), rantai ringan (kuning) dibentuk oleh
suatudomain virable region (VL) dan satu domain Constant region (CL). B. Domain VH dan
VL bersam a-sama membentuk antigent binding site. Domain VH, CHI, VL, CL membentuk
Fab region dari rantai berat dihubungkan dengan hinge yang membuat Fab region bebas
bergerak dalam berbagai dimensi sehingga kedua antigen binding site dapat fleksibel
mennagkap antigen.

2.5 Interaksi Antigen dan Antibodi

Interaksi Antigen dan Anti bodiadalahsebagaiberikut :


a. Reaksi ini pada umunya spesifik,biarpun ada beberapa ditemukan reaksi silang (cross –
reaction)
b. Pengabunggan antara antigen – antibodi adalah erat sekali, tetapi seringkali reversible.
c. Antigen dan antibodi bergabung dalam jumlah yang variabel ( Danysz phenomenon )
d. Antigen dan antibodi adalah suatu reaksi kimia, karena yang bergabung adalah gugus –
gugus spesifik dari kedua regens.
e. Dari suatu antigen dengan antiserumnya dapat diperihatkan tipe – tipe reaksi serologic
yang berbeda, mungkin disebabkan oleh molekul – molekul antibodi yang sama sering
merefleksikan yang berbeda.

2.6 Sel-sel yang berperan pada Antibodi


Antibodi diproduksi oleh sel B yang merupakan molekul fleksibel dan bertindak
sebagai adaptor antara agen infeksius dan fagosit. Antibodi mempunyai 2 fungsi selain
mempunyai variabel antibodi yang berbeda dan mengikat agen infeksius juga mengikat
reseptor sel dan selanjutnya mengaktifkan komplemen yang diakhiri dengan terjadinya lisis.
Unsur – unsur yang Berperan dalam Reaksi Imunoglobulin.Proteinprotein yang
berfungsi untuk melindungi tubuh lewat proses kekebalan ini dinamakan “Imuno globulin”,
disingkat “Ig”.Protein paling khas pada sistem pertahanan, molekul imuno globulin
mengikatkan diri pada antigen untuk menginformasikan kepada sel-sel kekebalan lainnya
tentang keberadaan antigen tersebut atau untuk memulai reaksi berantai perang
penghancuran.
1. Sel B
Sel B adalah limfosit yang memainkan peran penting pada respon imun humoral yang
berbalik pada imunitas selular yang diperintah oleh sel T. Fungsi utama sel B adalah untuk
membuat antibodi melawan antigen. Sel B adalah komponen sistem kekebalan tiruan.
Pencerap antigen pada sel B, biasa disebut pencerap sel B, merupakan imunoglobulin. Pada
saat sel B teraktivasi oleh antigen, sel B terdiferensiasi menjadi sel plasmayang memproduksi
molekul antibodidari antigen yang terikat pada pencerapnya.

2. Sel T
Sel T adalah sel di dalam salah satu grup sel darah putih yang diketahui sebagai
limfosit dan memainkan peran utama padakekebalan selular. Sel T mampu membedakan
jenis patogen dengan kemampuan berevolusi sepanjang waktu demi peningkatan kekebalan
setiap kali tubuh terpapar patogen. Hal ini dimungkinkan karena sejumlah sel T teraktivasi
menjadi sel T memori dengan kemampuan untuk berkembangbiak dengan cepat untuk
melawan infeksi yang mungkin terulang kembali.

Respon yang dilakukan oleh sel T adalah interaksi yang terjadi antara reseptor sel T
(bahasa Inggris: T cell receptor, TCR) danpeptida MHC pada permukaan sel sehingga
menimbulkan antarmukaantara sel T dan sel target yang diikat lebih lanjut oleh molekul co-
receptor dan co-binding.

Sel T terbagi menjadi tiga jenis, masing-masing dari ketiga jenis tersebut mempunyai
tugas / fungsi yang berbeda-beda :
 Sel T sitotoksik (killer), berfungsi membunuh sel-sel yang terinfekasi, sel ini dapat
membunuh berbagai bibit penyakit, dan sel kanker.
 Sel T supressor (penekan), mempunyai efek menstabilkan jumlah sel killer agar sel killer
tidak membunuh sel-sel tubuh yang sehat.
 Sel T penolong (helper), berfungsi membantu zat antibodi dan sel B penghasil antibodi.
Sel ini mengatur respons, kekebalan tubuh dengan cara mengenali dan mengaktifkan
limfosit yang lain.

