Anda di halaman 1dari 24

Patofisiologi Menopause

Menopause menurut WHO (2005) berarti


berhentinya siklus menstruasi untuk
selamanya bagi wanita yang sebelumnya
mengalami menstruasi setiap bulan,
yang disebabkan oleh jumlah folikel yang
mengalami atresia terus meningkat,
sampai tidak tersedia lagi folikel, serta
dalam 12 bulan terakhir mengalami
amenorea, dan bukan disebabkan oleh
keadaan patologis.

Kini wanita Indonesia rata-rata


memasuki masa menopause pada
usia 50 tahun.
Tetapi sebagian ada yang mengalami
pada usia lebih awal atau lebih
lanjut.
Umur waktu terjadinya menopause
dipengaruhi oleh keturunan,
kesehatan umum, dan pola
kehidupan

Pada wanita menopause, hilangnya fungsi ovarium


secara bertahap akan menurunkan kemampuannya
dalam menjawab rangsangan hormon-hormon
hipofisis untuk menghasilkan hormon steroid.
Saat dilahirkan wanita mempunyai kurang lebih
750.000 folikel primordial. Dengan meningkatnya
usia jumlah folikel tersebut akan semakin berkurang.
Pada usia 40-44 tahun rata-rata jumlah folikel
primordial menurun sampai 8300 buah, yang
disebabkan oleh adanya proses ovulasi pada setiap
siklus j,uga karena adanya apoptosis yaitu proses
folikel primordial yang mati dan terhenti
pertumbuhannya

Proses tersebut terjadi terus-menerus


selama kehidupan seorang wanita, hingga
pada usia sekitar 50 tahun fungsi ovarium
menjadi sangat menurun.
Apabila jumlah folikel mencapai jumlah
yang kritis, maka akan terjadi gangguan
sistem pengaturan hormon yang berakibat
terjadinya insufisiensi korpus luteum,
siklus haid anovulatorik dan pada
akhirnya terjadi oligomenorrhoe

Ovarium wanita memiliki jumlah oosit terbesar


selama bulan kelima kehamilan dan memiliki
sekitar 1.000.000 - 2.000.000 oosit saat lahir.
Pada saat masa penuaan, proses atresia
mengurangi jumlah oosit, sehingga di masa
menopause seorang wanita mungkin hanya
memiliki beberapa ratus hingga beberapa ribu
oosit saja yang tertinggal.
Ovarium tersebut memproduksi 3 hormon
penting yaitu estrogen, progesteron, dan
androgen.
Estrogen secara endogen memproduksi Estrone
(E1), estradiol (E2) dan estriol (E3).

Estradiol (E2) diproduksi oleh folikel


ovarium dominan selama siklus
menstruasi bulanan dan merupakan
estrogen alami yang paling ampuh.
Estrone (E1) adalah bentuk dominan
estrogen selama menopause. Ini
diproduksi dalam jumlah kecil oleh
ovarium dan kelenjar adrenal, dan
terutama diturunkan oleh konversi perifer
androstenedion dalam jaringan adiposa.

Progesteron diproduksi oleh korpus luteum dan


menyebabkan penebalan endometrium dalam
persiapan untuk penempelan ovum yang telah
dibuahi.
Progesteron juga menghambat tindakan estrogen
pada jaringan tertentu.
Pada wanita yang anovulatori, tidak ada korpus
luteum terbentuk. Oleh karena itu, estrogen sering
tidak terhalangi.
Hal ini dapat mengakibatkan penumpukan pada
endometrium, menyebabkan perdarahan menstruasi
yang tidak teratur pada fase perimenopause.

Pembentukan korpus luteum mengawali fase


sekretori di mana estrogen, progesteron, dan
androgen juga dikeluarkan.
Estrogen menyebabkan proliferasi seluler, sedangkan
progesteron menyebabkan penebalan dan
peningkatan sekresi pada endometrium.
Jika kehamilan tidak terjadi, kadar estrogen dan
progesteron turun bertahap. Penurunan hormon ini
memberi tanda bagi penebalan lapisan dalam rahim
untuk dikeluarkan, menyebabkan perdarahan
menstruasi dan memberi tanda bagi ovarium untuk
memulai proses kembali lagi dengan mulai
menumbuhkan lebih banyak folikel untuk ovum baru
dan siklus baru.

Fluktuasi FSH dan LH serta berkurangnya


kadar estrogen menyebabkan munculnya
tanda dan gejala menopause, antara lain rasa
hangat yang menyebar dari badan ke wajah
(hot flashes), gangguan tidur, keringat di
malam hari, perubahan urogenital, osteopenia/
kepadatan tulang rendah, dan lain-lain.
Terjadinya menopause pada wanita biasanya
diikuti dengan berbagai gejala atau perubahan
yang meliputi aspek fisik maupun psikologis
yang dapat mempengaruhiberbagai aspek
kehidupan wanita tersebut.

