Perubahan fisik
1. Ketidakteraturan siklus haid
Tanda paling umum yang terjadi adalah fluktuasi dalam
siklus haid, pola haid menjadi tidak beraturan, kadang kala
muncul tepat waktu, tetapi tidak pada siklus berikutnya.
Haid dapat berubah-ubah dari banyak menjadi sedikit
tanpa pola tertentu. Haini terjadi akibat menurunnya level
estrogen.
2. Perubahan urogenital
Urogenital Estrogen Reseptor (ER) terdapat pada berbagai
jaringan, termasuk urethra dan bladder. Penurunan
estrogen pada menopause menyebabkan jaringan urethra
mengecil sehingga dapat terjadi disuria, dan frekuensi urin
meningkat.
Perubahan pada vagina dan vulva juga dapat terjadi,
meliputi atropi vagina, atropi cervic dan kekeringan vagina
3.Perubahan kulit
Estrogen berperan dalam menjaga
elastisitas kulit, ketika menstruasi
berhenti maka kulit terasa lebih tipis,
kurang elastis terutama pada daerah
sekitar wajah, leher dan lengan.
Kulit di bagian bawah mata menjadi
menggembun bagian ini menjadi
lebih permanen dan jelas.
6. Osteoporosis
Banyak terjadi pada orang lanjut usia dan paling
banyak mengenai wanita menopause.
Estrogen memiliki efek protektif pada tulang dengan
mencegah kehilangan tulang secara keseluruhan.
Wanita yang telah mengalami menopause dapat
kehilangan kepadatan tulang sampai 4-5% per
tahun karena kehilangan estrogen yang terjadi pada
saat menopause.
Kehilangan tulang general pada osteoporosis dapat
menyebabkan meningkatnya resorpsi tulang
alveolar dan terjadinya periodontitis kronis
Perubahan Psikologis
Aspek psikologis yang terjadi pada lansia
atau wanita menopause amat penting
berperan dalam kehidupan sosial lansia.
Beberapa gejala psikologis yang
menonjol ketika menopause adalah
mudah tersinggung, mudah marah,
ingatan menurun, sukar tidur, tertekan,
gugup, kesepian, merasa tidak berdaya,
mudah menangis, tidak sabar,
tegang(tension), cemas dan depres