3. Imuno globulin G (IgG)


Imunoglobulin G adalah divalen antigen. Antibodi ini adalah imunoglobulin yang
paling sering/banyak ditemukan dalam sumsum tulang belakang, darah, lymfe dan cairan
peritoneal. Ia mempunyai waktu paroh biologik selama 23 hari dan merupakan imunitas yang
baik (sebagai serum transfer). Ia dapat mengaglutinasi antigen yang tidak larut. IgG adalah
satu-satunya imunoglobulin yang dapat melewati plasenta.

4. Imuno globulin A (IgA)


Imunoglobulin A adalah antibodi sekretori, ditemukan dalam saliva, keringat, air
mata, cairan mukosa, susu, cairan lambung dan sebgainya. Yang aktiv adalah bentuk dimer
(yy), sedangkan yang monomer (y) tidak aktif. Jaringan yang mensekresi bentuk bentuk
dimer ini ialah sel epithel yang bertindak sebagai reseptor IgA, yang kemudian sel tersebut
bersama IgA masuk kedalam lumen.
Fungsi dari IgA ini ialah:
 Mencegah kuman patogen menyerang permukaan sel mukosa
 Tidak efektif dlam mengikat komplemen
 Bersifat bakterisida dengan kondisinya sebagai lysozim yang ada dalam cairan sekretori
yang mengandung IgA
 Bersifat antiviral dan glutinin yang efektif

5. Imuno globulin M (IgM)


Imunoglobulin M ditemukan pada permukaan sel B yang matang. IgM mempunyai
waktu paruh biologi 5 hari, mempunyai bentuk pentamer dengan lima valensi. Imunoglobulin
ini hanya dibentuk oleh faetus. Peningkatan jumlah IgM mencerminkan adanya infeksi baru
atai adanya antigen (imunisasi/vaksinasi). IgM adalah merupakan aglutinin yang efisien dan
merupakan isohem- aglutinin alamiah. IgM sngat efisien dalam mengaktifkan komplemen.
IgM dibentuk setelah terbentuk T-independen antigen, dan setelah imunisasi dengan T-
dependent antigen.

6. Imuno globulin D (IgD)


Imunoglobulin D ini berjumlah sedikit dalam serum. IgD adalah penenda permukaan
pada sel B yang matang. IgD dibentuk bersama dengan IgM oleh sel B normal. Sel B
membentuk IgD dan IgM karena untuk membedakan unit dari RNA.

7. Imuno globulin E (IgE)


Imunoglobulin E ditemukan sedikit dalam serum, terutama kalau berikatan dengan
mast sel dan basophil secara efektif, tetapi kurang efektif dengan eosinpphil. IgE berikatan
pada reseptor Fc pada sel-sel tersebut. Dengan adanya antigen yang spesifik untuk IgE,
imunoglobulin ini menjadi bereaksi silang untuk memacu degranulasi dan membebaskan
histamin dan komponen lainnya sehingga menyebabkan reaksi anaphylaksis. IgE sangat
berguna untuk melawan parasit.
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
 Sistem Imun adalah sistem perlindungan pengaruh luar Biologis yang dilakukan
oleh sil dan organ khusus pada suatu organisme.
 Fungsi sistem imun :
a. Penangkal benda asing yang masuk kedalam tubuh
b. Untuk keseimbangan fungsi tubuh terutama menjaga keseimbangan
komponen tubuh yang lebih tua.
 Antibodi adalah protein yang bersirkulasi dalam darah yang dihasilkan oleh sel B
dan sel plasma sebgai respon terhadap paparan antigen asing.
 Unsur – unsur yang berperan dalam reaksi imunoglobulin :
a. Sel B,
b. Sel T,
c. Imuno globulin G (IgG),
d. Imuno globulin A (IgA),
e. Imuno globulin M (IgM),
f. Imuno globulin D (IgD), dan
g. Imuno globulin E (IgE).
DAFTAR PUSTAKA

A.Rantam, Fedik. 2003. Metode Imunologi. Airlangga University Press. Surabaya.

Muray,Robert K,Daryl K Granner ,Peter A Mayes, Viktor W Rodwell.1995. Biokimia


Harper Edisi 22.Jakarta: EG

Wahid syarifuddin, Miskad upik A. 2015. Imunologi. Brilian internasional. Surabaya


(Buku referensi)

Anda mungkin juga menyukai