Perubahan fisik
1. Ketidakteraturan siklus haid
Tanda paling umum yang terjadi adalah fluktuasi dalam
siklus haid, pola haid menjadi tidak beraturan, kadang kala
muncul tepat waktu, tetapi tidak pada siklus berikutnya.
Haid dapat berubah-ubah dari banyak menjadi sedikit
tanpa pola tertentu. Haini terjadi akibat menurunnya level
estrogen.
2. Perubahan urogenital
Urogenital Estrogen Reseptor (ER) terdapat pada berbagai
jaringan, termasuk urethra dan bladder. Penurunan
estrogen pada menopause menyebabkan jaringan urethra
mengecil sehingga dapat terjadi disuria, dan frekuensi urin
meningkat.
Perubahan pada vagina dan vulva juga dapat terjadi,
meliputi atropi vagina, atropi cervic dan kekeringan vagina

3.Perubahan kulit
Estrogen berperan dalam menjaga
elastisitas kulit, ketika menstruasi
berhenti maka kulit terasa lebih tipis,
kurang elastis terutama pada daerah
sekitar wajah, leher dan lengan.
Kulit di bagian bawah mata menjadi
menggembun bagian ini menjadi
lebih permanen dan jelas.

4.Keringat di malam hari dan sulit tidur


Keringat di malam hari terjadi
berhubungan dengan hot flashes yang
disertai dengan keringat yang banyak
pada malam hari. Keringat ini
mengganggu tidur dan dapat
menyebabkan insomnia (sulit tidur) dan
bila ini sering terjadi akan menimbulkan
rasa letih yang serius bahkan menjadi
depresi

5. Perubahan pada rongga mulut


Perubahan rongga mulut dilaporkan dapat
terjadi pada pada wanita menopause (2090%), termasuk ketidaknyamanan oral
(rasa sakit dan sensasi terbakar), mulut
kering (xerostomia) dan persepsi rasa
berubah. Etiologi dari ketidaknyamanan
oral ini
berhubungan dengan perubahan pada
kuantitas dan kualitas saliva

Perubahan mukosa mulut karena


berkurangnya tingkat estrogen padaepitel
berkeratin bersama dengan penurunan
sekresi saliva pada wanita menopause dapat
terjadi bervariasi dari warna yang menjadi
pucat sampai ke kondisi yang dikenal
sebagai gingivostomatitis menopause,
ditandai dengan gingiva kering, mengkilap
dan mudah berdarah pada probing dan saat
menyikat gigi, serta berkurangnya laju saliva

6. Osteoporosis
Banyak terjadi pada orang lanjut usia dan paling
banyak mengenai wanita menopause.
Estrogen memiliki efek protektif pada tulang dengan
mencegah kehilangan tulang secara keseluruhan.
Wanita yang telah mengalami menopause dapat
kehilangan kepadatan tulang sampai 4-5% per
tahun karena kehilangan estrogen yang terjadi pada
saat menopause.
Kehilangan tulang general pada osteoporosis dapat
menyebabkan meningkatnya resorpsi tulang
alveolar dan terjadinya periodontitis kronis

Perubahan Psikologis
Aspek psikologis yang terjadi pada lansia
atau wanita menopause amat penting
berperan dalam kehidupan sosial lansia.
Beberapa gejala psikologis yang
menonjol ketika menopause adalah
mudah tersinggung, mudah marah,
ingatan menurun, sukar tidur, tertekan,
gugup, kesepian, merasa tidak berdaya,
mudah menangis, tidak sabar,
tegang(tension), cemas dan depres

Memasuki masa perimenopause aktivitas folikel


dalam ovarium mulai berkurang.
Ketika ovarium tidak menghasilkan ovum dan
berhenti memproduksi estradiol, kelenjar
hipofise berusaha merangsang ovarium untuk
menghasilkan estrogen, sehingga terjadi
peningkatan produksi FSH.
Meskipun perubahan ini mulai terjadi 3 tahun
sebelum menopause, penurunan produksi
estrogen oleh ovarium baru tampak sekitar 6
bulan sebelum menopause

Terdapat pula penurunan kadar hormon androgen


seperti androstenedion dan testosteron yang sulit
dideteksi pada masa perimenopause.
Pada pascamenopause kadar LH dan FSH akan
meningkat, FSH biasanya akan lebih tinggi dari LH
sehingga rasio FSH/ LH menjadi lebih besar dari
satu.
Hal ini disebabkan oleh hilangnya mekanisme
umpan balik negatif dari steroid ovarium dan
inhibin terhadap pelepasan gonadotropin.
Diagnosis menopause dapat ditegakkan bila kadar
FSH lebih dari 30 mIU/ml

Kadar estradiol pada wanita


pascamenopause lebih rendah dibandingkan
dengan wanita usia reproduksi pada setiap
fase dari siklus haidnya.
Pada wanita pascamenopause estradiol dan
estron berasal dari konversi androgen
adrenal di hati, ginjal, otak, kelenjar adrenal
dan jaringan adipose.
Proses aromatisasi yang terjadi di perifer
berhubungan dengan berat badan wanita

Wanita yang gemuk mempunyai


kadar estrogen yang lebih tinggi
dibandingkan wanita yang kurus
karena meningkatnya aromatisasi di
perifer.
Pada wanita pascamenopause kadar
estradiol menjadi 13-18 pg/ml dan
kadar estron 30-35 pg/ml

Anda mungkin juga menyukai